KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 3 SENI DI TENGAH STUDI Editor Desain : Ismunandar : Mudris Amin Hak cipta dilindungi Undang-undang All rights reserved Diterbitkan oleh: PENERBIT NUANSA CENDEKIA Komplek Sukup Baru No. 23 Ujungberung - Bandung 40619 Telp: 022-76883000, Fax: 022-7801410 [email protected] [email protected] www.nuansa.co Anggota IKAPI 60 hlm.; 25 x 17,5 cm; Mattpaper 120 gram ISBN: 978-979-1462-55-6 Kode Penerbitan: PN-057-02-14 Sambutan Duta Besar Sungguh suatu kebanggaan bagi saya setiap kali menyambut, turut menyaksikan, dan memberi dukungan ke berbagai pagelaran seni yang dipersiapkan oleh para pelajar yang tergabung di PPI Singapura, baik PPIS maupun PPI sekolah. Pagelaran-pagelaran ini telah berhasil merayakan keragaman budaya Indonesia, menunjukkan berbagai warna dan ragam olah gerak, suara, maupun rasa dari berbagai kelompok budaya Indonesia, bahkan inovasi-inovasi kontemporer yang digagas oleh para mahasiswa. Ini semua berkontribusi besar dalam upaya diplomasi budaya Indonesia di Singapura. Terlebih penikmatnya bukan hanya warga Indonesia dan warga lokal di Singapura, tetapi juga warga negara-negara dunia lain yang sedang berada di Singapura. Dalam dunia yang sangat saling berhubungan ini, diplomasi budaya perannya menjadi lebih penting lagi. Budaya membuat orang lebih mudah untuk saling memahami. Untuk alasan ini, terima kasih yang tulus saya, pertama-tama, pergi ke mahasiswa Indonesia yang tergabung di PPI Singapura, di universitas atau sekolah manapun. Melalui kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih saya kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang melalui Rumah Budaya Indonesia mulai tahun mendukung 2014 berbagai pagelaran ini. Saya juga menghagai upaya penerbitan buku katalog pagelaran ini dan berharap buku ini bermanfaat bagi para pembaca. Dr Andri Hadi Dubes LBBP RI untuk Singapura KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 5 Pengantar Editor Di minggu-minggu awal tugas saya sebagai Atdikbud di KBRI Singapura beberapa panitia pertunjukan seni dari berbagai universitas di Singapura yang datang ke saya. Dari diskusi nampak jelas bahwa kegiatan ini merupakan salah satu kebanggaan mereka. Di tengah kesibukan studi di berbagai disiplin yang mereka sukai, dan bagi sebagian besar mereka cukup jauh dari seni, mereka berhasil menampilkan pertunjukan yang sangat menarik. Dalam berbagai kesempatan saya mendorong mereka untuk menuliskan singkat pagelaranpagelaran yang pernah ditampilkan. Dari tulisan-tulisan ini, menurut saya dan mereka pun setuju, generasi berikutnya dapat belajar. Misalnya yang sudah langsung jelas terlihat setelah beberapa tulisan terkumpul, ternyata Sitti Nurbaya ditampilkan oleh dua PPI di kesempatan yang berbeda, oleh tim yang berbeda, dan dua tim tersebut ternyata tidak berkomunikasi. Mudah-mudahan ke depan hal ini tidak terjadi lagi. Tampak jelas juga dari tahun ke tahun setiap pertunjukan kian tinggi kualitasnya, menarik semakin banyak penonton, dan juga sponsornya pun kian bertambah. Penonton, bahkan di beberapa universitas pemainnya, tidak semua warga negara Indonesia. Jadi jelas bahwa kegiatan pagelaran ini selain untuk memupuk bakat-bakat terpendam ataupun sekedar mengerjakan hal lain di luar kerutinan belajar, juga sangat besar kontribusinya pada diplomasi budaya Indonesia. Terimakasih kepada Bapak Dubes Andri Hadi dan Dubes sebelumnya yang selalu memberikan dukungan penuh bagi acara ini. Terimakasih juga kepada rekan-rekan di Pensosbud yang selalu bersama-sama memberikan bantuan dan 6 SENI DI TENGAH STUDI dukungan kepada para mahasiswa. Saya mengucapkan terimakasih juga kepada Sdr Agustinus Benyamin, Sekjen PPIS, yang telah menuliskan secara singkat PPIS dan berbagai kegiatan seni-nya. Terimakasih juga untuk Kenny Koesoemo, Giovanni Victor Wicaksono, Christiandy Franciscus, Michael Kevin Wiratama Djohan, dan Andi Andana Bangsawan berturut-turut yang menuliskan informasi singkat dan sinopsis pertunjukan GAYA, NUANSA, ICN, IAF, dan INSIGHT. Semoga buku ini dapat dijadikan rujukan bagi mahasiswa Indonesia di Singapura untuk terus meningkatkan kualitas pertunjukan seni ini untuk mendukung diplomasi Indonesia. Ismunandar Atdikbud KBRI Singapura KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 7 Tentang Perhimpunan Pelajar Indonesia Singapura dan Pertujukan Seni yang Diselenggarakannya Agustinus Benyamin Prasetyo Secretary-General Committee 2014/2015 Indonesian Students’ Association in Singapore(PPI-Singapura) 8 Perhimpunan Pelajar Indonesia Singapura (PPIS) adalah organisasi yang menjembatani hubungan antara Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura (KBRI Singapura) dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia Sekolah (PPI Sekolah) dan menjadi penghubung antara PPI Sekolah sendiri. Dalam memenuhi fungsinya sebagai penghubung, pada tahun 2014 PPIS 9 merubah dasar organisasinya menjadi berbasis kesekretariatan yang diketuai oleh seorang Sekretaris Jenderal. Salah satu perubahan nyata dari sistem kesekretariatan adalah dibentuknya forum komunikasi PPI Sekolah yang dikenal dengan nama Presidium PPI Sekolah. Singapura bagi pelajar Indonesia adalah unik. Jumlah pelajar Indonesia terbanyak di luar negeri terbanyak saat ini berada di Singapura. Sedikitnya 20 ribu pelajar sedang menempuh pendidikan di Singapura. Hampir separuh dari pelajar yang berada di Singapura sedang menempuh pendidikan di tingkat universitas/diploma. Sementara ini, hanya pelajar di tingkat universitas/diploma saja yang memiliki PPI Sekolah. Nama-nama dari PPI Sekolah tersebut adalah: SENI DI TENGAH STUDI No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Nama Organisasi Kepanjangan Sekolah PINTU Pelajar Indonesia NTU Nanyang Technological University SMUKI SMU Komunitas Indonesia Singapore Management University PINUS InSIM MAPIA KUMIS PELIKAN MERCI Kunci PPI RDI IndoJCUS PPI SUTD Pelajar Indonesia NUS Indonesia SIM Mahasiswa PSB Indonesia National University of Singapore Singapore Institute of Management PSB Academy Kumpulan Mahasiswa Indonesia di MDIS College MDIS Pelajar Indonesia Kaplan Kaplan Komunitas Anak Curtin Indonesia Curtin Mahasiswa ERC Indonesia Perhimpunan Pelajar Indonesia RDI Indonesia JCUS Perhimpunan Pelajar Indonesia SUTD ERC Institute Raffles Design Institute James Cook University Singapore Singapore University of Technology and Design KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 9 Di samping itu, pelajar di Indonesia di National Academy of Fine Arts (NAFA) tengah mempersiapkan pembentukan PPI di universitas mereka. Berbagai dinamika organisasi telah dialami oleh PPI Sekolah di Singapura. PPI sekolah biasanya didirikan oleh sekelompok orang yang merasakan pentingnya komunitas Indonesia di sekolah mereka. Komunitas itu kemudian berkembang menjadi lebih kompleks dengan kegiatan yang ditujukan kepada masyarakat di luar komunitas PPI Sekolah. Beberapa PPI Sekolah telah berdiri lebih dari satu dekade. Mereka terus berinovasi dalam memenuhi kebutuhan komunitas dan dalam memenuhi misi sebagai pejuang budaya untuk menunjukkan identitas bangsa Indonesia kepada penduduk di Singapura. Namun, sibuknya kegiatan studi dan ditambah dengan beratnya tantangan dalam memenuhi kebutuhan komunitas membuat beberapa PPI Sekolah sempat mengalami masa vakum. PPI Sekolah memiliki jumlah anggota yang cukup beragam, berkisar dari sekitar 40 (PPI SUTD) hingga 800 (InSIM). PPI Sekolah dengan jumlah pelajar yang banyak mampu mengadakan berbagai acara. Acara tersebut hingga berupa pertunjukan budaya berskala besar yang dilaksanakan di panggung semegah Esplanade. Kegiatan budaya merupakan salah satu hal yang diminati oleh mahasiswa di Singapura. Kerinduan terhadap budaya Indonesia memacu mereka untuk berkarya di bidang ini. Contoh kegiatan budaya tersebut adalah klub tari tradisional seperti yang dimiliki hampir seluruh PPI Sekolah, seperti klub tari Saman yang dimiliki oleh PINTU dan MAPIA. Adapula workshop kebudayaan seperti workshop batik yang diadakan oleh SMUKI dan masih banyak contoh lainnya. Kegiatan kebudayaan yang paling menonjol di kalangan PPI Sekolah belakangan ini adalah pertunjukan budaya, khususnya teater musikal. Sedikitnya setiap tahun terdapat lima pertunjukan budaya yang ditonton ratusan warga Indonesia dan warga asing. Kelima pertunjukan budaya tersebut adalah IAF (Indonesian Arts Festival) oleh PPIS, NUANSA oleh PINUS, ICN (Indonesian Cultural Night) oleh PINTU, GAYA (Gelar Budaya) oleh SMUKI dan InSight oleh InSIM. Buku ini akan menjelaskan lebih jauh mengenai kegiatan-kegiatan tersebut. 10 SENI DI TENGAH STUDI Buku ini diharapkan dapat menunjukkan betapa semangatnya pelajar Indonesia di Singapura dalam tugasnya sebagai duta budaya Indonesia. Semoga buku ini mampu menginspirasi pembaca dengan semangat Diaspora Indonesia di Singapura. Meskipun para pelajar di Singapura memiliki berbagai keterbatasan baik dalam segi waktu, pikiran, tenaga maupun material, kebanggaan mereka terhadap Indonesia memacu PPI Sekolah untuk terus berkarya dalam bidang budaya. Para pelajar di Singapura sangat mengharapkan bantuan dari berbagai pihak dalam menjalankan tugas sebagai duta budaya. Kegiatan-kegiatan ini selalu didukung penuh KBRI dan dibimbing langsung oleh Pensosbud dan Atdikbud. Untuk ini kami menghaturkan terimakasih. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 11 Tentang NUANSA NUANSA adalah sebuah acara tahunan yang bertemakan seni dan budaya dan diproduksi oleh NUANSA Cultural Productions. Organisasi ini bertumbuh dari tujuan mimpi besarnya pelajar Indonesia yang sedang menimba ilmu di National University of Singapore (NUS), Singapura. Oleh karena itu, nama “NUANSA” dipilih karena kata itu menyatukan NUS dan INDONESIA. Tujuan utama dari NUANSA adalah untuk mempertunjukkan dan menjaga kebudayaan Indonesia yang kaya dan beragam. Kami yakin NUANSA bisa menjadi suatu organisasi yang akan berkontribusi lebih di dalam keragaman budaya Indonesia di komunitas Singapura. Informasi lebih lanjut dapat Anda temukan di http://www.nuansacp.com 12 SENI DI TENGAH STUDI Sejarah NUANSA 2008 | Prambanan – A Thousand Beauties Director: Elis Tjandra Selasa, 5 Februari 2008, pkl. 20.00, NUS University Cultural Centre Theatre NUANSA yang pertama mengangkat cerita tentang Candi Prambanan yang menjadi sebuah bangunan bersejarah penting di Indonesia. Di dalam pe­mentasan ini, kami membawakan cerita seorang lelaki, Joko Bandung yang ingin mendapatkan cinta pujaan hatinya, Roro Jonggrang. Roro Jonggrang lantas menolak keinginan Joko Bandung karena dia mengetahui bahwa Joko Bandung adalah pembunuh ayahnya sewaktu peperangan terdahulu. Prambanan – A Thousand Beauties mementaskan beberapa tarian tradisional dan pertunjukan angklung. Pementasan perdana ini berhasil menarik kurang lebih 400 penonton dan disponsori oleh Exxon Mobil Campus Concert KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 13 2009 | Sitti Nurbaya – Unfulfilled Love Director: Prasetya Dwicahya Sabtu, 5 September 2009, pkl. 15.00 & 20.00, NUS University Cultural Centre Theatre Di pementasan kedua kami, NUANSA mempertunjukkan kisah yang diangkat dari novel Sitti Nurbaya – Unfulfilled Love karya Marah Rusli. Cerita ini mengambil latar belakang perselisihan antara orang Minangkabau dengan penjajah Belanda. Nilai-nilai tentang cinta, pengorbanan, dan ambisi sangatlah kental di dalam pemeranan setiap karakter. Sitti Nurbaya adalah karya NUANSA pertama yang dipentaskan dalam bahasa Inggris karena kami ingin memfokuskan visi kami untuk menjangkau lebih luas penonton di Singapura. Seperti tahun sebelumnya, pementasan gratis ini berhasil menarik lebih kurang 400 penonton. 14 SENI DI TENGAH STUDI 2010 | This Earth of Mankind Director: Wilson Tio Sabtu, 30 Oktober 2010, pkl. 15.00 & 20.00, NUS University Cultural Centre Theatre Mengangkat cerita dari sebuah cerita lengendaris kara Pramoedya Ananta Toer, kisah Bumi Manusia berputar di dalam kehidupan Minke. Minke adalah anak pribumi yang bersekolah di Hoogere Burgerschool (HBS) yang pada saat itu hanya mendidik anak-anak keturunan Eropa. Kehidupan Minke menjadi sorotan utama, di mana dia berani melawan ketidakadilan yang terjadi di Indonesia. Pementasan ini menjadi sebuah terobosan baru di dalam sejarah NUANSA karena tahun 2010 adalah tahun pertama kami menjual tiket kepada publik. Dengan pendapatan yang kami terima dari 700 penontonnya, NUANSA mulai menikmati kestabilan finansial yang digunakan untuk pembelian kostum dan perlengkapan. Alhasil, NUANSA semakin dikenal dengan orang banyak dan kami mendapatkan respon yang sangat positif. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 15 2011 | Ca Bau Kan Director: Ivan Surya Tjahyo Sabtu, 22 Oktober 2011, pkl. 14.00 & 20.00, Anglo-Chinese Junior College Faith CPA Tempat itu adalah Batavia. Waktu itu adalah waktu penjajahan. Cerita ini berkisar di dalam kehidupan Tan Peng Liang yang pada saat itu menjadi rising star di Batavia. Konflik bermulai ketika dia bertemu seorang janda bernama Tinung. Percintaan merekapun diketahui oleh Thio Boen Hiap yang adalah pemimpin partai dan mempunyai pengaruh besar di Batavia. Ca Bau Kan adalah pementasan NUANSA pertama yang mengadopsi format drama musikal. Langkah drama musikal ini sudah membawa NUANSA ke tingkat yang lebih tinggi lagi di dalam lingkungan student production di Singapura. Tidak hanya itu, Ca Bau Kan telah berhasil menarik perhatian 850 penonton dan juga telinga masyarakat Indonesia melalui the Jakarta Post, salah satu koran nasional Indonesia. 16 SENI DI TENGAH STUDI 2012 | Canting Director: Andika Kristi Minggu, 14 Oktober 2012, pkl. 19.30, NUS University Cultural Centre Hall Bertemakan nilai-nilai keluarga, NUANSA mempersembahkan Canting karya Arswendo Atmowiloto di dalam tahun ke-5 pementasannya. Keluarga Pak Bei menjadi sorotan karena struktur keluarganya yang tidak sempurna. Ketika badai percintaan melanda keluarga itu, apakah Pak Bei dan Bu Bei akan terus bersama menjalani dunia? Ataukah mereka akan berpisah, tersapu oleh nasib yang sangat kejam? Ketika kami melihat ke belakang, tidak terasa perjalanan kami untuk sampai ke NUS University Cultural Centre Hall bukanlah perjalanan yang mudah. Disaksikan oleh lebih kurang 880 penonton dan diliput oleh media nasional Indonesia (MetroTV) dan Singapura (Lian He Zao Bao), kami semakin yakin bahwa NUANSA bisa menjadi pengaruh yang positif di dalam penyebarluasan budaya Indonesia di kancah internasional. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 17 2013 | Dance of the Earth Director: Arvelia Yardhika Ong Minggu, 6 Oktober 2013, pkl. 19.00, NUS University Cultural Centre Hall Satu wanita, dua mimpi, dan tiga cinta. Siapakah yang akan merebut hati Luh Sekar? Cerita ini sangat identik dengan kehidupan di Bali di mana sistem kasta sangatlah dihormati oleh masyarakatnya yang mayoritas beragama Hindu. Dari sinilah muncul keinginan Luh Sekar untuk memperbaiki kehidupannya dengan menikahi seorang brahmana. Di pementasannya yang ke-6 ini, NUANSA berhasil menjual seluruh tiket yang tersedia. Selain itu, tahun 2013 adalah tahun pertama tim NUANSA mencapai lebih dari 110 anggota yang semuanya adalah pelajar Indonesia di NUS. Kami juga bangga dengan prestasi kami untuk sukses membawakan cerita Tarian Bumi karya Oka Rusmini di hadapan lebih dari 1200 penonton. 18 SENI DI TENGAH STUDI 2014 | The Priyayi Director: Gregorius Ivannido Minggu, 6 Oktober 2014, pkl. 19.00, NUS University Cultural Centre Hall Lantip meninggalkan ibunya ketika ia diadopsi oleh Noegroho, seorang dari keluarga Priyayi. Bertumbuh menjadi seorang muda, Lantip semakin ingin mengikuti impiannya di bidang seni dan hal ini sangat bertentangan dengan ayahnya yang menginginkan dia meneruskan jejak priyayi. Terinspirasi dari karya Umar Kayam, Para Priyayi menyuguhkan warna berbeda dari pementasan pementasan NUANSA sebelumnya. Di samping itu, kesuksesan NUANSA tidak akan pernah tercapai tanpa kerja keras dari 120 orang anggotanya. Tahun 2014 adalah tahun bersejarah bagi kami karena The Priyayi berhasil menarik lebih dari 1280 penonton yang antusias. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 19 Indonesian cultural night – Dari Tahun ke Tahun – Tentang ICN Indonesian Cultural Night atau ICN adalah sebuah acara tahunan yang bertujuan untuk menunjukkan kesenian dan kebudayaan Indonesia dalam bentuk musikal. Acara ini diselenggarakan oleh pelajar-pelajar Indonesia di NTU. ICN bermula pada tahun 2007, dimana pertunjukan pendek pada malam perayaan kemerdekaan Indonesia menginspirasi para pelajar NTU untuk membawa penampilan kebudayaan ini ke jenjang yang lebih tinggi. Dari tahun ke tahun, ICN memberikan portret tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia. Dari mulai sejarah yang diadaptasi hingga cerita dystopia, ICN berusaha memberikan perspektif baru kepada penonton tentang Indonesia. ICN pun telah berhasil menjadi sebuah wahana dimana para pelajar yang terlibat dapat mengembangkan dirinya masing-masing, di berbagai bidang dari mulai kesenian hingga manajemen bisnis. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 21 Hingga saat ini, ICN telah menampilkan 6 pertunjukan yang telah melibatkan lebih dari 500 orang dan berhasil menjangkau lebih dari 2000 penonton, baik masyarakat Singapura atau pun masyarakat Indonesia di Singapura. Untuk informasi lebih lanjut tentang ICN, dapat mengunjungi situs: http://icn.pintusingapura.org/ dan https://www. facebook.com/ICNsingapore 22 SENI DI TENGAH STUDI ICN 2008 – Merah Putih: Kembali ke Hati 3 Oktober 2008 Lee Foundation Theatre, Nanyang Academy of Fine Arts Produser : Michael Sanjaya Wira Sutradara: Daniel Kevin Kristian Penulis Naskah: Daniel Kevin Kristian Merah Putih: Kembali ke Hati merupakan pertunjukan pertama ICN yang ditampilkan ke masyarakat luar NTU. Merah Putih mengisahkan cerita seorang siswa SMA bernama Jim. Suatu hari, Jim ditantang teman-temannya untuk mendekati seorang siswi bernama Shinta. Shinta merupakan anggota klub kebudayaan tradisional yang sering dicemooh oleh Jim dan kawan-kawannya. Merasa mampu, Jim pun menerima tantangan dari teman-temannya itu. Jim pun mulai mendekati Shinta, mencoba mengenalnya lebih dekat. Jim, yang berasal dari keluarga kalangan menengah ke atas, memiliki latar belakang yang sangat berbeda dengan Shinta. Dari pertemanannya ini, Jim mulai terbuka matanya. Ia mulai menyadari kehidupan di luar kalangannya. Selain itu Jim pun mulai bisa menghargai pertunjukan tari dan budaya Indonesia. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 23 Sayangnya, Shinta akhirnya menyadari bahwa Jim mendekati dirinya hanya karena sebuah tantangan. Merasa kecewa mengira Jim berbeda, Shinta mulai menjauh dari Jim. Jim yang akhirnya tidak memikirkan tantangan tersebut dan mulai memiliki perasaan terhadap Shinta merasa sangat menyesal. Jim pun mencoba mencari cara agar Shinta dapat memaafkannya. Jim akhirnya bergabung dengan klub budaya Shinta untuk menunjukkan bahwa dirinya telah berubah. Melihat bahwa Jim memang benar-benar tulus, Shinta akhirnya berusaha memaafkan Jim dan mereka memulai persahabatan mereka lagi. Merah Putih merupakan karya yang mengingatkan kita akan identitas Indonesia, terutama dengan penampilan Tari Trigianti Sakakta yang menggabungkan Tari Saman, Tari Kecak, dan juga Tari Tabal Gempita. Sering kali kita mendengar banyak orang Indonesia yang menganggap bahwa semua hal yang berhubungan dengan tradisi Indonesia itu kuno. Padahal, tradisi merupakan warisan turun-temurun yang merupakan bagian dari jati diri bangsa Indonesia. Selain itu Merah Putih juga ingin mengingatkan kita bahwa perbedaan bukanlah sebuah halangan untuk mengenal satu sama lain. 24 SENI DI TENGAH STUDI ICN 2010 – Zamrud Khatulistiwa 20 Januari 2010 Arts, Design and Media Auditorium, Nanyang Technological University Produser : Maryati Baharuddin Sutradara: Febrina Aryani, Jimmy Thurovin Penulis Naskah: Febrina Aryani, Jimmy Thurovin Zamrud Khatulistiwa merupakan pertunjukan yang mengingatkan kita tentang keindahan dan kekayaan Indonesia. Cerita ini bermula ketika Mike mendapat permintaan dari ayah yang sakit untuk mencari harta karun yang bernama Zamrud Khatulistiwa di Indonesia. Mike pun bertolak dari Australia bersama dua temannya, Benjamin dan Alice. Mereka memulai perjalanan mereka di Papua dimana mereka mengakrabkan diri dengan eksotisme Pulau Cendrawasih. Tarian adat Papua bersama adat istiadat suku-suku Papua dijelaskan oleh para penduduk asli kepada trio penjelajah ini. Sayangnya, harta karun itu tidak dapat ditemukan dan mereka pun melanjutkan perjalanan mereka ke Sulawesi dan Bali. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 25 Di Pulau Dewata, Mike beserta kedua kawannya disuguhi dengan pertunjukan khas Bali yaitu Tari Kecak dan Pendet yang sangat mistis. Terkesima dengan tarian tersebut, tiga sekawan ini merasa Indonesia merupakan kepulauan yang sangat indah, dari mulai budayanya, adab penduduknya dan juga bentang alamnya. Dan mereka mulai menyadari bahwa sebenarnya harta karun yang disebut oleh ayah Mike adalah Indonesia itu sendiri. Namun, Mike tiba-tiba mendapatkan telepon dari pamannya yang di Australia mengabarkan bahwa ayahnya telah meninggal. Mike terpukul ketika mendengar berita tersebut dan kedua kawannya berusaha menghiburnya. Mike pun sadar, perjalanan yang diwasiatkan ayahnya bukan hanya untuk menyadari keindahan dan kekayaan Indonesia tetapi juga betapa indah dan berharganya persahabatan yang mereka miliki. Zamrud Khatulistiwa berhasil menarik ratusan penonton dan mengabarkan kepada masyarakat di Singapura tentang keindahan Indonesia. Drama ini juga mengingatkan mahasiswa dan masyarakat Indonesia yang sedang merantau di Singapura bahwa Indonesia merupakan negeri yang kaya dan indah, dan mengajak mereka untuk kembali dan membangun Indonesia untuk masa depan. 26 SENI DI TENGAH STUDI ICN 2011 – Pahlawan The Musical 27 Februari 2011 Singapore Airlines Theatre, Lasalle College of the Arts Produser : Ferdinand Hadi Sutradara: Made Surya Adhiwirawan Penulis Naskah: Daniel Kevin Kristian Pahlawan: The Musical adalah sebuah penampilan yang memberikan perspektif baru tentang jaman perjuangan. Drama musikal ini mengisahkan Batua, seorang pemuda asal Sulawesi yang telah ditinggal mati semua keluarganya karena desanya dibakar habis oleh penjajah Belanda. Batua ingin membalaskan dendamnya dengan bergabung dengan tentara Indonesia. Pada saat pelatihan di Desa Penuharap, dia bertemu dengan Aryo, pria kelahiran Jawa dari kaum bangsawan, Made, pemuda dari Bali yang ingin membantu membela Negara, dan Teuku, pemuda asal Aceh yang sudah berkali-kali ikut perang. Pemuda-pemuda ini mulai mengenal satu sama lain, dan berlatih bersama untuk menjadi pasukan Indonesia yang mampu mengalahkan Belanda. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 27 Batua, yang memang terkenal cakap dan baik, diangkat oleh sang komandan untuk menjadi kapten regu mereka. Sayangnya, dalam misi pertama mereka, sang kapten tertembak pada saat dia berusaha menolong Aryo yang hampir tertembak oleh pasukan Belanda. Luka yang Batua terima melumpuhkan tangannya dan membuat dia depresi dan frustasi akan ketidakmampuan dia untuk membalaskan dendam keluarganya. Namun, Citra, putri sang komandan, berhasil melipur lara Batua, dan mengingatkanya bahwa kini Batua tidak lagi sendiri dan ia memililki keluarga baru. Namun di balik semua itu, Aryo sang penakut, berusaha untuk membuat perjanjian dengan pasukan Belanda yang dipimpin Jan dan penasihatnya Pieter. Aryo ingin pasukan Belanda datang menyerang ke desa pelatihan tetapi hanya datang untuk melucuti senjata dan membiarkan dia dan keluarganya hidup. Jan setuju dengan tawaran tersebut. Akhirnya, sehari sebelum pasukan Batua menyerang tentara Belanda, tentara Jan datang menyerbu dan menawan semua penduduk desa. Mengetahui Jan adalah tentara Belanda yang membakar habis desanya, Batua tidak dapat mengendalikan amarahnya dan hendak menyerang Jan. Jan tanpa sungkan menembak Batua yang akhirnya membuat semua tentara marah, dan akhirnya terjadilah peperangan antara kedua pasukan, dimana semua tentara Indonesia kalah kecuali Aryo yang dipenuhi rasa bersalah dan penyesalan. Pahlawan berhasil menarik lebih dari 700 penonton. Pahlawan mengingatkan kita tentang jasa para pahlawan dan apa arti pahlawan. Pahlawan juga membuka mata kita bahwa semua pejuang adalah manusia. Mereka merasakan luka dan pedih saat disakiti dan gembira saat berhasil. 28 SENI DI TENGAH STUDI ICN 2013 – Neutraregni : the Musical 2 Maret 2013 University Cultural Centre, National University of Singapore Produser : Arwin Pratomo Sutradara: Samiadji Falahanif Ranggagani Penulis Naskah: Vannya Anjani Berbeda dengan penampilan-penampilan ICN sebelumnya, Neutraregni: The Musical merupakan drama musikal yang berlatar belakang masa depan, tepatnya pada tahun 2043. Indonesia yang kita tahu sudah tidak ada lagi dan digantikan oleh rezim fasis-komunis bernama Neutraregni, yang dipimpin oleh Batara Yudha. Neutraregni berusaha membatasi kebebasan berpendapat dan juga tradisi dan kebudayaan Indonesia yang ‘dulu’. Namun masih ada gerakan perlawanan, The Resistance, dipimpin oleh Ninti Simanjuntak, yang bermimpi untuk menghidupkan Indonesia kembali. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 29 Cerita dimulai saat White Troops, pasukan Batara, menggerebek sekumpulan penari tradisional Indonesia. Para anggota the Resistance, termasuk Ninti Farhan berusaha membantu para penari kabur dari cengkraman White Troops. Tanpa disangka, Ninti bertemu teman lamanya yang sekarang telah menjadi jenderal White Troops, Adam yang memiliki anak buah, Sabrina dan Taufan. Setelah berhasil menangkap beberapa penari, White Troops pun kembali dan melapor kepada Batara. Batara yang awalnya kecewa, akhirnya mengetahui bahwa kegagalan Adam sudah terencana setelah perjanjian dengan The Snake, informan gelap dari The Resistance. Adam pun meluncurkan serangan mereka yang berikutnya tepat pada markas The Resistance, pada pertempuran ini, Nahas bersama beberapa orang lainnya ditangkap. Karena kejadian ini, Ninti berencana menyelamatkan Nahas yang merupakan anggota utama perkumpulan pemberontak. Ternyata Nahas merupakan The Snake dan kejadian ini merupakan perangkap untuk menangkap Ninti. Ninti pun dijatuhi eksekusi mati, dan Adam diperintahkan oleh Batara untuk menjadi eksekutor. Nahas yang ingin membalaskan dendamnya kepada Batara, ayahnya yang telah mengasingkan dirinya dan ibunya, menggunakan kematian Ninti untuk menyulut api semangat para pemberontak. Pemberontakan pun terjadi di seluruh bagian Indonesia dan akhirnya Batara pun berhasil digulingkan. Pada akhirnya, Indonesia pun bangkit kembali. Republik Indonesia yang baru berusaha menghapus jejak-jejak rezim Neutraregni dengan mengeksekusi semua tokoh-tokoh pendukung Neutraregni termasuk Adam. Neutraregni membuat kita berpikir tentang arti kebebasan yang sesungguhnya dan apakah kita sudah menggunakan kebebasan itu dengan penuh tanggung jawab. Drama ini juga mengajak kita berpikir kembali apa yang baik dan apa yang buruk. 30 SENI DI TENGAH STUDI ICN 2014 – Angkara: a Musical 1 Maret 2014 SOTA Drama Theatre, School of the Arts Produser : Joshua Hendinata Sutradara: Pasha Laksamana Putra Penulis Naskah: Freddy dan Jason Limanjaya Dengan tagline ICN yang baru, “Histroy Made Anew”, Angkara, a Musical mengangkat sejarah Indonesia dengan memberi warna yang berbeda dan perspektif yang baru. Angkara menceritakan kisah Arok, seorang pemuda dari kalangan bawah yang berjuang untuk bisa menjadi seorang terpandang di Tumapel. Pertemuannya dengan sang guru, Lohgawe, merupakan langkah pertamanya untuk menjadi seorang pemimpin di Tumapel, yang bisa berhasil mengakhiri semua penderitaan rakyat jelata dan membangun rakyatnya. Dalam perjalanannya, Arok pertama-tama menjadi pengawal istana Tunggul Ametung. Sayangnya, dia menganggap bahwa Tunggul Ametung merupakan pemimpin yang tidak cakap dan mudah dipengaruhi oleh penasihatnya yang KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 31 licik, Ki Pengalasan. Ken Arok pun melihat ketidakbahagiaan istri Tunggul Ametung, Ken Dedes, dan berusaha menolongnya. Terbutakan dengan ambisinya dan mencari jalan pendek, Ken Arok berusaha menggulingkan Tunggul Ametung, dengan bantuan keris Empu Gandring. Sayangnya, teman baik Arok, Kebo Ijo, menjadi tersangka pembunuh Tunggul Ametung dan akhirnya dieksekusi, karena Arok yang tidak mengakui perbuatannya. Namun, akhirnya Arok harus membayar pengorbanan yang ia lakukan dengan harga yang tinggi. Putranya, Anusapati, anak dari Ken Dedes dan Tunggul Ametung, merasa bahwa ayahnya tak pernah menghargai dirinya, hingga akhirnya dia tahu bahwa Ken Arok adalah pembunuh ayahnya yang asli. Dipenuhi rasa dendam, Anusapati dibantu oleh Mahisa Dewi, putri Kebo Ijo dan Sasmi, dan juga Ki Pengalasan, mantan penasihat Tunggul Ametung, merancang rencana balas dendam untuk menghabisi nyawa Ken Arok. Di akhir hayatnya, Ken Arok akhirnya menyadari bahwa dia terbutakan oleh ambisi, dan telah mengorbankan terlalu banyak hal berharga baginya. Angkara mengingatkan kita tentang pentingnya mengendalikan diri agar tidak dibutakan oleh ambisi dan akhirnya mengorbankan diri sendiri dan orang-orang yang kita sayangi. Angkara juga berhasil memberi warna baru akan sejarah dan cerita Indonesia yang biasa dianggap membosankan dan kuno. Angkara berhasil memukau lebih dari 600 orang, menampilkan lebih dari 20 lagu orisinil dan 5 tarian dari berbagai aliran dalam penampilannya. 32 SENI DI TENGAH STUDI Gelar Budaya, GAYA, adalah sebuah pentas seni dan budaya Indonesia yang diselenggarakan oleh SMU Komunitas Indonesia setiap tahun sejak tahun 2007. SMU Komunitas Indonesia adalah sebuah organisasi siswa yang dibentuk pada tahun 2004 sebagai wadah bagi mahasiswa-mahasiswi Indonesia di Singapore Management University (SMU) untuk memperkenalkan seni dan budaya Indonesia kepada masyarakat Singapura, khususnya mahasiswa-mahasiswi di SMU. Sejak pertunjukan pertama kami di tahun 2007, GAYA telah bertumbuh menjadi salah satu pentas seni budaya Indonesia terbesar di Singapura; sebuah sarana bagi ratusan mahasiswa-mahasiswi Indonesia untuk menunjukkan kecintaan mereka terhadap Indonesia. Di samping itu, dalam beberapa tahun terakhir, GAYA telah berhasil menarik minat mahasiswa-mahasiswi manca negara dari Tiongkok, Singapura, Korea, Malaysia, Vietnam, India dan banyak lagi untuk mengambil bagian dalam pentas kami dengan turut melestarikan dan menampilkan keindahan seni dan budaya Indonesia. Bagi kami, GAYA bukan hanya sekedar kesempatan untuk mengembangkan dan menunjukkan bakat seni kami, tapi juga sebuah kesempatan bagi kami untuk menggemakan semangat perubahan untuk Indonesia yang lebih baik. GAYA juga adalah sebuah sarana bagi kami untuk mengingatkan masyarakat, baik warga Indonesia maupun warga negara asing, tentang aspek-aspek yang terkadang terlupakan dalam kehidupan di era modern ini; keluarga, perjuangan dan semangat gotong royong. Terlebih dari segalanya, GAYA adalah sebuah kesempatan bagi kami untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kami bangga menjadi putra-putri bangsa Indonesia. GAJAH MADA 29 FEBRUARI 2008 PKL 18.30, RAFFLES HOTEL, JUBILEE HALL DIRECTOR: KHRISNA RINALDI WOROTIKAN Mengangkat sebuah cerita klasik mengenai Gajah Mada, GAYA2008 mengangkat tema nasionalisme dan perjuangan. Kisah hidup Gajah Mada yang berusaha menyatukan kerajaan-kerajaan di seantero Nusantara menjadi sebuah cermin dari perjuangan rakyat Indonesia menuju sebuah bangsa yang satu, bangsa Indonesia. Dibalut dengan alunan musik dan berbagai tari-tarian khas Jawa, Gajah Mada adalah GAYA pertama yang diadakan di teater profesional. Disaksikan oleh hampir 400 pasang mata, GAYA2008 kaya oleh nilai-nilai sejarah dan nilai-nilai kebangsaan Indonesia. 34 SENI DI TENGAH STUDI IN A HEARTBEAT 27 & 28 FEBRUARI 2009 PKL 18.30, DBS AUDITORIUM DIRECTOR: ASTRID INDRIYANI Diadaptasi dari kisah Maria Monique, Sang Gadis Ajaib, yang tertuang dalam buku “The Beautiful Journey - True Story of Maria Monique”, GAYA2009 adalah sebuah pentas seni yang tidak sekedar menampilkan berbagai tari-tarian dan alunan musik khas Indonesia, namun GAYA2009 juga mengangkat kisah cinta seorang ibu terhadap anaknya. Natalia S. Tjahja, nama sang ibu, harus berjuang untuk mendapatkan uang untuk menutup biaya mengobatan anaknya, yang telah mati suri sebanyak tiga kali dan terbaring lemah di sebuah rumah sakit di Singapura. In A Heartbeat yang disutradarai oleh Astrid Indriani dan diproduseri oleh Sutayasa, mahasiswa tingkat tiga Singapore Management University, adalah sebuah kisah mengenai berbagai gelombang dalam hidup, ketidakpastian di dalamnya dan sebuah kisah bagaimana manusia terkadang membutuhkan sedikit iman untuk mengarungi samudera yang kita sebut sebagai kehidupan. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 35 SITTI NURBAYA 29 FEBRUARI 2010 PKL 18.30, RAFFLES HOTEL, JUBILEE HALL DIRECTOR: ALDIAN SALIM GAYA2010: Mengangkat sebuah kisah klasik tentang Sitti Nurbaya, GAYA2010 menunjukkan sebuah konflik antara cinta dan adat keluarga di dalam kebudayan Minangkabau. Sitti Nurbaya memiliki segalanya; paras yang elok, seorang ayah yang adalah seorang pengusaha tersohor dan seorang teman dari keluarga yang berpengaruh, Samsul Bahri. Namun semua itu berubah ketika Samsul meninggalkan Minang untuk mengejar pendidikan di Batavia. Datuk Maringgih, seorang penguasa tanah Minang, mengambil segalanya dari Sitti; harta ayahnya, kebebasannya, dan masa depannya bersama Samsul. GAYA2010 menampilkan langkah dan pilihan yang harus diambil oleh seorang anak manusia melawan guncangan dan ketidakpastian dalam hidup. Berbagai tari-tarian dan alunan musik tradisional Sumatra Barat dan tarian bergaya kontemporer yang menyentuh, Sitti Nurbaya disaksikan lebih dari 400 pasang mata di teater hotel bersejarah, Raffles Hotel. Seluruh keuntungan yang diperoleh GAYA2010 disumbangkan kepada korban gempa Padang di tahun 2010 untuk membantu rehabilitasi rumahrumah yang hancur. 36 SENI DI TENGAH STUDI FORTE 22 JANUARI 2011 PKL 20.00, THE SINGAPORE AIRLINES THEATRE, LASALLE COLLEGE OF THE ARTS DIRECTOR: EDO KALISARAN & PHEBE ELIZABETH GAYA2011: Forte merupakan GAYA yang sedikit unik, dimana Forte bukan berformat drama namun menonjolkan pertunjukan musik dan tari-tarian Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Forte menunjukkan bahwa harmonisasi antara seni tradisional dan kontemporer dapat membuahkan pertunjukan yang indah dan segar. Campuran antara seni tradisional Indonesia seperti tarian Saman, alunan musik Gamelan, dan seni kontemporer seperti Rock dan Hip-Hop memberikan warna baru untuk pertunjukan seni Indonesia di Singapura. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 37 LUMINARY 05 FEBRUARI 2012 PKL. 15.00 & 20.00, THE SINGAPORE AIRLINES THEATRE, LASALLE COLLEGE OF THE ARTS DIRECTOR: INDRA ADAM DARMAWAN & KATHERINE KHORAZONE KHO GAYA2012, Luminary menceritakan kisah seorang gadis kecil, Gita, dan kakeknya. Pada sebuah kunjungan ke rumah kakeknya, Gita mencoba membayangkan kehidupan neneknya, wanita yang sangat ia kagumi namun hanya dikenal melalui cerita-cerita yang didengar dari orangtua dan kakeknya. Luminary menggabungkan sebuah cerita yang menarik, permainan cahaya yang indah, dan tarian saman ‘glow-in-the dark’. GAYA2012 juga diperkaya oleh dentumandentuman perkusi yang menyatukan alunan irama dan musik khas Indonesia. Luminary diadakan untuk kedua kalinya di The Singapore Airline Theatre, Lasalle College of the Arts dan disaksikan oleh hampir 1000 pasang mata. Dalam pentas ini, GAYA berkolaborasi dengan beberapa seniman papan atas Singapura dan Indonesia, antara lain: Gani Karim, Eddy Hamid, dan Mita Lestari. 38 SENI DI TENGAH STUDI KRONOLOGI 03 FEBRUARI 2013 PKL 15.00 & 20.00, THE SINGAPORE AIRLINES THEATRE, LASALLE COLLEGE OF THE ARTS DIRECTOR: CINDY KARIM & TIFFANY MELVIN GAYA2013: Kronologi menyajikan sebuah pertunjukan tentang aspek kehidupan, kebudayaan, dan masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia di berbagai masa yang berbeda; masa lalu, masa sekarang dan masa depan. GAYA2013 mengajak penonton untuk berjalan mengarungi waktu dan menghargai berbagai keindahan dan kesusahan dalam perjalanan yang disebut sebagai kehidupan. Dengan suguhan tari-tarian tradisional dan kontemporer yang dipertunjukkan oleh penari dan pemeran dari Indonesia, Korea, Vietnam dan juga Singapura, GAYA2013 didukung oleh beberapa seniman papan atas Singapura, Gani Karim dan Benjamin Ho. GAYA2013 disaksikan oleh hampir 1000 pasang mata termasuk Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Singapura dan juga Presiden Singapore Management University. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 39 2 SECONDS 16 FEBRUARI 2014 PKL 15.00 & 19.00, THE SINGAPORE AIRLINES THEATRE, LASALLE COLLEGE OF THE ARTS DIRECTOR: EDRIC SUBUR & SHANANDRA FELITA GAYA2014: 2 Seconds, mengangkat cerita tentang pilihan hidup yang harus dibuat oleh seseorang; mengikuti suara hati atau tunduk terhadap norma-norma masyarakat. Dengan tema “Made in Singapore” yang menjadi tema kesuluruhan dari pertunjukanpertunjukan seni Singapore Management University, GAYA2014 mempertontonkan berbagai tari-tarian tradisional, kontemporer, dan hip-hop yang terinspirasi dari berbagai seni budaya Indonesia. Dengan arahan dari seniman tersohor Indonesia, Gianti Giadi dari GIGI Art of Dance, beserta dengan Gani Karim sebagai koreografer, GAYA2014 mengingatkan kepada penonton untuk tidak tunduk dan tertindas oleh norma, namun sebaliknya, mengikuti suara hati dan memilih jalan kehidupan yang susuai dengan suara dari hati kecil yang terdalam. Disaksikan oleh hampir 1000 penonton termasuk Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Singapura, GAYA2014 turut dibintangi oleh mahasiswa-mahasiswi asal India, Singapura dan Vietnam. 40 SENI DI TENGAH STUDI Tentang InSIGHT InSIGHT, yaitu InSIM Gathering Night pertama kali yang diadakan oleh InSIM pada tahun 2009. Pada awalnya, InSIGHT dilaksanakan dengan mengadakan acara makan malam bersama untuk mempererat hubungan persaudaraan dan rasa kebersamaan para pelajar Indonesia di SIM. Pada tahun 2011, konsep makan malam tersebut diubah menjadi sebuah pertunjukan drama musikal. Acara drama musikal tersebut sangatlah sukses dan bahkan menarik perhatian dari orang-orang selain warga Indonesia di Singapura. Oleh karena kesuksesan tersebut, InSIM memutuskan untuk terus menerapkan konsep drama musikal pada InSIGHT. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 41 InSIMagic in the Moonlight Jumat, 23 Oktober 2009 di Grand Hall, SIM HQ Jumlah kehadiran: 100 peserta Acara pertama InSIGHT bukanlah drama musikal melainkan acara makan malam bersama yang dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan oleh anggota-anggota InSIM seperti pertunjukkan InSIM Band, sulap, modern dance, musik akustik, dan dilanjutkan dengan acara tiup lilin serta pemotongan kue sebagai simbolisme. 42 SENI DI TENGAH STUDI Once Upon A Time Rabu, 26 Januari 2011 di The Chevrons Jumlah kehadiran: 250 penonton, perkiraan sekitar 50 penonton asing Once Upon a Time merupakan drama musikal InSIGHT yang dilangsungkan pertama kali. Kisah ini dimulai di sebuah toko boneka yang berisikan berbagai macam boneka yang bisa berbicara dan bergerak layaknya seorang manusia. Di dalam toko ini terdapat 2 boneka yang bersahabat baik, Claire dan Giselle. Mereka selalu berbahagia, menari, dan menikmati hidup sebagai boneka. Sampai suatu hari, hidup mereka terganggu oleh boneka jahat yang bernama Cruela yang senang merusak kebahagiaan para boneka di toko tersebut. Selain itu, ada hal yang mengganjal hati Claire sejak ia bertemu dengan seorang pemuda bernama Dave yang sering melewati toko boneka tersebut. Di tengah kegelisahannya, muncullah seorang peri pengabul permintaan yang mengubah hidup Claire sedemikian rupa. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 43 Semua ini berubah ketika mereka bertemu di sebuah acara kampus tahunan ‘Perak Idol’, bakat bergengsi yang ditampilkan di kampus mereka. The Broken String Sabtu, 18 Februari 2012 di Mrs. Lee Choon Guan Theatre, Anglo Chinese Junior College Jumlah kehadiran: 400 penonton, perkiraan sekitar 50 penonton asing The Broken String menceritakan sebuah kisah tentang dua mahasiswa, Jo dan Ghina, keduanya menjalani kehidupan yang berbeda tetapi terus-menerus mengejar impian mereka. Mimpi Joe untuk masuk ke Universitas impiannya sirna ketika ia menyadari bahwa ia mengidap Virus HIV, hidup dalam keputusasaan dan ketakutan. Ghina yang rindu untuk membuktikan kecintaannya pada musik, tetapi dibatasi oleh konservatisme orang tuanya, berjuang untuk menyenangkan harapan kedua orang tuanya dan cintanya untuk musik. 44 SENI DI TENGAH STUDI Seiring waktu berlalu, persahabatan mereka menghadapi sidang menanjak. Joe ditolak oleh orang orang terdekatnya, sementara orangtua Ghina mengetahui tentang partisipasi Ghina di musik yang mengancam akan menyebabkan perselisihan di dalam keluarganya. Apakah mereka akan mampu mengatasi dan menghadapi tantangan? Akankah persahabatan mereka diuji? Dapatkah mereka akhirnya mencapai impian mereka? Undo Rabu, 30 Januari 2013 di Drama Centre, National Library Building Level 3 Jumlah kehadiran: 650 penonton, perkiraan sekitar 100 penonton asing Kehidupan Luna selalu berputar di sekitar keluarganya. Orang tuanya yang tidak pernah berhenti bertengkar, pamannya yang pengangguran dan kecanduan judi, dan seorang adik perempuan yang ia benci, Sunny - seorang adik yang menyatukan keluarganya meskipun terdapat banyak konflik yang muncul. Hal ini membuat marah Luna karena Sunny tidak pernah berpikir untuk kebaikannya sendiri. Rasa benci Luna terhadap adiknya semakin besar hingga suatu hari, neneknya mengucapkan sebuah mantra yang membawa Luna kembali ke waktu lampau untuk menjadi saksi tentang apa yang hilang selama ini. Tentang dirinya sendiri. Tentang keluarganya. Tentang adiknya. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 45 Kundang, Bawang Merah, dan Jaka Tarub. Cerita-cerita ini membuat Rhani percaya bahwa akhir bahagia di kehidupan memang ada. The Storybook Minggu, 23 Februari 2014 di Lee Foundation Theater, NAFA (Campus 3) Jumlah kehadiran: 350 penonton, perkiraan sekitar 50 penonton asing Tidak ada di dunia ini yang bisa membandingkan cinta seorang ibu. Bahkan ketika dunia melawan, atau bahkan ketika seluruh dunia runtuh, cinta tanpa pamrih dan tanpa syarat seorang ibu akan melindungi dari kegelapan. Begitulah cinta Bunda ke Maharani, putri satu-satunya. Sejak Maharani masih seorang gadis kecil, Bunda selalu mengatakan cerita sebelum tidur kepadanya tentang cerita rakyat Indonesia seperti Malin 46 SENI DI TENGAH STUDI Namun, hari-hari bahagia itu tidak bertahan lama. Pada suatu malam yang naas, rumah Maharani terbakar. Api tidak hanya membakar rumahnya, tetapi juga membakar hubungan­nya dengan ibunya dan kepercayaannya pada akhir yang bahagia. Dengan bantuan dari karakter dari buku cerita yang ajaib hidup kembali, Maharani memulai perjalanan untuk merebut kembali rasa percaya kepada ibunya, dirinya sendiri, dan yang paling penting, di akhir yang bahagia. INDONESIAN ARTS FEST: OUR PORTFOLIO IAF 2003 IAF 2003 SEBUAH SEBUAHAWAL AWAL IAF 2005 IAF 2005 CINDELARAS CINDELARAS chronicles of indonesian arts fest IAF 2007 IAF 2007 CINTA KITA CINTAMILIK MILIK KITA IAF 2010 IAF 2010 MAHA MAHABRATA BRATA IAF 2013 IAF 2013 ALL'S ININ LOVE AND WAR ALL’SFAIR FAIR LOVE AND WAR 48 SENI DI TENGAH STUDI Indonesian Arts Fest 2014: Our Portfolio © Indonesian Arts Fest 2014, 2013 All rights reserved. It is strictly prohibited for this book to be reproduced in full or in part in any form or any means: including photocopying and computer processing. Unless prior written authorisation is given by Indonesian Arts Fest 2014. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 49 PROLOGUE It all started with a resilient determination to stand up for Indonesian traditional arts and cultures. For the past decade, the Indonesian Arts Fest has grown into one of the biggest Indonesian arts events ever held in Singapore. Aside from its mission to share Indonesian traditional arts and cultures in Singapore, the Indonesian Arts Fest also serves as a platform for Indonesian students in Singapore to express their creativity in the performing arts field as well as the visual arts. For art has no enemy but ignorance, it is the time for the young generation to make a change, to raise and rebuild Indonesia. 50 SENI DI TENGAH STUDI IAF 2003 SEBUAH AWAL The year of 2003 marks the birth of the Indonesian Arts Festival which complements its title ‘Sebuah Awal’ that literally means ‘A Beginning’. The Indonesian Arts Festival 2003 was the fruit of a group of youths who were determined to provide a medium for Indonesian students in Singapore to explore their creativity and talents through performing arts. Adopting the theme of Indonesia’s musical journey, this event was held in Victoria Theatre, Singapore with an audience of around 900 (full house) attending. The overture of the event was the sacred and magnificient Tari Kecak (Bali), followed by the energetic Tari Piring (Minangkabau), majestic Tari Saman (Aceh) and the graceful Javanese Traditional-Contemporary dance. The highlight of the event would be the appearance of Mocca, one of the leading Indonesian bands from Bandung, who added retro colours to conclude the theme of the festival. Other Indonesian artists such as Eddie and Udjo from Project Pop, Wolu Singers, and Miss Indonesia 2003 were also featured in this festival. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 51 The Indonesian Arts Festival 2003 was covered in Channel News Asia and The Straits Times. The event was supported by the Indonesian Minister for Culture and Tourism, Drs. I Gede Ardhika, The Embassy of the Republic of Indonesia in Singapore, Indofood, Petral, Bank Mandiri, Garuda Indonesia, Mustika Ratu, Orchard Parade Hotel and Lee Foundation. This event was able to raise profit up to SGD 8,000 which was donated to help the needy students in Yayasan Bahtera (Bandung) and Yayasan Aulia (Jakarta). 52 SENI DI TENGAH STUDI The story of Ci Crown Prince of a k was falsely accused which resulted in h ment, the Crown Pr Cindelaras The show featu dances with contem Saman Hip-Hop an Ǥ Maliq & D’Essentia Inspired by the East Javanese folklore, The Cindelaras, the Indonesian Arts Festival 2005 was brought to life as a Comedy Opera that ϐ country. Similar to its previous installment, the Indonesian Arts Festival 2005 acted as a platform for the Indonesian students in Singapore to express themselves as well as to contribute to the community through char- of the event. Famou Arie Dagienk, and D livened up this fest ances. In addition, Band and Sekolah I Angklung Ensembl ity. This event was held in Kallang Theatre entertaining an audience of around 1,500. esting pop-traditio Agus Harimurt current Indonesian The story of Cindelaras is about the Crown Prince of a kingdom in East Java who IAF 2005 CINDELARAS Yudhoyono with hi graced the audienc Ambassador of Rep was falsely accused of poisoning the King which resulted in his exile. During his punishment, the Crown Prince learnt about the ϐ Ǥ The show features several traditional dances with contemporary touches such as Saman Hip-Hop and Jaipongan-Pop Music Ǥ ǡ Maliq & D’Essentials became the highlight of the event. Famous Indonesian presenters, Arie Dagienk, and Desta “ Club Eightees” also time, Mochamad Sl present. Several po ǡ Kompas, and Radio (MediaCorp) featur Ǥ to SGD 15,000 whic livened up this festival withFestival their appear-2005 was brought to life as a Inspired by the East Javanese folklore, The Cindelaras, the Indonesian Arts ances. In addition, a Singapore-based Bhumi Comedy Opera that inspires youths to stand up and fight forBand their country. Similar to its previous installment, the and Sekolah Indonesian Singapura Angklung Ensemble also provided interIndonesian Arts Festival 2005 acted as a platform for the Indonesian students in an Singapore to express themselves esting pop-traditional touch in the music. as well as to contribute to the community through charity. ThisAgus event was held in Kallang Theatre entertaining an Harimurti Yudhoyono, the son of the current Indonesian president, Susilo Bambang audience of around 1,500. Yudhoyono with his wife, Annisa Pohan also graced the audience with their presence. The Ambassador of Republic of Indonesia at that time, Mochamad Slamet Hidayat was also present. Several popular media such as Global ǡǡǡ Kompas, and Radio Singapura International (MediaCorp) featured this event in their covǤϐ KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 53 graced the audience with their presence. The Ambassador of Republic of Indonesia at that time, Mochamad Slamet Hidayat was also present. Several popular media such as Global ǡǡǡ The story Cindelaras is about the Kompas, andof Radio Singapura International Crown Prince of a kingdom EastcovJava (MediaCorp) featured this event in in their Ǥϐ who was falsely accused of poisoning to SGD 15,000 which was donated to charity. the King which resulted in his exile. During his punishment, the Crown Prince learnt about the values of life and decided to fight for justice. The show features several traditional dances with contemporary touches such as Saman Hip-Hop and Jaipongan-Pop Music and Dance. A rising jazz and soul music band, Maliq & D’Essentials became the highlight of the event. Famous Indonesian presenters, Arie Dagienk, and Desta “ Club Eightees” also livened up this festival with their appearances. In addition, a Singapore-based Bhumi Band and Sekolah Indonesian Singapura Angklung Ensemble also provided an interesting pop-traditional touch in the music. Agus Harimurti Yudhoyono, the son of the current Indonesian president, Susilo Bambang Yudhoyono with his wife, Annisa Pohan also graced the audience with their presence. The Ambassador of Republic of Indonesia at that time, Mochamad Slamet Hidayat was also present. Several popular media such as Global TV, Femina Magazine, Seventeen Magazine, Kompas, and Radio Singapura International (MediaCorp) featured this event in their coverage. This event was able to raise profit of up to SGD 15,000 which was donated to charity. 54 SENI DI TENGAH STUDI IAF 2007 Cinta Milik Kita IAF 2007 CINTA MILIK KITA The Indonesian Arts Festival 2007 brought up the theme of love to reflect the very passion that binds all performers and inspires the entire show through its title ‘Cinta Milik Kita’ which means ‘This Love of Ours’. The third installment of the Indonesian Arts Festival adopted the similar approach as the two previous installments through the collaboration of Indonesian traditional and contemporary arts. This event was held in the Singapore Polytechnic Convention Centre harboring an audience of about 1,100. The Indonesian Arts Festival 2007 brought ϐ sion that binds all performers and inspires the entire show through its title ‘Cinta Milik ǯ ǮǯǤ third installment of the Indonesian Arts the two previous installments through the Ǥ ͳǡͳͲͲǤ ʹͲͲ ȋ Ȍ ǣ Ǥ ǡ ǡ Ǧ ȋȌ Ǥ ǡ ǡ Ǥ ̺ǡ Ǥ The year of 2007 witnessed one of the best Tari Saman (Aceh) ever performed in Singapore through Gempita Saman: The Dance of Thousand Hands. Other performances include Gita Buana, a medley of Indonesian popular folksongs, and Jagatnatha which explored the concept of indifference between heaven and earth through the trance-inducing Tari Kecak (Bali) and the fusion of various traditional Javanese and Balinese dances. Tompi, an Indonesian jazz singer hailing from Lhokseumawe, Aceh and Eka Mairina were also featured as guest artists in this festival. This event was also supported by CIOFF Indonesia®, The International Council of Organizations of Folklore Festivals and Folk Arts as the authorized consultative for UNESCO. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 55 IAF 2010 Maha Brata Loosely-inspired from the the Indian epic Mahabharata, the Indonesian Arts Festival 2010 presents the theme of ‘unity’. The theme corresponds well with the Republic of Indonesia’s motto ‘Bhinneka Tunggal Ika’ which means ‘Unity in Diversity’. The festival IAF 2010 MAHA BRATA consisted of several events such as the Open Mic Session at the Earchot Cafe at the Artshouse, Film Screening at The Substation, the Musical Theatre: Maha Brata at The Republic Cultural Centre (TRCC), and the Wayang Kulit Performance at the National Library Board. The festival provided a platform for the Indonesian students in Singapore to explore Indonesian arts and cultures from many Loosely-inspired from the the Indian epic Mahabharata, the Indonesian Artsangles. Festival 2010 presents the theme of ‘unity’. The theme corresponds contrasting The Film Screening featured several commercial and independϐ ǡ well with the Republic of Indonesia’s motto ‘Bhinneka Tunggal Ika’ which di kala senja, Aspal, Kabar Gembira, Titik Nol, and Selendang Rocker. The musical means ‘Unity in Diversity’. The festival consisted of several events such as told the tale of two brothers who were to inherit the secret of godly potion that has MicTheSession at the Earchot Cafe at the Artshouse, Film Screening thethe ability toOpen heal or kill anyone. story revolved around anger and revenge. On top of the an Indonesian indie atmusical Thetheatre, Substation, the Musical Theatre: Maha Brata at The Republic Cultural band, Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect), also performed as the guest artist. Centre (TRCC), and the Wayang Kulit Performance at the National Library The epilogue of the festival, a Wayang Kulit troupe from Wonogiri also performed “Dewa Board. Ruci”, a story in the Mahabharata epic. The Indonesian Arts Festival 2010 was featured in several media such as Detik.com, Indo Connex, Diaspora Magazine, SPICE! and The festival provided a platform for the Indonesian students in Singapore to explore Indonesian arts and cultures from many contrasting angles. The bassy of the Republic of Indonesia in Singpore, Bank Mandiri and Lee Foundation. All funds Film Screening featured several commercial and independent Indonesian generated by this festival was donated for NDI, Nusantara Development Initiative project. films such as CINTA, Cinta di kala senja, Aspal, Kabar Gembira, Titik Nol, This project was a student-based voluntary project which focused on rebuilding tsunamiand Rocker. The musical told the tale of two brothers who affected areas Selendang in Nanggroe Aceh Darussalam. were to inherit the secret of godly potion that has the ability to heal or kill anyone. The story revolved around anger and revenge. On top of the musical theatre, an Indonesian indie band, Efek Rumah Kaca (Greenhouse the COSMO Magazine. This event was supported by notable sponsors such as The Em- 56 SENI DI TENGAH STUDI Effect), also performed as the guest artist. The epilogue of the festival, a Wayang Kulit troupe from Wonogiri also performed “Dewa Ruci”, a story in the Mahabharata epic. The Indonesian Arts Festival 2010 was featured in several media such as Detik.com, Indo Connex, Diaspora Magazine, SPICE! and the COSMO Magazine. This event was supported by notable sponsors such as The Embassy of the Republic of Indonesia in Singpore, Bank Mandiri and Lee Foundation. All funds generated by this festival was donated for NDI, Nusantara Development Initiative project. This project was a student-based voluntary project which focused on rebuilding tsunami-affected areas in Nanggroe Aceh Darussalam. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 57 IAF 2013 IAF 2013 The Indonesian Arts Festival 2013 invited the audience to learn the most invaluable lesson in life through history that made us what we are today. The festival aimed to provide a creative platform for the young generation to express their passion towards arts and culture and to revive the patriotism of the Indonesian youth. Several competitions such as Got Talent, Live Painting, and Photography competitions were organized to crystallize the Indonesian art in the form of contemporary arts. A fine art exhibition was also held at the Raffles City Link and a musical theatre entitled All’s Fair in Love and War was held in Esplanade Theatre entertaining more than 1,200 audiences. The Indonesian Arts Festival 2013 invited the audience to learn the most invaluable musical theatre entitled All’s Fair in Love and War was held in Esplanade Theatre I Wayan Balawan, a renowned Indonesian contemporary guitarist and songwriter, to generation to express their passion towards Empire reigned Nusantara. The intriques and ǡ The musical brought the audience back to the 14th Century where the Majapahit Empire reigned Nusantara. The intriques and conflicts of the most controversial event in the Empire’s history, Perang Bubat, were explored in this musical. The audience was challenged to answer the question of fairness in love and war, two constrasting elements that most of the time stand side by side in a theatre of politics and dreams. The festival also invited I Wayan Balawan, a renowned Indonesian contemporary guitarist and songwriter, to awe the audience with his fusion of traditional Balinese gamelan and double-neck guitar. lesson in life through history that made us what we are today. The festival aimed to provide a creative platform for the young arts and culture and to revive the patriotism of the Indonesian youth. Several competitions such as Got Talent, Live Painting, and Photography competitions were organized to crystallize the Indonesian art in the form Ǥϐ ϐ 58 entertaining more than 1,200 audiences. ͳͶ ϐ Empire’s history, Perang Bubat, were explored in this musical. The audience was challenged to answer the question of fairness in love and war, two constrasting elements that most of the time stand side by side in a theatre of politics and dreams. The festival also invited SENI DI TENGAH STUDI awe the audience with his fusion of traditional Ǧ Ǥ Indonesian Arts Festival 2013 was covǡ The Embassy of the Republic of Indonesia in ǡǡǡǡ Garuda Indonesia, and Western Union. His Excellency Andri Hadi, the Ambassador for the Republic of Indonesia in Singapore also graced the audience with his presence. Indonesian Arts Festival 2013 was covered by various media such as MNC, Diaspora Magazine, Radioppidunia and supported by The Embassy of the Republic of Indonesia in Singapore, Telin, MAN International, Singtel, Garuda Indonesia, and Western Union. His Excellency Andri Hadi, the Ambassador for the Republic of Indonesia in Singapore also graced the audience with his presence. KUMPULAN SINOPSIS PERTUNJUKAN SENI MAHASISWA INDONESIA DI SINGAPURA 59 60 SENI DI TENGAH STUDI