PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KONSENTRASI LANSIA DI KELURAHAN PLUMUTAN KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Oleh : RETNO TIYASWATI 010215A055 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2017 Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang 0 HALAMAN PENGESAHAN Artikel berjudul : PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KONSENTRASI LANSIA DI KELURAHAN PLUMUTAN KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG Oleh : RETNO TIYASWATI 010215A055 telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing skripsi Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran, Agustus 2017 Pembimbing Utama Ns.M. Imron Rosyidi, S.Kep., M.Kep NIDN. 0606127804 Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang 1 PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KONSENTRASI LANSIA DI KELURAHAN PLUMUTAN KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG Retno Tiyaswati*, Imron Rosyidi**, GiptaGalih Widodo***) Prodi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo xiii + 68 halaman + 5 tabel + 2 gambar + 8 lampiran ABSTRAK Penuaan menyebabkan penurunan persepsi sensori dan respon motorik pada susunan saraf pusat pada lansia yang mengakibatkan penurunan konsentrasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan konsentrasi pada lansia adalah menggunakan brain gym. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh brain gym terhadap tingkat konsentrasi lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Desain penelitian non equivalent control group design dengan pendekatan quasi experiment. Populasi penelitian ini adalah lansia di Kelurahan Plumutan yang mengalami gangguan konsentrasi dengan jumlah sampel sebanyak26 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling.Alat pengambilan data untuk variabel tingkat konsentrasi menggunakan kuesioner Digit Symbol Test. Analisis data yang digunakan distribusi frekuensi dan uji uji t test-independent. Hasil penelitian menunjukkan tingkat konsentasi lansia sebelum diberikan brain gym pada kelompok intervensi semuanya kategori rendah (100,0%), sesudah diberikan brain gym sebagian besar kategori tinggi (53,8%). Tingkat konsentrasi lansia sebelum diberikan brain gym pada kelompok kontrol semuanya kategori rendah (100,0%), sesudah diberikan brain gym sebagian besar kategori rendah (92,3%).Ada pengaruh brain gym terhadap tingkat konsentrasi lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang, dengan p-value sebesar 0,001 < α (0,05). Sebaiknya tenaga kesehatan khusunya perawat komunitas meningkatakan pelayanan bagi lansia khususnya yang berkaitan dengan konsentrasi dengan mengoptimalkan pemberian brain gym baik frekuensi maupun durasinya sehingga kemampuan konsentrasi lansia meningkat. Kata Kunci :brain gym, tingkat konsentrasi, lansia Kepustakaan : 55 (2007-2015) Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang 2 ABSTRACT Aging causes a decrease in sensory perception and motor responsiveness in the central nervous system in the elderly resulting in decreased concentration. One effort to improve concentration in the elderly is to use brain gym. The purpose of this study was to determine the effect of brain gym to the level of elderly’s concentration in Plumutan SubDistrict Bancak District Semarang regency. This research design was non equivalent control group design with quasi experiment approach. The population of this study was elderly people in Plumutan Village who experienced concentration disorder with the number of samples as many as 26 people taken by purposive sampling technique. The data collection tool for the concentration level variable used Digit Symbol Test questionnaire, Digit Symbol Test. Data analysis used frequency distribution and t test-independent test. The results showed that the level of elderly concentration before being given brain gym in the intervention group was all in low category (100.0%), after the given gym most of them were in high category (53.8%). Level of elderly’s concentration before being given a brain gym in the control group was all low category (100.0%), after the given gym most of them were in low category (92.3%). There is an influence of brain gym to level of elderly concentration in Plumutan Sub-District Bancak Sub-Province Semarang, with pvalue equal to 0,001 <α (0,05). We recommend that health workers especially community nurses should increase services for the elderly, especially related to the concentration by optimizing the provision of brain gym both the frequency and duration so that the ability of elderly concentration increases. PENDAHULUAN Penuaan menyebabkan penurunan persepsi sensori dan respon motorik pada susunan saraf pusat pada lansia mengalami perubahan morfologis dan biokimia, perubahan tesebut mengakibatkan penurunan fungsi kognitif (Azizah, 2011). Peningkatan jumlah lansia tersebut, berdampak pada munculnya masalah kesehatan, yang terjadi pada lansia berupa masalah fisik, biologi, mental, maupun sosial ekonomi(Padila, 2013). Masalah kesehatan yang terjadi pada lansia antara lain: penyakit hipertensi penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit diabetes mellitus, penyakit keganasan seperti kanker, inkontenesia urine, dan gangguan mental (Noorkasiani, 2009). Perubahan pada sistem saraf mempengaruhi semua sistem tubuh termasuk sistem vaskuler, mobilitas, koordinasi, aktivitas visual dan kemampuan kognitif. Perubahan akibat proses menua akan terjadi penurunan jumlah neuron di otak dan batang otak, sintesa dan metabolisme neuron berkurang, massa otak berkurang secara progresif. Sejalan dengan penurunan efisiensi kerja neuron, reaction time akan melambat dan kemampuan untuk berespon terhadap stimulus menjadi lambat. Konsentrasi merupakan bagian dari fungsi kognitif distributif, pemeliharaan atensi normal tergntung dari dasar anatomis yang sama dengan kesadaran, yaitu sistem aktivasi reticular yang berproyeksi ke thalamus dan kemudian ke korteks serebri secara difus. Sindrom yang paling sering sering berhubungan dengan gangguan konsentrasi adalah acute confusional state yang saat disebut delirium (Ginsberg, 2007). Senam otak adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Gerakan itu dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan (dimensi laterlitas) Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang 3 meringankan atau merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak (dimensi pemfokusan); merangsang system yang terkait dengan perasaaan / emosional, yakni otak tengah (limbic) serta otak besar (dimensi pemusatan) (Yanuarita, 2012). Stimulasi latihan yang dilakukan secara terus menerus dapat membantu dalam mengkompensasi penuruan memori (Putranto,2009). Selama ini orang lebih memelihara kebugaran fisik daripada otak. Padahal otak merupakan pusat dari kontrol segala aktivitas manusia. Menurut Dr.Ruswaldi munir. staf pengajar pada program studi Ilmu Kedokteran Olahraga FKUI, kebugaran otak didapatkan jika aliran darah keotak lancer atau pasokan volume oksigen maksimalnya memadai. Volume oksigen maksimal adalah kemampuan ambilan oksigen oleh jantung dan paru-paru,sehingga aliran darah kesemua jaringan tubuh termasuk ke otak akan lebih banyak.Hal ini memungkinkan otak berkerja optimal. Agar otak dapat pasokan volume oksigen maksimal, maka olahraga adalah jawabannya. Olahraga secara umum di pastikan mampu meningkatkan pasokan volume oksigen maksimal ke otak. Hal yang juga tak kalah pentingnya untuk mengaktifkan bagian-bagian otak adalah melakukan senam otak. Fungsi optimalisasi otak akan terjaga,karena mendapat rangsangan terus menerus. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis didapatkan data jumlah lansia di Dusun Randusari dan Muningsari sebanyak 49 orang dengan jumlah lansia laki-laki sejumlah 20 orang dan jumlah lansia perempuan sebanyak 29 orang. Hasil wawancara terhadap beberapa lansia di kedua dusun tersebut peneliti menemukan kasus beberapa lansia mengalami penurunan konsentrasi dibuktikan dengan lansia gagal dalam penghitungan deret angka yang dihitung mundur. RUMUSAN MASALAH Adakah pengaruh brain gym terhadap tingkat konsentrasi lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang? JENIS DAN DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan cara quasi experiment (eksperimen semu). Jenis desain dalam penelitian ini berbentuk non equivalent control group design. POPULASI DAN SAMPEL Populasi penelitian ini adalah lansia yang berdomilisi di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang dengan jumlah sampel sebanyak 26 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling ALAT PENGUMPULAN DATA Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah kuesioner Digit Symbol Test. ANALISIS DATA analisis univariat diuji dengan distribusi frekuensi.Uji data dilakukan dengan uji normalitas data menggunakan uji Shapiro wilk dan uji homogenitas menggunakan uji independen t test. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji dependent t test dan independent t test. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Tingkat Konsentasi Lansia Sebelum dan Sesudah Diberikan Brain Gym pada Kelompok Intervensi Tabel 1Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Konsentasi Lansia Sebelum dan Sesudah Diberikan Brain Gym pada Kelompok Intervensi Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang 4 Sebelum Tingkat Konsentrasi f % Kurang 1 100,0 3 Cukup 0 0,0 Jumlah 13 100,0 Sesudah f % 6 46,2 7 53,8 13 100,0 Berdasarkan Tabel1 di atas diketahui bahwa tingkat konsentasi lansia sebelum diberikan brain gym pada kelompok intervensi semuanya kategori kurang yaitu sebanyak 13 orang (100,0%), sesudah diberikan brain gym sebagian besar kategori cukup yaitu sebanyak 7 orang (53,8%). 2. Gambaran Tingkat Konsentasi Lansia Sebelum dan Sesudah Penelitianpada Kelompok Kontrol Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Konsentasi Lansia Sebelum dan Sesudah Penelitian pada Kelompok Kontrol Sebelum Sesudah Tingkat Konsentrasi F % F % Kurang 13 100,0 12 92,3 Cukup 0 0,0 1 7,7 Jumlah 13 100,0 13 100,0 Berdasarkan Tabel 2 di atas diketahui bahwa tingkat konsentasi lansia sebelum diberikan brain gym pada kelompok kontrol semuanya kategori kurang yaitu sebanyak 13 orang (100,0%), sesudah penelitian sebagian besar kategori kurang yaitu sebanyak 12 orang (92,3%). 3. Perbedaan Tingkat Konsentrasi Lansia Sebelum dan Sesudah Diberikan Brain Gym pada Kelompok Intervensi Tabel 3 Perbedaan Tingkat Konsentrasi Lansia Sebelum dan Sesudah Diberikan Brain gym pada Kelompok Intervensi pn Mean SD value Pretest 13 25,0 3,93 0,000 Postest 13 31,3 5,90 Berdasarkan uji t-test dependent menunjukkan pula bahwa p value (0,000) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat konsentrasi lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang sebelum dan sesudah diberikan brain gym pada kelompok intervensi. 4. Perbedaan Tingkat Konsentrasi Lansia Sebelum dan Sesudah Penelitian pada Kelompok Kontrol. Tabel 4 Perbedaan Tingkat Konsentrasi Lansia Sebelum dan Sesudah Penelitian pada Kelompok Kontrol n Mean SD Pretest 13 24,8 Postest 13 25,3 3,86 4,42 p-value 0,188 Berdasarkan uji t-test dependent menunjukkan pula bahwa p value (0,188) > α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat konsentrasi lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang sebelum dan sesudah penelitian pada kelompok kontrol. 5. Pengaruh Brain Gym terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tabel 5 Analisis Pengaruh Brain Gym terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia t pMetode Mean SD value hitung Kontrol 25,3 4,4 -2,89 0,011 Perlakuan 31,3 5,9 Hasil ujiindependen t-test menunjukkan bahwa nilai t hitung (2,893) < t tabel (-2,045) dan p-value sebesar 0,011 < α (0,05). Hal tersebut menunjukkan ada pengaruh brain gym terhadap tingkat konsentrasi lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang 5 PEMBAHASAN 1. Gambaran Tingkat Konsentrasi Lansia Sebelum dan Sesudah Diberikan Brain Gym pada Kelompok Intervensi Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi lansia sebelum diberikan Brain Gym pada kelompok intervensi semuanya kategori rendah yaitu sebanyak 13 orang (100,0%).Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Retnani (2014) tentang gambaran fungsi intelektual lanjut usia di posyandu Flamboyan Desa Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang, yang menunjukkan bahwa sebagian lansia mengalami kerusakan intelektual ringan (konsentrasi) (54,8%). Fungsi kognitif lansia dalam penelitian ini menurun yang ditunjukkan dengan kepikunan, sulit mempelajari atau memahami hal-hal baru.Responden juga mengalami perubahan gradual khususnya dalam kemampuan memori (daya ingat). Umumnya lansia mulai mengalami penurunan kapasitas memori jangka pendek, kadang dapat pula terjadi distorsi kognitif diantaranya sulit mengingat bentuk kode angka yang ada pada digit symbol test yang telah diajarkan (Aiken, 2015). Menurut Imaniyah (2016) salah satu faktor yang berhubungan dengan tingkat kognitif (konsentrasi) lansia adalah faktor umur. Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara generatif yang berdampak pada perubahan-perubahan pada manusia, salah satunya adalah perubahan fungsi kognitif. Perubahan fungsi kognitif terjadi pada memory, IQ (Intelegent quocient), kemampuan belajar, kemampuan pemahaman, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, kebijaksanaan dan kinerja serta kreativitas (Padila, 2013). 2. Gambaran Tingkat Konsentrasi Lansia Sebelum dan Sesudah Diberikan Brain Gym pada Kelompok Kontrol Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi lansia sebelum diberikan brain gym pada kelompok kontrol semuanya kategori rendah yaitu sebanyak 13 orang (100,0%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Hanafi (2014) yang menunjukkan dari uji paired simple t-test pada kelompok kontrol diperoleh nilai p-value = 0,044 < 0,05, artinya tidak ada perbedaan rata-rata nilai fungsi kognitif responden pada kelompok kontrol. Menurut Yaffe dalam Myers (2008) salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat konsentrasi adalah jenis kelamin. Jenis kelamin, wanita lebih beresiko mengalami penurunan kognitif dari pada laki-laki. Hal ini disebabkan adanya peranan level hormon seks endogen dalam perubahan fungsi kognitif. Reseptor estrogen telah ditemukan dalam area otak yang berperan dalam fungsi belajar dan memori, seperti hipokampus. Penurunan fungsi kognitif umum dan memori verbal dikaitkan dengan rendahnya level estradiol dalam tubuh. Estradiol diperkirakan bersifat neuroprotektif yaitu dapat membatasi kerusakan akibat stress oksidatif serta sebagai pelindung sel saraf dari toksisitas amiloid pada pasien Alzheimer (Yaffe dalam Myers, 2008). Penelitian dari Upadhayay dan Guragain (2014) yang berjudul “Comparison of Cognitive Functions Between Male and Female Medical Students: A Pilot Study” menunjukan Fungsi kognitif pria sebanding dengan fungsi kognitif fase preovulasi wanita. Namun, wanita selama fase postovulasi dari siklus mereka, mungkin memiliki kelebihan dalam tugas eksekutif dan kerugian dalam tugas-tugas yang disengaja, dibandingkan dengan laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi lansia sesudah penelitian pada kelompok kontrol kategori rendah yaitu sebanyak 12 orang (92,3%) dan kategori tinggi sebanyak satu orang (7,7%).MenurutWeiss dkk Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang 6 (2015), konsentrasi seseorang dipengaruhi oleh faktor anemia. Anemia kekurangan besi merupakan anemia terbanyak di seluruh dunia. Anemia adalah rendahnya sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan (Brunner & Suddarth, 2011). Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah anemia akibat kekurangan zat besi untuk sintesis hemoglobin dan merupakan defisiensi nutrisi yang paling banyak pada seorang dan menyebabkan masalah kesehatan ang paling besar di seluruh dunia terutama di negara berkembangan termasuk Indonesia (Pediatrica Gajah Mada, 2010). Anemia defisiensi besi mempunyai dampak yang merugikan bagi kesehatan, yang dapat berupa gangguan tumbuh kembang, penurunan daya tahan tubuh dan daya konsentrasi (Weiss dkk, 2015). 3. Perbedaan Tingkat Konsentrasi Lansia Sebelum dan Sesudah Diberikan Brain Gym pada Kelompok Intervensi Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 13 lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang pada kelompok intervensi skor rata-rata tingkat konsentrasi sebelum Brain Gym sebesar 25,000 sedangkan skor rata-rata tingkat konsentrasi sesudah Brain Gym sebesar 31,3077.Berdasarkan uji t-test dependent menunjukkan pula bahwa p value (0,000) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat konsentrasi lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang sebelum dan sesudah diberikan brain gym pada kelompok intervensi. Menurut Supariasa (2011) bahwa status gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap konsentrasi.Terdapat kelebihan yang menjadikan hasil dari penelitian ini memperoleh hasil maksimal yaitu reponden mendapatkan asupan makanan yang baik dari keluarga setiap harinya baik kualitas makanan hingga frekuensi mereka makan sehingga kemungkinan besar responden dalam melakukan latihan senam brain gym dapat berkonsentrasi dengan baik. Konsentrasi didukung oleh kondisi fisik atau kondisi biologis seseorang yang masih sangat berpengaruh pada kondisi psikologis orang tersebut, sehingga peneliti dapat menentukan kondisi yang baik saat pelatihan pada masing-masing subjek (Nuryana, 2010). Lansia dengan status gizi yang kurang dapat menyebabkan gangguan motivasi, gangguan kemampuan berkonsentrasi dan tidak bergairah. Kekurangan gizi pada seseorang juga akan berdampak pada aktivitas antara lain lesu, mudah letih/lelah, hambatan pertumbuhan, kekurangan gizi pada masa dewasa dantingkat konsentrasi akan menurun. 4. Perbedaan Tingkat Konsentrasi Lansia Sebelum dan Sesudah Penelitian pada Kelompok Kontrol Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 13 lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang pada kelompok kontrol skor rata-rata tingkat konsentrasi sebelum Brain Gym sebesar 24,8462 sedangkan skor rata-rata tingkat konsentrasi sesudah Brain Gym sebesar 25,3846.Berdasarkan uji t-test dependent menunjukkan pula bahwa p value (0,188) > α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat konsentrasi lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang sebelum dan sesudah penelitian pada kelompok kontrol. Menurut Robotham (2011), salah satu faktor yang mempengaruhi konsentrasi diantaranya adalah kualitas tidur yang buruk.Kondisi kesehatan jasmani seperti kurang tidur dapat mempengaruhi neurotransmitter serotonin yang membuat konsentrasi Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang 7 seseorang berkurang. Untuk mendapatkan konsentrasi serotonin yang adekuat dan seimbang, diperlukan kualitas tidur yang baik. Tidur mempengaruhi kemampuan dalam menggunakan bahasa, mempertahankan konsentrasi, memahami apa yang dibaca dan menyimpulkan apa yangdidengarkan (Robotham, 2011). 5. Pengaruh Brain Gym terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat konsentrasi lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang sebelum diberikan Brain Gymsebesar 25,3846 dengan standar deviasi 4,42603, sedangkan rata-rata tingkat konsentrasi setelah diberikan Brain Gymsebesar 31,3077 dengan standar deviasi 5,90741. Hasil ujiindependen t-test menunjukkan bahwa nilai t hitung (-2,893) < t tabel (2,045) dan p-value sebesar 0,011 < α (0,05). Hal tersebut menunjukkan ada pengaruh Brain Gym terhadap tingkat konsentrasi lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Watson & Kelso (2014) tentang “The Effect of Brain Gym on Academic Engagement For Children with Developmental Disabilities” menunjukkan bahwa klien, guru dan siswa telah melaporkan selama lebih dari 20 tahun tentang keefektifan kegiatan senam otak. Meskipun belum jelas mengapa 'gerakan senam otak berjalan dengan baik, namun seringkali membawa perbaikan dramatis di daerah seperti Konsentrasi dan fokus. Penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Prasanti (2016) menunjukkan bahwa ada pengaruh brain gym terhadap konsentrasi belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Surakarta, dengan p value sebesar 0,000 < 0,05 (α). Pemeliharaan otak secara fungsional dapat dilakukan dengan berbagai proses belajar, di antaranya dengan belajar gerak, belajar mengingat, belajar merasakan dan sebagainya. Semua proses belajar tersebut akan selalu merangsang pusat-pusat otak (brain learning stimulation), yang di dalamnya terdapat pusat-pusat yang mengurus berbagai fungsi tubuh (Markam, 2016). Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Dennison (2008) bahwa senam otak (Brain Gym) adalah serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan dan digunakan dari berbagai usia dan gerakan-gerakan pada Brain Gym dapat memberikan rangsangan atau stimulus pada otak, gerakan yang menimbulkan stimulus itulah yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif (kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan, persepsi, belajar, memori, pemecahan masalah dan kreativitas). Brain Gym merupakan latihan yang berasal dari pendekatan“Touch for Health” (“Sentuh agar sehat”), yang mengaktifkan dan melancarkan energyenergi tubuh melalui sentuhan-sentuhan pada titik-titik tertentu di tubuh manusia. Brain Gym membuka bagian-bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat sehingga kegiatan belajar / bekerja berlangsung dengan menggunakan seluruh otak (“Whole Brain Learning”). Senam otak ini dikenal juga sebagai jalan keluar bagi bagian-bagian otak yang “terhambat’’ agar dapat berfungsi maksimal (Dennison, 2008). Prinsip senam ini adalah melakukan gerakan-gerakan menyilang melewati garis tengah yang disambung dengan Corpus Caflosum. Senam otak akan memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak, tetapi juga merangsang kedua belahan otak untuk bekerja, serta dapat mengaktifkan otak pada tiga dimensi, yakni lateralitas-komunikasi, pemfokusan-pemahaman dan pemusatan pengaturan. Gerakan-gerakan ringan dengan permainan melalui olah tangan Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang 8 dan kaki dapat memberikan rangsangan atau stimulus pada otak. Gerakan yang menghasilkan stimulus itulah yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif, juga dapat meningkatkan daya ingat, meningkatkan ketajaman pendengaran dan penglihatan, mengurangi kesalahan membaca, memori, dan kemampuan komprehensif pada kelompok dengan gangguan bahasa, hingga mampu meningkatkanrespons terhadap rangsangan visual (Fajar, 2009). Senam otak mempunyai perinsip dasar agar otak tetap bugar dan mencegah penurunan fungsi kognitif serta mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan kesehatan otak dengan melakukan gerakan badan. Melakukan senam otak diharapkan fungsi kognitif pada lansia dapat lebih baik. Mekanisme yang menjelaskan hubungan antara aktifitas fisik dengan fungsi kognitif yaitu aktifitas fisik menjaga dan mengatur vaskularisasi ke otak dengan menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar lipoprotein, meningkatkan produksi endhotelial nitric oxide dan menjamin perfusi jaringan otak yang kuat, efek langsung terhadap otak yaitu memelihara sruktur saraf dan meningkatkan perluasan serabut saraf, sinap-sinap dan kapilaris (Markam, 2016). 3. Ada perbedaan tingkat konsentrasi lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang sebelum dan sesudah diberikan brain gym pada kelompok intervensi, dengan p value (0,000) < α (0,05) 4. Tidak ada perbedaan tingkat konsentrasi lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang sebelum dan sesudah penelitian pada kelompok control, dengan p value (0,188) < α (0,05), 5. Ada pengaruh brain gym terhadap tingkat konsentrasi lansia di Kelurahan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang, dengan p-value sebesar 0,011 < α (0,05). KESIMPULAN 1. Tingkat konsentasi lansia sebelum diberikan brain gym pada kelompok intervensi semuanya kategori rendah yaitu sebanyak 13 orang (100,0%), sesudah diberikan brain gym sebagian besar kategori tinggi yaitu sebanyak 7 orang (53,8%). 2. Tingkat konsentasi lansia sebelum diberikan brain gym pada kelompok kontrol semuanya kategori rendah yaitu sebanyak 13 orang (100,0%), sesudah diberikan brain gym sebagian besar kategori rendah yaitu sebanyak 12 orang (92,3%). Aiken, 2015. Human Development in Adulthood. New York: Kluwer Academic. Publisher. SARAN Sebaiknya tenaga kesehatan khususnya perawat komunitas meningkatkan pelayanan bagilansia khususnya yang berkaitan dengan konsentrasi dengan mengoptimalkan pemberian brain gym baik frekuensi maupun durasinya sehingga kemampuan konsentrasi lansia meningkat DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Ardi Mahasatya Azizah, L.M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu Brunner & Suddarth, 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi. 8 volume 2. Jakarta : EGC Dahlan, 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel Dalam Penelitian. Kedokteran dan Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang 9 Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika Darmojo, 2009. Darmojo, R. 2011.Buku Ajar Geriatic (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia) edisi ke –4.Jakarta : Balai Penerbit FKUI Dennison, 2008. Brain Gym and Me. Jakarta: Pt Gramedia Widiasarana Dewi, S.R.2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jogjakarta: Deepublish Djaramah, S.2011.Psikolog Jakarta: Rineka Cipta Surakarta: UMS Mujahidullah (2012). Keperawatn Gerontik. Jogjakarta : Pustaka Pelajar Khomsan, 2010. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT.Rajagrafindo. Persada Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Lansia. Jakarta: Salemba Medika Fajar, 2009.Ilmu Komunikasi Teori & Praktek Edisi Pertama, Yogyakarta : Graha Ilmu. Markam, 2016. Pengantar Psikodiagnostik. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Fatimah, 2010. Merawat Manusia lanjut Usia Suatu Pendekatan Proses Keperawatan Gerontik. Jakarta : Trans Info Media. Masdewi dkk 2011. Korelasi Perilaku Makan dan Status Gizi terhadap Prestasi Belajar Siswa. Malang : UMM Scientific Journal. Friedl et.,al, 2016. Teaching Science to Children-An Integrated Approach. New York: Mc GrawHill Michaud, Musse, Nicolas & Mejean 2011. Effects of breakfast-size on short-term memory, concentration, mood and blood glucose. Journal of Adolescent Health 1991:12:53-57 Ginsberg, Lionel.2007.Lecture Neurologi. Erlangga Belajar. Kesehatan. Surakarta. notes Goudarzi dan Mehrabi, 2008.“The Effect of Iron Deficiency Anemia on Intelligence Quotient (IQ) in under 17 Years old students. Pakistan journal of biological scelence, 2008: 11 (10): 1398-400 Gunarsa, S .2008. Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: Gunung Mulia Hakim, T. 2005.Belajar Secara Aktif.Jakarta: Puspa Swara Hanafi, 2014. Pengaruh Terapi Brain Gym Terhadap Peningkatan Fungsi Kognitif Pada Lanjut Usia Di Posyandu Lanjut Usia Desa Pucangan Kartasura. Jurnal Ilmu Muhammad, As’adi. 2013.Tutorial Senam Otak Untuk Umum.Jogjakarta: Flashbooks Myers, 2008. Psikologi Sosial, Jakarta : penerbit Salemba Humanika Nelson, 2008. Ilmu kesehatan anak. 15 th ed. Alih bahasa. Samik Wahab. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nugroho, W. 2009.Komunikasi Dalam Keperawatan Gerontik.Jakarta: EGC Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang 10 Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Nuryana, 2010. Efektivitas Brain Gym Dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar Pada Anak. Skripsi pada Universitas Muhammadiyah Surakarta:tidak diterbitkan UMS Padila, 2013. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Nuha Medika Pediatrica Gajah Mada, 2010. Pediatric Infect Diseases Journals 2008;27: 1078–1082) Pranarka, 2016. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Ed-4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Prasanti, 2016. Pengaruh Brain Gym Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada Remaja Kelas VII SMP Muhammadiyah Pekalongan.Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Putra, 2015.Tingkat insomnia dengan konsentrasi belajar mahasiswa psiksemeter VIII di kampus terpadu STIKES Ngudi Waluyo Ungaran. Skripsi. PSIK. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Putrihantini, 2013. Hubungan Antara Kejadian Anemia Dengan Kemampuan Kognitif Anak Usia Sekolah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Susukan 04 Kecamatan Ungaran Timur. Skripsi. PSIK. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Rahmawati, 2014. Belajar Mengajar Yang Menyenangkan.(dalam http.blogspot.com) diakses pada tanggal 27 Juli 2017 Riwidikdo, H, 2012. Kesehatan, Keempat.Yogyakarta: Medika Statistika Cetakan Nuha Robotham, 2011.Competences : Measuring The Immeasurable, Management Development Review, Vol. 9, No. 5, hal. 25-29 Sangundo (2009. Pengaruh Brain Gym Terhadap Fungsi Kognitf pada Usia Lanjut. Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Mutiara Medika. Volume 9.Nomor:2.Oktober 2009. Santrock, 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Saragih, 2010. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan Sikap ibu tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Jaya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatra Utara:Medan Sugiyono.2011.Metode Penelitian Administrasi.Bandung: Alfabet Supariasa, 2011. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC Supartini, 2008. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta. EGC Suryabrata, 2010. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Suwardhani, 2013. Perbedaan Tingkat Konsentrasi Pada Siswa Yang Melakukan Sarapan Pagi Dengan Yang Tidak Melakukan Sarapan Pagi di SDN Gondang III Kecamatan Nawangan Pacitan. Naskah Publikasi. Surakarta: Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang 11 Fakultas Universitas Surakarta. Ilmu Kesehatan Muhamadiyah Syafiq, 2013. Hubungan status gizi, sarapan dan asupan gizi sarapan, kualitas dan kuantitas tidur dengan konsentrasi pada siswa kelas 7 SMP Negeri 239 Jakarta. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tamher, 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan. Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Tamsuri, 2012. hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan tingkat konsentrasi belajar pada anak di SD N Sukkosari II Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang. Jurnal AKP. No. 5, 1 januari – 30 Juni 2012. Upadhayay dan Guragain, 2014.“Comparison of Cognitive Functions Between Male and Female Medical Students: A Pilot Study. Journal List J Clin Diagn Resv.8(6); 2014 Jun PMC4129348 Watson & Kelso, 2014.“The Effect Of Brain Gym On Academic Engagement For Children With Developmental Disabilities. International Journal Of Special Education Vol 29, No: 2, 2014 Weiss dkk, 2105. Minnesota Studies in Vocational Rehabilitation :Manualfor the Minnesota Satisfaction Questionnaire. Minnesota University of Minnesota Yanuarita, F.A. 2012. Memaksimalkan Otak Melalui Senam Otak (Brain Gym).Sukoharjo: Tesanova Pengaruh Brain Gym Terhadap Tingkat Konsentrasi Lansia Di Kelurhan Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang 12