F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dioda Yang memancarkan Cahaya LED adalah dioda yang memancarkan cahaya, komponen ini adalah bahan semi konduktor khusus yang dirancang untuk memancarkan cahaya, tapi pada perancangan alat ini penulis juga menggunakan dua buah dioda yang memancarkan dengan tipe yang berbeda, dioda yang digunakan adalah infra red emiting dioda, penggunaan infra red emitting dioda ini karena dari sinilah sinar infra merah akan di pancarkan dari rangkaian infra merah transmitter, sehingga cahaya tersebut dapat terdeteksi oleh phototransistor yang ada pada rangkaian infra merah receiver. Apabila diberi bias maju, energi electron yang mengalir melewati tahanan sambungan diubah lansung menjadi energi cahaya infra merah, sinar infra merah tidak dapat terlihat oleh mata manusia, dengan menambahkan obat gallium arsenide disertai berbagai bahan, dapat dibuat LED dengan output yang dapat dilihat; sinar merah, hijau, kuning, atau biru. Tapi dioda jenis ini tidak digunakan pada pembahasan perancangan alat yang akan penulis buat. LED Gambar 2.1 Simbol Infra red Emitting Diode 4 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic 2.2. Phototransistor Phototransistor adalah sebuah komponen semikoduktor yang fungsi utamanya adalah sebagai detector cahaya infra merah, fototransistor yang paling sering dijumpai adalah transistor bipolar NPN dengan sambungan kolektor-basis PN yang peka cahaya. Apaila sambungan tersebut dikenai cahaya melalui lensa yang membuka pada bungkus transistor, maka timbul aliran arus control yang menghidupkan transistor ON. Aksi ini sama dengan yang terjadi pada arus basis emitor dari transistor NPN biasa. Fototransistor dapat sebagai alat dengan dua kaki atau tiga kaki. Kaki basis dapat dibawa keluar sehingga alat dapat digunakan sebagai transistor bipolar konvensional, dengan atau tanpa tambahan keistimewaan kepekaan cahaya. Apabila tidak ada cahaya yang masuk mengenai lensa yang membuka, hanya arus botol yang sangat kecil mengalir antara kolektor dan emitor. Arus ini disebut arus gelap. Apabila cahaya mengenai sambungan PN kolektor-basis, arus basis yang dihasilkan berbanding langsung dengan intensitas cahaya. Aksi tersebut menghasilkan arus kolektor yang dikuatkan. Kecuali untuk arus basis dibangkitkan, transistorfoto bertindak seperti transistor bipolar konvensional. LENSA C KOLEKTOR B BASIS E EMITOR Gambar 2.2 Phototransistor Tipe tiga kaki 5 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic Semua transistor bipolar dan unipolar cukup kuat untuk digunakan sebagai protodetektor dan dinamakan “phototransistor”. Sebuah phototransistor mempunyai penguatan yang cukup tinggi ketika transistor itu bekerja, selain dari itu farbrikasi dari phototransistor lebih komplit dibandingkan dengan photodiode dan phototransistor dapat bekerja pada frekwensi tinggi. Sebuah phototransistor biasa digunakan untuk mendeteksi sinar infra merah. Bagian luar phototransistor memperbolehkan cahaya masuk ke dalam Kristal. Energi cahaya ini akan menciptakan pasangan hole-elektron di dalam daerah base dan menyebabkan transistor bekerja. Dengan demikian phototransistor dibuat tanpa base leat (kaki base). 2.3. Relay Pengendali Elektromekanis Relay pengendali elektromekanis (an electromechanical relay = EMR) adalah saklar magnetis. Relay ini menghubungkan rangkaian beban ON atau OFF dengan pemberian energi elektromekanis, yang membuka atau menutup kontak pada rangkaian. EMR mempunyai variasi aplikasi yang luas baik pada rangkaian listrik maupun elektronis. Misalnya EMR dapat digunakan pada control dari kran-daya cairan dan banyak control urutan mesin, misalnya operasi pemboran (tanah), pemboran (pelat), penggilingan dan penggerindaan. Relay biasanya hanya mempunyai satu kujparan, tetapi relay dapat mempunyai beberapa kontak. Pada jenis EMR, kontak ditunjuk sebagai normally open (NO) dan normally close (NC). Apabila kumparan diberi tenaga, akan terjadi medan magnet elektromagnetis. Aksi dari medan ini pada gilirannya menyebabkan coil terjadi kemagnetan kumparan menutup kontak NO dan membuka kontak NC, seperti yang ditunjukan pada gambar 2.3. 6 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic Kontak terbuka normal Kontak tertutup normal CR1 CR2 Contact simbol simbol Gambar 2.3 Relay Elektromekanis Kontak normally open akan terbuka ketika tidak ada arus yang mengalir pada kumparan koil relay, tetapi tertutup scepatnya setelah kumparan menghantarkan arus atau diberi tenaga. Kontak normally close akan tertutup apabila kumparan tidak diberi daya dan membuka ketika kumparan diberi daya. Masing-masing kontak biasanya digambarkan sebagai kontak yang tampak dengan kumparan yang tidak diberi daya. Relay biasanya mempunyai beberapa parameter penting, yaitu; tahanan gulungan, tegangan operasi gulungan maksimum dan minimum, jumlah dan tipe kontak, rating tegangan dan arus untuk kontak. 2.4. Motor Arus Searah Lebih dari 50% listrik yang diproduksi digunakan untuk daya motor, dan motor tersebut digunakan untuk roda-roda industri. Motor listrik menggunakan energi listrik dan energi magnet untuk menghasilkan energi magnetis. Operasi motor tergantung pada interaksi dua medan magnet. Secara sederhana dikatakan bahwa dua medan magnet dapat dibuat berinteraksi untuk menghasilkan gerakan. Tujuan motor adalah untuk menghasilkan gaya yang menggerakan (torsi). Motor arus searah jarang digunakan pada aplikasi industri umum karena semua sistem utility listrik diperlengkapi dengan perkakas arus bolak-balik. Meskipun 7 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic demikian, untuk aplikasi khusus, adalah menguntungkan jika mengubah arus bolakbalik menjadi arus searah dengan menggunakan motor dc. Motor arus searah digunakan dimana control torsi dan kecepatan dengan rentang yang lebar diperlukan untuk memenuhi kebutuhan aplikasi. Meskipun demikian, susunan saklar komutator menimbulkan masalah pada pemeliharaan sikat dan bunga api listrik. Operasi motor dc magnet permanent ditunjukan pada gambar 2.4. Sumber DC + -- S N S Komuator Sikat N Gambar 2.4 Operasi motor DC Magnet Permanen 2.5. Semikonduktor Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan konduktor murni. Bahan-bahan logam seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam memiliki susunan atom yang sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat bergerak bebas. 8 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic 2.5.1. Susunan Atom Semikonduktor Bahan semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah Silicon (Si), Germanium (Ge) dan Gallium Arsenida (GaAs). Germanium dahulu adalah bahan satu-satunya yang dikenal untuk membuat komponen semikonduktor. Namun belakangan, silikon menjadi popular setelah ditemukan cara mengekstrak bahan ini dari alam. Silikon merupakan bahan terbanyak ke dua yang ada di bumi setelah oksigen (O2). Pasir, kaca dan batu-batuan lain adalah bahan alam yang banyak mengandung unsur silikon. Dapatkah anda menghitung jumlah pasir di pantai. Struktur atom kristal silikon, satu inti atom (nucleus) masing-masing memiliki 4 elektron valensi. Ikatan inti atom yang stabil adalah jika dikelilingi oleh 8 elektron, sehingga 4 buah elektron atom kristal tersebut membentuk ikatan kovalen dengan ionion atom tetangganya. Pada suhu yang sangat rendah (0 oK), struktur atom silikon divisualisasikan seperti pada gambar berikut. Gambar 2.5 Struktur dua dimensi kristal Silikon Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu inti atom ke inti atom yang lain. Pada kondisi demikian, bahan semikonduktor bersifat isolator karena tidak ada elektron yang dapat berpindah untuk menghantarkan listrik. Pada suhu kamar, ada beberapa ikatan kovalen yang lepas karena energi panas, sehingga memungkinkan elektron terlepas dari ikatannya. Namun hanya beberapa 9 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic jumlah kecil yang dapat terlepas, sehingga tidak memungkinkan untuk menjadi konduktor yang baik. Ahli-ahli fisika terutama yang menguasai fisika quantum pada masa itu mencoba memberikan doping pada bahan semikonduktor ini. Pemberian doping dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat menghantarkan listrik. Kenyataannya demikian, mereka memang iseng sekali dan jenius. 2.5.2. Tipe-N Misalnya pada bahan silikon diberi doping phosphorus atau arsenic yang pentavalen yaitu bahan kristal dengan inti atom memiliki 5 elektron valensi. Dengan doping, Silikon yang tidak lagi murni ini (impurity semiconductor) akan memiliki kelebihan elektron. Kelebihan elektron membentuk semikonduktor tipe-n. Semikonduktor tipe-n disebut juga donor yang siap melepaskan elektron. Gambar 2.6 Doping atom pentavalen 2.5.3. TIPE-P Kalau silikon diberi doping Boron, Gallium atau Indium, maka akan didapat semikonduktor tipe-p. Untuk mendapatkan silikon tipe-p, bahan dopingnya adalah 10 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic bahan trivalent yaitu unsur dengan ion yang memiliki 3 elektron pada pita valensi. Karena ion silikon memiliki 4 elektron, dengan demikian ada ikatan kovalen yang bolong (hole). Hole ini digambarkan sebagai akseptor yang siap menerima elektron. Dengan demikian, kekurangan elektron menyebabkan semikonduktor ini menjadi tipe-p. Gambar 2.7 Doping atom trivalent 2.5.4. RESISTANSI Semikonduktor tipe-p atau tipe-n jika berdiri sendiri tidak lain adalah sebuah resistor. Sama seperti resistor karbon, semikonduktor memiliki resistansi. Cara ini dipakai untuk membuat resistor di dalam sebuah komponen semikonduktor. Namun besar resistansi yang bisa didapat kecil karena terbatas pada volume semikonduktor itu sendiri. 2.6. Catu Daya untuk Mekanik Pintu Gerbang dan Infra Red Receiver Kinerja alat ini sangat dipengaruhi oleh perangkat catu daya yang digunakan. Untuk mendapatkan output tegangan yang bagus, diperlukan catu daya yang stabil. Rangkaian infra merah control receiver menggunakan catu daya pada operasi normal 11 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic dengan regulator tegangan DC 9V berupa IC LM7809. Agar tegangan keluaran pada pin3 stabil pada 9V, maka tegangan masukan pada pin1 antara 12V hingga 18V, Simbol IC ditunjukan oleh gambar 2.8. IC ini terdapat beberapa versi. Untuk sistem dengan konsumsi daya hanya 1A, dapat digunakan IC LM7805 dengan kemasan TO220 yang dilengkapi dengan metal pendingin. 7809 1 3 2 Gambar 2.8 IC LM7809 Sedangkan untuk memasok tegangan ke relay-relay pengendali menggunakan regulator tegangan DC 12V, yang berupa IC LM7812 dan prisip kerjanya sama dengan IC LM7805, namun pada IC LM7812 agar tegangan keluaran pada pin3 stabil pada level 12V, maka tegangan masukan pada pin1 adalah antara 12V hingga 24V. Rangkaian catu daya untuk alat pengendali saklar menggunakan sinar infra merah ditunjukan oleh gambar 2.9. + 1 AMP 220v in IC 7809 out + + LED Diode silicone AC Vout 9 volt 10uF/16v 2200uF 25v ground ground 0 _ TRAFO in + out IC 7812 Vout + CATU DAYA 9V & 12V 2200uF 25v + 12 volt ground 10uF/16v ground _ Gambar 2.9 Rangkaian catu daya 9V dan 12V 12 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic 2.7. Mikrokontroler PIC 16F84 Secara Sederhana mikrokontroler merupakan suatu IC yang di dalamnya berisi CPU, ROM, dan I/O. Dengan adanya CPU tersebut maka mikrokontroler dapat melakukan proses ‘berfikir’ berdasarkan program yang telah diberikan kepadanya. Mikrokontroler banyak ditemukan pada peralatan elektronika yang serba otomatis. Misalnya mesin cuci otomatis, microwave,oven, mesin fax sampai ke mesin fotocopy. Mikrokontroler digunakan sebagai pusat pengontrol peralatan-peralatan elektronik tersebut. Mikrokontroler dapat dianggap sebagai komputer berukuran kecil. Untuk dapat membuat suatu peralatan elektronik canggih berukuran cukup kompak, maka dibutuhkan suatu alat yang akan mengontrol seluruh kegiatan peralatan tersebut. Karena itu sangat dibutuhkan suatu mikrokontroler berukuran cukup kecil dan berdaya rendah sehingga sangat dimungkinkan menggunakan baterai. 2.7.1. Komponen Penyusun Mikrokontroler Mikrokontroler terdiri dari beberapa bagian / part seperti terlihat pada gambar di bawah ini. CPU ROM RAM I/O KOMPONEN LAIN (OPSIONAL) Gambar 2.10 Komponen Penyusun Mikrokontroler 13 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic Pada Gambar 2.10 menunjukan suatu mikrokontroler standard yang disusun oleh komponen-komponen sebagai berikut: a. CPU ( Central Processing Unit ) CPU ini merupakan pengontrol utama dalam suatu mikrokontroler. CPU pada mikrokontroler ada yang berukuran 8-bit ada pula yang berukuran 16-bit, CPU ini akan membaca program yang ada di dalam ROM dan melaksanakannya. b. ROM ( Read Only Memory ) ROM merupakan suatu memori ( alat untuk mengingat ) yang memiliki sifat hanya bisa dibaca saja. Dengan demikian ROM tidak dapat ditulisi. Dalam dunia mikrokontroler, ROM digunakan untuk menyimpan program bagi mikrokontroler tersebut. Program tersimpan dalam format biner ( ‘0’ atau ‘1’ ). Susunan bilangan biner tersebut bila telah dibaca oleh mikrokontroler akan memiliki arti tersendiri. c. RAM ( Random Acces Memory ) Berbeda dengan ROM yang hanya bersifat hanya baca, maka RAM adalah jenis memori yang selain dapat dibaca juga dapat ditulisi berulang kali. Tentunya dalam pemakaian mikrokontroler ada semacam data yang bisa berubah pada saat mikrokontroler tersebut bekerja. Perubahan data tersebut tentunya juga harus ke dalam memori. Namun RAM tersebut tidak dapat mempertahankan isinya jika catu daya listriknya dihilangkan. d. I/O ( Input / Output ) Untuk berkomunikasi dengan dunia luar, maka mikrokontroler menggunakan terminal I/O (Port I/O). Port tersebut disebut sebagai Input/Output karena pada umumnya port tersebut dapat dipakai sebagai masukan atau sebagai keluaran. Sebagai masukan contohnya adalah pada saat mikrokontroler harus mengawasi sebuah saklar ( switch ) untuk mendeteksi apakah saklar tersebut ditekan atau tidak. Sebagai keluarannya contohnya adalah pada saat mikrokontroler harus menyalakan sebuah LED. 14 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic e. Komponen Lainnya Beberapa mikrokontroler memiliki timer/counter, lainnya memiliki ADC ( Analog to Digital Converter ), dan komponen-komponen lainnya. Pemilihan komponen tambahan yang sesuai dengan tugas kerja mikrokontroler akan sangat membantu perancangan sehingga dapat mempertahankan ukuran yang kecil. Apabila komponen-komponen di atas belum ada pada suatu mikrokontroler, umumnya komponen tersebut masih dapat ditambahkan pada sistem mikrokontroler dengan melaui port-portnya. Tulis Program Pada Editor Teks Kompilasi Program Tersebut Masukan Program ke dalam mikrokontroler Mikrokontroler ready in action Gambar 2.11 Tahap-tahap Persiapan Mikrokontroler PIC16F84 2.8. Spesifikasi Mikrokontroler PIC 16F84 Dalam keluarga PICmicro, mikrokontroler PIC 16F84 tidaklah terlalu istimewa. Ia bahkan tidak memiliki ADC internal ataupun interface untuk komunikasi serial atau 12C ( I square C ). Namun kebanyakan orang memakai mikrokontroler PIC 16F84 untuk memulai menggunakan mikrokontroler buatan Microchip. Walaupun tidak terlalu istimewa, namun mikrokontroler PIC 16F84 memiliki fitur-fitur tertentu yang mungkin tidak terdapat pada mikrokontroler dari vendor lain. Diantara fitur-fitur tersebut adalah sebagai berikut: a. Hanya memerlukan 35 set instruksi b. Semua instruksi berukuran 14-bit 15 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic c. Data berukuran 8-bit d. Memori program berukuran 1024 x 14 pada Flash memori (1000 kali bacatulis) e. 68 x 8 Register kegunaan umum (SRAM) f. 15 Register kegunaan khusus g. Data memori berukuran 64 x 8 pada EEPROM h. Delapan tingkat stack perangkat keras i. Memiliki empat sumber sela ( interrupt ) j. Memiliki 13 buah I/O ( 5 port A, dan 8 port B ) k. Dapat langsung men-drive LED l. Terdapat timer 8-bit dengan pembagi 8-bit m. Watchdog Timer (WDT) dengan internal osilator n. Fuse untuk kode pengamanan o. Mode pengurangan daya ( SLEEP) p. Dapat memakai beberapa jenis osilator q. Pemrograman di dalam sistem r. Berukuran fisik hanya 18-pin Mikrokontroler PIC 16F84 terbuat dengan teknologi CMOS ( Complementary Metal Oxide Semiconductor ) sehingga dapat didayai dengan baterai. Mikrokontroler ini dapat didayai dengan menggunakan catu daya 2V sampai 6V sehingga cukup fleksibel dalam pemakaiannya. Susunan pin pada mikrokontroler PIC 16F84 ditunjukan pada gambar 2.12. 16 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic Gambar 2.12 Susunan pin mikrokontroler PIC 16F84 Berikut ini adalah penjelasan dari pin-pin mikrokontroler PIC 16F84 yang dijelaskan oleh table 2.1. 17 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic Tabel 2.1 Daftar Pin-pin Pada Mikrokontroler PIC 16F84 NAMA PIN PIN KETERANGAN VDD 14 Sumber day + (positif) VSS 5 Ground OSC1/CLKIN 16 Masukan untuk Detak (pin untuk kristal/RC) OSC2/CLKOUT 15 Output Detak (pin untuk kristal/RC) MCLR# 4 Master Clear / Reset aktif rendah (Vpp untuk program) RA4/TOCK1 3 Port A bit 4 / Masukan untuk timer RA0 17 Port A bit 0 RA1 18 Port A bit 1 RA2 1 Port A bit 2 RA3 2 Port A bit 3 RB0/INT 6 Port B bit 0 / Masukan sela (interrupt) RB1 7 Port B bit 1 RB2 8 Port B bit 2 RB3 9 Port B bit 3 RB4 10 Port B bit 4 RB5 11 Port B bit 5 RB6 12 Port B bit 6 RB7 13 Port B bit 7 JUMLAH PIN 18 PIN 2.9. MIKROKONTROLER PIC16F84 Arsitektur Sistem Harvard Mikrokontroler PIC16F84 menggunakan arsitektur computer Harvard. Arsitektur ini dikembangkan oleh Universitas Harvard. Pada arsitektur ini terjadi 18 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic pemisahan bus antara Bus Data dengan Bus Alamat. Keuntungannya adalah dapat digunakan suatu kata panjang ( long word ) tunggal untuk perintah yang membutuhkan hanya satu lokasi pada program memori. Instruksinya memiliki 5 langkah, yaitu; a. Pengambilan kode operasi b. Penerjemah kode operasi c. Pembacaan operand d. Pelaksanaan kode operasi e. Penulisan operand Gambar 2.13 adalah gambar yang menunjukan arsitektur Harvard secara umum dimana terjadi pemisahan antara bus dan bus alamat. PROGRAM MEMORI CPU DATA MEMORI Gambar 2.13 Arsitektur Harvard Mikrokontroler PIC 16F84 menggunakan set instruksi yang sedikit. Hal ini karena mikrokontroler PIC 16F84 termasuk dalam golongan computer RISC ( Reduced Instruction Set Computer ). Mikrokontroler RISC melaksanakan perintah lebih cepat dari pada alat CISC namun ia mempunyai kekurangan beberapa operasi akan memerlukan lebih banyak lokasi pada program memori. 19 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic 2.10. ALU ( Arithmetic Logic Unit ) ALU pada mikrokontroler PIC 16F84 lebarnya 8-bit yang dapat melaksanakan operasi penjumlahan, pengurangan, pergeseran dan operasi logika. Kecuali disebutkan lain, semua operasi arithmetic memakai sistem komplemen dua. Pada operasi dua operand, biasanya satu operand adalah register kerja ( Working Register = W ). Operand lainnya adalah register file atau suatu kPada instruksi dengan operand tunggal, operandnya bisa berupa register W atau register file. W register lebarnya 8-bit tidak berada pada memori. 2.11. Reset Reset merupakan proses untuk membuat mikrokontroler kembali ke keadaan semula. Reset dapat dipandang sebagai interupsi perangkat keras yang tidak dapat ditolak oleh mikrokontroler. 2.12. Osilator ( Osc ) Suatu mikrokontroler tidak akan dapat bekerja jika tidak diberi detak ( clock ) melalui suatu osilator. Osilator adalah suatu rangkaian yang akan memberikan suatu pulsa mikrokontroler yang digunakan untuk mensinkronkan sistem yang ada dalam mikrokontroler tersebut. Untuk mengaktifkan sumber clock ini cukup dengan menambahkan rangkaian pasif saja seperti resistor / kapasitor ( RC Oscilator ), Kristal atau Keramik Resonator. Salah satu keistimewaan mikrokontroler PIC 16F84 adalah terdapatnya 4 pilihan penggunaan osilator. Untuk pemakaian yang tidak memerlukan pewaktu yang kritis, bahkan dapat menggunakan sepasang risitor dan kapasitor saja sebagai osilator. 20 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic vcc 5K PIC16F84 OSC/CLKIN 20pF Gambar 2.14 PIC 16F84 Menggunakan RC osilator Untuk pemakaian mikrokontroler yang memerlukan pewaktu kritis, maka perlu menggunakan osilator kristal. Osilator kristal dapat dianggap yang paling baik diantara jenis osilator lainnya. 15pF XTAL OSC/CLKIN PIC16F84 4MHz OSC/CLKIN 15pF Gambar 2.15 PIC 16F84 menggunakan osilator kristal Untuk pemakaian yang kompak dapat menggunakan keramik resonator, keramik resonator ini memiliki 3 terminal yang masing-masing dihubungkan dengan: a. OSC1 b. Ground 21 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic c. OSC2 Penulis menggunakan keramik resonator untuk membuat alat ini, hal ini karena hanya satu komponen yang diperlukan yakni resonator itu sendiri. Keramik Resonator OSC1 PIC16F84 OSC2 Gambar 2.16 PIC 16F84 menggunakan resonator Ada juga yang menggunakan sumber detak dari luar, untuk menghidupkan mikrokontroler PIC 16F84 seperti yang ditunjukan oleh gambar 2.17. Detak dari sistem luar OSC1 PIC16F84 open OSC2 Gambar 2.17 Mikrokontroler dengan detak dari sumber luar 22 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic 2.13. Timer / Counter Mikrokontroler PIC 16F84 dilengkapi dengan suatu Timer/Counter 8-bit. Timer/Counter ini dapat dipakai untuk beberapa keperluan. Diantaranya adalah untuk menghasilkan tundaan ( delay ), untuk menghitung pulsa yang masuk ( fungsi counter ), penghasil baud rate dan lain-lain. Timer/Counter ini berukuran 8-bit dan dilengkapi juga dengan prescaler ( pembagi ) 8-bit. 2.14. Program Selain elemen-elemen yang telah disebutkan di atas, mikrokontroler juga memerlukan suatu program agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Program untuk mikrokontroler dapat ditulis dengan bahasa C, bahasa assembler, namun itu semua harus di kompilasi terlebih dulu untuk mendapatkan file eksekusi dengan ekstensi .HEX. File HEX inilah yang akan di download ke memori pada mikrokontroler PIC 16F84, tentunya dengan menggunakan sebuah downloader yang dapat dilihat pada gambar 2.18. Gambar 2.18 Rangkaian downloader program PIC 16F84 23 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge N y bu to k lic R e g is t e r S ta c k simulator S to p w a tc P ro g ra m ASM T r a n s la t o r P ro g ra m HEX P rog ra m m e r P IC 16F84 Gambar 2.19 Tahap-tahap Implementasi PIC 16F84 2.15. Catu Daya Sistem Mikrokontroler Kinerja sistem mikrokontroler sangat dipengaruhi oleh perangkat catu daya yang digunakan. Untuk mendapatkan sistem yang handal, diperlukan sistem catu daya yang stabil. Miukrokontroler PIC 16F84 menggunakan catu daya pada operasi normal dengan regulator tegangan DC 5V berupa IC LM7805. Agar tegangan keluaran pada pin3 stabil pada 5V, maka tegangan masukan pada pin1 antara 7V hingga 24V. IC ini terdapat bebrapa versi. Untuk sistem dengan konsumsi daya hanya 1 A, dapat digunakan LM7805 dengan kemasan TO-220 yang dilengkapi dengan metal pendingin. Namun jika sistem yang dibuat hanya mengkonsumsi daya sekitar 50 mA, menggunakan tipe LM78L05 dengan kemasan TO-92 yang dapat menangani arus hingga 100 mA. 24 .d o m o .c Text editor c u -tr a c k C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic 1 AMP 12V OUT IC 7805 22uF GND 10uF 100uF + 5V IN AC Diode silicone 220v 10K 0 TRAFO Gambar 2.20 Rangkaian Catu Daya Untuk Mikrokontroler 2.16. Prinsip Kerja Kunci Gerbang Elektronik Menggunakan Mikrokontroler PIC 16F84 dan Infrared Remote Control Ide dasar dari pembuatan alat pengendali saklar ini adalah semakin banyaknya kendali peralatan rumah tangga yang diatur melalui jarak jauh, seperti; menggunakan Bluetooth, Wifi, SMS ponsel, jaringan telepon, dan sinar Infra Merah. Awalnya teknologi ini hanya digunakan sebagai alat komunikasi saja. Tapi karena pekembangannya sangat cepat maka sekarang teknologi-teknologi ini bukan sekedar alat komunikasi data saja, namun dapat diaplikasikan ke berbagai peralatan elektrik lainnya. Pada kesempatan ini penulis akan membuat sebuah alat yang media utamanya menggunakan mikrokontroler dan infra red remote control untuk mengoperasikan pintu gerbang. Alat ini cukup sederhana, pada saat push button pada rangkaian infra merah transmitter ditekan, maka infra red emitting diode akan memancarkan cahaya sedangkan cahaya tersebut tidak dapat ditangkap oleh mata manusia sehingga dipelukan phototransistor untuk mendeteksinya. Phototransistor adalah merupakan sebuah transistor yang akan saturasi pada saat menerima sinar infra merah dan cut off pada saat tidak ada sinar infra merah. Infra red Module adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari sebuah phototransistor dan filter yang terbentuk dalam satu rangkaian, dimana collector dari phototransistor adalah merupakan output dari rangkaian ini. Pada saat phototransistor cut off maka tidak terjadi aliran arus dari collector menuju emitter sehingga collector yang merupakan output yang akan masuk 25 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c F -X C h a n ge F -X C h a n ge c u -tr a c k N y bu to k lic ke relay 5V DC akan berkondisi high, normally open akan ke posisinya NO dan normally close akan ke posisi NC pula. Apabila phototransistor saturasi maka arus mengalir dari collector menuju emitter dan output pada module ini akan berkondisi low, normally open akan berubah menjadi NC sedangkan normally close akan berubah menjadi NO. Blok diagram bekerjanya alat pengendali ini ditunjukan oleh gambar 2.10. Output relay ini akan diteruskan ke rangkaian control pada mikrokontroler PIC 16F84, output relay dari rangkaian infra red receiver ini berfungsi sebagai push button pada pin RA1 mikrokontroler, pin RA0 adalah output dari rangkaian control ini dan masuk ke rangkaian penggerak pintu sehingga akan menggerakan motor DC 5V membuka dan menutup. Bekerjanya rangkaian control ini adalah pada saat pin RA1 aktif akibat dari relay pada rangkaian infra red receiver, maka pin RA0 pada mikrokontroler ini akan berubah ke posisi biner ‘1’ ( aktif ), karena arus yang dikeluarkan oleh mikrokontroler PIC 16F84 kurang dari 5V, sehingga tidak dapat menggerakan relay pada rangkaian control tersebut, sehingga diperlukan transistor 2N3053. Output dari rangkaian program control ini akan masuk ke rangkaian mekanik penggerak pintu sebagai peraga dari alat ini. INFRA RED TRANSMITTER INFRA RED RECEIVER RANGK. CONTROL PIC16F84 Blok diagran kunci elektronik PERAGA / MEKANIK PINTU Gambar 2.21 Blok diagram Kunci Gerbang Elektronik 26 .d o o .c m C m w o .d o w w w w w C lic k to bu y N O W ! PD O W ! PD c u -tr a c k .c