Mengoptimalkan Upaya Pencegahan HIV bagi - OPSI

advertisement
PolicyBrief#14
MengoptimalkanUpayaPencegahan
HIVbagiPekerjaSeks
PesanPokok
PenutupanlokalisasidiberbagaidaerahdiIndonesiatidaklahmenghentikandan
mengurangijumlahpekerjaseksyangterusmenjualsekspaskalokalisasiditutup.
masalahyangmunculsebagaidampakpenutupanterhadappenanggulanganHIVpada
pekerjaseksadalah(1)hilangnyastrukturlokalpemangkukepentinganuntuk
penanggulanganAIDS,(2)keberadaanpekerjaseksmenyebarkeberbagaitempatbaru
yangsulitdijangkauolehLSM,(3)tidaklagimempunyaiakseskondomuntukmencegah
transmisiHIV,dan(4)layananmobileclinicataudokterkeliling(‘dokling’)tidaklagi
dapatdilakukan.Perluadaberbagaiperubahanregulasidalamprogrampencegahan
HIVmelaluitransmisiseksual(PMTS)untukmenyikapiperubahansituasipadapekerja
seksdanpelanggannya,termasukpenyeduaiandalamSPMBidangKesehatandan
Perpres124/2016
Pengantar
PenutupanlokalisasidiberbagaidaerahdiIndonesiatidaklahmenghentikandan
mengurangijumlahpekerjaseksyangterusmenjualsekspaskalokalisasiditutup.
Melainkantempat,carabertemudanmenjualsekspadaklienmenjadilebihbervariasi
(PPH,2016).Kondisiinimenciptakantantanganyangsubstansialuntukprogram
penanggulanganHIVdiIndonesiayangselamainiberfokuspadalokalisasi/lokasi
(brothelbased).Tutupnyalokalisasidisertaidengansikappemangkukepentinganyang
menganggappenutupanlokalisasisamadengantidakadanyapekerjaseks,membuat
pendekatanpenanggulanganHIVpadapekerjaseksperempuanyangselamaini
berbasislokasimenjaditidakdapatdijalankanlagi.
SeriPolicyBrief–PusatPenelitianHIV&AIDSUnikaAtmaJaya
1
Beberapamasalahyangmunculsebagaidampakpenutupanterhadappenanggulangan
HIVpadapekerjaseks1adalah:
1. Berhentiberoperasinyalokalisasiberartihilangnyastrukturlokalpemangku
kepentingan(seringdisebutdenganistilahkelompokkerjaatau‘pokja’)yangselama
iniadadilokalisasi.Pihak-pihakyangmengorganisasikanpekerjaseksperempuan
menjadisangatbervariasidansulitteridentifikasi,danpekerjaseksmenjadi
semakinrentandengankekerasan,sebuahsituasiyangjugameningkatkanrisiko
pekerjaseksuntukterinfeksiHIV(PPH,2016;OPSI,2016;UNFPA,UNDP,OPSI&
PPH,2014).
2. Intervensiperubahanperilakuinisebelumnyadilakukanolehlembagaswadaya
masyarakatyangmemberikaninformasidasarHIVdanIMS,penjangkauandan
pendampinganterhadappekerjaseksuntukmenggunakankondomsetiaptransaksi
seksual,tesHIVdanIMS,sertakonsumsiARVbagipekerjaseksyangtelahterinfeksi.
Denganditutupnyalokalisasi,keberadaanpekerjaseksmenyebarkeberbagai
tempatbaruyangsulitdijangkauolehLSMyangsecaraumummempunyai
keterbatasanjangkauankarenaketerbatasandana,jejaringkerjadandata,serta
sumberdayamanusia(PPH,2016;OPSI,2015).
3. Sebelumlokalisasiberhentiberoperasi,manajemenpasokanperbekalankesehatan
pencegahansepertikondomdanpelicindikelolaolehpemangkukepentinganyang
adadilokalisasi(ataupokja).Iniberarti,pekerjaseksperempuantidaklagi
mempunyaiaksespadaalatpencegahanuntukmencegahtransmisiHIV,terutama
pekerjaseksperempuanyangmiskin,yangbekerjasendiri,danberadapadarelasi
kuasayangtidaksetaradenganmami,mucikari,atauklienpembeliseksnya.
Ketiadaanalatpencegahaniniditambahfaktorsosialdangendermenyebabkan
kerentananpekerjaseksperempuanterhadaprisikoinfeksiHIVmenjadisemakin
tinggi(OPSI,2016;UNAIDS,2008).
4. Sepertiyangtelahdiungkapkandiatas,skriningataupemeriksaaninfeksimenular
seksualdantesHIVpadapekerjaseksperempuanyangsebelumnyadilakukan
secarateraturdilokalisasiolehpuskesmasyangadadisekitarlokalisasimelalui
layananmobileclinicataudokterkeliling(‘dokling’)tidaklagidapatdilakukan.
Artinya,pekerjaseksdenganIMStidakterdiagnosisdantidakdapatdikelola,
sehinggaadarisikoyanglebihtinggibagipekerjaseksuntuktertularHIVdanatau
menularkanHIV.Padasaatyangsama,upayapenemuankasusHIVuntuk
menghubungkanpekerjaseksyangterinfeksiHIVdenganlayananpengobatandan
dukunganuntukkualitashidupyanglebihbaiktidakdapatdilakukan,danupaya
pencegahansekundermelaluipengobatanARVtidakdapatdijalankan(OPSI,2015).
1PeraturanMenteriKesehatannomor21tahun2013Pasal13mengaturtentangpenanggulanganHIV
melaluitransmisiseksualsepertihalnyapadapekerjaseksmencakupempatkegiatanyangterintegrasi
sebagaipencegahanpenularanHIVmelaluihubunganseksual:(a)peningkatanperanpemangku
kepentingan;(b)intervensiperubahanperilaku;(c)manajemenpasokanperbekalankesehatan
pencegahan;(d)penatalaksanaanIMS
SeriPolicyBrief–PusatPenelitianHIV&AIDSUnikaAtmaJaya
2
SituasiinisemakinmenantangdenganterbitnyaStandarPelayananMinimal(SPM)
bidangKesehatanditerbitkanpadabulanAgustustahun20162.DidalamSPMini,
orang-orangyangdianggapmasukpadakategori‘orangberisikoterinfeksiHIV’adalah
ibuhamil,pasienTB,pasienIMS,wariaatautransgender,penggunanapza,danwarga
binaanlembagapemasyarakatan.Dengandemikian,SPMinitidakmengenalikelompok
pekerjaseks,laki-lakiyangberhubunganseksdenganlaki-lakilainnya(LSL),danpria
denganperilakuberisikoterinfeksiHIVyangtinggi(pembelilayananseksdaripekerja
seks)3.TerekslusinyakomunitaspekerjaseksdariSPMKesehatanmerupakanancaman
terhadapprinsip-prinsiphakdasarsetiapwarganegaradansecarakhususterhadap
penganggulanganHIVdiIndonesia.Ketikapekerjaseks(bersamadenganLSLdanpria
risikotinggiterinfeksiHIV)luputdiidentifikasididalamSPM,makamenjadisulituntuk
memastikanbahwaresponterhadapHIVyangdisesuaikandengansituasipaska
penutupanlokalisasiditingkatdaerahdapatdikembangkandandilaksanakan.
PilihanKebijakan
Merefleksidenganperubahan-perubahandiatas,terdapaturgensiuntukmelakukan
penyesuaianmengenaiaturan-aturanyangmasihberbasislokasidiatasuntuk
mengakomodasisituasiterkiniterkaitpenutupanlokalisasi,perubahanstruktur
organisasidantatakerjakoordinasipenanggulanganHIV,sertasifatprogram
penjangkauanpekerjaseksperempuansaatini:
1. Revisidefinisi‘orangberisikoterinfeksiHIV’padaSPMKesehatandengan
menambahkankomunitaspekerjaseks,LSLdanpriadenganrisikoinfeksiHIV
tinggi4.HalinikonsistendenganaturanMenteriKesehatannomor21tentang
penanggulanganHIV,pekerjaseks,maupunLSLsertapriaberisikotinggiterinfeksi
HIVmerupakankelompokpopulasiyangrentanterhadappenularanHIVmelalui
transmisiseksual.Selainitu,penambahankomunitaspekerjaseks,LSLdanpria
denganrisikoinfeksiHIVtinggiakanmemampukanresponterhadapHIVbaikdi
tingkatnasionalmaupunditingkatdaerah(kabupaten/kota)yanginklusifuntuk
kelompok-kelompokini.
2. TerkaitPeraturanPresidenNomor124tahun2016tentangPerubahanAtas
PeraturanPresidenNomor75Tahun2006TentangKomisiPenanggulanganAIDS
Nasional,prinsipinklusifpenanggulanganHIVmelaluipartisipasiseluruh
komunitaspopulasikunciterhadappenanggulanganHIVjugaperludipastikantetap
dilaksanakan.Pentinguntuktetapmendemonstrasikanketerwakilankomunitaskomunitaspopulasikuncitermasukperwakilankomunitaspekerjaseksdalam
strukturKomisiPenanggulanganAIDSNasional.
2
PeraturanMenteriKesehatanRepublikIndonesiaNo.43tahun2016
KontekspolicybriefiniadalahpenutupanlokalisasitetapikelompokLSLdanpriaberisikotinggitetapdisebutkanuntukmemastikanada
perhatianyangsamauntukkomunitasselainpekerjaseksyangmenghadapiisuserupa(eksklusidariSPM).
3
4
SesuaidengandefinisipopulasikuncipadaPermenkesNo.21Tahun2013tentangPenanggulanganHIVdanAIDS:PenggunaNAPZA
suntik;WanitaPekerjaSeksbaiklangsungmaupuntidaklangsung;Pelanggan/PasanganSeksWanitaPekerjaSeks;Gay,Wariadanlaki-laki
yangberhubunganseksdenganlaki-lakilainnya;danwargabinaanlapas/rutan.
SeriPolicyBrief–PusatPenelitianHIV&AIDSUnikaAtmaJaya
3
3. PenyesuaianmodelPMTS(dandilevelyanglebihtinggi,StrategiNasional
PenanggulanganHIV)olehKPANdengansituasiterkinipascapenutupanlokalisasi.
SesuaidengandenganPerpres124tahun2016,KementerianKesehatanadalah
pihakyangbertanggungjawabuntukmengembangkanperaturan-peraturanterkait
PMTS.
4. MemperkuatprogrampenanggulanganHIVdanInfeksiMenularSeksualyangsudah
adadenganmemaksimalkanprogramstrateginyahinggaketingkatRukunTetangga
dimasyarakat,karenasangatpentinguntukmemberikanpemahamantentangrisiko
HIVdanlayananterkaitHIVtermasukobatARVbagipelangganpekerjaseksyang
adadidalammasyarakat.
5. SemakinmendorongmasyarakatuntukmengenalHIVbukansajasebagaiisu
kesehatansematatetapijugasebagaibagaiandariisusosialsepertipendidikan,
kecakapanhidupdanpembentukankarakter,kesetaraangender,danlain-lainyang
dapatmeningkatkanfaktorketahanan/resilienceterhadapberbagaipermasalahan
sosialdankesehatan.Pelibatantokohmasyarakatdalamintegrasiberbagaiisuini
menjadistrategiskarenabisameningkatkankredibilitasprogrampencegahandan
perawatanHIV.
6. Pemerintahperlumemberikanfasilitasidanperlindunganagarpenjangkauan
pekerjasekspascapembubuaranlokalisasitetapdapatdilakukan.Upayainibisa
dilakukandenganmemberikanfasilitasibagikomunitaspekerjaseksuntuk
memperkuatkapasitaspimpinan/tokohsebayaataupeerleaders,coachingdan
mentoringuntukpetugaspenjangkau,sertapengembangansisteminformasidan
pendataan‘realtime’5.
Referensi:
Kementerian Kesehatan. (2013). Estimasi & proyeksi HIV AIDS di Indonesia tahun
2011-2016
KomisiPenanggulanganAIDS.(2010).PedomanProgramPencegahanHIVmelalui
TransmisiSeksual.
KomisiPenanggulanganAIDSNasional,OPSI,PusatPenelitianHIVAtmaJaya,UNAIDS,
UNFPA,UNDP.(2014).SebuahStudimengenaiKesehatandanKeselamatanKerja
bagiPekerjaSeks.PekerjaSeks,KekerasandanHIVdiJakarta,Indonesia.
OrganisasiPerubahanSosialIndonesia.(2016).LaporanMiniStudiPenutupan
LokalisasidikotaJambidankotaMalang.
__.(2016)LaporanOPSITahunan.
__.(2015)LaporanOPSIKegiatanMonitoringPMTS.
PeraturanMenteriKesehatan.(2013).PermenkesNomor21Tahun2013Tentang
PenanggulanganHIVdanAIDS.
PusatPenelitianHIVAtmaJaya.(2016).StudiKualitatifDampakPenutupan
Lokalisasi/LokasiTransaksiSeksdiEmpatKota.
5
ModelinisudahdilakukandibeberapanegaraAsiasepertiBangkok,Myanmar,Mongoliadandata-dataanecdotalyangtersedia
menunjukkanmodelinimeningkatkanjumlahpekerjaseksyangdijangkau,dites,danmulaiterapiARV
SeriPolicyBrief–PusatPenelitianHIV&AIDSUnikaAtmaJaya
4
Penulis:
AstiWidihastuti&MiettaMahanani
PusatPenelitianHIV&AIDSUnikaAtmaJaya
GedungSt.FransiskusAsisi(K2),lantai1,ruangK21.08
Jl.JendralSudirmanKav.51Jakarta12930Indonesia
Phone/fax:+62-21-578-54227
http://www.arc-atmajaya.org
SeriPolicyBrief–PusatPenelitianHIV&AIDSUnikaAtmaJaya
5
Download