Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) untuk Meningkatkan Kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif serta Dampaknya terhadap Motivasi Belajar Matematik Siswa SMA Wulan Rachmayanti Magister Pendidikan Matematika Pascasarjana UNPAS Bandung @pascasarjanaunpas.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menelaah peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif matematik antara siswa yang memperoleh pembelajaran ARIAS dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Metode Campuran (Mixed Method) tipe penyisipan (Embedded Design). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIIAdi SMA Alfa Centauri. Sampel dalam penelitian ini dipilih sebanyak 2 kelas dari kelas XI MIIA. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran ARIAS dan kelas kontrol memperoleh pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian meliputi tes berpikir kritis, berpikir kreatif, angket motivasi belajar, pedoman observasi dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik peserta didik yang memperoleh pembelajaran ARIAS lebih baik daripada kemampuan peserta didik yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional (2) Kualitas peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang memperoleh pembelajaran ARIAS lebih baik daripada kemampuan peserta didik yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional (3) Tidak terdapat hubungan antara berpikir kritis matematik dengan berpikir kreatif matematik (4) Terdapat hubungan antara berpikir kritis matematik dengan motivasi belajar (5) Terdapat hubungan antara berpikir kreatif matematik dengan motivasi belajar (6) Penggunaan model pembelajaran ARIAS berdampak positif terhadap motivasi belajar peserta didik. Pendahuluan Dalam menghadapi persaingan global, memiliki pola pikir dan penilaian yang setiap bangsa harus memiliki penalaran baik. dan pola pikir yang baik yang nantinya serangkaian peristiwa kompleks yang akan digunakan dalam berbagai bidang didalamnya terdapat proses belajar kehidupan, antara lain dalam bidang mengajar.Pada saatinidunia pendidikan pendidikan. Begitupun dengan bangsa sedangmendapat Indonesia, harus meningkatkan mutu berkaitan pendidikan menghasilakan sumber daya manusia agar pribadi-pribadinya Pendidikan sorotan dengan merupakan tajamyang tuntutan yang berkualitas. (Husamah dan Selayaknya bidang pendidikan Yanur, 2013:186) dalam kerangka memberi perhatian abad 21 keterampilan yang dibutuhkan berpikir kreatif peserta didik untuk membentuk SDM kesadaran akan pentingnya berpikir yang kreatif berkualitas yaitu memiliki khususnya etos Tidak kerja yang keterampilan dalam tinggi, memiliki berkomunikasi, cakap menggunakan teknologi dan dan bagi karakter sebagai pemikir, memiliki memiliki ilmu pengetahuan pelajaran matematika. sedikit kurang lebih mengenai peserta berpikir menemukan didik kreatif yang dalam alternatif-alternatif informasi, dan bertaqwa kepada Tuhan pemecahan yang bervariasi, karena Yang Maha Esa. kurangnya pelatihan tentang berpikir Menurut 2012:56) Cropley sangat kemampuan (Wijaya, kreatif terutama dalam pemecahan bahwa masalah matematika. Sehingga tak dan jarang banyak peserta didik yang yakin berpikir kreatif inofatif serta kemampuan pemecahan kurang masalah pelajaran matematika. mendasar merupakan yang keterampilan mutlak sangat dibutuhkan di abad ke-21. yang penting dalam sangat berperan menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis peserta didik dan salah satu pelajaran yang diajarkan adalah pelajaran matematika, karena matematika dipandang sebagai salah satu ilmu dasar yang memiliki peranan penting dalam jajaran pendidikan, senada dengan hal tersebut Ruseffendi (2006:94) mengemukakan “Matematika itu penting baik sebagai alat bantu, sebagai ilmu, sebagai pola berpikir, maupun sebagai pembentu sikap.” Dalam mengenai proses mata pembelajaran matematika tidak sedikit juga peserta Sekolah merupakan lembaga formal pendidikan berkenan didik menyelesaikan banyak soal tanpa pemahaman yang menyelesaikan mendalam. Saat soal, peserta didik hanya berorientasi pada jawaban akhir. Akibatnya peserta kemampuan didik belum bernalar berkembang dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kemampuan berpikir kritis matematik peserta didik dalam pembelajaran matematika. Kemampuan bernalar tak terpisahkan dari kemampuan berpikir kritis. Hal ini sejalan dengan pendapat Krulik dan Rudnick (1995:2) bahwa penalaran mencakup berpikir dasar (basic thinking), berpikir kritis (critical konvensional), sehingga peserta didik thinking), dan berpikir kreatif (creative cenderung pasif dan keaktifan peserta thinking). didik kurang diperlihatkan. Selain itu Berkenaan dengan berpikir kritis, Pikket dan foster (1996)(rosnawati 2012:4) berpikir kritis adalah jenis berpikir yang lebih tinggi yang bukan hanya menghafal materi tetapi penggunaan dan manipulasi bahan bahan yang di pelajari dalam situasi baru. Menurut (liberna, Soeprapto(2001) 2010:192) kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainya.Kemudian Johnson (2007: 189) menambahkan bahwa berpikir kritis adalah hobi berpikir yang bisa dikembangkan oleh setiap orang, maka hobi ini harus diajarkan di Sekolah Dasar, SMP, dan SMA. Menyadari pentingnya mengembangkan ketika peserta didik diberi permasalahan peserta didik cenderung memberikan jawaban yang sama, dan terkadang hanya mengikuti langkahlangkah yang ada di buku paket atau cara yang telah ada, belum tampak adanya penemuan ide baru maupun mengait materi dengan dunia nyata yang dilakukan oleh peserta didik, dikatakan ada namun jarang sekali. Selain itu guru kurang mengarahkan dan memotivasi peserta didik untuk mengaitkan permasalahan yang dihadapi dengan kehidupan sehari-hari dan memunculkan ide-ide kreatif melalui pembuatan suatu karya. Hal ini menyebabkan rendahnya kreativitas peserta didik dalam belajar matematika. Berkaitan dengan proses belajar kemampuan berpikir kritis peserta selain kemampuan berpikir kreatif dan didik kritis, sejak SD, maka diperlukan adanya matematika yang mutlak pembelajaran motivasi belajar sangatlah diperlukan. Menurut Uno, H (2013:23) banyak “Motivasi belajar adalah dorongan melibatkan peserta didik secara aktif internal dan eksternal pada peserta dalam proses pembelajaran itu sendiri. didik lebih Namun pada kenyataannya peserta didik menerima hanya materi belajar sebatas dengan yang disampaikan oleh guru (pembelajaran yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya indikator mendukung”. atau dengan unsur Sedangkan beberapa yang menurut Sardiman A. (2012:75) belajar adalah “Motivasi Hasil Ulangan Siswa pada Materi faktor psikis yang bersifat non-intelektual”. Program Linear Tahun Pelajaran 2012/2013 2013/2014 2014/2015 Dapat disimpulkan bahwa motivasi rata-rata 65,00 68,00 63,00 belajar adalah dorongan dari dalam Tertinggi 100,00 100,00 100,00 maupun luar diri seseorang yang Terendah 23,00 14,00 46,00 sedang belajar Sumber: Data ulangan guru matematika untuk mengadakan perubahan sikap maupun tingkah laku SMA Alfacentauri Bandung). sehingga tujuan pembelajaran dapat Salah satu usaha yang dapat dilakukan tercapai dengan baik. untuk mengatasi persoalan tersebut bagi Sesuai dengan keterangan yang seorang guru adalah dengan memilih diperoleh dari hasil wawancara dengan strategi guru matematika kelas XI di SMA strategi, pendekatan, model, maupun Alfacentauri kota Bandung pada bulan metode pembelajaran Mei dalam mengajarkan 2016, dimana penulis akan pembelajaran, baik berupa yang efektif matematika melaksanakan penelitian di sekolah sehingga diharapkan dapat melatih tersebut, bahwa kemampuan berpikir kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematika peserta kemampuan kritis didik masih kurang. Permasalahan- khususnya dalam permasalahan tersebut didukung juga persoalan matematika. kreatif peserta dan didik, menyelesaikan dengan data hasil Ulangan salah satu Sebagai suatu alternatif pembelajaran materi kelas XI yaitu materi program yang dapat meningkatkan kemampuan linear selama tiga tahun terakhir yang berpikir kreatif dan kritis matematik mengalami fluktuatif yang sekaligus juga motivasi peserta didik yaitu akan menjadi materi dalam proses dengan penelitian, seperti tampak pada tabel pemeblajaran ARIAS. Pembelajaran berikut: ARIAS menggunakan merupakan strategi suatu model pembelajaran yang terdiri dari lima komponen yaitu Assurance, Relevance, Interest, Assessment dan Satisfaction yang merupakan usaha Tabel 1.1 pertama dalam kegiatan pembelajaran untuk menanamkan rasa yakin atau diri percaya pada peserta didik. Kegiatan melakukan sesuatu dengan berhasil, pembelajaran ada relevasinya dengan peserta kehidupan peserta didik, berusaha melakukan sesuatu kegiatan dengan menarik dan memelihara minat belajar sebaik-baiknya. Berdasarkan prinsip peserta didik.Model ini ARIAS membantu pembelajaran siswa untuk dan merasa didik kegiatan mampu dapat terdorong untuk pembelajaran dimanfaatkan untuk dapat melatih dapat mengembangkan lima unsur pokok mencetuskan banyak gagasan, jawaban yang dan penyelesaian masalah. ada di pembelajaran. tersebut dalam Lima adalah unsur proses pokok pengembangan kepercayaan diri siswa, pe-nyesuaian dengan situasi dan kondisi lingkungan siswa, menumbuhkan minat belajar siswa, adanya evaluasi pembelajaran, dan me-nanamkan rasa bangga pada diri siswa (Erwik dkk. 2014) ARIAS ini dapat dicoba terapkkan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif peserta didik karena adanya beberapa kecocokan antara prinsip-prinsip tersebut dengan kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang Menurut perlu dikembangkan. (Megalia, 2010), Pada prinsip Assurance (percaya diri), guru dituntut untuk percaya dirikepada peserta didik. Untuk mendorong mereka agar maksimal guna berusaha menanamkan dengan dalam prinsip ini guru perlu menunjukan hubungan materi dengan kebutuhan peserta didik baik dalam kehidupan sehari-hari ataupun materi yang lainnya. Berdasarkan prinsip ini kegiatan pembelajaran dimanfaatkan untuk melatih kemampuan peserta Prinsip-prinsip dalam model untuk Prinsip kedua adalah relevansi, sikap mencapai keberhasilan yang optimal. Dengan sikap yakin, penuh percaya didik daalam menghasilkan gagasan atau pertanyaan yang bervasriasi. Prinsip ketiga adalah Interest (minat/perhatian), dalam prinsip ini guru dituntut untuk menarik minat peserta didik pembelajaran. dalam Membangkitkan memelihara merupakan keingintahuan diperlukan kegiatan dan minat/perhatian usaha peserta dalam menumbuhkan didik yang kegiatan pembelajaran. Berdasarkan prinsip ini kegiatan pembelajaran dimanfaatkan untuk peserta didik lebih Mengenal masalah. Prinsip keempat adalah Assessment tersebut, maka peneliti bermaksud (asesmen), asesmen terhadap peserta untuk didik dilakukan untuk tentang pembelajaran matematika yang mengetahui melakukan suatu penelitian sampai sejauh mana kemajuan yang berjudul telah mereka capai. Asesmen tidak Pembelajaran hanya dilakukan oleh guru tetapi juga Relevance, oleh peserta didik untuk mengevaluasi Satisfaction) untuk dirinya sendiri (self-assessment) atau Kemampuan berpikir evaluasi diri. Asesmen diri dilakukan kemampuan oleh peserta didik terhadap diri mereka Dampaknya terhadap Motivasi Belajar sendiri, MatematikSiswa SMA’’ maupun terhadap teman mereka. Hal ini akan mendorong mereka untuk berusaha lebih giat lagi dari sebelumnya agar mendapat hasil yang maksimal. “Penerapan ARIAS Interest, berpikir (Assurance, Assessment, Meningkatkan kritis dan kreatif serta Rumusan Masalah 1. Apakah kualitas kemampuan peningkatan berpikir matematik Prinsip kelima adalah Statisfaction Model peserta didik kritis yang memperoleh pembelajaran ARIAS (kepuasan), dalam prinsip ini guru lebih baik daripada perlu peserta didik yang memperoleh memberi penguatan kepada peserta didik. Berdasarkan prinsip ini pembelajaran kegiatan konvensional ? pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk melatih peserta 2. Apakah kemampuan matematika kualitas secara peningkatan didik untuk dapat mengungkapan ide, kemampuan gagasan yang dimiliki peserta didik. matematik Peserta didik yang telah berhasil memperoleh pembelajaran ARIAS mengerjakan atau mencapai sesuatu lebih baik daripada merasa bangga/puas atas keberhasilan peserta didik yang memperoleh tersebut. pembelajaran Oleh karena itu, dengan menggunakan Pembelajaran ARIAS diharapkan akan memperoleh gambaran kemampuan berfikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Berdasarkan uraian berpikir peserta didik kreatif yang kemampuan matematika secara konvensional ? 3. Apakah terdapat hubungan antara berpikir kritis matematik dengan berpikir kreatif matematik? 4. Apakah terdapat hubungan antara 4. Menganalisis apakah berpikir kritis matematik dengan hubungan motivasi belajar? matematik dengan motivasi belajar. 5. Apakah terdapat hubungan antara 5. antara terdapat Menganalisis berpikir apakah kritis terdapat berpikir kreatif matematik dengan hubungan antara berpikir kreatif motivasi belajar? matematik dengan motivasi belajar. 6. Bagaimana dampak motivasibelajar 6. Mendeskripsikandampak matematika peserta didik dengan motivasibelajar matematika peserta menggunakan pembelajaran ARIAS didik ? pembelajaran ARIAS. dengan menggunakan Tujuan penelitian Manfaat Penelitian 1. Menganalisis kualitas peningkatan kemampuan berpikir matematik peserta didik kritis peserta yang menggali informasi sendiri, serta lebih lebih baik daripada mengenai bagaimana meningkatkan kemampuan pengalaman semangat ,mendapat kemampuan pembelajaran kemampuan berpikir kreatif juga matematika secara menambah Menganalisiskualitas peningkatan berpikir matematik peserta kreatif didik yang berpikir berharga peserta didik yang memperoleh kemampuan kritis motivasi dan dalam pembelajaran matematika dengan pembelajaran ARIAS. 2. bagi guru: memperoleh pembelajaran ARIAS memberikan variasi model mengajar lebih baik daripada kemampuan dan model pembelajaran alternatif peserta didik yang memperoleh yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran pembelajaran matematika secara konvensional. 3. didik memperoleh pembelajaran ARIAS konvensional. 2. 1. bagi peserta didik: Menganalisis hubungan khususnya apakah antara terdapat berpikir kritis kemampuan matematika untuk meningkatkan berpikir kemampuan matematik dengan berpikir kreatif kreatifmatematik matematik. peserta didik. 3. bagi peneliti: SMA kritis dan berpikir serta motivasi memberikan wawasan baru bagi penelitian deskriptif adalah penelitian pengembangan yang bermaksud untuk membuat ilmu pendidikan, khususnya untuk meneliti lebih pencandraan lanjut situasi-situasi atau kejadian-kejadian. mengenai model pembelajaran ARIAS. mengenai Penelitian deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Metode Penelitian Metode digunakan penelitian dalam merupakan (Mixed (deskripsi) yang penelitian Metode Method) ini Campuran tipe penyisipan (Embedded Design) penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir Kreatifserta kemampuan-kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif matematik siswa serta motivasi belajar siswa terhadap model pembelajaran ARIAS. Teknik pengumpulan yang dilakukan adalah observasi, angket, dan wawancara dengan sumber data yang sama. dampaknya terhadap motivasi belajar siswa.Desain digunakan penelitian adalah yang pretest-postest control group design atau dengan desain kelompok kemudian memilih dua kelas yang setara di tinjau dari kemampuan yang akademiknya. pertama Kelas meperoleh pembelajaran model ARIAS(kelas eksperimen) dan memperoleh kelas kedua pembelajaran Pembahasan Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kreatif dan motivasi belajar pembelajaran siswa dengan melalui ARIAS. Berikut ini akan dibahas secara rinci mengenai hasil penelitian tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh konvensional (kelas kontrol) terkait bahwa rata-rata kemampuan berpikir memberikan soal-soal berupa soal berpikir kreatif berpikir kritis dan berpikir kreatif. pembelajaran tidak berbeda secara Selanjutnya untuk meperoleh data signifikan kualitatifnya, pembelajaran Penelitian ini diawali dengan yang akan dilakukan antara kritis dan sebelum kelas ARIAS dengan dengan adalah jenis penelitian deskriptif, pembelajaran konvensional. Hal ini Menurut Suryabarata (Kartiwa, 2016) berarti bahwa sebelum pembelajaran dilaksanakan, tidak matematik terdapat pembelajaran dengan ARIAS dan perbedaan kemampuan awal antara dua kelas tersebut. Selanjutnya, setelah pembelajaran dilaksanakan, dilakukan postes untuk mengetahui kemampuan akhir siswa dalam konvensional ini dapat : Tabel 1 Rangkuman Hasil Tes Berpikir Kritis setelah pembelajaran di kedua kelas. Hasil postes pada kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang lebih besar pada pembelajaran dengan ARIAS 5,54 47,67 0,77 Tinggi Pretes Postes N-Gain Kriteria konvensional. Untuk hasil postes berpikir Tabel 2 Rangkuman Hasil Tes Berpikir Kreatif kritis Skor matematik kelas eksperimen dengan pembelajaran ARIAS yaitu 47,35, sedangkan untuk kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional rata-ratanya yaitu Selanjutnya, pada Konvensional 3,96 42,52 0,69 Sedang ARIAS dibandingkan dengan pembelajaran kemampuan Kritis Matematik Skor Pretes Postes N-Gain Kriteria Kreatif Matematik ARIAS 5,00 46,38 0,75 Tinggi ARIAS 5,00 46,38 0,75 Tinggi 42,52. kemampuan Berdasarkan rangkuman berpikir kreatif matematik siswa penelitian juga terdapat peningkatan yang setelah pembelajaran dilaksanakan lebih pembelajaran diperoleh bahwa hasil pada kelas dibandingkan dengan pembelajaran ARIAS lebih dengan pembelajaran konvensional. tinggi dibandingkan dengan kelas Rata-rata dengan pembelajaran konvensional. besar dengan pada ARIAS postes kelas dengan Hal sedangkan untuk kelompok dengan pembelajaran dengan ARIAS guru pembelajaran merancang rata- dikarenakan bahwa pembelajaran ARIAS yaitu 46,65. konvensional ini menunjukkan hasil suatu pada proses pembelajaran yang dimulai dari ratanya yaitu 42,43. masalah nyata. Siswa diajak untuk Ringkasan skor kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif berpikir tentang keseharian mereka. Menurut Trianto (2007) pemberian Berdasarkan materi pelajaran dengan konteks diperoleh bahwa kemampuan tes keseharian awal siswa di dalam hasil matematika penelitian siswa dalam pembelajaran akan menghasilkan materi program linear tidak berbeda dasar-dasar secara pengetahuan yang signifikan, hal ini mendalam dimana siswa kaya akan menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman masalah dan cara untuk berpikir kreatif dan berpikir kritis menyelesaikannya. matematik siswa kelas eksperimen Selanjutnya, ringkasan mengenai kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif matemtik siswa dalam pembelajaran dengan ARIAS dengan konvensional ini dapat dilihat dari dan kelas kontrol pada saat sebelum penelitian hampir memiliki kemampuan yang sama. Setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIASpada kelas eksperimen dan model pembelajaran pada kelas Tabel 3 berikut. konvensional diperoleh hasil bahwa Tabel 3 Ringkasan N-Gain kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis Kelas ARIAS Konvensional Kemampuan Kritis Kreatif Kritis Kreatif matematik siswa N-Gain Kriteria memiliki perbedaan yang signifikan. 0,77 0,75 0,69 0,68 Tinggi Tinggi Sedang Sedang Hal ini membuktikan bahwa dengan adanya model pembelajaran yang berbeda memberi pengaruh terhadap kemampuan Berdasarkan kategori Hake berpikir kritis dan berpikir kreatif peserta didik. bahwa Berdasarkan hasil penelitian pada peningkatan kemampuan berpikir kualitas peningkatan kemampuan kritis dan kreatif matematik siswa berpikir kreatif dan berpikir kritis baik pada pembelajaran dengan matematik siswa didapat kualitas ARIAS berada pada kategori tinggi. peningkatan Sedangkan peningkatan kemampuan berada di kategori tinggi sedangkan berpikir kritis dan kreatif matematik pada kelas kontrol berada pada siswa kategori sedang. Oleh karena itu, (1999) diperoleh dengan pembelajaran konvensional pada kategori sedang. kelas eksperimen hasil uji hipotesis didapat bahwa peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis model pembelajaran ARIAS ini matematik siswa kelas eksperimen dapat lebih baik daripada peningkatan termotivasi lagi untuk belajar, selain kemampuan berpikir kreatif dan itu soal-soal yang diberikan pun berpikir kritis matematik siswa melatih mereka untuk dapat berpikir kelas Hal kritis dan berpikir kreatif, hal ini kontrol. ini bearti membuat membuktikan pada teori-teori yang sejalan telah dipaparkan pada bab 3, model dilakukan pembelajaran bahwa ARIAS ini dapat siswa dengan menjadi penelitian yang Budiharti dkk, oleh terdapat peningkatan meningkatkan kemampuan berpikir motivasi dan hasil belajar siswa kreatif yang dan berpikir kritis menggunakan model matematik siswa. Hasil penelitian pembelajaran ARIAS. ini sejalan dengan penelitian yang Berdasarkan hasil uji korelasi antara dilakukan oleh Ismail (2013) yang kemampuan berpikir kreatif dan menyatakan berpikir bahwa pengaruh model adanya pembelajaran kritis kemampuan matematik; berpikir dan ARIAS dipadu peta konsep terhadap motivasi kemampuan berpikir kritis, kognitif, berpikir kreatif dan motivasi belajar dan afektif siswa serta sejalan siswa yang mendapatkan model dengan penelitian yang dilakukan pembelajaran oleh bahwa (1) tidak ada hubungan Megalia (2010) yang belajar; kritis kemampuan ARIAS didapat menyatakan bahwa hasil belajar antara menggunakan ARIAS dengan upaya dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatifmatematik hal ini dibuktikan kreatif siswa mendapatkan hasil oleh tingkat korelasi yang berada siswa mendapatkan pada nilai 0,815 Dikarenakan nilai pembelajaran ARIAS lebih baik dari signifikansi > 0,05 maka dapat pada disimpulkan bahwa tidak terdapat yang siswa yang mendapatkan kemampuan berpikir kritis kemampuan pembelajaran konvesional. Selain korelasi itu kemampuan pada saat pembelajarannya mengaplikasikan pun terlihat yang berpikir signifikan berpikir kritis antara dan kemampuan berpikir kreatif, hal ini kemampuan anak makin terasah, sejalan khususnya berpikir dilakukan oleh Yani Ramdhani kritis dan berpikir kreatif karena (2014) yang mendapatkan hasil kemampuan dengan penelitian yang bahwa terdapat hubungan antara 70,83% berada kemampuan dengan motivasi berpikir matematis pada yang kategori tinggi dengan kemampuan berpikir kreatif sedangkan motivasi pada kategori matematis sedang adalah 29, 17%. Hal ini tetapi hubungan tidak antara terdapat kemampuan menunjukkan bahwa terdapat positif terhadap berpikir kritis dengan kemampuan dampak yang berpikir kreatif. motivasi peserta Sedangkan hasil uji korelasi untuk melihat setelah mendapatkan pembelajaran ARIAS. antar Adanya motivasi yang baik dalam kemampuan berpikir kritis dengan belajar akan menunjukkan hasil motivasi belajar siswa memperoleh belajar yang optimal. Memberikan nolai signifikansi 0,06 yang artinya motivasi nilai signifikansinya < 0,05, dengan menggerakkan kesimpulan melakukan sesuatu atau melakukan hubbungan berpikir hubungan didik bahwa antara kitis terdapat kemampuan dengan motivasi belajar siswa. hasil kegiatan belajar. Siswa untuk mulai kebutuhan belajar, bahwa merupakan melihat hubungan antar kemampuan kebutuhan pribadi, berpikir kreatif dengan motivasi soal latihan yang ada didalam LAS belajar siswa memperoleh nilai tanpa disuruh oleh guru. Siswa signifikansi 0,011 yang artinya nilai mempunyai hasrat dan keinginan signifikansinya dengan untuk berhasil, mempunyai inisitaif terdapat dalam menulis hal-hal yang penting kemampuan ketika pembelajaran berlangsung, berpikir dengan motivasi belajar merasa khawatir jika ada soal yang siswa. belum bisa dikerjakan sehingga hubungan Adanya < 0,05, bahwa antara hubungan untuk siswa berarti belajar kesimpulan korelasi siswa merasakan akan adanya dorongan dan uji kepada sebuah mengerjakan antara bertanya kepada siswa bagaimana berpikir kritis dan motivasi juga langkah-langkah pengerjaannya atau berpikir kreatif dengan motivasi ini kepada guru jika sesama siswa juga terlihat. Presentase jumlah siswa belum yang mempunyai motivasi belajar jawabannya. bisa menemukan yang tinggi setelah dilaksanakan Adanya penghargaan dalam pembelajaran dengan ARIAS yaitu belajar membuat siswa termotivasi dalam belajar matematika. Siswa didik merasa pembelajaran ARIAS lebih baik bersemangat jika guru memberikan pujian atas usahanya daripada dalam didik mengerjakan soal yang yang memperoleh kemampuan peserta yang memperoleh diberikan. Adanya kegiatan yang pembelajaran matematika secara menarik konvensional. dalam belajar juga membuat siswa termotivasi dalam belajar. Siswa merasa 2. Kualitas peningkatan kemampuan lebih berpikir kreatif matematik peserta memahami materi yang diberikan didik jika guru dapat memberi contoh pembelajaran ARIAS lebih baik nyata dalam kehidupan sehari-hari. daripada Pada saat guru mengelompokkan didik siswa dalam beberapa kelompok pembelajaran matematika secara maka terciptalah lingkungan belajar konvensional. yang kondusif, siswa dapat saling berdiskusi tentang materi yang memperoleh kemampuan peserta yang memperoleh 3. Tidak terdapat hubungan antara yang berpikir kritis matematik dengan dipelajari. Guru juga memberikan berpikir kreatif matematik. bimbingan seperlunya kepada setiap 4. Terdapat hubungan antara kelompok untuk memancing ide-ide berpikir kritis matematik dengan siswa dalam mengerjakan soal-soal motivasi belajar. yang diberikan. 5. Terdapat hubungan antara berpikir kreatif matematik dengan motivasi belajar. Kesimpulan 6. Penggunaan model pembelajaran Berdasarkan penelitian yang dilaksankan mengenai ARIAS penggunaan kemampuan berpikir berpikir kreatif positif terhadap motivasi belajar peserta model ARIAS terhadap peningkatan kemampuan berdampak didik. kritis, dan dampaknya terhadap motivasi belajar siswa diperoleh beberapa kesimpulan Saran Berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut : 1. Kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik peserta dan kesimpulan mengenai yang pembelajaran diperoleh dengan model Accelerated Learning Cycle, saran yang dapat disampaikan antara berfungsi sebagai fasilitator lain sebagai berikut : yang terkadang harus melayani Berdasarkan hasil penelitian dan siswa secara individual dan kesimpulan pada penelitian ini, maka lebih memelihara minat juga diperoleh beberapa rekomendasi yang perhatian peserta didik dalam perlu mendapat perhatian dari semua kegiatan pihak yang berkepentingan terhadap penggunaan waktu yang kurang penggunaan maka ARIAS. model Penulis pembelajaran mengajukan Perlunya yang pengaturan lebih efektif mengunakan 2. tujuan waktu ketika model dapat jika dioptimalkan melalui tugas terstrukturagar beberapa saran sebagai berikut: 1. pembelajaran, pembelajaran dapat dicapai setiap pertemuannya. 3. Dapat memodifikasi pembelajaran agar lebih pembelajaran ARIAS. kondusif agar tercipta suasana Dalam pembelajaran dengan belajar yang nyaman menggunakan pembelajaran model ARIAS, guru Daftar Pustaka Erwik dkk. (2014). Implementasi Model Pembelajaran ARIAS untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Vi pada semester 1 Sekolah Dasar Negeri 3 Patas Kecamatan Gerokgak Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014). [Online] tersedia: http://download.portalgaruda.org/article [5/9/2016] Husamah dan Yanur,S. (2013). Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustakarya. Johnson, E. B. (2007). Contextual Teaching And Learning: Menjadikan kegiatan BelajarMengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center (MLC) Krulik, S & Rudnick, J. A. (1995). The New Sourcebook for Teaching Reasoning Johnson, E. B. (2007). Contextual Teaching And Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center (MLC). Liberna, H. (2010). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penggunaan Metode Improve Pada Materi Sistem persamaan Linear Dua Variabel. Jurnal Formatif 2(3):190-197 ISSN:2088-351X Rosnawati, R. (2012). Berpikir kritis melalaui Pembelajaran Matematika untuk mendukung pembentukan Karakter Siswa: seminar Nasional Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Tidak diterbitkan Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito. Sardiman, A.M. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persida. Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Wijaya, A. (2012). Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.