bab 2 tinjauan pustaka - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Enamel
Enamel dibentuk oleh sel yang disebut sebagai ameloblast, yang berasal dari
lapisan embrio yang dikenal sebagai ectoderm. Enamel melapisi bentuk anatomi mahkota
gigi dan ketebalannya berbeda pada setiap daerah. Enamel lebih tebal pada bagian incisal
dan oklusal gigi dan semakin lama semakin menipis pada servikal gigi sampai mencapai
sementoenamel junction. Ketebalannya juga berbeda-beda antara kelas yang satu dengan
yang lainnya. Pada incisal ridge insisivus rata-rata sekitar 2,5 mm, pada cups premolar
rata-rata sekitar 2,3 mm sampai 2,5 mm dan pada cups molar rata-rata sekitar 2,5 mm
sampai 3 mm.22 Pada permukaan lateral ketebalan enamel sekitar 1,3 mm.23
Enamel bersifat semitranslucent, berwarna putih kekuningan sampai putih keabuabuan tergantung pada ketebalan enamel. Tingkat translusensi enamel berhubungan
dengan tingkat kalsifikasi dan homogenitas. Warna enamel penting dalam menentukan
perubahan physiochemical yang terjadi karena ketidaknormalan kondisi gigi.22
Komposisi kimia enamel terdiri atas 92-93% zat anorganik, 1-2% zat organik dan
3-4% air. William dan Elliot (1979) menyusun komposisi mineral enamel dalam jumlah
besar berupa Ca, P, CO2, Na, Mg, Cl dan K sedangkan dalam jumlah kecil berupa F, Fe,
Zn, Sr, Cu, Mn dan Ag. Zat anorganik yang utama berupa hidroksiapatit
[Ca10(PO4)6(OH)2] sekitar 90-92% dari volumenya yang tersusun atas komponenkomponen kalsium fosfat.22,23 Ion fluoride sangat esensial pada pembentukan dan
perkembangan enamel karena dapat menggantikan gugus hidroksil sehingga membentuk
fluor apatit [Ca10(PO4)6(F)2]. Fluorisasi paling banyak terjadi di enamel bagian luar, hal
Universitas Sumatera Utara
ini sangat penting untuk mempertahankan keutuhan enamel sebab fluor apatit lebih sukar
larut dibandingkan dengan hidroksiapatit.24
Secara struktural enamel terdiri atas jutaan enamel rod atau prisma yang
merupakan struktur komponen terluas. Struktur ini berubah-ubah jumlahnya dari kira-kira
5 juta pada insisivus mandibula sampai sekitar 12 juta pada molar maksila. Prisma ini
memanjang dari arah perbatasan enamel dan dentin ke permukaan enamel, serta saling
mengikat satu sama lain. Pada potongan melintang tampak seperti keyhole yang terdiri
atas kepala dan ekor. Arah prisma ke permukaan tidak lurus melainkan bergelombang.
Pada bagian kepala prisma terdapat “prism sheath” yang di dalamnya terdapat kristal
hidroksiapatit. Sumbu kristal sejajar dengan arah prisma di dasar prisma dan tampak
memanjang di ujung prisma. Di antara kristal terdapat celah berisi matriks yang sukar
diamati sebab terdiri dari zat berupa “gel” yang tidak berstuktur. Bentuk “gel” tersebut
memungkinkan matriks mengikat kristal. Di antara kristal juga terdapat “cross striations”
dan di bagian lebih luar terdapat “striae of retzius” yang arahnya dari perbatasan enameldentin ke permukaan bersudut tajam.22,23
Gambar 1. Enamel Rod22
Universitas Sumatera Utara
Enamel merupakan jaringan terkeras dari seluruh jaringan tubuh manusia.
Kekerasan permukaan luar gigi berbeda-beda dan akan semakin berkurang menuju ke
arah dalam yaitu dari enamel ke dentin. Walaupun enamel merupakan struktur yang
sangat keras dan padat, namun enamel bersifat permeabel terhadap ion-ion dan molekul
yang dapat berpenetrasi sebagian atau kompleks.1,24,25
2.2 Demineralisasi
Demineralisasi adalah hilangnya sebagian atau keseluruhan kristal enamel.
Demineralisasi enamel juga dapat diartikan sebagai hilangnya sebagian atau keseluruhan
mineral dari hidroksiapatit karena sebagian besar enamel tersusun atas hidroksiapatit
[Ca10(PO4)6(OH)2].1,2 Adanya paparan asam dalam waktu yang lama di dalam mulut akan
menyebabkan perubahan pH rongga mulut sehingga permukaan gigi menjadi asam. Jika
pH saliva berada pada pH dibawah 5,5 dan berkontak dengan hidroksiapatit akan
menyebabkan terurainya ion-ion seperti kalsium dan fosfat.2
Demineralisasi dapat dibedakan menjadi demineralisasi yang disebabkan oleh
karies dan demineralisasi non karies yang terdiri atas atrisi, abrasi dan erosi.
Demineralisasi oleh karies disebabkan oleh asam yang berasal dari fermentasi
karbohidrat oleh bakteri. Sedangkan demineralisasi non karies seperti pada erosi terjadi
karena asam yang berasal dari makanan dan minuman, obat-obatan, asam lambung dan
dari lingkungan pekerjaan yang berkontak langsung dengan gigi tanpa melibatkan
aktifitas bakteri.5 Karies gigi terjadi secara terlokalisir dengan kerusakan ke dalam dan
memerlukan waktu yang lama, sedangkan erosi gigi terjadi secara merata pada
permukaan gigi.5,24
Universitas Sumatera Utara
Demineralisasi enamel terjadi melalui proses difusi akibat adanya perbedaan
konsentrasi dari larutan di permukaan dengan di dalam enamel gigi. Larutan yang
berkonsentrasi tinggi dengan pH rendah akan berdifusi ke dalam enamel gigi melalui
kisi-kisi kristal dan prisma enamel yang mengandung air dan matriks organik/ protein.
Demineralisasi enamel terjadi akibat lepasnya ion kalsium dari enamel gigi yang
dipengaruhi oleh asam sehingga struktur enamel terurai.1,16,26 Reaksi kimia pelepasan ion
kalsium dari enamel gigi dalam suasana asam ditunjukkan melalui gambar berikut :27
Gambar 2. Demineralisasi Enamel Gigi26
Saat berdifusi ke dalam enamel, asam akan terionisasi menjadi H+ dan [L-] dan
ion H+ akan merusak kalsium hidroksiapatit, menguraikannya menjadi ion-ion Ca2+, OH-,
PO43-. ion yang terbentuk masuk ke dalam larutan email dan membentuk senyawa
kompleks. Setelah konsentrasi senyawa kompleks ini cukup tinggi maka molekulmolekul tersebut akan lepas dan keluar dari susunan enamel.1,26
Universitas Sumatera Utara
Menurut Dawes, ketika hidroksiapatit kontak dengan larutan maka terjadi reaksi
sebagai berikut :4,25
Presipitation
↔
Ca10(PO4)6(OH)2 ↔
Padat
↔
Demineralisasi
10Ca2+ + 6PO43- + 2OHLarut
Dari reaksi di atas, ion OH- akan diubah oleh ion [H+] ke bentuk H2O dan PO43menjadi bentuk HPO42- yang jika berkontak dengan asam dalam waktu yang lama akan
berubah menjadi H2PO4-. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya ion [OH-] dan [PO43-]
pada sisi sebelah kanan. Apabila mencapai pada tahap akhir bahan yang padat akan
masuk ke dalam larutan, namun ion [Ca2+] tidak akan mengalami perubahan.25
Pada saat enamel berkontak dengan asam maka komponen ion hidrogen dari asam
akan mulai melarutkan kristal enamel pada permukaan. Mula-mula daerah selubung
prisma kemudian inti prisma yang larut yang membentuk permukaan dikenal sebagai
“sarang lebah”. Asam yang tidak terionisasi akan berdifusi ke dalam daerah
interprismatik enamel dan selanjutkan akan melarutkan bagian bawah permukaan enamel.
Jika demineralisasi terjadi secara terus menerus maka akan terbentuk pori-pori kecil pada
enamel yang disebut sebagai porositas yang dapat menyebabkan penurunan kekerasan
enamel.16,26
2.3 Erosi Gigi
Erosi gigi merupakan suatu proses kehilangan atau larutnya mineral gigi secara
irreversible yang disebabkan oleh proses kimia yang bukan melibatkan bakteri.3,7,17
Larutnya struktur mineral gigi terjadi karena kontak dengan asam yang dapat berasal dari
dalam tubuh (intrinsik) maupun dari luar tubuh (ekstrinsik).3,6,7,8
Universitas Sumatera Utara
Seperti yang diketahui, penyebab erosi gigi adalah asam baik intrinsik maupun
ekstrinsik. Penyebab instrinsik pada erosi gigi (asam yang berasal dari dalam tubuh)
adalah asam lambung yang dihasilkan dari gastroesophageal reflux, vomitus dan
rumination. Pada gastroesophageal reflux (GERD), asam lambung naik mengalir ke
esofagus dan masuk ke dalam rongga mulut secara tidak sadar. Asam lambung dengan
pH rendah di bawah 1 mencapai rongga mulut berkontak dengan gigi. Hal ini disebabkan
meningkatnya tekanan abdominal, ketidakmampuan sphincter esophagus bagian bawah
berelaksasi dan meningkatnya produksi asam di lambung. Vomitus dapat terjadi karena
masalah medis seperti psikosomatik, metabolik, endokrin, gangguan pada gastrointertinal
dan induksi obat-obatan. Vomitus dapat terjadi secara spontan maupun distimulasi
sendiri. Vomitus secara spontan seperti yang terjadi pada ibu hamil, penderita ulkus
peptikum, efek samping obat-obatan, diabetes, atau gangguan system saraf. Sedangkan
vomitus yang distimulasi sendiri terjadi pada orang-orang yang mengalami gangguan
pola makan seperti penderita bulimia dan anoreksia nervosa. Rumination merupakan
kondisi seseorang yang secara sengaja menstimulasi isi dalam lambungnya dalam jumlah
sedikit dan mengunyahnya sebelum ditelan kembali.3,5,7,8
Penyebab ekstrinsik pada erosi gigi (asam yang berasal dari luar tubuh) adalah
asam dari minuman ringan, makanan, obat-obatan dan asam yang berasal dari lingkungan
pekerjaan. Penyebab terbanyaknya adalah makanan dan minuman asam. Hal ini terlihat
bahwa kebanyakan buah dan jus buah mempunyai pH yang sangat rendah (tingkat asam
yang tinggi).4,8 Minuman berkarbonat dan minuman olahraga juga sangat asam. Obatobatan yang bersifat asam juga dapat menyebabkan erosi karena kontak langsung dengan
gigi ketika obat dikunyah atau ditempatkan dalam mulut sebelum ditelan seperti
Universitas Sumatera Utara
mengunyah vitamin C atau suplemen hydrochloric acid. Erosi gigi juga dapat disebabkan
oleh pekerjaan. Chromic, hydrochloric, sulfuric dan asam nitric telah diidentifikasi
sebagai uap bersifat asam yang menyebabkan erosi. Hal ini berhubungan dengan
lingkungan pekerjaan selama proses industri. Erosi gigi juga dilaporkan terjadi pada
perenang yang bekerja secara teratur di dalam kolam yang bersifat asam seperti yang
tampak pada pekerja pengecap minuman anggur.5,6,8
2.4 Vitamin C
Vitamin adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan mempunyai
peran penting dalam mencegah terjadinya berbagai macam penyakit dan meningkatkan
imunitas tubuh. Vitamin C merupakan golongan vitamin anti oksidan yang mampu
menangkal radikal bebas dengan karakteristik mudah teroksidasi oleh panas, cahaya dan
logam. Bentuk utama vitamin C adalah asam askorbat yang mula-mula dikenal sebagai
asam heksuronat dengan rumus C6H8O6. Karena berkhasiat sebagai anti skorbut maka
dinamakan asam askorbat atau vitamin C dengan rumus bangun berikut ini: 14,28,29
Gambar 3. Rumus Kimia Asam Askorbat
Fungsi vitamin C yang paling menonjol adalah efek stimulasi imunitas tubuh
yang penting sebagai pertahanan terhadap infeksi seperti pilek biasa. Vitamin C juga
bertindak sebagai inhibitor histamin suatu senyawa yang dilepaskan selama reaksi alergi.
Vitamin C merupakan antioksidan dan ikut berperan saat sintesis kolagen serta hormon-
Universitas Sumatera Utara
hormon yang penting dan neutrotransmiter peptide dan karnitin, bersama-sama dengan
zinc dalam proses penyembuhan luka, serta mempunyai peranan dalam menjaga
kesehatan gigi dan gusi di rongga mulut.28,29
Defisiensi
asam
askorbat
dapat
menyebabkan
sariawan, kulit menjadi
kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit
(sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam
askorbat juga berhubungan dengan masalah kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi, sakit
jantung, artritis (radang sendi) dan pilek.28,29
Efek samping dari konsumsi vitamin C lebih dari 1 gram/hari dapat menyebabkan
diare dan dapat meningkatkan bahaya terbentuknya batu ginjal, sedangkan jika kelebihan
vitamin C yang berasal dari buah-buahan umumnya tidak menimbulkan efek samping.
Penggunaan kronik vitamin C dosis sangat besar dapat menyebabkan ketergantungan,
dimana penurunan mendadak kadar vitamin C dapat menimbulkan rebound scurvy.28
Vitamin C diserap oleh usus tergantung pada jumlah asupan makanannya yang
menurun seiring meningkatnya tingkat konsumsi. Pada asupan 30-180 mg, sekitar 7090% diserap, pada asupan 1-1,5 gram sekitar 50% diserap dan pada asupan 12 gram
hanya diserap 16%. Pada asupan sekitar 500 mg penyerapan terjadi melalui proses
transport aktif natrium, sedangkan pada dosis yang lebih tinggi terjadi difusi sederhana.29
Kebutuhan vitamin C berbeda-beda pada setiap individu tergantung pada usia,
jenis kelamin dan kebiasaan hidup masing. Kebiasaan hidup yang berpengaruh terhadap
kebutuhan vitamin C seperti merokok, minum kopi, minuman beralkohol dan konsumsi
obat-obatan tertentu seperti anti kejang, antibiotik, tetrasiklin, anti artritis, obat tidur dan
kontrasepsi oral. Merokok dapat menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain itu
Universitas Sumatera Utara
stress, demam, infeksi dan olahraga dapat meningkatkan kebutuhan vitamin C dalam
tubuh.29
Tubuh tidak dapat memproduksi dan menyimpan vitamin C sehingga dianjurkan
untuk mengkonsumsi vitamin C setiap harinya.29 Dosis yang dianjurkan untuk anak-anak
di bawah 1 tahun sekitar 50 mg, anak-anak usia 1-13 tahun adalah 15-45 mg, remaja
sekitar 65-75 mg, wanita dan pria dewasa adalah 75 mg dan 90 mg, ibu hamil 80-85 mg,
serta ibu menyusui sekitar 115-120 mg. Batas maksimum yang diizinkan untuk
mengkonsumsi vitamin C adalah 1000 mg/hari.29,30
Sumber utama vitamin C adalah buah-buahan dan sayuran. Buah jeruk,
blackcurrant, paprika, sayuran hijau (misalnya brokoli, kubis Brussel) dan buah-buahan
seperti stroberi, jambu biji, mangga dan kiwi adalah sumber yang kaya akan vitamin C.
pada tabel berikut menunjukkan kandungan vitamin C dalam beberapa jenis buah dan
sayuran.29
Tabel 1. Kandungan vitamin C dalam beberapa jenis buah dan sayuran.29
Makanan
Acerolas
Blackcurrants
Cabe
Brokoli
Fennel
Kiwi
Stroberri
Jeruk
Apel
Vitamin C
(mg/100 g)
1600
200
138
115
95
71
64
49
15
Vitamin C tersedia dalam berbagai preparat baik dalam bentuk tablet yang
mengandung 50-1500 mg maupun dalam bentuk larutan. Kebanyakan sediaan
Universitas Sumatera Utara
multivitamin mengandung vitamin C. Air jeruk mengandung vitamin C yang tinggi
sehingga dapat digunakan untuk terapi menggantikan sediaan vitamin C.27 Masyarakat
memenuhi kebutuhan vitamin C dengan berbagai cara beberapa di antaranya adalah
mengkonsumsi minuman yang mengandung vitamin C seperti buah dan minuman
suplemen yaitu larutan vitamin C secara rutin. Seperti diketahui, minuman-minuman
tersebut bersifat asam. Beberapa penelitian melaporkan bahwa minuman jus buah
mempunyai pH yang sangat rendah dan menemukan hubungan erat antara frekuensi
mengkonsumsi minuman bersifat asam dengan erosi gigi.3 pH jus jeruk berkisar antara
3,6-3,8, jus apel 3,4-4,0 sedangkan pH larutan vitamin C berkisar 2,6-3,98.3,15,16
Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa erosi gigi tidak hanya bergantung
pada pH minuman saja namun juga dipengaruhi oleh kandungan titrable acid, jenis asam,
kadar asam, kandungan fosfat, kalsium dan fluor dalam minuman. Minuman dengan pH
yang tinggi, titrable acid yang rendah dan konsentrasi kalsium, fosfat dan fluor yang
tinggi akan mengurangi daya erosif suatu minuman.2,15,26 Asam seperti asam sitrat yang
terdapat pada minuman sebagai campuran ion hidrogen, molekul asam terdisosiasi,
dengan nilai masing-masing ditentukan oleh disosiasi asam konstan dan pH larutan dapat
melarutkan permukaan gigi1. Ion hidrogen secara langsung menyerang kristal permukaan.
Asam sitrat mempunyai aksi ganda yang dapat membahayakan permukaan gigi. Asam
sitrat, malat dan tartat sangat kuat sifat erosifnya karena sifat asam dan kemampuannya
mengikat kalsium walau pada pH yang tinggi.1,24 Janvien dkk menyimpulkan bahwa
memakan buah jeruk dua kali sehari dapat meningkatkan kecenderungan seseorang
mengalami erosi gigi.6,7 Menurut Elsbury, asam sitrat lebih cepat mengerosi terutama
pada pH rendah bahkan pada pH 1,5 dan 2,5. asam ini dua kali lebih destruktif terhadap
Universitas Sumatera Utara
enamel gigi dari pada asam klorida ataupun asam nitrat karena afinitasnya yang tinggi
terhadap kalsium.1,24
Penelitian yang dilakukan untuk membandingkan efek pemutih gigi dengan jus
jeruk pada permukaan enamel gigi memperlihatkan hasil yang tidak signifikan
dibandingkan dengan jus buah yang popular seperti jus jeruk. Permukaan enamel yang
berkontak dengan jus jeruk selama 20 menit per hari dalam 5 hari menunjukkan
pengurangan kekerasan permukaan gigi yang signifikan.13 Penelitian lain yang
membandingkan antara minuman ringan blackcurrant yang ditambahkan kalsium dengan
jus jeruk. Masing-masing dikonsumsi 4 kali sehari sebanyak 250 ml selama 20 hari. Hasil
menunjukkan minuman ringan blackcurrent yang ditambahkan kalsium menyebabkan
kehilangan permukaan gigi yang lebih sedikit dibandingkan dengan jus jeruk.31
Mengunyah vitamin C tablet dengan rasa buah memperlihatkan penurunan pH saliva ke
level yang rendah menyebabkan enamel gigi dapat kehilangan kalsium yang merupakan
susunan dari kalsium sitrat kompleks.6 Penelitian dari Universitas Helsinki menemukan
bahwa vitamin bersoda yang dimasukkan ke air dapat melarutkan mineral-mineral yang
terkandung di dalam gigi menyebabkan gigi berpori dan cenderung mudah mengalami
kerusakan.20 Menurut penelitian yang dilakukan oleh University of Baltimore Dental
School, kandungan asam sitrat dalam vitamin C yang menjadi penyebab erosi gigi.21
2.5 pH Meter Inolab pH 720
pH meter Inolab pH 720 merupakan alat yang digunakan untuk mengukur pH
suatu larutan. Cara pengoperasiannya dengan melakukan kalibrasi terlebih dahulu yaitu
dengan menekan tombol Cal, kemudian celupkan elektroda ke larutan buffer. Lalu tekan
tombol Run/Enter dan tunggu sampai stabil.32
Universitas Sumatera Utara
Untuk melakukan pengukuran pH, setelah melakukan kalibrasi elektoda
dibersihkan dengan aquadest. Lalu tekan tombol M untuk melakukan pengukuran pH.
Masukkan elektroda ke larutan yang akan di uji, tunggu sampai stabil kemudian lalukan
pembacaan pH. Setelah selesai digunakan, bersihkan kembali elektroda dengan aquadest,
lalu tekan tombol Off untuk mematikan alat.32
Gambar 4. pH meter Inolab pH 720
2.6 Micro Vickers Hardness Tester
Kekerasan sulit didefenisikan secara spesifik. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi kekerasan material seperti strength, proportional limit, ductility,
malleability dan sebagainya. Dalam ilmu mineralogy kekerasan digambarkan sebagai
kemampuan material dalam menahan goresan. Sedangkan dalam ilmu metallurgy dan
bidang lainnya, ketahanan identasi digunakan sebagai ukuran kekerasan.33
Pengukuran kekerasan permukaan dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa alat seperti Brinell Hardness Test (BHN), Rockwell Hardness Test (RHN),
Vickers Hardness Test (VHN) dan Knoop Hardness Test (KHN). Salah satu perbedaan
keempat alat tersebut adalah terletak pada indentornya. Brinell Hardness Test (BHN)
menggunakan indentor berbentuk baja yang bulat (steel-ball), Rockwell Hardness Test
(RHN) menggunakan indentor dengan ujung diamond yang konus, Knoop Hardness Test
Universitas Sumatera Utara
(KHN) menggunakan indentor yang berbentuk diamond dan Vickers Hardness Test
(VHN) menggunakan indentor yang berbentuk diamond dengan dasar persegi dan sudutsudut di antara permukaan pyramid 1360 terhadap permukaan yang diuji. Pengukuran
kekerasan permukaan dengan menggunakan Knoop dan Vickers diklasifikasikan ke
dalam microhardness test, sedangkan penggunaan Brinell dan Rockwell diklasifikasikan
ke dalam macrohardness test.33
Kekerasan enamel dapat diukur dengan menggunakan alat Knoop (KHN) dan
Vicker (VHN). Rata-rata kekerasan untuk enamel berkisar antara 270-350 KHN atau
250-360 VHN. Craig dan Peyton melaporkan bahwa kekerasan enamel berkisar antara
344-418 VHN. Collys dkk melaporkan kekerasan enamel berkisar antara 369-431 VHN
sedangkan Wilson dan Love melaporkan kekerasan permukaan enamel berkisar antara
263-327 VHN. Variasi kekerasan enamel ini terjadi dikarenakan faktor seperti gambaran
histoligi, komposisi kimia, persiapan specimen, beban pengukuran dan kesalahan
pembacaan (reading error) pada indentation length (IL).34 Penelitian yang dilakukan
Briliana tahun 2009 melaporkan bahwa rata-rata kekerasan enamel gigi premolar yang
diteliti berkisar 217-298 VHN. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat
penurunan kekerasan gigi yang bermakna setelah perendaman 120 menit dalam minuman
kopi dan bir, sedangkan pada perendaman 30 dan 60 menit tidak terdapat penurunan
kekerasan yang signifikan. Penurunan kekerasan tidak terlihat pada gigi yang direndam
dalam minuman teh botol baik direndam selama 30, 60 maupun 120 menit.35
Vickers Test digunakan ADA (America Dental Association) ditujukan pada
logam emas tuang (dental casting gold) dan bahan-bahan yang mempunyai sifat mudah
pecah sehingga dapat digunakan untuk mengukur kekerasan permukaan gigi.30 Micro
Universitas Sumatera Utara
Vickers Hardness Tester merupakan pengukuran kekerasan suatu material dengan nilai
kekerasan yang kecil dan indentasi yang lebih kecil. Beban yang digunakan adalah antara
1-1.000 gram.36
Penggunaan Micro Vickers untuk mengukur kekerasan dilakukan dengan
meletakkan bahan yang akan diuji pada meja Micro Vickers sampai indentor mengenai
permukaan bahan yang akan diuji. Kemudian indentor akan menyentuh permukaan bahan
uji. Setelah itu maka akan telihat bekas penekanan berbentuk belah ketupat. Lalu panjang
diagonalnya diukur pada mikroskop dengan mikrometer yang ada pada lensa okuler.33,36
Gambar 5. Micro Vickers Hardness Tester
Universitas Sumatera Utara
Download