BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Seluruh informasi

advertisement
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1. Sumber Data
Seluruh informasi dan data-data yang disajikan untuk mendukung penulisan dan
pengerjaan Tugas Akhir ini berasal dari sumber-sumber diantaranya:
1. Literatur : media cetak seperti buku teori dan majalah, media elektronik
seperti artikel internet
2. Wawancara
3. Data-Data Survey
2.2. Analisa Kasus
2.2.1. Tentang Mata
Mata merupakan salah satu dari 5 indera pokok manusia. Bentuk mata hampir
sebuah bulatan yang hanya sebesar beberapa inci, tapi merupakan daerah yang paling
besar kegunaannya jika dihitung berdasarkan per diameter dari tubuh. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, mata adalah indera penglihat. Fungsinya adalah melihat dan
mengenali lingkungan di sekitar. Mata dapat menangkap informasi benda apapun yang
terkena cahaya. Mata merupakan alat yang luar biasa dan unik, yang mampu menerima
secara langsung jutaan informasi tentang dunia di sekitar kita. Informasi yang kita
dapatkan dapat berupa bentuk, warna dan gerakan.
Agar dapat menangkap informasi yang ada, cahaya merupakan faktor yang
sangat penting, karena mata memang sebuah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya.
Pertama-tama mata mengumpulkan cahaya berasal dari pantulan benda-benda, Cahaya
masuk melalui kornea ke cairan mata, kemudian menuju pupil dan lensa. Lensa mata
berfungsi untuk memfokuskan cahaya, sementara cahaya tersebut lebih masuk ke dalam
mata. Lalu terjadilah proses refraksi, dimana cahaya yang masuk lalu diproyeksikan ke
salah satu bagian mata yang bernama retina yang paling sensitif terhadap cahaya.
Melalui retina, cahaya tersebut diolah bagian visual, rangsangan diteruskan ke syaraf
optik dan disalurkan ke otak untuk diinterpretasi.
2.2.2. Bagian-Bagian Mata
Karena merupakan salah satu organ tubuh yang paling kompleks, bagian dalam
mata juga terbilang rumit. Pada mata yang sehat, terdapat bagian-bagian yang memiki
fungsinya sendiri antara lain (Litin,2003):
1. Rongga Mata (Rongga Orbita)
Tempat di mana mata terletak, terbentuk dari beberapa struktur tulang
yang melindunginya, seperti tulang pipi, dahi, pelipis dan hidung. Terdapat
lapisan lemak tipis yang mengalasi bola mata.
2. Kelopak Mata
Berfungsi untuk melindungi mata dari gangguan luar seperti cedera dan
faktor-faktor yang membahayakan lainnya seperti debu dan kotoran. Juga
3
4
berfungsi untuk melumasi bola pada pada saat berkedip, di mana kedipan
tersebut dapat membersihkan mata dari debu dan benda asing lainnya
3. Bola Mata
a. Sklera
Selaput putih atau bagian putih mata, berfungsi untuk membentuk
bola mata yang bulat dan melindungi struktur internal mata.
b. Kornea
Seperenam dari bagian sklera, lapisan bening berbentuk kubah
yang menutupi celah yang terdapat pada sklera. Permukaannya yang
cembung dapat membelokkan cahaya yang masuk dan membantu
memfokuskan gambar. Kornea dilindungi oleh air mata yang dapat
membersihkan benda asing yang masuk ke mata dan menghilangkan
partikel-partikel serta asap yang mengganggu.
c. Konjunktiva
Merupakan penutup bagian depan sklera yang terbuka sekaligus
dinding bagian dalam kelopak mata. Berfungsi sebagai pelumas mata.
4. Pupil
Merupakan bintik hitam di tengah mata dan terletak di belakang kornea.
Pupil menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke mata dan akan membesar dan
mengecil berdasarkan jumlah cahaya yang diterimanya.
5. Koroid
Bagian yang memiliki banyak pembuluh darah yang penting untuk
member makanan kepada pada mata
6. Iris
Bagian mata yang berwarna. Warna ini dipengaruhi oleh banyaknya
pigmen. Semakin banyak pigmen, maka akan semakin gelap warna iris. Iris
terdiri dari lingkarang serabut otot mata yang dapat membesarkan dan
memperkecil pupil guna mengontrol banyaknya cahaya yang masuk ke dalam
mata.
7. Bilik Mata
Ruang antara kornea dan iris, disebut juga anterior chamber. Bilik mata
yang berisi cairan bola mata (aqueous humor) yang memelihara kornea dan lensa
dan menjaga tekanan dalam bola mata.
8. Lensa
Terletak di belakang iris dan bilik mata, terdiri dari sebuah kapsul elastis
yang kuat dan berisi serat-serat transparan. Lensa dikelilingi oleh lingkaran otot,
di saat relaksasi dan kontraksi akan mengubah lengkungan lensa untuk
mempertajam fokus mata.
9. Rongga Vitreus
Bagian yang membentang dari bagian belakang lensa sampai retina yang
membungkus bagian belakang bola mata. Berisi zat bernama vitreus humor yang
bersama dengan aqueous humour di bilik mata depan menjaga agar tekanan dan
bentuk bola mata tidak berubah.
10. Retina
5
Retina terdiri dari jutaan sel peka cahaya dan rangkaian syaraf yang
menangkap semua gambaran yang difokuskan kornea dan lensa mata. Retina
sangat penting karena berfungsi untuk mengirim informasi visual ke otak. Sel-sel
yang peka terhadap cahaya berbentuk kerucut dan batang. Sel batang
memungkinkan mata melihat dalam keremangan, namun sel-sel ini tidak dapat
membedakan warna. Sedangkan sel kerucut terpusat pada retina dan
memungkinkan mata untuk melihat secara detail dan jelas pada benda yang
menerima penerangan yang cukup.
Banyaknya cahaya yang masuk melalui sel kerucut dan sel batang akan
memicu suatu reaksi kimia yang menghasilkan impuls listrik melalui syaraf optic
dan dilanjutkan ke korteks visual, yaitu bagian otak yang berperan dalam
penglihatan.
11. Makula dan fovea
Makula merupakan bagian kecil yang dipadati kumpulan sel kerucut pada
retina, yang memungkinkan melihat bagian halus yang mendetail. Sedangkan
fovea merupakan bagian tengah dari makula yang hanya terdiri dari sel kerucut
yang menyebabkan penglihatan yang paling tajam.
12. Saraf Optik
Merupakan tempat pengumpulan informasi penglihatan oleh retina
melalui serabut saraf. Berfungsi sebagai kabel komunikasi antara mata dan otak.
13. Otot Bola Mata
Mata memiliki 6 otot yang menempel pada sklera, yang memungkinkan
kita untuk menggerakkan kedua mata dan melacak suatu benda tanpa perlu
menggerakan kepala.
2.2.3. Masalah Umum Pada Penglihatan
2.2.3.1. Kelainan Refraksi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian refraksi adalah penyimpangan
arah rambat gelombang, misalnya dari gelombang cahaya atau bunyi, pada batas dua
medium yang berbeda sifat optisnya, atau dalam singkatnya pembiasan.
Sedangkan kelainan refraksi (PERDAMI, 2007) merupakan keadaan bayangan tidak
tegas yang dibentuk pada retina, dimana terjadi ketidakseimbangan sistem penglihatan
mata sehingga menghasilkan bayangan yang kabur. Sinar yang dibiaskan tidak tepat
pada retina, melainkan di depan atau di belakang retina dan tidak terletak pada satu titik
fokus. Kelainan refraksi bisa disebabkan oleh terjadinya kelengkungan kornea dan lensa,
perubahan indeks bias, dan kelainan panjang sumbu bola mata.
Dibawah ini merupakan jenis-jenis kelainan refraksi:
1. Rabun Jauh/Miopia
Rabun Jauh atau Miopia merupakan keadaan di mana seseorang tidak
dapat dengan jelas melihat objek yang letaknya jauh. Benda yang letaknya jauh
biasanya terlihat buram. Rabun jauh disebabkan karena bola mata yang lebih
panjang dari normal, sehingga cahaya yang dibiaskan kornea dan lensa mata
jatuh di depan retina. Keadaan ini menyebabkan pantulan benda tidak berada
pada retinanya sendiri.
Terkadang rabun jauh tidak hanya disebabkan oleh panjangnya bola
mata, melainkan akibat daya fokus lensa dan kornea yang terlalu besar, sehingga
menyebabkan fokus cahaya jatuh di depan retina.
6
Rabun jauh pertama biasanya terdeteksi pada masa kanak-kanak, yaitu
pada tahun-tahun pertama sekolah hingga anak menginjak usia belasan tahun.
Rabun jauh pada anak biasanya biasanya ditandai dengan mata yang berkedip
terus dan duduk terlalu dekat di depan layar televisi atau papan tulis. Kondisi ini
dapat terjadi pada anak laki-laki dan perempuan dan cenderung merupakan
faktor keturunan.
Rabun jauh dapat dikoreksi dengan lensa konkaf (negatif). Media
pemasangan lensa dapat berupa kacamata dan lensa kontak. Pilihan lainnya
adalah dengan bedah refraksi.
2. Rabun dekat/Hipermetropia
Rabu dekat atau hipermetropia merupakan kebalikan dari rabun jauh,, di
mana penderitanya tidak bisa melihat secara jelas objek yang letaknya dekat,
sedangkan dapat dengan jelas melihat objek yang letaknya jauh. Rabun jauh
terjadi karena ukuran bola mata yang lebih pendek dari normal, sehingga berkas
cahaya akan jatuh di belakang retina, juga disebabkan karena lemahnya
kemampuan lensa dan kornea untuk fokus karena keduanya tidak cukup
cembung.
Rabun dekat biasanya disebabkan oleh faktor keturunan dalam keluarga
dan diderita sejak lahir. Sejalan dengan usia yang bertambah, elastisitas mata
akan semakin berkurang dan kurang mampu melakukan penyesuaian yang
diperlukan. Gejala umum rabun dekat meliputi kesulitan memfokuskan mata
pada objek yang sangat dekat dan terkadang sakit kepala serta mata yang cepat
lelah seusai melakukan kegiatan yang dekat dengan mata seperti membaca,
menulis atau menggambar.
Sama seperti rabun jauh, rabun dekat dapat dikoreksi dengan kacamata
atau lensa kotak, namun dengan menggunakan lensa konveks (positif). Dengan
lensa ini, gambar yang difokuskan pada retina tidak akan berada di belakangnya.
3. Astigmatisme
Merupakan kesalahan refraksi (pembiasan) akibat lengkungan kornea
yang tidak seimbang. Kornea pada mata astigmatisme terdapat bagian yang
terlalu cekung atau cembung, sehingga sebagian kecil dari benda akan terlihat
buram. Ada beberapa kasus di mana astigmatisme disebabkan oleh lensa mata
yang abnormal, walaupun kornea normal.
Astigmatisme biasanya diderita sejak lahir dan dapat muncul bersamaan
dengan rabun jauh (miopia) dan rabun dekat (hipermetropi). Kondisinya
cenderung konstan, tidak membaik dan juga tidak memburuk secara signifikan
seiring bertambahnya usia. Biasanya astigmatisme muncul karena cedera mata,
penyakit atau pembedahan. Astigmatisme dapat diatasi dengan lensa silindris
untuk mengkoreksi ketidakseimbangan lengkungan pada kornea.
2.2.3.2. Buta Warna
Buta warna merupakan suatu keadaan di mana seseorang tidak dapat
membedakan warna tertentu. Istilah lain Buta Warna adalah Color Vision Deficiency
7
(CVD). Seseorang yang mengalami buta warna bukan berarti orang tersebut tidak dapat
melihat warna apapun, mereka hanya kesulitan dalam membedakan warna-warna
tertentu. Warna yang paling sulit dibedakan oleh penderita buta warna biasanya adalah
warna merah dan hijau.
Mata memiliki sel kerucut di bagian makula dan fovea yang sensitif terhadap
warna tertentu dan kombinasinya, membentuk perpaduan warna merah, hijau dan biru
(RGB). Penderita buta warna biasanya memiliki masalah di bagian sel kerucut ini karena
tidak dapat bekerja dengan baik dan otak tidak dapat menangkap warna apa yang dilihat
oleh mata.
Buta warna merupakan salah satu kelainan mata yang bersifat menurun dari
orang tua. Dan menunjukkan laki-laki lebih rentan menderita buta warna dibandingkan
perempuan, dari 12 laki-laki, salah satunya akan menderita buta warna. (kidshealth.org)
2.2.4. Pemeriksaan Mata
Pemeriksaan mata secara rutin hendaknya dilakukan oleh semua orang, baik bagi
yang belum menderita kelainan mata dan lebih wajib bagi pemakai kacamata atau lensa
kontak. Pemeriksaan mata mencakup serangkaian test evaluasi penglihatan, memeriksa
adanya pelbagai tanda penyakit dan menilai apakah terjadi kerusakan.
2.2.4.1. Pemeriksaan tajam penglihatan
Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan pemeriksaan untuk mengukur
seberapa jelas kemampuan seseorang melihat suatu benda. Properti yang
digunakan dalam pemeriksaan tajam penglihatan adalah kartu Snellen/Snellen
Chart dari jarak tertentu. Dokter mata akan menguji kemampuan mata dengan
membaca huruf yang semakin lama semakin kecil. Memiliki penglihatan 6/6(m)
menunjukkan orang berpenglihatan normal dapet melihat dalam jarak 6 meter.
2.2.4.2. Pengukuran refraksi (pembiasan)
Pengukuran refraksi dapat membantu dokter mata dalam menulis resep
lensa koreksi untuk memberikan penglihatan yang lebih tajam. Pengukuran
refraksi memakai 2 teknik , yaitu dengan menggunakan komputer refraktor atau
retinoskopi. Dokter mata akan mengukur refraksi melalu Phoroptor, yaitu alat
yang terdiri dari roda-roda lensa dengan ukuran yang berbeda-beda. Sambil
melihat ke arah Snellen Chart, alat tersebut akan menentukan kombinasi lensa
mana yang memberikan penglihatan paling tajam.
2.2.4.3. Tes Buta Warna
Terdapat sebuah tes untuk menguji apakah seseorang menderita buta
warna atau tidak. Tes buta warna yang paling terkenal adalah Test Buta Warna
Ishihara. Tes ini dikembangkan oleh dokter mata dari Jepang bernama Shinobu
Ishihara dan dipublikasikan di Jepang pada tahun 1917. Tes Ishihara
menggunakan lembaran yang di dalamnya terdapat titik-titik dengan warna dan
ukuran yang berbeda, yang disusun hingga membentuk sebuah lingkaran. Warna
titik-titik tersebut dibuat sedemikian rupa agar tidak terlihat perbedaan warna
oleh penderita buta warna dengan orang normal. ( www.robinsoncamera.com )
H
2.2.5.Ilusi Mata
H
8
Ilusi Mata/Ilusi Optik/ Ilusi Visual merupakan suatu keadaan di mana mata
menangkap suatu gambar atau objek yang berbeda dari sebenarnya.
Pada awalnya jika manusia melihat sebuah ilusi mata, mereka tidak tahu apakah
mata atau otak yang mempermainkan mereka. Kemudian dua orang filsuf dari Yunani,
Ephicarmus pada tahun 450 SM mengemukakan bahwa indera kita (penglihat, pengecap,
penciuman, sentuhan) tidak berfungsi dengan baik sehingga saling mengacaukan satu
sama lain. Namun filsuf lain, Protagorus, mengatakan bahwa indera kita baik-baik saja,
yang mengacaukan adalah lingkungan di sekitar kita.
Aristoteles pada tahun 350 SM mengatakan bahwa teori ilusi mata Ephicarmus
dan Protagorus masing-masing benar dan salah. Pendapatnya adalah bahwa indera
manusia baik-baik saja, hanya saja sangat mudah tertipu. Sedangkan Plato pada tahun
300 SM mengatakan bahwa indera kita memerlukan sebuah pikiran untuk
menginterpretasikan apa yang kita lihat, dengan kata lain baik indera maupun pikiran
harus saling bekerja sama. (library.thinkquest.org)
2.2.6. Eye Chart
Eye chart merupakan media untuk mengukur kapabilitas mata seseorang dalam
melihat atau mengukur ketajaman mata seseorang. Chart ini berisikan huruf-huruf dari
berbagai ukuran mulai dari yang paling besar sampai ke paling kecil, kemudian pasien
akan di-test sejauh mana mereka dapat membaca huruf-huruf tersebut dengan jelas. EyeChart yang paling sering digunakan oleh perawatan mata profesional adalah Snellen
Chart.
Snellen Chart diciptakan oleh Hermann Snellen, seorang dokter mata
(ophthalmologist) dari Belanda pada tahun 1862. Snellen Chart terdiri dari 11 baris
huruf kapital, biasanya dimulai dari huruf E, H, atau N yang sangat besar dan semakin
ke bawah, huruf-huruf tersebut akan semakin kecil ukurannya.
Pasien akan berdiri sejauh 5-20 kaki dari jarak di mana Snellen Chart dipasang di
bawah penyinaran yang cukup (lampu pijar 100 watt), lalu dengan lantang menyebutkan
huruf-huruf per baris secara bergantian dengan masing-masing mata kiri dan kanan. Di
Indonesia, Snellen Chart ditempatkan pada jarak 6 meter untuk ukuran huruf kurang
lebih 40 cm. Ukuran standar Snellen Chart adalah 11 x 22 inci.
Di samping huruf-huruf tersebut terdapat angka pembilang dan penyebut di
setiap barisnya, menunjukkan seberapa besar tingkat penglihatan pasien. Dalam dunia
kesehatan mata, penglihatan normal ditunjukkan dengan ukuran 20/20. Semakin kecil
nilai pembilang, maka semakin bermasalah mata pasien tersebut terhadap
penglihatannya.
Garis pembatas berwarna hijau berada di bawah baris ke 6 dari Snellen Chart
menunjukkan penglihatan 20/30, sedangkan garis merah ada di bawah baris ke 8 yang
menunjukkan penglihatan 20/20. Jika pada tahap ini pasien dapat menyebutkan hurufhuruf dengan jelas tanpa kesulitan, maka pasien tersebut memiliki mata yang sehat dan
normal dengan penglihatan 20/20.
2.2.7. Eye-Drop
Eye-Drop adalah sebuah larutan khusus untuk mata yang mengandung saline
(NaCl) dan digunakan untuk pengobatan mata. Kandungan di dalam eye-drop tergantung
fungsinya, ada yang berisi steroid, antihistamin, dan lain-lain. Namun yang akan dibahas
9
di sini adalah eye-drop yang tidak mengandung obat sama sekali dan hanya sebagai
melubrikasi mata dan pengganti air mata.
Eye-drop yang berisikan air mata buatan berfungsi untuk memberikan rasa
nyaman pada mata sehingga tidak lelah/merah setelah bekerja yang membutuhkan
penglihatan jarak dekat, namun hanya bersifat minor dan efeknya hanya dalam waktu
singkat. Dapat digunakan untuk mata kering yang diakibatkan perubahan cuaca atau
kurangnya jumlah air mata.
Eye-drop jenis ini juga berfungsi untuk mengurangi kedipan sehingga mata tidak
cepat lelah. Menurut penelitian, mata yang telah ditetesi eye-drop jenis ini hanya
berkedip sebanyak 5-10 kedipan/menit, sedangkan banyak kedipan mata normal adalah
26-36 kedipan/menit.
Berbeda dengan eye-drop untuk pengobatan, eye-drop jenis ini tidak
mengandung bahan persevatif/ bahan pengawet sehingga tidak menimbulkan
ketergantungan atau tidak adiktif, sehingga aman digunakan kapan saja dan di mana
saja.
2.2.7. Vision-Fitness
2.2.7.1. Pengertian Vision-Fitness
Menurut Roberto Kaplan , O.D.,M.Ed dalam bukunya No Glasses, mata yang
kita miliki walaupun berukuran kecil, namun memiliki suplai darah dan syaraf yang
lebih besar dibandingkan sebagian besar organ lain. Hal ini membuktikan bahwa ada
hubungan yang kuat antara otak dan kebugaran (fitness) mata, karena 49% dari saraf
otak yang ada di seluruh tubuh diperuntukkan oleh mata.
2.2.7.2. Berkurang atau Hilangnya Vision-Fitness
Vision-fitness berhubungan dengan kejernihan penglihatan, tingkat kerja sama
antara kedua mata, serta pemahaman atas apa yang dilihat di lingkungan sekitar.
(Kaplan, 2003). Jika seseorang mulai merasa kehilangan kemampuan untuk melihat
dalam jarak baca (baik jauh maupun dekat) dan berkurangnya daya fokus pada mata,
maka orang tersebut telah memiliki tanda-tanda berkurangnya vision-fitness pada
matanya. Akibat dari berkurangnya vision-fitness adalah mengharuskan mata orang
tersebut untuk berfokus secara berbeda-beda, sehingga menyebabkan penglihatan kabur
atau ganda, tegang, atau bahkan sakit kepala.
95% dokter mata meresepkan kacamata dengan penglihatan 20/20 (penglihatan
sempurna) untuk orang-orang yang membutuhkan koreksi mata. Namun dari jumlah
95% tersebut, 75% pengguna kacamata rabun jaun (myopi) dan astigmatisme mengalami
distress (stress yang tidak dapat ditangani) setelah memakai lensa dengan kekuatan
penuh. Hal ini berkaitan dengan cara masing-masing individu dalam menggunakan
matanya.
Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang memiliki vision-fitness yang
rendah:
1. Pola makan yang tidak sehat (asupan karbohidrat terlalu tinggi, makanan
terlalu diolah, atau makan di kala stress)
2. Bersekolah
3. Kebiasaan membaca yang salah
4. Polutan di udara, air, dan makanan (bahan kimia, pengawet)
5. Konsumsi gula yang berlebihan
10
6. Kurang terkena sinar matahari
7. Tempat kerja yang buruk
8. Sekolah dan olahraga yang terlalu berorientasi pada keberhasilan
9. Kurang berolahraga
10. Tradisi kekeluargaan yang ditinggalkan
11. Perceraian
12. Sering berpindah-pindah
13. Terlalu banyak menonton televisi
14. Memakai monitor komputer yang buruk
15. Pola perilaku penyangkalan dan kecanduan
Mata manusia dirancang untuk bergerak, meregang, dan berfokus pada jarak
jauh. Sayangnya budaya yang sedang berjalan sekarang tengah mengalami
perkembangan yang sangat pesat, terutama dalam pengembangan teknologi yang
menuntut perubahan vision-fitness alami anda.
Dahulu mata manusia dirancang untuk berburu, mengumpulkan hasil panen,
bercocok tanam dan bertani. Namun manusia pada zaman sekarang dituntut untuk duduk
berjam-jam dan melihat ke arah komputer, mengetik, meneliti, membaca buku, tugastugas yang mengkoordinasikan kerja mata dan dan tangan, serta menyesuaikan diri
dengan sinar lampu neon, AC, meja, kursi, kertas, tinta sampai cat.
2.2.7.3. Hubungan Vision-Fitness dengan Emosi dan Mental
Penelitian menunjukkan bahwa emosi dan mental dapat mempengaruhi kinerja
vision-fitness. Saat seseorang sedang mengalami emosi yang tinggi atau sedang
melakukan pekerjaan yang memberatkan mental atau stress, biasanya penglihatan
seseorang akan lebih kabur dari biasanya.
Hal ini juga diungkapkan oleh Dr.Purnama Hendratanto, SpM, seorang dokter
spesialis mata dari Rumah Sakit Satya Negara. Dr. Purnama mengatakan bahwa alasan
pemeriksaan pada mata paling baik dilakukan pada pagi hari, di mana kinerja otak
orang-orang masih bersih dan belum “terpolusi” oleh masalah-masalah yang dihadapi
tiap harinya.
Kondisi mata bisa menjadi pertanda atau ciri-ciri dari apa yang sedang terjadi
dalam batin kita. Hal ini dapat berupa kombinasi pikiran, keyakinan, ketakutan, dan
kemarahan. Bisa juga disebabkan oleh persepsi dari keluarga, baik dari orang tua,
saudara, guru, dan lain-lain. Inilah yang menyebabkan kondisi mata setiap orang
berbeda, karena masing-masing individu memiliki kehidupannya sendiri.
2.2.7.4. Gaya Visual
Vision-fitness juga memiliki hubungan dengan gaya visual seseorang, apakah
lebih mengarah ke melihat atau memandang. Hal ini akan mempengaruhi bagaimana
cara orang bertindak:
1. Gaya Visual Keberadaan dan Penglihatan
a. Mendapatkan angka yang lebih baik dalam membaca daripada
matematika
b. Cenderung kehilangan jejak ketika membaca atau menulis ide
11
c. Tidak tepat dalam menggunakan bahasa atau ide
d. Mudah bingung, impulsive, cepat tapi sembrono dalam menyelesaikan
tugas detail
e. Cenderung mudah terhanyut, berkhayal atau “tidak membumi”
f. Cenderung beralih dari pekerjaan yang umum ke pekerjaan spesifik
g. Ketidak mampuan bertahan pada tugas jarak dekat; mudah mengantuk
h. Sulit berkonsentrasi pada kegiatan berlanjut
2. Gaya Visual Tindakan dan Pandangan
a. Tidak selalu memahami keseluruhan peristiwa atau hasil akhir dari suatu
tindakan
b. Cepat menyelesaikan proyek dan detail
c. Cenderung teliti dan lamban dalam tugas yang membutuhkan
pemahaman
d. Sulit beralih dari satu tugas ke tugas lainnya
e. Merasa harus menyelesaikan tugas sebelum memulai tugas yang lain
f. Tidak menyukai ambiguitas/situasi yang kontradiktif
g. Biasanya merupakan orang yang logis dan analitis
h. Memberi kesan “mengetahui semuanya”
i. Cenderung tidak memperhatikan hal-hal di luar jarak pandang.
2.2.7.5. Elemen Nutrisi dan Hubungannya Dengan Mata
Anatomi Mata
Elemen Nutrisi
Sklera (bagian putih bola mata)
Kalsium
Konjunktiva (penutup sklera)
Vitamin B2, B12, asam folat
Kornea
Vitamin A
Lensa
Vitamin C, E, B2
Otot Ciliar
Kromium
Retina
Vitamin A, seng, dan mineral lain
Makula (daerah di sekitar fovea)
Vitamin B kompleks
Tabel 2.2.7.5
2.2.8. Kesehatan Mata Anak
2.2.8.1. Perkembangan Mata Anak
Perkembangan mata anak dimulai dari lahir hingga usia sekolah melalui tahap-tahap
sebagai berikut:
1. Bayi baru lahir hingga 4 bulan
Mulai dari penglihatan hitam putih hingga koordinasi gerakan mata.
2. Bayi usia 4-6 bulan
Belajar menggabungkan gambar-gambar menjadi satu (two-eyed vision)
3. Bayi usia 6-8 bulan
Berkembangnya koordinasi mata dan gerakan
4. Bayi usia 8-12 bulan/1 tahun
Dapat memperhitungkan jarak, menggunakan mata untuk mengarahkan saat
berjalan
5. Usia Pra-Sekolah
12
Kelanjutan koordinasi mata dan gerakan melalui visualisasi yang kuat dari benda
6. Usia Sekolah
Mata sudah dapat berfungsi normal dan fokus.
(www.childrensvision.com)
Perkembangan mata anak seperti kurva melengkung sesuai dengan :
- Usia anak (golden period/masa tercepat/terpeka anak belajar melihat baik mulai
usia 0-2.5 tahun)
- Faktor genetik
- Faktor lingkungan (pencahayaan, jarak mata terhadap objek, dll)
Contoh: Pencahayaan yang ekstra kuat dan lama (komputer, TV, game), dan
cahaya putih pagi hari (day-light sources)
- Faktor kebiasaan ( gaya hidup )
Contoh: Terlalu banyak melakukan kegiatan jarak dekat (membaca, menulis,
menggambar) dan kurang melakukan kegiatan outdoor seperti olahraga
- Faktor kesehatan anak secara umum
(www.mahendraindonesia.com)
2.2.8.2. Pemeriksaan Mata Pada Anak-Anak
Pemeriksaan mata dari anak-anak sampai dewasa sebaiknya dilakukan secara rutin,
yaitu pada umur-umur sebagai berikut:
1. Bayi baru lahir sampai usia 3 bulan
2. Bayi usia 6 bulan-1 tahun
3. Anak usia 3-5 tahun (jika terdeteksi adanya gangguan pada mata, akan lebih baik
jika diperiksakan kembali)
Menurut Dr.Purnama Hendratanto, SpM, pemeriksaan rutin mata sama pentingnya
dengan pemeriksaan gigi pada anak, yakni 6 bulan sekali. Agar secara berkala, kondisi
mata anak
Pemeriksaan mata harus bisa dilakukan sedini mungkin, terutama pada kondisikondisi sebagai berikut:
a. Adanya faktor keturunan (kakek, nenek, ayah, ibu menggunakan kacamata
minus). Jika demikian pada usia 3-6 bulan sudah harus diperiksakan matanya.
b. Bila ada faktor penyakit , seperti :
• Glaukoma: hilangnya lapang pandang dimulai dengan sebagian sampai
total disebabkan karena tekanan bolamata yang tidak baik (terlalu tinggi/
terlalu rendah )
• Katarak bawaan: katarak didapat sejak lahir dikarenakan faktor rubella
,dll)
• Kelainan-kelainan karena gangguan selama kehamilan (TORCH, Infeksi,
pengaruh obat-obatan pada TBC, malaria ,dll)
• Bayi yang lahir premature / post mature
• Bayi kuning ( jaundice baby)
• Trauma kecelakaan
( www.mahendraindonesia.com )
HU
UH
13
2.2.8.3. Kebiasaan Baik Mata Anak
1. Memberikan Istirahat pada Mata Saat Bekerja
Dalam melakukan pekerjaan yang mengandalkan penglihatan jarak dekat seperti
membaca, menggambar, bermain hand-held game atau membuat kerajinan
tangan dengan objek yang kecil-kecil, ada baiknya jika mata diberikan waktu
istirahat 3-5 menit setelah beraktivitas selama 30-40 menit.
2. Membaca
Membaca harus dilakukan di tempat yang penerangannya cukup, dengan posisi
duduk tegak tapi nyaman dengan tinggi kursi dan meja yang memadai, serta
jarak antara mata dan buku kurang lebih 30 cm.
3. Menggunakan Komputer
Jarak antara mata dan layar yang diperbolehkan kurang lebih 50 cm dan
dilakukan di tempat dengan penerangan yang cukup. Jangan lupa mengatur
keterangan sinar komputer yang dibiaskan dari layar agar tidak terlalu silau.
4. Pola Makan, Nutrisi dan Kebiasaan
Pola makan harus seimbang, tidak hanya mengandalkan dari satu macam zat
vitamin saja namun seluruh kandungan gizi. Untuk merawat mata, mulailah
perbanyak mengkonsumsi buah dan sayuran, khususnya dengan kandungan
vitamin A dan lutein, seperti wortel dan bayam. Sedangkan kebiasaan-kebiasaan
baik lainnya adalah tidur cukup di malam hari dan banyak beraktivitas di luar
seperti berolahraga.
5. Menonton TV dan Bermain Video Game
Jarak saat menonton TV yang ideal adalah 4 kali besar layar TV, atau minimal
sejauh 2 meter. Pastikan posisi TV berada sama atau lebih rendah dari level
ketinggian mata dengan penerangan ruangan yang cukup.
6. Pemeriksaan Mata secara Rutin
Pemeriksaan mata dilakukan secara berkala, yaitu selama 6 bulan sekali dengan
mengunjungi dokter mata atau optometris terdekat. Pemeriksaan mata yang
dilakukan biasanya adalah pemeriksaan tajam mata dan pemeriksaan visual.
(http://www.hpb.gov.sg/htm/pro/eyecare/goodeyecarehabits.html)
2.2.8.4. Kebiasaan Buruk yang Dapat Merusak Mata
Perawatan mata memang lebih baik dilakukan sejak dini, namun terdapat beberapa
kebiasaan buruk yang dapat memicu kelainan pada mata. Kebiasaan-kebiasaan buruk ini
biasanya dilakukan sejak usia muda ( detikhealth.com ,2008), antara lain:
1. Posisi Tubuh dan Mata
Banyak orang yang sering membaca dalam gelap dan dengan posisi tubuh yang
tidak rileks. Dianjurkan jarak antara mata dan bacaan sekitar 30 cm karena pada
jarak ini mata dalam kondisi rileks. Lebih baik jika membaca di tempat yang
memiliki penerangan cukup.
H
H
14
2.
Membaca Sambil Tiduran
Posisi tidur membuat otot bola mata menarik bola mata kearah bawah dan
sebaliknya. Otot bola mata tak lagi dalam keadaan rileks. Jadi, posisi membaca
sambil tiduran akan mempercepat kerusakan mata.
3. Gaya Hidup Tak Sehat
Pola makan yang tidak sehat, kebiasaan membaca yang salah, konsumsi gula
yang berlebihan, kurang terkena sinar matahari, tempat kerja yang buruk, terlalu
banyak menonton televisi, dan memakai monitor komputer yang buruk dapat
menyebabkan gangguan kesehatan mata.
2.2.8.5. Mitos dan Fakta Seputar Kesehatan Mata Anak
Informasi tentang mata yang beredar di tengah masyarakat kota banyak diturunkan dari
generasi ke generasi. Berikut ini adalah pemilahan antara mitos dan fakta mengenai
kesehatan mata anak (jec-online.com,2009)
1. Wortel mencegah mata minus
Wortel terkenal tinggi vitamin A dan karoten yang memang penting untuk
mata.Tetapi jika terlalu banyak dikonsumsi, vitamin A dapat membebani kerja hati
yang memproduksi vitamin A. Sayuran lain juga mengandung manfaat untuk mata.
Jenis yang berdaun semisal bayam sangat kaya akan lutein, yaitu pigmen yang mampu
menyerap sinar biru UV, bagian dari gelombang cahaya matahari yang paling merusak
retina. Beberapa riset menunjukkan, asupan lutein yang cukup setiap hari terbukti
semakin memperkecil risiko retina mengalami degenerasi makula dan hilangnya
penglihatan di hari tua.Biasakan mengonsumsi berwarna-warni buah dan sayuran yang
disediakan oleh alam untuk memperoleh berbagai manfaat kandungan esensial.
Dr.Purnama Hendratanto, SpM juga menjelaskan bahwa seluruh vitamin yang
ada, khususnya pada buah-buahan dan sayuran hijau sangat baik untuk mata. Khususnya
pada sayuran hijau karena mengandung banyak kandungan anti-oksidan.
Banyak orang berpikir sumber vitamin A hanya pada wortel, mengapa? Wortel
merupakan sayur yang paling mudah ditemukan dan harganya murah, sehingga cocok
untuk dikonsumsi oleh kalangan menengah ke bawah. Dan anak-anak cenderung lebih
mudah mengkonsumsi wortel dibandingan sayuran lain seperti bayam. Padahal duaduanya memiliki kandungan gizi yang sama baiknya untuk kesehatan mata.
2. Membaca sambil tiduran berbahaya
Gaya membaca seperti ini membuat mata cepat lelah. Paling ideal bahan bacaan
diposisikan pada sudut 60 derajat ke arah bawah dan berjarak sekitar 30 cm dari wajah.
Jika ingin membaca sambil tiduran, pilih posisi rebah, usahakan tubuh setengah duduk
(bersandar pada bantal) dan kepala tegak.
3. Menonton TV Dekat-Dekat Merusak Mata
Jarak yang paling ideal dalam menonton TV adalah 4 kali dari diagonal layar
TV. Misalnya, jika diagonal layar TV 50 cm, maka jarak ideal untuk menonton adalah 2
15
meter. Kadang anak mendekat dengan televisi karena ingin menyentuh tokoh-tokoh
cerita, atau merasa dirinya bagian dari cerita dalam TV. Kebiasaan ini akan hilang
sejalan pertambahan usianya. Anak-anak bisa fokus dekat tanpa kelelahan mata, jauh
lebih baik daripada orang dewasa. Jadi saat menonton TV, anak-anak lebih baik tidak
terus-terusan mendekati TV, sekali-sekali harus melihat agak jauh atau melepaskan
pandangan ke objek yang jauh agar otot mata rileks, seperti pemandangan di luar
jendela, kebun atau ruangan lain.
2.2.8.6. Pernyataan yang Berhubungan Dengan Kesehatan Mata Anak
1. Kurang dari 10% populasi dilahirkan dengan penglihatan yang kabur, gangguan
kerja sama antara kedua mata, atau penyakit mata.
2. Namun pada usia remaja, 60% dari sisa 90% tersebut menderita rabun jauh,
rabun dekat, astigmatisme, juling dan penyakit pada bola mata. Data ini
menunjukkan bahwa kita hidup di tengah budaya yang tengah kehilangan visionfitness. (Kaplan, 2003)
3. Menurut World Health Organization, kira-kira sebanyak 124 juta orang di dunia
memiliki penglihatan mata yang rendah.
4. Sekitar 70-90% penduduk Asia menderita kelainan myopia dan merupakan
jumlah terbesar di seluruh dunia. Sedangkan di benua Afrika hanya 10-20%, dan
merupakan jumlah paling kecil di dunia.
5. Menurut childrensvision.com, sekitar 20% anak usia sekolah mengalami
kesulitan untuk membaca. Beberapa ada menderita keterbatasan membaca atau
dyslexia.
6. Menurut Helen Keller International, mereka yang tidak terdiagnosa atau tidak
dikoreksi masalah penglihatannya sulit untuk mencapai prestasi yang maksimal
serta sulit mengembangkan bakat jika tidak dikoreksi penglihatannya.
7. Penelitian tentang tingkat kesehatan mata yang dilakukan oleh tim Helen Keller
International dengan responden berasal dari sebuah sekolah dasar di Jakarta
50% dari jumlah 334 responden yang diteliti mengalami kelainan mata myopia
(rabun jauh)
8. Sekitar 25% dari jumlah anak yang diperiksa ternyata menderita rabun jauh dan
harus memakai kacamata untuk membantu penglihatan anak tersebut. Dan
diperkirakan jumlah tersebut akan terus bertambah. ( www.suaramerdeka.com,
www.waspada.co.id/ )
HU
UH
2.2.8.7. Kesehatan Mata Anak Dulu dan Sekarang
Seorang pemerhati anak Seto Mulyadi mengatakan bahwa anak-anak harus
melakukan kegiatan bermain. Hal ini juga dibenarkan oleh Dr.Purnama Hendratanto,
SpM, menurutnya pada usia <10 tahun, mata anak sedang beradaptasi dalam melihat
jauh. Dengan banyak bermain, maka mata anak akan cepat beradaptasi terhadap
penglihatan jauh pada anak. Dalam hal ini, peran orang tua sangat diperlukan dalam
mendukung anaknya bermain secara bertanggung jawab demi kesehatan buah hatinya
sendiri.
Dibandingkan di masa lalu, kesehatan mata anak sekarang sebenarnya sudah
lebih baik. Pengetahuan tentang kesehatan mata anak sebenarnya sudah lebih mudah
diserap oleh masyarakat, hal ini didukung pula dengan berkembangnya media
16
komunikasi cetak maupun elektronik yang dapat memuat pengetahuan tersebut dengan
efektif dan efisien.
Permasalahan yang muncul saat ini adalah walaupun pengetahuan sudah
berkembang dengan begitu pesatnya, respon masyarakat terhadap pentingnya kesehatan,
khususnya kesehatan mata pada anak sangatlah kurang. Mereka cenderung tidak mau
tahu lebih lanjut dan membiarkan pengetahuan itu lewat begitu saja.
Penelitian telah dilakukan oleh penulis di 2 sekolah dasar di Jakarta Utara lewat
media kuisioner yang dibagikan untuk diisi oleh anak-anak yang menggunakan
kacamata sebagai alat bantu penglihatan:
1. Terdapat 21,5% anak yang memakai kacamata dari jumlah total siswa di
Sekolah Dasar tersebut, dan 54,4% di antaranya memakai kacamata sejak
umur 8-10 tahun
2. Permasalahan mata yang diderita paling banyak adalah rabun jauh atau
myopi dengan kisaran minus 0.25-1.00 (21,1%), diikuti dengan kelainan
astigmatisme (17.7%)
3. 75,4% orang tua dari anak yang memakai kacamata juga menggunakan
kacamata sebagai alat bantu penglihatan
4. Posisi membaca yang disukai oleh anak-anak adalah membaca sambil tiduran
(45,7%)
5. Anak-anak senang menonton TV dalam jarak yang dekat (55%)
6. Acara TV yang paling banyak ditonton adalah kartun (44,1%)
7. Anak-anak senang bermain game komputer atau konsol, dengan waktu
bermain kurang lebih 1-3 jam/hari (66,1%)
Kuesioner juga dibagikan secara online kepada orang-orang yang berusia lebih
dari usia Sekolah Dasar sebanyak 100 responden sebagai perbandingan dengan
kesehatan mata anak-anak zaman sekarang:
1. 79% responden mengalami permasalahan pada matanya
2. Usia pertama kali responden memakai kacamata paling banyak adalah usia
13-18 tahun (41%)
3. Hanya 44% orang tua dari responden yang juga mengalami permasalahan
pada mata pada waktu mudanya.
4. Keluhan mata paling banyak adalah rabun jauh/myopia (79%) diikuti dengan
astigmatisme (42%)
2.3. Mandatoris
1. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI)
PERDAMI merupakan organisasi profesi yang anggotanya terdiri dari
dokter spesialis mata di Indonesia. Organisasi dengan nama lain Indonesian
Ophthalmologist Association (IOA) didirikan di Jakarta sejak 5 Juli 1964 dan
sampai sekarang telah memiliki 1200 anggota dokter mata dari seluruh
Indonesia.
Tujuan didirikannya PERDAMI adalah untuk meningkatkan kesehatan
mata masyarakat Indonesia, meningkatkan Ilmu Penyakit Mata (Oftalmologi)
dan kemampuan profesi dokter mata, serta meningkatkan kesejahteraan anggota
PERDAMI.
Anggota yang terhimpun dalam PERDAMI meliputi:
17
1.
2.
3.
4.
Dokter spesialis mata warga Indonesia
Dokter spesialis mata asing selama bekerja di Indonesia
Calon dokter spesialis mata yang sedang menjalani pendidikan
Dokter anggota IDI yang berjasa dan punya minat terhadap
oftalmologi
5. Bukan dokter spesialis mata, namun berjasa dalam oftalmologi,
pelayanan mata atau PERDAMI di Indonesia
Sedangkan kepengurusannya sendiri terdiri dari Pengurus Pusat,
Pengurus Cabang dan Komisariat, Kolegium Oftalmologi Indonesia (KOI),
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Dewan Kehormatan Etik Kedokteran
(DKEK).
Pengurus Pusat dan Cabang memiliki masa jabatan 3 tahun dan dapat
dipilih sebanyak 2 kali.
PERDAMI memegang peranan penting dalam penanggulangan masalah
kebutaan di Indonesia, penanggulangan katarak dan glaukoma, gangguan
refraksi, kelainan kornea dan retina. Beberapa kali mengadakan pengobatan mata
gratis dengan bekerja sama dengan beberapa LSM seperti Yayasan Dharmais,
Lions Club Indonesia, Helen Keller Indonesia, Yayasan Buddha Tzu Chi, dan
lain-lain.
PERDAMI secara berkala juga mengadakan pengumpulan data
prevalensi dan studi mengenai angka kejadian berbagai penyakit mata di
masyarakat. PERDAMI juga memiliki Jurnal Kesehatan Mata Nasional yaitu
Majalah Ophthalmologica Indonesiana.
2. Gramedia
Gramedia didirikan oleh P.K.Ojong dan Jakob Utama, dengan visi yang
sama yaitu berpartisipasi dalam pengembangan intelektual bagi orang-orang
Indonesia sehingga mereka dapat meningkatkan kemakmuran dan masa
depannya. Mereka percaya bahwa membaca merupakan kunci dalam
mengembangkan orang Indonesia dalam menciptakan mimpi mereka. Mereka
berhasil menerbitkan majalah pertama Intisari pada tahun 1963 dan harian
Kompas pada tahun 1965.
Kesuksesannya membuat Jakob Oetama mendirikan Gramedia Bookstore
pertama pada tahun 1970 di Gajah Mada dan sampai sekarang telah memiliki 69
cabang di seluruh Indonesia. Gramedia Pustaka Utama juga berdiri pada tahun
1974 dengan misi “ikut mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa serta
masyarakat melalui bacaan yang menghibur dan mendidik”
Visi
Menjadi agen perubahan dalam masyarakat yang pluralistik, menjadi pemimpin
dalam bidang retail dan distribusi media pengetahuan, informasi dan
infotainment, serta menyediakan produk yang inovatif dan berorientasi pasar.
Misi
Berpartisipasi dalam pengembangan intelektual negeri dengan menyebarluaskan
pengetahuan dan informasi melalui retail dan distribusi buku, alat tulis dan
produk multimedia, dengan pelayanan yang sangat baik, manajemen yang
proaktif dan bisnis yang tepat.
18
2.4. Target Komunikasi
Target yang dituju dalam kampanye ini adalah anak-anak sekolah dasar berusia 6-10
tahun, golongan A-B yang berdomisili di Jabodetabek. Target memiliki sifat yang aktif,
rasa ingin tahu yang besar dan suka dengan tantangan.
2.5. Analisis SWOT
Strength
1. Tema kampanye sosial yang ringan dan mudah diterima masyarakat, serta masih
berhubungan dengan gaya hidup sehari-hari.
2. Banyak anak-anak yang secara tidak sadar memiliki kebiasaan yang dapat
mengganggu fungsi penglihatan dan kinerja mata, sehingga diperlukan suatu
gerakan untuk mengubah atau meminimalisasi kebiasaan tersebut.
3. Masih banyak kegiatan yang menyenangkan anak yang dapat mengalihkan anak
dari kebiasaan tersebut, misalnya permainan outdoor atau indoor.
Weakness
1. Sulitnya menghimbau anak-anak untuk keluar dari kebiasaan buruk yang dapat
mengganggu fungsi penglihatan, karena kebiasaan-kebiasaan itulah yang
disenangi anak-anak, seperti nonton TV, membaca sambil tiduran, bermain
komputer dan game, dan lain-lain.
2. Orang tua yang terkadang membiarkan kebiasaan buruk anak dan tidak
menyadari pentingnya peran mata bagi kehidupan sekolah anaknya.
Opportunity
1. Masih sedikitnya kampanye sosial yang bertemakan kesehatan mata di
Indonesia, khususnya untuk anak-anak.
2. Adanya kesempatan untuk mengajak pihak-pihak lain yang mendukung
kampanye kesehatan mata untuk anak-anak. (seperti rumah sakit dan klinik mata,
lembaga pendidikan, dan lain-lain)
Thread
1. Kemajuan teknologi yang tidak ramah lingkungan, juga tidak ramah pada
penglihatan.
2. Kemajuan teknologi tersebut semakin memanjakan anak untuk tidak keluar dari
zona nyaman kebiasaan buruk bagi mata
Download