peningkatan motivasi belajar ipa organ tubuh

advertisement
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA ORGAN TUBUH
MANUSIA MELALUI MEDIA TORSO KELAS V SDN 50
SUNGAI RAYA
Mashuri Hariyanto, K. Y. Suryani, Kaswari
PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak
Email: [email protected]
ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA serta
menambah wawasan guru dalam menerapkan pembelajaran. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif terdiri dari pengumpulan data,
paparan data, dan penyimpulan. Teknik analisis data dilakukan melalui observasi,
dokumentasi, dan tes. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi
belajar dan hasil belajar mata pelajaran IPA organ tubuh manusia. Dimulai dari pra
tindakan sebelum melakukan tindakan dengan media pembelajaran torso yaitu
54,61% kemudian pada siklus I pertemuan pertama mengalami peningkatan 6,9%
menjadi 61,53%, mengalami peningkatan kembali 8,6% pada siklus I pertemuan
kedua menjadi 70,76%. Pada siklus II meningkat 10,4% pada pertemuan pertama
menjadi 81,53% dan meningkat kembali sebanyak 3,1% pada pertemuan kedua
menjadi 84,61.
Kata Kunci: Motivasi, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Media Pembelajaran Torso.
ABSTRACT: Teachers still use the lecture method and only relied on textbooks
alone. Purpose of this study was to determine whether there is an increase in learning
motivation and learning outcomes of student in science subjects and broaden teachers
in implemeting learning. Type of research is a class act. Data collection method used
is descriptive qualitative consists of collecting data, exposure data, and data analysis
conclusion. The data analysis techniques trough observation and test. The results
showed an increase in motivation and learning in sclense subjects of human organs
beginning of the preaction before taking action with the instructional medium torso
54,61% later in the cycle of the first meetings have increased 6,9% to 61,53%,
increased again to 8,6% in the cycle of the second meeting to be 70,76%, in the
second cycle increased 10,4% the first meeting to be 81,53% and increased again by
3,1% in the second meeting to be 84,61%.
Keywords : Motivation, Science, and instructional media.
I
lmu Pengetahuan Alam merupakan konsep pembelajaran alam yang mempunyai
hubungan sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Ilmu Pengetahuan Alam
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui
pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.
Dalam pembelajaran guru merupakan komponen yang berperan sebagai
pelaksana dan pengerak kegiatan pembelajaran. Sopan Amri dan Iif Khoru Ahmadi
(2010;96) menyatakan “peran guru adalah menjadi fasilitator dalam proses
pembelajaran. Bukan memberikan informasi atau ceramah kepada siswa. Guru juga
harus memfokuskan pada tujuan pembelajaran, yaitu mengembangkan tingkat berpikir
yang lebih tinggi dan keterampilan berpikir kritis siswa”.
Berdasarkan pengalaman peneliti dalam mengajar IPA di SD Negeri 50
Kaliampo Sungai Raya yang sudah berjalan sekitar 4 tahun yaitu dari tahun 2009
sampai sekarang, bahwa pembelajaran IPA masih menekankan pada konsep-konsep
yang terdapat di dalam buku, dan juga belum menggunakan media pembelajaran yang
tepat dalam proses pembelajaran secara maksimal. Hal ini membuat pembelajaran
tidak efektif, karena siswa kurang merespon terhadap pelajaran yang disampaikan.
Maka pengajaran semacam ini cenderung menyebabkan kebosanan kepada siswa
sehingga minat dan motivasi belajar siswa menjadi rendah.
Permasalahan di atas pada prinsipnya dapat diperbaiki guru bilamana guru dapat
mendesain, membuat dan menghadirkan model dalam proses pembelajaran yang
difungsikan sebagai media penyampaian materi pembelajaran. Karena media sangat
membantu dan mempermudah guru dan siswa untuk memhami konsep pelajaran
secara luas dan menyeluruh, terutama dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) atau sains seperti media torso untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Berdasarkan beberapa fakta tersebut di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk
melakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dengan
menggunakan media torso sebagai solusi dalam peningkatkan motivasi belajar siswa
pada pembelajaran IPA tentang organ tubuh manusia untuk mengoptimalkan
motivasi semangat belajar siswa yang berdampak pada peningkatan hasil belajar
siswa di kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya. Media torso didasari asumsi
bahwa siswa dapat lebih memahami konsep materi pelajaran IPA khususnya materi
pokok organ tubuh manusia, menghadirkan model yang sesuai yang mengarahkan
siswa untuk mengetahui diskripsikan nama, bentuk, letak, dan fungsi organ-organ
tubuh manusia itu sendiri.
Sebagaimana dikemukakan pada latar belakang di atas maka permasalahan
umum pada penelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA tentang
organ tubuh manusia dengan menggunakan media torso dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa di kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya?”. Untuk
mempermudah dalam pembahasan, maka dijabarkan masalah khusus sebagai berikut:
(1) Bagaimana kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA tentang
organ tubuh manusia dengan menggunakan media torso untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa di kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya?
(2) Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang
organ tubuh manusia dengan menggunakan media torso di kelas V SD Negeri 50
Kaliampo Sungai Raya?
(3) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang organ
tubuh manusia dengan menggunakan media torso di kelas V SD Negeri 50
Kaliampo Sungai Raya?
Setiap kegiatan atau aktivitas yang dilakukan karena adanya motivasi akan
mencapai hasil yang baik. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam
pencapaian tujuan sehingga semakin besar motivasi belajar semakin semakin besar
kesuksesan belajarnya.
Karti Soeharto dkk (2003;110) menyatakan, “motivasi berasal dari kata motif
yaitu keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya melakukan suatu kegiatan
untuk mencapai tujuan. Motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat
dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan
kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Hamzah B. Uno (2011;4) menyatakan, “motif dibedakan dua macam, yaitu
motif intrinsik dan motif eksrinsik. Motif intrinsik timbulnya tidak memerlukan
rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu
sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Sedangkan motif ekstrinsik timbul karena
adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat
minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan timbul karena melihat manfaatnya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, motivasi di pandang sebagai
dorongan mental yang mengerakkan dan mengarahkan prilaku manusia, termasuk
frilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan mengaktifkan,
menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan frilaku individu belajar.
Motivasi berperan dalam hal menumbukan gairah belajar, perasaan senang, dan
semangat untuk belajar.
Setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dapat dipastikan memiliki
tujuan yang hendak dicapai. Hasil belajar yaitu tujuan yang hendak di capai dalam
proses pembelajaran. tujuan tersebut berupa perubahan sikap dan tingkah laku siswa,
serta adanya peningkatan terhadap aspek atau kawasan (domain) belajar.
Bloom (dalam Harun Rasyid dan Mansur, 2009;13) menyatakan, “hasil belajar
mencangkup tingkat dan tipe prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil efektif”.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006;105) menyatakan, “yang menjadi
petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal-hal
sebagai berikut: 1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok. 2) Perilaku yang digariskan
dalm tujuan pemgajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik
secara individual maupun kelompok”. Sedangkan Harun Rasyid dan Mansur
(2009;13) menyatakan, “hasil belajar ditentukan oleh kualitas proses pembelajaran.
Pembelajaran ditentukan oleh karakteristik masukannya, yaitu karakteritik siswanya.
Kualitas pembelajaran mempengaruhi kualitas hasil. Hasil yang berkualitas akan
mempengaruhi masukan pada proses pembelajaran berikutnya”.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa hasil belajar adalah
hasil yang diperoleh seseorang secara individual setelah melakukan suatu
usaha/kegiatan. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses
pembelajaran yang dialami oleh peserta didik.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar tidak sekedar belajar
informasi Ilmu Pengetahuan Alam tentang fakta, konsep, prinsip, hukum, akan
tetapi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar juga belajar tentang
cara memperoleh informasi Ilmu Pengetahuan Alam.
Trianto (2007;102) menyatakan, Ilmu Pengetahuan Alam didefenisikan sebagai
pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen,
pengamatan, dan dedukasi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala
yang dapat dipercaya. Maskoeri Jasin (2009;10) menyatakan, “Ilmu Alamiah atau
Sains merupakan kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis. Artinya, kegiatan
manusia yang tiada hentinya dari hasil percobaan akan menghasilkan konsep,
selanjutnya konsep tersebut mendorong dilakukannya percobaan berikutnya dan
seterusnya”.
Berdasarkan uraian di atas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah
Dasar merupakan salah satu usaha yang dilakukan secara sadar membelajarkan siswa
Sekolah Dasar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkahlangkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga
siswa dapat memahami proses Ilmu Pengetahuan Alam dan dapat dikembangkan di
dalam kehidupan sehari-hari.
Secara sederhana media dapat dikatakan alat atau bahan perentara yang
digunakan untuk mengantar pesan atau informasi dari pengirim ke penerima pesan.
Gagne (dalam Arif S.Sardiman, dkk. 2006;6) menyatakan bahwa, “media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar. Sementara itu Briggs berpendapat media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Azhar Arsyad (2005;15)
menyatakan bahwa, “salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat
bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang
ditata dan diciptakan oleh guru”.
Berdasarkan peran dan fungsi media pembelajaran yang dikemukakan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa media torso yang digunakan dalam proses kegiatan
pembelajaran siswa kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya ditujukan untuk
memperlancar komunikasi guru dengan siswa dalam memahami organ tubuh manusia
serta memberikan pengalaman belajar secara langsung dan nyata kepada siswa
terhadap organ tubuh manusia baik bentuk, letak, dan fungsinya masingAdapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
penerapan pembelajaran IPA tentang organ tubuh manusia dengan menggunakan
media torso dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas V SD Negeri 50
Kaliampo Sungai Raya?
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
(1) Untuk mendeskripsikan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran
IPA tentang organ tubuh manusia dengan menggunakan media torso untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai
Raya?
(2) Untuk mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran
IPA tentang organ tubuh manusia dengan menggunakan media torso di kelas V
SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya?
(3) Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang
organ tubuh manusia dengan menggunakan media torso di kelas V SD Negeri
50 Kaliampo Sungai Raya
METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada awal kegiatan pembelajaran yaitu pada
semester satu tahun ajaran 2011-2012 dan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 50
Kaliampo Sungai Raya khususnya di kelas V.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas:
observasi, dan tes. Adapun uraian dari teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini, sebagai berikut:
(1.) Observasi Langsung
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan
data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Dikatakan langsung karena observasi yang dilaksanakan peneliti secara
langsung terhadap objek yang diteliti.
(2.) Tes
Selain menggunakan teknik observasi dalam penelitian ini untuk
mendeskripsikan motivasi belajar organ tubuh manusia siswa, peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data berupa tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Keberhasilan
tindakan dapat dilihat dari hasil tes pada setiap siklus. Apabila hasil tes mencapai
kreteria ketuntasan minimal, maka penggunaan media torso dinilai berhasil untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya.
Akan tetapi jika hasilnya kurang baik atau tidak mencapai kreteria ketuntasan
minimal, maka penggunaan media torso dinilai kurang efektif dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya.
Berdasarkan tujuan penelitian penggunaan media torso dalam KD
“mendeskripsikan organ tubuh manusia dengan fungsinya” pada siswa kelas V SD
Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya, diperlukan instrumen penelitian sebagai berikut.
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui penerapan pembelajaran materi
organ tubuh manusia melalui media torso, serta mengetahui motivasi belajar siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran
materi organ tubuh manusia melalui media torso pada siswa digunakan lembar
observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan menggunakan media
torso. Sedangkan untuk mengetahui motivasi siswa selama pembelajaran berlangsung
digunakan lembar observasi motivasi belajar siswa.
Data hasil observasi tindakan guru tersebut dihitung menggunakan rumus
menurut Anas Sudijono (2007;43) sebagai berikut:
P = x 100%
Keterangan:
P= Persentase
F= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N= Banyaknya skor-skor itu sendiri
Untuk mengetahui motivasi belajar siswa selama pembelajaran berlangsung
dihitung dengan menggunakan rumus menurut Anas Sudijono (2007;43) sebagai
berikut:
P = x 100%
Keterangan:
P=Persentase
F=Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N= Banyaknya skor-skor itu sendiri
Motivasi belajar siswa selama pembelajaran diukur dengan menggunakan
kriteria sebagai berikut:
85% - 100%
= Sangat Baik (A)
70% - 84%
= Baik (B)
55% - 69%
= Cukup (C)
40% - 54%
= Kurang (D)
0% - 39%
= Kurang Sekali (E)
Hasil belajar mengunakan analisis data berupa skor kemudian dirata
dirata-ratakan
dihitung
hitung dengan menggunakan rumus menurut Anas Sudijono (2007;81) sebagai
berikut:
∑
Mx =
Keterangan:
Mx
= Mean/rata-rata
Mean/rata
yang dicari
∑x
=Jumlah skor/nilai
N
= Banyaknya skor-skor
skor
itu sendiri
HASIL DAN PEMBAHASAN
(1) Kemampuan Mengajar Guru
Kemampuan mengajar guru mengalami peningkatan disetiap siklus. Dimulai
dari siklus I pertemuan pertama dengan skor 79% kreteria B, kemudian mengalami
peningkatan sebanyak 3% pada pertemuan kedua menjadi 82%. Siklus ke II pada
pertemuan pertama menigkat 8% dari siklus I pertemuaan kedua menjadi 88% dan
mengalami peningkatan kembali sebanyak 3,37% pada pertemuan kedua menjadi
91,37% kreteria A (sangat baik).
Grafik 1 Hasil Kemampuan Mengajar Guru
91,37%
95%
88%
90%
85%
80%
79%
82%
Siklus I per
1
Siklus I per
2
75%
70%
Kemampuan Guru
(2)
Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran torso pada
pembelajaran IPA organ tubuh manusia siswa kelas V mengalami peningkatan setiap
siklus. Dimulai dari pra tindakan sebelum melakukan tindakan dengan media
pembelajaran torso yaitu 54,61%
54,61% kemudian pada siklus I pertemuan pertama
mengalami peningkatan 6,9% menjadi 61,53%, mengalami peningkatan kembali 8,6%
pada siklus I pertemuan kedua menjadi 70,76%. Pada siklus II meningkat 10,4% pada
pertemuan pertama menjadi 81,53% dan meningkat kembali
kembali sebanyak 3,1% pada
pertemuan kedua menjadi 84,61%.
Grafik 2 Hasil Motivasi Belajar Siswa
100
80
60
54,6
61,5
70,1
81,5 84,6
Pra Tindakan
Siklus I Per 1
Siklus I Per 2
40
Siklus II Per 1
20
Siklus II Per 2
0
Motivasi Belajar Siswa
(3)
Hasil Belajar
Dimulai dari pra tindakan dengan nilai rata-rata
rata rata kelas sebesar 53,92 mengalami
peningkatan pada tindakan pembelajaran siklus I pertemuan pertama nilai rata
rata-rata
65,23 meningkat kembali pada pertemuan kedua menjai rata-rata
rata rata kelas 70,46. Pada
siklus II pertemuan pertama mengalami peningkatan dari siklus I yang mana pada
pertemuan pertama nilai rata-rata
rata rata siswa 80,23 dan pada pertemuan kedua ni
nilai ratarata siswa menjadi 84,30.
Grafik 3 Hasil Belajar Siswa
100
80
60
53,92
65,2370,46
80,23 84,3
Pra Tindakan
Siklus I Per 1
40
Siklus I Per 2
20
Siklus II Per 1
0
Siklus II Per 2
Rata
Rata-Rata
Hasil Belajar Siswa
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas tentang peningkatan
Motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang organ tubuh manusia melalui
media torso di kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya, dapat ditarik beberapa
kesimpulan diantarannya: (1)Penggunaan media pembelajaran torso pada
pembelajaran organ tubuh manusia pada siswa kelas V SD Negeri
egeri 50 Kaliampo
Sungai Raya dapat dilaksanakan dengan baik dan efektif, dalam dua siklus dengan
tiap siklus terdiri dari dua pertemuan.
pertemuan Hal ini dapat dilihat pada rata--rata prosentase
kemampuan mengajar guru pada siklus I sebesar 80,51%
% dan siklus II 89,68% dengan
kategori nilai A (sangat baik). (2)Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran torso pada siswa kelas V SD Negeri 50 Kaliampo Sungai Raya
juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini terbukti dari sikap siswa yang begitu antusias aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan adanya peningkatan motivasi belajar siswa tiap siklusnya
yaitu, 61,5; 70,1; 81,5; dan 84,6; dengan kreteria penilaian B (baik). (3)Penggunaan
media torso pada pembelajaran organ tubuh manusia, siswa kelas V SD Negeri 50
Kaliampo Sungai Raya, mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang merupakan
dampak dari meningkatnya motivasi belajar siswa. Hal ini terbukti pada jumlah nilai
skor pada siklus I tertinggi 80 dan terendah 40 meningkat dengan jumlah skor
tertinggi 95 dan terendah 70 pada siklus II. Sedangkan hasil nilai rata-rata kelas
meningkat tiap siklus yaitu 65,23; 70,46; 80,23; dan 84,36 pada siklus II.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin
mengemukakan saran yang diharapkan dapat menjadi rekomendasi dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar khususnya pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Untuk itu, saran-saran yang peneliti berikan adalah sebgai
berikut: (1)Proses pembelajaran yang dilaksanakan harus dapat memotivasi belajar
siswa sehingga pembelajaran berjalan sesuai yang diharapkan. (2)Guru hendaknya
selalu mengadakan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan agar
guru dapat mengetahui kekurangan pada pembelajaran dan memperbaikinya pada
pembelajaran selanjutnya. (3)Penggunaan media pembelajaran torso dalam penelitian
ini dapat digunakan pada penelitian-penelitian lain sebagai bahan pertimbangan
sehingga di kemudian hari menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono. (2007). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Arief S. Sadiman dkk. (2006). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Azhar Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hamzah B. Uno. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta:
Angkasa.
Bumi
Harun Rasyid dan Mansur. (2009). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana
Prima.
Karti Soeharto, dkk. (2003). Teknologi Pembelajaran. Surabaya: Intellectual Club.
Maskoeri Jasin. (2009). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Raja Grafindo.
Sopan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan
Inovatif Dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Download