Bukan Batuk Biasa, Waspadai TBC dengan 8 Gejala Khasnya

advertisement
Bukan Batuk Biasa, Waspadai TBC dengan
8 Gejala Khasnya
Waspadai jika Anda sering batuk-batuk tapi tak kunjung sembuh. Mungkin itu bukan batuk
biasa, karena bisa jadi itu gejala TBC. Kenali 8 gejala khasnya.
Jumlah penderita tuberkulosis (TB) terus bertambah. Penyakit menular ini merupakan infeksi
serius yang mempengaruhi paru-paru seseorang. Bakteri yang menyebabkan TB bisa
menyebar dari satu orang ke orang lain melalui tetesan kecil yang dilepaskan ke udara
melalui batuk dan bersin. Jika TB tak diobati hingga tuntas bisa berakibat fatal.
TB disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis, kuman yang ditularkan melalui udara
dan dari satu orang ke orang lain. Kadang-kadang, bakteri menyebar ke organ lain dan bisa
menyebabkan meningitis.
Infeksi TB ini mulai meningkat pada 1985. Sebagian muncul karena HIV, virus yang
menyebabkan AIDS. HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang sehingga sistem
kekebalan tubuh seseorang tak bisa melawan kuman TB.
Di Amerika Serikat, dengan pengendalian yang ketat, TB mulai turun pada 1993, namun
masih jadi pusat perhatian.
Seperti dikutip Mayoclinic, Selasa (26/2/2013), orang dengan TB aktif harus minum beberapa
jenis obat selama berbulan-bulan untuk membasmi infeksi dan mencegah perkembangan
resistensi antibiotik.
Meskipun tubuh bisa menjadi pelabuhan bakteri yang menyebabkan TB, sistem kekebalan
tubuh biasanya bisa mencegah Anda dari sakit. Karena alasan itu, dokter membedakan TB
dalam dua macam:
1. TB Laten: Pada kondisi ini, Anda memiliki infeksi TB, tapi bakteri tetap dalam tubuh
Anda dalam keadaan tidak aktif serta tak menimbulkan gejala.
TB laten juga disebut TB tidak aktif atau TB infeksim yang tak menular. Namun, bisa
berubah menjadi aktif sehingga pengobatan penting bagi TB laten untuk membantu
mengendalikan penyebaran TB. Diperkirakan, sepertiga penduduk dunia mengalami TB
laten.
2. TB aktif. Kondisi membuat Anda sakit dan bisa menularkan ke orang lain. Ini bisa terjadi
beberapa minggu pertama setelah terinfeksi bakteri TB atau beberapa tahun kemudian.
Tanda dan Gejala TB Aktif
Kebanyakan, orang tak menyadari mengalami gejala TB dan bingung membedakannya
dengan penyakit lain karena tak mudah untuk mengenalinya. Padahal, gejala dimulai secara
bertahap dan berkembang dalam jangka waktu beberapa minggu hingga berbulan-bulan.
Orang sering mengalami satu atau dua gejala ringan dan tak mengenalinya sedini mungkin.
Gejala sering tidak muncul sampai penyakit ini berkembang. Mengidentifikasi gejala TB bisa
membantu seseorang mencegah komplikasi seperti infeksi PPOK (Penyakit paru Obstruktif
Kronik) pada organ tubuh lain.
Berikut sejumlah tanda dan gejala khas jika orang terkena TB:








Batuk. Pada tahap selanjutnya, batuk bisa menghasilkan dahak berwarna abu-abu atau
kuning yang bisa bercampur dengan darah
Perhatikan penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan.
Kelelahan
Demam
Berkeringat di malam hari adalah salah satu cara tubuh melindungi darpenyakit.
Berkeringat di malam hari dapat dimulai dengan demam dan akhirnya menyebabkan
keringat berlimpah diikuti oleh menggigil.
Panas dingin
Kehilangan nafsu makan
Amati urine yang berubah warna (kemerahan) atau urine keruh. Ini merupakan gejala
yang muncul pada tahap selanjutnya
Organ yang Terpengaruh
TB bisa menyerang paru-paru Anda dan bagian organ lainnya.Jika Anda mengalami TB paru,
maka tanda dan gejala yang dihadapi



Batuk yang berlangsung tiga minggu atau lebih
Batuk darah atau sputum
Perhatikan nyeri di dada dan paru-paru, yang bisa menyebabkan sesak napas. Sesak
napas itu bisa menyebabkan pusing.
Selain paru-paru, TB bisa mempengaruhi bagian lain dari tubuh Anda, termasuk tulang
belakang, ginjal, dan otak. Ketika TB terjadi di luar paru-paru, gejala bervariasi tergantung
organ yang terlibat. Misalnya saja TB tulang belakang yang bisa membuat punggung Anda
sakit, dan TB ginjal yang bisa menyebabkan urine berdarah.
Meski TB menular, bukan pekerjaan mudah untuk mengenalinya. Anda lebih mungkin
tertular TB dari seseorang yang hidup dengan Anda atau bekerja bersamanya dibanding orang
yang tak dikenal. Kebanyakan orang dengan TB aktif yang sudah menjalani terapi obat yang
tepat, setidaknya dua minggu sudah tidak lagi menular.
TB tetap menjadi pembunuh utama karena peningkatan dalam obat yang tahan dengan strain
bakteri. Sejak antibiotik pertama digunakan untuk melawan TB sejak 60 tahun yang lalu,
beberapa kuman TB mengembangkan kemampuannya untuk bertahan hidup. Dan
kemampuan itu diteruskan ke keturunannya.
Obat menjadi resisten terhadap TB ketika antibiotik gagal membunuh semua bakteri. Bakteri
yang hidup menjadi resisten terhadap obat tertentu dan sering pada antibiotik lainnya.
Faktor Peningkat Risiko
Faktor tertentu bisa meningkatkan risiko seseorang terkena TB. Contohnya saja jika sistem
kekebalan tubuh Anda lemah dan tempat kerja atau tempat tinggal Anda ada orang yang
terkena TB. Berikut sejumlah faktor risiko yang perlu diperhatikan:
1. Sistem Imun yang melemah. Sejumlah penyakit dan obat-obatan bisa melemahkan sistem
kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS, diabetes, penyakit ginjal stadium akhir, beberapa
kanker, pengobatan kanker, obat mencegah penolakan transplantasi organ, malnutrisi, usia
masih sangat muda atau usia lanjut.
2. Internasional koneksi: Risiko TB lebih tinggi bagi orang-orang yang tinggal di atau
melakukan perjalanan ke negara-negara yang memiliki tingkat tinggi tuberkulosis, seperti:
Afrika
India
Cina
Meksiko
Pulau-pulau di Asia Tenggara dan Mikronesia
Bagian dari Uni Soviet
3. Kemiskinan dan penyalahgunaan zat: Jika Anda berpenghasilan rendah atau tetap,
tinggal di daerah terpencil, Anda kurang akses ke perawatan medis yang diperlukan untuk
mendiagnosa dan mengobati TB.
Sedangkan penyalahgunaan zat dalam jangka panjang seperti alkohol atau narkoba
melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat orang rentang terhadap TB.
4. Tempat tinggal atau bekerja: Kontak secara teratur dengan orang yang sakit bisa
meningkatkan peluang Anda terkena TB. Kenakan masker dan sering mencuci tangan untuk
mengurangi risiko. Tinggal atau bekerja di fasilitas rumah perawatan. Orang yang tinggal
atau bekerja di penjarak, panti jompo berisiko terkena TB. Ini karena risiko lebih tinggi
dengan kurangnya ventilasi.
Tanpa pengobatan, TB bisa berakibat fatal. Penyakit yang tak diobati dengan aktif biasanya
mempengaruhi paru-paru, tetapi bisa menyebar ke bagian lain dari tubuh melalui aliran darah
Anda. Contoh meliputi:




Tulang. Nyeri tulang punggung dan kerusakan sendi bisa akibat TB yang menginfeksi
tulang Anda. Dalam beberapa kasus, tulang rusuk terpengaruh.
Otak. TB di otak Anda bisa menyebabkan meningitis, pembengkakan selaput yang
kadang-kadang fatal menutupi otak dan sumsusm tulang belakang.
Hati dan ginjal: Hati dan ginjal membantu menyaring limbah dan kotoran dari aliran
darah. Fungsi ini terganggu jika hati atau ginjal dipengaruhi TB.
Jantung: TB bisa menginfeksi jaringan yang mengelilingi jantung, menyebabkan
radang dan cairan yang bisa mengganggu kemampuan jantung Anda memompa secara
efektif. Kondisi ini disebut cardiac tamponade yang bisa fatal.
Jika Anda curiga mengalami TB, segera hubungi dokter. Anda mungkin dirujuk ke dokter
yang mengkhususkan diri dalam penyakit menular atau penyakit paru-paru.
Diagnosa TB
Dalam pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa kelenjar getah bening Anda untuk
pembengkakan dan mengunakan stetoskop untuk mendengar suara paru-paru Anda ketika
bernapas.
Alat diagnostik yang paling umum digunakan untuk TB adalah tes kulit. Sejumlah kecil zat
yang disebut PPD tuberculin disuntikkan tepat di bawah kulit lengan bagian dalam. Anda
akan sedikit merasakan tertusuk jarum.
Dalam waktu 48 sampai 72 jam, ahli kesehatan akan memeriksa lengan untuk bengkak di
tempat suntikan. Jika benjolan menjadi keras berwarna merah, berarti Anda mengalami TB.
Ukuran benjolan menentukan apakah hasil tes signifikan.
Namun, hasil tes kulit tak sempurna. Kadang-kadang hasilnya bisa menunjukkan orang itu
kena TB padahal tidak. Ini juga menunjukkan orang yang tidak memiliki TB malah disebut
kena.
Selain tes kulit, TB juga bisa didiagnosa dari tes darah, X-ray dada, dan tes dahak.
Obat
Obat-obatan merupakan dasar pengobatan tuberkulosis. Tapi mengobati TB memakan waktu
lebih lama dibanding mengobati infeksi bakteri jenis lain. Dengan TB, Anda harus minum
antibiotik setidaknya selama enam sampai sembilan bulan.
Jika Anda mengalami TB laten, Anda mungkin perlu minum satu jenis obat TB. Untuk TB
aktif, terutama jika itu adalah virus yang tahan obat, memerlukan beberapa obat sekaligus.
Obat-obatan yang paling umum digunakan untuk mengobati tuberkulosis meliputi:




Isoniazid
Rifampisin (Rifadin, Rimactane)
Etambutol (Myambutol)
Pirazinamid
Menyelesaikan pengobatan sangat penting. Setelah beberapa minggu, Anda tidak akan
menular, dan Anda mungkin mulai merasa lebih baik. Anda mungkin tergoda untuk berhenti
minum obat TBC Anda. Tetapi sangat penting jika Anda menyelesaikan terapi obat dan
minum obat persis seperti yang ditentukan oleh dokter Anda.
Menghentikan pengobatan terlalu cepat atau melewatkan dosis bisa memungkinkan bakteri
yang masih hidup menjadi resisten terhadap obat-obatan, yang mengarah ke TB yang jauh
lebih berbahaya dan sulit untuk mengobati.(Mel/Igw)
http://health.liputan6.com/read/521884/bukan-batuk-biasa-waspadai-tbc-dengan-8-gejalakhasnya
Download