PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI METODE

advertisement
Dinamika
Vol. 3, No. 3, Januari 2013
ISSN 0854-2172
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI METODE INKUIRI
BERBANTU MEDIA KARTU KATA KUNCI (K3)
Sri Mulyani
SMP Muhammadiyah Slawi Kabupaten Tegal
Abstrak
Tujuan dari penelitian adalah untuk meningkatkan Kemampuan siswa, untuk mendiskripsikan
dan menganalisis hasil belajar siswa kelas VII A SMP Muhammadiyah Slawi dalam bercerita, dan
untuk mendeskripsikan kreatifitas guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian
ini akan memperkaya wawasan guru mengenai media yang dapat digunakan dalam pembelajaran
berbicara khususnya pembelajaran bercerita sehingga proses pembelajarannya pun dapat lebih
variatif, inovatif, tidak monoton, dan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi
pelajaran. Penelitian tindakan kelas ini mempunyai empat tahap yaitu perencanaan (planning),
aksi /tindakan (action) observasi (observating) dan refleksi (reflection). Berdasarkan data hasil tes
diperoleh rata-rata nilai pada siklus I sebesar 57,28 dan pada siklus II diperoleh rata-rata nilai
pascates sebesar 75,92. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh setelah melakukan penelitian
ini, media K3 membuat siswa ikut terlibat aktif dan lebih antusias dalam pembelajaran bercerita.
Pembelajaran dengan menggunakan media ini berasal dari siswa (naskah cerita berasal dari siswa),
oleh siswa (kata kunci ditentukan sendiri oleh siswa), dan untuk siswa (media K3 dibuat untuk
mempermudah siswa dalam bercerita).
© 2013 Dinamika
Kata Kunci: Bercerita; inkuiri; dan Kartu Kata Kunci (K3)
PENDAHULUAN
Bercerita merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengasah kemampuan
siswa berbicara. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Iskandar wassid dan Sunendar (2008:
244) yang menyebutkan bahwa “kegiatan untuk melatih dan melibatkan intelektual-emosional
peserta didik dalam pembelajaran berbicara, salah satunya, adalah dengan bercerita baik itu
cerita pengalaman diri, pengalaman hidup, maupun pengalaman membaca”. Melalui kegiatan
bercerita, siswa dapat mengungkapkan pengalaman, perasaan, cerita yang telah dibaca, dilihat
dan dirasakan. Untuk itu, kemampuan bercerita siswa perlu diasah agar secara tidak langsung
keterampilan berbicaranya pun dapat terlatih.
Guru mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran,
guru dituntut untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran semaksimal mungkin.
Pembelajaran yang direncanakan dan dilaksanakan dengan maksimal hasilnya pun tidak menutup
kemungkinan akan maksimal. Selain itu, cara penyampaian guru pada saat pembelajaran
mempunyai pengaruh terhadap siswa. Cara mengajar guru akan sangat berpengaruh terhadap
cara belajar siswa.
Oleh karena itu, peneliti akan melakukan sebuah penelitian dengan mengujicobakan metode
inkuiri berbantu media Kartu Kata Kunci dalam pembelajaran bercerita di SMP Muhammadiyah
Slawi. Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan efektif atau tidaknya penggunaan metode
inkuiri berbantu media Kartu Kata Kunci dalam pembelajaran bercerita.
Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)Apakah kemampuan bercerita
siswa kelas VIIA SMP Muhammadiyah Slawi dengan menggunakan metode inkuiri berbantu
media Kartu Kata Kunci dapat meningkat?; 2)Apakah melalui metode inkuiri berbantu media
kartu kata kunci dapat meningkatkan hasil belajar bercerita pada siswa kelas VIIA SMP
Muhammadiyah Slawi?; 3)Apakah melalui metode inkuiri berbantu media kartu kata kunci
dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia?
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
dan menganalisis :1)Kemampuan bercerita siswa kelas VIIA SMP Muhammadiyah Slawi; 2)
Hasil belajar siswa VIIA SMP Muhammadiyah Slawi dalam bercerita; 3)Kreatifitas guru dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya wawasan guru mengenai
media yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbicara khususnya pembelajaran bercerita
sehingga proses pembelajarannya pun dapat lebih variatif, inovatif, tidak monoton, dan dapat
mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran.
Adapun manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain sebagai
berikut: 1)Guru dapat memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk mengembangkan
kemampuannya dalam bercerita. 2)Siswa mendapatkan kemudahan pada saat bercerita di depan
kelas dengan adanya media K3 (Kartu Kata Kunci). 3)Siswa dapat berpartisipasi secara aktif
dalam proses pembelajaran bercerita..
Bercerita merupakan salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan
informasi kepada orang lain. Bercerita berdasarkan isi buku banyak dilakukan para guru
(Nurgiyantoro, 2010: 410). Hal tersebut berarti bahwa tugas yang diberikan kepada siswa pada
saat pembelajaran bercerita yaitu tugas menceritakan kembali buku yang sudah dibaca. Buku
tersebut dapat berupa cerita fiksi, cerita lama, berbagai pengalaman bepergian, dan lain-lain.
Inkuiri merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Inkuiri
yang dalam bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri
sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.
(Suryosubroto, 1993:193) Roger (1969) menyatakan bahwa inkuiri merupakan suatu proses untuk
mengajukan pertanyaan dan mendorong semangat belajar para siswa pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Sebagai sebuah metode mengajar yang berorientasi pada latihan meneliti
dan mempertanyakan sebuah masalah.
Tujuan pembelajaran keterampilan berbicara dapat dicapai jika program pengajaran
dilandasi prinsip-prinsip yang relevan dan pola PBM (Proses Belajar Mengajar) yang dapat
membuat siswa secara aktif mengalami kegiatan berbicara. Berikut ini kegiatankegiatan yang
dapat dilakukan untuk melatih intelektual-emosional siswa dalam keterampilan berbicara atau
hal-hal yang berhubungan dengan cara melatih siswa berbicara menurut Iskandar wassid dan
Sunendar (2008: 244)
Model pembelajaran inkuiri yaitu dari fakta menuju teori Indrawati (1999:9) menyatakan
bahwa suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model
pembelajaran pemrosesan informasi yang menekankan pada bagaimana seseorang berfikir dan
bagaimana dampaknya terhadap cara-cara mengolah informasi. Pembelajaran inkuiri mengajak
siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah ke dalam waktu yang relatif singkat. Latihan inkuiri
dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berfikir kritis, dan siswa menjadi
terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi (Trianto, 2007:136)
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal
dalam proses kegiatan belajar, (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan
pembelajaran, (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan
dalam proses inkuiri. (Trianto, 2007:135)
Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara,
atau pengantar. Atau dengan kata lain media adalah “perantara atau pengantar pesan dari
pengirim pesan kepada penerima pesan” (Fathurrohman dan Sutikno, 2007: 65). Dalam aktivitas
pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI METODE INKUIRI BERBANTU MEDIA KARTU KATA KUNCI (K3)
Sri Mulyani
389
pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Media
menjadi alat yang dapat mempermudah proses penyampai informasi yang berupa materi
pelajaran dari pendidik kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian, media pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu alat perantara yang
dapat membawa pesan berupa informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan materi
pelajaran. Media merupakan alat bantu baik berupa elektronik maupun cetak yang dapat
merangsang pikiran, perhatian, dan minat siswa dalam memahami materi pelajaran. Media juga
didefinisikan sebagai alat penyalur pesan dari guru kepada siswa agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Jenis atau ragam media beraneka ragam mulai dari benda aslinya, gambarnya, atau
duplikatnya. Media pembelajaran dapat pula dalam bentuk sederhana seperti papan planel,
kertas karton, dan dapat pula dalam bentuk mewah seperti radio, TV, film, dan lain-lain (Tarigan
dan Tarigan, 1986: 9). Berdasarkan hal tersebut, media K3 (Kartu Kata Kunci) dapat digolongkan
ke dalam media bentuk sederhana berupa kertas
Media K3 berprinsip pada pendekatan CBSA sebab media K3 akan membuat siswa aktif
dalam pembelajaran bercerita dan membuat siswa belajar melalui pengalaman dengan cara
praktik bercerita di depan kelas. Siswa yang mengalami kesulitan dalam bercerita di depan kelas
diharapkan akan merasakan kemudahan dalam bercerita dengan bantuan media K3 ini. Siswa
juga akan memiliki keberanian dalam bercerita karena ada media yang dapat membantu siswa
bercerita di depan kelas. Seperti yang disampaikan oleh Djamarah dan Zain (2006: 121) bahwa
media merupakan alat bantu dalam proses belajar mengajar.
Untuk itu, keberadaan media K3 pun diharapkan akan memberikan manfaat yang positif
bagi siswa khususnya. Kata kunci yang ada di dalam kartu ini pun akan sangat membantu siswa
dalam mengingat kembali cerita yang telah dibacanya. Selain itu, melalui media K3 ini daya pikir
dan daya ingat siswa dilatih.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari media K3 ini adalah
dapat membuat siswa ikut terlibat aktif dalam pembelajaran bercerita karena pembelajaran
berasal dari siswa (naskah cerita berasal dari siswa), oleh siswa (kata kunci ditentukan sendiri
oleh siswa), dan untuk siswa (media K3 dibuat untuk mempermudah siswa dalam menceritakan
kembali cerita). Melalui pembelajaran ini, siswa juga dapat berlatih bercerita di depan kelas
secara langsung sehingga siswa mempunyai pengalaman dalam bercerita.
Pembelajaran bercerita pun tidak hanya menjadi pembelajaran teori, melainkan
pembelajaran praktik yang menekankan pada prinsip belajar melalui pengalaman.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berlangsung di SMP Muhammadiyah Slawi tepatnya di ruangan kelas VIIA.
Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus yaitu Siklus I berlangsung pada hari Rabu 14 September
2011. Siklus II pada hari rabu 21 September 2011. Penelitian ini dilaksanakan pada semester
ganjil tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIA dengan jumlah subyek penelitian 25 siswa terdiri
dari 14 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Alasan pemilihan kelas VIIA dijadikan sebagai
subyek penelitian karena kemampuan bercerita pada kelas tersebut masih rendah.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode inkuiri. Menurut
Hardjodipuro dalam Basuki Wibawa (2004: 5) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu
pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru
untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri , agar kritis terhadap kritik tersebut, dan mau
untuk mengubahnya.
Penelitian tindakan kelas ini mempunyai empat tahap yang dirumuskan oleh Kemmis dan
Taggar (Hopkins, 1993: 48, dalam Rochiati Wiriaatmadja, 2005: 66) yaitu perencanaan (planning),
aksi /tindakan (action) observasi (observating) dan refleksi (reflection)
390
Dinamika
Vol. 3. No. 3. (2013)
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif
dan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif komparatif dilakukan untuk membandingkan
prestasi belajar melalui tes formatif/nilai ulangan harian antar siklus. Analisis deskriptif kualitatif
dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran berdasarkan hasil observasi dan refleksi.
Instrumen Penelitian ini meliputi : Tes, Lembar Observasi, dan dokumentasi.
Indikator keberhasilan pembelajaran adalah: 1)Jika siswa mampu memahami isi cerita
yang di baca. 2)Jika siswa mampu menceritakan kembali cerita dengan bahasa sendiri. 3)80%
siswa aktif dalam proses pembelajaran menggunakan pembelajaran inkuiri berbantu media kartu
kata kunci. 4)Penampilan guru pada kemampuan maksimum.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus
melalui langkah-langkah perencanaan tindakan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Pelaksanaan siklus I pada hari Rabu, 14 September 2011. Tahun Pelajaran 2011/2012 pada
semester ganjil. Siklus I diawali dari Guru menyapa dan mengkondisikan siswa. Siswa menyimak
penyampaian guru mengenai tujuan pembelajaran. Siswa memfokuskan pemahamannya tentang
sebuah cerita.
Pada kegiatan inti, Siswa memahami bagian-bagian cerita, memperhatikan hal yang
dapat dilakukan sebelum bercerita, dan hal-hal yang harus diperhatikan pada saat bercerita
di depan kelas, kemudian Siswa memamahi tentang kata kunci dalam sebuah cerita. Pada saat
siswa menunjukkan tugas yang diberikan pada saat pertemuan 1 ( Pra siklus), Siswa diberikan
media kartu kata kunci oleh guru dan menuliskan kata-kata kunci yang telah ditentukan dalam
Kartu Kata Kunci. Siswa bertukar cerita dengan tujuan agar siswa membaca cerita dari siswa
lain. Kemudian siswa membaca cerita tersebut dengan seksama dan memahami isi cerita yang
telah dibacanya. Siswa maju ke depan secara acak untuk menceritakan kembali cerita yang telah
dibacanyadan diberikan media K3 (Kartu Kata Kunci) oleh guru. Siswa berlatih menceritakan
kembali cerita dengan memanfaatkan media K3 dan Siswa lain dan guru memberikan apresiasi
terhadap siswa yang tampil bercerita di depan kelas.
Pada kegiatan Penutup, Siswa dan guru menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran
kemudian siswa menyampaikan kesan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar
terhadap pembelajaran yang baru berlangsung sebagai kegiatan refleksi.
Pada pelaksanaan siklus I Nilai tertinggi diraih oleh Lutfiana Nisa dengan perolehan
nilai 76. Judul cerita yang disampaikan oleh Nisa yaitu Bende Wasiat yang besumber dari buku
elexmedia.
Analisis bercerita Lutfiana Nisa berdasarkan kriteria penilaian kemampuan bercerita
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Ketepatan isi cerita
Dari aspek ketepatan isi cerita yang disampaikan oleh Nisa sudah hampir sesuai dengan isi
cerita, namun masih ada yang belum tersampaikan pada saat Nisa menceritakan kembali
cerita berjudul Bende Wasiat. Di akhir cerita, Nisa tidak menceritakan secara lengkap
kejadian yang dialami oleh harimau setelah tersengat lebah. Berikut ini penggalan cerita yang
belum tersampaikan oleh Nisa pada saat menceritakan kembali cerita.
Tolong! Tolong!” teriak harimau kesakitan sambil berlari. Ia terus berlari menuju ke sebuah
sungai. Byuur! Harimau langsung melompat masuk ke dalam sungai. Ia akhirnya selamat dari
serangan lebah. “Grr, awas kau Kancil!” teriak Harimau menahan marah. “Aku dibohongi
lagi. Tapi pusingku kok menjadi hilang ya?” Walaupun tidak mendengar suara merdu bende
wasiat, harimau tidak terlalu kecewa, sebab kepalanya tidak pusing lagi. “Hahaha! Lihatlah
Harimau yang gagah itu lari terbirit-birit disengat lebah,” kata kancil. “Binatang kecil dan
lemah tidak selamanya kalah bukan?” “Semoga harimau bisa mengambil manfaat dari
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI METODE INKUIRI BERBANTU MEDIA KARTU KATA KUNCI (K3)
Sri Mulyani
391
kejadian ini,” kata kelinci penuh harap.
2. Ketepatan menggunakan dan mengucapkan kata
Dalam aspek penilaian ini, ada beberapa pemakaian kosakata yang kurang tepat pada
saat Nisa bercerita di depan kelas, seperti warna kulitku indah akan lebih tepat jika Nisa
menggunakan kata loreng bukan kulit, berbuat sesukanya pada binatang lain akan lebih
tepat jika menggunakan kata semena-mena bukan sesukanya, akan memberikan pelajaran
siapa saja yang berani akan lebih tepat jika ada penambahan kata kepada sehingga menjadi
akan memberikan pelajaran kepada siapa saja yang berani, sedang malas-malasan akan lebih
tepat jika menggunakan kata bermalas-malasan bukan malas-malasan, antara Harimau dan
Kancil ketemu di bawah pohon besar akan lebih tepat jika menggunakan kata bertemu bukan
ketemu, tidak dapat terlukis kata-kata akan lebih tepat jika menggunakan kata terlukiskan
dan menambah kata dengan sehingga menjadi tidak dapat terlukiskan dengan kata-kata.
Adapun kesalahan dalam mengucapkan kata yang dilakukan oleh Nisa adalah hanya dalam
mengucapkan kata kalo yang seharusnya kalau.
3.Kelancaran
Pada saat bercerita di depan kelas, Nisa masih terlihat gugup dan kurang lancar. Hal tersebut
terlihat di awal cerita terdapat jeda dengan pengucapan eee...., seperti eee...... badanku kuat
daan..... dan, eee..... aku mempunyai ide, berani eee.... berani, pesan dari eee.... si Kancil,
selanjutnya eee.... mereka. Selain itu, ada beberapa pengucapan kata yang diulang-ulang
seperti dengan dengan, si..si, kancil eh kelinci, dan tapi.....tapi.
Selain ada nilai tertinggi, ada nilai terendah yang didapatkan pada saat Siklus I. Nilai
terendah pada kelompok eksperimen ini diraih oleh Dwi Saputro dengan perolehan nilai 42.
Judul cerita yang disampaikan oleh Dwi yaitu Leo dan Simon yang bersumber dari majalah Bobo.
Analisis bercerita Dwi Saputro berdasarkan kriteria penilaian kemampuan bercerita dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Ketepatan isi cerita yang disampaikan oleh Dwi sudah cukup sesuai dengan teks cerita. Di
awal cerita, Dwi menceritakan bahwa ada seorang pengusaha kayu yang sedang mencari dua
orang pekerja. Tokoh-tokoh yang disebutkan Dwi sudah sesuai dengan cerita. Namun, sedikit
sekali cerita yang ia sampaikan. Dwi hanya menceritakan di bagian awal saja, sedangkan
bagian tengah dan akhir cerita tidak diceritakan kembali oleh Dwi.
2. Dari segi kesesuaian menggunakan dan mengucapkan kata pada saat bercerita sudah cukup
sesuai. Hal ini terlihat dari kesesuaikan kata yang digunakan hanya ada beberapa kata
yang kurang tepat, seperti kata memotong pohon akan lebih tepat jika menggunakan kata
menebang pohon, lumayan banyak akan lebih tepat jika menggunakan kata cukup banyak,
dan salah menyebutkan nama di awal cerita, contohnya Munggabe yang seharusnya Mugabe.
3. Dari segi kelancaran, Putri sangat tidak lancar dan rasa percaya dirinya kurang pada saat
menceritakan kembali cerita. Banyak kata yang diulang dan terdapat banyak jeda pada saat
bercerita, seperti banyak eee.... banyak, eee...... mem..punyai mempunyai, kepada kepada,
dengan eee.... dengan giat, memotong kayu eee...... lima belas lima belas potong.
392
Dinamika
Vol. 3. No. 3. (2013)
Tabel 1. Skor dan Nilai Siklus I Kemampuan Bercerita Siswa
No Nama
Skor
1
Ahmad Fadillah Masykur
30
2
Aji Fahmi Idris
23
3
Anggi Maulana
30
4
Ardi Dwi Ananda
28
5
Ayu Larasati
27
6
Bihar Bagus Pramundita
30
7
Danu Izun Fiqsani
28
8
Desi Windiana Eka Sari
23
9
Dwi Saputro
21
10 Kenanda Dea
23
11 Lutfiana Nisa
38
12 Muh. Rafli Nur Sidiq
30
13 Muhammad Agus W
25
14 Nur Ika Septia Wulandari
25
15 Nurjaya
28
16 Rahayu Ningsih
25
17 Regina Dipta Lestari
30
18 Reksa Duta Ansamukti
32
19 Rina Astuti
30
20 Rosa Rina Martin
28
21 Suci Rahayu
34
22 Sunil Septi
30
23 Syifa Dwi Anugraheni
35
24 Tami Lianti
33
25 Ali Musapii
30
Jumlah
Nilai Rata-rata
Nilai
60
46
60
56
54
60
56
46
42
46
76
60
50
50
56
50
60
64
60
56
68
60
70
66
60
1432
57,28
Tabel 2. Lembar Penilaian Aktifitas Guru Siklus I
No Aspek yang dinilai
1
2
Nilai
Kemampuan Membuka Pelajaran:
a. Menarik perhatian siswa melalui menyapa siswa dan mengkondisikan
kelas
b. Memotivasi siswa dengan menyukai sastra melalui kegiatan bercerita
c. Mengaitkan materi bercerita yang diajarkan
d. Memberi acuan materi ajar yang akan di ajarkan
Sikap guru dalam proses pembelajaran:
a. Kejelasan suara dalam menyampaikan pembelajaran bercerita
b. Tidak melakukan gerakan yang mengganggu perhatian siswa
c. Antusiasme mimik dan penampilan pada saat pembelajaran
d. Mobilitas posisi tempat ketika mengajarkan materi bercerita
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI METODE INKUIRI BERBANTU MEDIA KARTU KATA KUNCI (K3)
Sri Mulyani
3
3
4
2
3
3
3
3
393
Lanjutan Tabel 2
3
4
Penguasaan materi pembelajaran :
a. Kejelasan memberikan bercerita pada siswa tentang pentingnya
memahami isi cerita dalam menceritakan kembali sebuah cerita
b. Kejelasan dalam menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menceritakan kembali sebuah cerita
c. Kejelasan dalam memberikan contoh/ilustrasi sesuai dengan tuntutan
aspek kompetensi
Skenario pembelajaran :
a. Penyampaian materi ajar sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang
dalam RPP
b. Proses pembelajaran mencerminkan komunikasi yang berpusat pada
siswa
c. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respons dari siswa
d. Cermat dalam memanfaatkan waktu, sesuai dengan alokasi yang
direncanakan
5
Penggunaan Media Pembelajaran:
a. Memperhatikan prinsip penggunaan jenis media kartu
b. Tepat saat menggunakan/menampilkan kartu
c. Media kartu membantu kelancaran proses pembelajaran
6
Evaluasi:
a. Melakukan evaluasi berdasarkan runtutan aspek kompetensi
b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal yang direncanakan dalam
RPP
c. Melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
d. Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang
7
Kemampuan Menutup Pembelajaran :
a. Meninjau kembali/menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan
b. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya atau mengungkapkan
perasaannya saat KBM
c. Memberikan tugas
d. Menginformasikan materi ajar berikutnya
Jumlah
Skor yang didapatkan =
4
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
4
3
4
3
4
2
2
85
Jumlah skor dari semua aspek dalam observasi
Skor maksimal Jumlah aspek yang dinilai
=
85
= 3,27
26
Setelah itu, skor hasil pengamatan observer dilihat pada tabel penilaian aktifitas guru.
Tabel tersebut adalah sebagai berikut:
394
Dinamika
Vol. 3. No. 3. (2013)
Tabel 3. Kriteria penilaian aktifitas guru
Skor
3,5 - 4,0
2,5 - 3,4
1,5 - 2,4
Kurang dari 1,5
Nilai
A
B
C
D
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru selama pembelajaran dapat disimpulkan bahwa
guru yang mengajar pada saat penelitian termasuk kategori guru yang baik.
Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilakukan pada hari Rabu, 21 September 2012. Pada siklus II ini
nampak siswa sudah antusias dalam mengkuti pelajaran. Melakukan pembelajaran yang sama
dengan siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah mengalami kemajuan. Keaktifan
siswa sudah mulai terlihat, kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran serta kekondusifan suasana
pembelajaran sudah mengalami peningkatan yang cukup berarti, siswa telah mempunyai
semangat baru.
Pada penelitian siklus II yang mendapatkan nilai tertinggi kembali diraih oleh Lutfiana
Nisa dengan perolehan nilai 90. Analisis bercerita Lutfiana Nisa pada saat siklus II berdasarkan
kriteria penilaian kemampuan bercerita dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Ketepatan isi cerita
Dari aspek ketepatan isi cerita yang disampaikan oleh Nisa sudah sesuai dengan teks cerita,
tidak ada hal penting yang terlewatkan untuk disampaikan.
2. Ketepatan menggunakan dan mengucapkan kata
Dalam aspek penilaian ini, tidak terdapat kesalahan dalam mengucapkan kata, namun ada
sedikit pemakaian kosakata yang kurang tepat pada saat Nisa bercerita di depan kelas, seperti
kata menjaili harimau akan lebih tepat jika menggunakan kata memberikan pelajaran kepada
harimau, itu gong itu akan lebih tepat dan efektif jika kata itu dihilangkan sehingga menjadi
gong itu.
3.Kelancaran
Dari segi kelancaran, Nisa sudah lancar dan percaya diri pada saat menceritakan kembali
cerita di depan kelas. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya pengucapan eee.... pada saat
Siklus II dibandingkan pada saat Siklus I. Pada saat Siklus II, terdapat lima pengucapan eee...
dan pada saat Siklus I ada tujuh. Selain itu, sedikit kata yang diucapkan secara ulang. Hanya
ada dua pengulangan, seperti dia ber.. dia berkata dan si Kelinci...Kelinci.
Selain nilai tertinggi, ada nilai terendah yang didapatkan pada saat Siklus II. Nilai ini
kembali diraih oleh Dwi Saputro dengan perolehan nilai 56. Analisis bercerita Dwi Saputro
berdasarkan kriteria penilaian kemampuan bercerita dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ketepatan isi cerita yang disampaikan oleh Dwi sudah cukup sesuai dengan teks cerita. Namun,
masih ada beberapa hal atau peristiwa yang tidak disampaikan oleh Dwi. Bagian tengah
cerita belum disampaikan secara lengkap dan bagian akhir cerita pun tidak disampaikan.
Berdasarkan transkrip bercerita pada saat Siklus I dan Siklus II, isi cerita yang disampaikan
oleh Dwi Saputro pada saat Siklus II ini lebih banyak dibadingkan pada saat Siklus I.
2. Dari segi kesesuaian menggunakan dan mengucapkan kata pada saat bercerita sudah cukup
sesuai. Kata yang digunakan pada saat menceritakan kembali sudah sesuai karena tidak
ada pilihan kata yang kurang tepat, namun masih ada kesalahan dalam mengucapkan kata
pemudah yang seharusnya pemuda.
3. Dari segi kelancaran, Dwi masih kurang lancar pada saat menceritakan kembali cerita. Ada
beberapa kata yang diulang, seperti bertugas bertugas, semakin semakin, dan pemudah
pemuda. Selain itu, terdapat banyak jeda saat bercerita, seperti mengucapan eee.....,
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI METODE INKUIRI BERBANTU MEDIA KARTU KATA KUNCI (K3)
Sri Mulyani
395
mempunyai eee..... mempunyai, Simon eee Simon, menebang eee....., kemudian eee.....,
mereka eee........ eee.....
Tabel 4. Skor dan Nilai Siklus II Kemampuan Bercerita Siswa
No Nama
Skor
1
Ahmad Fadillah Masykur
40
2
Aji Fahmi Idris
30
3
Anggi Maulana
38
4
Ardi Dwi Ananda
38
5
Ayu Larasati
37
6
Bihar Bagus Pramundita
43
7
Danu Izun Fiqsani
38
8
Desi Windiana Eka Sari
38
9
Dwi Saputro
28
10 Kenanda Dea
38
11 Lutfiana Nisa
45
12 Muh. Rafli Nur Sidiq
38
13 Muhammad Agus W
35
14 Nur Ika Septia Wulandari
40
15 Nurjaya
33
16 Rahayu Ningsih
37
17 Regina Dipta Lestari
38
18 Reksa Duta Ansamukti
43
19 Rina Astuti
40
20 Rosa Rina Martin
35
21 Suci Rahayu
38
22 Sunil Septi
40
23 Syifa Dwi Anugraheni
42
24 Tami Lianti
38
25 Ali Musapii
40
Jumlah
Nilai Rata-rata
Nilai
80
60
76
76
74
86
76
76
56
76
90
76
70
80
66
74
76
86
80
70
76
80
82
76
80
1898
75,92
Observasi dilakukan untuk mengetahui ketepatan guru dalam mengajar. Penelitian sangat
tergantung pada kegiatan belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu, dilakukan observasi agar
proses pembelajaran yang di dalamnya terjadi pengambilan data kemampuan siswa sebagai
sampel dapat diamati. Penelitian ini melibatkan observer. Observer adalah teman sejawat peneliti
yang bernama Ika Nurhayanti, S.Pd guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Observer
tersebut memberikan penilaian mengenai proses mengajar yang dilakukan penulis sebagai bukti
tertulis baik tidaknya penulis melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Adapun deskripsi
hasil observasi aktivitas guru adalah sebagai berikut :
396
Dinamika
Vol. 3. No. 3. (2013)
Tabel 4. Lembar Penilaian Aktifitas Guru Siklus I
No
Aspek yang dinilai
1
Kemampuan Membuka Pelajaran:
e. Menarik perhatian siswa melalui menyapa siswa dan mengkondisikan
kelas
f. Memotivasi siswa dengan menyukai sastra melalui kegiatan bercerita
g. Mengaitkan materi bercerita yang diajarkan
h. Memberi acuan materi ajar yang akan di ajarkan
3
3
4
3
2
Sikap guru dalam proses pembelajaran:
e. Kejelasan suara dalam menyampaikan pembelajaran bercerita
f. Tidak melakukan gerakan yang mengganggu perhatian siswa
g. Antusiasme mimik dan penampilan pada saat pembelajaran
h. Mobilitas posisi tempat ketika mengajarkan materi bercerita
3
3
3
3
3
Penguasaan materi pembelajaran :
d. Kejelasan memberikan bercerita pada siswa tentang pentingnya
memahami isi cerita dalam menceritakan kembali sebuah cerita
e. Kejelasan dalam menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menceritakan kembali sebuah cerita
f. Kejelasan dalam memberikan contoh/ilustrasi sesuai dengan tuntutan
aspek kompetensi
4
4
4
3
Skenario pembelajaran :
e. Penyampaian materi ajar sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang
dalam RPP
f. Proses pembelajaran mencerminkan komunikasi yang berpusat pada
siswa
g. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respons dari siswa
h. Cermat dalam memanfaatkan waktu, sesuai dengan alokasi yang
direncanakan
5
Penggunaan Media Pembelajaran:
d. Memperhatikan prinsip penggunaan jenis media kartu
e. Tepat saat menggunakan/menampilkan kartu
f. Media kartu membantu kelancaran proses pembelajaran
6
Evaluasi:
e. Melakukan evaluasi berdasarkan runtutan aspek kompetensi
f. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal yang direncanakan dalam
RPP
g. Melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
h. Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang
7
Nilai
Kemampuan Menutup Pembelajaran :
e. Meninjau kembali/menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan
f. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya atau mengungkapkan
perasaannya saat KBM
g. Memberikan tugas
h. Menginformasikan materi ajar berikutnya
Jumlah
3
4
3
3
3
4
4
4
4
3
4
3
4
3
3
88
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI METODE INKUIRI BERBANTU MEDIA KARTU KATA KUNCI (K3)
Sri Mulyani
397
Skor yang didapatkan =
Jumlah skor dari semua aspek dalam observasi
Skor maksimal jumlah aspek yang dinilai
= 88
= 3,38
26
Setelah itu, skor hasil pengamatan observer dilihat pada tabel penilaian aktifitas guru.
Tabel tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Kriteria penilaian aktifitas guru
Skor
3,5 - 4,0
2,5 - 3,4
1,5 - 2,4
Kurang dari 1,5
Nilai
A
B
C
D
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru selama pembelajaran dapat disimpulkan bahwa
guru yang mengajar pada saat penelitian termasuk kategori guru yang baik.
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan peneliltian yang didapatkan dari hasil analisis adalah sebagai berikut:
1. Nilai Siklus I tertinggi diporeh Lutfiana Nisa dengan nilai 75, sedangkan nilai terendah
diperoleh Dwi Saputro dengan nilai 42. Dengan rata-rata nilai kelas tersebut adalah 57,28.
2. Nilai Siklus II tertinggi diporeh Lutfiana Nisa dengan nilai 90, sedangkan nilai terendah
diperoleh Dwi Saputro dengan nilai 56. Dengan nilai rata-rata kelas adalah 75,92.
3. Penilaian aktifitas guru pada siklus I diperoleh nilai : 3,27 dan pada siklus II diperoleh nilai
3,38. Nilai tersebut termasuk dalam kategori baik.
Kata-kata kunci yang ada di dalam media ini sangat membantu siswa dalam
mengoptimalkan daya imajinasi dan kreasinya dalam bercerita. Selain itu, siswa mempunyai
kebebasan dalam menentukan cerita, memilih kata kunci, dan mendayagunakan kemampuannya
pada saat bercerita. Keberadaan media ini tentunya sangat membantu siswa dalam bercerita.
Hal tersebut terbukti dari nilai rata-rata yang diperoleh dengan menerapkan media K3. Melalui
pembelajaran ini, siswa juga dapat berlatih bercerita di depan kelas secara langsung sehingga
siswa mempunyai pengalaman dalam bercerita. Pembelajaran bercerita pun tidak hanya menjadi
pembelajaran teori, melainkan pembelajaran praktik yang menekankan pada prinsip belajar
melalui pengalaman. Oleh karena itu, media K3 (Kartu Kata Kunci) dapat dikatakan berhasil
pada saat diterapkan dalam pembelajaran bercerita.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman penulis sebelum dan setelah melaksanakan
penelitian, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Media K3 (Kartu Kata Kunci) dapat menjadi salah satu alternatif media pembelajaran
bercerita. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, media K3 ini terbukti mampu
meningkatkan kemampuan bercerita siswa dan dapat membuat siswa lebih antusias untuk
mengikuti pembelajaran bercerita.
2. Peneliti yang fokus penelitiannya pada pembelajaran berbicara sebaiknya menyiapkan alat
bantu berupa rekaman atau video pada saat proses pengambilan data penelitian. Hal tersebut
dikarenakan penelitian tentang keterampilan berbicara merupakan penelitian dengan data
berupa hasil berbicara siswa. Hasil berbicara siswa tersebut tentunya bersifat abstrak karena
398
Dinamika
Vol. 3. No. 3. (2013)
tidak ada bukti secara tertulis, contohnya seperti pada penelitian tentang pembelajaran
menulis. Adanya alat bantu rekaman atau video ini akan memudahkan peneliti dalam
mendeskripsikan hasil penelitian.
3. Untuk peneliti selanjutnya, penerapan media K3 sangat baik apabila diterapkan pada
keterampilan berbahasa yang lainnya, contohnya menulis puisi. Dalam pembelajaran
menulis puisi, media K3 dapat memudahkan munculnya daya kreativitas siswa dalam
membuat sebuah puisi karena adanya kata-kata kunci yang terdapat di dalam media ini.
Kata-kata kunci tersebut tentunya akan sangat membantu siswa dalam mengoptimalkan
daya imajinasinya dalam menulis puisi. Selain itu, dalam pembelajaran membaca pun media
K3 dapat diterapkan untuk memudahkan siswa dalam memahami dan mengingat isi bacaan
dengan adanya kata-kata kunci yang ada di dalam media ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyani, Sri. (2011). Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Metode Inkuiri Berbantu Media Kartu Kata
Kunci (K3) Pada Siswa Kelas VIIA. Tegal: Laporan Penelitian Tindakan Kelas.
Nurjamal. (2011). Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suyatno. (2004). Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.
Tarigan, H. G. dan Tarigan, D. (1986). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H. G. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI METODE INKUIRI BERBANTU MEDIA KARTU KATA KUNCI (K3)
Sri Mulyani
399
Download