analisis kualitas pelayanan - MMT – ITS

advertisement
B-20-1
PEMODELAN LINGKUNGAN BISNIS GALANGAN KAPAL
DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS FAKTOR
1
Buana Ma’ruf1, Sjarief Widjaja2, Patdono Suwignjo3, Vita Ratnasari4
Staf Peneliti BPPT/Program Pascasarjana FTK ITS; 2Staf Pengajar FTK ITS;
3
Staf Pengajar FTI ITS, 4Staf Pengajar FMIPA ITS
E-mail address: [email protected]
Abstrak
Strategi adalah kunci sukses dalam persaingan di tengah-tengah lingkungan bisnis
yang cepat berubah. Sebagai industri yang memiliki karakteristik khusus dan bersaing
secara global, industri kapal membutuhkan strategi yang dapat menciptakan
competitive advantage. Untuk itu, diperlukan analisis bisnis dan penentuan faktorfaktor dominan internal dan eksternal yang lebih akurat, sebagai input di dalam proses
formulasi strateginya. Pada model-model manajemen strategik yang ada, analisis
tersebut umumnya dilakukan melalui intuitive subjective judgment. Analisis lingkungan
bisnis industri kapal nasional pada penelitian ini menggunakan metode Analisis Faktor,
berdasarkan hasil kuesioner stakeholders industri kapal nasional. Penelitian ini
menghasilkan sebuah model lingkungan yang diberi nama “Ten-boundary
environmental factor of shipyard competition.” Model dan bobot faktor yang dihasilkan
bersifat industry-based, sehingga dapat digunakan oleh perusahaan galangan kapal
nasional di dalam memformulasikan strateginya. Hasil penelitian ini menyimpulkan,
faktor dominan internal dan eksternal usaha bangunan baru dan usaha reparasi kapal
relatif berbeda. Perbedaannya, faktor process technology (internal) dan global
restrictrictions (ekternal) hanya relevan pada usaha bangunan baru, sedangkan faktor
shipyard location (internal) hanya relevan pada usaha reparasi kapal. Faktor-faktor
lainnya sama untuk keduanya, yaitu: product performance, price quotation, dan
shipyard management (untuk faktor internal); building/repair order, interim supply, dan
maritime policies (untuk faktor eksternal).
Kata kunci: industri galangan kapal, manajemen strategik, formulasi strategi, faktor
internal, faktor eksternal, analisis faktor.
PENDAHULUAN
Sebagai negara kepulauan, industri kapal nasional memiliki peran yang sangat
penting di dalam menunjang perekonomian nasional di sektor transportasi, baik di
dalam memenuhi kebutuhan armada kapal nasional maupun sebagai sarana
pemeliharaan dan perbaikannya. Hal tersebut sekaligus merupakan peluang pasar yang
terus meningkat seiring dengan perkembangan perekonomian. Dalam kurun waktu
tahun 1989-1999, volume perdagangan antar pulau meningkat rata-rata sebesar 13,5%
pertahun dan perdagangan ekspor/impor rata-rata 14,1% pertahun (MICC, 2000).
Angkutan barang antar pulau adalah sekitar 170 juta ton/tahun, dan angkutan ekspor
impor sekitar 330 juta ton/tahun. Untuk mengurangi dominasi armada asing, diperlukan
sekitar 75 s.d. 80 unit kapal niaga tiap tahun selama 30 tahun (M-CT and M-MME,
2001:64).
Selain itu, peluang pasar ekspor juga terus meningkat, sebagai dampak
pertumbuhan volume angkutan rata-rata 2,3% per tahun, dan peremajaan armada dunia
yang telah berusia 25 tahun ke atas sebesar 28,5% dari total kapasitas (APSEM, 1998).
____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
B-20-2
Kebutuhan kapal baru dunia rata-rata sekitar 35 juta BRT/tahun, namun pangsa pasar
ekspor industri kapal nasional masih sangat kecil. Dari total produksi dunia tahun 1998,
pangsa pasarnya hanya sekitar 0.35% atau sekitar 325.000 dwt (Drewry, 1999).
Semakin berkembangnya industri kapal di kawasan Asia Pasifik merupakan tantangan
bagi industri kapal nasional, apalagi di era pasar bebas, pasar domestik sendiri menjadi
bagian dari pasar global. Untuk menghadapi peluang dan tantangan ini, industri kapal
nasional harus mampu meningkatkan daya saingnya yang selama ini tergolong lemah
(Kose, 2001:19).
Lambatnya perkembangan industri kapal nasional selama ini disebabkan karena
keterbatasan modal dan akses pasar global (Booz Allen & Hamilton Consultant, 1999),
dan lemahnya perencanaan strateginya (Majalah Strategi, volume 2/1, 2000). Formulasi
strategi yang tertuang pada Rencana Jangka Panjang (RJP) perusahaan galangan kapal
BUMN belum memadai, karena analisis SWOT yang dipakai pada formulasi strateginya
(Kep.Meneg. PBUMN No:KEP-169/M-PBUMN/1999) sepenuhnya dilakukan melalui
subjective judgment dengan informasi kondisi lingkungan bisnis yang sangat terbatas.
Selain itu, metode SWOT sendiri terlalu sederhana dan model analisisnya sangat umum
(Pearce and Robinson, 2000).
Pada model-model formulasi strategi yang dikenal dalam ilmu manajemen
strategik, proses formulasi dimulai dari analisis lingkungan internal dan eksternal
perusahaan, sebagai input pada analisis-analisis selanjutnya. Di antara model-model
yang ada, model David dinilai paling komprehensif karena proses formulasi strateginya
dilakukan secara sistematis dan menggunakan sejumlah metode formulasi yang
terintegrasi melalui tiga tahap (Ma’ruf, et al., 2004a). Pada tahap inputnya faktor-faktor
internal dan eksternal perusahaan dianalisis dan dinilai secara kuantitatif, sehingga lebih
terukur. Namun demikian, model ini masih memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
penentuan faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan dilakukan melalui intuitive
subjective judgment (David, 2003:7), proses formulasinya rumit karena jumlah faktor
internal dan eksternalnya banyak yaitu 10 s.d. 20 faktor (David 2003:110 dan 150), dan
analisisnya dilakukan pada tingkat korporat. Cara ini dapat berdampak pada pemilihan
strategi yang kurang tepat, terutama pada perusahaan yang memiliki unit-unit bisnis
dengan lingkungan yang berbeda (Ma’ruf dan Widjaja, 2004b).
Judgment yang jauh dari kondisi nyata juga dapat mempengaruhi ketepatan
pilihan strateginya. Hal tersebut sangat mungkin terjadi terutama jika hanya dilakukan
oleh analis/perencana yang tidak memiliki pengalaman dan kompetensi memadai,
apalagi jika penilaiannya terlalu subyektif. Suatu hasil penelitian (Hamada, et al, 2003)
menunjukkan bahwa, para engineer perusahaan galangan kapal di Indonesia terlalu
optimis di dalam menilai kondisi dan posisi daya saing perusahaannya.
Ketidakmampuan perusahaan memonitor semua faktor eksternal membuat persepsi dan
interpretasi mereka menjadi bias, karena hanya terbatas pada apa yang mereka rasakan
(Wheelen and Hunger, 2001). Kondisi tersebut mengakibatkan perbedaan di dalam
menentukan faktor-faktor dominan dan besaran bobotnya. Faktor-faktor dominan dan
bobotnya seharusnya sama bagi seluruh perusahaan yang berada dalam wilayah dan
segmen pasar yang sama (industry-based). Perbedaannya seharusnya hanya terletak
pada besaran rating, dimana hal ini ditentukan sesuai posisi perusahaan terhadap faktorfaktor dominan tersebut (company-based).
Dengan demikian, proses formulasi strategi yang lebih komprehensif dalam
rangka menunjang daya saing industri sangat diperlukan dan menjadi isu yang menarik
dibahas. Penelitian ini difokuskan pada analisis faktor-faktor strategis internal dan
____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
B-20-3
eksternal yang dapat menciptakan sustainable competitive advantage bagi industri kapal
nasional kelas menengah, baik di bidang usaha bangunan baru maupun usaha reparasi
kapal.
METODOLOGI
Sebagai industri barang modal, bersaing global, dan memiliki karakteristik khusus:
slow yielding, capital intensive, and labour intensive (Bruce and Garrard, 1999:12), dan
memiliki kondisi lingkungan yang kompleks dan pasar yang luas, industri kapal
membutuhkan model analisis yang lebih tepat, dan spesifik sesuai kondisi
lingkungannya. Pada penelitian ini, analisis lingkungan (faktor) internal dan eksternal
dilakukan secara terpisah antara usaha bangunan baru dan usaha reparasi kapal, dengan
menggunakan metode analisis multivariate “Analisis Faktor” (Hair, et al., 1998).
Langka-langka aplikasi metode analisis tersebut ditunjukkan dalam skema penelitian
pada Gambar 1.
Formulasi Permasalahan
(analisis lingkungan bisnis industri kapal)
Ekplorasi faktor internal
dan eksternal industri
galangan kapal nasional
Penentuan jumlah
variabel dan sampel
Kuesioner dan
pengolahan data
responden
Umpan
balik
Metode Analisis
Faktor
Likers
(skala: 1-5)
Uji kecukupan dan
reliabilitas sampel
Variabel Dominan
(mean: 3.5-5.0)
Analisis Faktor
(data summarization/data reduction)
Conceptu
al
Penentuan Loading Faktor
Intrepretasi dan penamaan Faktor
(surrogate variables/summated
&
Seleksi variabel dalam Faktor
scales)
(loading: .70)
practical)
Perhit.
Bobot
Output: Faktor & Bobot
Faktor internal & eksternal
Bangunan Baru
Faktor internal & eksternal
Reparasi Kapal
Gambar 1. Skema Penelitian
____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
B-20-4
Analisis Faktor adalah salah satu teknik statistika multivariate yang bertujuan
untuk menganalisis hubungan dan mereduksi jumlah faktor menjadi lebih sederhana.
Hair, et al (1998:90) mendefinisikan, “Factor Analysis, is a statistical approach that
can be used to analyze interrelationships among a large number of variables and to
explain these variables in terms of their common underlying dimensions (factors).” Data
faktor diperoleh dari hasil kuesioner kepada sejumlah stakeholders industri kapal, yang
dianalisis secara simultan dan dikaitkan satu sama lain (Hair, et al., 1998:91). Untuk
penentuan jumlah variabel dan sampel, Hair, et al (1998:98), menjelaskan: “As a
general rule, the minimum is to have at least five times as many observations as there
are variables to be analyzed, to minimize the chances of overfitting the data.” Dari
rotasi faktor diperoleh factor loading, yang menunjukkan tingkat korelasi masingmasing variabel asli dengan faktornya (Hair, et al., 1998:106). Penamaan faktor
didasarkan pada the magnitude of the factor loadings (Hair, et al., 1998:129), dengan
dua alternatif penamaan, yaitu: surrogate variable dan summated scales (Hair, et al
(1998:101).
Faktor-faktor strategis eksternal dan internal diperoleh dari hasil kajian modelmodel lingkungan industri dan competitive advantage, profil lingkungan industri kapal,
dan hasil diskusi beberapa ahli terkait. Faktor-faktor internal mencakup tangible and
intangible resources (Hall, 1992:144), yang uraiannya mengacu pada penelitian
sebelumnya (Ma’ruf dan Widjaja, 2005:102). Sedangkan lingkungan eksternal
mencakup lingkungan negara dan lingkungan industri itu sendiri Grant (1995:339),
yang uraiannya diperoleh dari Amit & Schoemaker (1993), dan berbagai sumber
lainnya. Ekstraksi variabel ditunjukkan pada Gambar 2.
New building
Ship repair
Internal
strategic
Factors
External
strategic
Factors
Tangible
resources
Facilities, equipments, workforce,
engineering, location, capacity, special
physical resources, financial, etc.
Intangible
resources/
capabilities
Culture, employee know-how, network,
delivery speed, price level, quality
assurance, technology, management, etc.
Industry
environment
Supporting industry, materials, customers,
competitors, sub-contractor, outsourcing
services, wage level, global barriers, etc.
National
environment
Market, government, bank, infrastructure,
national stability, education and research
institution, trading activity, etc.
Gambar 2. Struktur faktor internal dan eksternal industri kapal
Dari hasil ekstraksi faktor diperoleh 20 variabel internal dan 20 variabel eksternal.
Untuk mendapatkan data dan informasi yang komprehensif mengenai pengaruh
variabel-variabel tersebut, dilakukan pengumpulan data primer melalui kuesioner
kepada stakeholder industri ini sebagai target populasi (Creswell, 2002:401).
Stakeholder tersebut terdiri dari: pimpinan/manajer perusahaan galangan kapal nasional
(kelas menengah ke atas), perusahaan pelayaran/pelanggan, pemasok material dan jasa,
peneliti dan akademisi terkait, ahli, asosiasi terkait dan pemerintah/pemegang saham.
Kuesioner tersebut dibuat masing-masing 20 pertanyaan untuk variabel internal dan 20
pertanyaan untuk variabel eksternal, yang menerangkan pengaruh setiap variabel di
dalam menciptakan daya saing berkesinambungan pada industri galangan kapal, baik
____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
B-20-5
untuk usaha bangunan baru maupun reparasi kapal. Sedangkan pilihan jawaban
responden dibuat berbentuk semantic differential scale dengan skala 1 s.d. 5 (Levin and
Rubin, 1998).
Jumlah responden ditentukan jumlah responden sebanyak minimal 100 orang,
sesuai syarat Analisis Faktor (Hair, et al, 1998:98). Jumlah tersebut sudah mewakili
sekitar 20% dari total target populasi yang diasumsikan sebanyak 500 orang, yaitu
stakeholder dari sekitar 10 perusahaan galangan kapal kelas menengah ke atas di
Indonesia. Asumsi jumlah populasi dan penentuan komposisi masing-masing unsur
stakeholders dilakukan melalui diskusi ahli. Pada dasarnya hal tersebut disesuaikan
dengan tujuan dan target penelitian, komposisi populasi, dan tingkat
hubungan/kepentingannya terhadap industri kapal. Sebelum kuesioner tersebut
didistribusikan, dilakukan face validity dan logical validity.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan Data
Dari 190 kuesioner yang didistribusikan pada bulan Juli/Agustus 2004, diperoleh
pengembalian sebanyak 112 jawaban responden. Komposisi target populasi, jumlah
responden, dan jawaban yang diterima ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi populasi, target responden dan jawaban yang diterima
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Populasi Target jumlah Dikirim Kembali
(prsh/orang) responden (prsh/resp.) (prsh/resp.)
Perusahaan galangan kapal
10/200
40
10/62
8/48
Pelanggan/perusahaan
25/75
15
17/32
11/13
pelayaran
Pemasok (barang dan jasa)
20/40
10
16/34
10/15
Peneliti dan akademisi
7/90
15
7/32
7/19
Ahli, Asosiasi & Pemerintah
8/95
20
8/30
8/17
Jumlah
70/500
100
59/190
43/112
Target Populasi
Hasil pengolahan data yang menggunakan software SPSS 10.0, diperoleh hasil uji
kecukupan sampel rata-rata di atas 0.8 (metode KMO Measure of Sampling Adequacy),
dimana nilai ini cukup memadai (Hair, et al., 1998:99). Untuk melakukan analisis faktor
(reduksi dan pengelompokkan faktor), dipilih variabel-variabel yang dominan yaitu nilai
mean 3.5 s.d. 5.0 (cukup berpengaruh hingga sangat berpengaruh). Dari kriteria
tersebut, diperoleh sebanyak 14 variabel internal dan 14 variabel eksternal pada usaha
bangunan baru, dan 11 variabel internal dan 12 variabel eksternal pada usaha reparasi
kapal. Dengan taraf signifikan 5% dan jumlah responden 112 orang, hasil uji reliabilitas
ke empat bagian data tersebut cukup tinggi yaitu rata-rata Alpha di atas 0.80, exceed the
recommended level of 0.70 (Hair, et al., 1998:129). Sedangkan validitas data seluruh
faktor memenuhi, dimana r hitung  r tabel.

Penentuan dan Pembobotan Faktor
Hasil analisis faktor diperoleh bahwa, variabel-variabel dalam Faktor secara
konseptual dan praktis memiliki hubungan yang cukup erat. Ini menunjukkan bahwa,
jawaban para responden secara umum cukup akurat. Factor loading menunjukkan
hubungan antara variabel asli dengan faktor, dimana besarannya menggambarkan
____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
B-20-6
tingkat kepentingan variabel dalam Faktor (Hair, et al., 1998:107). Kelompok-kelompok
tersebut sudah dapat menjelaskan keseluruhan faktor (total variance explained) dengan
rata-rata di atas 60%. Variabel-variabel yang memiliki loading 0.70 (untuk jumlah
sampel 100, sesuai Hair, et al., 1998:111), dipilih sebagai variabel dominan dalam
faktor. Penamaan faktor diberikan berdasarkan the magnitude of the factor loadings
(Hair, et al., 1998:129), dimana besaran ini merupakan korelasi antara variabel asli
dengan faktornya. Sesuai tujuan penelitiannya, penamaan dilakukan dengan cara
summated scales. Sedangkan bobot faktor diberikan berdasarkan factor loadings dan
nilai rata-rata masing-masing variabel yang ada dalam faktor, dimana total bobot = 1.00.
Nama-nama faktor tersebut dan variabel dominan yang tercakup di dalamnya serta
besaran bobotnya ditunjukkan pada Tabel 2 s.d Tabel 5.
Tabel 2. Faktor-Faktor Internal Bangunan Baru dan Bobotnya
No.
Faktor
Loading Bobot
FAKTOR
1 Company culture
.812
0.13 Shipyard
Organization and
.736
0.12 management
management
.702
0.11
Business network
2 Engineering
.737
0.12 Process technology
Facility and equipments
.707
0.12
3 Delivery speed
.811
0.15 Product
Quality assurance
.713
0.13 performance
4 Price level
.884
0.12 Price quotation
Tabel 3. Faktor-Faktor Eksternal Bangunan Baru dan Bobotnya
No.
Faktor
Loading Bobot
FAKTOR
1 Quality of materials
.791
0.10 Interim supply
Price of materials
.774
0.10
Supplier know-how
.734
0.09
2 Domestic market
.856
0.10 Shipbuilding order
International market
.812
0.10
3 Barrier in global market
.760
0.09 Global restrictions
Industry infrastructure
.746
0.09
4 Government support to
.778
0.12 Maritime policies
shipyard
.711
0.11
Government support to
.707
0.10
shipping
Bank support
Tabel 4. Faktor-Faktor Internal Reparasi Kapal dan Bobotnya
No.
Faktor
Loading Bobot
FAKTOR
1 Price level
.776
0.14
Price quotation
Employee know-how
.739
0.13
2 Company culture
.812
0.14
Shipyard
Business network
.721
0.13
management
3 Delivery speed
.815
0.16
Product
Quality assurance
.743
0.15
performance
4 Shipyard location
.911
0.15
Yard location
____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
B-20-7
Tabel 5. Faktor-Faktor Eksternal Reparasi Kapal dan Bobotnya
No.
Faktor
Loading Bobot
FAKTOR
1 Price of materials
.777
0.15 Interim supply
Quality of materials
.723
0.14
Sub-contractor workers
.718
0.14
2 Bank support
.823
0.15 Maritime policies
Government support to
.778
0.14
shipyard
.729
0.14
Government support to shipping
3
Domestic market
.894
0.14
Repair order

Pemodelan Lingkungan Industri
Hasil analisis faktor tersebut di atas dapat digambarkan dalam bentuk model yang
bersifat generik bagi industri kapal nasional. Model tersebut dinamai “ten boundary
factors of shipyard business competition,” terdiri dari lima in-bound (internal) factors
dan lima out-bound (external) factors. Model tersebut ditunjukkan pada Gambar 3.
In-bound
Factors
Process
technology
Shipyard
Product
management performance
SHIP
BUILDING
Price
quotation
Yard
location
SHIP
REPAIR
Out-bound
Factors
Building
order
Global
restrictions
Interim
supply
Maritime
policies
Repair
order
Gambar 3. Ten-boundary environmental factor of shipyard competition
Pada model tersebut, faktor-faktor dominan pada usaha bangunan baru dan
reparasi kapal memiliki banyak kesamaan. Perbedaannya hanya terjadi pada satu faktor
internal dan dua faktor eksternalnya. Pada faktor internalnya, faktor keunggulan
teknologi hanya dominan pada usaha bangunan baru, dan keunggulan lokasi galangan
hanya dominan pada reparasi kapal. Sedangkan pada faktor eksternalnya, barrier in
global market dan infrastruktur adalah faktor global restrictions yang hanya relevan
pada usaha bangunan baru. Pada faktor building/repair order, order reparasi hanya
bergantung pada pasar domestik, sedangkan order bangunan baru juga mencakup
international market.
Faktor-faktor tersebut menunjukkan perbedaan karakteristik lingkungan kedua
bisnis ini. Produk bangunan baru sangat bergantung pada kemampuan rancang bangun
dan keandalan fasilitas produksinya, dimana hal ini tidak terlalu dominan pada usaha
reparasi. Sebaliknya, lokasi galangan yang strategis sangat penting bagi usaha reparasi
kapal, peluang pasarnya dipengaruhi oleh lalu lintas pelayaran, aktivitas pelabuhan dan
home-base armada kapal yang menjadi segmen pasarnya. Hal ini juga terkait dengan
orientasi pasarnya yang cenderung pada pasar domestik. Berbeda dengan usaha
____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
B-20-8
bangunan baru, dimana orientasi pasarnya tidak hanya pada pasar domestik melainkan
juga pada pasar ekspor. Pada pasar ekspor, daya saing industri kapal nasional
bergantung pada dukungan infrastruktur industri di dalam negeri dan hambatanhambatan pada pasar ekspor, seperti: persyaratan modal, aspek legal, dan lain-lain.
Dari sisi kesamaan lingkungan internalnya, daya saing kedua bisnis ini terletak
pada kecepatan/ketepatan waktu delivery, mutu produk dan jaminan purnajual, dan
harga yang ditawarkan. Hal itu disebabkan karena kapal merupakan barang modal yang
bernilai tinggi, berusia lama, dan terkait dengan nilai investasi. Selain itu, pada
umumnya kapal memiliki jadwal operasi yang ketat, sehingga keterlambatan operasinya
dapat berdampak pada penurunan pendapatan, peningkatan biaya, dan hilangnya
peluang pasar bagi pemiliknya.
Faktor budaya, organisasi dan sistem manajemen, dan jaringan bisnis merupakan
intangible assets yang sangat penting untuk menciptakan daya saing yang sustainable
pada industri ini. Sebagai industri padat karya dan berbasis pada proses, ketiga faktor
tersebut memiliki keterkaitan yang tinggi satu sama lain. Budaya perusahaan mencakup
komitmen dan persepsi seluruh lapisan organisasi tentang mutu pelayanan dan kepuasan
pelanggan. Jika hal itu ditunjang dengan organisasi dan sistem manajemen, maka
kepuasan pelanggan akan semakin meningkat. Kepuasan pelanggan dan interaksi yang
professional dengan pelanggan selama proses produksinya, merupakan salah satu fungsi
pemasaran yang paling efektif untuk memperkuat jaringan bisnis.
Kesamaan lingkungan eksternalnya adalah, kedua jenis bisnis ini membutuhkan
dukungan pemerintah dan bank, dan industri penunjang. Lemahnya daya saing industri
kapal nasional disebabkan karena masih terbatasnya dukungan ketiga faktor tersebut.
Industri kapal nasional yang selama ini masih bergantung pada pasar domestik,
memerlukan perangkat-perangkat regulasi dan proteksi yang dapat mendorong
kelompok industri maritim. Sebagai industri barang modal dan bersaing global, industri
kemaritiman nasional juga membutuhkan stabilitas ekonomi makro, dukungan
pendanaan yang kompetitif, suplai material lokal yang memenuhi harapan pelanggan.
Selama ini, ketiga faktor tersebut belum mampu mendukung daya saing galangan kapal
nasional.

Pembahasan
Hasil analisis faktor terhadap lingkungan bisnis industri kapal nasional pada
penelitian ini bersifat generik, dimana faktor-faktor dan bobotnya bersifat industrybased. Variabel-variabel dalam faktor dan bobotnya dapat digunakan sebagai input di
dalam penyusunan matriks-matriks formulasi strategi perusahaan galangan kapal
nasional, seperti: Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix, External Factor Evaluation
(EFE) Matrix, Competitive Profile Matrix (CPM), Threat-Opportunity-WeaknessStrength (TOWS) Matrix, dan Internal and External (IE) Matrix. Pada model
manajemen strategik David, hasil tersebut juga dapat menjadi input di dalam
penyusunan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Sebelumnya, input faktor
dan bobotnya di dalam penyusunan matriks-matriks tersebut dilakukan melalui intuitive
subjective judgment (David, 2003:7). Penentuan rating perusahaan pada penyusunan
matriks-matirks tersebut juga dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yang
mengacu pada cakupan variabel dalam kuesioner.
Penyederhanaan dan reduksi faktor/variabel dari 20 variabel menjadi hanya 5 s.d.
10 variabel (dalam 3 s.d. 4 faktor), selain memberikan kemudahan pada formulasi
strateginya, pilihan-pilihan strateginya juga menjadi lebih akurat karena melibatkan
seluruh unsur stakeholder industri ini. David (2003:149) menyebutkan: “A thorough
____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
B-20-9
understanding of the factors included is more important than the actual numbers.” Pada
model David, jumlah faktornya sangat banyak yaitu 10 s.d. 20 faktor (David 2003:110
dan 150), sehingga proses formulasinya rumit apalagi data tersebut menjadi input pada
tiga tahapan formulasi strateginya, mulai dari tahap input hingga tahap pengambilan
keputusan. Analisis di tingkat bisnis pada penelitian ini juga menjadikan analisisnya
lebih spesifik, dimana usaha bangunan baru dan usaha reparasi kapal memiliki
karakteristik lingkungan yang relatif berbeda. Dengan demikian, memungkinkan bagi
perusahaan untuk mengidentifikasi posisi dan melakukan langkah-langkah strategis
pada kedua bidang usaha tersebut.
Output tersebut bersumber dari hasil kuesioner stakeholder industri, sehingga
hasilnya valid menurut penilaian para stakeholder industri kapal nasional. Sesuai tujuan
penelitiannya (terciptanya daya saing yang berkelanjutan), hasil penelitian ini berlaku
dalam jangka waktu lama (paling tidak 5 s.d. 10 tahun ke depan), sepanjang tidak terjadi
perubahan-perubahan lingkungan industri yang cukup signifikan dan dapat
mempengaruhi hasil yang telah didapatkan. Sebagai industri barang modal, perubahan
lingkungan pada industri kapal biasanya juga tidak terjadi dalam waktu singkat.
Kalaupun terjadi perubahan, diperkirakan terjadi hanya pada bobot faktornya,
sedangkan nama dan cakupan faktornya relatif sama. Dengan demikian, model
lingkungan industri pada Gambar 3 tetap relevan.
KESIMPULAN
Dengan menggunakan metode analisis faktor, faktor-faktor dominan dalam daya
saing industri dapat diidentifikasi, yang kemudian dinamai “Ten-boundary
environmental factor of shipyard competition.” Hasil penelitian ini bersifat generik bagi
industri galangan kapal nasional kelas menengah, dimana faktor-faktor lingkungan
bisnis dan bobotnya bersifat industry-based, sehingga dapat digunakan sebagai input di
dalam penyusunan matriks-matriks formulasi strategi perusahaan. Faktor dominan
internal dan eksternal usaha bangunan baru dan usaha reparasi kapal relatif berbeda,
dimana faktor process technology (internal), dan global restrictrictions (ekternal) hanya
relevan pada bisnis bangunan baru, sedangkan faktor shipyard location (internal) hanya
relevan pada reparasi kapal. Faktor-faktor dominan yang sama untuk keduanya adalah,
faktor internal: product performance, price quotation, dan shipyard management; faktor
eksternal: building/repair order, interim supply, dan maritime policies.
DAFTAR PUSTAKA
Amit, R., Schoemaker, P.J. (1993) Strategic Assets and Organization Rent, Strategic
Management Journal, 14:33-46.
Booz Allen & Hamilton Consultant, 1999, Transformation and Value CreationLogistics and Shipyards, Confidential Reports, Jakarta: Government of The
Republic of Indonesia.
Bruce, G.J., Garrard, I. (1999) The Business of Shipbuilding, London-Hongkong:LLP.
Creswell, J.W. (2002) Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating
Quantitative and Qualitative Research, New Jersey: Pearson Education, Inc.
David, F.R. (2003) Strategic Management, Concepts and Cases, 9th Edition, New
Jersey: Prentice-Hall.
Drewry Shipping Consultants Limited, 1999, World Shipbuilding, Report, England:
Drewry Shipping Consultants Limited.
____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
B-20-10
Grant, R.M. (1991) The Resource-Based Theory of Competitive Advantage:
Implications for Strategy Formulation, California Management Review,
Spring:114-135.
Hair, J.F., at al. (1998) Multivariate Data Analysis, 5th Edition, New Jersey: PrenticeHall, Inc.
Hall, R. (1992) The Strategic Analysis of Intangible Resources, Strategic Management
Journal, 13:135-144.
Hamada, K., at al. (2003) Comparative Analysis of Shipbuilding among Japan and
Southeast Asian Nations, Transactions of the West Japan Society of Naval
Architects, 106, Fukuoka-Japan.
Kose, K. (2001) Fundamental Problems of Indonesian Maritime Industries, The Report
of Seminar on Indonesian Shipping and Shipbuilding Problems, Jakarta: Ministry
of Communication and Telecommunication, and Ministry of Metal, Machinery,
Electronics, and Multifarious Industries, pp 18-22.
Levin, R.I., Rubin, D.S. (1998) Statistics for Management, 7th Edition, Prentice Hall,
USA.
Ma’ruf, B., Widjaja, S. (2005) Analisis Faktor Internal dan Eksternal Bidang Usaha
Industri Kapal, Jurnal Neptunus, 11 (2):100-105.
------, Widjaja, S., Suwignjo, P. (2004a) Tinjauan Konseptual Model Formulasi Strategi
untuk Industri Galangan Kapal, Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi
Kelautan 2004, pp II-7:14, Surabaya: ITS.
------, Widjaja, S. (2004b) Implementasi Model David untuk Formulasi Strategi
Korporat pada Industri Galangan Kapal, Prosiding Seminar Nasional
Pascasarjana IV 2004, Surabaya: Program Pascasarjana ITS, pp I-597:607.
Majalah Strategi, 2000, Runtuhnya BUMN Bernama Besar, Majalah Strategi, 2 (1):3133.
Maritime International Cooperation Center of Japan (MICC) (2000) The Study on The
Development of Indonesian Domestic Marine Transportation, Report, Hiroshima:
Ministry of Transport-Japan.
Menteri BUMN RI (1999) Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN
RI/Kepala Badan Pembina BUMN, Nomor: KEP-169/M-PBUMN/1999, Kerangka
RJPP BUMN, Lampiran 1.
Ministry of Communication and Telecommunication (M-CT), and Ministry of Metal,
Machinery, Electronics, and Multifarious Industries (M-MME) (2001) The Report
of Seminar on Indonesian Shipping and Shipbuilding Problems, March 2nd,
Jakarta.
Pearce, J., Robinson, R. (2000) Strategic Management: Formulation, Implementation,
and Control, 7th Edition, Malaysia: McGraw-Hill.
Wheelen, T.L., and Hunger, J.D. (1994) Strategic Management and Business Policy, 4th
Edition, USA: Addison-Wesley Publishing Company.
____________________________________________________________________________
ISBN : 979-99302-0-0
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi I
25-26 Pebruari 2005
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Download