10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tekanan Darah Tekanan darah

advertisement
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh
darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Tekanan sistemik atau
arteri darah, tekanan darah dalam sistem arteri tubuh, adalah indikator
yang baik tentang kesehatan kardiovaskuler. Aliran darah mengalir pada
sistem sirkulasi karena perubahan tekanan. Darah mengalir pada daerah
yang bertekanan tinggi ke daerah yang tekananya rendah (Potter & Perry,
2005).
Tekanan darah adalah kekuatan darah mengalir di dinding
pembuluh darah yang keluar dari jantung (pembuluh arteri) dan yang
kembali ke jantung (pembuluh balik) (Sustrani, 2004).
Secara umum ada 2 komponen tekanan darah yaitu tekanan sistolik
(angka atas) yaitu tekanan yang timbul akibat pengerutan bilik jantung
sehingga akan memompa darah dengan tekanan terbesar dan tekanan
distolik (angka bawah) yang merupakan kekuatan penahan pada dinding
pembuluh darah saat jantung mengembang antar denyut, terjadi pada saat
jantung dalam keadaan mengembang (saat beristirahat) sehingga tekanan
darah akan berkurang. Tekanan darah normal (normatensif) sangat
dibutuhkan untuk mengalirkan darah keseluruh tubuh yaitu untuk
mengangkut oksigen dan zat-zat besi. Darah mengalir melalui pembuluh
10
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
11
darah dan memiliki kekuatan untuk menekan dinding pembuluh darah
tersebut, inilah yang disebut sebagai tekanan darah. Tekanan darah
terendah ada di pembuluh darah vena, sedangkan tekanan darah tertinggi
ada dalam arteri terbesar. Detak jantung yang kita rasakan, berkisar 60-70
X/menit dalam keadaan istirahat, menunjukan bahwa jantung sedang
memompa darah kita melewati pembuluh darah. Dinding pembuluh darah
bersifat elastis dan memiliki ketahanan kuat sehingga muncul tekanan
setiap kali jantung berdenyut (Martuti, 2009).
WHO dan International Society of Hypertension Working Group
(ISHWG) telah mengelompokkan hipertensi dalam klasifikasi optimal,
normal, normal-tinggi, hipertensi ringan, hipertensi sedang, dan hipertensi
berat (Wahdah, 2011).
Tabel 2.1 : Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO (2003)
Kategori
Optimal
Normal
Normal-Tinggi
Tingkat 1 (Hipertensi Ringan)
Sub-group: perbatasan
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang)
Tingkat 3 (Hipertensi Berat)
Tekanan Darah
Sistole (mmHg)
< 120
< 130
130-139
140-159
140-149
160-179
≥ 180
Tekanan Darah
Diatole (mmHg)
< 80
< 85
85-89
90-99
90-94
100-109
≥ 110
B. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah faktor utama penyebab kematian karena stroke
dan faktor yang memperberat infark miokard. Kondisi tersebut
merupakan gangguan yang paling umum pada tekanan darah.
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
12
Hipertensi merupakan gangguan asimptomatik yang sering terjadi
ditandai dengan peningkatan tekanan darah secara presisten. Diagnosa
hipertensi pada orang dewasa dibuat saat bacaan diastolik rata-rata
dua atau lebih, paling sedikit dua kunjungan berikut 90 mmHg atau
lebih bila tekanan darah multiple sistolik pada dua atau lebih
kunjungan secara konsisten lebih dari 140 mmHg (Maureen, 2007)
Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang
memberi gejala yang akan berlanjut ke suatu organ target seperti
stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah
jantung) dan hipertrofi ventrikel kanan. Dengan target organ di otak
yang berupa stroke, hipertensi menjadi penyebab utama stroke yang
membawa kematian yang tinggi (Bustan, 2007).
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen
dan nutrisi yang dibawa oleh darah sehingga terhambat sampai ke
jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut
sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk penyakit yang
mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu
sebagai peringatan bagi korbannya (Sustrani, 2004).
2. Epidemiologi
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang
memberikan gejala berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke
untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
13
dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama
dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di
beberapa negara yang ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80% kenaikan
kasus hipertensi terutama dinegara berkembang tahun 2025 dari
sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1.115
milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka
penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini
(Armilawaty, 2007).
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
Corwin (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis
timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa : Nyeri
kepala, disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah
intrakranial. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat
hipertensi. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerolus. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan
tekanan kapiler.
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada
retina, seperti perdarahan, eskudat (kumpulan cairan) penyempitan
pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil (edema pada discus
optikus).
Individu
menampakan
yang
gejala
menderita
sampai
hipertensi
bertahun-tahun.
kadang
Gejala
bila
tidak
ada
menunjukan kerusakan vaskuler, dengan manisfestasi yang khas sesuai
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
14
sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan.
Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanisfestasi sebagai nokturia
(peningkatan urinasi pada malam hari). Keterlibatan pembuluh darah
otak dapat menyebabkan stroke atau serangan iskemik transient yang
bermanisfestasi sebagai paralysis sementara pada satu sisi (hemiplegia)
atau gangguan tajam penglihatan (Smeltzer, Bore, 2002).
4. Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya dikenal dua jenis hipertensi, yaitu :
Hipertensi primer (esensial), hipertensi ini tidak diketahui secara
jelas penyebabnya. Suatu kondisi dimana terjadinya tekanan tinggi
sebagai akibat dari gaya hidup
seseorang dan faktor lingkungan.
Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan
kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal
untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula seseorang
yang berada ada dalam lingkungan atau kondisi stresor tinggi sangat
mungkin terkena penyakit darah tinggi termasuk orang-orang yang
kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi. (Smeltzer,
Bore, 2002)
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang telah diketahui
penyebabnya. Hanya 5 sampai 10% saja dikatakan hipertensi sekunder.
Hipertensi sekunder merupakan akibat dari suatu penyakit, kondisi dan
kebiasaan seseorang, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal,
gangguan kelenjar tiroid (Hipertiroid) (Agoes, 2010;Setyono, 2001)
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
15
5. Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaringan saraf simpatis, yang berlanjut ke
bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis
ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf
pasca
ganglion
ke
pembuluh
darah,
dimana
dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi
respon
pembuluh
darah
terhadap
rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Disaat yang bersamaan sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang,
Medulla
mengakibatkan
adrenal
tambahan
mensekresi
aktifitas
epinefrin,
yang
vasokonstriksi.
menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriktor yang menyebabkan penurunan aliran ke ginjal,
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
16
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukn
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriksi kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosterone oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan
darah tinggi.
Hipertensi pada kasus lansia yang disebabkan karena adanya
perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer
yang bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang pada
gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa
oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah
jantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner & Suddarth, 2002).
6. Faktor-faktor Resiko Hipertensi
Banyak faktor yang berperan terjadinya hipertensi meliputi
faktor yang tidak dapat diubah seperti :
a. Keturunan
Genetik atau keturunan adalah jika salah satu anggota
keluarga pernah memiliki riwayat terkena hipertensi maka anaknya
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
17
pun dapat terkena hipertensi hal ini yang menjadikan hipertensi
sebagai penyakit menurun atau genetik (Sheps, 2005)
b. Usia
Bagi kebanyakan orang, tekanan darah meningkat seiring
dengan bertambahnya usia. Bagi kaum pria, resiko ini lebih cepat
terjadi, yaitu saat usia 40-50 tahun. Karena adanya hormon
penyebab menstruasi, risiko hipertensi pada wanita dapat ditekan
dan baru muncul 7-10 tahun setelah monopause (Julianti, 2005).
c. Ras
Berdasarkan penelitian, rata-rata orang dari ras Afrika
Amerika (Black American) memiliki level tekanan darah yang
cukup tinggi di bandingkan dengan ras kulit putih (Caucasian).
Mereka juga cenderung sensitif terhadap natrium. Umumnya,
hipertensi menyerang mereka di usia muda. Oleh karena itu,
mereka berisiko tinggi terhadap penyakit ginjal, stroke, dan jantung
(Julianti, 2005).
d. Jenis Kelamin
Wanita lebih banyak mengalami hipertensi daripada lakilaki. Pada wanita hipertensi lebih banyak disebabkan karena kurang
gerak, cenderung banyak diam dirumah. Sampai usia 60 tahun
wanita lebih tinggi terkena hipertensi dibandingkan laki-laki (
Slamet Suyono, 2001).
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
18
Faktor risiko yang bisa di kendalikan dan di ubah (biasanya
berupa gaya hidup) :
a. Kegemukan / Obesitas
Obesitas atau kegemukan merupakan ciri dari populasi
penderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah
penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita
hipertensi yang tidak obesitas. Pada obesitas tahanan perifer
pembuluh darah berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf
simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah
(Martuti, 2009).
b. Gaya Hidup
Faktor kebiasaan, seperti merokok, makan makanan tinggi
lemak, tidak senang makan buah dan sayur, peminum alkohol, dan
tidak suka berolahraga merupakan pemicu terjadinya hipertensi
(Permadi, 2008).
c. Kalium Rendah
Kalium membantu tubuh menjaga keseimbangan jumlah
natrium di dalam cairan sel. Apabila tubuh kekurangan kalium,
natrium yang berlebih di dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan
sehingga resiko hipertensi meningkat (Sutomo, 2009).
d. Stress
Seseorang yang berada dilingkungan dengan kondisi
stressor tinggi akan mudah terkena hipertensi. Stress akan berakibat
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
19
pada penurunan permukaan filtrasi, aktivitas saraf simpatis yang
berlebih serta produksi berlebih renin angiotensin. Aktivitas saraf
simpatis yang berlebih mengakibatkan peningkatan kontraktilitas
sehingga dapat meningkatkan tekanan darah (Martuti, 2009).
e. Kurang Olahraga
Olahraga isotonik, seperti bersepeda, joging, dan aerobik
yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat
menurunkan tekanan darah. Orang yang kurang aktif berolahraga
pada umumnya cenderung mengalami kegemukan. Olahraga juga
dapat mengurangi atau mencegah obesitas serta mengurangi asupan
garam ke dalam tubuh. Garam akan keluar dari dalam tubuh
bersama keringat (Setiawan et al, 2008).
7. Kompikasi Hipertensi
Komplikasi dari hipertensi dapat dipengaruhi semua organ,
terutama jantung. Pada jantung bisa terjadi gagal jantung, angina
pectoris, infrk jantung, kematian mendadak. Prognosis tergantung pada
ketaatan penderita dalam berobat dan beberapa hal, penyebab
hipertensi yaitu hipertensi sekunder yang ditemukan sejak awal dan
kelainanya dapat dikoreksi biasanya prognosisnya lebih baik, usia
yaitu hipertensi yang diderita sejak muda prognosisnya kurang baik
dibanding saat tua, jenis kelamin yaitu wanita pada umumnya lebih
dapat mentolerir kenaikan tekanan darah dari pada pria, makin tinggi
tekanan darah prognosisnya lebih buruk (Wahdah, 2011).
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
20
Gagal jantung terjadi karena tekanan yang tinggi memaksa otot
jantung bekerja lebih berat untuk memompa darah. Kondisi itu
berakibat otot jantung akan menebal dan meregang sehingga daya
pompa otot menurun. Pada akhirnya, dapat terjadi kegagalan kerja
jantung secara umum. Tanda- tanda adanya komplikasi yaitu sesak
nafas, dan terjadi pembengkakan pada tungkai bawah serta kaki
(Setiawan et al, 2008).
Gangguan dari sistem saraf terjadi pada sistem retina (mata
bagian dalam) dan sistem saraf pusat (otak). Didalam retina terdapat
pembuluh- pembuluh darah tipis yang akan menjadi lebar saat terjadi
hipertensi, dan memungkinkan terjadinya pecah pembuluh darah yang
akan menyebabkan gangguan pada organ penglihatan. Hipertensi yang
berkepanjangan juga akan menyebabkan kerusakan dari pembuluh
darah pada organ ginjal, sehingga fungsi ginjal sebagai pembuang zatzat racun bagi tubuh tidak berfungsi dengan baik. Akibat dari gagalnya
sistem ginjal akan terjadi penumpukan zat yang berbahaya bagi tubuh
yang dapat merusak organ tubuh lain terutama otak (Astawan, 2002).
8. Pengobatan Hipertensi menurut Martuti (2009)
Pengobatan tekanan darah tinggi dapat dibagi menjadi dua yaitu
pengobatan non obat (non farmakologis) dan pengobatan dengan obat
(farmakologis). Pengobatan non farmakologis yaitu ada diet sehat /
diet hipertensi yang meliputi Diet rendah garam , Diet kegemukan ,
Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas, Diet tinggi serat. Dan ada
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
21
juga yang menggunakan gaya hidup sehat seperti Olah raga secara
teratur, Menghindari rokok dan minum alkohol, Hidup santai dan tidak
emosional.
9. Tujuan diet hipertensi menurut Sustrani (2004) adalah :
a. Mengurangi asupan garam
Mengurangi garam sering juga diimbangi dengan asupan
lebih banyak kalsium, magnesium, dan kalium. Puasa garam untuk
kasus tertentu dapat menurunkan tekanan darah secara nyata.
umumnya kita mengkonsumsi lebih banyak garam daripada yang
dibutuhkan tubuh. Idealnya, kita cukup menggunakan sekitar satu
sendok teh saja atau sekitar 5 gram garam per hari.
b. Memperbanyak serat
Mengkonsumsi lebih banyak sayur dan buah atau makanan
rumahan yang mengandung banyak serat akan memperlancar
buang air besar dan menahan sebagian asupan natrium.
c. Menghentikan kebiasaan buruk
Menghentikan rokok, kopi, dan alkohol dapat mengurangi
beban jantung, sehingga jantung dapat bekerja dengan baik. Rokok
dapat meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah dengan
mengendapkan kolesterol pada pembuluh darah jantung bekerja
lebih keras. Sedangkan alkohol dapat memacu tekanan darah.
Karena itu 90 mililiter per minggu adalah batas tertinggi yang
boleh dikonsumsi. Ukuran tersebut sama dengan 6 kaleng Bir @
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
22
360 mililiter atau 6 gelas anggur @120 mililiter. Selain itu kopi
dapat memacu detak jantung. Menghentikan atau mengurangi kopi
berarti menyayangi jantung agar tidak terbebani lebih berat.
d. Perbanyak asupan kalium
Penelitian menunjukan bahwa dengan mengkonsumsi 3500
mg kalium dapat membantu mengatasi kelebihan natrium, sehingga
dengan volume darah yang ideal dapat dicapai kembali tekanan
yang normal. Kalium bekerja mengusir natrium dari senyawanya,
sehingga lebih mudah dikeluarkan. Sumber kalium mudah
didapatkan dari asupan makanan sehari hari seperti pisang, sari
jeruk, jagung, kobis dan brokoli.
C. Pisang Sebagai Terapi
1. Pengertian
Buah Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang dapat
dikonsumsi oleh manusia sebagai makanan dan dapat dijadikan
sebagai obat. Di kalangan masyarakat Asia Tenggara (Termasuk
Indonesia) tanaman pisang telah lama dimanfaatkan, terutama
bunganya dapat dijadikan sebagai sayur. Morfologi tanaman buah
pisang di dukung oleh komponen utamanya yaitu : akar, daun, batang,
bunga, dan buah sehingga pertumbuhannya bisa optimal (Mudjajanto,
2002).
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
23
Pisang kepok terdiri dari dua jenis yakni kepok kuning dan
putih. Daging kepok kuning berwarna sedikit kuning atau sedikit
orange, tekturnya lebih kenyal dan lembut, manis dan tidak lembek.
Kepok kuning paling digemari sehingga harganya lebih mahal
dibandingkan kepok putih. Kepok putih lebih lembek, ada rasa asam
dan kurang manis. Jenis pisang kepok paling umum digunakan untuk
membuat pisang crispi yang digoreng (Yuyun, 2011).
Swadaya (2010) menambahkan bahwa pisang kepok atau
pisang kepok kuning termasuk pisang berkulit tebal dengan warna
kuning menarik kalau sudah matang. Per tandan terdiri dari 10-16 sisir
dengan berat 14-22 kg. Setia sisir ada 20 buah. Daging buahnya
kuning. Umumnya buah dimakan direbus atau digoreng.
Berdasarkan taksonominya, tanaman pisang di klasifikasikan
sebagai berikut :
Divisi
Spermatophyta
Sub Divisi
Angiospermae
Kelas
Monocotyledonae
Keluarga
Musaceae
Genus
Musa
Spesies
Musa spp.
Nama binomial
Musa paradisiaca L
2. Macam macam pisang
Pisang ditanam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan
buahnya. Pisang buah dapat dibedakan atas empat golongan.
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
24
Golongan pertama adalah yang dapat dimakan langsung setelah
matang (disebut juga pisang meja), contohnya adalah : pisang
kepok, susu, hijau, mas, raja, ambon, barangan. Golongan kedua
adalah yang dapat dimakan setelah diolah terlebih dahulu,
contohnya pisang tanduk, oli, kapas dan pisang bangkahulu.
Golongan ketiga adalah pisang yang dapat dimakan langsung
setelah masak maupun setelah diolah terlebih dahulu, contohnya
pisang kepok dan pisang raja. Golongan keempat adalah pisang
yang dapat dimakan sewaktu masih mentah, misalnya pisang batu
(Astawan, 2002)
3. Manfaat dan kandungan
Buah pisang rasanya manis, sifatnya dingin, dan astringen.
Pisang bermanfaat untuk melumas usus, penawar racun, penurun
panas (antipiretik), antiradang, peluruh kencing (diuretik), tekanan
darah tinggi (Hipertensi). Pisang mengandung flavonoid, gula
(glukosa, fruktosa, sukrosa), tepung, protein, lemak, minyak
meguap, kaya akan vitamin (B6, C, A, dan E), mineral (kalium,
kalsium, fosfor, zat besi), serotonin, 5 - hidroksi triptamin,
dopamin, noradrenalin, melatonin, dan serat pektin. Kandungan
kalium pada buah pisang cukup tinggi, dan kadarnya bervariasi
tergantung jenis pisangnya. Sebuah pisang besar mengandung
sekitar 487mg kalium atau menyediakan 14% kebutuhan sehari
(Dalimartha & Adrian, 2013)
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
25
Kandungan kalium yang tinggi pada beberapa jenis pisang
bermanfaat untuk mengendalikan kerja otot dan tulang sehingga
mencegah terjadinya kram, terkilir (sprain), dan cedera. Selain itu,
kalium juga berfungsi untuk mengatur detak jantung dengan baik
serta mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Dengan
perbandingan
kalium
dan
natrium
yang
tepat
maka
mengkonsumsi pisang dapat membantu menurunkan tekanan
darah dan mencegah terjadinya stroke (Ramayulis, R. 2013)
Pisang kepok di Filipina dikenal dengan nama pisang
saba, sedangkan di Malaysia dikenal dengan nama pisang nipah.
Buahnya enak untuk dimakan langsung atau setelah diolah
terlebih dahulu. Bentuk buahnya agak pipih sehingga kadang
disebut dengan nama pisang gepeng. Pisang kepok banyak
jenisnya, tetapi yang terkenal antara lain pisang kepok putih dah
kepok kuning. Seperti namanya, pisang kepok putih memiliki
daging berwarna putih, sementara pisang kepok kuning daging
buahnya berwarna. Pisang kepok kuning memiliki rasa yang lebih
enak dibandingkan pisang kepok putih sehingga pisang kepok
kuning cenderung lebih disukai (Satuhu& Supriyadi, 2008)
Pisang kepok termasuk pisang tebal dengan warna kuning
yang menarik jika sudah matang. Satu tandan terdiri dari 10-16
sisir dengan berat 14-22 kg. Setiap sisir terdapat ± 20 buah
(Satuhu dan Supriyadi, 2008). Kandungan nutrisi setiap 100 gram
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
26
daging buah pisang kepok mengandung energi zat gizi sebagai
berikut : Energi 109 kkal, protein 0.8 gr, karbohidrat 26,9 gr,
Serat 5.7 gr, kalsium 10 mg, fosfor 30 mg, kalium 300 mg,
natrium 10 mg, zat besi 0.5 mg. Zink 0.2 mg, vitamin B1 0.1 mg ,
vitamin B30.1 mg, vitamin C 9 mg, Air 71,9 gram. (Ramayulis, R.
2013). Hasil analysis kandungan kalium buah pisang kepok rebus
setia 100 gram yaitu sebanyak 400 mg (Lab Terpadu UMP,
2015).
Jenis
pisang
Natrium
(mg/100 g)
Kalium
(mg/100 g)
Tembaga
(mg/100 g)
Seng
(mg/100 g)
Kayu
1
493
0,08
0,3
Gapi
6
392
0,13
0,25
Groho
3
359
0,13
0,25
Kepok
10
300
0,1
0,2
Ketip
4
726
0,15
0,5
Mas
43
616
0,12
0,4
Sumber: Astawan (2008)
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
27
D. Kerangka Teori Penelitian
Faktor-faktor yang
mempengaruhi hipertensi :
Tidak dapat diubah:
1. Usia
2. J.kelamin
3. Ras
4. Keturunan
Dapat diubah :
1. Obesitas
2. Gaya hidup
3. Stress
4. Kurang olahraga
5. Kalium rendah
Hipertensi
Primer
Pengobatan non
farmakologi
Terapi buah pisang kepok
Sekunder
Pengobatan
farmakologi
Perubahan
tekanan darah
Komposisi :
1.
2.
3.
4.
5.
Air
Serat
Karbohidrat
Kalsium
Fosfor
6. Kalium
7. Magnesium
8. Natrium
9. Vitamin B,C
10. Lemak
11. Zat besi
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
28
Gambar 2.1. Kerangka Teori Penelitian
Sumber : (Martuti, 2009), (Dalimartha & Adrian, 2013), (Satuhu
dan Supriyadi, 2008), (Ramayulis, 2013).
E. Kerangka Konsep Penelitian
Perlakuan
Variabel independen
Variabel dependen
Pemberian buah
pisang kepok
Perubahan tekanan darah
( sistolik & diastolik)
Gambar 2.2. kerangka konsep
Pengaruh buah pisang kepok terhadap perubahan tekanan darah pada
klien hipertensi primer.
F. Hipotesis penelitian
Berdasarkan uraian teori tersebut di atas dapat diambil hipotesis
yaitu “Ada pengaruh konsumsi buah pisang kepok (Musa Paradisiaca L)
terhadap perubahan tekanan darah pada klien hipertensi primer di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Bojongsari”.
Pengaruh Konsumsi Buah..., Rizki Fatimah, S1 Keperawatan UMP, 2015
Download