BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya pasar bebas, globalisasi, tuntutan ekonomi maka meningkatkan juga aktivitas perdagangan international. Beberapa aktivitas perdagangan international adalah aktivitas ekspor dan impor. Salah satu faktor penting dalam aktivitas ekspor dan impor adalah transaksi valuta asing. Valuta asing yang sering disebut dengan akronim valas pada dasarnya adalah mata uang asing (foreign currency) (Kuncoro, 2001). Persoalan yang sangat penting diperhatikan dalam masalah valuta asing ini adalah kurs (exchange rates). Kurs atau nilai tukar didefinisikan sebagai harga mata uang luar negeri dalam satuan harga mata uang domestik (Salvatore, 1997). Memprediksi nilai tukar kurs pada masa yang akan datang (future spot) merupakan salah satu strategi penting dalam bisnis internasional. Future spot dapat diperoleh dari suatu prediksi empiris kurs spot dan kurs forward (Madura, 2006). Pertukaran kurs satu mata uang dengan kurs mata uang lain disebut transaksi valas (foreign exchange transaction). Transaksi valuta asing dilakukan untuk mengurangi risiko dan juga mencari keuntungan jangka pendek dari selisih kurs. Transaksi valuta asing yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di bidang ekspor dan impor akan melibatkan bank sebagai salah satu institusi yang menyediakan produk transaksi valuta asing. 1 Bank sebagai lembaga keuangan memiliki peran untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya, yang salah satu kebutuhan nasabah adalah transaksi valas. Bank dalam mengelola transaksi valas, baik untuk kepentingan nasabah maupun kepentingan internal bank, memerlukan strategi untuk mengoptimalkan pendapatan dan meminimalisir kerugian dari aktivitas transaksi valuta asing. Unit kerja di dalam bank yang memiliki fungsi dalam menjalankan aktivitas transaksi valas adalah Treasury. Beberapa produk yang terkait aktivitas transaksi valas antara lain: transaksi forex spot dan transaksi forex forward. Salah satu pertimbangan utama bagi nasabah dalam memilih bank untuk menyalurkan transaksi valuta asing adalah kurs atau nilai tukar yang diberikan oleh bank. Semakin kompetitif kurs atau nilai tukar yang diberikan oleh bank, maka nasabah akan memilih bank dimaksud. Bank dalam memberikan kurs yang kompetitif memerlukan strategi yang tepat untuk mengelola posisi yang timbul akibat transaksi valuta asing yang dilakukan dengan nasabah. Strategi yang dapat digunakan oleh bank dalam mengelola posisi yang timbul dari transaksi valuta asing salah satunya dengan transaksi hedging atau transaksi lindung nilai. Beberapa produk yang dapat digunakan sebagai transaksi hedging atau lindung nilai antara lain adalah transaksi forward dan transaksi option. Pasar valas merupakan pasar yang dinamis. Prediksi dan proyeksi yang kurang tepat terhadap pergerakan kurs spot di masa yang akan datang akan mengakibatkan pengelolaan posisi transaksi valas yang kurang tepat, dan lebih 2 jauh lagi dapat mengurangi potensi keuntungan serta menimbulkan kerugian dari transaksi perdagangan internasional. Dengan demikian, prediksi valuta asing merupakan kunci bagi pengambilan keputusan yang melibatkan transfer dana dari satu mata uang ke mata uang lain dalam suatu periode tertentu (Kuncoro, 2001). Menurut Chiang (1988), kurs forward mencerminkan informasi yang diharapkan untuk menentukan nilai tukar yang akan datang. Dikatakan seperti itu karena kurs forward dipandang sebagai prediksi yang tidak bias (unbiased predictors) dari future spot. Penelitian Nikolaou & Sarno (2006) yang menunjukkan hipotesa unbiasedness berhubungan dengan pergerakan dari pasar valas yang efisien, sebagai kesimpulan dari kondisi uncovered interest-rate parity (UIP). Kondisi UIP adalah ketika pergerakan nilai tukar yang telah diekspektasikan akan sama dengan perbedaan tingkat suku bunga yang berlaku saat itu, atau, pada kondisi tidak ada arbitrase, akan sama dengan forward premium (perbedaan antara kurs forward dengan kurs spot). Pada UIP dan tidak adanya arbitrase (asumsi bahwa covered interest parity bertahan), nilai tukar forward memberikan unbiased prediksi dari nilai tukar spot di masa depan atau secara ekuivalen, forward premium memberikan unbiased prediksi dari perubahan nilai tukar spot di masa depan. Pada hasil penelitian yang berdasar pada regresi stationary telah menunjukkan bahwa forward premium bukan merupakan unbiased predictor dari depresiasi kurs di masa depan, dan pada kenyataannya terdapat forward yang bias 3 seperti pada forward premium yang umumnya berhubungan terbalik terhadap pergerakan nilai tukar di masa depan. Di sisi lain, lebih banyak lagi tes yang mengacu co-integration memberikan beberapa bukti dukungan untuk kurs forward sebagai hipotesa unbiasedness, meskipun secara keseluruhan penelitian co-integration memberikan hasil yang bervariasi (Nikolaou and Sarno, 2006). Penelitian Brzeszczynski (2004) pada studi kasus di Polandia, menunjukkan perkembangan pasar uang di Polandia dapat dianalisis dari perspektif di luar pasar uang valas oleh proses perubahan bentuk makro ekonomi di Polandia. Instrumen kebijakan moneter dan fiskal telah dibuat aturan untuk mengatur sistem keseimbangan ekonomi dalam jangka waktu yang pendek dari keadaan inflasi yang terlalu tinggi (yang berpengaruh terhadap perubahan struktur harga dan perekonomian di Polandia). Dengan demikian penelitian Brzeszczynski menggunakan tingkat kurs spot, kurs forward, tingkat bunga pasar uang domestik dan tingkat bunga pasar uang asing dalam meneliti mata uang yang mengambang serta pasar uang (valas) dan pasar modal di Polandia. 1.2 Rumusan Masalah Peran unit Treasury di dalam Bank dalam mengelola posisi valuta asing yang timbul dari transaksi valuta asing diharapkan dapat mengoptimalkan pendapatan dan meminimalisr kerugian dari aktivitas transaksi valuta asing. Optimalisasi pendapatan dilakukan salah satunya dengan memprediksi pergerakan nilai tukar di 4 masa yang akan datang. Melalui proyeksi atau prediksi nilai tukar yang tepat akan membantu unit Treasury untuk menentukan posisi yang akan diambil. Prediksi nilai tukar di masa yang akan datang, antara lain dapat dilakukan melalui forward parity (forward rate/kurs forward), perhitungan purchasing power parity dan international fisher effect untuk menentukan kurs spot di masa yang akan datang. Strategi dan teknik yang tepat bagi para pelaku pasar dalam memproyeksi atau memprediksi nilai tukar di masa yang akan datang, akan membantu para pelaku pasar dan unit Treasury dalam Bank untuk menentukan pengambilan posisi yang tepat dalam melakukan transaksi valuta asing. Pengambilan posisi yang tepat, maka lebih jauh lagi akan dapat mengoptimalkan pendapatan dari transaksi valuta asing. Penelitian ini mengacu pada penelitian Chiang (1988) yang menunjukkan bahwa kurs forward merupakan unbiased predictors dari future spot dan penelitian Brzeszczynski (2004) yang menunjukkan bahwa kurs forward bersama dengan inflasi dan suku bunga domestik dan asing adalah sebagai prediksi terbaik untuk future spot dalam jangka waktu pendek. 1.3 Pertanyaan Penelitian Dari perumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 5 1. Menganalisis apakah Kurs Forward USD/IDR bisa memprediksi searah Future Spot Rate USD/IDR? 2. Menganalisis apakah Perbedaan Tingkat Inflasi dan perhitungan purchasing power parity bisa memprediksi searah Future Spot Rate USD/IDR? 3. Menganalisis apakah Perbedaan Tingkat Suku Bunga dan perhitungan international fisher effect bisa memprediksi searah Future Spot Rate USD/IDR? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh Kurs Forward USD/IDR dalam memprediksi Future Spot Rate USD/IDR. 2. Menganalisis pengaruh Perbedaan Tingkat Inflasi dan perhitungan purchasing power parity dalam memprediksi Future Spot Rate USD/IDR. 3. Menganalisis pengaruh Perbedaan Tingkat Suku Bunga dan perhitungan international fisher effect dalam memprediksi Future Spot Rate USD/IDR. 1.5 Metode Penelitian Alat penelitian yang digunakan adalah dengan analisis regresi sederhana, analisis regresi berganda, dan test perbandingan rata-rata. Analisis regresi sederhana adalah studi ketergantungan satu variable dependen (variable tak bebas) pada satu variable independen (variable yang menjelaskan/bebas) dan analisis 6 regresi berganda adalah studi ketergantungan satu variable dependen (variable tak bebas) pada satu atau lebih variable independen (variable yang menjelaskan/bebas) dengan maksud menaksir atau meramalkan nilai rata-rata hitungan (mean) atau rata-rata (populasi) variable tak bebas dipandang dari segi nilai yang diketahui dari variabel yang dijelaskan. Test perbandingan rata-rata membandingkan dua rata-rata dari dua sampel untuk melihat apakah ada perbedaan rata-rata dari kedua sampel. Test perbandingan rata-rata yang digunakan pada penelitian ini adalah independent sample t-test, yaitu tes yang membandingkan rata-rata dari dua sampel independen. Independent sample t-test untuk mengetahui apabila terjadi perbedaan rata-rata antara kedua sampel, apakah perbedaan itu signifikan atau tidak (Trihendradi, 2013). 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Membantu para pelaku pasar, khususnya unit Treasury di Bank, dalam pengelolaan posisi yang timbul dari transaksi valas dengan nasabahnya. Melalui penelitian ini, para pelaku pasar akan lebih terarah dan tepat dalam memprediksi pergerakan nilai tukar spot USD/IDR. 2. Menambah bahan pustaka penelitian prediksi future spot USD/IDR melalui analisa kurs forward, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga. 7