PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KONSENTRASI

advertisement
PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KONSENTRASI LANSIA DI
KELURAHAN PLUMUTAN KECAMATAN BANCAK KABUPATEN
SEMARANG
ARTIKEL
Oleh :
RETNO TIYASWATI
010215A055
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2017
Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan
Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
0
HALAMAN PENGESAHAN
Artikel berjudul :
PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KONSENTRASI LANSIA DI
KELURAHAN PLUMUTAN KECAMATAN BANCAK KABUPATEN
SEMARANG
Oleh :
RETNO TIYASWATI
010215A055
telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing skripsi Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
Ungaran,
Agustus 2017
Pembimbing Utama
Ns.M. Imron Rosyidi, S.Kep., M.Kep
NIDN. 0606127804
Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan
Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
1
PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KONSENTRASI LANSIA DI
KELURAHAN PLUMUTAN KECAMATAN BANCAK KABUPATEN
SEMARANG
Retno Tiyaswati*, Imron Rosyidi**, GiptaGalih Widodo***)
Prodi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
xiii + 68 halaman + 5 tabel + 2 gambar + 8 lampiran
ABSTRAK
Penuaan menyebabkan penurunan persepsi sensori dan respon motorik pada susunan
saraf pusat pada lansia yang mengakibatkan penurunan konsentrasi. Salah satu upaya untuk
meningkatkan konsentrasi pada lansia adalah menggunakan brain gym. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahuipengaruh brain gym terhadap tingkat konsentrasi lansia di
Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang.
Desain penelitian non equivalent control group design dengan pendekatan quasi
experiment. Populasi penelitian ini adalah lansia di Kelurahan Plumutan yang mengalami
gangguan konsentrasi dengan jumlah sampel sebanyak26 orang yang diambil dengan
teknik purposive sampling.Alat pengambilan data untuk variabel tingkat konsentrasi
menggunakan kuesioner Digit Symbol Test. Analisis data yang digunakan distribusi
frekuensi dan uji uji t test-independent.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat konsentasi lansia sebelum diberikan brain gym pada
kelompok intervensi semuanya kategori rendah (100,0%), sesudah diberikan brain gym
sebagian besar kategori tinggi (53,8%). Tingkat konsentrasi lansia sebelum diberikan brain
gym pada kelompok kontrol semuanya kategori rendah (100,0%), sesudah diberikan brain
gym sebagian besar kategori rendah (92,3%).Ada pengaruh brain gym terhadap tingkat
konsentrasi lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang,
dengan p-value sebesar 0,001 < α (0,05).
Sebaiknya tenaga kesehatan khusunya perawat komunitas meningkatakan pelayanan bagi
lansia khususnya yang berkaitan dengan konsentrasi dengan mengoptimalkan pemberian
brain gym baik frekuensi maupun durasinya sehingga kemampuan konsentrasi lansia
meningkat.
Kata Kunci :brain gym, tingkat konsentrasi, lansia
Kepustakaan : 55 (2007-2015)
Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan
Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
2
ABSTRACT
Aging causes a decrease in sensory perception and motor responsiveness in the
central nervous system in the elderly resulting in decreased concentration. One effort to
improve concentration in the elderly is to use brain gym. The purpose of this study was to
determine the effect of brain gym to the level of elderly’s concentration in Plumutan SubDistrict Bancak District Semarang regency.
This research design was non equivalent control group design with quasi experiment
approach. The population of this study was elderly people in Plumutan Village who
experienced concentration disorder with the number of samples as many as 26 people
taken by purposive sampling technique. The data collection tool for the concentration level
variable used Digit Symbol Test questionnaire, Digit Symbol Test. Data analysis used
frequency distribution and t test-independent test.
The results showed that the level of elderly concentration before being given brain
gym in the intervention group was all in low category (100.0%), after the given gym most
of them were in high category (53.8%). Level of elderly’s concentration before being
given a brain gym in the control group was all low category (100.0%), after the given gym
most of them were in low category (92.3%). There is an influence of brain gym to level of
elderly concentration in Plumutan Sub-District Bancak Sub-Province Semarang, with pvalue equal to 0,001 <α (0,05).
We recommend that health workers especially community nurses should increase
services for the elderly, especially related to the concentration by optimizing the provision
of brain gym both the frequency and duration so that the ability of elderly concentration
increases.
PENDAHULUAN
Penuaan menyebabkan penurunan
persepsi sensori dan respon motorik pada
susunan saraf pusat pada lansia
mengalami perubahan morfologis dan
biokimia,
perubahan
tesebut
mengakibatkan penurunan fungsi kognitif
(Azizah, 2011).
Peningkatan
jumlah
lansia
tersebut, berdampak pada munculnya
masalah kesehatan, yang terjadi pada
lansia berupa masalah fisik, biologi,
mental, maupun sosial ekonomi(Padila,
2013). Masalah kesehatan yang terjadi
pada lansia antara lain: penyakit
hipertensi penyakit jantung, penyakit
ginjal, penyakit diabetes mellitus,
penyakit keganasan seperti kanker,
inkontenesia urine, dan gangguan mental
(Noorkasiani, 2009).
Perubahan pada sistem saraf
mempengaruhi semua sistem tubuh
termasuk sistem vaskuler, mobilitas,
koordinasi,
aktivitas
visual
dan
kemampuan kognitif. Perubahan akibat
proses menua akan terjadi penurunan
jumlah neuron di otak dan batang otak,
sintesa
dan
metabolisme
neuron
berkurang, massa otak berkurang secara
progresif. Sejalan dengan penurunan
efisiensi kerja neuron, reaction time akan
melambat dan kemampuan untuk
berespon terhadap stimulus menjadi
lambat.
Konsentrasi merupakan bagian
dari
fungsi
kognitif
distributif,
pemeliharaan atensi normal tergntung
dari dasar anatomis yang sama dengan
kesadaran, yaitu sistem aktivasi reticular
yang berproyeksi ke thalamus dan
kemudian ke korteks serebri secara difus.
Sindrom yang paling sering sering
berhubungan
dengan
gangguan
konsentrasi adalah acute confusional
state yang saat disebut delirium
(Ginsberg, 2007).
Senam otak adalah serangkaian
latihan berbasis gerakan tubuh sederhana.
Gerakan itu dibuat untuk merangsang
otak kiri dan kanan (dimensi laterlitas)
Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan
Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
3
meringankan atau merelaksasi belakang
otak dan bagian depan otak (dimensi
pemfokusan); merangsang system yang
terkait dengan perasaaan / emosional,
yakni otak tengah (limbic) serta otak
besar (dimensi pemusatan) (Yanuarita,
2012). Stimulasi latihan yang dilakukan
secara terus menerus dapat membantu
dalam
mengkompensasi
penuruan
memori (Putranto,2009).
Selama
ini
orang
lebih
memelihara kebugaran fisik daripada
otak. Padahal otak merupakan pusat dari
kontrol segala aktivitas manusia. Menurut
Dr.Ruswaldi munir. staf pengajar pada
program studi Ilmu Kedokteran Olahraga
FKUI, kebugaran otak didapatkan jika
aliran darah keotak lancer atau pasokan
volume oksigen maksimalnya memadai.
Volume oksigen maksimal adalah
kemampuan ambilan oksigen oleh
jantung dan paru-paru,sehingga aliran
darah kesemua jaringan tubuh termasuk
ke otak akan lebih banyak.Hal ini
memungkinkan otak berkerja optimal.
Agar otak dapat pasokan volume oksigen
maksimal, maka olahraga adalah
jawabannya. Olahraga secara umum di
pastikan mampu meningkatkan pasokan
volume oksigen maksimal ke otak. Hal
yang juga tak kalah pentingnya untuk
mengaktifkan bagian-bagian otak adalah
melakukan
senam
otak.
Fungsi
optimalisasi otak akan terjaga,karena
mendapat rangsangan terus menerus.
Berdasarkan
hasil
studi
pendahuluan yang dilakukan oleh penulis
didapatkan data jumlah lansia di Dusun
Randusari dan Muningsari sebanyak 49
orang dengan jumlah lansia laki-laki
sejumlah 20 orang dan jumlah lansia
perempuan sebanyak 29 orang. Hasil
wawancara terhadap beberapa lansia di
kedua
dusun
tersebut
peneliti
menemukan kasus beberapa lansia
mengalami
penurunan
konsentrasi
dibuktikan dengan lansia gagal dalam
penghitungan deret angka yang dihitung
mundur.
RUMUSAN MASALAH
Adakah pengaruh brain gym
terhadap tingkat konsentrasi lansia di
Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak
Kabupaten Semarang?
JENIS DAN DESAIN PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan cara quasi
experiment (eksperimen semu). Jenis
desain dalam penelitian ini berbentuk non
equivalent control group design.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi penelitian ini adalah
lansia yang berdomilisi di Kelurahan
Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten
Semarang dengan jumlah sampel
sebanyak 26 orang yang diambil dengan
teknik purposive sampling
ALAT PENGUMPULAN DATA
Alat pengumpulan data yang
digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini adalah kuesioner
Digit Symbol Test.
ANALISIS DATA
analisis univariat diuji dengan
distribusi frekuensi.Uji data dilakukan
dengan uji normalitas data menggunakan
uji Shapiro wilk dan uji homogenitas
menggunakan uji independen t test.
Analisis
data
dilakukan
dengan
menggunakan uji dependent t test dan
independent t test.
HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Tingkat Konsentasi Lansia
Sebelum dan Sesudah Diberikan
Brain
Gym
pada
Kelompok
Intervensi
Tabel 1Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Tingkat
Konsentasi
Lansia
Sebelum dan Sesudah Diberikan
Brain Gym pada Kelompok
Intervensi
Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan
Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
4
Sebelum
Tingkat
Konsentrasi f %
Kurang
1 100,0
3
Cukup
0 0,0
Jumlah
13 100,0
Sesudah
f
%
6 46,2
7 53,8
13 100,0
Berdasarkan Tabel1 di atas
diketahui bahwa tingkat konsentasi lansia
sebelum diberikan brain gym pada
kelompok intervensi semuanya kategori
kurang yaitu sebanyak 13 orang
(100,0%), sesudah diberikan brain gym
sebagian besar kategori cukup yaitu
sebanyak 7 orang (53,8%).
2. Gambaran Tingkat Konsentasi Lansia
Sebelum dan Sesudah Penelitianpada
Kelompok Kontrol
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Tingkat Konsentasi Lansia Sebelum dan
Sesudah Penelitian pada Kelompok
Kontrol
Sebelum Sesudah
Tingkat
Konsentrasi F %
F %
Kurang
13 100,0 12 92,3
Cukup
0 0,0
1 7,7
Jumlah
13 100,0 13 100,0
Berdasarkan Tabel 2 di atas
diketahui bahwa tingkat konsentasi lansia
sebelum diberikan brain gym pada
kelompok kontrol semuanya kategori
kurang yaitu sebanyak 13 orang
(100,0%), sesudah penelitian sebagian
besar kategori kurang yaitu sebanyak 12
orang (92,3%).
3. Perbedaan
Tingkat
Konsentrasi
Lansia Sebelum dan Sesudah
Diberikan Brain Gym pada Kelompok
Intervensi
Tabel 3 Perbedaan Tingkat Konsentrasi
Lansia Sebelum dan Sesudah Diberikan
Brain gym pada Kelompok Intervensi
pn
Mean
SD
value
Pretest 13 25,0
3,93
0,000
Postest 13 31,3
5,90
Berdasarkan uji t-test dependent
menunjukkan pula bahwa p value (0,000)
< α (0,05), sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan tingkat konsentrasi
lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan
Bancak Kabupaten Semarang sebelum
dan sesudah diberikan brain gym pada
kelompok intervensi.
4. Perbedaan
Tingkat
Konsentrasi
Lansia Sebelum dan Sesudah
Penelitian pada Kelompok Kontrol.
Tabel 4 Perbedaan Tingkat Konsentrasi
Lansia Sebelum dan Sesudah Penelitian
pada Kelompok Kontrol
n
Mean SD
Pretest 13 24,8
Postest 13 25,3
3,86
4,42
p-value
0,188
Berdasarkan uji t-test dependent
menunjukkan pula bahwa p value (0,188)
> α (0,05), sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada perbedaan tingkat
konsentrasi lansia di Kelurahan Plumutan
Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
sebelum dan sesudah penelitian pada
kelompok kontrol.
5. Pengaruh Brain Gym terhadap
Tingkat Konsentrasi Lansia di
Kelurahan Plumutan Kecamatan
Bancak Kabupaten Semarang
Tabel 5 Analisis Pengaruh Brain Gym
terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia
t
pMetode Mean SD
value
hitung
Kontrol
25,3 4,4 -2,89 0,011
Perlakuan 31,3 5,9
Hasil
ujiindependen
t-test
menunjukkan bahwa nilai t hitung (2,893) < t tabel (-2,045) dan p-value
sebesar 0,011 < α (0,05). Hal tersebut
menunjukkan ada pengaruh brain gym
terhadap tingkat konsentrasi lansia di
Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak
Kabupaten Semarang.
Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan
Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
5
PEMBAHASAN
1. Gambaran
Tingkat
Konsentrasi
Lansia Sebelum dan Sesudah
Diberikan
Brain
Gym
pada
Kelompok Intervensi
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat konsentrasi lansia sebelum
diberikan Brain Gym pada kelompok
intervensi semuanya kategori rendah
yaitu sebanyak 13 orang (100,0%).Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian
dari Retnani (2014) tentang gambaran
fungsi intelektual lanjut usia di posyandu
Flamboyan Desa Bandung Kecamatan
Diwek Kabupaten Jombang, yang
menunjukkan bahwa sebagian lansia
mengalami kerusakan intelektual ringan
(konsentrasi) (54,8%).
Fungsi kognitif lansia dalam
penelitian ini menurun yang ditunjukkan
dengan kepikunan, sulit mempelajari atau
memahami hal-hal baru.Responden juga
mengalami perubahan gradual khususnya
dalam kemampuan memori (daya ingat).
Umumnya lansia mulai mengalami
penurunan kapasitas memori jangka
pendek, kadang dapat pula terjadi distorsi
kognitif diantaranya sulit mengingat
bentuk kode angka yang ada pada digit
symbol test yang telah diajarkan (Aiken,
2015). Menurut Imaniyah (2016) salah
satu faktor yang berhubungan dengan
tingkat kognitif (konsentrasi) lansia
adalah faktor umur.
Semakin
bertambahnya
umur
manusia, terjadi proses penuaan secara
generatif
yang
berdampak
pada
perubahan-perubahan pada manusia,
salah satunya adalah perubahan fungsi
kognitif. Perubahan fungsi kognitif
terjadi pada memory, IQ (Intelegent
quocient),
kemampuan
belajar,
kemampuan pemahaman, pemecahan
masalah,
pengambilan
keputusan,
kebijaksanaan
dan
kinerja
serta
kreativitas (Padila, 2013).
2. Gambaran
Tingkat
Konsentrasi
Lansia Sebelum dan Sesudah
Diberikan
Brain
Gym
pada
Kelompok Kontrol
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat konsentrasi lansia sebelum
diberikan brain gym pada kelompok
kontrol semuanya kategori rendah yaitu
sebanyak 13 orang (100,0%). Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian
dari Hanafi (2014) yang menunjukkan
dari uji paired simple t-test pada
kelompok kontrol diperoleh nilai p-value
= 0,044 < 0,05, artinya tidak ada
perbedaan rata-rata nilai fungsi kognitif
responden pada kelompok kontrol.
Menurut Yaffe dalam Myers (2008) salah
satu faktor yang mempengaruhi tingkat
konsentrasi adalah jenis kelamin.
Jenis kelamin, wanita lebih
beresiko mengalami penurunan kognitif
dari pada laki-laki. Hal ini disebabkan
adanya peranan level hormon seks
endogen dalam perubahan fungsi
kognitif. Reseptor
estrogen telah
ditemukan dalam area otak yang berperan
dalam fungsi belajar dan memori, seperti
hipokampus. Penurunan fungsi kognitif
umum dan memori verbal dikaitkan
dengan rendahnya level estradiol dalam
tubuh. Estradiol diperkirakan bersifat
neuroprotektif yaitu dapat membatasi
kerusakan akibat stress oksidatif serta
sebagai pelindung sel saraf dari toksisitas
amiloid pada pasien Alzheimer (Yaffe
dalam Myers, 2008).
Penelitian dari Upadhayay dan
Guragain
(2014)
yang
berjudul
“Comparison of Cognitive Functions
Between Male and Female Medical
Students: A Pilot Study” menunjukan
Fungsi kognitif pria sebanding dengan
fungsi kognitif fase preovulasi wanita.
Namun, wanita selama fase postovulasi
dari siklus mereka, mungkin memiliki
kelebihan dalam tugas eksekutif dan
kerugian dalam tugas-tugas yang
disengaja, dibandingkan dengan laki-laki.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat konsentrasi lansia sesudah
penelitian pada kelompok kontrol
kategori rendah yaitu sebanyak 12 orang
(92,3%) dan kategori tinggi sebanyak
satu orang (7,7%).MenurutWeiss dkk
Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan
Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
6
(2015),
konsentrasi
seseorang
dipengaruhi oleh faktor anemia.
Anemia
kekurangan
besi
merupakan anemia terbanyak di seluruh
dunia. Anemia adalah rendahnya sel
darah merah dan kadar hemoglobin dan
hematokrit di bawah normal. Secara
fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut
oksigen
ke
jaringan
(Brunner & Suddarth, 2011). Anemia
Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia
akibat kekurangan zat besi untuk sintesis
hemoglobin dan merupakan defisiensi
nutrisi yang paling banyak pada seorang
dan menyebabkan masalah kesehatan ang
paling besar di seluruh dunia terutama di
negara
berkembangan
termasuk
Indonesia (Pediatrica Gajah Mada, 2010).
Anemia defisiensi besi mempunyai
dampak yang merugikan bagi kesehatan,
yang dapat berupa gangguan tumbuh
kembang, penurunan daya tahan tubuh
dan daya konsentrasi (Weiss dkk, 2015).
3. Perbedaan
Tingkat
Konsentrasi
Lansia Sebelum dan Sesudah
Diberikan Brain Gym pada Kelompok
Intervensi
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 13 lansia di Kelurahan
Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten
Semarang pada kelompok intervensi skor
rata-rata tingkat konsentrasi sebelum
Brain Gym sebesar 25,000 sedangkan
skor rata-rata tingkat konsentrasi sesudah
Brain Gym sebesar 31,3077.Berdasarkan
uji t-test dependent menunjukkan pula
bahwa p value (0,000) < α (0,05),
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan tingkat konsentrasi lansia di
Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak
Kabupaten Semarang sebelum dan
sesudah diberikan brain gym pada
kelompok intervensi.
Menurut Supariasa (2011) bahwa
status gizi merupakan salah satu faktor
yang
berpengaruh
terhadap
konsentrasi.Terdapat kelebihan yang
menjadikan hasil dari penelitian ini
memperoleh hasil maksimal yaitu
reponden mendapatkan asupan makanan
yang baik dari keluarga setiap harinya
baik kualitas makanan hingga frekuensi
mereka makan sehingga kemungkinan
besar responden dalam melakukan latihan
senam brain gym dapat berkonsentrasi
dengan baik. Konsentrasi didukung oleh
kondisi fisik atau kondisi biologis
seseorang
yang
masih
sangat
berpengaruh pada kondisi psikologis
orang tersebut, sehingga peneliti dapat
menentukan kondisi yang baik saat
pelatihan pada masing-masing subjek
(Nuryana, 2010).
Lansia dengan status gizi yang
kurang dapat menyebabkan gangguan
motivasi,
gangguan
kemampuan
berkonsentrasi dan tidak bergairah.
Kekurangan gizi pada seseorang juga
akan berdampak pada aktivitas antara lain
lesu, mudah letih/lelah, hambatan
pertumbuhan, kekurangan gizi pada masa
dewasa dantingkat konsentrasi akan
menurun.
4. Perbedaan
Tingkat
Konsentrasi
Lansia Sebelum dan Sesudah
Penelitian pada Kelompok Kontrol
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 13 lansia di Kelurahan
Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten
Semarang pada kelompok kontrol skor
rata-rata tingkat konsentrasi sebelum
Brain Gym sebesar 24,8462 sedangkan
skor rata-rata tingkat konsentrasi sesudah
Brain Gym sebesar 25,3846.Berdasarkan
uji t-test dependent menunjukkan pula
bahwa p value (0,188) > α (0,05),
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
ada perbedaan tingkat konsentrasi lansia
di Kelurahan Plumutan Kecamatan
Bancak Kabupaten Semarang sebelum
dan sesudah penelitian pada kelompok
kontrol.
Menurut Robotham (2011), salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi
konsentrasi diantaranya adalah kualitas
tidur yang buruk.Kondisi kesehatan
jasmani seperti kurang tidur dapat
mempengaruhi
neurotransmitter
serotonin yang membuat konsentrasi
Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan
Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
7
seseorang
berkurang.
Untuk
mendapatkan konsentrasi serotonin yang
adekuat dan seimbang, diperlukan
kualitas tidur yang baik. Tidur
mempengaruhi
kemampuan
dalam
menggunakan bahasa, mempertahankan
konsentrasi, memahami apa yang dibaca
dan menyimpulkan apa yangdidengarkan
(Robotham, 2011).
5. Pengaruh Brain Gym terhadap
Tingkat Konsentrasi Lansia di
Kelurahan Plumutan Kecamatan
Bancak Kabupaten Semarang
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa rata-rata tingkat konsentrasi lansia
di Kelurahan Plumutan Kecamatan
Bancak Kabupaten Semarang sebelum
diberikan Brain Gymsebesar 25,3846
dengan
standar
deviasi
4,42603,
sedangkan rata-rata tingkat konsentrasi
setelah diberikan Brain Gymsebesar
31,3077 dengan standar deviasi 5,90741.
Hasil ujiindependen t-test menunjukkan
bahwa nilai t hitung (-2,893) < t tabel (2,045) dan p-value sebesar 0,011 < α
(0,05). Hal tersebut menunjukkan ada
pengaruh Brain Gym terhadap tingkat
konsentrasi lansia di Kelurahan Plumutan
Kecamatan
Bancak
Kabupaten
Semarang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian dari Watson & Kelso (2014)
tentang “The Effect of Brain Gym on
Academic Engagement For Children with
Developmental
Disabilities”
menunjukkan bahwa klien, guru dan
siswa telah melaporkan selama lebih dari
20 tahun tentang keefektifan kegiatan
senam otak. Meskipun belum jelas
mengapa 'gerakan senam otak berjalan
dengan baik, namun seringkali membawa
perbaikan dramatis di daerah seperti
Konsentrasi dan fokus. Penelitian ini
sesuai dengan penelitian dari Prasanti
(2016)
menunjukkan
bahwa
ada
pengaruh brain gym terhadap konsentrasi
belajar pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 16 Surakarta, dengan p value
sebesar 0,000 < 0,05 (α).
Pemeliharaan
otak
secara
fungsional dapat dilakukan dengan
berbagai proses belajar, di antaranya
dengan belajar gerak, belajar mengingat,
belajar merasakan dan sebagainya.
Semua proses belajar tersebut akan selalu
merangsang pusat-pusat otak (brain
learning stimulation), yang di dalamnya
terdapat pusat-pusat yang mengurus
berbagai fungsi tubuh (Markam, 2016).
Sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Dennison (2008) bahwa senam otak
(Brain Gym) adalah serangkaian gerak
sederhana yang menyenangkan dan
digunakan dari berbagai usia dan
gerakan-gerakan pada Brain Gym dapat
memberikan rangsangan atau stimulus
pada otak, gerakan yang menimbulkan
stimulus itulah yang dapat meningkatkan
kemampuan kognitif (kewaspadaan,
konsentrasi, kecepatan, persepsi, belajar,
memori, pemecahan masalah dan
kreativitas).
Brain Gym merupakan latihan yang
berasal dari pendekatan“Touch for
Health” (“Sentuh agar sehat”), yang
mengaktifkan dan melancarkan energyenergi tubuh melalui sentuhan-sentuhan
pada titik-titik tertentu di tubuh manusia.
Brain Gym membuka bagian-bagian otak
yang sebelumnya tertutup atau terhambat
sehingga kegiatan belajar / bekerja
berlangsung
dengan
menggunakan
seluruh otak (“Whole Brain Learning”).
Senam otak ini dikenal juga sebagai jalan
keluar bagi bagian-bagian otak yang
“terhambat’’ agar dapat berfungsi
maksimal (Dennison, 2008).
Prinsip senam ini adalah melakukan
gerakan-gerakan menyilang melewati
garis tengah yang disambung dengan
Corpus Caflosum. Senam otak akan
memperlancar aliran darah dan oksigen
ke otak, tetapi juga merangsang kedua
belahan otak untuk bekerja, serta dapat
mengaktifkan otak pada tiga dimensi,
yakni
lateralitas-komunikasi,
pemfokusan-pemahaman dan pemusatan
pengaturan. Gerakan-gerakan ringan
dengan permainan melalui olah tangan
Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan
Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
8
dan kaki dapat memberikan rangsangan
atau stimulus pada otak. Gerakan yang
menghasilkan stimulus itulah yang dapat
meningkatkan kemampuan kognitif, juga
dapat
meningkatkan
daya
ingat,
meningkatkan ketajaman pendengaran
dan penglihatan, mengurangi kesalahan
membaca, memori, dan kemampuan
komprehensif pada kelompok dengan
gangguan bahasa, hingga mampu
meningkatkanrespons
terhadap
rangsangan visual (Fajar, 2009).
Senam otak mempunyai perinsip
dasar agar otak tetap bugar dan mencegah
penurunan
fungsi
kognitif
serta
mempunyai
tujuan
utama
untuk
mempertahankan kesehatan otak dengan
melakukan gerakan badan. Melakukan
senam otak diharapkan fungsi kognitif
pada lansia dapat lebih baik. Mekanisme
yang menjelaskan hubungan antara
aktifitas fisik dengan fungsi kognitif yaitu
aktifitas fisik menjaga dan mengatur
vaskularisasi ke otak dengan menurunkan
tekanan darah, meningkatkan kadar
lipoprotein, meningkatkan produksi
endhotelial nitric oxide dan menjamin
perfusi jaringan otak yang kuat, efek
langsung terhadap otak yaitu memelihara
sruktur saraf dan meningkatkan perluasan
serabut saraf, sinap-sinap dan kapilaris
(Markam, 2016).
3. Ada perbedaan tingkat konsentrasi
lansia di Kelurahan Plumutan
Kecamatan
Bancak
Kabupaten
Semarang sebelum dan sesudah
diberikan brain gym pada kelompok
intervensi, dengan p value (0,000) <
α (0,05)
4. Tidak
ada
perbedaan
tingkat
konsentrasi lansia di Kelurahan
Plumutan
Kecamatan
Bancak
Kabupaten Semarang sebelum dan
sesudah penelitian pada kelompok
control, dengan p value (0,188) < α
(0,05),
5. Ada pengaruh brain gym terhadap
tingkat
konsentrasi
lansia
di
Kelurahan Plumutan Kecamatan
Bancak Kabupaten Semarang, dengan
p-value sebesar 0,011 < α (0,05).
KESIMPULAN
1. Tingkat konsentasi lansia sebelum
diberikan brain gym pada kelompok
intervensi semuanya kategori rendah
yaitu sebanyak 13 orang (100,0%),
sesudah diberikan
brain gym
sebagian besar kategori tinggi yaitu
sebanyak 7 orang (53,8%).
2. Tingkat konsentasi lansia sebelum
diberikan brain gym pada kelompok
kontrol semuanya kategori rendah
yaitu sebanyak 13 orang (100,0%),
sesudah diberikan
brain gym
sebagian besar kategori rendah yaitu
sebanyak 12 orang (92,3%).
Aiken, 2015. Human Development in
Adulthood. New York: Kluwer
Academic. Publisher.
SARAN
Sebaiknya
tenaga
kesehatan
khususnya
perawat
komunitas
meningkatkan
pelayanan
bagilansia
khususnya yang berkaitan dengan
konsentrasi dengan mengoptimalkan
pemberian brain gym baik frekuensi
maupun durasinya sehingga kemampuan
konsentrasi lansia meningkat
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan
Praktik.
Jakarta: Ardi Mahasatya
Azizah, L.M. 2011. Keperawatan Lanjut
Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Brunner & Suddarth, 2011. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah,
edisi. 8 volume 2. Jakarta : EGC
Dahlan, 2009. Besar Sampel dan Cara
Pengambilan Sampel Dalam
Penelitian.
Kedokteran
dan
Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan
Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
9
Kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika
Darmojo, 2009. Darmojo, R. 2011.Buku
Ajar Geriatic (Ilmu Kesehatan
Lanjut Usia) edisi ke –4.Jakarta :
Balai Penerbit FKUI
Dennison, 2008. Brain Gym and Me.
Jakarta: Pt Gramedia Widiasarana
Dewi, S.R.2014. Buku Ajar Keperawatan
Gerontik. Jogjakarta: Deepublish
Djaramah, S.2011.Psikolog
Jakarta: Rineka Cipta
Surakarta:
UMS
Mujahidullah
(2012).
Keperawatn
Gerontik. Jogjakarta : Pustaka Pelajar
Khomsan, 2010. Pangan Dan Gizi Untuk
Kesehatan.
Jakarta:
PT.Rajagrafindo. Persada
Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan
Pada Klien Lansia. Jakarta:
Salemba Medika
Fajar, 2009.Ilmu Komunikasi Teori &
Praktek
Edisi
Pertama,
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Markam,
2016.
Pengantar
Psikodiagnostik.
Jakarta
:
Lembaga Pengembangan Sarana
Pengukuran
dan
Pendidikan
Psikologi Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia.
Fatimah, 2010. Merawat Manusia lanjut
Usia Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan Gerontik. Jakarta :
Trans Info Media.
Masdewi dkk 2011. Korelasi Perilaku
Makan dan Status Gizi terhadap
Prestasi Belajar Siswa. Malang :
UMM Scientific Journal.
Friedl et.,al, 2016. Teaching Science to
Children-An
Integrated
Approach. New York: Mc GrawHill
Michaud, Musse, Nicolas & Mejean
2011. Effects of breakfast-size on
short-term
memory,
concentration, mood and blood
glucose. Journal of Adolescent
Health 1991:12:53-57
Ginsberg, Lionel.2007.Lecture
Neurologi. Erlangga
Belajar.
Kesehatan.
Surakarta.
notes
Goudarzi dan Mehrabi, 2008.“The Effect
of Iron Deficiency Anemia on
Intelligence Quotient (IQ) in
under 17 Years old students.
Pakistan journal of biological
scelence, 2008: 11 (10): 1398-400
Gunarsa, S .2008. Psikologi Olahraga
Prestasi. Jakarta: Gunung Mulia
Hakim,
T.
2005.Belajar
Secara
Aktif.Jakarta: Puspa Swara
Hanafi,
2014. Pengaruh Terapi Brain
Gym Terhadap Peningkatan
Fungsi Kognitif Pada Lanjut Usia
Di Posyandu Lanjut Usia Desa
Pucangan Kartasura. Jurnal Ilmu
Muhammad,
As’adi.
2013.Tutorial
Senam
Otak
Untuk
Umum.Jogjakarta: Flashbooks
Myers, 2008. Psikologi Sosial, Jakarta :
penerbit Salemba Humanika
Nelson, 2008. Ilmu kesehatan anak. 15 th
ed. Alih bahasa. Samik Wahab.
Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Nugroho, W. 2009.Komunikasi Dalam
Keperawatan
Gerontik.Jakarta:
EGC
Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan
Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
10
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan Edisi
Pedoman
Skripsi, Tesis, dan Instrumen
Penelitian
Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Nuryana, 2010. Efektivitas Brain Gym
Dalam Meningkatkan Konsentrasi
Belajar Pada Anak. Skripsi pada
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta:tidak diterbitkan UMS
Padila, 2013. Buku Ajar Keperawatan
Keluarga. Jogjakarta : Nuha
Medika
Pediatrica Gajah Mada, 2010. Pediatric
Infect Diseases Journals 2008;27:
1078–1082)
Pranarka, 2016. Buku Ajar Geriatri (Ilmu
Kesehatan Usia Lanjut). Ed-4.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Prasanti, 2016. Pengaruh Brain Gym
Terhadap Penurunan Tingkat
Stres Pada Remaja Kelas VII
SMP
Muhammadiyah
Pekalongan.Skripsi.
Surakarta:
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta.
Putra, 2015.Tingkat insomnia dengan
konsentrasi belajar mahasiswa
psiksemeter VIII di kampus
terpadu STIKES Ngudi Waluyo
Ungaran. Skripsi. PSIK. STIKES
Ngudi Waluyo Ungaran
Putrihantini, 2013. Hubungan Antara
Kejadian
Anemia
Dengan
Kemampuan Kognitif Anak Usia
Sekolah di Sekolah Dasar Negeri
(SDN) Susukan 04 Kecamatan
Ungaran Timur. Skripsi. PSIK.
STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
Rahmawati, 2014. Belajar Mengajar
Yang
Menyenangkan.(dalam
http.blogspot.com) diakses pada
tanggal 27 Juli 2017
Riwidikdo,
H,
2012.
Kesehatan,
Keempat.Yogyakarta:
Medika
Statistika
Cetakan
Nuha
Robotham,
2011.Competences
:
Measuring The Immeasurable,
Management
Development
Review, Vol. 9, No. 5, hal. 25-29
Sangundo (2009. Pengaruh Brain Gym
Terhadap Fungsi Kognitf pada
Usia Lanjut. Jurnal Penelitian
Kedokteran
dan
Kesehatan
Mutiara
Medika.
Volume
9.Nomor:2.Oktober 2009.
Santrock, 2008. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Prenada Media Group.
Saragih, 2010. Pengaruh Penyuluhan
Terhadap Pengetahuan dan Sikap
ibu tentang Makanan Sehat dan
Gizi Seimbang di Desa Merek
Jaya Kecamatan Raya Kabupaten
Simalungun. Skripsi. Fakultas
Kesehatan
Masyarakat.
Universitas Sumatra Utara:Medan
Sugiyono.2011.Metode
Penelitian
Administrasi.Bandung: Alfabet
Supariasa, 2011. Penilaian Status Gizi.
Jakarta: EGC
Supartini, 2008. Buku ajar konsep dasar
keperawatan anak. Jakarta. EGC
Suryabrata, 2010. Psikologi Pendidikan,
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Suwardhani, 2013. Perbedaan Tingkat
Konsentrasi Pada Siswa Yang
Melakukan Sarapan Pagi Dengan
Yang Tidak Melakukan Sarapan
Pagi di SDN Gondang III
Kecamatan Nawangan Pacitan.
Naskah Publikasi. Surakarta:
Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan
Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
11
Fakultas
Universitas
Surakarta.
Ilmu
Kesehatan
Muhamadiyah
Syafiq, 2013. Hubungan status gizi,
sarapan dan asupan gizi sarapan,
kualitas dan kuantitas tidur
dengan konsentrasi pada siswa
kelas 7 SMP Negeri 239 Jakarta.
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas Indonesia
Tamher, 2009. Kesehatan Usia Lanjut
dengan Pendekatan. Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Tamsuri, 2012. hubungan kebiasaan
sarapan pagi dengan tingkat
konsentrasi belajar pada anak di
SD N Sukkosari II Kecamatan
Kasembon Kabupaten Malang.
Jurnal AKP. No. 5, 1 januari – 30
Juni 2012.
Upadhayay
dan
Guragain,
2014.“Comparison of Cognitive
Functions Between Male and
Female Medical Students: A Pilot
Study. Journal List J Clin Diagn
Resv.8(6);
2014
Jun
PMC4129348
Watson & Kelso, 2014.“The Effect Of
Brain Gym On
Academic
Engagement For Children With
Developmental
Disabilities.
International Journal Of Special
Education Vol 29, No: 2, 2014
Weiss dkk, 2105. Minnesota Studies in
Vocational
Rehabilitation
:Manualfor
the
Minnesota
Satisfaction
Questionnaire.
Minnesota
University
of
Minnesota
Yanuarita, F.A. 2012. Memaksimalkan
Otak Melalui Senam Otak (Brain
Gym).Sukoharjo: Tesanova
Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan
Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang
12
Download