ABSTRAK Pada dasarnya semua orang dapat untuk membuat

advertisement
ABSTRAK
Pada dasarnya semua orang dapat untuk membuat perjanjian. Namun tidak
semua orang cakap bertindak dalam membuat perjanjian. Tujuan dari dibuatnya
perjanjian di antara para pihak adalah untuk saling memperoleh manfaat atau
keuntungan dari perjanjian dan tidak diharapkan adanya kerugian. Syarat yang
harus terpenuhi dalam membuat perjanjian oleh para pihak adalah cakap berbuat
dan mempunyai kewenangan, sehingga apabila tidak cakap dan wenang akan
mempengaruhi terlaksananya perjanjian. Salah satu contoh pihak yang tidak cakap
membuat perjanjian adalah anak di bawah umur. Hal yang perlu untuk dikaji
adalah tentang perjanjian yang dibuat oleh anak di bawah umur menurut Hukum
Islam dan KUH Perdata. Tujuan dari pembuatan skripsi ini yaitu untuk
mengetahui perjanjian yang dibuat oleh anak di bawah umur menurut Hukum
Islam dan KUH Perdata, untuk mengetahui akibat hukum perjanjian yang
dilakukan oleh anak di bawah umur menurut Hukum Islam dan KUH Perdata, dan
untuk mengetahui solusi hukum perjanjian anak di bawah umur menurut Hukum
Islam dan KUH Perdata.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriftif analisis yaitu
menggambarkan dan menganalisa ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan
perjanjian yang dibuat oleh anak di bawah umur menurut Hukum Islam dan KUH
Perdata. Selanjutnya metode pendekatan mempergunakan pendekatan yuridis
normatif artinya menguji dan mengkaji data sekunder berupa hukum positif yang
berhubungan dengan perjanjian yang dibuat oleh anak di bawah umur menurut
Hukum Islam dan KUH Perdata. Teknik pengumpulan data melalui studi
dokumentasi. Analisis data dilakukan secara normatif kualitatif.
Dari pembahasan dan analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa pertama,
perjanjian yang dibuat oleh anak di bawah umur menurut Hukum Islam tidak
dapat dibenarkan, karena tidak memenuhi rukun dalam membuat perjanjian yaitu
para pihak harus cakap bertindak (ahliyah) dan juga mempunyai kewenangan
(wilayah). Menurut KUH Perdata, juga tidak dapat dibenarkan karena tidak
terpenuhinya syarat subjektif perjanjian (Pasal 1320 jo Pasal 1330 KUH Perdata)
yaitu tidak cakap bertindak hukum. Kedua, akibat hukum dari perjanjian tertentu
(misalnya hibah atau wakaf) yang dilakukan oleh anak di bawah umur menurut
Hukum Islam adalah tidak syah (Pasal 966 KUHPerdata Islam Turki) dan
menurut KUH Perdata dapat dimintakan pembatalan (canceling) oleh salah satu
pihak (Pasal 1451KUH Perdata). Ketiga, solusi hukum perjanjian anak di bawah
umur menurut Hukum Islam yaitu dengan perwalian oleh ayah, hakim (Pasal 974
KUHPerdata Islam), kakek atau ibunya. Sedangkan KUH Perdata, solusinya
dengan cara di bawah kekuasaan orang tuanya (untuk orang tua yang masih
lengkap), dengan perwalian oleh salah satu orang tuanya yang masih hidup, wali
yang mendapat wasiat dari orang tuanya, dan oleh hakim diatur dalam pasal 330
ayat (3) KUH Perdata.
Download