CATHARSIS 1 (2) (2012) Catharsis: Journal of Arts Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/catharsis BENTUK ARANSEMEN MUSIK KERONCONG ASLI KELLY PUSPITO DAN RELEVANSINYA BAGI REMAJA MENGEMBANGKAN MUSIK KERONCONG ASLI KARYA DALAM Abdul Rachman,Wahyu Lestari Prodi Pendidikan Seni,Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Abstrak Sejarah Artikel: Diterima Januari 2012 Disetujui Februari 2012 Dipublikasikan November 2012 Musik keroncong merupakan musik asli Indonesia karena tumbuh dan berkembang di Indonesia. Namun perkembangannya tidak sebaik jenis musik barat seperti pop, rock ataupun musik dangdut. Musik keroncong sering dianggap sebagai musik yang dikonsumsi kalangan orang tua saja karena memang peminat musik keroncong sebagian besar adalah orang tua. Seorang komponis keroncong asal Semarang yaitu Kelly Puspito tergugah untuk mengembangkan musik keroncong karena melihat musik keroncong sudah mulai ditinggalkan oleh para remaja. Kelly Puspito melakukan inovasi terhadap musik keroncong asli dengan cara mengembangkan harmonisasi atau progresi akor dengan menambahkan akor-akor yang sudah baku, melodi yang bervariasi bergerak melangkah dan melompat, rentangan nada yang luas, ritmis bervariasi yaitu bernilai seperempatan, seperdelapanan, hingga seperenambelasan, serta interval nada yang cukup tajam baik naik maupun turun. Hal itu sesuai dengan karakteristik remaja yaitu selalu ingin berinovasi, menyukai tantangan dan ingin mencoba hal-hal yang baru. Bukan hanya remaja saja yang menyukai keroncong asli karya Kelly Puspito, para seniman keroncong pun semakin terinspirasi untuk berkarya dan berinovasi dalam musik keroncong Sehingga musik keroncong mulai diminati oleh para remaja dan masyarakat pada umumnya. Keywords: Keroncong Kelly Puspito Youth Abstract Keroncong is an original music from Indonesia because it develops in Indonesia. However, its development isn’t as good as pop, rock or even dangdut. Eroncong is associated with the elders. A composer from Semarang, Kelly Puspito awaken to develop Keroncong after seeing the phenomenon. Kelly Puspito develops harmony by adding exact accor variatively using jump and step, tone range, and variative rhytmic like quarto, octo, sixteen, also extreem tones. Those things accord with the characteristics of youth which are, innovative, excited of challange, and inquisitive. Kelly Puspito could attract not only the youth to love Keroncong but also the keroncongist to innovate more for the betterment of eroncong itself. © 2012 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang 50233 E-mail: [email protected] ISSN 2252 - 6900 Abdul Rachman dkk. / Catharsis: Journal of Arts Education 1 (2) (2012) dinikmati oleh semua lapisan masyarakat baik remaja maupun dewasa. Fenomena keunikan keroncong asli karya Kelly Puspito (alm) dan keinginan Kelly Puspito agar musik keroncong bisa berkembang dan dapat diterima para remaja yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian tentang Bentuk Aransemen Musik Keroncong Asli Karya Kelly Puspito dan Relevansinya bagi Remaja dalam Mengembangkan Musik Keroncong Asli. Musik adalah penghayatan isi hati manusia yang diungkapkan dalam bentuk bunyi yang teratur dengan melodi atau ritme serta mempunyai unsur atau keselarasan yang indah (Sunarto, 1989: 5). Musik adalah gerakan bunyi, dan musik merupakan totalitas fenomena akustik yang apabila diuraikan terdiri dari tiga pokok yaitu : (1) unsur yang bersifat material, (2) unsur yang bersifat spiritual, (3) Unsur yang bersifat moral (Maryoto, 1989: 9). Musik bukanlah sekedar emosi atau rasa akan tetapi juga rasio atau akal budi. Kusbini (dalam Widjajadi, 2007: 9) mengatakan, bahwa kata keroncong merupakan kesan dari bunyi rangkaian dari beberapa buah butiran, berbentuk kecil, madya, dan besar yang mengisi sebuah butiran logam bulat, kecil sehingga jika digoyah-goyah akan menghasilkan bunyi menurut bunyi menurut besar kecilnya butiran tersebut. Harmunah (1987: 52) mengatakan bahwa musik keroncong merupakan bagian dari musik tradisional dengan tangga nada diatonis, walaupun sering menggunakan corak tangga nada pentatonis yang merupakan ciri khas daerah tertentu, misalnya pada langgam jawa. Menyimak repertoar musik keroncong, ada berbagai pendapat mengenai pengelompokannya, antara lain pendapat Korn Hauser (dalam Widjajadi, 2007: 41) yang membagi menjadi lima kelompok yaitu (1) keroncong asli, (2) stambul, (3) langgam keroncong, (4) langgam jawa, (5) keroncong beat. Adapun Harmunah (1987: 54) mengatakan, musik keroncong dibagi menjadi empat kelompok yaitu, (1) keroncong asli, (2) langgam, (3) stambul, (4) lagu ekstra, sedangkan menurut Yampolski membagi keroncong menjadi empat kelompok pula yaitu, (1) keroncong asli, (2) stambul, (3) langgam, dan (4) langgam jawa. Bentuk lagu adalah suatu kesatuan utuh dari satu atau beberapa kalimat dengan penutup yang meyakinkan. Kalimat-kalimat musik dapat disusun dengan memakai bermacam-macam bentuk. Edmund (1996: 5-14) membagi bentuk lagu menurut jumlah kalimat yaitu : (1) bentuk lagu satu bagian, (2) bentuk lagu dua bagian, (3) Pendahuluan Musik keroncong sudah lama ada dan berkembang di Indonesia. Musik keroncong merupakan peleburan dari berbagai ragam musik yang mencoba memadukan beberapa jenis alat musik dalam versi baru. Musik keroncong dikategorikan dalam musik klasik tradisional (Sumaryo, 1981: 61) dan merupakan musik asli Indonesia sebagaimana diungkapkan Suharto (dalam Ladin, 2001: 3). Perkembangan musik keroncong ternyata tidak sepesat musik-musik non tradisional lainya , bahkan terkesan statis, monoton dan lamban. Diperkirakan bahwa ke tiga faktor ini maka peminat musik keroncong sebagian besar adalah dari kelompok orang tua, sedangkan para remaja sangat sedikit yang menyenangi atau berminat apalagi mempelajari keroncong (Harmunah, 1994: 5). Masa remaja, menurut Ali dan Asrori (2004: 9) berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan umur 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Remaja atau adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan“. Remaja ada antara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja sering kali dikenal dengan fase “ mencari jati diri “ atau fase “ topan dan badai “. Remaja lebih menyukai musik rock, jazz, punk, dangdut karena mereka (remaja) lebih cenderung meniru gaya hidup musisi idolanya baik dari segi busana atau kebiasaan. Masa remaja biasanya memiliki energi yang besar, Di Jawa Tengah khususnya di Semarang ada salah satu tokoh musik keroncong selain sebagai pencipta juga dikenal sebagai arranger yaitu Kelly Puspito (alm). Kelly Puspito (alm) lahir dengan nama Pratiknyo Kelly Puspito, lahir di kota Pati pada tanggal 27 Agustus 1930. Kelly Puspito (alm) juga sangat produktif dalam menciptakan lagu keroncong baik jenis keroncong asli maupun jenis langgam keroncong. Kelly Puspito (alm) berkeinginan agar musik keroncong bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat terutama para remaja. Itulah salah satu keinginan Kelly Puspito (alm) semasa hidup yang pernah diucapkan kepada peneliti. Peneliti berasumsi bahwa keroncong asli karya Kelly Puspito (alm) memiliki keunikan tersendiri. Keunikan keroncong asli Kelly Puspito (alm) dapat dilihat dari segi interval nada, melodi, akor, syair, harmonisasi dan ritmis yang bervariasi. Kelly Puspito (alm) ingin menunjukkan bahwa keroncong asli tidak membosankan dan bisa 12 Abdul Rachman dkk. / Catharsis: Journal of Arts Education 1 (2) (2012) kemudian kembali ke tonika lama, (b) tetap / tidak kembali ke tonika lama (Nada Itu, http://nadaitu. blogspot.com/2010/06/pengertian-dan-unsuraransemen.html : 2010). bentuk lagu tiga bagian. Aransemen dalam musik adalah menata dan memperkaya sebuah komposisi musik, melodi, atau lagu menjadi suatu gaya atau format yang baru dengan sentuhan kreatif pelaku aransemen atau arranger (Nada Itu, http://nadaitu. blogspot.com/2010/06/pengertian-dan-unsuraransemen.html : 2010). Media yang digunakan dalam membuat aransemen bermacam-macam, dapat berupa alat musik tunggal, band, paduan suara, hingga orchestra. Teori-teori yang harus diketahui untuk menunjang aransemen : Melodi, Edmund (2009: 13) menuliskan bahwa melodi adalah suatu urutan nada yang utuh dan membawa makna. Adapun syaratnya adalah: berciri khas, berbentuk jelas, memuat suatu ungkapan dan dapat dinyanyikan. Jamalus (1988: 16) mengatakan susunan rangkaian nada yang terdengar berurutan serta berirama, dan mengungkapkan suatu gagasan disebut melodi. Nada, Sukohardi (2009: 1) mengatakan nada adalah bunyi yang teratur, artinya mempunyai bilangan getar (frekuensi) yang tertentu. Tinggi rendahnya bunyi (suara) bergantung pada besar kecilnya frekuensi tersebut. Interval, Menurut Banoe (2003: 48) interval adalah sela atau celah antara dua objek. Di dalam pengetahuan musik, interval adalah jarak antara dua nada. Harmoni dan Akor, Hartayo (1994: 57) mengatakan harmoni itu sendiri pada hakekatnya berisi akor-akor serta rangkaiannya, yang membentuk pola-pola tersendiri, yang biasanya disebut kadens, sedangkan akor adalah paduan tiga buah nada atau lebih yang merupakan suatu kesatuan tersendiri dan tak dapat dipisahkan. Tempo,adalah kecepatan ketukan yang ada dalam sebuah lagu. Istilah-istilah untuk menunjukkan tempo suatu lagu biasanya dituliskan menggunakan bahasa Italia (Nada Itu, http:// nadaitu.blogspot.com/2010/06/pengertian-danunsur-aransemen.html : 2010). Birama, Jamalus (1988: 10) mengatakan pengertian birama hampir sama dengan pengertian pulsa. Letak perbedaan terdapat pada adanya aksen pada birama pada pulsa tidak ada aksen. Persamaannya adalah berlangsung secara teratur dan terus menerus. Ayunan rangkaian gerak kelompok beberapa pulsa dengan pulsa pertama beraksen, dan pula yang lain tidak beraksen disebut birama. Modulasi, adalah akar pusat (Tonika) ditinggalkan dan diganti dengan akor pusat yang baru (Tonika baru). Akor pusat yang baru itu dicapai melalui suatu kadens. Kadens inilah yang disebut modulasi. Ini dapat terjadi : (a) sementara Metode Dalam penelitian tentang bentuk aransemen keroncong asli karya Kelly Puspito ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian etnomusikologi. Secara umum Metode penelitian yang dipakai adalah metode deskriptif analisis dan interpretative dengan memanfaatkan data kualitatif. Pembatasan permasalahan dalam penelitian ini berdasarkan data-data yang bersifat kualitatif dan untuk selanjutnya ditarik suatu kesimpulan. Sedangkan data-data adalah berupa penjelasan, uraian serta gambaran yang nyata mengenai subyek yang diteliti. Selain menggunakan metode deskriptif peneliti juga mencantumkan metode etnomusikologi seperti : teori musik, ilmu harmoni, aransemen, serta bentuk dan analisis musik. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah bersumber dari data atau informasi yang terdiri dari nara sumber, karena sudah almarhum maka informasi didapat dari keluarga, kerabat dekat, mahasiswa dan seniman yang memiliki pengetahuan atau wawasan yang menunjang penelitian. Selain itu peneliti juga mengumpulkan artikel-artikel tentang Kelly Puspito serta dokumentasi karya yang dimiliki oleh almarhum Kelly Puspito. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara (interview) dan dokumentasi. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder guna melengkapi data yang belum diperoleh melalui teknik observasi dan wawancara. Teknik pemeriksaan keabsahan data melalui dua tahap yaitu triangulasi dan review informan. Teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan teknik interactive model analysis (Miles dan Huberman, 1992). Teknik tersebut terdiri tiga tahapan yaitu reduksi data, sajian data, dan simpulan (verfikasi). Hasil dan Pembahasan Bentuk lagu keroncong asli karya Kelly Puspito adalah A-B-C yaitu terdiri dari kalimat A, kalimat B, dan Kalimat C. Penyajian lagu yaitu kalimat A dilanjutkan ke kalimat B dan dilanjutkan ke kalimat C tanpa ada pengulangan dan dinyanyikan dua kali secara utuh. Kalimat A mempunyai jumlah birama Sembilan bar, 13 Abdul Rachman dkk. / Catharsis: Journal of Arts Education 1 (2) (2012) kalimat B memiliki jumlah birama sepuluh bar, dan kalimat C memiliki jumlah birama Sembilan bar. Kelly Puspito telah melakukan pengembangan terhadap musik keroncong asli hal itu dapat dilihat dari melodi lagu keroncong asli karya Kelly Puspito bergerak melangkah naik dan melangkah turun serta melompat naik dan melompat turun bahkan terkadang terdapat lompatan melodi yang sangat tajam, melodinya bervariasi dari melodi yang mempunyai nilai seperempatan, seperdelapanan, hingga seperenambelasan. Sistem nada lagu keroncong asli karya Kelly Puspito adalah diatonis mayor dan diatonis minor, banyak menggunakan nadanada kromatis, banyak terdapat nada-nada disonan atau tidak selaras, pada pergerakan akor I menuju akor IV selalu terdapat nada sa/ le. Lagu keroncong asli karya Kelly Puspito memiliki interval atau jarak nada yang sangat luas, harmonisasi atau progresi akornya menggunakan harmonisasi baku keroncong dengan penambahan akor-akor sisipan yang menyesuaikan dengan pergerakan melodi dan memiliki motif asimetris. Lagu keroncong asli karya Kelly Puspito sangat relevan bagi remaja, hal itu terbukti dengan begitu antusiasnya remaja untuk mempelajari musik keroncong asli karya Kelly Puspito, dengan alasan bahwa musik keroncong asli karya Kelly Puspito berbeda dengan musik keroncong asli pada umumnya. Lagu keroncong asli karya Kelly Puspito juga banyak digunakan sebagai lagu wajib lomba menyanyi keroncong di tingkat apapun, baik di tingkat pelajar SMP, SMA, maupun tingkat Mahasiswa. Lagu keroncong asli Karya Kelly Puspito juga sangat disukai oleh kelompok-kelompok musik keroncong remaja di Semarang, misalnya kelompok musik keroncong yang bernama “Cong Rock” yang dipimpin oleh Marco dan kelompok musik keroncong remaja yang bernama “Sekar Domas” yang dipimpin oleh Abdul Rachman. Kelompok musik keroncong remaja ‘Cong Rock” dan “Sekar Domas” ini sering membawakan lagulagu keroncong asli karya Kelly Puspito dalam setiap pementasannya. Bukan hanya para remaja saja yang merasakan bahwa lagu keroncong asli karya Kelly Puspito berbeda dengan lagu keroncong asli lainnya, para seniman keroncong juga merasakan hal yang sama. Lagu-lagu keroncong asli karya Kelly puspito menjadi inspirasi oleh para seniman dalam berkarya dan berkreasi dalam musik keroncong agar musik keroncong bisa bertahan dan lebih berkembang seperti musik lainnya. Di dunia pendidikan pun demikian, dengan adanya lagu-lagu keroncong asli karya Kelly Puspito semakin menyemarakkan khasanah musik keroncong. Musik keroncong telah berkembang dari aturan-aturan yang sudah ada. Musik keroncong asli karya Kelly Puspito selalu tersirat ilmu-ilmu yang bisa didapatkan oleh para seniman, mahasiswa, maupun para penikmat musik keroncong. Sehingga Kelly Puspito memberikan kontribusi yang luar biasa di dalam pendidikan melalui musik keroncong. Simpulan Bentuk lagu keroncong asli karya Kelly Puspito adalah A-B-C kalimat A mempunyai jumlah birama Sembilan bar, kalimat B memiliki jumlah birama sepuluh bar, dan kalimat C memiliki jumlah birama Sembilan bar. Kelly Puspito telah melakukan pengembangan terhadap musik keroncong asli hal itu dapat dilihat dari melodi, sistem nada, interval, harmonisasi atau progresi akornya, dan motif asimetris. Lagu keroncong asli karya Kelly Puspito sangat relevan bagi remaja, hal itu terbukti dengan begitu antusiasnya remaja untuk mempelajari musik keroncong asli karya Kelly Puspito. Lagu keroncong asli karya Kelly Puspito juga banyak digunakan sebagai lagu wajib lomba menyanyi keroncong di tingkat apapun, baik di tingkat pelajar SMP, SMA, maupun tingkat Mahasiswa. Lagu keroncong asli Karya Kelly Puspito juga sangat disukai oleh kelompok-kelompok musik keroncong remaja di Semarang dengan sering membawakan lagu-lagu keroncong asli karya Kelly Puspito dalam setiap pementasannya. Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang disampaikan oleh peneliti yang berkaitan dengan musik keroncong adalah: Pemerintah hendaknya turut berperan serta dalam melestarikan dan mengembangkan musik keroncong dengan cara mengadakan perlombaan-perlombaan musik keroncong. HAMKRI sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang keroncong hendaknya mengkoordinasi para seniman keroncong agar lebih mengembangkan musik keroncong dan membina para remaja dengan mengadakan lomba-lomba keroncong atau work shop tentang keroncong ke sekolah-sekolah. Para Seniman keroncong hendaknya lebih mengembangkan kreasinya dalam musik keroncong dan menciptakan lagu-lagu keroncong yang baru agar referensi lagu keroncong terus bertambah. Media masa baik radio maupun televisi hendaknya turut mempromosikan dan mensosialisasikan musik keroncong dengan 14 Abdul Rachman dkk. / Catharsis: Journal of Arts Education 1 (2) (2012) cara menyajikan acara-acara yang bertemakan keroncong agar musik keroncong bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas. Para remaja hendaknya membuka diri untuk mencintai musik keroncong dengan cara belajar musik keroncong atau mengikuti lombalomba keroncong agar tongkat estafet penyebaran dan pelestarian musik keroncong tetap terjaga. Musik. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud Karl – Edmund Prier, S. J, 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta : PML _________. 2009. Ilmu Harmoni. Yogyakarta : PML. _________. 2009. Kamus Musik. Yogyakarta : PML. Sriwidjajadi, R. Agoes. 2007. Mendayung diantara Tradisi Dan Modernitas. Sebuah Penjelajahan Ekspresi Budaya Terhadap musik Keroncong. Yogyakarta : Hanggar Kreator Sukohardi, Al. 2009. Teori Musik Umum. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi Sumaryo, L. E. 1981. Komponis, Pemain Musik dan Publik. Jakarta : Pustaka Jaya Sumaryanto, F. Totok. 2007.Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Dalam Penelitian Pendidikan Seni. Semarang : Unnes Press Sunarto, 1989. Seni Musik I. Klaten : PT Intan Pariwara http://nadaitu.blogspot.com/2010/06/pengertiandan-unsur-aransemen.html.Di unduh tanggal 2 Desember 2010 Daftar Pustaka Banoe, Pono. 2003. Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yogyakarta: Kanisius Hardjana, S. 1983. Estetika Musik. Jakarta : Depdikbud. Harmunah, 2011. Musik Keroncong. Yogyakarta : PML. Hartayo, Jimmy. 1994. Musik Konvensional Dengan “Do Tetap”. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman 15