Kalibrator Tensimeter Dilengkapai Dengan Pengukuran Suhu dan Kelembaban Gigih Arif Suheriyono1, Andjar Pudji2, M. Ridha Makruf3 Jurusan Teknik Elektromedik POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA ABSTRAK Tekanan Darah merupakan tekanan di dalam nadi yang mengirimkan darah ke komponen badan selain dari paru-paru, seperti pada nadi utama. Dengan adanya nilai standart pengukuran tekanan darah pada tensimeter, pengukuran dan pembacaan tekanan darah harus dilakukan dengan tepat, hal ini dikarenakan menyangkut kesehatan dan keselamatan pasien dari hasil pemeriksaan tekanan darah dengan tensimeter, oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi untuk menentukan nilai kebenaran suatu tensimeter dengan cara membandingkannya terhadap standart ukur yang tertelusur. Dalam hal ini kalibrasi tensimeter dapat dilakukan dengan DPM (Digital Pressure Meter). Kalibrasi tensimeter dengan menggunakan DPM ialah dengan membandingkan nilai skala ukur pada tabung tensi meter dengan skala ukur DPM. Dalam kalibrasi kondisi lingkungan harus diatur sesuai persyaratan metode kalibrasi seperti suhu dan kelembaban. Suhu yang diijinkan adalah 20°C dengan tingkat kelembaban sekitar 60-70%. Karena pada kondisi suhu ini, alat ukur relatif stabil. Berdasarkan pengukuran dan perbandingan data yang dilakukan sebanyak 5 kali didapat hasil rata-rata %error sebesar 0,25% pada pada pengukuran naik , dan 0,13% pada pengukuran turun. Sebesar 0,2% pada pengukuran suhu ruangan dan 0,44% pada pengukuran kelembaban ruangan. Dapat disimpulkan bahwa alat ini layak digunakan. Kata kunci : Tekanan, Suhu, Kelembaban, Tensimeter PENDAHULUAN Kalibrasi merupakan suatu kegiatan teknis yang terdiri atas penetapan dan penentuan satu karakteristik atau lebih dari suatu produk, sesuai dengan prosedur khusus yang telah ditetapkan. Tujuan kalibrasi yaitu untuk menjamin hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional maupun internasional. Salah satu alat medis yang perlu dilakukan kalibrasi adalah tensimeter, sedangkan alat untuk mengkalibrasi tensimeter (Sphygmomanometer) adalah Digital Preassure Meter. Digital Pressure Meter adalah perangkat yang dirancang untuk mengukur tekanan dari perangkat medis dalam bentuk cair atau gas untuk membantu mengkalibrasi alat medis, dalam hal ini kalibrasi Sphygmomanometer (flukebiomedical). Sphygmomanometer atau tensimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara manual maupun otomatis, dalam memompa maupun mengurangi tekanan pada manset dengan sistem non invasive. Dalam pengukuran darah, terdapat 2 macam tekanan darah, yaitu systolic (batas atas) dan diastolic (batas bawah). Tekanan systolic sebesar 95 s/d 140 mmHg, sedangkan tekanan diastolic sebasar 60 s/d 90 mmHg (Soeprijatno, Djoko. 2013). Seiring dengan berkembangnya teknologi dibidang peralatan medis, tensimeter sudah mangalami perkembangan mulai dari tensimeter air raksa, tensimeter jarum, dan yang terbaru adalah tensimeter digital. Menurut pengamatan penulis bahwah hasil ukur tekanan darah yang dilakukan dengan tensimeter air raksa hasilnya berbeda dengan hasil ukur yang dilakukan dengan tensimeter digital. Dengan adanya perbedaaan hasil ukur tersebut maka perlu dilakukan identifikasi terhadap alat ukur tekanan darah. Hasil pengukuran tekanan darah tersebut harus dilakukan dengan tepat, hal ini dikarenakan menyangkut kesehatan dan keselamatan pasien. Kesalahan dalam pengukuran tekanan darah bisa disebabkan oleh human error atau pada fungsi alat itu sendiri yang akurasinya sudah melebihi batas ambang 1 yang diperbolehkan (Standart error maksimal 3 mmhg). Berkaitan dengan tuntutan global dalam mutu pelayanan kesehatan, adanya ISO 9000 dan UU no8/99 tentang perlindungan konsumen, maka diperlukan pengukuran dan kalibrasi alat medis secara berkala. Prosedur kalibrasi wajib dilakukan secara terjadwal guna menjaga keselamatan user atau operator dan pasien sebagai pemakai. Berkaitan dengan hal tersebut perlu dilakukan kalibrasi untuk menentukan nilai kebenaran suatu tensimeter dengan cara membandingkannya dengan standart ukur yang tertelusur. Hal ini tercantum dalam Permenkes No 363/Menkes/PER/IV/1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan pada sarana Pelayanan Kesehatan. Dalam hal ini kalibrasi tensimeter dapat dilakukan dengan DPM (Digital Pressure Meter), sehingga didapatkan tingkat akurasi dan tingkat presisi yang tinggi (Republik Indonesia. 1998. Permenkes NO 363/Menkes/PER/IV/1998). Sebelumnya pernah dibuat alat kalibrator tensimeter yang berjudul Portable Kalibrator Tensimeter berbasis Atmega 8535 oleh Heru Wahyu Purnama tahun 2014, Digital Pressure Meter Berbasis Arduino yang ditulis oleh Tiar Prilian tahun 2015, dan Kalibrator Tensimeter yang dibuat oleh Ika Yulistya Rahmawati pada tahun 2015, alat tersebut menurut penulis masih memiki kelemahan karena alat tersebut belum dilengkapi dengan pengukuran suhu dan kelembaban sehingga pada saat kalibrasi tensimeter harus menggunkan peralatan ukur lainnya misalnya Thermohygrometer. 5) Menggunakan LCD karakter 2x16. 6) Menggunakan Baterai. 7) Batasan level yang ditunjukkan antara 0250 mmHg yang meliputi 0, 50, 100, 150, 200, 250 RUMUSAN MASALAH Dapatkah dibuat alat Kalibrator Tensimeter Dilengkapi Dengan Pengukuran Suhu Dan Kelembaban ? TUJUAN PENELITIAN 1) Tujuan Umum Dibuatnya alat “Kalibrator Tensimeter Dilengkapi Dengan Pengukuran Suhu Dan Kelembaban” dengan display LCD 2x16. 2) Tujuan Khusus a. Membuat rangkaian sensor untuk mendeteksi tekanan saat memompa. b. Membuat rangkaian sensor suhu untuk mendeteksi suhu ruang. c. Membuat rangkaian sensor kelembaban untuk mendeteksi kelembaban ruang. d. Membuat rangkaian pengkondisi sinyal analog. e. Membuat rangkaian display LCD 2x16. f. Membuat program untuk menampilkan hasil pengukuran tekanan, suhu, kelembaban. g. Membuat pewaktu 60 s untuk tes kebocoran. h. Melakukan uji fungsi rangkaian sensor. MANFAAT PENELITIAN Dengan memandang kronologis diatas maka dengan ini penulis membuat alat : “Kalibrator Tensimeter Dilengkapi Dengan Pengukuran Suhu Dan Kelembaban”. BATASAN MASALAH 1) Menggunakan pompa manual. 2) Menggunakan sensor tekanan MPX Series. 3) Untuk suhu, tampilan tiga digit (satuan, puluhan dan satu angka di belakang koma) dalam derajat Celcius, dengan range 1060°C. 4) Untuk kelembaban, tampilan tiga digit (satuan, puluhan dan satu angka di belakang koma) dalam persen, dengan range 20-85%. 1) Manfaat Teoritis Menambah pengetahuan dan mengenal prinsip kerja tentang peralatan medik, khususnya peralatan kalibrasi Digital Pressure Meter. 2) Manfaat Praktis Dengan dibuatnya alat Kalibrator Tensimeter Dilengkapi Dengan Pengukuran Suhu dan Kelembaban, diharapkan dapat membantu operator dalam proses kalibrasi tensimeter, dan bagi pasien diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap hasil pemeriksaan yang akurat. TINJAUAN PUSTAKA 2 Tekanan Darah Tekanan Darah menjadi tekanan yang digunakan oleh darah pada sudut 90o yang menekan dinding dari pembuluh darah, tekanan darah mengacu pada systemic seperti urat nadi tekanan darah, yaitu tekanan di dalam nadi atau pembuluh darah arteri yang mengirimkan darah ke komponen badan selain dari paru-paru, seperti nadi utama yang berkenaan dengan lengan ( di dalam lengan tangan). Nilai-Nilai yang bersifat universal dinyatakan di dalam millimetres air raksa ( mmHg) (Palmer, 2007). Tekanan systolic menggambarkan tekanan puncak artery dan berhubungan dengan peredaran darah kejantung, sedangkan tekanan diastolic adalah tekanan darah yang paling rendah. Besarnya tekanan darah untuk jantung yang beristirahat antara 120 mmHg sebagai systolic dan 80 mmHg sebagai diastolic ( yang ditulis seperti 120/80 mmHg), Ukuran tekanan darah ini tidaklah statis, tetapi mengalami variasi alami dari satu orang terhadap orang yang lain , tergantung faktor - faktor gizi, obat/racun, atau penyakit (Ahmad Muhlisin, 2013). Sphigmomanometer Sphygmomanometer atau Blood Pressure Meter adalah instrument yang digunakan untuk mengukur tekanan darah arteri secara tidak langsung ( Non Invasive ) dengan bantuan stetoskop. Kata sphygmus berasa dari Yunani yang berarti denyut nadi, dengan istilah ilmiah manometer atau pressure meter. Ditemukan pertama kali oleh Dr Samuel Karl Siegfried Ritter von Basch.Scipione Riva-Rocci, dari Italia, th 1896. Dan dipopulerkan oleh Harvey Cushing th 1901. Ada dua jenis Sphygmomanometer : 1) Digital Sphygmomanometer Mudah untuk dioperasikan dan praktis dalam penggunaannnya .Dalam penggunannya apabila digunakan dalam jumlah pasien yang cukup banyak hasil pembacaannya tidak valid dan tidak akurat . 2) Manual Sphygmomanometer Sphygmomanometer air raksa pada umumnya terdiri dari dari suatu Inflatable Cuff yang dapat digelembungkan, unit yang mengukur (Mercury Manometer), dan suatu tabung/container untuk menghubungkan keduanya, berikut pump yang dilengkapi dengan klep untuk mencegah kebocoran tekanan .Regulator tekanan digunakan sebagai pengatur dalam pembacaan. Ketika sistem tidak diberi tekanan, level air raksa pada container dengan yang ada pada tabung gelas kaca/plastic menunjukkan posisi " 0" pada skala tabung. Penekanan pada pompa mengakibatkan tekanan pada manset dan container air raksa, kemudian memaksa air raksa naik pada skala tertentu ( mmHg). Udara yang dipindahkan oleh peningkatan air raksa dibuang melalui ventilasi yang berisi suatu saringan yang berfungsi untuk menjaga penumpahan air raksa keluar dan menyaring udara yang masuk ke dalam tabung gelas kaca/plastic. Untuk aneroid sphygmomanometer, tekanan yang diberikan akan melenturkan diaphragma melalui suatu hubungan mekanis, pergerakan ini menyebabkan berputarnya jarum penunjuk pada angka tertentu sesuai tekanan yang diberikan. Ketelitian suatu sphygmomanometer air raksa tergantung dari dimensi yang sudah ditetapkan oleh pabriknya, udara yang ada diatas air raksa pada tabung gelas kaca/plastic harus bebas mengalir keatas, pastikan tabung dalam keadaan bersih, pastikan Volume air raksa cukup ( berada pada skala “0” pada saat manset dalam keadaan bebas/tanpa ada aliran tekanan), Dan pada saat tertentu diperlukan kalibrasi untuk menunjukan keseragam pembacaan skala yang benar. Hal tersebut diatas memastikan agar kondisi alat tetap terjaga 3 keakuratan dalam pembacaannya dan untuk menjaga agar kondisi alat tersebut selalu dalam keadaan siap pakai. Untuk aneroid sphygmomanometer, aneroid gaugenya harus dXijaga penyimpangan diapragma terhadap meter ukurnya dari benturan atau goncangan selama masa penggunaannya, dan meter ukur cenderung mengalami kesalahan pembacaan saat terjadi tekanan lebih. Keandalan alat tersebut sangat tergantung pada pemeriksaan berkala. Biasanya sphygmomanometers air raksa lebih sering digunakan karena pertimbangan yang lebih dapat dipercaya dan akurat. Sensor Tekanan MPX Sensor MPX 5100 adalah sensor tekanan dengan kompensasi suhu, pengondisi sinyal, dan telah terkalibrasi. Sensor tekanan ini adalah monolitik silicon sensor tekanan yang dirancang untuk berbagai aplikasi, terutama mereka yang menggunakan sebuah mikrokontroller atau mikroprosessor dengan input A / D . Gambar 1 Blok Diagram Sensor MPX5100(datasheet MPX5100) Tabel Karakteristik MPX (datasheet MPX5100) Karakteristik Simbol Min Typ Max Unit Pressure range Pop 0 15 - 100 115 kPa Vs 4.75 5.0 5.25 VDC Io - 7.0 10 mAdc VOFF 0.088 0.20 0.313 VDC VFSO 4.587 4.700 4.813 VDC VFSS - 4.500 V/P - 45 ±2.5 - %VFSS mV/kPa tR - 1.0 - ms IO+ - 0.1 - MAdc - - 20 - ms - - ±0.5 - %VFSS Supply Voltage Supply Current Minimum Pressure Offset @Vs = 5.0 V Full Scale Output Full Scale Span Accuracy Sensitivity Response Time Output Source Current at Full Scale Output Warm-Up Time Warm Stability - Kurva perbandingan tegangan dan tekanan : Gambar 2 Kurva Perbandingan Tegangan dan Tekanan (datasheet) Sensor Kelembaban 808 H5V6 Sensor kelembaban 808 H5V6 adalah sensor kelembaban berbasis kapasitif yabg merubah besaran kelembaban menjadi tegangan. Sensor ini dapat mengukur kelembaban Sensor ini berisi substrat thin film dari polimer atau metal ocide yang dipasang diantara dua elektroda konduktif. Permukaan sensor ditutup menggunakan elektroda metal untuk melindungi sensor tersebut dari kontaminasi lingkungan disekitarnya. Substrat pada umumnya terbuat dari glass, keramik atau silikon. Perubahan dielektrik dari sensor kelembaban kapasitif proposional terhadap perubahan kelembaban relatif dilingkungan sekitar sensor. Tabel Spesifikasi Sensor Kelembaban 808 H5V6 VDC Sumber: Datasheet Sensor MPX5100GP 4 2) 3) Gambar 3 Sensor Kelembaban 808 H5V6 4) Tabel Respon Kelembaban 808 H5V6 5) 6) 7) mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC. Gambar 2.5 Grafik Kelembaban 808 H5V6 Gambar 4 Sensor suhu LM35 Sensor Suhu LM35 Sensor Suhu LM35 adalah salah satu jenis sensor yang merubah besaran suhu ke besaran listrik dalam bentuk tegangan. LM35 memiliki 3 buah pin kaki, pin1 untuk INPUT tegangan positif (+), pin2 OUTPUT, pin3 INPUT tegangan negatif/GND (-). KERANGKA KONSEP Blok Diagram Mekanis Sensor Kelembaban Sensor Suhu Dapat beroperasi pada tegangan 4 volt sampai 30 volt. Setiap suhu 1 derajat Celcius akan menunjukan tegangan 10 mV. Bulb Persamaan: Vout = 10 mV/1ºC Artinya, jika terbaca tegangan Vout = 500 mV, maka temperaturnya = 500mV/10mV= 50ºC. Reset Manset Timer 60S Enter UP/Down Karakteristik : Gambar 5 Diagram Mekanis 1) Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 5 Blok Diagram tersebut akan diproses melalui Mikrokontroler , kemudian ditampilkan melalui LCD. Pada saat display menunjukkan tekanan 200 mmg tekan tombol timer 60s untuk memulai timer. Ketika timer sudah mencapai 60s maka 200-data adc terakhir, maka akan diketahui tensimeter tersebut laik atau tidak laik. Diagram Alir Gambar 6 Blok Diagram Cara Kerja Blok Diagram Saat alat dinyalakan, tegangan dari baterai menyuplai rangkaian mikrokontroller, sensor suhu, sensor kelembaban, termasuk sensor tekanan sehingga alat dalam keadaan ready dan siap untuk beroperasi. Kemudian dilakukan pemilihan kalibrasi dengan menekan tombol up/down. Setelah itu tekan enter. Suhu,kelembaban,dan tekanan yang diterima oleh sesor dikonversikan menjadi tegangan analog. Tegangan tersebut kemudian diproses oleh rangkain pengkondisi sinyal analog sebelum masuk pada ADC internal Mikrokontroler. Setelah tegangan masuk ADC , tegangan analog akan dikonversi menjadi tegangan digital untuk diproses oleh mikrokontroler. Data hasil dari pengolahan tersebut akan diproses melalui Mikrokontroler kemudian ditampilkan melalui LCD. Untuk memulai proses tes kebocoran pada tensimeter, pilih mode tes kebocoran. Setelah itu tekan enter. Sebelum ada tekanan display menunjukan nilai 0 mmHg. Pemompaan dilakukan secara manual. Tekanan yang masuk akan diterima oleh sensor tekanan , kemudaian dikonversi menjadi tegangan analog. Tegangan tersebut kemudian akan diproses oleh rangkaian pengkondisi sinyal analog sebelum masuk ke ADC internal yang telah tersedia dalam IC Mikrokontroler. Setelah tegangan masuk ADC , tegangan analog akan dikonversi menjadi tegangan digital untuk diproses oleh mikrokontroler. Data hasil dari pengolahan Gambar 7 Diagram Alir Saat start alat dalam keadaan ready, display LCD akan menampilkan pemilihan mode , yaitu mode pengukuran suhu , kelembaban dan Tekanan atau Tes Kebocoran . Ketika mode pengukuran suhu, kelembaban dan Tekanan dipilih maka pada display lcd akan menampilkan kondisi suhu, kelembaban dan tekanan tersebut, jika mode tes kebocoran yang dipilih maka timer akan menghitung selama 60 s dan memunculkan display tekanan setalah timer sudah tercapai selama 60 s maka pada display lcd akan memunculkan nilai tekan. 6 HASIL DAN ANALISA DATA Hasil Analisa Data 1) Hasil Pengukuran dan Perhitungan DPM Modul dan DPM Pembanding Berdasarkan data-data dan perhitungan, maka didapati error paling besar antara DPM Pembanding dengan Modul adalah 0,8%. Selisih pengambilan data menggunakan pembanding DPM mulai dari pengukuran ke-1 sampai ke-5 Tabel 1 Hasil Pengukuran Naik Titik Akurasi DPM Pembanding X1 DPM Modul (mmHg) X2 X3 X4 Ratarata X5 Error% 0 0 0 0 0 0 0 0 0% 50 50 50 50 49 49 50 49,6 0,8% 100 100 100 100 99 99 99 99,4 0,6% 150 150 150 150 150 150 150 150 0% 200 200 200 200 200 199 200 299,8 0,1% 250 250 250 250 250 250 250 250 0% X5 Ratarata Error% PEMBAHASAN Rangkaian Minimum Sistem Tabel 2 Hasil Pengukuran Turun Titik Akurasi DPM Pembanding X1 DPM Modul (mmHg) X2 X3 X4 0 0 0 0 0 0 0 0 0% 50 50 50 50 49 50 50 49,8 0,4% 100 100 100 100 99 99 100 99,6 0,4% 150 150 150 150 150 150 150 150 0% 200 200 200 200 200 200 200 200 0% 250 250 250 250 250 250 250 250 0% 2) Hasil Pengukuran Suhu Tabel 3 Hasil Pengukuran Suhu Suhu Error % Pengukuran keAlat Pembanding 1 25,8 26 0,2 2 25,8 26,5 0,7 3 26,3 26,5 0,2 4 27,8 28 0,2 5 29,2 29 0,2 Gambar 8 Rangkaian Minimum System 3) Hasil Pengukuran Kelembaban Tabel 4 Hasil Pengukuran Suhu Error % Pengukuran ke- Kelembaban Alat Pembanding 1 60.8 61 0.2 2 61.8 61 0.8 3 68.1 67.5 0.6 4 63.4 63.5 0.1 5 83.5 83 0.5 Sistem minimum mikrokontroler adalah sistem elektronika yang terdiri dari komponenkomponen dasar yang dibutuhkan oleh suatu mikrokontroler untuk dapat berfungsi dengan baik. Pada umumnya, suatu mikrokontoler membutuhkan dua elemen (selain power supply), Kristal Oscillator (XTAL), dan Rangkaian RESET. Analogi fungsi Kristal Oscillator adalah jantung pada tubuh manusia. Perbedaannya, jantung memompa darah dan seluruh kandungannya, sedangkan XTAL memompa data. Dan fungsi rangkaian RESET adalah untuk membuat mikrokontroler memulai kembali pembacaan program, hal tersebut dibutuhkan pada saat mikrokontroler mengalami gangguan dalam meng-eksekusi program. Pada sistem minimum AVR terdapat elemen tambahan (optional), yaitu rangkaian pengendalian ADC: AGND (= GND ADC), AVCC (VCC ADC), dan AREF (= Tegangan Referensi ADC) dan konektor ISP untuk 7 mengunduh (download) mikrokontroler. program ke Rangkaian Suhu LM 35 Rangkaian Pengkondisi Sinyal Gambar 10 Rangkaian Suhu LM35 Output dari LM35 masuk pada ADC mikro pada ADCPIN.1 Rangkaian Kelembaban 808 H5V6 Gambar 9 Rangkaian Pengkondisi Sinyal Rangkaian pengkondisi sinyal terdiri dari 1 buah IC LM358, sebagai rangkaian foltage follower ( buffer), rangkaian diffrensiator. Sensor MPX5100GP mendeteksi besaran tekanan , yang kemudian menghasikan output tegangan dengan resolusi 45 mV/kPa. Tegangan output dari sensor yang berorde milivolt kemudian masuk rangkaian buffer , rangkaian buffer disini berfungsi sebagai penyangga , agar output dari sensor yang berorde millivolt tidak drop ketika masuk ke rangkaian berikutnya dengan tegangan output = tegangan input. Output dari rangkaian buffer masuk ke rangkaian differensiator. Penggunaan rangkaian Differensiator amplifier digunakan untuk mengatur tegangan output sensor MPX5100GP menjadi 0 volt ketika tidak ada tekanan, karena tegangan output sensor MPX5100GP = 0,36 volt saat tidak ada tekanan, sehingga tegangan perlu di zero kan pada rangkaian differensiator amplifier dengan tegangan pengurang 0,36 volt pada kaki inverting, sehingga pada saat tidak ada tekanan tegangan yang masuk ke ADC mikrokontroler = 0 volt. Setelah tegangan di adjust sehingga output 0 volt pada tekanan 0kPa. Gambar 11 Rangkaian Kelembaban 808 H5V6 Tegangan output dari sensor yang kemudian masuk rangkaian buffer , rangkaian buffer disini berfungsi sebagai penyangga , agar output dari sensor tidak drop. Program Mode Kalibrasi void baca_tekanan() { for(g=0;g<25;g++) {buff_tekanan[g]=read_adc(0);} jumlah=0; for(g=0;g<25;g++) {jumlah=jumlah+buff_tekanan[g];} tekanan=(float)(jumlah/25); delay_ms(300); tekanan1=(float)tekanan*5.01/1023.0; tekanan1=(float)(tekanan1/2.050); 8 tekanan2=(float)((tekanan10.04*5.08)/(0.009*5.08)+(2.5*1*0.009*5.08)); konversi=(tekanan2*7.5)+32; } void baca_suhu() {for(g=0;g<50;g++) {buff_suhu[g]=read_adc(1);} jumlah=0; for(g=0;g<50;g++) {jumlah=jumlah+buff_suhu[g];} suhu=(float)(jumlah/50); suhu_c1=(float)((5.01*suhu)*100/1023.0)+2.30; } void baca_kelembaban() { for(g=0;g<50;g++) {buff_kelembaban[g]=read_adc(2);} jumlah=0; for(g=0;g<50;g++) {jumlah=jumlah+buff_kelembaban[g];} kelembaban=(float)(jumlah/50); tegangan=(float)(kelembaban*5.01/1023.0); delay_ms(120); if(tegangan>0.310 && tegangan<0.93) {kelembaban2=(float)10+((tegangan0.310)/0.031);} else if(tegangan>0.93 && tegangan<1.24) {kelembaban2=(float)30+((tegangan0.93)/0.031);} else if(tegangan>1.24 && tegangan<1.55) {kelembaban2=(float)40+((tegangan1.24)/0.031);} else if(tegangan>1.55 && tegangan<1.85) {kelembaban2=(float)50+((tegangan1.55)/0.03);} else if(tegangan>1.85 && tegangan<2.15) {kelembaban2=(float)60+((tegangan1.85)/0.03);} else if(tegangan>2.15 && tegangan<2.43) { kelembaban2=(float)70+((tegangan2.15)/0.028);} else if(tegangan>2.43 && tegangan<2.8575) { kelembaban2=(float)80+((tegangan2.43)/0.0285);} kelembaban2=kelembaban2-4;} void tampil_t() {ftoa(konversi,0,temp); lcd_gotoxy(0,1); lcd_puts(temp); lcd_gotoxy(4,1); lcd_putsf("mmhg"); delay_ms(299);} void tampil_sk() {ftoa(konversi,0,temp); lcd_clear(); lcd_gotoxy(0,1); lcd_puts(temp); lcd_gotoxy(4,1); lcd_putsf("mmhg"); ftoa(suhu_c1,1,temp); lcd_gotoxy(0,0); lcd_puts(temp); lcd_gotoxy(4,0); lcd_putchar(0xdf); lcd_putsf("C"); ftoa(kelembaban2,1,temp); lcd_gotoxy(8,0); lcd_puts(temp); lcd_gotoxy(12,0); lcd_putsf("%RH"); } while(1) if(mode==0) {baca_suhu();baca_kelembaban();baca_tekanan( ); tampil_sk();} Program Mode Tes Kebocoran void baca_tekanan() { for(g=0;g<25;g++) {buff_tekanan[g]=read_adc(0);} jumlah=0; for(g=0;g<25;g++) {jumlah=jumlah+buff_tekanan[g];} tekanan=(float)(jumlah/25); delay_ms(300); tekanan1=(float)tekanan*5.01/1023.0; tekanan1=(float)(tekanan1/2.050); tekanan2=(float)((tekanan10.04*5.08)/(0.009*5.08)+(2.5*1*0.009*5.08)); konversi=(tekanan2*7.5)+32;} 9 void tes_k() 0,2% pada pengukuran suhu ruangan dan 0,44% pada pengukuran kelembaban ruangan. {TIMSK=0x01; TCCR0=0x05; lcd_gotoxy(0,0); Saran lcd_putsf("..."); 1. Meminimalkan persentasi nilai error agar hasil lebih akurat dengan menggunakan komponen yang memiliki toleransi kecil. Missal penggunaan resistor biasa dengan metalfilm. if(detik==data) 2. Ditambahkan indikator batterai pada alat. {while(1) 3. Dapat dikembangkan dengan mengganti pompa manual dengan pompa otomatis. Sehingga penggunaan dapat lebih praktis lcd_putsf("Proses"); lcd_gotoxy(6,0); {TCCR0=0x00; detik=0; lcd_clear(); if (konversi>=200) {selisih=konversi-200;} else if (konversi<200) {selisih=200-konversi;} lcd_gotoxy(0,0); itoa(selisih,temp); lcd_puts(temp); if(selisih>15) {lcd_gotoxy(3,0); lcd_putsf("TIDAK LAIK");} else if(selisih>=0 && selisih<=15) DAFTAR PUSTAKA Fluke biomedical. Digital pressure meter , http://www.flukebiomedical.com/Biomedical/us en/pressure-meters/DPM4-Pressure-VacuumTemperature-tester.htm?PID=55945 diakses pada senin, 14 September 2015, jam 15.06 WIB Soeprijatno, Djoko. 2013. Sphygmomanometer atau tensimeter , http://djokosoeprijanto.blogspot.com/2013/04/sp hygmomanometer-atau-tensimeter.html ,diakses pada senin 14 September 2015, jam 15.13 WIB Republik Indonesia. 1998. Permenkes No.363/MENKES/PER/IVl1998 Muhlisin, Ahmad. 2013. Tekanan Darah . http://mediskus.com/penyakit/tekanandarah.html diakses pada tanggal 14 September 2015 jam 15.16 WIB {lcd_gotoxy(3,0); lcd_putsf("LAIK PAKAI");} delay_ms(500); }}} Kesimpulan Telah dapat dibuat Kalibrator Tensimeter dilengkapi Pengukuran Suhu dan Kelembaban. Data rata rata DPM modul dengan pembanding DPM memiliki simpangan paling besar 0,8 dengan presentase error 0,25% pada pengukuran naik dan 0,13% pada pengukuran turun. Sebesar Anderson, Paul D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : EGC Kalibrasi alat kesehatan . http://elektromedik.blogspot.com/2008/04/kalibr asi-alat-kesehatan.html diakses pada tanggal 14 September 2015 jam 15.21 wib Datasheet Sensor MPX series, http://www.motorola.com/semiconductors/ Booth, J (1977). "A short history of blood pressure measurement" Proceedings of the Royal Society of Medicine 10 BIODATA PENULIS Nama NIM TTL Alamat No Hp Pendidikan : Gigih Arif Suheriyono : P27838013072 : Surabaya, 26-10-1995 : Jalan Kalianyar Kulon 8/7 : 081357751460 : SMAN 3 Surabaya 11 12