Season, Not Mine” “ Jesus, This Is Your

advertisement
M e w a r t a k a n
D E S E M B E R
2 0 1 6 / N O . 2 9 4
I m a n
d a n
W W W . U K I . C A
K a s i h
U K I T O R O N T O
Santa Says,
Says
“ Jesus,
This Is Your
Season,
Not Mine”
GEREJA
St. Anselm’s Church
1 MacNaughton Rd.
(Bayview & Millwood)
Toronto
ON M4G 3H3
Ph: (416) 485-1792
Subway Stn:
Davisville
Redaksi:
Angelina Hanapie
Julian Wibowo
Christine Budihardjo
Randy Danurahardja
Novius Handy
Penasehat:
Rm. J. Juliwan M. SCJ
Alamat Redaksi:
c/o Priests of the Sacred Heart
58 High Park Blvd.
Toronto
ON M6R 1M8
Email:
[email protected]
Life is Still
Beautiful
at 90+
Pastor Pamong
Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ,
(647) 532.1318
[email protected]
Deacon
Deacon Val Danukarjanto,
(416) 497.2274
[email protected]
DEWAN PENGURUS
UMAT KATOLIK INDONESIA
Koordinator
Damianus Indyarta, (416) 284.4707
[email protected]
Sekretaris
Christianita Kuswoyo,
(647) 774.3801
[email protected]
Bendahara
Evy Patuwo, (647) 323.3525
[email protected]
WILAYAH TIMUR
Ketua Wilayah
Harty Tantono-Doyle, (647) 533.6246
[email protected]
Seksi Liturgi
Gabriella Eufrasia Laniewati, (647) 345.3896
[email protected]
Seksi Bina Iman
Natalia Yurita Saputra, (647) 293-5338
[email protected]
Seksi Sosial
Lusia Lie
[email protected], (416) 903.9718
Seksi Rumah Tangga
Isabella Iman, (416) 838.6282
[email protected]
Usher
Janto Dinoto, (416) 402.7106
[email protected]
WILAYAH BARAT
Ketua Wilayah
Michael Karta Lanson, (416) 917.3888
[email protected]
Seksi Liturgi
Stephanus Limpi, (416)827.2800
[email protected]
Seksi Bina Iman
Sri Ratna Sari Djunaedi, (647) 404.8901
[email protected]
Seksi Sosial
Christine Tanuwijaya, (647) 818.2608
[email protected]
Seksi Rumah Tangga
Rica Hendra, (647) 994.7789
[email protected]
Usher
Diana Lucas, (416) 824.4069
[email protected]
BIDANG KHUSUS
Mudika, Felicia Wirahardja
[email protected]
PELAKSANA KHUSUS
Ketua Lektor
Lilian Tjokro, (905) 887.9546
[email protected]
Ketua Sakristan/Pembagi Komuni
Hendry Wijaya, (416) 450.6536
[email protected]
Ketua Altar Server
Budiman Widjaja, (416) 250.1655
[email protected]
Salam Damai bagi saudara/i dalam Kristus…
S
elamat Natal… Selamat hari Kelahiran Sang Putra,
Sang Juru Selamat kita…
Hari berganti hari, bulan pun turut berlari. Tak terasa
Team Redaksi Berita UKI telah mengunjungi Anda semua
setiap bulan, dua belas kali dalam setahun, dan edisi kali
ini adalah untuk menutup tahun 2016. Dengan
penampilan yang lebih segar Berita UKI akan selalu setia
melaporkan segala kegiatan UKI dan yang terkait.
Tak lupa Team Redaksi Berita UKI secara khusus
mengucapkan terima kasih kepada Romo Johanes
Juliwan Maslim, SCJ yang selalu siap dengan tulisantulisannya, teman-teman yang telah “menyumbang”
tulisan dan foto, dan kepada para pemasang iklan yang
setia muncul di tiap edisi Berita UKI selama ini. Kami
mengajak seluruh pembaca untuk menyumbangkan saran
dan ide, tulisan, foto ataupun kisah-kisah lain… Tanpa
Anda, kami hanyalah kertas putih bersih yang tak
bersuara…..
Semoga Natal kali ini tidak hanya melahirkan damai
dalam hati kita masing-masing, namun juga damai bagi
saudara/i kita di tanah air dan dimanapun Anda
berada…. Mari kita hadirkan DIA bagi sesama. Tuhan
adalah Kasih…. Dan Kasih-Nya tak pernah berakhir…
Doa penuh cinta bagi Anda semua.
Team Redaksi Berita UKI
|Christine Budihardjo, Novius Handy, Julian Wibowo,
Randy Danurahardja, Angelina Hanapie |
DESEMBER
HALAMAN
2016/NO.294
3
Santa Says,
“Jesus, This Is
Your Season,
Not
Mine”
N
atal datang lagi....
Perputaran waktu
seperti roda pedati
yang terus bergerak
tanpa henti dan
sekarang datang kembali
kesempatan untuk merayakan Natal.
Natal yang sama, namun senantiasa
membawa pesan yang selalu baru.
Perjalanan persiapan Natal ini telah
kita mulai dengan fokus untuk
mempersiapkan palungan bagi Yesus.
Apakah
kita
sudah
mulai
menyiapkannya? Palungan sederhana
dan tidak mewah, namun terkadang
tidak mudah untuk menyiapkannya.
Tentu saja palungan seperti apa yang
akan kita siapkan sangat tergantung
pada siapa yang akan di tempatkan di
dalamnya. Tentu kita semua sudah
tahu bahwa Yesus yang akan
dibaringkan di dalam palungan itu.
Nah, bagi tiap orang tentu
akan berbeda melihat Yesus sebagai
siapa. Oleh sebab itulah, tiap orang
tentu akan menyiapkan palungan
yang sesuai dengan relasinya dengan
Yesus. Ada yang menyiapkan dengan
bagus dan serius, karena baginya
Yesus adalah yang utama, Tuhan dan
Juruselamat. Namun ada yang asal
jadi saja, karena baginya Yesus
hanyalah bayi biasa. Nah, bagi
Anda..siapakah Yesus itu? Palungan
seperti apa yang Anda siapkan untuk
Yesus?
Natal adalah Perayaan khusus
Yesus, Sang Imanuel...Datanglah
Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim,SCJ
untuk menyambut kelahiran Yesus
sebagai kedatangan Sang Juruselamat,
Sang Imanuel. Maka jelas semua
perhatian tertuju kepada Yesus dan
bukan yang lain. Semua keindahan,
makanan, hiasan dan yang lainnya itu
ada karena Perayaan Natal ini, karena
Kelahiran Yesus. Jika kita tidak hatihati, maka tujuan dan fokus ini akan
beralih dan bukan lagi kepada Yesus,
namun aksesorisnya. Situasi dunia
kita memang sudah menjauh dari
Yesus, Sang Sumber sukacita ini dan
beralih ke sumber manusiawi yang
memberi sukacita sementara.
Kok ‘Santa Claus’ yang
datang?
Sebuah fenomena yang sudah
lama terjadi bahwa sekarang Natal
menjadi identik dengan Santa Claus
atau sering disebut Santa. Figur ini
begitu menguasai dunia kita, mulai
dari anak sampai orang tua. Juga
menjadi bagian utama dalam dunia
komersial, yang pasti akan mendapat
keuntungan besar dari segi materi.
Namun semuanya itu membuat
semakin
nyata
yang
menjadi
kekawatiran kita semua, yakni
manusia mulai menjauh dari Pribadi
Yesus Kristus yang kita
rayakan dalam Natal ini.
Pribadi
Santa
Claus
sebenarnya adalah Santo Nicolaus,
seorang Uskup yang memang sejak
masih muda banyak membantu orang
miskin dengan memberikan yang
mereka perlukan. Namun pribadi
Santo Nicolaus ini sudah diubah
dengan kehadiran Santa yang
penampilannya telah menggeserkan
Pribadi Yesus. Santa selalu hadir
sebagai yang membagikan hadiah
dengan segala kehebatannya. Bahkan
sudah ada pawai khusus yang
bernama ‘Santa Parade’. Saatnya kita
sekarang semakin menyadari hal ini,
supaya kita tidak semakin jauh masuk
dalam arus dunia, terutama anak-anak
dan kaum muda kita.
Sebenarnya kehadiran Santa,
yang adalah Santo Nicolaus itu,
menjadi satu rangkaian dalam
Perayaan Natal dan mengarahkan kita
semua kepada Yesus, yang lahir.
Semua yang Santa berikan sebagai
hadiah itu adalah tanda nyata
kemurahan dan kebaikan Tuhan
kepada manusia berkat kedatangan
Yesus. Namun kesadaran akan Tuhan
dan
Yesus
yang
memberikan
Bersambung ke halaman 4,
DESEMBER
2016/NO.294
keselamatan itu, sudah menjadi
luntur. Sungguh sangat berbahaya
jika kita manusia menempatkan
harapan kita kepada hal-hal duniawi
yang sementara dan menjauhkan kita
dari Tuhan yang abadi.
Bagaimanakah dengan kita
sendiri, di mana kita menempatkan
Santa dalam Perayaan Natal ini.
Apakah arus dunia yang membawa
kita kepada Santa ini juga melanda
diri kita dan keluarga kita?
Silent night...
Dalam keheningan malam
kelahiran Yesus terdengarlah suara
Santa yang mengatakan, ”Jesus, this
is Your season, not mine” .. “Yesus
inilah saatMu dan bukan saatku”.
Inilah yang sebenarnya terjadi dan
perlu kita sadari. Santa menyadari
bahwa saat ini adalah saatnya Yesus,
saat kedatangan Yesus dan Yesuslah
yang utama dalam Masa Natal ini,
dalam Christmas. Dari ungkapan itu
menjadi jelas bahwa Santa tahu
bahwa manusia dan dunia sedang
mengagungkan dia, padahal bukan
dia yang dinantikan, melainkan
Yesus. Ungkapan ini membuka mata
dan hati kita akan keberadaan Santa
di tengah kita dan kehadiran Yesus.
Santa
adalah
pribadi
yang
menunjukkan kasih Tuhan yang
begitu besar kepada manusia.
Sedangkan Yesus adalah kasih itu
sendiri.
Oleh sebab itulah, Santa akan
membawa semua orang menuju
kepada Yesus, untuk menyambut
kedatanganNya. Dengan demikian
kita semua dibantu untuk sampai
kepada Yesus, yang datang untuk
menyelamatkan kita semua. Semua
persiapan yang kita lakukan sekarang
ini, termasuk semua persiapan
jasmani adalah persiapan untuk
Yesus. Kita ingin menjadi pantas dan
layak, maka semuanya kita lakukan
untuk itu. Yang paling jelas adalah
persiapan jasmani dengan berbagai
kemeriahannya.
Sambungan dari halaman 3, Santa …
Dalam keheningan kelahiran
Yesus, sebenarnya kita juga diajak
masuk ke dalam keheningan diri kita
masing-masing. Persiapan batin dan
rohani menjadi bagian penting, walau
terkadang dilupakan. Palungan yang
kita siapkan itu letaknya di dalam diri
kita, di kedalaman hati kita. Oleh
sebab itulah hati dan seluruh diri kita
perlu dipersiapkan dan itulah yang
utama. Jika semua yang di luar diri
kita sudah disiapkan dan diri kita
sendiri belum, maka semuanya itu
akan menjadi sia-sia. Semua yang ada
di luar kita akan selesai ketika
suasana Natal selesai. Namun situasi
hati dan keindahan batin kita akan
terus berlangsung karena Yesus
berkenan datang dan tinggal di dalam
diri kita. Akankah kita membiarkan
kesempatan indah dalam Perayaan
Natal ini berlalu?
Waktunya sudah dekat...
Perayaan
Natal
yang
sekarang ini kita rayakan tentu saja
merupakan
perayaan
yang
mempersiapkan pula kedatangan
Yesus di kemudian hari. Kita
bersukacita karena suasana yang
membahagiakan ini. Sukacita Natal
terjadi di tengah suasana Musim
Dingin, maka ada kehangatan dalam
sukacita itu. Kedatangan Yesus akan
lebih menghangatkan kita lagi, bukan
hanya fisik kita melainkan juga
seluruh diri kita. Kehangatan yang
membawa hidup baru yang lebih baik
karena Yesus berkenan tinggal di
dalam diri kita. Sekali
lagi Ia hadir dan sekali
lagi Ia ingin menjadikan
kita sebagai tempat
tinggalnya.
Sebenarnya
tidak ada tempat yang
layak bagi Yesus, namun
ternuyata
Yesus
berkenan membuatnya
menjadi layak. Seperti
diri kita masing-masing,
HALAMAN
4
jelas bukan pribadi yang pantas bagi
Tuhan, namun Tuhan Yesus mau
masuk dan tinggal di dalamnya. Jika
kita sekarang membuka hati dan
menerima Yesus, maka kitapun akan
dijadikan pribadi yang bersatu dengan
Dia, yang datang untuk keselamatan
kita. Semua yang kita lakukan pada
saat ini sangat menentukan perjalanan
kita selanjutnya. Saatnya kita perlu
tegas dan berani dalam melangkah
agar ketika Yesus datang, kita
sungguh sudah siap.
Perjalanan waktu di dunia ini
terus berputar dan kita tidak tahu
kapan akan selesai dan berhenti.
Tentu saja kita tidak perlu
memikirkan kapannya, namun yang
perlu kita lakukan adalah selalu siap
dan berjaga. Maka yang sekarang ini
kita lakukan sangat membantu kita
dalam mempersiapkan kedatangan
Yesus yang terakhir, yang akan
membawa
kita
ke
dalam
KerajaanNya. Semua yang sudah siap
akan masuk dan yang belum siap
akan ditinggal. Semoga kita semua
yang sekarang sudah mempersiapkan
diri bagi kedatanganNya dalam Natal
ini juga siap bagi kedatanganNya
nanti, ketika akan menjemput kita.
Selamat merayakan Natal dan
menyongsong Tahun Baru 2017 dan
Berkat Tuhan
Rm. Johanes Juliwan Maslim, SCJ
DESEMBER
2016/NO.294
HALAMAN
5
Selamat Natal 2016
& Tahun Baru 2017
Damianus INDYARTA | Koordinator UKI
arga UKI terkasih dalam Kristus,
Refleksi perjalanan kita tahun 2016
dipenuhi dengan rasa syukur dan
berkat. Puji Tuhan kegiatan-kegiatan
yang telah kita rencanakan bisa berjalan baik.
Terima kasih atas dukungan penuh dari Romo
Juliwan sebagai pamong UKI dan serta doa dan
partisipasi teman-teman semua.
W
Tahun 2016 ini diawali dengan pemilihan
pengurus baru wilayah. Kita sungguh bersyukur
dengan terpilih nya dua tim kepengurusan
wilayah, dimana West dipimpin oleh Sdr. Karta
dan East oleh Sdr. Harty. Selamat atas terplihnya
tim pengurus baru, semoga semangat melayani
hadir dalam kegiatan-kegiatan tim pengurus
periode kerja 2016-2019 ini. Terima kasih atas
kesediaan memberikan diri dan bekerja di ladang
Tuhan.
Peristiwa penting yang terjadi juga selama Tahun
2016 adalah ditandai dengan ajakan dari Bapa
Paus Fransiskus untuk mengalami kasih Allah
melalui penziarahan dan pertemuan pribadi
dengan Dia. Tahun penuh kasih dan
pengampunan dengan ditetapkannya Tahun Luar
Biasa Yubileum kerahiman Ilahi yang baru
berakhir 20 November 2016 lalu.
Kegiatan UKI tidak terlepas dari tema sentral itu.
Dengan Tahun Yubileum kerahiman ini kita
diingatkan akan kasih Allah yang tidak terbatas.
Kegiatan perjalanan ke pintu suci (holy door)
dikerjakan hampir setiap kelompok di UKI dimulai dari ziarah di sekitar GTA, Midland, dan
berpuncak pada Ziarah UKI ke Tanah Suci Yerusalem di bulan November. Dikoordinir oleh Sdr.
Iwan Hidajat, acara berziarah ke Tanah Suci dan
melewati 4 pintu suci Basilika Utama di Roma,
berlangsung sukses. Saya beruntung menjadi
salah satu persertanya. Saya merasakan
kedekatan pribadi dan ter-inspirasi melalui
kebersamaan, mengalami kehadiran-Nya dalam
situs-situs dimana Yesus dan para murid pernah
hidup/berkarya dan menikmati Keagungan
Basilika dan sejarahnya di Roma.
Untuk kegiatan rutin lain seperti ulang tahun UKI,
piknik, camping, Senior Day, dan kegiatan
Mudika (i.e. Mini Olympic), telah berjalan dengan
sukses karena dukungan dari umat dan para
volunteer. Terima kasih atas partisipasi dan kerja
kerasnya selama ini. Keindahan dalam berbagi
dan saling menguatkan dalam iman, sungguh saya
rasakan dalam setiap kegiatan UKI.
Di penghujung 2016, Rekoleksi Advent UKI
dengan tema “ADAKAH PALUNGAN DI HATI
KU”, membantu kita mempersiapkan hati untuk
menerima Bayi Yesus dalam kepenuhan cinta dan
kesetiaan. Selain daripada itu, dalam refleksi
pribadi, memaknai Natal sebagai suatu Harapan
yang lahir kembali. Harapan bahwa Dia akan
selalu berjalan bersama dan menyertai kita dalam
suka dan duka. Semoga kita dapat menyiapkan
palungan buat Yesus di hati kita masing-masing
dalam Natal ini.
Akhir kata, ijinkan kami, Dewan pengurus UKI
mengucapkan selamat NATAL 2016 dan Tahun
baru 2017, Semoga damai dan suka cita Natal
bersemayam di hati kita semua dan kita sambut
tahun 2017 dengan semangat dan harapan baru.
□
DESEMBER
2016/NO.294
HALAMAN
Adakah Palungan
Bagi YESUS
6
Di Hatiku?
Oleh Rm Johanes Juliwan Maslim SCJ
S
uasana Natal sudah dirasakan
sejak bulan November melalui
berbagai hiasannya. Semuanya itu
bisa dilihat di berbagai tempat,
terutama di pusat-pusat perbelanjaan.
Semua menunjukkan keindahan dan
kemergelapan
suasana
Natal.
Sementara itu jika kita masuk ke dalam
gereja Katolik, maka yang tampak
adalah Lingkaran Advent. Keempat
lilin Advent mengingatkan kepada kita
bahwa kita sedang berada dalam masa
persiapan Natal. Inilah perbedaannya
dengan suasana umum, karena kita
masih dalam mempersiapkan Natal,
Perayaan Kelahiran Tuhan Yesus
Kristus, Sang Penyelamat.
Natal bukanlah kemewahan dan
kegemerlapan seperti yang ditampilkan
dalam dunia komersial. Natal adalah
Perayaan
kesederhanaan
yang
membahagiakan bagi semua orang.
Oleh sebab itulah, marilah kita masuk
ke dalam permenungan Masa Advent
ini dengan fokusnya pada ‘palungan’
bagi Yesus di hati kita masing-masing.
Mengapa palungan?
Benar, mengapa ‘palungan’ yang
menjadi permenungan kita! Selama ini
mungkin palungan hanya dibicarkaan
sepintas saja. Kita harus sadar sungguh
bahwa walaupun ‘hanya’ palungan,
namun maknanya luar biasa, karena
peristiwa Natal, kelahiran Yesus ini.
Perjalanan Yosef dan Maria dari
Nazaret
menuju
ke
Betlehem,
merupakan perjalanan panjang. Bagi
Maria,
perjalanan
ini
menjadi
Rekoleksi UKI Toronto Memasuki Masa Advent 2016
Loretto Abbey - Sabtu, 3 Desember 2016
perjalanan yang tidak mudah karena ia sedang hamil tua dan tidak lama lagi akan
melahirkan. Yosef sungguh berhati-hati dalam mendampingi Maria selama perjalanan
ini. Setibanya mereka di Betlehem, bertepatan pula dengan akan tibanya saat bagi
Maria untuk melahirkan anaknya.
Setibanya di Betlehem, Yosef mencari penginapan bagi mereka, apalagi Maria
memang membutuhkan tempat untuk melahirkan. Namun ternyata semua penginapan
menutup pintu mereka bagi pasangan muda ini. Mereka harus mencari tempat untuk
berhenti dan bisa menjadi tempat bagi Maria untuk melahirkan. Maka sampailah
mereka di kandang domba, yang kosong dan hangat. Waktunya telah tiba dan Maria
melahirkan Yesus di sana. Setelah Yesus lahir, tidak ada tempat lain selain sebuah
palungan yang ada di sana. Palungan sederhana, tempat makanan ternak diletakkan.
Dengan jerami dan rumput kering di dalamnya, maka bayi Yesus diletakkan di
atasnya, di dalam palungan itu.
Jelas, mereka tidak merencanakan Yesus diletakkan di dalam palungan, namun
realitanya, palungan itulah yang siap digunakan. Palungan sederhana yang
menyediakan dirinya untuk dipakai oleh Sang Penyelamat. Kesederhanan inilah yang
juga menjadi kesederhanaan pribadi Yosef, Maria dan Yesus yang lahir. Maria dengan
kesediaannya kepada kehendak Allah untuk mengandung Sang Penyelamat. Begitu
pula dengan Yesus, yang bersedia unutk melakukan Kehendak BapaNya bagi
keselamtam manusia.
Yesus lahir dan diletakkan di dalam palungan kayu sederhana. Akhirnya Yesus
wafat, mati di kayu salib sederhana pula. Inilah makna kesederhanan kelahiran Yesus,
hidup Yesus dan kematianNya. Maka Natal adalah perayaan sederhana yang penih
makna.
Yesus dan Palungan
Kelahiran Tuhan Yesus yang diterima oleh palungan ini sungguh membawa
Bersambung ke halaman 4,
DESEMBER
HALAMAN
2016/NO.294
7
Life is Still
Beautiful
at 90+
1.
3.
2.
8.
7.
5.
7.
6.
11.
12.
4.
9.
10.
ulan Desember menjelang Natal, kami
mendapatkan kesempatan khusus untuk
mengunjungi para Senior UKI yang berumur di
atas 90 tahun. Suatu perjalanan waktu yang luar
biasa bagi Oma dan Opa UKI yang sudah mencapai usia
di atas 90 tahun. Dalam keterbatasannya secara fisik,
kegembiraan dan keceriaan mereka ketika dikunjungi
memberikan semangat dan kekuatan pelayanan bagi kami
kaum muda.
Seputar pembicaraan dan pertanyaan muncul,
bagaimana rahasia Oma dan Opa bisa tetap menikmati
hidup, masih mempunyai semangat, dan bahkan ada yang
masih tinggal sendiri. Oma Tin memberikan resep yang
sangat sederhana namun sangat powerful, beliau
mengatakan …”Bersyukur setiap saat, dan
berterimakasih… Tuhan yang ciptakan dan Dia sudah
atur semua, saya serahkan segalanya pada Dia Yang
Maha Esa, dan jangan lupa untuk selalu beraktifitas
walaupun kuping sudah tidak dengar...”. Oma Oentoro
B
13.
14.
mengatakan…”Kerjakan dan lakukan sesuatu ketika
masih bisa, jangan berhenti”. Terimakasih kepada Oma
dan Opa yang sabar menanti kedatangan kami.
Terimakasih karena masih tetap mengikuti kegiatankegiatan di UKI terutama di acara Bible Study Senior.
Selamat Natal dan Tahun Baru, berkat, rahmat dan
perlindungan Tuhan selalu melimpah dan menyertai Oma
dan Opa. □ |Angie Hanapie, Christine Budihardjo, Julian Wibowo|
(1) Wies Kwee, 93th (2) Wies Oentoro, 95th (3) Deetje Tahir, 98th
(4) Tini Tedjosoengkono, 91th (5) Nicke Setyabudi, 90th
(6) Yohana Sugeng, 93th (7) Amirruddin Kian, 98th
(8) Gonny Tedja, 94th (9) Daisy Lie, 98th (10) Eriani Sutandhi, 95th
(11) Leo Wadya, 91th (12) Ita Soetikno, 90th (13) Maria Hardy, 94th
(14) Josephine Komala, 95th
DESEMBER
2016/NO.294
sebuah kesadaran yang mendalam
bagi kita semua. Sejak kelahiranNya,
Yesus sudah tampil dalam kesederhaan
dan kemiskinan sebagai seorang manusia.
Inilah makna kedatangan Yesus ke dunia
ini, menjadi sama dengan manusia dan
solider dengan kemiskinan kita semua.
Sambungan dari halaman 6,
Yohanes
dalam
Injinya
merenungkan bahwa Yesus adalah Sabda
Allah yang telah menjadi manusia dan
tinggal di antara kita. Misteri Allah yang
menjadi manusia, itulah yang disebut
sebagai
Misteri Inkarnasi.
Yesus
sungguh manusia dan Ia langsung berada
di tengah manusia
dengan
situasi
kehidupan
nyata
manusia.
Dengan
menjadi
manusia,
Yesus
mengalami
langsung situasi hidup
manusia yang berada
dalam
kedosaan.
Dengan
menjadi
manusia, Yesus ingin
membawa
manusia
kembali
ke
identitasnya yang asli
sebagai
anak-anak
Allah
yang
diselamatkan. Allah
masuk ke
dalam
kemanusiaan kita, yang juga adalah
ciptaan Allah.
Dalam pribadi Yesus inilah terjadi
perpaduan
sisi
Ilahi
dan
Manusiawi. Semuanya ini menjadi
mungkin karena Allah ingin
mengembalikan situasi berahmat
dalam diri manusia yang hilang
karena dosa. Yesus tidak hanya
menjadi manusia, Ia bahkan
menjadi manusia yang akhirnya
menderita bahkan sampai mati di
kayu salib. Sebuah perjalanan
hidup yang tidak ringan, namun
semua dilakukan demi keselamatan
manusia.
Palungan menjadi awal perjalanan
Yesus dalam kesederhaan dan kelemahan
manusiawi. Yesus telah mengawali
perjalanan hidupnya dalam kesunyian dan
kemiskinan. Kesederhaan, kesunyian dan
kemiskinan ini akan menjadi bagian
dalam perjalanan hidup Yesus hingga
penyerahan diriNya secara total kepada
Bapa di Surga.
Palungan di hatiku
Hati manusia merupakan bagian
terdalam bagi hidup manusia, yang
menjadi bagian utama. Hati adalah pusat
hidup manusia. Dengan mengatakan hati,
HALAMAN
8
sebenarnya kita mau mengatakan seluruh
diri dan hidup manusia sendiri. Jika
palungan ada di dalam hati kita, maka
palungan itu berada di pusat diri kita,
pusat kehidupan kita masing-masing.
Tentu saja palungan itu kita sediakan bagi
Yesus yang akan dibaringkan di
dalamnya.
Kita sadar bahwa palungan yang
tersedia itu adalah sederhahan dan selalu
terbuka bagi kedatangan Yesus dan siap
dipakai oleh Yesus. Inilah identitas
palungan, yakni siap menerima dan
selalu terbuka. Dengan menyediakan
palungan di dalam hati kita berarti kita
siap untuk menyambut Yesus dan
memberikan tempat baginya. Kita
menerimanya dalam kesederhaan diri kita
bukan dengan kemewahan. Tuhan hanya
ingin palungan dan bukan tempat tidur
yang empuk. Tuhan ingin tinggal di
kedalaman diri dan hidup kita. Oleh
sebab itulah palungan ini harus disiapkan
sebaik mungkin, supaya selalu siap jika
Tuhan datang untuk tinggal di dalamnya.
Kita diajak untuk tidak hanya
mempersiapkan Natal secara lahiriah
dengan berbagai hiasan dan gemerlapan
asesorisnya. Yang perlu kita siapakan
juga adalah diri kita dan hati kita, yang di
dalamnya akan ditempatkan palungan
sederhana itu. Maka persiapan batin juga
menjadi persiapan yang tidak boleh
dilewatkan apalagi dilupakan. Yesus
datang untuk kita, setiap pribadi kita dan
bukan untuk hiasan di luar kita.
Kapan
Yesus
akan
datang?
Pertanyaan ini tidak mudah dijawab.
Karena pertanyaan ini menyangkut
kedatangan Yesus pada akhir jaman.
Palungan yang kita siapkan itu bukan
hanya untuk perayaan Natal sekarang,
namun untuk Natal abadi. Ketika kita
tidak tahu kapan Yesus datang, maka kita
akan mempersiapkannya dengan lebih
baik lagi supaya berkenan kepada Tuhan.
Dengan mempersiapan palungan di
dalam diri kita, mau menunjukkan bahwa
kita memang ingin menerima Yesus
dengan sepenuh hati. Kita ingin
menjadikan Yesus bagian dalam hidup
kita, bahkan di tempat yang terdalam.
Kedatangan Yesus di dalam diri kita dan
tinggal di dalam palungan di dalam hati
kita, menunjukkan kesatuanNya dengan
diri kita masing-masing.
Bersambung ke halaman 11,
DESEMBER
2016/NO.294
HALAMAN
9
Memahami
Liturgi
Workshop Liturgi – UKI 2016
Oleh Rm Johanes Juliwan Maslim, SCJ
Gereja Katolik
“Perayaan Liturgi yang baik
menunjukkan dan meneguhkan
iman komunitas”
“Dengan penataran Liturgi,
terutama dalam Korban Ekaristi
Ilahi, ‘terlaksana karya
penebusan kita’. Sebab itu Liturgi
sangat membantu para beriman
mengungkapkan dan menyatakan
kepada orang lain dengan
hidupnya, misteri Kristus dan
kodrat Gereja yang
sejati” (Konstitusi Liturgi [SC] 2)
iturgi
Setiap warga Katolik hendaknya mengenal dan
mengerti Liturgi dalam Gereja katolik. Liturgi
merupakan Tata Cara dalam beribadat dan
memuliakan Tuhan yang dilakukan dalam kebersamaan
dengan seluruh Umat Allah (Gereja). Oleh sebab itu
perlulah untuk mempelajari dan memahami Liturgi dengan
sebaik mungkin sehingga kita tidak hanya melakukan,
namun sadar alasan kita melakukannya.
Liturgi berpusat pada Misteri Paskah Tuhan kita
Yesus Kristus. Dalam rangka merayakan Liturgi Kudus
inilah, maka Hari Minggu dan Hari Raya dalam Gereja
mendapat perhatian khusus. Selanjutnya menyusul
Perayaan
Orang
Kudus
yang
hidup
mereka
L
dipersembahkan kepada Tuhan. Sabda Allah dalam Kitab
Suci menjadi bagian penting di dalam Liturgi.
Keterlibatan seluruh Umat Allah dalam Litugi membuat
Liturgi semakin hidup dan menghidupi seluruh umat.
Tahun Liturgi
Perjalanan Liturgi Gereja Katolik disusun dalam
Tahun Liturgi. Semua Perayaan Gereja sudah tertata
sepanjang Tahun Liturgi. Dalam Tahun Liturgi terdapat
Masa Biasa dan Masa Khusus, yakni Masa Natal yang
diawali dengan Advent dan Masa Paskah yang diawali
dengan Maa Prapaskah. Perjalanan Tahun Liturgi dibagi
menjadi 3, yakni Tahun A, B dan C. Dalam perjalanan
selama 3 Tahun Liturgi ini, diatur agar seluruh Kitab Suci
diwartakan dalam setiap perayaan Liturgi, khususnya
dalam Perayaan Ekaristi setiap hari.
Ekaristi
Perayaan Ekaristi merupakan puncak dan pusat
seluruh Liturgi dalam Gereja Katolik. Di dalam Ekaristi
inilah dirayakan karya penebusan Kristus yang
menyucikan dan menebus semua manusia. Dalam Ekaristi
dirayakan Misteri Paskah, yakni Sengsara, Wafat dan
Kebangkitan Yesus.
Dalam Ekaristi sungguh dirayakan puncak iman akan
Yesus Kristus. Oleh sebab itulah disusun dalam Tata
Perayaan Ekaristi yang lengkap. Maka kalau kita
perhatikan ketika kita merayakan Ekaristi di mana pun,
selalu ada urutan ini: Pembukaan dan Tobat, Liturgi
Sabda, Liturgi Ekaristi dan Penutup. Dalam Perayaan
Ekaristi, bacaan Kitab Suci sudah dipersiapkan sesuai
dengan masanya. Begitupun lagu dan semua yang
mendukung perayaan ini dipersiapkan agar sesuai dengan
tujuan dan tema Perayaan Ekaristi. Para petugas dalam
Perayaan Ekaristi juga harus dipersiapkan dengan baik,
supaya sungguh menunjukkan kesucian Liturgi Ekaristi
ini.
Sakramen-Sakramen dan Perayaan
Perayaan Ekaristi juga merupakan saat menerima
Bersambung ke halaman 10,
DESEMBER
HALAMAN
2016/NO.294
Thank You
No. 70/PPASM/XII/2016
Pasang Surut, 13 Desember 2016
Hal. Ucapan Terima kasih
Yang terhormat
Umat Katolik Indonesia di Kanada
Di Palembang
Salam Kasih dalam Tuhan Yesus.
Pertama-tama kami berharap bahwa Umat
Katolik Indonesia di Kanada bersama keluarga selalu dalam
berkat lidungan Tuhan. Kami bersyukur bahwa dalam
perjalanan kami keluarga besar PA St. Maria Pasang Surut
selalu dianugerahi kelimpahan kasih dari Tuhan Yesus dan
sesama. Kasih dari sesama kami peroleh dari Umat Katolik
Indonesi di Kanada dan keluarga.
Melalui surat ini perkenankan kami keluarga besar
Panti Asuhan Santa Maria Pasang Surut mengucapkan banyak terimkasih pada Umat Katolik Indonesia di Kanada atas
bantuan yang diberikan pada kami. Kami telah menerima
uang sebesar Rp. 20.400.000,- dari Umat Katolik Indonesia
di Kanada. Kami mengucapkan banyak terimakasih atas
perhatian dan kasih dari Umat Katolik Indonesia di Kanada
dan keluarga.
10
Kami keluarga besar Panti Asuhan St. Maria
mengucapkan Selamat Natal 25 Desember 2016 dan
Selamat Tahun Baru 2017. Semoga damai Natal selalu
hadir dalam keluarga Umat Katolik Indonesia di Kanada
dan awal tahun baru penuh dengan harapan dan semangat
baru.
Akhirnya kami tetap mengharap dukungan, kasih
dan perhatiannya di hari-hari kedepan. Karena hal itu sangat
membantu kami untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Akhir kata atas kasih, perhatian dan kerjasamanya kami
mengucapkan terima kasih. Kami selalu berdoa agar Umat
Katolik Indonesia di Kanada selalu diberkati dengan
kesehatan, kebahagiaan, dan kelimpahan rezeki. Berkat
Tuhan
“Kasih Anda
membuka
masa depan
anak-anak”.
Rm. Antonius
Effendi, SCJ
Sambungan dari halaman 9,
Sakramen Ekaristi. Selain itu masih ada perayaan Sakramen
lainnya, yang meruapakan Perayaan Liturgi. Setiap perayaan
itu diatur dalam Liturgi khusus yang menjadi inti perayaan
itu. Maka ada Litugi Baptis, Krisma, Pengampunan Dosa,
Perkawinan, Perminyakan dan Imamat. Dalam setiap
perayaan sakramen itu disiapkan bacaan khusus.
Selain perayaan sakramen, ada pula perayaan lainnya
yang juga mempunyai tata cara atau liturginya tersendiri.
Perayaan itu tidak termasuk sakramen, seperti aneka
pemberkatan.
Ibadat Harian
Ibadat Harian adalah Doa Gereja yang sebenarnya
didoakan oleh semua anggota Gereja. Walaupun demikian
Ibadat Harian ini didoakan secara khusus dengan setia oleh
para imam, para pertapa dan biarawan-biarawati. Ibadat
Harian ini terdiri dari dari 7 waktu berdoa setiap harinya,
yakni Ibadat Bacaan, Pagi, Sebelum Tengah Hari, Tengah
Hati, Sesudah Tengah Hari, Sore dan Penutup. Maksud
Ibadat Harian ini adalah untuk menyucikan hari dan setiap
jam dalam perjalanan hari.
Dalam Ibadat Harian dilambungkanlah doa untuk
seluruh Gereja, di manapun berada. Ibadat Harian berisi
rangkaian doa Mazmur dan renungan Kitab Suci. Semua
bagian Kitab Suci yang belum dibacakan dalam Perayaan
Ekaristi, akan dibacakan dalam Ibadat Harian. Ibadat Harian
ini mempunyai tata caranya sendiri dan termasuk dalam
Liturgi.□
"Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera,
sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang
daripada-Mu" (Lukas 2: 29-30)
Telah berpulang ke rumah Bapa di surga:
Ibu Bhusuryaning Tan Tjoen Nio (84 tahun)
Tutup usia di Depok (Indonesia), 13 Desember 2016
Suami: Alm. Swara Sempurna
Anak / Menantu:
Michael Ananda / Titin Sumiati
Alm. Purnadjaja / Elfy Joelijarty
Purnadevi / Bambang Sudharsono
Aulia PM / Haryanto
Gustaaf Prihatin / Herra Mardiana
Sonny Baktiputra / Marlynna Wan
Almh. Lestari SP / Zulian Hanafi
Taufik Abadi / Lina Widjaja (Toronto)
Dani SS / Masrini
Willy PS / Rianti EY
Beserta 22 cucu dan 12 cicit
Pengurus dan Keluarga besar UKI - Toronto menyatakan rasa duka yang
mendalam.Semoga Tuhan memberikan pengampunan dan kedamaian
abadi bagi Almarhumah,serta kekuatan dan penghiburan bagi seluruh
keluarga yang ditinggalkan.
Sambungan dari halaman 8,
Mempersiapkan palungan berarti pula kita sungguh
mencintai Yesus yang akan datang dan tinggal di dalam diri kita.
Cinta kita ini juga tampak dalam masa penantian, yang kita tahu
sampai kapan akan berakhir. Maka dalam penantian ini juga
diharapakan kesetiaan kita dan terus bertahan untuk menjaga
palungan agar selalu siap untuk ditempati kapan pun. Dengan
kesiapan kita, berarti kita sekarang sudah terbuka dalam
menyambut Sang Keselamatan. Semua yang kita lakukan ini
adalah untuk diri kita sendiri, keselamatan kita. Menyambut
Yesus adalah menyambut keselamatan dan berarti menjadikan
diri kita selamat.
Akhirnya....
Apakah masih ada tempat di dalam hati kita untuk
palungan Yesus? Marilah kita masing-masing mempersiapakan
palungan bagi Yesus. Palungan seperti apa yang akan kita
siapkan bagi Tuhan Yesus? Persiapan ini sangat berkaitan
dengan bagaimana kita berelasi dengan Yesus dan bagaimana
kita mengalami Yesus di dalam hidup kita.
Tentu saja, kita akan mempersiapkan yang terbaik bagi
Tuhan Yesus. Bukan kemewahan dan kekayaan yang Tuhan
nantikan dari kita. Melainkan kesederhaanan dan keterbukaan
hati yang dilandasi cinta. Menerima Yesus berarti pula
menerima yang lain di dalam diri kita.
“Selamat merayakan Natal, kedatangan Sang Juru
Selamat”□
Download