Journal of Physical Education and Sport

advertisement
JPES 5 (1) (2016)
Journal of Physical Education and Sport
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpes
METODE LATIHAN PLYOMETRICS DAN KELENTUKAN UNTUK
MENINGKATKAN POWER OTOT TUNGKAI DAN HASIL LAY UP SHOOT
BOLA BASKET
Ketut Mertayasa, Setya Rahayu, Tommy Soenyoto
Prodi Pendidikan Olahraga, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang
Info Artikel
Abstrak
________________
___________________________________________________________________
Sejarah Artikel:
Diterima 7 April 2016
Disetujui 23 Mei 2016
Dipublikasikan 20 Juni
2016
Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh metode latihan plyometrics dan kelentukan untuk meningkatkan
power otot tungkai dan hasil lay up shoot bola basket. Penelitian eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Teknik
analisis data menggunakan multivariate of analisis. Hasil penelitian : 1) ada perbedaan pengaruh antara latihan
plyometrics single leg vertical jump dan double leg speed hop untuk meningkatkan power. 2) tidak ada perbedaan
pengaruh antara latihan plyometrics single leg vertical jump dan double leg speed hop untuk hasil lay up shoot bola
basket. 3) ada perbedaan pengaruh antara pemain putra yang memiliki kelentukan tinggi dan rendah untuk
meningkatkan power. 4) tidak ada interaksi antara latihan plyometrics dengan kelentukan untuk meningkatkan
power dan hasil lay up shoot bola basket. Simpulan penelitian: 1) ada perbedaan pengaruh antara metode latihan
plyometrics single leg vertical jump dengan double leg speed hop untuk meningkatkan power. 2) tidak ada perbedaan
pengaruh antara latihan plyometrics single leg vertical jump dan double leg speed hop untuk hasil lay up shoot bola
basket. 3) ada perbedaan pengaruh antara pemain putra yang memiliki kelentukan tinggi dengan rendah untuk
meningkatkan power dan hasil lay up shoot bola basket. 4) tidak ada interaksi antara latihan plyometrics dan
kelentukan untuk meningkatkan power dan hasil lay up shoot bola basket.
________________
Keywords:
Training; flexibility;
power; lay up shoot
____________________
Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of research to analyze the effect of training plyomertics methods and flexibility to increase leg muscle power and
basket ball lay up shoot result. Experimental study using 2x2 factor design. Analysis of data using manova. The results : 1)
There was difference between the effects of plyometrics exercises single leg vertical jump and double leg hop speed to increase
power. 2) There wasn’t significant difference between exercise plyometrics single leg vertical jump and double leg hop speed to
lay up shoot results. 3) There was difference between influence of male players who have high flexibility and low to increased
power and lay up shoot results. 4) There wasn’t interaction between plyometrics exercises with flexibility to increase power and
lay up shoot results. The conclusions: 1) There was difference effects between plyometrics exercise method single leg vertical
jump with double leg speed hop to increase power. 2) There wasn’t significant difference between exercise plyometrics single leg
vertical jump and double leg hop speed to lay up shoot result. 3) There was difference effects between male player
extracurricular basketball who has high flexibility with low to increase power and lay up shoot result. 4) There wasn’t
interaction between plyometrics exercises and flexibility to increase power and lay up shoot result.
© 2016 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi:
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
E-mail: [email protected]
p-ISSN 2252 - 6420
e-ISSN 2502 - 4477
24
Ketut Mertayasa, Setya Rahayu, Tommy Soenyoto / Journal of Physical Education and Sport 5 (1) (2016)
penonton. Tujuan dari fast break adalah membawa
bola cepat ke depan untuk melakukan tembakan
yang memiliki presentase keberhasilan tinggi,
dengan tidak memberikan kesempatan kepada
lawan untuk mempersiapkan pola pertahanan
(Eka, 2011:99). Lay up shoot merupakan salah satu
gerakan yang biasanya digunakan untuk mencetak
poin dalam permainan basket saat melakukan
serangan kilat.
Pemain yang memiliki power tinggi tentu
akan mudah menjangkau ring basket untuk
mencetak poin dengan memasukkan bola ke ring
basket. Power otot tungkai dalam permainan
basket tidak hanya diperlukan untuk mencetak
poin, tetapi gerakan seperti menghadang lawan,
gerakan memotong bola saat lawan melakukan
operan overhead pass, lompatan saat menerima
umpan dari kawan dan melakukan lompatan saat
pemain merebut bola.
Power otot tungkai adalah kekuatan untuk
mempergunakan kekuatan maksimal yang
digunakan dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. Power otot tungkai merupakan salah
satu komponen fisik yang harus dimiliki oleh para
atlet di mana atlet harus bisa mengerahkan
kekuatan secara eksplosif dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya (Yoda, 2006:27). Apabila
dalam permainan bola basket, atlet yang akan
melakukan lay up shoot tetapi tidak memiliki power
otot tungkai yang bagus maka atlet tidak bisa
menjangkau ring basket untuk mencetak poin.
Sesuai dengan observasi peneliti yang
dilakukan tanggal 20 Desember 2015 sampai
dengan 10 Januari 2016 di sekolah SMK Negeri 2
Seririt Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng,
ekstrakurikuler olahraga yang aktif diantaranya
adalah ekstrakurikuler basket. Jumlah peserta
ekstrakulikuler basket di sekolah SMK Negeri 2
Seririt sebanyak 35 siswa, dimana jumlah tersebut
jumlah
terbanyak
dibanding
dengan
ekstrakulikuler olahraga lainnya. Latihan yang
dilakukan selama ini untuk meningkatkan power
otot tungkai para peserta ekstrakurikuler di SMK
Negeri 2 Seririt Kecamatan Seririt Kabupaten
Buleleng adalah melakukan pemanasan, setelah
itu peserta putra ekstrakurikuler dibagi menjadi
dua kelompok dan melakukan permainan bola
basket secara bergantian. Melakukan permainan
PENDAHULUAN
Menurut Rohim (2008:24) “Tembakan lay
up pada permainan bola basket adalah tembakan
yang dilakukan dari jarak dekat sekali dengan
keranjang, sehingga seolah-olah bola itu
diletakkan ke dalam keranjang yang didahului
dengan gerakan melangkah lebar dan melompat
setinggi-tingginya”. Oliver (2007:20) menyatakan,
“lay up pada permainan bola basket adalah
tembakan yang berpeluang paling tinggi untuk
mencetak angka dalam bola basket, para pemain
penyerang harus mencoba melakukan lay up
dalam suatu pertandingan”.
Sesuai yang dijelaskan di atas lay up
membutuhkan gerakan melompat setinggitingginya. Melompat setinggi-tingginya untuk bisa
memasukkan bola ke dalam ring memerlukan
kondisi fisik kelentukan, kekuatan dan power otot
tungkai yang maksimal. Pertandingan olahraga
basket untuk atlet pemula umumnya dominan
melakukan gerakan lay up shoot untuk mencetak
poin sebanyak-banyaknya dibandingkan dengan
melakukan gerakan jump shoot dan three poin.
Gerakan lay up shoot memiliki peluang lebih
besar untuk bisa mencetak poin, karena bola
diarahkan sedekat mungkin dengan ring basket.
Menjangkau ring basket dengan gerakan lay up
harus diimbangi dengan power otot tungkai dan
kelentukan yang maksimal. Gerakan lay up shoot
selalu digunakan untuk mencetak poin saat
melakukan serangan balik cepat.
Mencetak poin sebanyak-banyaknya ke ring
lawan sangat penting untuk mendapatkan
kemenangan tim. Melakukan teknik permainan
bola basket yang baik dan benar akan menunjang
kemampuan pemain untuk mencetak poin. Teknik
dasar bola basket yang sangat menentukan untuk
meraih kemenangan salah satunya adalah
melakukan tembakan (shoot) yang benar dan
masuk ke ring lawan. Melihat sangat pentingnya
shoot pada permainan bola basket, maka peneliti
mengangkat shoot untuk diteliti, namun peneliti
lebih memfokuskan pada lay up shoot.
Lay up shoot sangat bermanfaat dalam
pelaksanaan fast break dan juga bermanfaat untuk
Fast break
memecah pertahanan lawan.
merupakan bagian dari permainan bola basket
yang menyenangkan baik bagi pemain maupun
25
Ketut Mertayasa, Setya Rahayu, Tommy Soenyoto / Journal of Physical Education and Sport 5 (1) (2016)
pada penelitian ini adalah power otot tungkai dan
hasil lay up shoot. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini akan menggunakan teknik instrument
administration.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tes statis fleksibilitas pergelangan kaki
untuk mengukur kelentukan, menggunakan vertical
power jump test untuk mengukur power otot tungkai
dan untuk mengukur hasil lay up shoot pada
permainan bola basket di dalam penelitian ini
adalah tes lay up shoot. Teknik analisis data
menggunakan manova pada taraf signifikansi 0,05
dengan bantuan SPSS 16.
bola basket secara bergantian dianggap sudah
mewakili untuk peningkatan kondisi fisik.
Kurangnya power otot tungkai dibuktikan
dengan hasil pengukuran yang dilakukan
menggunakan vertical jump untuk mengetahui
selisih antara tinggi raihan dan tinggi loncatan
peserta ekstrakurikuler bola basket. Hasil
pengukuran dengan standar TKJI (Tes Kesegaran
Jasmani Indonesia) untuk pengukuran loncat
tegak (power otot tungkai) usia remaja putra usia
13 – 19 tahun didapat hasil pengukuran yaitu: dari
35 peserta ekstrakurikuler basket, 13 peserta (37%)
memiliki katagori power baik (53 - 65 cm), 21
peserta (60 %) memiliki katagori power sedang (42
- 52 cm) dan 1 (2%) memiliki power kurang (31 –
41 cm). Rata-rata power otot tungkai dari 35
peserta ekstrakurikuler basket adalah 51 cm dalam
katagori sedang.
Berdasarkan
penelitian
pendahuluan,
peneliti ingin menerapkan metode latihan
plyometrics yang diharapkan dapat meningkatkan
power otot tungkai peserta putra ekstrakurikuler
basket SMK Negeri 2 Seririt Kecamatan Seririt
Kabupaten Buleleng dan dengan meningkatnya
power otot tungkai peserta ekstrakulikuler basket
diharapkan juga terjadi peningkatan hasil lay up
shoot bola basket. Berdasarkan permasalahan di
atas peneliti melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Metode Latihan Plyometrics dan
Kelentukan terhadap Peningkatan Power Otot
Tungkai dan Hasil Lay Up Shoot pada Pemain
Putra Ekstrakurikuler Basket SMK Negeri 2 Seririt
Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng”.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel Tests of Between-Subjects Effects
berfungsi untuk dapat melakukan uji hipotesis
pengaruh metode latihan plyometrics dan
kelentukan terhadap peningkatan power otot
tungkai dan hasil lay up shoot pada pemain putra
ekstrakurikuler basket SMK Negeri 2 Seririt. Tabel
Tests of Between-Subjects Effects dapat di lihat pada
tabel 1 di bawah ini:
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif studi pendekatan eksperimen dengan
menggunakan 2x2 factor design. Populasi pada
penelitian ini adalah 35 pemain putra
ekstrakurikuler basket SMK Negeri 2 Seririt.
Sampel berjumlah 24 orang dipilih berdasarkan
teknik purvosive sampling dengan katagori
kelentukan tinggi dan rendah. Variabel bebas pada
penelitian ini adalah metode latihan plyometrics
(latihan single leg vertical jump dan double leg speed
hop) dan kelentukan. Sedangkan variabel terikat
26
Ketut Mertayasa, Setya Rahayu, Tommy Soenyoto / Journal of Physical Education and Sport 5 (1) (2016)
Tabel 1. Tests of Between-Subjects Effects Data Pengaruh Metode Latihan Plyometrics dan Kelentukan terhadap
Peningkatan Power Otot Tungkai dan Hasil Lay Up Shoot
Source
Latihan
Kelentukan
Latihan * Kelentukan
Dependent Variable
Df
Mean Square
F
Sig.
Power
1
45.375
20.092
.000
Lay_Up
1
.167
.152
.701
Power
1
12.042
5.332
.032
Lay_Up
1
8.167
7.424
.013
Power
1
3.375
1.494
.236
Lay_Up
1
.167
.152
.701
Uji hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Ada perbedaan pengaruh latihan plyometrics single
leg vertical jump dan double leg speed hop terhadap
peningkatan power otot tungkai. Nilai signifikansi
latihan terhadap power adalah 0,000 dimana nilai
sig (0,000) < α (0,05) dan dan nilai Fhitung
(20,092) > Ftabel (2,058). Latihan plyometrics yang
diberikan dengan intensitas 30%-40% repetisi
maksimal akan mempengaruhi kondisi anatomi
dan fisiologis dari otot tungkai. Pembebanan
yang diberikan terhadap otot tungkai melalui
plyometrics
platihan
akan
menyebabkan
perubahan peningkatan power otot tungkai.
Latihan double leg speed hop dan single leg vertical
jump melibatkan otot-otot fleksor pinggul dan
paha, gastrocnemius, gluteals, quadriceps dan
hamstrings. Rangkaian gerakan latihan double leg
speed hop dan single leg vertical jump akan membuat
otot mengalami kontraksi yang sangat kuat.
Latihan plyometrics yang diberikan akan
menyebabkan perubahan anatomi otot yaitu
membesarnya serabut otot, bertambahnya
jumlah kapiler di dalam otot, bertambahnya
jumlah jaringan ikat di dalam otot.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam otot
yaitu perubahan anatomis kimiawi dan fisiologis.
plyometrics
Latihan
yang
diberikan
akan
menyebabkan perubahan anatomi otot yaitu
membesarnya serabut otot, bertambahnya jumlah
kapiler di dalam otot, bertambahnya jumlah
jaringan ikat di dalam otot. Membesarnya serabut
otot disebabkan oleh bertambahnya unsur kontraktil
(aktin dan myosin) di dalam otot yang
menyebabkan meningkatnya kekuatan kontraksi
otot (kekuatan aktif), menebalnya dan dan menjadi
lebih kuatnya sarkoplasma dan bertambahnya
jumlah jaringan ikat di antara sel sel otot (serabut-
serabut otot) yang menyebabkan meningkatnya
kekuatan pasif otot. Pembesaran otot menyebabkan
meningkatnya
kekuatan
aktif
otot
dan
meningkatkan kekuatan pasif otot yaitu otot
menjadi lebih kuat dan tahan terhadap regangan
(Giriwijoyo, 2007:13).
Penelitian ini juga di dukung oleh Kadek
Risna (2014) yang menyatakan double leg speed hop
berpengaruh tehadap peningkatan daya ledak otot
tungkai dengan nilai 11, 695 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000. Selain itu, Reyment,
Lundquist, dan Bonis (2007) juga menyatakan
bahwa latihan single leg vertical jump mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan
power otot tungkai sebesar 0,001.
Perubahan biokimia meliputi bertambahnya
jumlah PC (phosphocreatine), glikogen otot, myoglobin
dan enzym-enzym yang penting untuk proses
aerobik yang terdapat di metokondria Latihan dapat
meningkatkan kadar glikogen di dalam otot menjadi
2-3 kali lebih banyak. Bertambahnya myoglobin akan
menyebabkan otot menjadi berwarna merah.
Perubahan fisiologi ditunjukkan oleh bertambahnya
kekuatan dan daya tahan statis, daya tahan dinamis,
dan kecepatan transmisi neuromuscular. Jika dilihat
dari jenis gerakannya, latihan plyometrisc single leg
vertical jump dan double leg speed hop mampu melatih
otot-otot tungkai secara keseluruhan. Adaptasi yang
terjadi pada otot tungkai selama diberikan latihan
akan memberikan perbedaan peningkatan power otot
tungkai (Giriwijoyo, 2007:184)
2) Tidak ada perbedaan pengaruh latihan plyometrics
single leg vertical jump dan double leg speed hop
terhadap hasil lay up shoot. Nilai signifikansi
latihan terhadap hasil lay up shoot adalah 0,711
dimana nilai sig (0,711) > α (0,05) nilai Fhitung
(0,152) < Ftabel (2,058). Tidak ada perbedaan
27
Ketut Mertayasa, Setya Rahayu, Tommy Soenyoto / Journal of Physical Education and Sport 5 (1) (2016)
pengaruh yang signifikan karena lay up shoot
merupakan rangkaian gerak yang meliputi
gerakan memegang bola, berlari (atau
melangkah) ke depan, melompat, dan melepas
tembakan saat gerakan melayang di udara ke
arah ring lawan untuk mencetak angka. Gerakan
lay up shoot sangat komplek memerlukan
ketepatan koordinasi mata tangan saat
menggiring bola dan saat melayang di udara
sambil melepaskan bola ke arah ring lawan.
Didukung oleh teori Oliver (2007)
Gerakan lay up posisikan tubuh jarak satu
langkah dari ring basket saat akan melompat.
Posisikan lengan kanan secara tinggi dan tekuklah
lengan yang akan digunakan menembak sampai
membentuk sudut 90 derajat sehingga lengan
tersebut membentuk huruf L, kemudian melompat
dengan tumpuan kaki kiri. Julurkan lengan kanan
kearah titik sasaran pada papan. Pertahankan
kontak mata dengan titik sasaran sampai bola benarbenar telah menyentuh papan dan bola masuk ke
ring basket. Keberhasilan dalam melakukan lay up
shoot membutuhkan penggunaan teknik dan
pengambilan
langkah
yang
tepat
untuk
memaksimalkan hasil lay up shoot (Oliver, 2007:14)
Gerakan lay up shoot memerlukan latihan
khusus untuk memaksimalkan hasil tembakan,
karena lay up merupakan salah satu latihan
keterampilan bukan latihan komponen kondisi fisik.
Gerakan latihan plyometrics single leg vertical jump
dilakukan dengan cara posisi badan berdiri, dengan
salah satu kaki diangkat, tangan berada di samping,
kemudian meloncat ke atas dengan cepat dan
tangan di ayunkan ke atas.
Gerakan latihan plyometrics double leg speed hop
dilakukan dengan cara posisi badan berdiri dengan
setengah jongkok, kedua kaki diregangkan selebar
bahu, kemudian meloncat ke atas depan dengan
cepat hingga posisi kaki di bawah pantat dan
selanjutnya mendarat dengan kedua kaki. Gerakan
pada latihan plyometrics hanya mewakili gerakan
melompat sedangkan untuk komponen ketepatan
dan koordinasi mata tangan tidak terdapat pada
gerakan plyometrics. Latihan plyometrics memang
sangat baik untuk meningkatkan kondisi fisik power
otot tungkai untuk melakukan gerakan lay up, akan
tetapi gerakan lay up shoot akan lebih baik dilakukan
dengan memberikan latihan keterampilan lay up,
sehingga untuk melakukan gerakan lay up untuk
mendapatkan poin lebih maksimal. Latihan
plyometrics yang diberikan pada latihan ini bukan
merupakan
latihan
keterampilan
melainkan
merupakan latihan kondisi fisik. Power otot tungkai
hanya sebagai pendukung untuk melakukan gerakan
lay up shoot. Gerakan lay up shoot membutuhkan
latihan tersendiri yaitu latihan keterampilan lay up.
3) Ada perbedaan peningkatan power otot tungkai
antara pemain putra ekstrakurikuler basket yang
memiliki kelentukan tinggi dan rendah. Nilai
signifikansi kelentukan terhadap power adalah
0,032 dimana nilai sig (0,032) < α (0,05) dan
nilai Fhitung (5,332) > Ftabel (2,058). Melakukan
gerakan latihan plyometrics tentu dibutuhkan
kelentukan dalam gerakan untuk mendapatkan
hasil yang optimal.
Kelentukan adalah kemampuan menggerakkan tubuh dan bagian-bagiannya seluas
mungkin tanpa terjadi ketegangan sendi dan cedera
otot. Pada latihan plyometrics dibutuhkan kelentukan
pergelangan kaki, kelentukan otot punggung ke arah
depan dan otot paha bagian belakang yaitu otot-otot
fleksor pinggul dan paha, gastrocnemius, gluteals,
quadriceps dan hamstrings. Kelentukan yang
dimaksud dalam latihan ini adalah kelentukan
punggung, kelentukan pergelangan kaki, tungkai
dan sendi panggul. Pemain yang memiliki
kelentukan tinggi tentu akan lebih mudah
melakukan gerakan pelatihan plyometrics dan
kemungkinan terjadi cidera tentu lebih sedikit.
Power yang tinggi dihasilkan oleh kekuatan
dan kecepatan yang tinggi, akan tetapi komponen
kelentukan juga berperan penting. Kelentukan
biasanya mengacu pada ruang gerak sendi atau
sendi-sendi tubuh, lentuk tidaknya ditentukan oleh
luas-sempitnya
ruang
gerak
sendi-sendinya.
Kelentukan juga ditentukan oleh elastis tidaknya
otot, tendon dan ligamen (Yoda, 2006:13).
Jadi kelentukan adalah kemampuan untuk
melakukan ruang gerak yang luas dalam sendi dan
mempunyai elastisitas otot-otot yang bagus. Pemain
yang mempunyai kelentukan tinggi tentu memiliki
keuntungan seperti mengurangi kemungkinan cidera
pada otot dan sendi, membantu mengembangkan
kecepatan dimana unsur kecepatan sangat
berpengaruh terhadap power otot, menghemat
pengeluaran tenaga pada waktu melakukan gerakan
gerakan dan memperbaiki sikap tubuh. Memiliki
28
Ketut Mertayasa, Setya Rahayu, Tommy Soenyoto / Journal of Physical Education and Sport 5 (1) (2016)
kelentukan yang baik pemain basket bisa melakukan
loncatan yang tinggi.
4) Ada perbedaan hasil lay up shoot antara pemain
putra ekstrakurikuler basket yang memiliki
kelentukan tinggi dan rendah. Nilai signifikansi
kelentukan terhadap hasil lay up shoot adalah
0,013 dimana nilai sig (0,013) < α (0,05) dan
nilai Fhitung (7,424) > Ftabel (2,058). Keuntungan
bagi para pemain yang memiliki kelentukan baik
adalah 1) memudahkan dalam menampilkan
berbagai kemampuan gerak dan ketrampilan lay
up. 2) menghindarkan diri dari kemungkinan
mendapatkan cidera pada saat melakukan
gerakan lay up. 3) memperlancar aliran darah
sehingga sampai pada serabut otot.
Gerakan lay up adalah gerakan yang komplek
saat melompat, melayang dan mendarat sehingga
kelentukan pergelangan kaki sangat diperlukan
dalam melakukan gerakan lay up. Kelentukan
pergelangan kaki digunakan saat akan melakukuan
loncatan. Kontraksi yang terjadi pada art. talo tibia
fibularis (pergelangan kaki) antara fascies artikularis
tali os tibia dan os fibula dengan trokhlea tali bagian
medial dan lateral. Bentuk sendi engsel yang dapat
dilakukan dorsal fleksio dan plantar fleksio. Art. talo
kalkanea (sendi loncat atas), antara fascies artikularis
kalkanei posterior ossis talus dan fascies artikularis tali
posterior ossis kalkaneus. Art. talo kalkaneonavikularis
(sendi loncat bagian bawah) antara fascies artikularis
navikulare kalkanei media anterior dan fascies artikularis
navikulare ossis talus dengan fascies tali media anterior
ossis kakkaneus dan fascies artikularis tali ossis navikulare
pedis. Peserta yang memiliki kelentukan tinggi dan
kelentukan rendah mempengaruhi hasil power otot
tungkai.
Gerakan yang lues akan menghasilkan
gerakan yang hemat energi sehingga dengan
perbedaan kelentukan yang dimiliki oleh pemain
basket mempengaruhi hasil lay up shoot pada pemain
putra
ekstrakurikuler
basket.
Kelentukan
pergelangan kaki berfungsi untuk memudahkan
pemain dalam melakukan lompatan saat akan
menjangkau ring basket.
5) Tidak ada interaksi antara metode latihan
plyometrics dan kelentukan terhadap peningkatan
power otot tungkai. Nilai signifikansi interaksi
antara latihan dengan kelentukan terhadap power
adalah 0,701 dimana nilai sig (0,711) > α (0,05)
dan nilai Fhitung (1,494) < Ftabel (2,058). Power atau
daya ledak disebut juga sebagai kekuatan yang
eksplosif. Power menyangkut kekuatan dan
kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan
eksplosif serta melibatkan pengeluaran kekuatan
otot yang maksimal dalam waktu yang secepatcepatnya.
Melakukan
gerakan-gerakan
untuk
menghasilkan power otot tungkai kondisi fisik
kelentukan jangan dikesampingkan, karena latihan
plyometrics gerakannya dituntut memiliki kelentukan
yang baik. Kelentukan merupakan kemampuan
sendi untuk melakukan gerakan seluas mungkin
diimbangi dengan keelastisan otot, tendon dan
ligamen. Tidak terjadi interaksi antara latihan
plyometrisc dengan kelentukan terhadap power otot
tungkai dikarenakan hal yang paling utama dan
yang sangat berpengaruh terhadap power adalah
kekuatan dan kecepatan. Yoda (2006) menyatakan
power adalah kemampuan otot untuk mengatasi
tahanan dengan kontraksi yang cepat dimana power
merupakan hasil kali force dengan vilocity dimana
force sepadan dengan kekuatan dan velocity sepadan
dengan kecepatan. Didukung oleh teori Rushall,
Pyke dalam Syafruddin (2012)
Kekuatan
disisni
diartikan
sebagai
kemampuan otot atau sekelompok otot mengatasi
beban baik beban dalam arti beban tubuh sendiri
baik beban dalam arti benda atau alat yang
digerakkan oleh tubuh. Sedangkan kecepatan
menunjukkan cepat lambatnya otot berkotraksi
mengatasi beban. yang menyebutkan bahwa
ledak/power biasanya diartikan sebagai suatu fungsi
dari kekuatan dan kecepatan gerakan. Jadi
komponen utama untuk dalam meningkatkan power
adalah kekuatan otot dan kecepatan kontraksi otot
(Syafruddin 2012).
6) Tidak ada interaksi antara metode latihan
plyometrics dan kelentukan terhadap hasil lay up
shoot pada pemain putra ekstrakurikuler basket.
Nilai signifikansi interaksi antara latihan dengan
kelentukan terhadap hasil lay up shoot adalah
0,236 dimana nilai sig (0,236) > α (0,05) dan
nilai Fhitung (0,152) < Ftabel (2,058). Gerakan lay up
memang memerlukan power otot tungkai tinggi
dan kelentukan yang maksimal. Melakukan
latihan plyometrics dalam kelentukan yang
berbeda akan memberikan hasil yang berbeda
pada hasil lay up shoot.
29
Ketut Mertayasa, Setya Rahayu, Tommy Soenyoto / Journal of Physical Education and Sport 5 (1) (2016)
Gerakan lay up shot menuntut power otot
tungkai yang tinggi dan kelentukan yang maksimal
sehingga pemain dapat dengan mudah menjangkau
ring basket dan melakukan gerakan dengan lues. Lay
up adalah tembakan yang dilakukan dari jarak dekat
sekali dengan keranjang, sehingga seolah-olah bola
itu diletakkan ke dalam ring basket yang didahului
dengan gerakan melangkah lebar dan melompat
setinggi-tingginya. Gerakan lay up adalah gerakan
yang komplek, selain memerlukan power otot
tungkai tinggi dan kelentukan yang tinggi, gerakan
lay up untuk bisa mencetak poin pemain juga harus
memiliki tingkat koordinasi mata tangan, mata kaki,
keseimbangan tubuh dan ketepatan yang bagus saat
melepaskan bola ke dalam ring basket.
Gerakan lay up shoot memerlukan latihan
tersendiri yaitu latihan keterampilan lay up. Tidak
adanya interaksi yang signifikan antara latihan
plyometrics terhadap hasil lay up shoot dikarenakan lay
up shoot merupakan bagian dari latihan keterampilan
teknik menembak, sedangkan penelitian ini
menekankan pada latihan fisik yaitu latihan
plyometrics single leg vertical jump dan double leg speed
hop. Didukung oleh teori Eka (2011)
Lay up shoot merupakan bagian dari teknik
dasar menembak (shooting) yang masuk pada bagian
teknik menembak dalam. Pemain yang memiliki
kondisi fisik yang baik memang bisa meningkatkan
keterampilan pemain basket, akan tetapi lebih baik
lagi jika latihan keterampilan dilatih menggunakan
latihan teknik (Eka, 2011)
Seririt Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. 3)
Ada perbedaan pengaruh antara pemain putra
ekstrakurikuler basket SMK Negeri 2 Seririt
Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng yang
memiliki kelentukan tinggi dengan kelentukan
rendah terhadap peningkatan power otot tungkai.
Pemain yang memiliki kelentukan tinggi lebih baik
dari pada pemain yang memiliki kelentukan rendah
terhadap peningkatan power otot tungkai. 4) Ada
perbedaan pengaruh antara pemain putra
ekstrakurikuler basket SMK Negeri 2 Seririt
Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng yang
memiliki kelentukan tinggi dengan kelentukan
rendah terhadap hasil lay up shoot. Pemain yang
memiliki kelentukan tinggi lebih baik dari pada
pemain yang memiliki kelentukan rendah terhadap
hasil lay up shoot. 5) Tidak ada interaksi antara
metode latihan plyometrics dan kelentukan terhadap
peningkatan power otot tungkai pada pemain putra
ekstrakurikuler basket SMK Negeri 2 Seririt
Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. 6) Tidak
ada interaksi antara metode latihan plyometrics dan
kelentukan terhadap hasil lay up shoot pada pemain
putra ekstrakurikuler basket SMK Negeri 2 Seririt
Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng.
DAFTAR PUSTAKA
Eka, Budi. 2011. TP. Kepelatihan Bola Basket. Singaraja:
Unit Penerbitan Universitas Pendidikan Ganesha
Giriwijoyo, Santosa. 2007. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi
Olahraga) Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga
untuk Kesehatan dan Untuk Prestasi. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Graha, Ali Satia. 2010. “Pengaruh Latihan Pliometrik Single
Leg Hop dan Double Leg Hop Terhadap Daya Ledak
Otot Tungkai dan Waktu Tempuh Pelari 110 Meter
Gawang”. Thesis. Yogjakarta.
Kadek Risna. 2014. “Pengaruh Pelatihan Single Leg Speed
Hop dan Double Leg Speed Hop Terhadap Daya
Ledak Otot Tungkai”. e-Journal IKOR Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan, (2)
Oliver, J. (2007). Dasar-dasar Bola Basket. Bandung: Pakar
Raya.
Reyment, Lundquist, dan Bonis. 2007. “Effects Of A Four
Week Plyometric Training Program on Measurements of
Power In Male Collegiate Hockey Players”. University
of Wisconsin--Eau Claire Office of Research and
Sponsored Programs.
Rohim, A. (2010). Olahraga Bola Basket. Semarang: CV.
Aneka Ilmu.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di
atas maka kesimpulan yang dapat ditarik pada
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Ada
perbedaan pengaruh antara metode latihan
plyometrics single leg vertical jump dengan double leg
speed hop terhadap peningkatan power otot tungkai.
Latihan plyometrics single leg vertical jump lebih baik
dari pada latihan double leg speed hop terhadap
peningkatan power otot tungkai pada pemain putra
ekstrakurikuler basket SMK Negeri 2 Seririt
Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. 2) Tidak
ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara
metode latihan plyometrics single leg vertical jump dan
double leg speed hop terhadap hasil lay up shoot pada
pemain putra ekstrakurikuler basket SMK Negeri 2
30
Ketut Mertayasa, Setya Rahayu, Tommy Soenyoto / Journal of Physical Education and Sport 5 (1) (2016)
Syaifuddin. 2012. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis
Kompetensi untuk Keperawatan dan Kebidanan Edisi
4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Yoda, I Ketut. 2006. Buku Ajar Peningkatan Kondisi Fisik
(tidak diterbitkan). Singaraja: IKIP Negeri
Singaraja
31
Download