i. pendahuluan

advertisement
I. PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Potensi pemanfaatan sumberdaya perikanan darat masih berpeluang cukup besar, baik
untuk usaha budidaya dan penangkapan terutama di perairan umum. Salah satu perairan umum
yang dapat digunakan usaha perikanan adalah waduk (Ilyas & Supardan, 1990). Danau dan
waduk relatif mudah dikontrol untuk dikembangkan dari pada perairan umum yang lain seperti
rawa dan sungai karena biasanya merupakan satu kesatuan, permukaan terbuka tidak banyak
ditumbuhi pohon atau tanaman air dan hampir merupakan daerah tertutup (Anonim, 1997). Salah
satu jenis usaha perikanan yang dapat dikembangkan di dalam maupun di sekitar waduk antara
lain usaha penangkapan.
Waduk Sermo pada awal penggenangan produktivitas airnya sangat tinggi. Jenis ikan
dominan adalah
mujair, tawes, gabus lele, jenis krustasea, sidat dan jenis lainnya. Dalam
perkembanganya untuk meningkatkan produksi tangkapan dilakukan penebaran. Di samping
penebaran, dengan dilaporkan adanya ikan dari budidaya karamba jaring apung atau kolam di
sekitar waduk yang terlepas, seperti ikan bawal air tawar dan ikan red devil. Ikan red devil dalam
perkembangbiakannya dan pertumbuhanya lebih cepat bila dibandingkan dengan jenis ikan asli
lainnya (Setyobudi & Subagiyo, 2004). Terlepasnya ikan red devil (Amphilophus labiatus)
menjadi kompetitor ganas dan makin melimpah jumlahnya (Rustadi, 2009)ª.
Alat tangkap yang digunakan dalam kegiatan penangkapan ikan di Waduk Sermo
adalah jaring insang, pancing dan jala tebar. Potensi produksi tangkapan di Waduk Sermo
berkisar antara 52-85 kg/ha/th (Triyatmo et al., 1997) dan bila dilakukan penebaran secara
teratur produksi tangkapan dapat mencapai 15,7 ton/tahun (Kamiso et al., 1997). Namun untuk
meningkatkan produksi tangkapan secara berimbang diperlukan penelitian tentang ukuran mata
jaring yang memberikan hasil tangkapan yang baik menurut ukurannya, komposisi dan jenis
kelamin. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan analisis peluang usaha
penangkapan dan
pengelolaan sumberdaya perikanan di Waduk Sermo, khususnya dan
pengeloan sumberdaya perairan umum di DIY dan tempat lain pada umumnya.
Pengoperasian jaring insang selain harus disesuaikan dengan kondisi perairannya juga
harus memperhatikan ukuran mata jaring yang digunakan. Kamali (1980) menyatakan bahwa
ukuran mata jaring merupakan bagian terpenting pada alat tangkap jaring insang. Ukuran mata
jaring akan menentukan besarnya daya tangkap dan seleksi terhadap hasil ikan yang ditangkap.
Ukuran mata jaring yang sesuai dengan kondisi suatu perairan diperlukan agar tidak merusak
populasi ikan yang ada. Untuk menjaga kelestarian populasi ikan, ukuran mata jaring yang
digunakan di Waduk Sermo dianjurkan minimal 2,0 inchi (Anonim, 1997). Ukuran mata jaring
minimum yang dapat digunakan di Waduk Sermo dengan memperhatikan potensi lestari yaitu
lebih dari 2,00 inchi (Anonim, 1992).
Jaring insang merupakan alat tangkap yang selektif terhadap ukuran dan jenis ikan,
karena ukuran mata jaring (mesh size) dapat diperkirakan sesuai dengan ukuran ikan yang akan
ditangkap. Jaring insang terdiri dari satu lapis jaring. Cara ikan tertangkap adalah terjerat (gilled)
pada bagian keliling badan ikan depan tutup insang (preopercullum), keliling badan ikan
belakang tutup insang (operculum) dan keliling maksimum badan ikan (max body girth). Alat
tangkap tersebut umumnya ditujukan untuk menangkap ikan pelagis. Penelitian Supardjo et al.
(2012) mengenai pengaruh musim terhadap komposisi hasil tangkap ikan menggunakan jaring
insang ukuran mata jaring 1 inci, 1,5 inci, dan 2 inci di Waduk Sermo. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tangkapan ikan didominasi oleh jenis red devil. Jenis ikan lainnya yang
tertangkap yakni ikan nila, mujair, dan wader jumlahnya relatif sedikit. Penelitian ini lebih lanjut
akan memberikan gambaran mengenai laju tangkap dan komposisi hasil tangkapan jaring insang
dengan ukuran mata jaring yang berbeda.
2.
Tujuan
2.1 Mengetahui jenis-jenis dan ukuran ikan yang tertangkap dengan menggunakan jaring
insang di perairan Waduk Sermo Kulonprogo.
2.2 Mengetahui laju tangkap jaring insang di perairan Waduk Sermo Kulonprogo.
3.
Manfaat
Diketahuinya laju tangkapan serta ukuran jenis-jenis ikan yang paling banyak
tertangkap maka diharapkan agar digunakan sebagai dasar pengaturan tentang efisiensi
penggunaan alat tangkap yang diperbolehkan untuk menangkap ikan dengan pertimbangan
potensi lestari di Waduk Sermo Kulonprogo.
Download