HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU TERHADAP PEMBERIAN MP-ASI ADA BAYI (0-6 BULAN) DI PUSKESMAS UTEUN PULO KECAMATAN SEUNAGAN TIMUR KABUPATEN NAGAN RAYA Baharuddin1 , Rosmawar, Munazar Abstrak Air susu ibu (ASI) merupakan gizi yang terbaik bagi bayi hingga usia 4-6 bulan. Tetapi masih banyak ibu yang memberikan makanan tambahan pengganti ASI (MP-ASI) kepada bayi yang berumur kurang dari empat bulan. Padahal pemberian MP-ASI terlalu dini mempunyai dampak resiko kontaminasi yang sangat tinggi. Tingkat pendidikan ibu yang rendah tentang pemberian ASI mengakibatkan kita sering melihat bayi diberi susu botol dari pada disusui ibunya, bahkan juga sering melihat bayi yang baru berusia 1 bulan sudah diberi pisang atau nasi lembut sebagai tambahan ASI. Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI Pada Bayi (0-6 Bulan) Di Puskesmas Uteun Pulo Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi (0-6 bulan) di Puskesmas Uteun Pulo Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya yang berjumlah 784 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara Accidental Sampling. Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisa univariate dan bivariate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pendidikan ibu yaitu tingkat pendidikan sedang sebanyak 7 responden (33.3%), tingkat pendidikan tinggi sekali sebanyak 7 responden (33.3%). Mayoritas pemberian MP-ASI pada bayi (0-6 bulan) yaitu mempunyai kategori diberikan sebanyak 14 responden (66.7%). Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai nilai p (Asymp. Sig) adalah 0,502 karena nilai p > α (0,05). Interpretasinya adalah tidak ada hubungan tingkat pendidikan ibu terhadap pemberian MP-ASI pada bayi (0-6 bulan). Disarankan Bagi responden hendaknya meningkatkan pengetahuan dan pemahanan tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) bahwa makanan pendamping dinajurkan diberikan pada saat bayi berusia 6 bulan keatas. Kata Kunci : MP-ASI,Pendidikan Ibu 1Dosen Prodi Keperawatan Meulaboh Poltekkes Aceh kurang dari empat bulan. Padahal pemberian Pendahuluan Air susu ibu (ASI) merupakan gizi yang MP-ASI terlalu dini mempunyai dampak terbaik bagi bayi hingga usia 4-6 bulan. resiko kontaminasi yang sangat tinggi, yaitu Sumber nutrien satu-satunya yang berperan terjadinya pada pertumbuhan yang cepat dan sehat bagi berbahaya bagi bayi dan dapat mengurangi otak dan sistem saraf bayi, pematangan sistem produksi ASI lantaran bayi jarang menyusui pencernaan, (Prasetyono, 2009). kekebalan dan perkembangan tubuhnya (imunitas) sistem (Simkin, Menurut gastroenteritis laporan yang Word sangat Health Organization (WHO) tahun 2000, lebih kurang 2007). yang 1,5 juta anak meninggal karena pemberian memberikan makanan tambahan pengganti makanan yang tidak benar. Kurang dari 15% ASI (MP-ASI) kepada bayi yang berumur bayi di seluruh dunia diberi ASI eksklusif Tetapi masih banyak ibu 1 selama empat bulan dan sering kali pemberian cakupan ASI eksklusif 39% dan inisiasi ASI makanan pendamping ASI tidak sesuai dan 8% (Profil Dinas Kesehatan Aceh, 2007) Alasan yang diberikan ibu ketika berhenti tidak aman (Humairon, 2010). di menyusui yaitu ba hwa susu mereka tidak Indonesia masih banyak yang belum sesuai cukup sehingga mereka berhenti menyusui. dengan umurnya, terutama didaerah perdesaan. Alasan ini juga dinyatakan oleh 47% ibu-ibu Hasil bahwa yang berhenti menyusui pada hari kelima dan masyarakat perdesaan di Indonesia pada keenam. Sedangkan alasan lain yang sering umumnya memberikan pisang (57,3%) kepada diungkapkan oleh ibu adalah payudara yang bayinya sebelumnya usia 4 bulan (Litbangkes, nyeri dan bengkak, bayi tidak mau mengisap, 2003). dan menyusui terlalu lama atau melelahkan Pemberian MP-ASI penelitian pada menunjukan bayi Berdasarka n Survey Kesehatan Rumah (Henderson, 2005). Tangga (SKRT) tahun 2005, menyebutkan Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa kurang lebih 40% bayi usia kurang dari oleh Purwaniati pada tahun 2005 tentang dua bulan suda h dibe ri MP-ASI. Disebutkan Hubungan juga bahwa bayi usia nol sampai dua bulan Pengetahuan Ibu Balita tentang MP ASI mulai diberikan makanan pendamping cair dengan Usia Awal dan Jenis Pemberian MP (21.25%), makanan lunak/lembek (20.1%), ASI pada Anak Umur 4–24 Bulan di Posyandu dan makanan padat (13,7%). Pada bayi tiga Warak sampai lima bulan yang mulai diberi makanan Sidomukti Kota Salatiga dengan 39 orang pendamping cair (60,2%), lunak atau lembek sampel, (66,25%), dan padat (45,5%) (Depkes RI, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu 2006). yang renda h sebanyak 66,7% ibu balita, Berdasarka n hasil survey sosial ekonomi Tingka t Kelurahan di Pendidika n Dukuh dapatkan hasil dan Kecamatan penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang MP ASI terdapat dengan kategori baik sebanyak 53,8% ibu banyak ibu yang memberikan makanan terlalu balita, sedangkan usia awal pemberian MP dini kepada bayinya, kemudian sebanyak 32% ASI ≤ 4 bulan sebanyak 92,3%, dan jenis MP ibu memberikan MP-ASI kepada bayi berumur ASI yang diberikan pada usia anak saat ini, 2-3 bulan, seperti bubur nasi, pisang dan 69% sesuai umur sebanyak 53,8%. Hasil analisis terhadap dengan korelasi Rank Spearman didapatkan p nasional (Susenas) tahun 2002, bayi yang berumur 4-5 bulan (Surkesnas, 2002). Di Provinsi Aceh pada tahun 2009, value = disimpulkan 0,156> 0,05 sehingga dapat tidak ada hubungan yang cakupan ASI eksklusif hanya 45% dan inisasi signifikan antara tingkat pendidikan ibu ASI 10% sedangkan untuk kota Banda Aceh dengan usia awal pemberian MP ASI. Hasil 2 analisis dengan korelasi Pearson didapatkan p Berdasarkan studi pendahuluan yang value = 0,598 > 0,05 sehingga disimpulkan dilakukan penulis pada tanggal 30 Januari tidak ada hubungan yang signifikan antara 2008, di Puskesmas Uteun Pulo Kecamatan pengetahuan ibu tentang MP ASI de ngan usia Seunagan Timur pada tahun 2008, dari 6 orang awal pemberian MP ASI. ibu yang penulis wawancara diantaranya 4 Tingkat pendidikan ibu berpengaruh orang ibu mempunyai tingkat pendidikan yang dalam praktek menyusui. Semakin tinggi rendah tingkat pendidikan ibu, maka pengetahuan ibu menemuka n ibu yang memberika n maka nan semakin baik Hal ini akan memberikan selain ASI pada bayi mereka yang masih kecenderungan ibu dalam bersikap dengan berusia antara 1,5-2 bulan dengan berbagai memberikan yang terbaik bayi. alasan, diantaranya karena bekerja sehingga Pendidikan seorang ibu rendah tidak bisa menyusui anaknya selama 24 jam, memungkinkan ia lambat dalam mengadops i air susu tidak keluar, dan agar berat badan si pengetahuan baru, khususnya tentang hal- hal bayi cepat meningkat dan sebagian ibu yang berhubungan dengan pola pemberian menganggap ASI. Tingkat pendidikan ibu yang rendah makanan tambahan pada bayi kurang dari tentang pemberian ASI mengakibatkan ibu enam bulan akan dapat memenuhi kebutuhan lebih sering melihat bayi diberi susu botol dari nutrisi bayi dan bayi tidak akan merasa pada disusui ibunya, bahkan juga sering kelaparan lagi. Hal ini barbahaya dilihat dari melihat bayi yang baru berusia 1 bulan sudah sistem diberi pisang mencerna bagi yang atau nasi lembut sebagai yaitu berpe ndidika n bahwa dengan SMP memberikan pencernaan bayi belum atau da n menghancurkan sanggup makanan secara sempurna. tambahan ASI (Manuaba, 2001). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Berdasarka n uraian diatas, maka penulis Nagan Raya da ri bulan Januari 2007 sampai tertarik untuk mengadakan penelitian tentang dengan Februari 2008, didapatkan bahwa Hubungan Tingka t Pendidikan Ibu Terhadap jumlah bayi 0-6 bulan yaitu berjumlah 7970 Pemberian MP-ASI Pada Bayi (0-6 Bulan) Di bayi, sedangkan yang mendapat ASI ekslusif Puskesmas Uteun Pulo Kecamatan Seunagan yaitu berjumlah 3278 bayi (41,12%) dan data Timur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008. dari Puskesmas Uteun Pulo dari bulan Januari Metodelogi Penelitian 2007 sampai dengan Februari 2008, Jenis penelitian ini menggunakan jenis didapatkan bahwa jumlah bayi 0-6 bulan yaitu penelitian berjumlah 784 bayi, sedangkan yang mendapat pendekatan Cross Sectional. Lokasi penelitian ASI ekslusif ini dilaksanakan di Puskesmas Uteun Pulo yaitu berjumlah 388 (49.49%) (Dinkes Nagan Raya, 2008). bayi Deskriptif korelasi dengan Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan 3 Raya yang dilaksanaka n pada tanggal 20 bayi, sebagian besar bermata pe ncaharian di sampai 26 Juni 2008. pertanian dan jasa pemerintahan, mayoritas Popula si dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi (0-6 bulan) di penduduk di Seunagan Timur menganut agama Islam. Puskesmas Uteun Pulo Kecamatan Seunagan Di Kecamatan Seunagan Timur memiliki Timur Kabupaten Nagan Raya yang berjumlah sebuah Puskesmas ind uk yaitu Puske smas 784 orang. Pengambilan sampel dilakukan Uteun Puloe. Puskesmas rawatan tipe C ini secara Accidental Sampling yang dilakuka n mempuny ai 5 Puskesmas Pembantu (Pustu) selama 1 minggu penelitian. dan 5 Polindes. Pelayanan kesehatan yang Teknik pengumpulan data yang digunakan diberikan sama dengan puskesmas lainnya. adalah dengan menggunakan data primer yang Tenaga kesehatan di Puskesmas Uteun Puloe diperoleh dengan terdiri dari 2 orang dokter umum, 1 orang responden yang berkunjung ke Puskesmas dokter umum PTT, 10 orang perawat, 22 orang Uteun Pulo. bidan, 18 bidan PTT, 2 orang ahli gizi, 1 orang dari hasil wawancara Data yang diperoleh di analisis secara sarjana kesehatan masyarakat, 13 orang tenaga univariat da n bivariat. untuk perhitungan honor lainnya. statistik analisa tersebut dilakukan dengan B. Tingkat Pendidikan Ibu menggunakan rumus prosentase dan software pengolah data statistik. Metode uji statistic yang digunaka n ada lah chi square (x2 ), Apabila hasil uji statistic chi squre menunjuka n Pvalue < atau = α : 0.05 maka hipotesis nol ditolak dan apabila Pvalue > α : 0.05 maka hipotesis nol diterima. Hasil Penelitian Tabe l 1. Distribus i Tingka t Pendidika n Ibu Di Puskesmas Uteun Pulo Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 No 1 2 3 4 Kategori Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Jumlah Sumber: data primer Jumlah 3 7 4 7 21 % 14.3 33.3 19.0 33.3 100.0 A. Gambaran Umum Kecamatan Seunagan Timur merupakan salah satu Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Nagan Raya dengan luas wilayah mencapai ±14761 Km2 terdiri dari 34 desa dan 4 Kemukiman. Penduduk Kecamatan Seunagan Timur berjumlah 13126 jiwa dengan perincian laki- laki 6485 da n perempuan 6658 jiwa sedangkan jumlah bayi sebanyak 1608 Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat tingkat pendidika n ibu Di Puske smas Uteun Pulo Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008, mayoritas mempunyai tingkat pendidikan sedang sebanyak 7 responden (33.3%). C. Pemberian MP-ASI pada bay i (0-6 bulan) Tabe l 2. Distribus i Pemberian MP-ASI Pada Bayi (0-6 Bulan) Di Puskesmas Uteun Pulo Kecamatan 4 Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 No 1 2 Kategori Diberikan Tidak diberikan Jumlah Jumlah 14 7 21 % 66.7 33.3 100.0 Sumber: data primer Dari tabe l 2, dapat dilihat penggunaan pemberian MP-ASI pada bayi (0-6 bulan) Di Puskesmas Uteun Pulo Kecamatan Seunagan Timur Kabupa ten Nagan Raya Tahun 2008, sebagian besar kategorinya adalah diberika n yaitu sebanyak 14 responden (66.7%). D. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Terhadap Pe mberian MP-ASI Pada Bayi (0-6 Bulan) Tabe l 3. Distribus i Responden Berdasarkan Hubungan Tingkat Pendidika n Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI Pada Bayi (0-6 Bulan) Di Puskesmas Uteun Pulo Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 Pada Bayi (0-6 Bulan) Di Puskesmas Uteun Pulo Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 2.357a 3 .502 N of Valid Cases 21 a. 8 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00. Tabe l 4 memperlihatkan pada kolom Asymp. Sig adalah 0,502 atau probabilitas di atas 0,05 (0,502 > 0,05). Maka Ho diterima atau tidak ada hubungan tingkat pendidikan ibu terhadap pemberian MP-ASI pada bayi (06 bulan). Pembahasan A. Tingkat Pendidikan Ibu Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pendidikan ibu di Puskesmas Uteun Pulo Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012, Pemberian Ti dak Pendi dikan di berikan f % Rendah Sedang 2 28.6 Tinggi 2 50.0 Sangat Tinggi 3 42.9 Juml ah 7 33.3 MP-AS I Di berikan f 3 5 2 4 14 % 100.0 71.6 50.0 57.1 66.7 Total f 3 7 4 7 21 % 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 yaitu mempunyai tingkat pendidikan sedang sebanyak 7 responden (33.3%), pendidikan tinggi sekali tingkat sebanyak 7 responden (33.3%), tingkat pendidikan tinggi sebanyak 4 responden (19.0%), dan tingkat Sumber: data primer pendidikan rendah sebanyak 3 responden Dari tabe l 3, dapat dilihat mayoritas responden mempunyai tingkat pendidikan sedang dengan yang dibe rika n MP-ASI yang sebanyak 5 (35.7%) responden. (14.3%). Dari hasil penelitian dapat di analisa bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan sedang, hal ini disebabkan E. Uji Kolerasi Antara Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Terhadap Pemberian MP-ASI Pada Bayi (0-6 B ulan) karena ibu tinggal di daerah perdesaan sehingga tuntutan untuk mempunyai pendidikan yang lebih kecil dibandingkan jika Tabel 4. Hasil Uji Kolerasi Antara Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Terhadap Pembe rian MP-ASI ibu tinggal di daerah perkotaan 5 Sedangkan menurut Rangga (2011), Pendidika n ada lah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Bahwa pendidikan sangat penting bagi seorang ibu terutama dalam pemberian makanan tambahan. Pendidikan ibu akan memberi dampak terhadap perlindungan dan kelangsungan hidup anak, melaui pemberian nutrisi yang cukup sesuai tumbuh kembang anak. keterbatasan pendidikan ibu akan menyebabkan keterbatasan dalam penangganan gizi keluarga terutama bayinya. Apabila tingkat pendidikan ibu tinggi maka akan semakin muda h untuk menerima informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan sedang, hal ini disebabkan karena ibu tinggal di daerah perdesaan sehingga tuntutan untuk mempunyai pendidikan yang lebih kecil dibandingkan jika ibu tingga l di daerah perkotaan. Tingkat pendidikan yang rendah atau sedang akan mempengaruhi dan pemahaman tentang pemberian MP-ASI responden rendah dan sebaliknya tingkat pendidikan tinggi dan tinggi sekali akan (0-6 Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pemberian MP-ASI pada bayi (0-6 bulan) Di Puskesmas Uteun Pulo Kecamatan Seunagan Timur Kabupa ten Nagan Raya Tahun 2008 yaitu mempunyai kategori diberika n sebanyak 14 responden (66.7%), dan kategori tidak berikan sebanyak 7 responden (33.3%). Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Prasetyono (2009), bahwa masih banyak ibu yang memberikan makanan tambahan pengganti ASI (MP-ASI) kepada bayi yang berumur kurang dari empat bulan. Padahal pemberian MP-ASI terlalu dini mempunyai dampak resiko kontaminasi yang sangat tinggi, yaitu terjadinya gastroenteritis yang sangat dimiliki. pengetahuan B. Pemberian MP-ASI pada bayi bulan) menjadikan pengetahuan dan pemahaman respo nde n tentang pe mberian MPASI pada bayi usia 6-12 bulan lebih baik berbahaya bagi bayi dan dapat mengurangi produksi ASI lantaran bayi jarang menyusui. Sedangka n menurut Depkes RI (2004), Makanan tambahan adalah makanan yang diberikan kepada bayi disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Pemberian makanan tambahan (PMT) diberikan mulai umur 6-24 bulan dan merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian makanan tambahan harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini dimaksudka n untuk menyesuaikan kemampuan alat cerna bayi dalam menerima MP-ASI Hal pemberian ini dapat MP-ASI diasumsikan yang terlalu bahwa dini 6 oleh pemberian MP-ASI pada bayi (0-6 bulan). karena secara fisiologis bayi belum siap untuk Artinya bahwa tingkat pendidikan bukan menerimanya. Bayi akan mudah terkena diare merupakan patokan dalam memberikan MP- dan penyakit-penyakit lain. Selain itu akan ASI. mempuny ai resiko-resiko kesehatan frekuensi Sesuai yang diungkapka n oleh Manuaba pengisapan ASI, sehingga asupan ASI pun (2001) Tingkat pendidikan ibu berpengaruh menjadi berkurang, padahal ASI mengandung dalam praktek menyusui. Semakin tinggi hampir semua zat gizi dan zat kekebalan yang tingkat pendidikan ibu, maka pengetahuan ibu penting untuk bayi. semakin baik Hal ini akan memberikan menurunkan intensitas dan Faktor budaya juga sangat berpengaruh kecenderungan ibu dalam bersikap dengan dalam melakukan pemberian MP-ASI terlalu memberikan yang terbaik dini, hal ini disebabkan karena informasi yang Pendidikan seorang ibu salah yang diterima responden secara turun memungkinkan ia lambat dalam mengadops i temurun dari orang tua, bahwa pemberian MP- pengetahuan baru, khususnya tentang hal- hal ASI yang dini dapat membuat anak cepat yang berhubungan dengan pola pemberian untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. ASI. Tingkat pendidikan ibu yang rendah C. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Terhadap Pe mberian MP-ASI Pada Bayi (0-6 Bulan) tentang pemberian ASI mengakibatkan ibu Hal ini dapat di analisa bahwa pemberian MP-ASI disebabkan informasi yamg karena kurangnya diterima responden dan rendahnya pengetahuan responden tentang pemberian MP-ASI, sehingga responden tidak tahu kapan pemberian MP-ASI yang ba ik kepada anaknya Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat pendidikan sedang dengan yang diberikan MPASI yang sebanyak 5 (71.4%) respo nde n. Hasil uji Chi-Square dipe roleh nilai nilai p (Asymp. Sig) adalah 0,502 karena nilai p > α (0,05). Interpretasinya adalah tidak ada hubungan tingkat pe ndidika n ibu terhadap bagi yang bayi. rendah lebih sering melihat bayi diberi susu botol dari pada disusui ibunya, bahkan juga sering melihat bayi yang baru berusia 1 bulan sudah diberi pisang atau nasi lembut sebagai tambahan ASI. Responden dengan tingkat pendidikan sedang dan memberikan MP-ASI disebabkan kerana kurangnya informasi dari petugas kesehatan dan respo nde n tentang sehingga rendahnya pengetahuan pe mberian responden tidak MP-ASI, tahu kapan pemberian MP-ASI yang baik kepada anaknya dan masih masih banyak yang kurang tahu tentang pemberian MP-ASI yang sesuai. Dari hasil penelitian ternyata tidak semua responden dengan tingkat pendidikan sedang melainkan masih banyak dari responden 7 mempunyai tingkat pendidikan tinggi dan Daftar Pustaka tinggi sekali yang juga memberikan MP-ASI Depkes RI, 2006, Pemantauan Pertumbuhan Balita, Jakarta: Departemen Kesehatan RI pada bayi (0-6 bulan). Kesimpulan Berdasarkan analisis data terhadap hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan tingka t pe ndidika n ibu terhadap pemberian MP-ASI pada bayi (0-6 bulan) di ___ , 2004, Pemantauan Pertumbuhan Balita, Jakarta: Departemen Kesehatan RI Dinkes Nagan Raya, 2008, Jumlah Pemberian ASI, Nagan Raya Henderson, 2005, Buku Ajar Kebidanan, EGC, Jakarta Konsep Puskesmas Uteun Pulo Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya tahun 20108. Dengan hasil uj i Chi-Square diperoleh nilai Humairon, 2010, Data WHO dikutip dari http://peunebah.blogspot.com pada tanggal 07 Maret 2008 nilai p (Asymp. Sig) adalah 0,502 karena nilai p > α (0,05). Interpretasinya adalah tidak ada hubungan tingkat pe ndidika n ibu terhadap pemberian MP-ASI pada bayi (0-6 bulan). Artinya bahwa tingkat pendidikan bukan merupaka n patokan dalam memberikan MPASI. Saran Bagi responden hendaknya meningkatkan pengetahuan dan pemahanan tentang pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) bahwa makanan pendamping dinajurkan diberikan pada saat bayi berusia 6 bulan keatas Litbangkes, 2003, Pemberian MP-ASI, dikutip dari repository.usu.ac.id pada tanggal 07 Maret 2008 Manuaba, 2001, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk pendidikan bidan : EGC, Jakarta Prasetyono, 2009, Buku Pintar ASI Eksklusif, Pengenalan, Praktik dan KemanfaatanKemanfaatannya, cet 1, DIVA pres, Jogjakarta Rangga, 2011, Konsep Pendidikan, dikutip dari http://rangga19.web.id pada tanggal 07 Maret 2008 Simkin, 2007, Panduan Lengkap Kehamilan Melahirkan dan Bayi, Arcan, Jakarta sehingga bayi dapat mendapatkan asupan nutrisi yang baik dan dapat tumbuh kembang sesuai dengan kesehatan usianya. diharapkan Bagi pelayanan dapat memberikan Surkesnas, 2002, Survey Social Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2002, dikutip dari digilib.unimus.ac.id pada tanggal 07 Maret 2008 bimbingan bagi keluarga agar lebih memahami tentang pemberian MP-ASI. 8