perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB I

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam suatu bangsa.
Pendidikan menjadi tolok ukur keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan.
Dasar dari perkembangan suatu bangsa adalah pendidikan, oleh sebab itu
pendidikan memerlukan perhatian yang lebih dalam peningkatan kualitas
pendidikan di suatu bangsa sehingga mampu membentuk masyarakat yang
berpendidikan.
Banyak
upaya
yang
dilakukan
oleh
pemerintah
untuk
meningkatkan kualitas pendidikan agar pendidikan berjalan dengan baik sehingga
Indonesia mampu bersaing dengan kemajuan global.
Pemerintah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan
melakukan pembaharuan kurikulum di Indonesia. Perombakan dan pembaharuan
ini dilakukan pemerintah dengan cara mengadakan perubahan kurikulum mulai
dari Kurikulum 1968 sampai Kurikulum 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ini dilaksanakan mulai tahun 2006/2007 (melalui Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006). KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan/sekolah. Menurut Mulyasa (2006), KTSP ingin mengantisipasi
perubahan dan tuntutan masa depan yang akan dihadapi siswa sebagai generasi
penerus bangsa serta melengkapi kekurangan kurikulum sebelumnya yaitu
Kurikulum 1994 dan KBK baik pada tataran perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
Kimia merupakan salah satu pelajaran IPA yang pada hakekatnya
merupakan pengetahuan yang berdasarkan fakta, hasil pemikiran dan produk hasil
penelitian para ahli, sehingga untuk kemudian perkembangan ilmu kimia
diarahkan pada produk ilmiah, metode ilmiah dan sikap ilmiah yang dimiliki
siswa dan akhirnya bermuara pada peningkatan hasil prestasi belajar siswa. Kimia
adalah ilmu yang memperlajari tentang komposisi, susunan, perubahan materi,
commit to user
1
2
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan perubahan energi. Kimia dapat dikembangkan dengan eksperimen dan teori.
Pelajaran kimia dengan menggunakan eksperimen memberikan hasil nyata dan
dapat dilihat gejalanya di kehidupan sehari-hari. Sedangkan pelajaran kimia
berupa teori menghasilkan ilmu kimia yang abstrak berasal dari penemuan para
ahli. Termokimia merupakan salah satu materi pelajaran kimia di kelas XI IPA.
Termokimia adalah materi pelajaran kimia yang bersifat hitungan dan
membutuhkan pemahaman konsep yang kuat sehingga sering dianggap sulit oleh
siswa. Hal ini menyebabkan nilai siswa dalam materi termokimia menjadi rendah.
SMA Negeri 1 Karanganyar merupakan sekolah yang telah menerapkan
kurikulum KTSP. Kelengkapan sarana dan prasarana di SMA Negeri 1
Karanganyar dalam pelaksanaan pembelajaran sudah memenuhi standar tetapi
penggunaan dari sarana dan prasarana tersebut masih kurang maksimal.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti di SMA N 1
Karanganyar selama Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) kegiatan pembelajaran
di kelas guru masih menggunakan model ceramah disertai tanya jawab dengan
batas kriteria ketuntasan minimal 75 (KKM). Masih banyak siswa yang belum
mencapai batas tuntas kelulusan. Penerapan model pembelajaran ceramah disertai
tanya jawab
adalah kegiatan pembelajaran guru berperan aktif di dalamnya
(teacher centered). Guru menjelaskan materi pelajaran kemudian memberikan
contoh soal dan soal-soal latihan. Siswa mendengarkan penjelasan guru, mencatat
materi yang diterangkan kemudian menjawab latihan soal yang diberikan oleh
guru. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Interaksi di dalam kelas kurang menyebabkan siswa pasif di dalam kelas dan
cepat bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru mata
pelajaran kimia pada waktu PPL, nilai rata-rata mata pelajaran kimia untuk materi
termokimia di SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah 69.
Jumlah siswa yang melampaui KKM sebanyak 39,28% dari 168 siswa. Berikut
rincian rata-rata nilai ulangan harian termokimia SMA Negeri 1 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2012/2013.
commit to user
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 1.1. Data Nilai Rata-rata Ulangan Harian Termokimia Tahun Pelajaran
2012/2013
Kelas
XI IPA-1
XI IPA-2
XI IPA-3
XI IPA-4
XI IPA-5
Rata-rata
Rata - rata nilai
Sistem
Termokimia
74,03
70,67
68,73
66,70
66,20
69,26
KKM
75
75
75
75
75
Jumlah Siswa
dibawah KKM
Ketuntasan
(%)
21 dari 32 siswa
16 dari 34 siswa
19 dari 34 siswa
23 dari 34 siswa
23 dari 34 siswa
102 dari 168 siswa
34,37
52,94
44,11
32,35
32,35
39,28
(Sumber: Daftar Nilai Ulangan Harian Materi Termokimia kelas XI SMA N 1
Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013)
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti proses pembelajaran,
sarana prasarana, atau faktor penyebab lainnya. Dalam proses pembelajaran,
model pembelajaran yang digunakan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Apabila model pembelajaran yang digunakan kurang sesuai dengan materi
termokimia maka prestasi belajar siswa juga kurang maksimal selain itu apabila
siswa kurang latihan soal maka siswa akan kurang memahami materi tersebut. Hal
tersebut dapat pula disebabkan oleh media yang belum digunakan dengan baik.
Dari beberapa masalah tersebut dapat disimpulkan perlu dilakukan suatu
tindakan agar dalam proses kegiatan pembelajaran siswa yang menjadi pusat
(student centered) dari kegiatan sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Siswa
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Diperlukan suatu cara yang mampu
meningkatkan keaktifan siswa sehingga selama proses pembelajaran siswa
menjadi lebih aktif. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar (Sugiyanto, 2010: 37). Pembelajaran kooperatif menuntut siswa aktif
dalam proses pembelajaran dan selalu
memperhatikan
teman satu kelompok agar
commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
4
digilib.uns.ac.id
dapat memahami konsep materi yang dipelajari dan saling membantu teman
dalam satu kelompok.
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Numbered Heads
Together (NHT). Menurut Susanto (2012), kelebihan dari model pembelajaran
Numbered Heads Together adalah pemberian nomor peserta didik membuat
menjadi siap sewaktu-waktu dan peserta didik yang pandai dapat mengajari
peserta didik yang kurang pandai (hlm: 72). Inti dalam kegiatan pembelajaran
model Numbered Heads Together (NHT) adalah banyak memberikan kesempatan
kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang
paling tepat sehingga mampu meningkatkan semangat kerja sama siswa (Huda,
2012: 138). Penerapan model Numbered Head Together (NHT) di dalam kelas
dapat digunakan untuk semua jenis pelajaran dan pada semua tingkatan kelas
karena tergolong mudah untuk diterapkan namun mampu meningkatkan keaktifan
siswa. Menurut Lie (2010) pembelajaran model NHT dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide, mempertimbangkan
jawaban yang paling tepat dan dapat mendorong siswa untuk meningkatkan
semangat kerja sama. Kelebihan NHT yang lainnya adalah NHT membantu siswa
meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas karena siswa diperbolehkan untuk
memberikan pendapat dan bertukar pendapat. Model pembelajaran NHT juga
mampu menambah rasa percaya diri siswa
karena dalam model ini siswa
dipanggil sesuai nomor urut dan siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang
telah didiskusikan sebelumnya dengan kelompok. Setiap siswa diharapkan
mampu menguasai semua yang telah didiskusikan di dalam kelompoknya oleh
sebab itu kepercayaan diri siswa dapat meningkat. Model pembelajaran NHT juga
mampu memotivasi siswa karena dengan adanya pemberian nomor kepala siswa
mendapatkan hal baru dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat
termotivasi dan tertarik.
Dengan penggunaan model NHT kesulitan siswa dalam memahami konsep
termokimia dapat diatasi sebab siswa dapat saling membagikan ide-ide dari
masing-masing siswa dalam kelompok untuk memperoleh jawaban yang paling
commit
to membantu
user
benar. Selain itu siswa yang pandai
dapat
siswa yang kurang pandai
perpustakaan.uns.ac.id
5
digilib.uns.ac.id
untuk memahami materi termokimia, sehingga interaksi antar siswa di kelas dapat
meningkat.
Meskipun NHT memiliki kelebihan membuat semua siswa siap setiap saat
untuk menjawab pertanyaan dari guru, tetapi NHT mempunyai kelemahan yaitu
menyebabkan siswa menjadi panik (Purwaningsih, 2013). Oleh sebab itu selama
kegiatan pembelajaran harus dibuat menyenangkan agar siswa tidak tegang dan
lebih tertarik serta termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah pemberian media sebagai alat bantu pada kegiatan
pembelajaran.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran sebagai alat bantu
mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan sendiri oleh siswa
(Wibawa, 2001: 13). Menurut Arsyad (2007: 16), alat peraga atau media
pembelajaran dapat membantu supaya siswa lebih mudah atau cepat memahami,
menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data,
cepat mengerti dan menguasai materi yang diterima.
Dalam penelitian ini digunakan media kartu pintar dan Lembar Kerja
Siswa (LKS). Kartu pintar dan LKS merupakan salah satu media cetak yang dapat
dipegang oleh siswa dan memiliki fungsi yang sama yaitu membantu siswa dalam
belajar. Kartu pintar dan LKS dapat melengkapi kekurangan yang dimiliki oleh
model NHT yaitu mencegah kepanikan yang timbul di dalam kelas. Media kartu
pintar dan LKS berisikan ringkasan materi serta contoh soal beserta pembahasan
sehingga siswa dapat berdiskusi dengan tenang. Siswa memiliki bahan untuk
membantu dalam berdiskusi. Kartu pintar dan LKS dibuat menarik untuk
membuat siswa tertarik dan lebih termotivasi lagi.
Kartu pintar adalah media pembelajaran kategori media cetak yang di
dalamnya berisi tentang fakta-fakta seputar materi termokimia yaitu termokimia
pada pokok bahasan Azas Energi, Sistem dan Lingkungan, dan Kalorimetri. Kartu
pintar juga berisi konsep-konsep tentang termokimia pada pokok bahasan
persamaan termokimia dan perhitungan entalpi. Konsep-konsep ini bisa berbentuk
rumus umum maupun yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Menurut
commit
to user
Desstya (2012), menggunakan kartu
siswa
dapat memvisualisasi sesuatu yang
perpustakaan.uns.ac.id
6
digilib.uns.ac.id
abstrak menjadi lebih konkrit hal ini juga sama untuk kartu pintar karena
merupakan modifikasi dari media kartu. Model NHT diserta media kartu pintar
mampu membuat siswa menjadi lebih termotivasi untuk berdiskusi maupun
mengerjakan soal–soal karena konsep materi yang dikemas secara menarik. Di
dalam kartu pintar terdapat ringkasan materi yang dilengkapi dengan gambar
untuk menarik siswa supaya mau berpikir secara kelompok untuk mengetahui atau
memahami isi dari kartu pintar. Di dalam kartu pintar juga terdapat latihan soal
yang harus dipecahkan siswa secara berkelompok.
Sedangkan LKS berupa lembaran kertas yang berupa lembaran informasi
maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa).
Penggunaan model NHT disertai media LKS membuat siswa memiliki
kesempatan mengerjakan latihan soal yang lebih banyak sehingga memperdalam
pemahaman konsep materi. Siswa dapat saling berdiskusi tentang latihan-latihan
soal di dalamnya sehingga ketika guru meminta untuk menjelaskan hasil diskusi
semua siswa harus siap untuk menjawab. Seperti yang diungkapkan oleh Amalia
(2011) bahwa kelas yang diajar menggunakan media LKS mengalami
peningkatan penguasaan materi yang lebih baik daripada kelas yang diajar tanpa
berbantuan LKS.
Selain memiliki kelebihan, kartu pintar juga memiliki kekurangan yaitu
jika di dalam kartu pintar digunakan gambar di dalamnya untuk menerangkan
suatu materi maka kurang efektif bila digunakan gambar yang terlalu komplek.
Pemberian gambar hanya perlu untuk memperjelas dari ringkasan materi.
Kelemahan dari kartu pintar yang lain adalah ruang untuk menjelaskan materi
karena media kartu pintar lebih efektif jika dalam bentuk yang mudah dipegang
dan mudah dibawa.
Sedangkan media pembelajaran LKS juga memiliki kekurangan yaitu
kurang mampu meningkatkan motivasi dari siswa karena di dalam LKS
cendurung hanya menjelaskan dalam kata-kata jadi kurang memvisualisasi siswa
untuk memahami dan siswa cenderung menghafal materi. Kekurangan dari LKS
lainnya adalah LKS banyaknya soal latihan di dalamnya sehingga mengakibatkan
to user
kurangnya waktu untuk membahascommit
atau mendiskusikan
soal-soal latihan tersebut.
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Setelah diketahui kelebihan serta kekurangan dari masing-masing media
maka dapat dibandingkan penggunaan kedua media pembelajaran tersebut. Media
kartu pintar dirasa lebih baik untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
dibandingkan LKS karena kartu pintar lebih mampu membuat anak termotivasi
jika dikombinasikan dengan menggunakan model NHT dibandingkan dengan
LKS yang memiliki latihan soal yang banyak mengakibatkan siswa pintar lebih
mendominasi dalam mengerjakan soal latihan di dalamnya.
Berdasarkan prestasi belajar yang masih di bawah KKM dengan
penggunaan model ceramah disertai tanya jawab diperlukan model pembelajaran
yang meningkatkan kerja sama antar siswa, meningkatkan keaktifan siswa dan
mampu meningkatkan prestasi siswa serta media yang mampu meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar materi termokimia yaitu : menggunakan model NHT
disertai kartu pintar dan LKS.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasikan beberapa
masalah sebagai berikut:
1.
Prestasi belajar siswa mata pelajaran kimia dalam materi pokok termokimia
di SMA Negeri 1 Karanganyar mayoritas masih dibawah KKM.
2.
Kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3.
Pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Karanganyar masih jarang
menggunakan media pembelajaran sehingga mempengaruhi hasil belajar
siswa.
4.
Materi termokimia dianggap sulit dan kurang menyenangkan oleh siswa
karena berisi hitungan dan hafalan.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, maka perlu adanya pembatasan
masalah. Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka
permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada:
1.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI semester ganjil SMA
commit2013/2014.
to user
Negeri 1 Karanganyar tahun ajaran
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
3.
Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah media kartu
pintar dan media LKS.
4.
Materi Pelajaran
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah termokimia.
5.
Hasil belajar siswa
Dalam penelitian ini hasil belajar siswa yang diukur adalah nilai kognitif dan
afektif.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Apakah penggunaan model NHT disertai media kartu pintar lebih baik
daripada model pembelajaran ceramah disertai tanya jawab terhadap prestasi
belajar siswa pada materi pokok termokimia kelas XI SMA N 1 Karanganyar
tahun pelajaran 2013/2014?
2.
Apakah penggunaan model NHT disertai media LKS lebih baik daripada
model pembelajaran ceramah disertai tanya jawab terhadap prestasi belajar
siswa pada materi pokok termokimia kelas XI SMA N 1 Karanganyar tahun
pelajaran 2013/2014?
3.
Apakah penggunaan model NHT disertai media kartu pintar lebih baik
daripada model NHT disertai media LKS terhadap prestasi belajar siswa pada
materi pokok termokimia kelas XI SMA N 1 Karanganyar tahun pelajaran
2013/2014?
commit to user
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas maka penelitian ini memiliki
tujuan untuk:
1. Mengetahui penggunaan model NHT disertai media kartu pintar lebih baik
daripada model pembelajaran ceramah disertai tanya jawab terhadap prestasi
belajar siswa pada materi pokok termokimia kelas XI SMA N 1 Karanganyar
tahun pelajaran 2013/2014,
2. Mengetahui penggunaan model NHT disertai media LKS lebih baik daripada
model pembelajaran ceramah disertai tanya jawab terhadap prestasi belajar
siswa pada materi pokok termokimia kelas XI SMA N 1 Karanganyar tahun
pelajaran 2013/2014,
3. Mengetahui penggunaan model NHT disertai media kartu pintar lebih baik
daripada model NHT disertai media LKS terhadap prestasi belajar siswa pada
materi pokok termokimia kelas XI SMA N 1 Karanganyar tahun pelajaran
2013/2014.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1.
Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
pembelajaran menggunakan model kooperatif Numbered Heads Together
(NHT) disertai media kartu pintar dan disertai LKS terhadap prestasi belajar
siswa pada materi pokok termokimia.
2.
Manfaat Praktis
a.
Alternatif dalam pemilihan model serta media pembelajaran yang tepat
untuk diterapkan dalam materi pokok termokimia.
b.
Siswa dapat terbantu dalam peningkatkan prestasi belajar siswa
khususnya pada materi pokok termokimia.
c.
Pemberian informasi bahwa model kooperatif Numbered Heads Together
(NHT) disertai media kartu pintar dan LKS dapat diterapkan dalam
pembelajaran kimia, khususnya pada materi pokok termokimia.
commit to user
Download