INVESTASI CINA BIDANG INVESTASI PERMINYAKAN DI SUDAN TAHUN 2003 - 2011 Ulia Erva 1 [email protected] Indra Pahlawan S.IP, M.Si Abstract This research explains the Chinese investment in the field of oil in Sudan. Without the Chinese investment in the field of oil, Sudan will not be able to exploit oil resources . This study aims to: 1). knowing the oil industry in African countries particularly Sudan, 2). knowing the benefits of China after investing in Sudanese oil, and 3). knowing the form of investment cooperation between China and Sudan. CNPC (China National Petroleum Company) as the Chinese oil ompany manages most of the natural resources of oil in Sudan ecause of the availability of oil reserves in Sudan is the most valuable asset for Chinese. Keywords : China, Sudan, South Sudan, investment, China National Petroleum Company Pendahuluan Eksplorasi minyak di Sudan pertama kali dimulai pada t un 1959 oleh perusahaan minyak Italia Agip di daerah Laut Merah. Beberapa perusahaan minyak diikuti Agip di daerah Laut Merah, tetapi tidak ada yang berhasil dalam upaya eksplorasi. Pasca perang saudara pertama di 1972 menjadi mungkin untuk memperpanjang eksplorasi minyak ke Sudan Selatan. Pada tahun 1975 perusahaan minyak Amerika Chevron diberikan konsesi di Selatan dan Selatan-Barat negara itu. Penemuan pertama minyak di Sudan dibuat oleh Chevron di Selatan Sudan pada tahun 1979. Pada tahun 1983 Chevron, Royal Dutch Shell, pemerintah Sudan, dan Minyak Arab Investasi Corporation (Apicorp) membentuk hite Nile Petroleum Perusahaan dalam rangka membangun jalur pipa minyak dari ladang minyak Sudan ke Port Sudan pada Laut Merah. Proyeksi biaya untuk proyek ini sebesar US $ 1 miliar. Rencana Chevron tidak dapat diimplementasikan bagai perang saudara kedua meletus pada tahun 1983. 2 Akibat terjadinya perang saudara antara Sudan dan Sudan Selatan banyak perusahaan minyak internasional y ng berencana melakukan eksplorasi minyak di negara Sudan mengundurkan diri. Hal ini diambil langkah disebabkan bahwa jika terjadi perang dalam waktu yang lama maka akan merugikan perusahaan minyak. 1 2 Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional FISIP UR, NIM 0901113486 Diakses melalui http://www.sudantribune.com/Oil_ industry_in_Sudan.pdf pada tanggal 20 Nopember 2012 1 Pada tahun 1994 Perusahaan Energi Arakis membeli State Petroleum Corporation dan mulai beroperasi di Sudan. Arakis menghadapi kesulitan dalam mengamankan pembiayaan yang diperlukan untuk memenuhi si dan produksi kesepakatan dengan Pemerintah Sudan. Pada tah n 1996 itu menjual 75 % sahamnya ke China National Petroleum Company (CNPC), Petronas (Malaysia), dan Sudanpet (Sudan) dengan yang bersama-sama membentuk Perusahaan Minyak Operasi Nil Besar (GNPOC). Arakis kemudian menjual sahamnya 25 % di GNPOC ke perusahaan Talisman Kanada pada tahun 1998. Perusahaan Minyak Operasi Nil Besar (GNPOC) membuat penemuan yang cukup, meningkatkan jumlah cadangan terbukti dalam Sudan. 3. Adanya perang saudara antara Sudan dan Sudan Selatan, rlebih lagi saat Sudan melakukan genosida, Amerika Serikat dan Eropa telah memberikan sanksi terhadap Sudan. Pertumbuhan ekonomi Sudan saat itu menjadi terpuruk sehingga Sudan adalah salah satu negara di Afrika yang misk in. mi kepentingan minyak, China mengeluarkan sekitar $ 15 miliar ke Sudan, dan Operator minyak utam China di Sudan, China National Petroleum Corporation (CNPC), telah menginvestasikan setidaknya $ 5 miliar pada Sudan. 4 Akibat adanya langkah China dalam berinvestasi kepada Sudan, hubungan bilateral antara kedua negara menjadi kuat. Adanya investasi tersebut perekonomian Sudan secara tidak langsung terbantu akibat banyaknya permasalahan dalam negeri diantaranya terus erkecamuknya perang saudara. Disamping itu, China merupakan konsumen minyak terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, hampir 40 persen dari total pertumbuhan permintaan minyak dunia dilakukan oleh China.5 Kepentingan China terhadap negara -negara Afrika mungkin yang paling kontroversial adalah minyak, hal ini ditunjukkan komitmen China dengan membuatkan kesepakatan minyak di negara Afrika salah satunya adalah Sudan. Beijing adalah pengembang terkemuka minyak cadangan di Sudan, dan saat ini impor 60 persen dari negara produksi minyak. Tingkat analisa yang digunakan dalam penelitian ini menurut Mohctar Mas’oed ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memilih peringkat analisis. Pertama adalah menentukan unit analisis, yaitu perilaku yang hendak dideskripsikan, dijelaskan, dan dijabarkan. Kedua adalah menentukan unit eksplanasi yaitu dampaknya terhadap unit analisis yang hendak diamati.6 Teori yang digunakan dalam penelitian ini Foreign Direct Investment (FDI). FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu ciri nting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. Hal ini bermula saat sebuah perusahaan ari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain. Perusahaan yang ada di negara asal (biasa disebut 'home country ') bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (biasa disebut 'host country ') baik sebagian atau seluruhnya. Penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau menyediakan modal untuk mem un perusahaan baru 3 Ibid. 4 Diakses melalui http://home.com cast.net/~berkshire_hathaway/reports/PetroChina_CNPC_ Sudan.pdf pada tanggal 20 Nopember 2012 Diakses melalui < http://www.iags.org/chinainafrica.pdf > pada tanggal 10 April 2013 Mochtar Mas’oed., Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodelogi , LP3ES, Jakarta, 1994, h. 38 5 6 2 di sana atau membeli sahamnya sekurangnya 10 %.7 Me nurut Krugman (1991) yang dimaksud dengan FDI adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain. Oleh karena itu tidak hanya terjadi pemindahan sumber daya, tetapi jug terjadi pemberlakuan kontrol terhadap perusahaan di luar negeri. 8 Terdapat beberapa motif strategi mengapa perusahaan-perusahaan melakukan investasi ke luar negeri. Motif-motif tersebut antara lain: Pertama, motif mencari pasar; perusahaan melakukan investasi keluar negeri awalnya di dorong oleh keinginan untuk memproleh tambahan pendapatan dengan m barang produksinya ke pasar yang baru. Kedua, motif mencari bahan baku; motif ini menjadi motif dominan yang kedua. Kategori bahan baku antara lain adalah minyak, ba rang-barang tambang maupun hasil hutan. Ketiga, motif mencari efisiensi produksi; hal ini di lakukan pada negara yang memiliki faktor produksi yang lebih muarah relatif pada negara lain. Keempat, motif mencari teknologi dan kaehlian manajemen dengan beroperasi di luar negeri seperti perusahaan Jerman, Belanda, Jepang. Kelima, motif mencari keamanan politis. 9 Dalam penelitian ini, dapat dikategorikan motif China melakukan investasi bidang p rminyakan di Sudan adalah motif Kedua yaitu motif mencari bahan baku. Hasil dan Pembahasan Profil Negara Sudan Republik Sudan ditinjau dari segi geografisnya, merupakan negara terluas di Afrika yang memiliki luas sekitar 2.505.810 km2 . Terletak di Afrika Utara dengan ibu kota Khartoum. Sudan berbatasan dengan Mesir di Utara, Eritrea dan Ethiopia di Timur, Kenya dan Uganda di Tenggara, Kongo dan Republik Afrika Tengah di Barat Daya, Chad di barat, dan Libya di Barat Laut. Populasi penduduk Sudan merupakan populasi yang paling berbeda dengan negara-negara lain di benua Afrika. Hal ini dikarenakan adanya dua kebudayaan besar yaitu Arab dan orang Afrika berkulit hitam, dengan ratusan kelompok etnis, suku dan bahasa. Penduduk Sudan berasal dari berbagai macam kelompok etnis yang berbeda, yaitu tnis Afrika sebesar 52 %, Arab 39 %, Beja 6 %, dan lain-lain sebanyak 3 %. Penduduk di wilayah utara Sudan mayoritas memeluk agama Islam (70 %), sebanyak 5 % memeluk agama Kristen dan kebanyakan berdomisili di selatan Sudan, sementara 25 % penduduk lainnya masih memegang teguh kepercayaan asli. Konflik Sudan dan Sudan Selatan Mayoritas perpecahan internal seringkali dapat ditemuk n di berbagai negara dalam Afrika. Bahkan perpecahan internal ini tidak hanya sebatas perpecahan pada kesatuan rakyat sebuah negara, akan tetapi masuk kepad tingkatan konflik atau perang sipil/saudara. Perang saudara biasa terjadi akibat perbedaan paham antar kedua pihak, bahkan sampai konflik antar agama dan etnis yang tidak mampu hidup harmonis bersama dalam sebuah negara Pasca puluhan tahun terjadinya perang saudara, Sudan Utara (Sudan) dan Sudan Selatan menandatangani Perjanjian Perdamaian Kom rehensif (CPA) pada 7 8 9 Diakses melalui [w ww.going-global.com/articles/understanding_foreign_direct_investment htm Januari 2013 Diakses melalui http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/ pada 22 Januari 2013 Agus Sartono, Manajemen Keuangan Intenasional, BPFE, Yogjakarta, 2001, h. 242-243 pada 22 3 tahun 2005. Aturan standar CPA untuk pendapatan bagi hasil m inyak dibagi menjadi (50:50) dan jadwal menuju referendum mengenai kemerdek an Sudan Selatan. Sebagai bagian dari CPA, referendum berlangsung di Jan 2011 di mana rakyat Sudan Selatan memilih untuk memisahkan diri dari Sudan. Pada bulan Juli 2011, Sudan menjadi dua negara Sudan dan Sudan Selatan. Ibu kota Sudan adalah Khartoum dan ibukota Sudan Selatan adalah Juba. 10 Keber hasilan pemisahan diri Sudan Selatan dari Sudan dari dulu sudah dinantikan mengingat bahwa perang saudara pasti menyisakan kemunduran perekonomian, banyaknya tindakan kejahatan dan sebagainya. Perpecahan internal yang terjadi di Sudan ada beberapa. Pertama di Darfur sejak 2003, dimana pokok permasalahannya terletak pada meningkatnya gerakangerakan yang menentang pemerintahan pusat Omar Al-Bashiir. Pembersihan etnis terjadi, menghasilkan ratusan ribu warga meninggal, serta jutaan mengungsi ke negara tetangga. Kedua adalah kasus antara Sudan Selatan, serta Sudan Utara. atar belakang konflik ini sebab adanya ketidakadilan dalam pemerintahan pusat, terhadap hak-hak warga di Sudan Selatan. Segi politik dan ekonomi, Sudan Selatan sering tidak dianggap dalam keputusan politik, serta proliferasi ekonomi ke daerah tersebut, menyebabkan ketidaksetaraan lapangan pekerjaan dan perkembangan daerah. Sering pula terjadi ekspolitasi di daerah Sudan Selatan oleh emerintahan pusat yang berlokasi di Sudan Utara. Perebutan wilayah bukan satu-satunya faktor yang memungkinkan terjadinya konflik yang berkelanjutan antara Sudan dan Sudan Selatan. Kepemilikan minyak telah terbukti sebagai sebuah kepentingan nasional yang penting, yang juga mampu menghasilkan konflik dalam perebutan sumber daya tersebut. Secara garis besar, ¾ dari persediaan minyak di Sudan terletak di Sudan Selatan.11 Indikator lainnya yang menyebabkan Sudan Selatan ingin memisahkan diri dari P erintahan Sudan adalah masalah sumberdaya atau cadangan minyak yang dimiliki i wilayah Sudan Selatan lebih besar dari cadangan minyak di Sudan. Sudan Selatan sebelum merdeka, hasil pendapatan dari minyak tersebut dibagi secara merata. Tiga perempat persediaan minyak berlokasi di Sudan Selatan, pendapatan tersebut tetap harus dibagi (persyaratan Naivasha agreement 2005), sebab semua infrastruktur dan saluran pipa dibuat oleh pemerintahan pusat Khartoum saat itu. Secara keseluruhan, Sudan menghasilkan sekit 490.000 barel minyak per hari, menunjukkan bagaimana Sudan merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia.1 2 Banyaknya produksi minyak perharinya di Sudan menjadi an negara ini menjadi salah satu negara penghasil minyak terbesar di Afrika, sehingga banyak negara-negara maju berkeinginan berinvestasi di negara ini dibidang perminyakan termasuk China. Potensi Cadangan Minyak Sudan Sudan adalah negara terbesar di Afrika dan kesepuluh n ara terbesar di dunia. Cadangan hidrokarbon utama yang terletak di Selatan. N gara ini dibagi menjadi 23 10 Diakses melalui http://www .eia.gov/cabs/Sudan/pdf.pdf pada tanggal 20 Nopember 2012 11 Is Sudan heading for an acrimonious divorce? www.bbc.co.uk/new s/world-africa-13812579. Diakses tanggal 9 April 2013 12 Background: Sudan’s oil industry. http://english.aljazeera.net/indepth/spotlight/southsudanindependence /2011/07/20117216441419555.html. Diakses tanggal 9 April 2013 4 calon blok yang semuanya telah diberikan, dengan pengecualian Blok 10 dan 12B. 13 Besarnya cadangan minyak di Sudan tidak dapat dipungkiri bahwa negara ini dilirik oleh negara-negara maju untuk kepentingan industri mereka.Pada Jan ari 2009, EIA resmi memperkirakan untuk cadangan minyak Sudan mencapai 5 miliar barel. Ratarata ukuran blok besar : 61.000 km2 Lifting Minyak Sudan Hasil eksplorasi Upper Nile dan Selatan-Kordofa telah mengecewakan. Petronas menemukan minyak ada di wilayah Gambella Ethiopia atau Sudan Utara yang berdekatan dengan Sungai Sobat. The China National Pet leum Korporasi (CNPC) melepaskan bagian dari Blok 6 di 2005 karena prospectivity untuk Blok baru 17 (sekarang Ansan) adalah miskin. APCO mengebor lima sumur kering di Blok C pada 2005 dan kemudian kehilangan mitra internasional Cliveden Ltd. Blok C, 5B, E, 8, 9, 10, 11, 14 dan untuk yang terakhir tersisa blok 12B terbuka di Darfur. 14 Muglad Sudan dan cekungan Melut dilaporkan menyumbang sekitar 400 sumur baru di tahun 2008. Semua bidang baru yang penting yang datang online di tahun 2009 berada di blok yang sudah memproduksi, seperti Qamari, Gumry dan Moletta di Blok 3, dan Haraz, Canar, Suttaib dan Kaitang di Blok 1, 2 dan 4. Dalam semua, mereka telah kompensasi untuk penurunan bidang utama di Blok 1 dan Cadangan tambahan telah diidentifikasi dalam Blok 3 dan 7, di Galdora dan Athieng payams di Melut di County, dan selanjutnya eksplorasi pengeboran dilaporkan telah terjadi di Longichuck County. Pada akhir tahun 2010 Sudan Utara akan menghasilkan 110.000 barel per hari, terutama 50.000 bph untuk Utara bagian dari konsesi GNPOC, 60.000 bpd dari bidang Al-Foula dan 5.000-10.000 bph dari Abu-Jabra lapangan, baik di Blok 6. 15 Begitu banyaknya hasil eksplorasi minyak sebagaimana ke etapan blokblok minyak di Sudan menggambarkan bahwa Sudan merupak n salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia. Industri perminyakan di negara-negara Afrika khususnya Sudan Negara yang paling dominan melakukan investasi bidang perminyakan di Sudan berasal dari Asia seperti China (CNPC), Saudi Arabia (Al-Qhatani & Others), United Arab Emirate (Al-Thani Investment), Kuwait (Kufpet or Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company), Yaman (Ansan Wikfs), Moldova (Ascom Group SA), Indonesia (Pertamina), Pakistan (Zafir Petroleum rporation Ltd), Malaysia (Petronas) dan India (ONGC). Sedangkan industri perminyakan yang dikelola oleh negara Sudan sendiri terdiri dari : Dindir Petroleum International, Higleig Petroleum Services and Investment Company Ltd, Hi-Tech Petroleum Group, Khartoum State, Nilepet dan Sudan Petroleum Company (Sudapet). Bentuk kerjasama investasi antara China dan Sudan Bentuk kerjasama antara China dan Sudan yaitu pelaksanaan FDI (Foreign Direct Investment) oleh China terhadap Sudan di sektor perminyakan. Pada akhir jumlah besar 90-an investasi langsung telah terjadi dalam ekstraksi minyak, karena sebagian besar hal ini didorong oleh keinginan untuk mengamankan sumber energi dan bahan baku minyak melalui investasi. Sektor pertambangan (minyak dan non migas) terus menarik sebagian besar arus FDI, khususnya Cina, menjadi kontributor utama. Nilai kumulatif FDI selama periode 2000 – 2007 menunjukkan angka 13 Diakses melalui <http://w ww.ikvpaxchristi.nl/media/files/sudans-w hose-oil_0.pdf> pada tanggal 9 April 2013 Ibid 15 Ibid 14 5 US $ 7,3 miliar. Bagian sektor pertambangan adalah 72 ersen sedangkan sektor jasa datang berikutnya dengan sekitar 24 persen dari total stasi. Investasi di sektor industri sebesar US $ 200 juta, yang kurang dari 3 per en dari total investasi. Tahun 1990 – 1992 menjalin kerjasama ekonomi dan teknis antara Cina dan Sudan. Perjanjian kerjasama ekonomi dan teknis ditandatangani pada tahun 1990 dan kesepakatan lain di Ekonomi, Perdagangan dan Kerjasama kuti pada tahun 1992. Sejumlah pinjaman bebas bunga dengan nilai total 100 Yuan diberikan dan dimanfaatkan dalam proyek-proyek mulai dari peralatan laboratorium universitas, peralatan rumah sakit, renovasi Friendship Hall, irigasi peralatan dan sarana produksi untuk mendukung peningkatan pendapatan keluarga miskin dengan keluarga. Tahun 1992 – 2001 dilaksanakan perjanjian-perjanjian antara lain : 1). Hibah diberikan untuk pembangunan jembatan di Sungai Nil Putih pada tahun 1996, 2). Sejumlah kesepakatan kerja sama antara Khartoum University dan Universitas Gezira dan universitas di China pada tahun 1996, 3). Kesepakatan dengan Departemen Energi pada tahun 1997 untuk mendiri an sebuah Pusat Informasi Minyak, 4). Sebuah perjanjian untuk membeli peralatan irigasi untuk Departemen Irigasi melalui Cina Perusahaan CAMC pada tahun 1997, 5). Sebuah perjanjian untuk mendapatkan kredit komersial sebesar $ 5 juta untuk membeli peralatan untuk Negara Nil Putih melalui Perusahaan SOGEC pada tahun 1 98, 6). Sebuah perjanjian untuk membangun A Thermal Stasiun Pembangkit Listrik di Rahad di Southern Kordofa pada tahun 1998 , 7). Sebuah perjanjian untuk pinjaman komersial dengan nilai US $ 106 juta untuk membeli kab l untuk Perusahaan Listrik Nasional melalui CAMC pada tahun 1998, 8). Sebuah kesepakatan dengan Departemen Keuangan dan Ekonomi Nasional (MFNE) untuk impor listrik generator (satu KW masing-masing) untuk sejumlah kota di berbagai negara pada tahun 2000, dan pada tahun yang sama kesepakatan untuk impor 20 generator melalui pembayaran langsung, 9). Sebuah perjanjian untuk merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas Sudan Airways melalui pinjaman sebesar US $ 180.000.000, 10). Sebuah perjanjian pada tahun 2001 untuk pinjaman komersial dengan nilai total US $ 149,5 untuk pembentukan Gari Power Station dengan kapasitas 210 kw, 11). Hibah sebesar US $ 1,2 juta untuk pembuatan Sel Surya engan Departemen Energi, 12). Sebuah perjanjian untuk bebas bunga sebesar US $ 3,7 d ngan Departemen Kerjasama Internasional pada tahun 2001, 13). Kesepakatan dengan Departemen Kerjasama Internasional sebesar US $ 66.400.000 pada tahun 2001. Jumlah pinjaman dan hibah yang diberikan oleh China selama periode 2002-2006 sebesar US $ 1,1 miliar, yang mewakili 37 persen dari US $ 2,8 dari pinjaman dan hibah dikontrak oleh Sudan dari berbagai sumber. Pinjaman ini dan hibah yang digunakan untuk membiayai investasi dalam proyek-proyek berikut: 1). 2002 : listrik negara Khartoum (US $ 12.1million) dan peralatan dan suku cadang, 2). 2003: Air peralatan Proyek (US $ 10,0 juta) dari Boshan Perusahaan, 3). 2004: Pinjaman lunak selama 10 tahun (US $ 3,6 juta) d peralatan air (US $ 11.200.000), 4). 2005: Listrik Generator (CNEEN Co), Rehabilitasi Kapas yang Ginning Pabrik (Boshan), 5). Khartoum Utara Pembangkit Listrik Termal (CAMC Co), Proyek Air Gedarif; (Elfashir Air , 6). Proyek (CAMC Co); Pengeboran dari 150 Wells (Tiangin Co), Peralatan Irigasi (Boshan Co); Rekayasa , 7).Peralatan (CAMCO Co); Pengeboran dari 50 Wells di North Kordofan Negara (Tiang n); Port Sudan Air, 8). Proyek (PIPK Co); Rabbak Grain sylo, pinjaman tidak di an 6 (US $ 3.600.000), 9). 2006: Utara Kordofan Solar Energy (US $ 4,6 juta), Impor pipa air (US $ 17.2), 10). Proyek Tenaga Ibu Kota Nasional (US $ 19.500.000), MekNimer Bridge (US $ 14.400.000) dan Air, 11). Proyek di kota-kota di negara-negara yang berbeda (US $ 119.000.000). Jenis bantuan China terhadap Sudan periode 2000-2006 diarahkan untuk pembangunan infrastruktur di listrik, air, transportasi dan jembatan. Jelas bantuan menyediakan semakin dibutuhkan pembiayaan untuk pembangunan dan me urangi kendala yang dihadapi pemerintah dalam pendanaan proyek-proyek penting, dan karena itu akan memiliki dampak yang saling melengkapi. Bantuan ini berpendapat untuk membantu sektor manufaktur dan pertanian dengan memperbaiki inf astruktur yang memungkinkan efisiensi yang lebih besar dan pengiriman tepat waktu. Perubahan pembangunan di sektor bisa mengalami pertumb han, distribusi, tata kelola dan dampak lingkungan. Peluang dan Tantangan Pembangunan Industri Perminyakan di Sudan Pasca referendum yang telah menghasilkan partisi kedua wilayah yang membelah Sudan dan Sudan Selatan, keduanya akan menghadapi berbagai hambatan dalam pembentukan negara masing-masing. Sudan telah mengalami perkembangan dalam berbagai bidang sejak kemerdekaannya di tahun 1956, namun disintegrasi yang terjadi akan berdampak banyak terhadap perekonomi n negara, dan kepercayaan rakyatnya. Mengingat konflik yang terjadi ntara Sudan Selatan dan Utara bukanlah satu-satunya konflik yang terjadi dalam Sudan. Sudan Selatan di lain sisi akan menghadapi hambatan layaknya sebuah negara y ng baru mendapatkan kemerdekaannya. Sudan Selatan akan menghadapi kesulitan dalam pengemba an ekonomi, pembentukan sistem pemerintahan, dan permasal an-permasalahan lainnya. Setiap negara akan menghadapi berbagai permasalahan yang berbeda di tahun-tahun mendatang. Ada beberapa hal yang perlu Sudan Selatan dan Utara pikirkan bersama. Permasalahan tersebut akan menjadi penghambat dalam integrasi, serta pembentukan negara. Salah satu permasalahan yang mampu mempengaruhi prosesi kedua negara untuk berkembang adalah terpecahnya konflik antar kedua pihak di masa yang akan mendatang, contohnya adalah ko flik di Abyei. Abyei berlokasi di perbatasan Sudan Utara dan Sudan Selatan. Abyei menjadi bagian dari Sudan, ataupun Sudan Selatan masih menjadi sumber konflik saat ini, tak jarang menjadi konflik bersenjata. Sudan Selatan dan Utara masing-masing memilki kepentingan dalam Abyei tersebut. Abyei menjadi salah satu daerah dimana sumber minyak tergolong banyak. Melepaskan daerah tersebut kepada negara lain, bisa menyebabkan pelepasan kesempatan pendapatan bagi negar . Persediaan minyak di Abyei tidak menjadi satu-satunya sumber konflik yang terjadi, inti permasalahan memiliki nilai h istoris dan etnis terlibat di dalamnya. Perebutan wilayah bukan satu-satunya faktor yang memungkinkan terjadinya konflik yang berkelanjutan antara Sudan dan Sudan Selatan. Kepemilikan minyak telah terbukti sebagai sebuah kepentingan nasional yang penting, yang juga mampu menghasilkan konflik dalam perebutan sumber daya tersebut. Secara garis besar, ¾ dari persediaan minyak di Sudan terletak di Sudan Selatan.16 Sebelum Sudan Selatan merdeka, hasil pendapatan dari minyak tersebut dibagi secara merata. 16 Is Sudan heading for an acrimonious divorce? <www.bbc.co.uk/news/world -africa -13812579 >. D iakses tanggal 27 Mei 2013. 7 Walaupun ¾ persediaan minyak berlokasi di Sudan Selatan, pendapatan tersebut tetap harus dibagi (persyaratan Naivasha agreement 2005), sebab semua infrastruktur dan saluran pipa dibuat oleh pemerintahan pusat Khartoum saat itu. Secara keseluruhan, Sudan menghasilkan sekitar 490.000 barel minyak per hari, menunujukkan bagaimana Sudan merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia.1 7 Beberapa aktor penting telah menunjukkan ketertarikann pada minyak di Sudan. Salah satunya adalah negara Cina, yang telah melakukan investasi sebanyak 15 milyar USD, semua pada layanan jasa perminyakan di aerah Abyei. Cina telah menunjukkan keinginannya untuk memberikan bantuan fina demi pembentukan infrastruktur, serta perluasan infrastruktur jalur pip di daerah kaya akan minyak.18 Otomatis kepentingan nasional yang bermain pada perumusan pembagian hasil dari minyak adalah dominasi dari bisnis tersebut. Beberapa fasilitas yang telah dijanjikan oleh Cina memberikan insentif yang besar untuk mendomi asi sumber daya minyak yang ada di Sudan. Mengenai pembagian penghasilan dari minyak, sampai saat ini belum menemukan titik temu dalam pembagian penghasilan tersebut antara Sudan dan Sudan Selatan. Disetujui bahwa persetujuan masalah pembagian penghasilan akan dengan segera dibahas pasca kemerdekaan Sudan Selatan tanggal 9 Juli 2011. Beberapa kemungkinan yang akan dinegosiasikan oleh Sud Selatan dalam hal persediaan minyak adalah tetap membagi penghasilan, Sudan Selatan dikenakan pembiayaan atas penggunaan infrastruktur milik pemerintah Sudan, atau Sudan Selatan membangun infrastruktur jalur pipa dengan send rinya. Kedua pihak akan mendapatkan keuntungan pada akhirnya, yang menjadi permasalahan adalah pihak mana yang akan mendapatkan mayoritas keuntungannya. Permasalahan terakhir yang kedua negara perlu selesaikan adalah masalah hutang ne ra Sudan. Akumulasi hutang negara Sudan adalah 36 milyar USD. Hutang terse t terjadi sebelum terjadinya kemerdekaan Sudan Selatan. 19 Konflik antara Sudan dan Sudan Selatan dalam hal pembagian wilayah penghasil minyak masih menjadi konflik walau penetapannya telah dilakukan berdasarkan pasca kemerdekaan Sudan Selatan. Masalah lain yang timbul akibat pemisahan diri Sudan Selatan dari Sudan adalah adanya hutang yang ditanggung Sudan dalam rangka pemisahan Sudan Selatan tersebut. Proses Pengembangan Investasi Minyak di Sudan oleh Chi a Konvensi-konvensi atau perjanjian -perjanjian internasional merupakan sumber utama hukum internasional. Konvensi-konvensi itu dapat berbentuk bilateral bila yang menjadi pihak hanya dua negara dan multilateral bila yang menjadi pihak lebih dari dua negara. Kadang-kadang suatu konvensi disebut regional bila yang menjadi pihak hanya negara-negara dari suatu kawasan. Konvensi multilateral dapat bersifat universal bila menyangkut seluruh negara di dunia. Konvensi-konvensi internasional yang merupakan sumber utama hukum intern al adalah konvensi 17 18 19 Background: Sudan’s oil industry. <http://english.aljazeera.net/indepth/spotlight/southsudanindependence/ 2011/07/ 20117216441419555.htm l>. Diakses tanggal 27 Mei 2013. The oily subtext of South Sudanese independence. <http://oilandglory.foreignpolicy.com/posts/2011/01/11/ the_oily_subtext_of_south_sudanese_independence>. Diakses tanggal 27 Mei 2013. Oil’s impact on the possibility of renew ed conflict over South Sudan independence. www.earthsrights.org/blog/o il- s-impact-possibility -renewed-conflict-over-south-sudan-independence. Diakses tanggal 7 Juli 2011. 8 yang berbentuk law-making treaties yaitu perjanjian-perjanjian internasional yang berisikan prinsip -prinsip dan ketentuan-ketentuan yang berlaku secara umum. 20 Adanya konvensi internasional jalinan kerjasama antar bangsa secara tidak langsung akan memberikan ruang dimana untuk saling memahami struktur dari suatu negara baik ditinjau dari sumberdaya manusia dan sumber daya alam. Intinya, China mempunyai teknologi, dana dan SDM, disisi lain Sudan adalah negara penghasil minyak terbesar ke -3 di Afrika. China telah menjadi mitra kunci Khartoum dalam mengemb gkan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengekstrak dan transportasi minyak. Misalnya, membantu mengembangkan jaringan pipa yang terbentang lebih dari 1.000 kilometer dari ladang minyak ke Port Sudan. BUMN berutang Cina membantu membangun Bashair I dan II, dua laut besar terminal 25 kilometer selatan Port Sudan yang dapat tahan 400.000 barel minyak. 21 Sudan memiliki terminal, namun perusahaan Cina mengoperasikannya. Terwujudnya hal tersebut sebagaimana yang telah dijela an sebelumnya, tidak terlepas dari adanya hubungan bilate al. China telah menginvestasikan ratusan juta dolar lebih untuk mengembangkan kemampuan memperbaiki penggalian minyak di Sudan. Singkatnya, pengembangan minyak Sudan sebagian besar dikelola oleh China. Perusahaan minyak Beijing kemudian membuat program melalui pipa buatan Cina untuk tangki penyimpanan. Pada tahun 2000, sebelum krisis, pendapatan minyak Sudan adalah $ 1,2 milyar. Pada tahun 2006, dengan krisis berjalan dengan baik, bahwa jumlah telah melonjak 291 persen menjadi US $ 4,7 miliar. Setidaknya 70 persen dari keuntungan minyak diperuntukkan bagi angkatan bersenjata Sudan. 22 Mayoritas pendapatan yang diperoleh Sudan dari hasil minyak ternyata sebagian besar diarahkan untuk memperkuat keamanan negara Sudan dengan membeli peralatan perang, untuk mengantisipasi adanya serangan-serangan terhadap negara ini. Keuntungan Investasi (oil reserves) bagi Kebutuhan Energi China Keuntungan yang diperoleh China dalam pemenuhan energi minyak setelah melakukan investasi bidang perminyakan di Sudan adalah bahwa hubungan bilateral kedua negara semakin terjalin baik sebagaimana yang dikutip melalui laporan oleh International Crisis Group (ICG) berjudul " China’s New Courtship in South Sudan " pada April 2012, menyatakan bahwa China menjalin hubungan dengan Sudan pada tahun 1959 dan menjadi aktif terlibat dalam sektor minyak pada 1990-an. Setelah pengenaan sanksi tahun 1997 oleh Amerika dan memburukn a hubungan diplomatik dengan negara-negara Barat lainnya, hubungan antara China dan Sudan iperkuat dan memungkinkan China untuk menikmati monopoli industri minyak Sudan. China memiliki investasi multi-miliar dolar di Sudan yang didominasi terkonsentrasi di sektor minyak Sudan. China ditangani hampir secara eks lusif dengan pemerintah pusat di Khartoum dan telah "mengendalikan saham di konsorsium energi terbesar yang beroperasi di Sudan" yang memberi China pangsa 60 % diperkirakan (490.000 bph) dari produksi harian Sudan, sehingga pemenuhan akan kebutuhan energi minyak untuk kegiatan negara China dapat terpenuhi. 20 21 22 Mauna, Boer, Hukum Internasional Pengertian Peranan dan Fungsi Dala PT. ALUMNI, Bandung, 2001, hal. 9 Ibid Ibid a Dinamika Global, Penerbit 9 Investasi China dibidang perminyakan di Sudan merupakan suatu keuntungan dari hasil kerja kerasnya untuk mencari pasokan atau cadangan minyak di seluruh dunia untuk memenuhi kebutuhan industrialisasi dan lai a sebagainya di China. Berdasarkan data -data mengenai kebutuhan minyak China sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, menandakan bahwa China benar-benar haus akan minyak bumi sebagai salah satu sumber energi dalam menggerakk perekonomian negara. Total statistik keuntungan yang diperoleh China setela erinvestasi di Sudan dibidang perminyakan, penulis belum memperoleh datanya secara lengkap. Dilihat dari sisi pemenuhan kebutuhan energi minyak, Sudan merupakan salah satu negara yang menjadi penyokong dalam pemenuhan energi minyak t rsebut bagi China. Pada tahun-tahun mendatang setelah adanya proyeksi kebutuhan minyak China hingga tahun 2025, keinginan tersebut dapat dipenuhi dan itul h keuntungan bagi China setelah berinvestasi. Pemenuhan Kebutuhan Energi Minyak China dari Investasi Sudan Kepentingan Cina di Sudan adalah minyak. Setiap hari, Beijing membutuhkan 6,6 juta barel minyak untuk menjaga bangsa ini tetap menyala, bergerak dan hangat, rasa haus terhadap minyak terbesar di dunia setelah Amerika Amerika. Setiap tahun, perekonomian China berkembang lebih dari sepuluh persen. Minyak telah menjadi hadiah dalam konflik di Sudan, atau setidaknya aspek kunci dari latar belakang. sebagian besar Cadangan Sudan terletak pada bagian tengah atau selatan negara, dan Khartoum selalu berusaha mengendalikannya, baik dari minyak akan keluar dan uang masuk . Pada tahun 2005 China mengkonsumsi 6.590.000 barel per hari, sementara hanya memproduksi 3.750.000 bpd. Tingkat produksi China kemungkinan akan tetap stabil sepanjang 15 tahun ke depan, namun menurut Administrasi Informasi Energi (EIA), permintaan minyak China akan mencapai 14,2 juta barel per hari pada tahun 2025. Pada tahun yang sama, impor bersih diharapkan mencapai 10,9 juta barel per hari. Permintaan minyak China sudah menjadi faktor penting dalam dunia pasar minyak. Selama empat tahun terakhir, China merupakan konsumen minyak terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, hampir 40 persen dari total pertumbuhan permintaan minyak dunia dilakukan oleh China. 2 3 Artinya pemenuhan kebutuhan energi minyak bagi China merupakan hal yang paling penting, karena ditinjau dari kepentingan ekonomi politiknya demi pertumbuhan ekonomi, China saat ini merupakan salah satu negara pengimpor minyak terbesar i dunia setelah Amerika Serikat. Berdasarkan proyeksi kebutuhan minyak China, nulis yakin bahwa China menjadi negara pengimpor minyak nomor 1 terbesar di dunia. Simpulan Kepentingan utama China di Sudan adalah minyak, dan Sudan telah meningkatkan hubungan dengan China yang dimulai pada tahun 1959, secara substansial. Perusahaan minyak negara milik China National Petroleum Company, yang merupakan perwakilan China dalam bidang perminyakan, pertama diberikan konsesi di blok 6 tahun 1995, tetapi hanya mulai berop rasi di Sudan pada tahun 1997 sebagai anggota GNPOC. Sejak itu China National Petroleum Corporation (CNPC) usahanya diperluas dan diperoleh lebih banyak konsesi Sudan. 23 Diakses melalui <http://w ww.ecosonline.org/reports/2010/Sudans_oil_industry_on_the_eve_of_the_ referendum.pdf> pada tanggal 9 April 2013 10 Perusahaan China menyediakan industri minyak Sudan dengan investasi yang diperlukan untuk membangun pipa minyak. Artinya, Sudan adalah aset yang paling berharga bagi CNPC. Pada tahun 2020 nanti, China diproyeksikan memiliki 120 juta mobil pribadi dan untuk mengimpor setidaknya 60 persen dari minyaknya. 24 Banyaknya proyek kebutuhan akan energi minyak bagi China, memaksanya un k menjalin kerjasama dengan negara-negara penghasil minyak dunia. China sebagai salah sat egara maju telah memproyeksi akan kebutuhan minyak dalam negerinya. Atas dasar itulah China melakukan ekspansi besar-besar untuk mencari sumber minyak di seluruh dunia terutama di Afrika. China dan negara-negara Afrika telah mempertahankan hubungan diplomatik dan ekonomi sejak tahun 1950-an. China mengembangkan ini terutama sebagai sarana untuk menciptakan sebuah kekuasaan diplomatik d pasar untuk perusahaan milik negaranya. China memberikan 53 negara di Afrika erbagai hibah ekonomi, pinjaman bunga-bebas dan preferensial pinjaman. Negara-negara terbelakang dari Afrika, dengan ekonomi yang lemah mereka dan kurang teknologi, tampaknya siap menerima bantuan China dan memperkuat hubungan diplomatik dengan Beijing. 25 Hubungan diplomatik antara China dan negara -negara Afrika difokuskan pada bidang ekonomi, politik China menjalin kerjasama adalah dengan memberikan bantuan dana terhadap negara-negara miskin dan rentan terhadap peperangan. Dalam hal ekspansi minyak, yang membuat keterlibatan China di Sudan begitu kontroversial, dan setiap kekejaman yang terjadi di Sudan, China merupakan pendukung abadi dari pemerintah Sudan. China sangat membutuhkan energi minyak dalam skala bes untuk mempertahankan roda industrialisasinya. Atas dasar itulah China berusaha keras untuk mempertahankan hubungan diplomatik dengan Sudan yang merupakan salah satu negara penghasil minyak terbesar di Afrika. Disisi lainnya, Sudan menganggap bahwa China adalah pa tner sejati. Faktanya, Presiden China Hu Jintao membebaskan pinjaman bunga sebesar $ 13 juta untuk membantu membangun kembali kepresidenan Sudan sebagai akibat terjadinya perang saudara antara Sudan dan Sudan Selatan. Pada bulan Maret 2007, Departemen Keuangan Sudan mengumumkan keinginannya unt k meminjam $ 2 miliar dari China untuk menutupi anggaran Sudan yang mengalami defisit dan China memberikan perlindungan diplomatik untuk Pemerintah Sudan yang dituduh oleh PBB melakukan genosida di wilayah barat Darfur. Sudan merasa bahwa negaranya sangat berhutang banyak t rhadap China, untuk itulah negara ini memberikan blok eksplorasi dan eksploitasi minyak dalam persentase yang besar yang dilaksanakan oleh China National Petroleum Corporation (CNPC), dengan demikian kebutuhan proyeksi minyak ditahun-tahun mendatang untuk mendukung kegiatan perekonomian China elah terpenuhi. Terjalinnya hubungan perminyakan antara China dan Sudan dapat ditinjau dari tiga aspek. Tiga aspek kebijakan Sudan memilih China yang bisa membantu menyelesaikan biaya kebuntuan minyak : Pertama, pengalaman Cina menggunakan diplomasi langsung selama konflik Darfur dan kehadiran diplomatiknya di kedua 24 Diakses melalui <http://www.iags.org/chinainafrica.pdf > pada tanggal 10 April 2013 25 Ibid 11 Sudan dan Sudan Selatan. Kedua, investasi Cina dalam minyak dan industri lainnya. Ketiga, pendekatan China untuk pembangunan khusus, penekanan pada kerjasa a Selatan-Selatan dan kehadirannya baik di Khartoum dan Juba. Artinya, dengan tiga aspek tersebut maka Sudan sangat tertarik untuk terus hubungan bilateral diberbagai sektor selain sektor minyak hingga saat ini. REFERENSI Buku: Agus Sartono, 2001, Manajemen Keuangan Intenasional, BPFE, Yogjakarta Purnomo Yugiantoro, 2004, Manajemen Keuangan Internasional, Fakultas ekonomi UI, Jakarta Ramlan Surbakti, Metodologi Ilmu Politik , 1987, FISIP-UNAIR Press, Surabaya Charles Gurdon , 1989, Instability and the State: Sudan, Macmillan, London Dougherty, James dan Pfaltgraft, Rhert L., 1997, Contending Theories of International Relations : A Comprehensive Survey, Harper and Row Publisher, New York John Prendergast, 1997, Crisis Response , Pluto Pers, London J. Hingan, ML, 1993, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Radja Grafindo Persada, Jakarta Mochtar Mas’oed. 1994, Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodelogi, LP3ES, Jakarta Mauna, Boer, 2001, Hukum Internasional Pengertian Peranan dan Fungsi Dala Era Dinamika Global, Penerbit PT. ALUMNI, Bandung Perwita, A.A. Banyu dan Yanyan Mochamad Yani, 2005, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Rudi, T. May, 2005, Administrasi dan Organisasi Internasional, PT. Refika Aditama, Bandung Website: Ismail S.H. Ziada. Oil in Sudan : Facts and Impact on Sudanese Domestic and International Relations. Universidad Autonoma De Madrid. 12 <http://www.sudantribune.com/Oil_industry_in_Sudan.pdf> [diakses 20 Nopember 2012] Anonim. Sudan and South Sudan. 19 Maret 2012. <http://www.eia.gov/cabs/Sudan/pdf.pdf> [diakses 20 Nopember 2012] Anonim. PetroChina, CNPC, and Sudan: Perpetuating Genocide . 15 Aprl 2007. <http://home.comcast.net/~berkshire_hathaway/reports/PetroChina_CNPC Sudan.pdf> [diakses 20 Nopember 2012] Angelia Sanders. Sudan and South Sudan’s Oil Industries : Growing Political Tensions. May 2012. < https://www.cimicweb.org > [ diakses 20 Nopember 2012] Alirahman, Mengantisipasi Dampak Lanjutan Krisis Keuangan Amerika Serikat dan Global, <http://www.setneg.go.id/index.php?Itemid=241&id=3207&o ion=com_content&ta sk=view> [ diakses 22 Januari 2013] Henry Makow. Phd, Half Of US Debt Is Owed to Fed. <http://www.henrymakow.com/> [diakses 22 Januari 2013] < http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/> pada 22 Januari 2013 <www.going-global.com/articles/understanding_foreign_direct_investment.htm> pada 22 Januari 2013 <www.jubileedebtcampaign.org.uk> pada 22 Januari 2013 <http://ssafta.org/wp-content/uploads/2011/05/Sudan-Energy-Profile1.pdf> tanggal 1 April 2013 pada <http://www.ecosonline.org/reports/2010/Sudans_oil_industry_on_the_eve_of_the_ referendum.pdf> pada tanggal 9 April 2013 <http://www.humanrightsfirst.org/wp-content/uploads/pdf/080311-cah-investing-intragedy-report.pdf> pada tanggal 24 Mei 2013 Oil’s impact on the possibility of renewed conflict ov South Sudan independence. <www.earthsrights.org/blog/oil-s- impact-possibility-renewed-conflict-over-southsudan -independence> Diakses tanggal 7 Juli 2011 Background : Sudan’s oil industry. <http://english.aljazeera.net/indepth/spotlight/ southsudanindependence/2011/07/20117216441419555 .html>. Diakses tanggal 27 Mei 2013. 13 The oily subtext of South Sudanese independence. <http://oilandglory. foreignpolicy.com/posts/2011/01/11/the_oily_subtext_of south_sudanese_independe nce>. Diakses tanggal 27 Mei 2013 Could Abyei dispute reignite Sudan war ? <www.bbc.co.uk/news/world-africa12208399> Diakses tanggal 27 Mei 2013. Partition of Sudan : Learning from India and Pakistan. <http://pakteahouse.net/ 2011/07/10/partition-of-sudan-learning-from- india-and-pakistan> Diakses tanggal 27 Mei 2013 Is Sudan heading for an acrimonious divorce? <www.bbc.co.uk/news/world-africa13812579>. Diakses tanggal 27 Mei 2013. Sudan’s Omar basher warns about disputed Abyei region. <www.bbc.co.uk/news/world-africa-14101950> Diakses tanggal 27 Mei 2013. <http://www.aercafrica.org/documents/china_africa_relations/sudan.pdf> tanggal 8 Juni 2013 Diakses 14