PENGUMPULAN DATA DAN PENYUSUNAN PROFIL DESA Enike Dwi Kusumawati 1 PROGRAM KERJA POKOK : Wajib (Profil Desa) PENUNJANG : Tidak Wajib 2 SUMBER DATA UNTUK TUJUAN ANALISIS KEPENDUDUKAN Enike Dwi Kusumawati Macam sumber data kependudukan: Sensus Penduduk Survei Penduduk Antar Sensus Registrasi Penduduk Ketiga metode pengumpulan data tersebut mengacu pada metode yang berlaku internasional 4 Perlu dingingat: 5 Siapa yang mengumpulkan datanya dan bagaimana caranya Kapan waktu pengumpulan datanya Apa kelebihan dan kekurangan setiap sumber data tersebut Apa permasalahan setiap sumber data tersebut SENSUS PENDUDUK Menurut PBB, data minimal yang harus dikumpulkan pada tiap sensus penduduk adalah: e. Geografi dan migrasi penduduk Rumah tangga Karakteristik sosial demografi Kelahiran dan kematian Karakteristik pendidikan f. Karakteristik ekonomi a. b. c. d. 6 Data yang dikumpulkan (sesuai kebutuhan setiap negara), al: 1. Karakteristik sosial demografi: - Jenis kelamin - Umur - Tempat lahir - Agama - Status perkawinan - Tingkat pendidikan - Pekerjaan - Suku atau kebangsaan (kewarganegaraan) - Bahasa, dll 7 2. Kelahiran dan Kematian: - Anak lahir hidup - Anak masih hidup - Bayi lahir (sampai 12 bulan sebelum hari sensus) - Bayi mati (sampai 12 bulan sebelum hari sensus), dll 3. Rumah tangga: - Jumlah anggota keluarga - Hubungan dengan KK 8 SURVEI PENDUDUK Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya sama atau hampir sama dengan data sensus. Hanya berbeda pada jumlah orang yang diwawancarai. 9 REGISTRASI PENDUDUK Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya adalah: 1. Karakteristik sosial dan demografi: - Nama (bukan variabel demografi, tetapi hanya untuk kroscek jenis kelamin) - Tempat tinggal (alamat) - Jenis kelamin - Tempat lahir - Tanggal lahir (untuk kroscek umur) 10 - Agama - Status perkawinan - Tingkat pendidikan terakhir (yang ditamatkan) - Pekerjaan - Suku atau kebangsaan (kewarga-negaraan) - Kemampuan baca tulis dan bahasa yang dikuasai 11 2. Rumah tangga - Jumlah anggota keluarga - Hubungan dengan KK 3. Migrasi - Tempat lahir - Tempat asal - Tempat tujuan 12 Bentuk registrasi penduduk yang biasa dilakukan: 1. Kartu Keluarga 2. Kartu tanda penduduk (tetap dan musiman) 3. Akta kelahiran, surat kenal lahir 4. Akta kematian 5. Akta nikah, buku nikah 6. Akta cerai, surat cerai 7. Surat pindah, Paspor 13 Kesalahan yang sering terjadi pada sensus (juga untuk survai dan registrasi): Kesalahan cakupan (error of coverage) 1. Contoh: - orang tidak tercacah (mobilitas tinggi, daerah sulit dijangkau) - orang dicacah dua kali 14 2. Kesalahan isi pelaporan (error of content) Contoh : - Umur (mengaku berumur lebih muda dari usia sebenarnya, menyukai umur kelipatan lima (5) - kelahiran bayi (bayi baru lahir belum diberi nama, bayi lahir dan hidup beberapa jam/hari dikatakan sebagai bayi lahir mati) 15 - kematian bayi (sulit membedakan: kematian bayi atau kematian balita umur >1 tahun, kematian bayi atau lahir mati) - jenis kelamin - pekerjaan (mudah sekali berubah, sensus menanyakan pekerjaan 1 minggu terakhir) 16 3. Kesalahan ketepatan pelaporan (estimation error) Contoh : - Balita tapi tercatat sudah sekolah - Laki-laki tapi tercatat pernah melahirkan - Selisih umur anak dan orang tua kurang dari 10 tahun, dll 17 Bagaimana cara melakukan perbaikan data kependudukan yang salah? Perbaikan untuk data: Umur : dengan membuat piramida penduduk dengan pengelompokan umur 1 (satu) tahunan. Jenis kelamin : dengan menghitung sex ratio dan membandingkan dengan sex ratio tahun sebelumnya. 18 1. Sekumpulan angka untuk menerangkan sesuatu, baik angka yang belum tersusun maupun angka–angka yang sudah tersusun dalam suatu daftar atau grafik. 3. Sekumpulan angka yang menjelaskan sifat-sifat data atau hasil pengamatan 2. Sekumpulan cara dan aturan tentang pengumpulan, pengolahan, analisis, serta penafsiran data yang terdiri dari angka-angka. Menurut J. Supranto : 1. Dalam arti sempit Statistik adalah data ringkasan yang berbentuk angka (kwantitatif). 2. Dalam arti luas Statistik adalah ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, penyajian, dan analisis data, serta cara pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan hasil penelitian yang menyeluruh. PENGERTIAN STATISTIK Asal kata “Statistic”: Statia = catatan administrasi pemerintahan di US Stochos = “anak panah” (bahasa Yunani), sesuatu yang mengandung ketidakpastian Pengertian: Statistik = Data Statistik = Ukuran Sampel (dugaan dari parameter) Statistik = Ilmu yang mempelajari cara pengumpulan data, pengolahan data, analisis data serta penyajian data sehingga menjadi suatu informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan Statistik adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk data, yaitu tentang pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, penafsiran, dan penarikan kesimpulan dari data yang berbentuk angka-angka. 1. Data 2. Perlakuan data Seperti pengumpulan dan pengolahan 3. Kesimpulan 4. Angka-angka 1. Berdasarkan cara pengolahan datanya a. Statistik Deskriptif b. Statistik Inferensi atau Statistik Induktif Bagian dari Statistik yang mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Fungsi : untuk menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan Ruang lingkup bahasan : 1. Distribusi Frekuensi a. Grafik distribusi b. Ukuran nilai pusat c. Ukuran Dispersi d. Kemencengan dan keruncingan kurva 2. Angka Indeks 3. Deret waktu atau data berkala 4. Korelasi dan regresi sederhana STATISTIK INFERENSI atau STATISTIK INDUKTIF Bagian dari Statistik yang mempelajari mengenai penafsiran dan penarikan kesimpulan yang berlaku secara umum dari data yang tersedia. Fungsi : meramalkan dan mengontrol keadaan atau kejadian Ruang lingkup bahasan : Probabilitas atau teori kesimpulan Distribusi teoritis Sampling dan distribusi sampling Pendugaan populasi atau teori populasi Uji hipotesis Analisis korelasi dan uji signifikan Analisis regresi untuk peramalan Statistik berdasarkan ruang lingkup penggunaannya Statistik Statistik Statistik Statistik Statistik Statistik Sosial Pendidikan Ekonomi Perusahaan Pertanian Kesehatan Statistik berdasarkan bentuk parameternya Statistik Parametrik Bagian statistik yang parameter dan populasinya mengikuti suatu distribusi tertentu, seperti distribusi normal, dan memiliki varian yang homogen. Statistik non parametrik Bagian statistik yang parameter dan populasinya tidak mengikuti suatu distribusi tertentu atau memiliki distribusi yang bebas dari persyaratan, dan variannya tidak perlu homogen. C. PERANAN STATISTIK Dalam kehidupan sehari-hari contoh : angka-angka kenakalan remaja, tingkat biaya hidup, tingkat kecelakaan lalu lintas. Dalam penelitian ilmiah Dalam ilmu pengetahuan PERLUNYA STATISTIK Menjelaskan hubungan antara variabel-variabel Membuat rencana dan ramalan Mengatasi berbagai perubahan Membuat keputusan yang lebuh baik FUNGSI STATISTIK Bank Data Alat quality kontrol Alat analisis Pemecahan masalah dan pembuat keputusan D. METODOLOGI STATISTIK Pemecahan masalah secara statistik yang terdiri atas beberapa tahap. 1. Identifikasi masalah 2. Pengumpulan data 3. Klasifikasi data 4. Penyajian data 5. Analisis data 1. Identifikasi Masalah Merupakan tahap awal atau tahap perencanaan. Pada tahap ini, masalah atau persoalan yang ada dipahami atau didefinisikan secara jelas dan tepat. Misal : Sifat permasalahan, luas permasalahan, dampak situasi,dll 2. Pengumpulan data Data Intern : Data Ekstern : Data yang bersangkutan langsung dengan permasalahan. Data yang hanya mendukung permasalahan. Data Intern dan Ekstern dikumpulkan melalui : Data-data yang tersedia Data-data diperoleh dan dikumpulkan melalui sumbersumber yang telah ada. Data –data asli : Data-data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung oleh peneliti. Syarat Data yang baik : 1. 2. 3. 4. 5. Data harus obyektif, sesuai dengan keadaan sebenarnya (as it is). Data harus bisa mewakili (representative). Kesalahan baku (standard error) harus kecil. Suatu perkiraan (estimate) dikatakan baik (memiliki tingkat ketelitian tinggi) jika kesalahan bakunya kecil. Syarat (2) & (3) sering disebut sebagai syarat data yang dapat diandalkan (reliable). Harus tepat waktu (up to date). Harus relevan, yaitu data yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan masalah yang akan dipecahkan. 3. Klasifikasi Data Pada tahap klasifikasi data, data yang sudah ada dikelompokan sesuai dengan tujuan penelitian dan diidentifikasi berdasarkan kemiripan atau kesamaan sifat, kemudian disusun dalam kelompok-kelompok. Salah satu metode pengklasifikasian data yang sering digunakan adalah metode coding 4. Penyajian Data Data yang sudah diklasifikasikan, disajikan atau ditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik. 5. Analisis Data Diinterpretasikan hasil dari tahap sebelumnya dan merupakan tahap akhir sebelum penarikan kesimpulan E. KONSEP-KONSEP DASAR 1. Populasi 2. Sampel 3. Data dan Variabel 1. Populasi Keseluruhan nilai yang mungkin, hasil pengukuran atau perhitungan, kualitatif maupun kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. 2. Sampel Bagian dari sebuah populasi yang dianggap dapat mewakili populasi tersebut. 3. Data dan Variabel Data adalah sekumpulan datum yang berisi fakta-fakta serta gambaran suatu fenomena yang dikumpulkan, dirangkum, dianalisis dan selanjutnya diinterpretasikan. Variabel adalah karakteristik data yang menjadi perhatian. Contoh : Jenis kelamin, berat badan, kualitas material Variabel Diskrit Variabel yang selalu memiliki nilai bulat dalam bilangan asli, tidak berbentuk pecahan atau variabel yang tidak mengambil seluruh nilai dalam sebuah interval ( selang ) Data yang dinyatakan dalam bentuk variabel diskrit disebut data diskrit Variabel Kontinu Variabel yang memiliki nilai sembarang, baik berupa nilai bulat maupun pecahan, di antara dua nilai tertentu Atau variabel yang Mengambil seluruh nilai dalam suatu interval. DATA MENURUT SKALA PENGUKURAN a. Nominal, sifatnya hanya untuk membedakan antar kelompok. Ini data yang paling rendah dalam level pengukuran data. Jika suatu pengukuran data hanya menghasilkan satu dan hanya satu-satunya katagori, maka data tersebut adalah data nominal, contoh : Pagawai negeri, pegawai swasta. Ciri variabel nominal yaitu posisi data setara, dalam contoh diatas, pegawai negeri tidak lebih tinggi dari pegawai swasta, dan sebaliknya dan tidak bisa dilakukan operasi matematika, contoh diatas, tidak mungkin Wirawasta – Pegawai swasta = Pegawai negeri. DATA MENURUT SKALA PENGUKURAN b. Ordinal, selain memiliki sifat nominal, juga menunjukkan peringkat. Data ini lebih tinggi levelnya daripada data nominal. Pada data ordinal, adalah data dengan urutan lebih tinggi dan urutan lebih rendah, contoh : panjang, kurang panjang, pendek Ciri data ordinal yaitu posisi data tidak setara. DATA MENURUT SKALA PENGUKURAN c. Interval, selain memiliki sifat data ordinal, juga memiliki sifat interval antar observasi dinyatakan dalam unit pengukuran yang tetap. Data interval menempat level pengukuran data yang lebih tinggi dari data ordinal, karena selain urutannya bisa bertingkat, urutan tersebut bisa juga dikuantitatifkan. Data berskala interval yang diperoleh dengan cara pengukuran, dimana jarak dua titik pada skala sudah diketahui. Hal ini berbeda dengan skala ordinal, dimana jarak antara dua titik tidak diperhatikan (seperti berapa jarak antara puas dengan tidak puas, yang sebenarnya menyangkut perasaan seseorang saja), contoh : nilai ujian, temperatur suatu ruangan. DATA MENURUT SKALA PENGUKURAN d. Rasio, Data rasio adalah data dengan tingkat pengukuran paling tinggi diantara data jenis lainnya. Data rasio adalah data yang bersifat angka dalam arti yang sesungguhnya. Data yang berskala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, dimana jarak dua titik pada skala sudah diketahui, dan mempunyai titik nol yang absolut. Hal ini berbeda dengan skala interval, dimana tidak ada titik nol mutlak, seperti titik 00C tentu berbeda dengan titik 00F. contoh : Jumlah buku dikelas. DATA MENURUT SIFATNYA a. Kualitatif Berupa label/nama-nama yang digunakan untuk mengidentifikasikan atribut suatu elemen Skala pengukuran: Nominal atau Ordinal Data bisa berupa numeric atau nonnumeric Misalnya prestasi siswa sangat meningkat, biaya sekolah sangat mahal, penyaluran BOS sangat lancar, dsb. DATA MENURUT SIFATNYA b. Kuantitatif Mengindikasikan seberapa banyak (how many/diskret atau how much/kontinu) Data selalu numeric Skala pengukuran: Interval dan Rasio Misalnya rata-rata nilai matematika siswa 80, biaya SPP perbulan Rp 100.000,-, 99% siswa dinyatakan tamat dan lulus, dan sebagainya JENIS DATA MENURUT SUMBERNYA a. Data Internal yaitu data yang menggambarkan keadaan/kegiatan di dalam suatu organisasi. Di dalam suatu sekolah, misalnya data guru, data keuangan, data siswa, data prestasi siswa, dan sebagainya. b. Data Eksternal yaitu data yang menggambarkan keadaan/kegiatan di luar suatu organisasi. Bagi suatu sekolah, misalnya tingkat daya beli masyarakat, perkembangan biaya sekolah, permintaan (demand), dan sebagainya. DATA MENURUT WAKTU PENGUMPULANNYA a. Cross-sectional Data yaitu data yang dikumpulkan pada waktu tertentu yang sama atau hampir sama Contoh: Jumlah mahasiswa UBINUS TA 2005/2006, Jumlah perusahaan go public tahun 2006 b. Time Series Data yaitu data yang dikumpulkan selama kurun waktu/periode tertentu Contoh: Pergerakan nilai tukar rupiah dalam 1 bulan, Produksi Padi Indonesia tahun 1997-2006 DATA MENURUT CARA MEMPEROLEHNYA a. Data Primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perseorangan langsung dari objeknya. Misalnya, BPS melakukan sensus penduduk tahun 2000 untuk memperoleh data penduduk. b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi. Misalnya, suatu perusahaan memperoleh data penduduk dari BPS, data perbankan dari BI, dll. IKHTISAR PEMBAGIAN DATA Data Menurut sifat Kualitatif Menurut sumber Kuantitatif Internal Menurut Cara memperoleh Primer Eksternal Sekunder Menurut waktu pengumpulannya Time series Cross section B. Pengumpulan Data 1. 2. Berdasarkan Jenis Cara Pengumpulannya a. Pengamatan ( Observasi ) b. Penelusuran Literatur c. Penggunaan Kuesioner (angket) d. Wawancara (interviu) Berdasarkan Banyaknya Data yang diambil a. Sensus b. Sampling a. Pengamatan (Observasi) Cara pengumpulan data dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan (laboratorium), terhadap obyek yang diteliti (populasi). Pengamatan disebut juga penelitian lapangan. b. Penelusuran literatur Cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari peneliti sebelumnya. Penelusuran literatur disebut juga pengamatan tidak langsung. c. Penggunaan Kuesioner Cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap obyek yang diteliti (populasi) Dua tujuan utama untuk membuat kuesioner yang baik. Memperoleh informasi data yang berhubungan dengan maksud dan tujuan penelitian. 2. Mengumpulkan informasi dengan kecermatan dan ketelitian yang dapat dipertanggung jawabkan. 1. Jenis pertanyaan dalam kuesioner Pertanyaan Terbuka Memungkinkan responden memberikan jawaban yang dikehendaki dengan kata-kata yang dipilihnya sendiri. Pertanyaan Tertutup Membatasi jawaban responden dengan keharusan memilih jawaban yang tersedia. d. Wawancara Pengumpulan data dengan langsung mengadakan tanya jawab kepada obyek yang diteliti Sensus Cara pengumpulan data dimana seluruh elemen populasi diselidiki satu per satu. Data yang diperoleh dari hasil sensus disebut data sebenarnya, atau sering disebut parameter. Sampling Cara pengumpulan data dimana yang diselidiki adalah elemen sample dari suatu populasi. Cara pengambilan sample : Acak ( random ) Bukan acak ( non random ) Cara Acak Suatu cara pemilihan sejumlah elemen dari populasi untuk menjadi sample, dimana setiap elemen mempunyai kesempatan yang sama. Cara ini dianggap obyektif. Samplingnya disebut probability sampling, yang mempunyai probabilitas sama. Cara bukan Acak Suatu cara pemilihan sejumlah elemen dari populasi untuk menjadi anggota sample, dimana setiap elemen tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Cara bukan acak lebih bersifat subyektif. Pengolahan Data Data mentah adalah hasil pencatatan peristiwa atau karakteristik elemen yang dilakukan pada tahap pengumpulan data. Pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data / angka ringkasan berdasarkan data mentah. Metode Pengolahan Data Metode Pengolahan data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Manual 2. Elektronik Mulai METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH SECARA STATISTIK Identifikasi masalah atau peluang Kumpulan fakta intern dan ekstern yang relevan dengan permasalahannya Apakah fakta yang tersedia cukup ? Kumpulkan data orisinil yang baru dengan menggunakan wawancara, kuesioner melalui pos, dan lain-lain Tidak Ya Klasifikasi dan ikhtisarkan data dengan menggunakan tabel, grafik, dan ukuran deskriptif numerik Sajikan dan komunikasikan informasi yang telah diikhtisarkan dalam bentuk tabel, grafik, dan ukuran-ukuran deskriptif Apakah informasinya dari sampel Ya 1) 2) Gunakan informasi sampel untuk: Mengevaluasi nilai parameter Menguji asumsi-asumsi tentang parameter Tidak Gunakan informasi sensus untuk mengevaluasi alternatif rangkaian tindakan dan mengambil keputusan Interpretasikan hasilnya, tarik kesimpulan, dan ambil keputusan Selesai Yang perlu diperhatikan untuk merancancang survei sampel: Cakupan dan isi dari populasi Metode observasi Jenis variabel Konsep definisi Rencana Analisis Rancangan tabel Metode analisis Kegunaan survei Tingkat presisi Desainer perlu memahami: . Substansi survei . Pengetahuan survei . Pendanaan 73 Prinsip Kegiatan Survei Contoh Dalam kegiatan survei perlu lebih dahulu menentukan minimal hal-hal sebagai berikut: Obyek dan tujuan dari survei Populasi survei/populasi yang akan disampel Data yang akan dikumpulkan, dalam hal ini variabelnya Tingkat ketelitian yang dikehendaki Kerangka sampel dalam populasi (population frame) dan penarikan sampelnya Target populasi yang akan disajikan (estimasi) Inferensial yang berupa berbagai kajian dan analisis. Ketujuh hal di atas sebagai dasar untuk mengkaji alternatif metode sampling yang dapat digunakan. 74 Desain Survei Mencakup seluruh aspek perencanaan survei Didalamnya termasuk desain sampel 75 Dua aspek desain sampel Proses Penarikan Sampel Proses Estimasi Metode Sampling 76 Tahapan Kegiatan Desain Survei Perencanaan paling menentukan keberhasilan survei Persiapan Pelaksanaan lapang Pengolahan & Penyajian Cek consistensi Antar tabel Survei sebelumnya 77 METODE PENGUMPULAN DATA Pengertian/konsep dasar dari berbagai cara pengumpulan data serta mengkaitkan dengan survei sampel. Latar belakang, alasan, keuntungan, kelemahan, meliputi cakupan, ketelitian, ketepatan, dan biaya. Kaitan dengan sampling error dan non sampling error serta kemungkinan menanggulangi kesalahan. 78 Cara-cara pengumpulan data Secara umum ada berbagai cara pengumpulan data yang antara lain melalui: Registrasi atau catatan administrasi Sensus, baik sensus lengkap maupun sensus sampel Survei sampel, baik probability maupun non probability Eksperimen atau percobaan 79 REGISTRASI/CATATAN ADMINISTRASI (1) Istilah registrasi yang dikenal saat ini adalah pencatatan secara individu yang dilaksanakan oleh setiap instistusi seperti registrasi/pencatatan penduduk di desa, misalnya mencatat keberadaan penduduk di wilayah tempat tinggal, kelahiran, kematian, perpindahan, dsb secara kontinu. Apabila dilaksanakan dengan baik dan teratur akan dapat dijadikan sebagai sumber data statistik yang cukup baik. Namun belum dilakukan dengan baik yang disebabkan berbagai faktor, antara lain belum ada kesadaran dari masyarakat akan pentingnya data registrasi, petugas pelaksana yang kualifikasinya 80 rendah, dan masih kurangnya perhatian dari REGISTRASI/CATATAN ADMINISTRASI (2) Catatan administrasi lainnya yang ada pada masing-masing instansi atau lembaga juga cukup banyak dan berbagai institusi telah memanfaatkannya sebagai data statistik, tetapi sebaliknya masih banyak juga yang belum dapat dijadikan data statistik. Menjadikan suatu informasi dari registrasi atau catatan administrasi juga tidak begitu saja bisa dilakukan, karena memerlukan berbagai pertimbangan antara lainnya perlu adanya konsep definisi yang jelas dan baku, klasifikasi yang sesuai, serta sistem pengkodean dalam klasifikasi data statistik yang baku. Data pendidikan seperti jumlah sekolah, murid, dan guru, secara rutin sudah dapat disajikan dari catatan administrasi atau pelaporan sekolah. Juga data mengenai jumlah mahasiswa, dosen dari berbagai perguruan tinggi telah disajikan secara rutin, walaupun masih ada kelemahan antara lain bisa terhitung jumlah dosen pada berbagai perguruan tinggi. 81 REGISTRASI/CATATAN ADMINISTRASI (2) Data dari registrasi atau catatan administrasi sangat bermanfaat apabila dikelola dengan baik dan dikumpulkan secara berkala (bulanan, triwulanan, dan sebagainya), sehingga dapat dijadikan sebagai: Data statistik sesuai dengan bidangnya untuk berbagai level penyajian, bahkan sampai wilayah kecil. Kerangka sampel untuk berbagai keperluan survei guna mendapatkan data yang lebih rinci. Pengelolaan data catatan administrasi apabila ingin dijadikan sebagai data statistik dan kerangka sampel, maka sejak awal perlu disesuaikan format pencatatannya termasuk sistem pengkodean, konsep-definisi, dan klasifikasinya, sehingga memenuhi syarat untuk dapat dilakukan pengolahan lanjut. 82 Sensus (Lengkap dan Sampel) (1) Sensus adalah pencacahan lengkap terhadap seluruh unit populasi dari fenomena yang menjadi objek sensus pada suatu wilayah. Sensus penduduk misalnya adalah pencacahan lengkap penduduk dengan berbagai karakteristik pokoknya. Setiap individu didata sehingga diperoleh data penduduk berikut karakteristiknya untuk penyusunan data dan indikator di bidang kependudukan. Sehingga akan diperoleh informasi dan potret keadaan penduduk di suatu wilayah pada saat pelaksanaan sensus di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga tingkat wilayah yang lebih kecil. 83 Sensus (Lengkap dan Sampel) (2) Pada awalnya data dasar yang dikumpulkan melalui sensus telah cukup memenuhi kebutuhan data kependudukan. Namun seiring dengan kemajuan pembangunan, data pokok yang diperoleh melalui sensus lengkap dirasakan tidak mencukupi lagi sehingga timbul tuntutan untuk menyediakan data karakteristik penduduk yang lebih rinci. Penyediaan data rinci ini sangat sulit dipenuhi karena disamping biaya mahal, memerlukan banyak tenaga dan waktu yang lama untuk memperoleh hasilnya. Untuk mengatasinya dilakukan sensus sampel dengan sampel yang besar sehingga hasilnya masih dapat menyediakan informasi/data yang cukup representatif untuk keperluan estimasi wilayah kecil. 84 Survei Sampel (1) Seiring dengan pesatnya kemajuan zaman dan perkembangan ilmu, semakin banyak data yang diperlukan. Permasalahan yang timbul adalah usaha apa yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan data yang makin beragam dan dapat disajikan untuk berbagai level penyajian dengan keterbatasan sumber daya yang ada baik tenaga maupun biaya. Timbul gagasan dari para ahli untuk memenuhi kebutuhan data tersebut tanpa melakukan pengumpulan data secara lengkap yaitu dengan pemilihan sebagian dari unit-unit dalam populasi untuk diobservasi baik untuk gambaran populasi atau keperluan penelitian dengan kriteria tertentu. 85 Survei Sampel (2) Pertanyaan yang timbul sehubungan dengan pengumpulan data melalui sampel ini adalah bagaimana cara menentukan unit-unit yang akan terpilih di dalam suatu populasi dan berapa besarnya sampel yang representatif terhadap populasi, atau dengan perkataan lain bagaimana teknik pemilihannya. Ada 2 cara teknik penarikan sampel yaitu: Probability sampling Non probability sampling. 86 Probability Sampling (1) Yang dimaksud dengan probability sampling adalah setiap unit dalam populasi mempunyai kesempatan (peluang) untuk dipilih dalam sampel dan keseluruhan sampel yang terpilih dapat mewakili populasi. Dalam memilih unit-unit tersebut digunakan cara berikut: Teknik pemilihannya (sampling) langsung ke elemen, atau elemen-elemen tersebut lebih dahulu dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok yang disebut klaster kemudian dilakukan pemilihan kelompok. Teknik penarikan sampel dapat dilakukan satu tahap atau lebih dari satu tahap. 87 Probability Sampling (2) Dalam penerapan probability sampling diperlukan kerangka sampel yang memenuhi persyaratan, yaitu: Tersedia sampai satuan unit terkecil yang akan digunakan sebagai dasar penarikan sampel Mempunyai batas jelas Tidak tumpang tindih atau terliwat Mempunyai korelasi dengan data yang diteliti Keadaan mutakhir 88 Non Probability Sampling (1) Yang dimaksud dengan non probability sampling adalah metode penarikan sampel yang mengabaikan prinsip probabilitas. Sampel yang dipilih didasarkan atas kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel yang dipilih didasarkan atas kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Hal ini berarti tidak semua unit dalam populasi memperoleh kesempatan untuk terpilih. 89 Non Probability Sampling (2) Misalnya untuk meneliti secara mendalam faktor-faktor yang menyebabkan penyakit demam berdarah di suatu wilayah, yang akan menjadi objek penelitian adalah hanya pada lokasi tertentu yang ditentukan sesuai tujuan penelitian. Perlakuan yang sama juga berlaku untuk penelitian penyebab balita kekurangan gizi, penyebab kecanduan narkoba dan sebagainya. 90 Non Probability Sampling (3) Non probability sampling dibedakan antara lain: Purposive atau judgement sample yang didasarkan keahlian dari pelaksana survei Quota sample yaitu sampel yang didasarkan pada suatu kuota yang telah ditentukan Sampling untuk populasi bergerak, misalnya untuk memperkirakan kepadatan binatang suatu area hutan Haphazard atau fortuitous sample (secara kebetulan) 91 Eksperimen (1) Eksperimen juga merupakan suatu cara pengumpulan data melalui unit-unit yang telah ditentukan, tetapi eksperimen lebih spesifik untuk tujuan-tujuan khusus seperti memilih unit-unit tertentu kemudian memberikan perlakuan berbeda dan selanjutnya dilihat perbedaannya. 92 Eksperimen (2) Misalnya sebidang tanah ditanami jagung diberikan suatu pupuk tertentu dan kemudian sebidang tanah lainnya yang juga ditanami jagung diberikan pupuk lainnya. Dapat juga suatu survei sampel dengan probability sampling diintegrasikan dengan eksperimen seperti pengukuran kadar garam yodium pada rumahtangga terpilih survei konsumsi/pengeluaran rumahtangga, penimbangan dan pengukuran lingkar lengan atas pada balita. 93 Keuntungan REGISTRASI Dapat menghasilkan data sesuai level penyajian tertentu sesuai cakupan pencatatan. Sebagai contoh apabila registrasi penduduk dilakukan dengan baik, maka dapat disajikan jumlah penduduk, kelahiran, kematian, migrasi/perpindahan penduduk pada level desa/kelurahan dan selanjutnya ditingkatkan menjadi level kecamatan, kabupaten/kota, propinsi, dan nasional. Demikian pula data lain yang ada pada suatu instansi/lembaga bila dikelola dengan baik akan menjadi sumber data yang bermanfaat seperti data tentang fasilitas pendidikan dan kesehatan. Dengan adanya registrasi atau pencatatan administrasi yang baik dan telah mengikuti kaidah untuk dapat dijadikan data statistik, maka sensus lengkap menjadi tidak diperlukan. Dengan demikian akan terjadi efisiensi biaya. Sebagai contoh, bila registrasi penduduk dilakukan dengan baik maka tidak diperlukan sensus penduduk. 94 Kelemahan REgistrasi Belum adanya kesadaran secara penuh terhadap kegunaan data hasil registrasi atau catatan administrasi. Pencatatan kelahiran dan kematian misalnya di desa/kelurahan belum dilakukan secara lengkap dan baik. Catatan administrasi belum sepenuhnya dikelola dengan baik dan belum mengikuti kaidah untuk menjadi data statistik. Cakupan variabel pada catatan administrasi terbatas. 95 Keuntungan SENSUS Data hasil sensus dapat menyajikan data sampai satuan wilayah kecil seperti desa/kelurahan atau kecamatan. Data dapat dijadikan dasar penyusunan kerangka sampel untuk berbagai survei sampel. 96 KELEMAHAN SENSUS Cakupan variabel yang dikumpulkan sangat terbatas, karena tidak mungkin mengumpulkan data rinci untuk setiap individu. Biaya pengumpulan data cukup mahal. Waktu pengumpulan data dan pengolahan cukup lama. Sumber daya manusia (SDM), yang berkualitas sulit dipenuhi karena memerlukan tenaga yang cukup banyak. Kesalahan yang timbul pada pengumpulan data cukup besar, karena faktor SDM, responden, dan sebagainya. 97 KEUNTUNGAN SURVEI Cakupan variabel yang dikumpulkan dapat lebih rinci. Ketelitian lebih besar, karena petugas pelaksana dapat dipilih yang mempunyai kualifikasi sesuai dengan yang ditentukan dan dapat diadakan pelatihan serta pengawasan yang intensif. Pengumpulan dan penyajian data lebih cepat. Biaya pengumpulan data tidak terlalu besar dibanding dengan sensus. 98 KELEMAHAN SURVEI Tidak dapat menyajikan data wilayah kecil atau domain kecil, terutama bila sampel tidak memenuhi persyaratan besarnya sampel minimum yang diperlukan. Diperlukan kerangka sampel yang memenuhi persyaratan, apabila digunakan probability sampling. 99 Kenapa ada berbagai macam metode pengumpulan data? Dengan makin beragam data yang diperlukan dan makin luas cakupan wilayah, maka tidak mungkin data statistik hanya mengandalkan pada sensus dan registrasi atau catatan administrasi. Dengan alasan adanya keterbatasan waktu dan biaya serta cakupan data yang luas, maka perlu dicari jalan cara pengumpulan data lainnya, yaitu melalui survei sampel. Dan yang perlu diketahui bahwa setiap cara pengumpulan data tidak terlepas dari kesalahan (ERROR), baik yang dikumpulkan dari sensus, catatan administrasi, maupun survei sampel. 100 MENGAPA SURVEI SAMPEL DIGUNAKAN? Karena alasan waktu dan biaya, informasi tersebut seringkali diperoleh dengan menggunakan survei sampel yang menjadi subyek penting dalam mata kuliah metode penarikan contoh ini. Sangat jelas bahwa anggaran yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan tersebut akan sangat besar sekali disebabkan karena waktu, biaya perjalanan, dan jumlah anak yang terlibat. Meskipun dengan melibatkan staff dalam jumlah besar, hal ini tampaknya masih akan sulit untuk diselesaikan dalam kerangka waktu yang telah ditetapkan tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan suatu cara untuk memilih sebagian dari sekumpulan aslinya kepada para peneliti. Sebagian dari sekumpulan tersebutlah yang akan diwawancarai, diteliti, atau diukur. 101 Sampling Error dan Non Sampling Error (1) Pada keempat cara pengumpulan data di atas tidak terlepas dari adanya kesalahan yang disebabkan faktor manusia, seperti: Pada registrasi atau administrasi sering terdapat adanya pencatatan yang salah, tidak lengkap, duplikasi, dan sebagainya. Pada sensus terjadi adanya kesalahan seperti salah isian dan pengolahan atau karena responden dan petugas yang cukup banyak. Pada survei sampel terjadi kesalahan antara lain karena metode sampling yang tidak tepat (sampling error) dan kesalahan yang disebabkan oleh faktor manusia seperti kesalahan yang disebut pada butir a dan b (non sampling error). 102 Sampling Error dan Non Sampling Error (2) Daftar isian yang kurang baik atau daftar isian dengan variabel yang terlalu rinci akan menyebabkan kesalahan faktor manusia menjadi makin besar. Pada registrasi dan sensus lengkap tidak dijumpai kesalahan yang disebabkan karena penarikan sampel, sedangkan pada survei sampel terjadi kesalahan yang bersumber dari sampling error dan non sampling error. Keseimbangan antara keduanya perlu dipertimbangkan dalam mendesain suatu survei terutama dalam penentuan besarnya sampel sehingga dapat menggambarkan populasi. Kenaikan besaran sampel akan menurunkan sampling error tetapi sebaliknya akan memperbesar non sampling error. Makin besar sampel berarti makin banyak responden dan petugas sehingga kemungkinan makin besar kesalahan pada pengumpulan informasi. 103 Sampling Error dan Non Sampling Error (3) Dari Gambar 1 terlihat bahwa makin besar sampel maka makin besar kesalahan karena non sampling error. Sebaliknya makin besar sampel maka sampling error akan makin kecil. Pada suatu sensus lengkap sampling error nol, sensus lengkap hanya dipengaruhi oleh non sampling error, seperti kesalahan petugas dalam memahami dan menjelaskan maksud setiap pertanyaan, kesalahan responden dalam menjawab, pengolahan pada saat perekaman data, dan sebagainya. 104 Sampling Error dan Non Sampling Error (4) Sedangkan pada survei sampel terjadi kesalahan baik non sampling error maupun sampling error. Apakah berarti survei sampel kesalahannya lebih besar?. Jawabannya tentunya belum tentu, bahkan mungkin survei sampel mempunyai total error jauh lebih kecil dari sensus pada level penyajian tertentu. Pada Gambar 1, apabila akan dilakukan survei sampel, maka total error terkecil ada pada B. Pada B sampling error dan non sampling error seimbang yaitu sama besar, tetapi totalnya lebih kecil dibandingkan dengan A dan C. Pada A non sampling error kecil, tetapi sampling error besar. Pada C sampling error kecil tetapi non sampling error besar. Pada desain sampel dapat dipertimbangkan besar n dengan melihat presisinya, sedangkan dari segi non sampling error dapat dikurangi dengan merancang dan melaksanakan survei sebaik-baiknya. 105 106 MATERI/ POKOK BAHASAN(1) • • • • • • Konsep Cara Pengumpulan Data (1) Langkah-langkah Pelaksanaan Survei (2) Basic Survey Design (1) Konsep & Definisi, Klasifikasi serta Tabulasi (1) Penyusunan Daftar Isian (1) Rancangan Pengolahan dan Penyajian (1) 107 MATERI/ POKOK BAHASAN (2) • Aplikasi Metode Sampling (2) • Area Sampling (1) • Rancangan Survei Ekonomis (1) • Bias dan Non Sampling Error (2) • Pasca Evaluasi Survei/Sensus (PES) (1) PUSTAKA WAJIB 108 • Kish,Leslie, Survei Sampling, New York Jhon Wiley & Sons, Publish 1995 • Babbie,Earl L. Survey Research Method, Belmont: Wads worth Publishing Co,1980 • John B Lansing and James N.Morgan, Economic Survey Methods, Survey Research Center, Michighan, 1980 • Paul S.Levy and Stanley Lemeshow, Sampling of Population, Methods on Aplications: John Wiley & Sons, published 1999 • Groves,R.H, F.Fowler,M.Cooper, J.Lepowski,E Singer, and R.Tourangeau, Survey Methodology, John Wiley and Sons 2004 109 KONSEP DASAR CARA PENGUMPULAN DATA • Kegunanaan Data • Undang-Undang No.16 Tahun 1997 tentang Statistik • Cara Pengumpulan Data 110 KEGUNAAN DATA • Siapa yang perlu ? Pemerintah Swasta Masyarakat umum • Untuk apa ? - Perencanaan - Monitoring dan evaluasi (monev) - Implementasi kebijakan • Jenis data / informasi ? Berupa data statistik yang dapat mewakili suatu populasi 111 UU N0.16 TH.1997 TENTANG STATISTIK (1) Ada 3 kategori informasi: • Statistik Dasar • Statistik Sektoral • Statistik Khusus 112 UU N0.16 TH.1997 TENTANG STATISTIK (2) • Statistik Dasar Adalah statistik yg pemanfaatannya ditujukan untuk keperluan yg lebih luas, bagi pemerintah maupun masyarakat, yang memiliki ciri-ciri lintas sektoral, berskala nasional, makro dan penye-lenggaraannya menjadi tanggung jawab BPS 113 STATISTIK DASAR (LANJUTAN) • Pasal 11, ayat 2 menyebutkan bahwa: Dalam menyelenggarakan statistik dasar, BPS memperoleh data dengan cara sensus, survei, kompilasi produk administrasi, dan cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 114 • Statistik Sektoral UU NO.16 TH.1997 (LANJUTAN) Adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam rangka penyele-nggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang merupakan tugas pokok instansi ybs. 115 STATISTIK SEKTORAL (LANJUTAN) • Pasal 12, menyebutkan bahwa: (1) Statistik sektoral diselenggarakan oleh instansi pemerintah sesuai lingkup tugas dan fungsinya, secara mandiri atau bersama dengan BPS; (2) Dalam menyelenggarakan statistik sektoral, instansi pemerintah memperoleh data dengan cara survei, kompilasi produk administrasi, dan cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; 116 STATISTIK SEKTORAL (LANJUTAN) • Pasal 12, menyebutkan bahwa; (3) Statistik sektoral harus diselenggarakan bersama dengan BPS apabila statistik tersebut hanya dapat diperoleh dengan cara sensus dan jangkauan populasi berskala nasional; (4) Hasil statistik sektoral yang diselenggarakan sendiri oleh instansi pemerintah wajib diserahkan kepada BPS. 117 • Statistik Khusus UU NO.16 TH.1997 (LANJUTAN) Adalah statistik yg pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat, yg penyelengga-rannya dilakukan oleh lembaga, organisa-si perorangan, dan atau unsur-unsur masyarakat lainnya 118 STATISTIK KHUSUS (LANJUTAN) • Pasal (13-14) menyebutkan bahwa : (1) Statistik khusus diselenggarakan oleh masyarakat baik lembaga, organisasi, perorangan maupun unsur masyarakat lainnya secara mandiri atau bersama dengan BPS; (2) Dalam menyelenggarakan statistik khusus, masyarakat memperoleh data dengan cara survey, kompilasi produk administrasi, dan cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 119 STATISTIK KHUSUS (LANJUTAN) • Pasal (13-14) menyebutkan bahwa : (3) Dalam rangka pengembangan Sistem Statistik Nasional, masyarakat wajib memberitahukan synopsis kegiatan statistik yang telah diselenggrakannya kepada BPS, yang memuat judul, wilayah kegiatan statistik, obyek populasi, jumlah responden, waktu pelaksanaan, metode statistik, nama dan alamat peneyelenggara dan abstrak ; (4) Penyampaian pemberitahuan synopsis dapat dilakukan melalui pos, jaringan komunikasi data, atau cara penyampaian lainnya yang dianggap mudah bagi penyelenggara statistik; (5) Kewajiban memberitahukan synopsis oleh masyarakat, tidak berlaku bagi statistik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan intern. 120 KOORDINASI DAN KERJA SAMA (PASAL 17-18) • Koordinasi dan kerja sama penyelenggaraan statistik dilakukan oleh BPS dengan instansi pemerintah dan masyarakat, di tingkat pusat dan daerah; • Dalam rangka mewujudkan dan mengembangkan Sistem Statistik Nasional, BPS bekerja sama dengan instansi pemerintah, dan atau masyarakat untuk membangun pembakuan konsep, definisi, klasifikasi dan ukuran-ukuran 121 KOORDINASI DAN KERJA SAMA (LANJUTAN ) • Kerja sama penyelenggaraan statistik dapat juga dilakukan oleh BPS, instansi pemerintah dan atau masyarakat dengan lembaga internasional, Negara asing, atau lembaga swasta asing sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; • Kerja sama penyelenggaraan statistik dengan lembaga internasional, Negara asing, atau lembaga swasta asing didasarkan pada prinsip bahwa penyelenggara utama adalah BPS, instansi pemerintah, atau masyarakat Indonesia. HAK DAN KEWAJIBAN PENYELENGGARA STATISTIK (PASAL 1921) 122 • Penyelenggara kegiatan statistik berhak memperoleh keterangan dari responden mengenai karakteristik setiap unit populasi yang menjadi obyek ; • Penyelenggara kegiatan statistik wajib memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat untuk mengetahui dan memperoleh manfaat dari statistik yang tersedia, sesuai dengan ketentuan peraturan perudangundangan yang berlaku; • Penyelenggara kegiatan statistik wajib menjamin kerahasian keterangan yang diperoleh dari responden. 123 HAK DAN KEWAJIBAN PETUGAS STATISTIK (PASAL 22-25) • Setiap petugas statistik BPS berhak memasuki wilayah kerja yang telah ditentukan untuk memperoleh keterangan yang diperlukan; • Setiap petugas statistik wajib menyampai-kan hasil pelaksanaan statistik sebagaimana adanya 124 HAK DAN KEWAJIBAN PETUGAS STATISTIK (LANJUTAN) • Setiap petugas statistik wajib menjamin kerahasiaan keterangan yang diperoleh dari responden; • Setiap petugas statistik harus meperlihat-kan surat tugas dan atau tanda pengenal, serta wajib memperhatikan nilai-nilai agama, adat- istiadat setempat, tata krama dan ketertiban umum. 125 HAK DAN KEWAJIBAN RESPONDEN (PASAL 2627) • Setiap orang berhak menolak untuk dijadikan responden, kecuali penyelenggaraan kegiatan statistik dasar oleh BPS; • Setiap responden berhak menolak petugas statistik yang tidak dapat memperlihatkan surat tugas dan atau tanda pengenal , serta tidak memperhatikan nilai-nilai agama, adat-istiadat setempat, tata krama dan ketertiban umum ; • Setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyenggaraan statistik dasar oleh BPS 126 KETENTUAN PIDANA (PASAL 34-39) • Setiap orang yang tanpa hak menyelenggarakan sensus , dipidana dengan pidana penjara paling lama 2(dua) tahun dan denda paling banyak 50 juta rupiah; • Penyelenggara kegiatan statistik yg dengan sengaja tanpa alasan yang sah tidak memenuhi kewajiban memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat untuk mengetahui dan memperoleh manfaat dari statistik yang tersedia, sesuai dengan per-UU yang berlaku, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak 25 juta rupiah; 127 KETENTUAN PIDANA (LANJUTAN) • Penyelenggara kegiatan statistik yang dengan sengaja melanggar ketentuan menjamin kerahasiaan keterangan yang diperoleh dari responden, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5(lima) tahun dan denda paling banyak 100 juta rupiah; • Petugas statistik yang dengan sengaja melanggar ketentuan menjamin kerahasiaan keterangan yang diperoleh dari responden, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan denda paling banyak 15 juta rupiah; KETENTUAN PIDANA (LANJUTAN) 128 • Responden yang dengan sengaja melanggar ketentuan ketentuan memberikan keterangan yang diprlukan dalam penyenggaraan statistik dasar oleh BPS, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan denda paling banyak 25 juta rupiah; • Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa alasan yang sah mencegah, menghalang -halangi, atau menggagalkan jalannya penyelenggaraan statistik yang dilakukan oleh penyelenggara kegiatan statistik dasar dan atau statistik sektoral, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak 100 juta rupiiah. 129 CARA PENGUMPULAN DATA • REGISTRASI / PENCATATAN • SENSUS • SURVEI CONTOH • EKSPERIMEN 130 REGISTRASI/ PENCATATAN • Istilah registrasi yang dikenal saat ini adalah pencatatan secara individu melalui berbagai institusi. • Registrasi penduduk yang berupa pencatatan penduduk di desa-desa secara kontinyu. Catatan administrasi: - keberadaan pendu-duk di suatu wilayah tempat tinggal, kelahiran, kematian, perpindahan. 131 REGISTRASI (LANJUTAN) • Catatan admnistrasi lainnya pada masing-masing instansi/lembaga juga cukup banyak yang memanfaatkan sbg data statistik. • Lembaga-lembaga swasta, banyak yang secara otomatis telah meanfaatkan catatan administrasi sebagai data statistik, seperti contoh pelaporan pasien RS & perbankan. 132 SENSUS • Adalah pengumpulan data secara lengkap Menurut UU RI No.16 Tahun 1997 Sensus dilakukan oleh BPS setiap 10 tahun sekali : Sensus penduduk 0 Sensus pertanian 3 Sensus ekonomi 6 Dalam sensus biasanya dikumpulkan data dasar / pokok 133 SENSUS (LANJUTAN) Ciri-ciri Sensus - Karakteristik yang dicakup terbatas - Penyajian sampai wilayah satuan unit kecil seperti kecamatan, desa bahkan kecil lagi - Memerlukan petugas yang banyak - Memerlukan biaya yang besar 134 SURVEI CONTOH • Dengan makin banyak jenis data yang harus dikumpulkan timbul permasalahan bagaimana menghasilkan suatu data akurat dengan adanya keseimbangan antara tenaga, waktu dan biaya. • Bisa dilakukan dengan Probability Sampling dan Non Probability Sampling 135 PROBABILITY SAMPLING • Probability sampling dalam Survei contoh diterapkan agar unit-unit terpilih dalam sampel, karakteristiknya mewakili populasi. - perlu digunakan teknik sampling dengan peluang - setiap unit dalam populasi harus mempunyai peluang untuk terpilih dalam sample 136 PROBABILITY SAMPLING (LANJUTAN) • • • • • Menggunakan teknik sampling dengan peluang N → n Setiap unit harus mempunyai peluang untuk terpilih dalam sample (bisa sama/ tidak sama) Bisa berupa sampling elemen atau sampling cluster Bisa sampling 1 tahap atau sampling bertahap Dengan probability sampling harus ada kerangka sampel. Prob.sampling digunakan untuk inferensia parameter. 137 PERSYARATAN KERANGKA SAMPEL: a. Harus tersedia sampai satuan unit terkecil yang digunakan sebagai dasar penarikan sample b. Mempunyai batas yang jelas c. Tidak tumpang tindih atau terlewat d. Ada korelasi dengan data yang diteliti e. Up to date 138 AGAR TIDAK TERJADI: a. Unit sampel tidak dijumpai b. Unit sampel yang duplikasi c. Unit sampel terpecah d. Unit sampel tergabung e. Unit baru 139 BLOK SENSUS ? Wilayah pencacahan petugas sensus / survei terdiri dari sekitar 100 rumahtangga, membagi habis desa / kelurahan dengan batas yang jelas, sehingga bisa digunakan sebagai kerangka sample survei-survei dengan pendekatan rumah tangga. 140 NON PROBABILITY SAMPLING • Non Probability Sampling sering diterapkan dalam Survei Contoh khususnya pada studi-studi seperti intensitas hama, sebaran penyakit dan sebagainya. • Non probability sampling tidak bisa digunakan untuk infrensia parameter, bisa untuk memperkirakan proporsi. 141 NON PROB.SAMPLING (LANJUTAN) Non Probability Sampling dibedakan antara lain : • Purposive/ judgement sample yang didasarkan keahlian dari pelaksana survei.Contoh:Survei kepuasan konsumen terhadap sabun lux • Quota samples yaitu sample yang didasarkan pada suatu kuota yang telah ditentukan, seperti digunakan pada opini masyarakat. • Sampling untuk populasi bergerak, misalnya memperkirakan kepadatan binatang suatu area hutan. • Haphazard atau fortuitous samples, misalnya studi para archaeolog. EKSPERIMEN/ OBSERVASI 142 • Eksperimen lebih spesifik untuk tujuan-tujuan khusus seperti memilih unit-unit tertentu kemudian memberikan perlakuan berbeda dan selanjutnya dilihat perbedaannya. - Misal,dokter mengecek darah pegawai KB Ragunan untuk mengetahui apakah terkena flu burung. - Suatu survei contoh dengan probability sampling diintegrasi kan dengan eksperimen. Survei ubinan, plot 2,5 x 2,5 m untuk mengetahui produktivitas per hektar padi dan palawija Susenas, mengukur lingkar lengan untuk mengetahui tingkat gizi KEUNTUNGAN SURVEI CONTOH: 143 a. Menghemat/ mengurangi biaya b. Lebih cepat dalam pengumpulan dan penyajian data c. Cakupan variable yang lebih luas d. Ketelitian lebih besar Sample kecil, petugas sedikit, non kecil sampling error 144 KELEMAHAN SURVEI CONTOH: a. Tidak dapat menyajikan wilayah kecil / small domain b. Harus ada kerangka sample khusus untuk probability sampling. Jika tidak tersedia kerangka sampel,memakan waktu & biaya yang besar. c. Apabila overhead cost besar, tidak sesuai dengan biaya pelaksanaan 145 KEUNTUNGAN & Keuntungan: KELEMAHAN SENSUS a. Dapat menyajikan data wilayah kecil b. Dapat dijadikan master frame/ kerangka sampel Kelemahan: a. Cakupan Variabel terbatas b. Waktu lama c. Biaya besar d. Ketelitian kurang 146 KEUNTUNGAN & KELEMAHAN REGISTRASI Keuntungan: a. Biaya kecil b. Bisa dijadikan kerangka sample jika registrai bagus Kelemahan : a. Cakupan variable terbatas/ sedikit b. Ketetilian kurang jika registrasi kurang baik c. Ketelitian kurang Non sampling besar 147 PENELAHAAN CARA PENGUMPULAN DATA • Sebelum melakukan pengumpulan data/survei,perlu pertimbangan awal : a. Kegunanaan dari data b. Sumber data yang mungkin sudah tersedia c. Cara pengumpulan data yang tepat d. Kemungkinan sumber biaya e. Kewajaran biaya 148 DALAM PENGUMPULAN DATA PERLU: • Pengetahuan/ pengalaman pada substansi/ disiplin ilmu sesuai dengan data yang dikumpulkan • Pengalaman mendesain survey • Kemungkinan dana yg. tersedia dan pengalokasiannya 149 DESAIN SURVEI DAN DESAIN SAMPEL ? Desain Survei mencakup semua aspek dari rancangan survei (perencanaan, persiapan, pengumpulan, pengolahan, penyajian / desiminasi), sedangkan desain sample hanya mencakup yang berkaitan dengan teknik sampling