pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku

advertisement
PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA
TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN
DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
SITI MUDHAIFAH
NIM 1106004
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2010
i
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 02. Telp.(0298) 323706 Fax. 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
Dra. Siti Farikhah, M.Pd.
NOTA PEMBIMBING
Lampiran
: 3 exemplar
Hal
: Naskah skripsi
Saudara Siti Mudhaifah
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu’alaikum wr wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami
kirimkan naskah skripsi saudara
Nama
: Siti Mudhaifah
Jurusan/program studi
: Tarbiyah/PAI
Judul Skripsi
:
PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM
KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL
REMAJA
DUSUN
BANARAN
DESA
BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum wr wb.
Salatiga, 23 Juli 2010
Pembimbing
Dra. Siti Farikhah, M.Pd.
NIP.19610623 198803 2 001
ii
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 02. Telp.(0298) 323706 Fax. 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi saudara : SITI MUDHAIFAH dengan nomor induk mahasiswa :11106004 yang
berjudul
:
“PENDIDIKAN
AGAMA
DALAM
KELUARGA
TERHADAP
PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING
KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010”.Telah
dimunaqosyahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Salatiga pada hari : Selasa tanggal 31 Agustus 2010 yang bertepatan
dengan tanggal 21 Ramadhan 1431 H dan telah diterima sebagai bagian dari syaratsyarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
Salatiga, 31 Agustus 2010 M
21 Ramadhan 1431 H
Panitia Ujian
Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr.Imam Sutomo,M.Ag
NIP.19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi,M.Pd
NIP.19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Bahroni,M.Pd
NIP.19640818 199403 1 004
Beny Ridwan,M.Hum
NIP. 19730520 199903 1 002
Pembimbing
Dra.Siti Farikhah,M.Pd
NIP. 19610623 198803 2 001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Siti Mudhaifah
NIM
: 11106004
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 23 Juli 2010
Penulis
Siti Mudhaifah
NIM. 11106004
iv
MOTTO
‫ﻓﺎﻦ ﻤﻊ ﺃﻠﻌﺴﺭ ﻴﺴﺭﺍ ﺇﻦ ﻤﻊ ﻠﻌﺴﺭ ﻴﺴﺭﺍ‬
“Sesungguhnya dibalik kesulitan terdapat kemudahan”
“Perubahan itu berasal dari diri kita sendiri,sekuat apapun orang lain merubah tidak akan
berhasil jika dalam diri kita tidak ada niat untuk melakukan perubahan tersebut”
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku yang telah mencurahkan begitu banyak kasih sayang dan banyak
berkorban untukku hingga aku seperti sekarang.
2. Kakak-kakakku, semua keponakanku dan seluruh keluarga besar yang telah
mendukungku.
3. Seseorang yang selalu memberiku semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Teman-temanku lilies, mieta dan Anies serta semua teman PAI A yang telah
melukis begitu banyak kenangan.
5. Para Dosen yang telah memberikan begitu banyak ilmu kepadaku
6. Semua teman angkatan 2006.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Pendidikan
Agama Dalam Keluarga Terhadap Perilaku Sosial Remaja Dusun Banaran Desa
Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2010”.Skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar Sajana Pendidikan Islam di Fakultas
Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan pengarahan
darin berbagai pihak.Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr.Imam Sutomo,M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga
2. Ibu Dra.Siti Farikhah,M.Pd, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan skripsi
ini.
3. Bapak dan ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis.
4. Bapak Sumiyarto selaku Kepala Dusun Banaran yang telah memberikan ijin
penelitian sehingga penelitian ini dapat selesai.
vii
5. Kedua orang tua, kakak-kakakku, semua keponakanku serta seluruh keluarga
besar yang telah memberikan dukungan moral dan materi dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Sahabat-sahabat seperjuangan yang telah memberikan semangat dan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Seluruh masyarakat Dusun Banaran pada umumnya dan seluruh remaja Dusun
Banaran pada khususnya yang telah bekerja sama dalam penelitian ini.
8. Semua pihak yang terkait yang dengan ikhlas telah memberikan bantuan baik
meteriil maupun spiritual dalam penulisan skripsi ini.
Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan. Penulis hanya bisa berdo’a
semoga bantuan dan bimbingan dari semua pihak dapat diterima oleh Allah SWT sebagai
amal ibadah.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya .Dengan keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan , skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga, juli 2010
Penulis
Siti Mudhaifah
NIM 11106004
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….....i
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………………….ii
DEKLARASI………………………………………………………………………...….iii
MOTTO……………………………………………………………………………...…..iv
PERSEMBAHAN…………………………………………………………………...…..v
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..vi
DARTAR ISI……………………………………………………………………………viii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………….....x
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………5
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………….....5
D. Hipotesis Penelitian………………………………………………………….....5
E. Kegunaan Penelitian ………………………………………………………...…6
F. Definisi Operasional………………………………………………………...….6
G. Metode Penelitian…………………………………………………………...….8
H. Sistematika Penulisan Skripsi………………………………………………….13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama dalam Keluarga…………………………………………..15
1. Pengertian Pendidikan Agama……………………………………………..15
ix
2. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama Anak…….…...23
3. Pendidikan Agama dalam Keluarga…………………….…………….…...30
B. Perilaku Sosial Remaja………………………………………………………...35
1. Pengertian Perilaku Sosial Remaja………………………………………....35
2. Bentuk Bentuk Perilaku Sosial……………………………………………..44
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial Remaja……………….46
C. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap Perilaku
Sosial Remaja………………………………………………………………….50
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN………………………………………....…55
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian…………………………….55
1. Keadaan Geografis…………………………………………………………55
2. Monografis…………………………………………………………………56
B. Penyajian Data……………………………………………………………...…59
1. Nama Responden…………………………………………………………..59
2. Data Pendidikan Agama dalam Keluar dan Perilaku Sosial Remaja……...60
3. Data Hasil Angket………………………………………………………….65
BAB IV ANALISIS DATA…………………………………………………………….72
A. Analisis Deskriptif (tiap-tiap variabel)………………………………………..72
B. Pengujian Hipotesis…………………………………………………………...85
C. Pembahasan………………………………………………………………...…88
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………….89
A. Kesimpulan……………………………………………………………………89
B. Saran ………………………………………………………………………….90
x
DAFTAR TABEL
I.
TABEL MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DUSUN BANARAN
DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN………………………56
II.
TABEL KONDISI AGAMA PENDUDUK DUSUN BANARAN
DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN……………………....57
III.
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DUSUN BANARAN DESA
BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN……………………..……….58
IV. TABEL NAMA RESPONDEN ……………………………………………..…….59
V.
TABEL DATA PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DUSUN
BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN………...60
VI.
TABEL DATA PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA
BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN…….......................................63
VII. TABEL HASIL ANGKET PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA
DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN
BANDUNGAN…………………………………………………………………….67
VIII. TABEL HASIL ANGKET PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN
BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN
BANDUNGAN……………………………………………………………………70
IX. TABEL REKAPITULASI PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA
DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN
BANDUNGAN……………………………………………………………………73
xi
X.
TABEL DATA PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA
DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN
BANDUNGAN………………………………………………………………….....74
XI. TABEL REKAPITULASI PERILAKU SOSIAL REMAJA
DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN
BANDUNGAN…………………………………………………………………….79
XII. TABEL DATA PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN
DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN……………………....80
XIII. TABEL KERJA KOEFISIEN KORELASI ANTARA PENDIDIKAN AGAMA
DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN
BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN………...86
.
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. DAFTAR RIWAYAT HIDUP
2. PERMOHONAN IJIN PENELITIAN
3. NOTA PEMBIMBING
4. SURAT KETERANGAN PENELITIAN
5. ANGKET
6. LEMBAR KONSULTASI
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga merupakan tempat atau wadah bersosialisasi yang
pertama kali bagi seorang individu. Dalam keluarga seorang individu
mengenal dan mengetahui bahwa ada individu lain selain dirinya.
Keluarga juga merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi
seorang anak. Seorang anak akan mengetahui banyak hal untuk pertama
kalinya dari keluarga. Pendidikan dalam keluarga juga menjadi sangat
penting karena hal ini akan menentukan kehidupan dan perilaku anak
tersebut dimasa mendatang.
Pendidikan dalam keluarga tidak hanya pada masalah akidah
dan
ibadah, namun
juga
pada
masalah-masalah
mu’amalah
yang
berhubungan dengan orang lain. Dalam keluarga seorang anak disiapkan
untuk bisa hidup bermasyarakat dengan lingkungannya dengan baik.
Berkaitan dengan hal tersebut Daradjat (1995:67) menyatakan sebagai
berikut.
Perkembangan sikap sosial pada anak mulai terbentuk di dalam keluarga.
Orang tua yang penyayang, lemah lembut, adil dan bijaksana, akan
menumbuhkan sikap sosial yang menyenangkan pada anak. Ia terlihat ramah,
gembira dan segera akrab dengan orang lain…. Demikian pula jika sebaliknya,
orang tua keras, kurang perhatian kepada anak dan kurang akrab, sering
bertengkar antara satu sama lain (ibu-bapak), maka si anak akan berkembang
1
menjadi anak yang kurang pandai bergaul, menjauh dari teman-temannya,
mengisolasi diri dan mudah terangsang untuk berkelahi dan pribadi negatif,
yang condong kepada curiga dan antipati terhadap lingkungan.
Keluarga yang mendidik anaknya dengan cara yang baik dan
benar akan menghasilkan anak yang baik dan keluarga yang mendidik
anaknya dengan cara yang salah dan tidak baik akan menghasilkan anak
yang tidak baik pula. Jadi baik dan buruknya seorang anak tergantung
pada bagaimana pendidikan yang diberikan oleh orang tuanya. Dalam AlQur’an Surat At-Tahrim ayat 6 dituliskan:
‫ﻴﺎ ﺃﻴﻬﺎ ﺍﻠﺬ ﻴﻦ ﺁﻤﻨﻭﺍ ﻗﻭﺍ ﺃﻨﻔﺴﻜﻢ ﻭﺃﻫﻟﻴﻜﻢ ﻨﺎﺭﺍ ﻭﻗﻭ ﺪﻫﺎ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻮ‬
‫ﺍﻟﺤﺠﺎﺭﺓ ﻋﻟﻴﻬﺎ ﻤﻺﻜﺔٌ ﻏﻼﻆ ﺸﺪﺍﺪٌﻻﻴﻌﺻﻮﻦ ﺍﷲ ﻤﺎﺃﻤﺮﻫﻡ ﯝﻴﻔﻌﻠﻮن ﻤﺎ ﻴﯝﻤﺮﻮﻦ‬
Artinya
:
“Hai orang- orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai allah terhadap apa yang diperintah-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”.
(Q.S.At-Tahrim : 6)
Dari ayat tersebut telah jelas bahwa Allah memerintahkan
manusia untuk menjaga diri dan keluarganya dari hal hal buruk yang
akan merugikan mereka sendiri. Perintah ini dapat dilakukan
salah
satunya dengan melakukan pendidikan agama didalam keluarga. Dengan
melakukan
pendidikan
agama,
maka
memberikan bekal hidup bagi anak-anak
para
orang tua
setidaknya
mereka. Dengan bekal yang
baik, seorang anak diharapkan dapat bersikap dan berperilaku yang baik
pula.
2
Sejalan dengan perkembangan zaman, banyak budaya asing
yang masuk dalam budaya Islam. Budaya
yang
cukup signifikan
dalam
dunia
tersebut membawa dampak
Islam.
Hal
ini
menyebabkan
bergesernya nilai-nilai dan norma-norma agama. Banyak umat muslim,
khususnya
para
kondisinya masih
remaja
terpengaruh budaya
tersebut.
Remaja
yang
sangat rentan terpengaruh hal-hal baru yang mereka
temukan, akan kesulitan menyaring dan memfilter mana yang baik dan
yang buruk untuk dirinya. Remaja akan mudah meniru hal hal baru
meskipun itu tidak baik bagi diri mereka.
Sekarang ini banyak terlihat para remaja yang berperilaku
buruk tanpa lagi merasa malu akan apa yang dilakukannya. Jika sudah
seperti ini, siapa yang harus disalahkan? Remaja yang berperilaku buruk,
orang tua yang kurang memperhatikan anak, ataukah budaya asing yang
masuk dalam budaya Islam? Mungkinkah remaja yang berperilaku buruk
atau tidak baik, tidak mendapatkan pendidikan agama dari orang tuanya?
Ataukah remaja tersebut mendapatkan pendidikan agama namun tidak
digunakan atau
diamalkan?. Banyak faktor yang menyebabkan seorang
remaja berperilaku buruk. Faktor-faktor tersebut bisa dari dirinya sendiri
bisa juga dari lingkungan sekitarnya.
`
Di Dusun Banaran terdapat sebuah pondok pesantren yang
diasuh oleh seorang kyai. Santri yang belajar di Pondok tersebut berasal
dari beberapa daerah disekitar Dusun Banaran. Banyak juga remaja dan
anak-anak Dusun Banaran yang belajar di Pondok tersebut. Meskipun
3
demikian, akhir-akhir ini banyak terjadi fenomena- fenomena yang cukup
membuat
masyarakat
bermacam-macam
menjadi
seperti
sedikit
adanya
terganggu. Fenomena tersebut
pencurian oleh
anak-anak, perilaku
remaja yang tidak sesuai norma yang ada sampai pada terjadinya kasus
hamil diluar nikah.
Peristiwa-peristiwa tersebut tentu saja mengejutkan. Dusun Banaran
yang didalamnya terdapat pesantren dan hampir seluruh penduduknya
memeluk agama Islam mengalami hal semacam ini. Pendidikan tentang
agamapun juga sudah dilakukan oleh masyarakat Dusun Banaran sendiri.
Hal ini terbukti dengan adanya kegiatan mengaji pada malam hari yang
dilakukan di rumah- rumah warga. Kegiatan-kegitan keagamaan juga
dilaksanakan tapi tetap saja fenomena memprihatinkan ini tetap terjadi.
Siapa yang harus disalahkan? Setiap orang tua pasti telah berusaha
mendidik anak-anak mereka dengan baik. Tidak ada satupun orang tua
yang menginginkan anaknya menjadi rusak dan tidak bermoral.
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti masalah ini
dengan mengambil
judul
“PENGARUH
PENDIDIKAN
AGAMA
DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA
DI DUSUN BANARAN,
DESA BANYUKUNING,
KECAMATAN
BANDUNGAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010”
.
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendidikan agama dalam keluarga pada remaja di
Dusun Banaran,
Desa Banyukuning,
Kec.
Bandungan,
Kab.
Semarang?
2. Bagaimana perilaku sosial remaja di Dusun Banaran, Desa
Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang?
3. Adakah pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap
perilaku sosial remaja di Dusun Banaran, Desa Banyukuning,
Kec. Bandungan, Kab. Semarang?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sejauhmana pendidikan agama dalam keluarga
pada remaja di Dusun Banaran, Desa Banyukuning, Kec.
Bandungan, Kab. Semarang.
2. Untuk mengetahui perilaku sosial remaja di Dusum Banaran,
Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh pendidikan agama dalam
keluarga terhadap perilaku sosial remaja di Dusun Banaran,
Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang.
D. Hipotesis Penelitian
Melihat
tujuan
penelitian
diatas,
maka
hipotesis
dalam
penelitian ini adalah terdapat hubungan positif atau terdapat pengaruh
5
antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku sosial
remaja di Dusun Banaran, Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab.
Semarang.
E. Kegunaan Penelitian
1.
Dengan penelitian ini kita diharapkan lebih mampu mengatur dan
memanajemen perilaku kita dalam kehidupan sosial, sehingga tidak
menimbulkan perilaku yang menyimpang.
2. Memberikan pemahaman yang lebih, khususnya bagi para orang tua
bahwa pendidikan agama dalam keluarga sangat penting.
3. Memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan khususnya bagi
penulis dalam menyiapkan diri sebagai pendidik.
F. Definisi Operasional
Untuk
menghindari
kekaburan
dan
biasnya
pengertian
dalam
memahami makna dari istilah yang penulis gunakan maka penulis perlu
memberikan penegasan istilah
1. Pendidikan agama
Pendidikan adalah usaha secara sadar atau sengaja dari orang
dewasa terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak untuk
meningkatkan atau menuju kedewasaan (Achmadi, 1992:103).
Sedangkan pendidikan agama merupakan usaha yang lebih
khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah kebersamaan dan
6
ditekankan
untuk
lebih
mampu
memahami,
menghayati,
dan
mengamalkan agama Islam (Isna, 2001:63).
Menurut penulis pendidikan agama adalah pengajaran yang
dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak tentang agama dengan
cara memberikan pemahaman ataupun pembimbingan.
Yang dimaksud dengan pendidikan agama dalam keluarga
disini adalah usaha memberikan pemahaman dan bimbingan yang
dilakukan oleh orang tua (ayah-ibu) tentang agama kepada anak
dengan maksud agar anak dapat memahami sekaligus mengamalkan
ajaran agama dengan baik.
2. Perilaku sosial
Perilaku
adalah
tanggapan
atau
reaksi
individu
terhadap
rangsangan atau lingkungan (Depdiknas, 2007:859). Sosial
berarti
berkenaan dengan masyarakat (Depdiknas, 2007:1085).
Perilaku
sosial
perjalinan secara
adalah
harmonis
reaksi
dengan
seseorang
(remaja)
lingkungan
sosial
dalam
atau
masyarakat (Chaplin, 1989:19).
Menurut penulis perilaku sosial adalah perbuatan dan tingkah
laku individu yang muncul dalam kehidupan sehari hari baik dalam
lingkungan keluarga ataupun dalam lingkungan masyarakat.
Dalam tulisan ini penulis memfokuskan pada perilaku sosial
remaja. Remaja merupakan masa peralihan dari anak anak menuju
7
kedewasaan. Masa ini merupakan masa-masa rentan bagi seorang
individu.
Usia remaja yang hampir disepakati oleh banyak ahli jiwa
adalah antara usia 13 sampai 21 tahun (Daradjat, 1975:11).
Yang dimaksud dengan perilaku sosial remaja adalah sikap
dan tingkah laku seorang remaja dalam kehidupan sehari hari baik
dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.
Jadi, pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap
perilaku sosial remaja maksudnya adalah pengaruh atau akibat yang
muncul dari adanya pendidikan agama yang dilaksanakan dalam
keluarga terutama oleh orang tua (ayah-ibu) terhadap perilaku (sikap
dan tingkah laku) anak (remaja) dalam kehidupan sehari hari baik
dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif
dan menggunakan rancangan penelitian studi korelasional. Hal ini
disebabkan karena penelitian ini meneliti tentang pengaruh atau
hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu pendidikan agama
dalam keluarga sebagai variabel yang pertama dan perilaku sosial
remaja sebagai variabel yang kedua.
8
2. Lokasi penelitian
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
Dusun
Banaran,
Desa
Banyukuning, kec. Bandungan, Kab. Semarang.
3. Populasi penelitian
Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Penelitian
populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua lika-liku yang
ada didalam populasi (Arikunto, Revisi IV 1998:115).Untuk sekedar
ancer-ancer
maka
apabila
subyeknya kurang dari 100 ,lebih
baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi
(Arikunto, 1987:107). Melihat jumlah populasi yang ada kurang dari
100, maka penulis memutuskan untuk menggunakan populasi yang
ada yaitu 30 responden.
4. Pengumpulan data
Langkah- langkah yang digunakan penulis dalam pengumpulan
data adalah dengan menggunakan metode angket, metode observasi
langsung ditempat penelitian ditambah dengan metode dokumentasi.
a. Metode angket
Merupakan
metode
memberikan
sejumlah
mendapatkan
data
pengumpulan
pertanyaan
yang baik.
data
kepada
Metode
ini
dengan
cara
responden
guna
digunakan
untuk
mengungkap dua data yaitu data tentang pendidikan agama dalam
keluarga dan perilaku sosial remaja.
9
b. Metode observasi
Merupakan metode dengan jalan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis
terhadap
fenomena-fenomena
yang
diselidiki
(Hadi, 1986:136). Metode ini digunakan sebagai metode pelengkap
pada penelitian ini.
Metode ini diharapkan dapat membantu dalam melengkapi
data yang diperlukan dengan jalan mengamati kehidupan seharhari para remaja.
c.
Metode dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variable yang berupa catatan ,transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti,notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto,
1987:188). Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang
kondisi dan keadaan obyek penelitian serta memberikan gambaran
umum tentang objek penelitian.
5. Instruman penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
instrumen
penelitian
berupa
angket yang terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari dua yaitu
yang pertama angket tentang pendidikan agama dalan keluarga dan
yang kedua angket tentang perilaku sosial.
Variabel 1
: Pendidikan Agama dalam Keluarga
Subvariabel : 1. Pendidikan Akidah
2.
Pendidikan Ibadah
10
3. Pendidikan Akhlak
Indikator
:
1. Mengenalkan tentang adanya Allah
2. Mengenalkan tentang rukun iman
3. Mengenalkan tentang rukun Islam
4. Membimbing melaksanakan shalat
5. Membimbing membaca Al-Qur’an
6. Membimbing melaksanakan puasa
7. Membimbing melaksanakan sedekah
8. Membimbing untuk berakhlak baik
9. Memberi contoh tentang akhlak terpuji
10. Mendidik untuk membaca doa setiap melakukan
kegiatan
Variabel II
: Perilaku Sosial
Subvariabel :
1. Terhadap keluarga
2. Terhadap orang lain dan masyarakat
Indikator
:
1. Menghormati orang tua
2. Bersikap baik terhadap orang tua
3. Melaksanakan nasehat orang tua
4. Menghormati anggota keluarga lain
5. Bersikap baik terhadap anggota keluarga lain
6. Sopan dalam bergaul
7. Peduli terhadap orang lain
8. Kasih sayang terhadap sesama
11
9. Mau menerima dan memberi saran
10. Tidak mengganggu orang lain
6. Analisis data
Setelah data terkumpul, kemudian penulis menganalisis data
dengan menggunakan rumus prosentase dan rumus statistik korelasi
product moment.
a. Untuk tujuan penelitian yang pertama dan kedua maka penulis
menggunakan prosentase
F
100%
N
Keterangan :

P : Prosentase
F : Frekuensi
N : Jumlah responden
b. Untuk tujuan penelitian yang ketiga penulis menggunakan rumus
statistik product moment
rxy 
 XY 
 X  Y 
N
2
2



  X 2   X   Y 2   Y   





 
N
N 






Keterangan :
rxy
: Koefisien korelasi antara X dan Y
XY
: Produk dari X dikali Y
X
: Variabel skor 1
Y
: Variabel skor 2
N
: Jumlah responden
12
H. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB I
: PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan berisi tentang Latar Belakang
Masalah,Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis
penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode
Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Terdirin dari tiga bagian dan berisi tentang penjabaran
masing-masing
variabel.Bagian
Pertama
yaitu
variabel
pendidikan agama dalam keluarga terdiri atas pengertian
pendidikan
agama,tanggung
jawab
orang
tua
terhadap
pendidikan agama anak serta pendidikan agama dalam
keluarga.bagian kedua yaitu variable perilaku sosial terdiri
pengertian perilaku sosial, bentuk bentuk perilaku sosial, serta
factor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial.Bagian ketiga
yaitu pengaruh pendidika agama dalam keluarga terhadap
perilaku sosial remaja.
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama berisi
tentang gambaran umum lokasi dan subjek penelitian, bagian
kedua berisi tentang penyajian data yang diperoleh dari
penelitian.
13
BAB IV : ANALISIS DATA
Bagian keempat ini terdiri atas analisis deskriptif tiap-tiap
variable,pengujian hipotesis, dan pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Merupakan
bagian
kesimpulan dan saran.
14
terakhir
yang
berisi
tentang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama dalam Keluarga
1. Pengertian Pendidikan Agama
Pendidikan
orang dewasa
adalah usaha secara sadar atau sengaja dari
terhadap perkembangan
jasmani dan rohani
anak
untuk meningkatkan atau menuju kedewasaan (Achmadi, 1992:103).
Melihat pengertian pendidikan diatas maka pendidikan agama
diartikan sebagai usaha yang lebih khusus dari orang dewasa kepada
anak mengenai agama dengan maksud agar anak memahami dan
menghayati ajaran agama sekaligus juga mengamalkan ajaran agama
tersebut.
Pendidikan agama disini tidak hanya terfokus pada masalahmasalah
akidah,
masalah
ibadah
namun
juga
pada
masalah
mu’amalah yang berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak
hanya wajib manjaga hubungan baik dengan Allah (hablun min
Allah), tapi juga wajib menjaga hubungan baik dengan sesama
manusia (hablun min an-nas). Selama ini pendidikan agama yang
dilakukan
hanya
mengenai
masalah- masalah
yang
berhubungan
dengan keimanan dan ibadah, tanpa memberikan tempat untuk masalah
yang
berhubungan
dengan
sesama
15
manusia
dan
lingkungan
sekitarnya.Berkaitan
dengan ini Azizy (2003:63) menyatakan sebagai
berikut.
Ajaran mengenai mu’amalah bayna al-nas ini sebenarnya
sangat populer ditengah tengah masyarakat, namun sangat kecil
orientasi dalam praktek. Itulah sebabnya, etika sosial dalam
kehidupan masyarakat sangat kurang mendapatkan perhatian pada
tatanan prakteknya. Bukankah masalah kemanusiaan, yang begitu
banyak ayat dan hadis menyebutkan, sebenarnya harus mendapat
perhatian utama dan serius? Akibat kurangnya perhatian pada
masalah ini, hubungan manusia dengan lingkungannya (alam dan
sosial) kurang mendapat apresiasi sewajarnya.
Pendidikan agama seharusnya diarahkan pada pembentukan
sikap religius dan tidak diajarkan hanya dengan cara mendoktrinisasi,
namun harus dengan pemahaman dan penghayatan yang mendalam
agar maksud dan tujuannya dapat tercapai.
Sebagai
petunjuk, agama
sesungguhnya
memberi
pokok-
pokok ajaran untuk dijadikan landasan berperilaku bagi pemeluknya
(Azizy, 2003:64). Ajaran yang
bersumber dari agama jelas bisa
dijadikan landasan atau ketentuan serta ukuran dalam bersikap dan
berperilaku pada masa sekarang ini ataupun dimasa yang akan
datang. Ajaran agama tidak pernah berubah karena semua bersumber
pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an secara garis besar
merupakan nilai kebenaran (metafisis dan saintis) dan nilai moral atau
nilai akhlak. Kedua nilai
tersebut dapat menjadi penuntun manusia
dalam menjalankan kehidupan secara baik.
Menghadapi
dunia
yang
semakin
maju,
maka
pengimplementasian nilai-nilai Al-Qur’an menjadi sangat penting.Tanpa
16
menjalankan nilai-nilai yang terdapat dalam Al-Qur’an maka masyarakat
muslim akan menghadapi kendala dan tantangan dalam mengupayakan
pembentukan pribadi umat yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia,
cerdas, maju dan mandiri.
Secara normatif, tujuan implementasi nilai-nilai Al-Qur’an ada
tiga hal yaitu dalam dimensi spiritual, dalam dimensi budaya, dan dalam
dimensi kecerdasan yang membawa kepada kemajuan.
Dimensi
spiritual meliputi
iman, takwa dan akhlak mulia
(ibadah dan mu’amalah). Dimensi spiritual ini tersipul dalam satu kata
yaitu akhlak. Akhlak merupakan alat kontrol psikis dan sosial bagi
individu dan masyarakat (Al Munawar, 2005:7). Pendidikan Akhlak harus
mengutamakan pada sikap, tabiat, dan perilaku yang menggambarkan
tentang nilai kebaikan yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan
dalam kehidupan sehari-hari.
Dimensi budaya yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri ,
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Al Munawar, 2005:8).
Dimensi ini diarahkan kepada pembentukan pribadi muslim dengan
peningkatan dan pengembangan faktor dasar atau bawaan dan faktor ajar
atau lingkungan dengan berpedoman pada
nilai-nilai keislaman.
Pengembangan faktor bawaan dapat dilakukan dengan bimbingan dan
pembiasaan berfikir , bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma
islam. Sedangkan pengembangan faktor ajar dapat dilakukan dengan
mempengaruhi individu melalui nasehat, teladan, pembiasaan, hukuman
17
dan
lainnya
dalam
proses
dan
upaya membentuk
kondisi yang
mencerminkan pola hidup yang sesuai dengan norma islam.
Tanggung
jawab
kemasyarakatan
dilakukan
dengan
pembentukan hubungan sosial melalui upaya penerapan nilai
akhlak
dalam pergaulan sosial. Langkah pelaksanaanya mencakup melatih diri
untuk
tidak
melakukan
perbuatan keji dan
tercela, mempererat
hubungan kerja sama, meningkatkan perbuatat terpuji dan bermanfaat,
membina hubungan yang sesuai dengan aturan.
Dimensi
kecerdasan yang membawa kepada kemajuan
mencakup cerdas, kreatif, disiplin, professional, dan produktif.Dimensi
kecerdasan dalam pandangan psikologi merupakan sebuah proses yang
mencakup
tiga
proses
yaitu analisis, kreatifitas
dan
Munawar, 2005:9).Dalam membentuk kecerdasan hal
praktis (Al
yang paling
utama adalah pendidikan dalam keluarga. Setelah keluarga barulah
sekolah memberikan tambahan.
Dalam keluarga pendidikan agama terbagi menjadi tiga hal
pokok yaitu:
a. Pendidikan agama yang berhubungan dengan masalah akidah
Pendidikan tentang akidah (keimanan) merupakan langkah
awal dalam mengenalkan tentang adanya Dzat yang maha kuasa
yang
menciptakan
dunia
seisinya. Langkah
dengan:
18
ini dapat dimulai
1) Memperkenalkan tentang adanya Allah swt
Pendidikan agama yang pertama kali dilakukan
adalah
dengan
mengenalkan
tentang
adanya
Allah.
Memberikan pengertian kepada anak bahwa terdapat suatu
dzat yang berkuasa lebih dari segala-galanya didunia ini.
Memberikan pengertian kepada anak bahwa Allah lah yang
telah menciptakan dunia seisinya.
2) Memperkenalkan tentang rukun iman
Memperkenalkan rukun iman dimulai dari yang
pertama sampai yang terakhir. Diawali dengan iman kepada
Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab Allah, iman
kepada Rasul Allah, iman kepada qodho dan qodar serta
iman kepada hari akhir.
3) Memperkenalkan tentang rukun Islam.
Memperkenalkan rukun kepada anak juga harus
dilakukan agar anak benar benar memahami hal-hal penting
tentang Islam dan agar anak mempunyai prinsip bahwa ia
beragama Islam bukan karena mengikuti orang tuanya.
Pengenalan rukun Islam diawali dengan
Syahadat,
Shalat. Puasa, Zakat dan Haji.
Dengan pendidikan tentang akidah (keimanan) ini diharapkan
seseorang akan mampu meyakini atau mempercayai keesaaan Allah
dan akan dengan sungguh-sungguh melaksanakan apa yang menjadi
19
ketentuan beserta
aturan-Nya dengan penuh kesadaran dan rasa
tanggung jawab. Pendidikan tentang keimanan ini jugu bisa digunakan
sebagai pengendali segala tingkah laku seseorang. Seseorang yang
mempunyai keimanan akan selalu menyesuaikan perilakunya dengan
ketentuan yang telah diyakininya.
b. Pendidikan agama yang berhubungan dengan masalah ibadah
Pendidikan mengenai masalah ibadah merupakan kelanjutan
dari pendidikan tentang akidah. Keyakinan dan keimanan tidak
akan sempurna tanpa ada pembuktian dalam kehidupan nyata.
Seseorang yang telah mendapat pendidikan akidah maka harus
merealisasiakan keyakinan dan kepercayaannya dalam bentuk yang
konkret. Pelaksanaan ibadah sebagai pengatur hidup orang-orang
yang
melaksanakannya. Dimana
bentuk-bentuk
ibadah
sudah
terdapat ketentuan dan aturan pelaksanaanya. Seseorang akan
melaksanakan
ibadah
berdasarkan
aturan
yang
ada. Agar
pelaksanaan ibadah dapat barjalan dengan baik, maka harus ada
proses pengajaran secara terus menerus. Pendidikan mengenai
ibadah dapat dilakukan dengan :
1) Membimbing melaksanakan shalat
Anak masih sering merasa berat untuk melaksanakn
shalat,
oleh
membimbing
karena
dalam
20
itu
para
orang tua
melaksanakan
hendaknya
shalat.
Dengan
pembimbingan ini anak akan terbiasa melaksanakan shalat
sekalipun tanpa bimbingan orang tua lagi.
2) Membimbing untuk membaca Al-Qur’an
Kebiasaan membaca Al-Qur’an harus ditanamkan
sejak
dini
agar
ketika
dewasa
anak
sudah
terbiasa
melaksanakannya.
3) Membimbing melaksanakan puasa
Puasa merupakan bentuk ibadah yang cukup berat
bagi anak-anak yang belum terbiasa melaksanakan. Maka
bimbingan orang tua cukup penting dilakukan. Pertama kali
dapat
dilakukan
dengan
memberikan
janji
memberikan
sesuatu (iming-iming),jika anak sudah mulai terbiasa hal itu
tidak perlu dilakukan lagi.
4) Membimbing untuk melaksanakan sedekah.
Memberikan sedekah merupakan sarana atau alat
membersihkan diri dan juga agar kita ikhlas memberikan
sebagian milik kita yang menjadi hak mereka yang tidak
mampu.
c. Pendidikan agama yang berhubungan dengan masalah akhlak
Hasil dari keimanan dan pelaksanaan ibadah yang baik
dapat terlihat dalam perilaku atau akhlak. Semakin kuat keimanan
seseorang maka akan semakin giat ia beribadah dan tentunya akan
semakin baik akhlaknya (Musthofa, 2007:89). Akhlak merupakan
21
pengendali psikis dan sosial.Aklak juga yang membedakan manusia
dengan ciptaan Allah yang lain.Tanpa Akhlak maka kedudukan
manusia
sama
dengan
tumbuhan.Pendidikan
akhlak
kedudukan
dalam
binatang
ataupun
Islam pertama-tama
menekankan keikhlasan niat kepada Allah. Penekanan dimaksudkan
agar
akhlak
benar-benar
berakar,bukan artifisial yang bisa
berubahmengikuti perubahan situasi dan kondisi serta lingkungan
pergaulan (Aly & Munzier, 2003:91). Pembentukan akhlak
yang
baik juga harus dilakukan melalui proses pembiasaan secara terus
menerus. Maka, pendidikan tentang akhlak dapat dilaksanakan
dengan:
1) Membimbing untuk berakhlak baik
Akhlak atau tingkah laku merupakan salah satu
ukuran atau kriteria yang akan menentukan diterimanya
seorang individu dalam suatu kelompok. Dengan ini akhlak
merupakan hal penting bagi kehidupan individu.
2) Memberi contoh akhlak terpuji
Akhlak
tidak
akan
terbentuk
pembimbingan. Seorang anak akan mudah
hanya
dengan
bersikap baik
ketika ia juga menemukan orang lain bersikap baik pula.
3) Membimbing
untuk selalu mensyukuri nikmat Allah
Seseorang yang pandai bersyukur atas segala nikmat
yang telah diberikan Allah kepadanya tidak akan mudah
22
melakukan hal-hal buruk ketika ia
tidak mendapatkan
keinginannya. Hal ini akan menumbuhkan sikap qana’ah dan
tidak berlebihan.
Ketiga aspek pendidikan agama diatas merupakan bentuk
kesatuan yang antara satu dengan yang lain saling berkaitan dan
tidak dapat dipisahkan. Ketiganya harus dilaksanakan dengan baik
agar tujuan pendidikan Islam dalam membentuk dan menyiapkan
individu yang mampu memahami, menghayati dan mengamalkan
ajaran Islam dapat terealisasi. Dengan melaksanakan ketiga aspek
tersebut maka, usaha pembentukkan insan kamil dapat benar-benar
terlaksana.
2. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama Anak
Berbicara mengenai tanggung jawab orang tua terhadap
pendidikan agama anak, maka tidak perlu diragukan lagi bahwa
orang tua memiliki tanggung
jawab yang sangat besar dalam
mengenalkan dan menanamkan nilai atau ajaran agama pada anak.
Seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 9 yang
berbunyi:
‫ﻮ ﻠﻴﺨﺶ ﺍﻠﺬﻴﻦ ﻠﻮﺘﺮ ﻜﻮﺍ ﻤﻦ ﺨﻠﻔﻬﻡ ﺬﺮﻴﺔ ﻀﻌﻓﺎ ﺨﺎﻓﻭﺍ ﻋﻠﻴﻬﻡ‬
‫ﻓﻠﻴﺘﻘﻭﺍ ﺍﷲ ﻭﻠﻴﻘﻭﻠﻭﺍ ﻘﻭﻻ ﺳﺪ ﻴﺪﺍ‬
Artinya
:
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.
Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
23
hendaklah mereka mengucapkan perkataaan yang benar. (Q.S.
An-Nisa’ : 9)
Dari ayat tersebut tampak jelas bahwa setiap orang tua
memiliki kewajiban untuk memberikan bekal untuk anak-anak mereka
yang akan dijadikan pedoman dan landasan hidup. Pendidikan yang
dilakukan orang tua sangat menentukan baik dan buruknya kehidupan
anak dimasa mendatang.
Seorang anak yang dibesarkan, dipelihara dan dididik dalam
rumah tangga yang aman tentram, penuh dengan kasih sayang, akan
tumbuh dengan baik dan pribadinya akan terbina dengan baik pula.
Lebih lebih
lagi
apabila
ibu-bapaknya
mengerti
agama
dan
menjalankannya dengan taat dan tekun. Setiap gerak, sikap, dan
perlakuan
menentukan
yang
diterima
macam
si
pribadinya
anak
dalam
keluarganya,
yang
bertumbuh
akan
nanti (Daradjat,
1975:68)
Seorang
anak tidak hanya membutuhkan materi. Sejalan
dengan pertumbuhanya, maka kebutuhan seorang anak juga akan
meningkat. Termasuk dalam hal keberagamaanya. Perhatian, kasih
sayang dan pendidikan serta bimbingan tentang agama juga harus
diberikan agar anak dapat tumbuh menjadi anak yang baik dan
tertanam sikap religius dalam dirinya.
Kemajuan teknologi yang sangat cepat dan budaya asing
yang masuk tidak selamanya membawa dampak baik bagi kita. Di
24
sinilah para orang tua diharapkan dapat mamberikan pendidikan
agama kepada anak. Dengan pantauan dan bimbingan yang baik dari
orang tua, seorang anak tidak akan mudah terpengaruh hal-hal buruk
yang datang dari luar. Dengan melakukan pendidikan agama kepada
anak setidaknya para orang tua turut memperjuangkan nasib generasi
muda.
Berkenaan dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi,
maka usaha menegakkan akhlak mulia merupakan suatu keharusan
mutlak.Akhlak yang mulia menjadi dasar atau pilar utama untuk
tumbuh dan berkembangnya suatu bangsa. Keeksistensian suatu bangsa
salah satunya ditentukan oleh sejauhmana rakyat dan bangsa itu
menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak dan moral. Berkaitan dengan ini
Al Munawar(2005:26) menyatakan sebagai berikut.
Nilai-nilai akhlak mulia hendaknya ditanamkan sejak dini
melalui pendidikan agama dan diawali dalam lingkungan keluarga
melalui pembudayaan dan pembiasaaan.Kebiasaan itu
kemudian
dikembangkan dan diaplikasikan dalam pergaulan hidup masyarakat.
Disini diperlukan kepeloporan dan para pemuka agama serta lembagalembaga keagamaan yang dapat mengambil peranterdepan dalam
membina akhlak mulia dikalangan umat.
Sebagaiman yang telah ditulis di atas, pendidikan akhlak diawali
dalam keluarga yang pendidik utamanya
adalah para orang tua.
Melihat hal ini semakin jelas bahwa para orang tua memiliki peranan
yang sangat serius dalam mencetak generasi yang berbudi luhur,
berpribadi
muslim
serta
berakhlak
mulia. Para
orang tua
tidak
mungkin dapat lepas dari tanggung jawab tersebut. Pendidikan akhlak
25
bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu harus dilakukan dengan
sungguh-sungguh. Para orang tua biasanya dekat dengan anak-anaknya,
maka untuk membimbing dan melakukan pendidikan akhlak terhadap
anak relatif lebih mudah.
Dalam mendidik anak dibutuhkan kemampuan yang baik,
pengetahuan yang cukup dan kesabaran ekstra. Orang tua harus bisa
menjadi teladan yang baik untuk anak karena segala perilaku orang
tua akan dicontoh oleh anak.Oleh karena itu, dalam mendidik anak
orang tua tidak boleh berlaku kasar ataupun melakukan hal-hal yang
bisa
mengganggu
proses
pendidikan karena hal tersebut
dapat
berakibat buruk bagi anak. Orang tua sebaiknya memiliki sifat-sifat
seorang pendidik.Sifat-sifat tersebut antara lain:
a. Sabar
Merupakan sifat yang paling utama yang harus dimiliki
seorang pendidik.Dengan kesabaran seseorang akan mampu
bersikap
dewasa
dalam
menghadapi
anak
didik
yang
mempunyai bermacam karakter.
b. Lemah lembut
Sikap lemah lembut dalam mendidik akan menimbulkan
rasa simpati pada anak didik. Hal ini akan memudahkan
seorang pendidik dalam menyampaikan materi kepada anak
didik.
26
c. Luwes dalam bertindak
Sikap luwes akan membantu seorang pendidik dalam
menghadapi dan menangani setiap masalah yang timbul. Orang
yang luwes dalam bertindak akan mudah beradaptasi dalam
kondisi apapun.
d. Mengendalikan emosi
Mudah marah merupakan sifat yang kurang baik bagi
seorang pendidik.Oleh karena itu, mengendalikan emosi sangat
penting.Seseorang yang mampu mengendalikan emosi tidak
akan mudah melakukan hal-hal yang tidak baik.
e. Bersikap demokratis
Dalam
mendidik
anak, tidak
baik
dilakukan
dengan
paksaan. Anak-anak juga harus diberikan kebebasan memilih
apa yang menjadi pilihannya.Dengan begitu anak akan merasa
dihormati.
f. Menasehati seperlunya
Terlalu banyak dan terlalu sering memberikan nasehat
kepada
anak
akan
membuat
anak
menjadi
bosan
dan
tertekan.Namun.,membiarkan anak terlalu leluasa juga kurang
baik.Oleh karena itu, seorang pendidik harus berada ditengahtengah.
Dalam mendidik anak, selain sifat-sifat pendidik yang
harus
dimiliki oleh orang tua maka cara yang digunakan dalam mendidik anak
27
juga sangat menentukan berhasil dan tidaknya pendidikan tersebut. Ada
beberapa cara atau pola asuh yang biasa digunakan oleh para orang tua
antara lain yaitu sebagai berikut
1) Pola asuh otoriter
Merupakan pola asuh yang menekankan
segala
aturan
orang tua harus ditaati secara penuh oleh anak.Orang tua berlaku
semau mereka dan memaksakan kehendak mereka kepada anak
tanpa memperhatikan kemauan anak.Pola asuh seperti ini akan
akan membuat anak kurang inisiatif, penakut,tidak percaya diri,
minder dalam bergaul dengan teman-temannya.Akibat yang lebih
buruk jagu dapat muncul seperti anak akan menjadi pemberontak
dan melampiaskan
kekesalan mereka pada hal-hal yang tidak
baik seperti menggunakan narkoba.Maka pola asuh ini tidak akan
membuat anak menjadi baik namun malah sebaliknya.
2) Pola asuh permisif
Pola asuh
ini
merupakan
kebalikan
dari
pola asuh
otoriter.Dalam pola asuh ini anak-anaklah yang berkuasa.Orang
tua mengikuti semua kemauan anak.Pola asuh ini mempunyai
dua dampak sekaligus
yaitu
dampak negatif
dan
dampak
positif.Dampak negatifnya yaitu anak akan tidak terkendali,
cenderung berbuat semau mereka dan anak kurang disiplin
dengan norma sosial yang berlaku.Hal ini terjadi karena tidak
adanya
pengawasan dari orang tua.Sedangkan untuk dampak
28
positifnya yaitu jika anak menggunakan kepercayaan orang
tuanya dengan baik maka akan tumbuh sikap mandiri, kreatif,
inisiatif, mampu bertanggung jawab atas kepercayaan yang
diberikan oleh orang tuanya.
3) Pola asuh demokratis
Dalam pola asuh ini antara orang tua dan anak mempunyai
kedudukan yang sejajar.Tidak ada sikap saling memaksa dan
berkuasa
antara satu dengan
yang
lain. Semua
keputusan
diambil dengan mempertimbangkan kedua belah pihak.Pola
asuh ini memberikan kebebasan kepada anak dengan tetap
berada dalam pengawasan orang tua dan meminta pertanggung
jawaban anak. Akibat positif dari pola asuh ini adalah anak akan
mampu bertanggung jawab atas semua tindakannya.Dan untuk
akibat negatifnya yaitu anak cenderung meremehkan wibawa
orang tua karena kedudukan yang sejajar dan keputusan yang
diambil berdasarkan kedua belah pihak.
4) Pola asuh situasional
Merupakan pola asuh yang mencampurkan ketiga pola
asuh diatas.Pola
asuh
ini
memungkinkan orang tua untuk
menerapkan pola asuh secara fleksibel dan sesuai dengan kondisi
dan keadaan. Pola asuh ini digunakan ketika para orang tua
tidak menerapkan salah satu pola yang telah disebutkan
sebelumnya.
29
Setelah mengetahui bahwa pola asuh menentukan berhasil dan
tidaknya suatu pendidikan , maka para orang tua sebaiknya benarbenar mampu memilih model pola asuh yang akan digunakan dalam
mendidik anak.
Seorang anak merupakan amanah dari Allah yang kelak akan
dimintai pertanggung jawaban.Maka Anak harus diasuh, dibimbing, dan
dididik dengan baik.Orang tua harus mampu bersikap bijaksana dalan
mengasuh
dan
mendidik
anak. Orang
tua
sebaiknya
menjalin
komunikasi yang baik terhadap anak. Dengan adanya komunikasi
yang baik maka proses pendidikan dapat berjalan dengan lancar dan
tujuan pendidikan dapat tercapai.
3. Pendidikan Agama Dalam Keluarga
Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan
utama bagi seorang anak. Proses pendidikan dimulai dari lingkungan
keluarga
yang
kemudian
akan
dilanjutkan
di sekolah
dan
di
masyarakat. Ketika anak mulai terjun ataupun berinteraksi dengan
dunia
luar
(masyarakat),
maka
sudah
mendapatkan
bekal
dari
keluarganya, dan kepribadiannya sudah terbentuk.
Pembentukan kepribadian anak harus dilakukan sejak dini dan
dilakukan secara perlahan-lahan dengan pelatihan dan pembiasaan.
Seorang anak akan mudah meniru hal-hal baru yang ia temukan.Oleh
karena itu, Orang tua seharusnya dapat dijadikan contoh dan teladan
bagi anak-anaknya.
30
Sebagai tempat pendidikan yang utama dan pertama, maka
keluarga harus mampu melaksakan dengan baik. Dalam melaksanakan
pendidikan sebaiknya orang tua menghindari adanya hukuman yang
berlebihan terhadap anak. Hukuman tetap harus ada itupun dilakukan
jika memang benar-benar dibutuhkan. Materi yang diberikan dalam
pendidikan
keluarga sebaiknya
lebih
mengutamakan
materi-materi
agama. Hal ini dikarenakan untuk materi umum telah diberikan ketika
anak belajar disekolah formal.
Agama
merupakan
kebutuhan
manusia. Agama
berfungsi
sebagai pengatur dan pengendali sikap, pandangan hidup, kelakuan
dan cara pandang menghadapi masalah. Oleh karena itulah, seorang
anak harus diberikan pendidikan agama agar ia mampu bersikap hatihati dalam menghadapi setiap masalah yang muncul. Pendidikan
agama dalam keluarga dapat dilaksanakan dengan beberapa cara
sebagai berikut:
a. Mengenalkan ajaran agama kepada anak
Pengenalan dimulai dari masalah-masalah ketauhidan,
masalah akidah dan masalah ibadah. Pengenalan rukun islam,
rukun iman dan sebagainya.
b. Keteladanan orang tua dalam kehidupan
Keteladanan
kehidupan
sikap
sehari-hari
dan
yang
ketaatan dalam beribadah.
31
perilaku
orang
mencerminkan
tua
keimanan
dalam
dan
c. Perlakuan baik kepada anak
Cara dan sikap orang tua dalam memperlakukan anak
akan sangat menentukan pribadi anak tersebut. Perlakuan orang
tua yang dipenuhi dengan kasih sayang, pengertian orang tua
terhadap kebutuhan anak dan perlakuan orang tua yang sesuai
dengan ketentuan agama akan membentuk pribadi yang baik
pada seorang anak. Perlakuan yang baik dari orang tua akan
menjadikan anak berlaku baik pada orang lain.
d. Latihan dan pembiasaan melaksanakan ibadah
Pendidikan agama tidak akan
dilakukan dengan mengenalkan ajaran
berhasil
jika hanya
agama kepada anak.
Latihan dan pembiasaan juga harus dilakukan agar apa yang
telah diajarkan oleh orang tua dapat dilaksanakan oleh anak.
Latihan
dan
pembisaaan melaksanakan
ibadah sebaiknya
dilakukan sesuai dengan kemampuan dan perkembangan anak
dengan maksud agar anak tidak merasa keberatan.
e. Latihan dan pembiasaan membaca Al-Qur’an dan doa pendek
Melatih anak untuk membaca Al-Qur’an dan membaca
doa-doa pendek baik setalah melakukan shalat ataupun ketika
melakukan suatu kegiatan, akan menumbuhkan sikap positif
dan sikap cinta kepada Allah dan Rasul Nya serta kamauan
untuk melaksanakan ajaran agama.
32
Disamping melakukan pendidikan agama yang telah disebutkan
diatas, keluarga juga bertugas membentuk kepribadian yang baik pada
anak.Pembentukan kepribadian tersebut dapat dilakukan dengan:
1)
Membangun rasa percaya diri kepada anak
Rasa percaya diri sangat penting dimiliki oleh setiap
orang. Seseorang yang mempunyai rasa percaya diri tidak akan
mudah merasa
minder atau rendah diri dalam pergaulan
dengan orang lain.Anak biasanya akan merasa minder atau
bahkan takut ketika bertemu dengan orang yang belum
meraka kenal, oleh karena itulah memangun rasa percaya diri
kepada anak sangat penting dilakukan.
2) Mengajarkan sopan santun kepada anak
Dalam pergaulan dibutuhkan sikap sopan dan hormat
kepada orang lain. Sikap sopan mencerminkan adanya akhlak
mulia pada diri seseorang. Sikap sopan dan santun tidak
mungkin
muncul
dengan
sendirinya. Sikap
tersebut
membutuhkan pengajaran dan pelitihan. Apabila orang tua
memperlakukan anak dengan baik dan sopan maka anak juga
akan meniru perlakuan orang tua kepadanya dengan bersikap
sopan dan hormat terhadap yang lebih kecil, terhadap teman
sebaya terlebih kepada orang yang lebih tua.
33
3) Mengajarkan kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan bentuk sikap dimana seseorang
akan
selalu
menghargai
waktu.
Orang
yang
mempunyai
kedisiplinan akan selalu menggunakan waktu dengan sebaikbaiknya.Dalam
mengajarkan kedisiplinan kepada anak tidak
perlu menggunakan kekerasan fisik karena
hal itu akan
membuat anak menjadi tertekan dan malah akan berakibat
sebaliknya, anak akan menjadi pembangkang dan tidak mau
lagi menurut dengan orang tua. Mendidik kedisiplinan kepada
anak
dapat
dilakukan dengan memberikan pengertian dan
pemahaman kepada anak secara perlahan-lahan. Dengan begitu
akan tumbuh sikap hormat dan segan dalam diri anak sehingga
ia akan selalu menurut kepada orang tua.
4) Menumbuhkan sikap sosial pada diri anak
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan mampu
hidup sendiri.Oleh karena itu, dibutuhkan sikap sosial yang
baik.Sikap-sikap sosial itu
dapat
berupa
peduli
terhadap
sesama,saling menghormati dan lainnya.
5) Mendidik kemandirian
Kemandirian merupakan masalah yang cukup penting
dalam pendidikan anak.Dengan
anak tidak akan selalu
adanya
kemandirian, seorang
bergantung kepada
orang tuanya.
Kemandirian juga akan membuat anak mampu menghadapi
34
masalah yang
dialaminya dan
akan
berusaha
mencari
pemecahan masalah tersebut.
Demikian disamping melakukan pendidikan tentang agama,
orang
tua
terhadap
juga
hendaknya
memberikan
kebutuhan-kebutuhan
yang
perhatian
lain dari
yang
cukup
anak.Sebagaimana
dikatakan oleh Mustaqim(2005:136) bahwa:
Islam adalah agama yang mengajarkan keseimbangan dalam
segala aspek kehidupan.Aspek sosial dan individual harus seimbang,
termasuk dalam masalah kesalehan, yaitu kesalehan ritual individual
dan kesalehan sosial.Itulah mengapa umat Islam disebut umat
moderat atau tengah-tengah (ummatan wasathan).
Apabila pendidikan dalam keluarga telah dilakukan dengan
baik dan seimbang, maka untuk membentuk manusia yang berakhlak
mulia dan berkepribadian baik bukanlah hal yang sulit.Dan hal ini
marupakan tugas bagi para orang tua dalam malkukan pendidikan
tersebut.
B. Perilaku Sosial Remaja
1. Pengertian perilaku sosial remaja
Perilaku sosial adalah cara berbuat atau menjalankan sesuatu
sesuai
dengan
sifat
yang
layak
1976:553). Sosial berarti segala
bagi
manusia (Poerwadarminta,
sesuatu mengenai masyarakat atau
kemasyarakatan (Poerwadarminta, 2006:1141).
Perilaku sosial adalah aktivitas fisik dan psikis seseorang
terhadap
orang
lain
atau
sebalinya
35
dalam
rangka
memenuhi
kebutuhan diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan sosial
(Hurlock, 1999:362).
Remaja adalah masa transisi atau masa peralihan dari masa kanakkanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek
fisik,psikis dan psikososial (Dariyo, 2004:14).
Menurut penulis yang dimaksud dengan perilaku sosial remaja
adalah perbuatan dan tingkah laku remaja dalam kehidupan sehari harinya
yang berhubungan dengan masyarakat.
Berbicara
mengenai
remaja,tentu
banyak
hal
yang
menarik.Secara umum masa remaja terbagi menjadi tiga tahap yaitu
remaja awal,masa ini terjadi pada usia antara 13-14 tahun.Selanjutnya
yaitu masa remaja tengah,masa ini terjadi pada usia antara 15-17
tahun.Yang ketiga yaitu masa remaja akhir, masa ini terjadi pada usia
antara 18- 21 tahun.
Masa remaja merupakan masa rentan bagi seorang individu.masa
ini adalah masa dimana seorang anak mempunyai rasa penasaran yang
tinggi dan adanya keinginan yang besar untu mencoba hal-hal baru yang
belum mereka temukan sebelumnya.Masa remaja mempunyai banyak
cirri-ciri.Ciri-ciri tersebut antara lain yaitu:
a. Rasa ingin tau yang besar
Hal ini terbukti dengan adanya dorongan untuk selalu
mengetahui lebih banyak tentang informasi tertentu,selalu
bertanya
tentang
hal-hal
36
yang
dirasa
belum
mereka
pahami,selalu memperhatikan orang, objek, dan situasi, peka
dalam pengamatan dan ingin mengetahuinya.
b. Bersifat imajinatif
Remaja akan
selalu
mempunyai khayalan-khayalan
tentang sesuatu yang tidak atau belum pernah terjadi.
c. Merasa tertantang oleh kemajemukan
Kondisi masyarakat
yang majemuk akan mendorong
seorang remaja untuk mencoba-coba hal baru meski kadang
itu berdampak buruk pada dirinya.
d. Sikap berani mengambil resiko
Sikap
remaja
yang
selalu penasaran dan ingin
mencoba-coba akan membuat mereka berani mengambil
resiko yang paling buruk sekalipun asalkan keinginannya
dapat terpenuhi.
e. Selalu ingin mmenjadi perhatian dari orang sekitar
Remaja selalu mempunyai keinginan
untuk
bisa
menjadi pusat perhatian dalam lingkungannya.Oleh karena
itu,
mereka
kadang
diluar batas agar
melakukan
mendapat
tindakan-tindakan yang
perhatian
dari
orang-orang
disekitarnya.
Demikianlah para remaja,mereka akan melakukan apapun demi
memperoleh apa yang diinginkan.Termasuk melakukan tindakan yang
tidak sesuai norma dan berperilaku buruk dalam kehidupan.Mereka
37
tidak mempedulikan akibat yang timbul dari perilaku buruk yang
mereka lakukan.
Perilaku sering juga disebut dengan akhlak atau moral. Moral
ialah
kelakuan
yang
sesuai
dengan
ukuran- ukuran
(nilai-nilai)
masyarakat, yang timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar, yang
disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas kelakuan atau tindakan
tersebut (Daradjat, 1985:63)
Seperti yang telah kita ketahui bahwa akhlak atau moral
membutuhkan bimbingan dan binaan agar terarah pada akhlak yang
baik dan bukan pada akhlak yang buruk atau menyimpang. Dalam
proses pembinaan akhlak atau moral sebaiknya sesuai dengan nilai
dan norma agama. Seperti dalam tulisan Daradjat (1970:85),”Dalam
pembinaan moral, agama mempunyai peranan sangat penting. Karena
nilai-nilai moral yang datang dari agama, tetap tidak berubah-ubah oleh
waktu dan tempat”.
Nilai dan norma yang berasal dari agama tidak akan pernah
berubah karena semua bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Penerapan
nilai
dan
norma
agama
ini
dapat
dengan
melalui
pendidikan yang dilakukan orang tua dalam keluarga.
Pendidikan moral selain berdasar pada norma dan nilai agama,
juga harus berdasar pada nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat.
Sebagai makhluk sosial manusia hidup diantara masyarakat yang
mempunyai serangkaian aturan kehidupan. Norma yang ada dalam
38
masyarakat baik
yang bersumber dari agama ataupun dari adat
istiadat setempat merupakan tolok ukur yang dipakai masyarakat
untuk mengukur perilaku seseoarang baik itu perilaku baik ataupun
perilaku buruk. Seseorang akan dianggap berperilaku baik ketika
perbuatan dan tingkah lakunya sesuai dengan norma dan nilai yang
ada. Sebaliknya,seseorang akan dianggap berperilaku buruk atau
menyimpang ketika perbuatan dan tingkah lakunya tidak sesuai dan
melanggar norma yang ada.
Sekarang ini zaman sudah berubah, seseorang akan mudah
melakukan
pelanggaran terhadap
pelanggaran terhadap
dan
akhlak.Ada
norma
yang
ada. Bentuk-bentuk
norama itulah wujud dari kemerosotan moral
beberapa
faktor
yang
menyebabkan terjadinya
kemerosotan moral pada anak atau remaja.Faktor-faktor tersebut
antara lain sebagai berikut:
a. Kurang tertanamnya jiwa agama
Jiwa agama yang tertanam kuat dalam diri seseorang
akan menjadi benteng moral yang sangat tangguh. Seseorang
yang benar-benar memahami ajaran Islam dengan baik akan
selalu berusaha menjalankan kebaikan dan menghindari serta
menjauhi
keburukan.Sebaliknya
seseorang
yang
jauh
dari
agama akan semakin sulit memelihara moral dan akan semakin
mudah melakukan pelanggaran-pelanggaran.
39
b. Pendidikan moral tidak terlaksana dengan baik
Pembinaan
moral
dini.Anak-anak belum
sebaiknya
mengetahui
dilaksanakan sejak
tentang
batasan dan
ketentuan moral, oleh sebab itu para orang tua sebaiknya
melaksanakan dengan
baik
agar
anak
tumbuh
dengan
kebiasaan-kebiasaan yang baik.
c.
Suasana atau kondisi keluarga yang kurang baik
Suasana dalam keluarga sangat mempengaruhi pola pikir
dan
perilaku
anak. Keadaan
yang
menyenangkan
dalam
keluarga akan membuat anak merasa nyaman, tapi sebaliknya
keadaan keluarga yang menegangkan akan membuat anak
ketakutan, cemas
dan
gelisah
sehingga
mendorong
anak
melampiaskan perasaanya pada hal-hal yang salah.
d. Adanya pengaruh budaya asing
Inilah
faktor
yang
kemerosotan akhlak
sangat
dominan
dalam masalah
atau moral.Budaya asing yang tidak
sesuai dengan norma agama dan norma bangsa ternyata mampu
mengubah pribadi masyarakat terutama remaja.
e. Keadaan lingkungan masyarakat sekitar
Faktor
ini
merupakan
menyebabkan kemerosotan
factor
penting
dalam
moral.Lingkungan sekitar sangat
mempengaruhi prabadi dan perilaku seseorang.Jika lingkungan
baik
maka
individu
yang
40
berada
disitu
juga
akan
baik.Demikian juga sebaliknya, jika lingkungan buruk maka
individu tersebut juga akan terbawa oleh pengaruh buruk
keadaan tersebut.
f.
Minimnya bimbingan untuk mengisi waktu luang
Kurangnya kegiatan untuk mengisi waktu luang akan
memberikan peluang kepada seseorang untuk melakukan halhal negatif.Oleh karena itu, sebaiknya seorang anak dibimbing
dan diarahkan untuk mengisi waktu luang mereka dengan
kegiatan yang positif.Jika seseorang telah mempunyai banyak
kegiatan dan sedikit
punya waktu luang, maka perilaku-
perilaku buruk tidak akan terjadi.
Begitu banyak faktor yang menyebabkan kemerosotan moral
dan akhlak. Karena
itulah,
para
orang
tua diharapkan
mampu
mengendalikan dan menangani masalah tersebut dengan melakukan
pendidikan agama kepada anak, melakukan pembinaan moral serta
mendampingi dan mengarahkan anak kepada hal-hal yang positif.
Moral
yang
baik
tidak
akan
terbentuk
tanpa adanya
pembiasaaan dan teladan yang baik. Oleh karena itu, pendidikan
moral yang diajarkan kepada anak-anak sebaiknya tidak berhenti
pada proses pengajaran saja. Menurut Kohlberg (1995:65),”Anak-anak
tidak hanya perlu diajar hal-hal moral; Mereka perlu diajar untuk
mempraktikan
perilaku dan
kebiasaan
41
moral, serta
perlu
diberi
ganjaran atas perilaku moralnya atau dihukum karena mengikuti
godaan”.
Langkah tersebut dilakukan agar anak tidak hanya mengetahui
ajaran tentang moral tersebut namun, juga mampu melaksanakan
dalam kehidupan sehari-harinya. Tidak hanya aspek kognitif dan
afektif saja namun juga aspek psikomotorik.
Perilaku sosial terdiri dari dua macam yaitu perilaku sosial
yang negatif dan perilaku sosial yang positif. Perilaku sosial yang
negative terdiri dari perilaku perilaku yang menyimpang yang tidak
sesuai
dengan
aturan
dan
norma
yang
berlaku
baik
norma
masyarakat, adat istiadat dan agama.
Perilaku sosial yang positif terdiri dari perilaku sosial dalam
lingkungan
keluarga
dan
perilaku
sosial
dalam
lingkungan
masyarakat.
a. Dalam lingkungan keluarga terdiri dari
1) Bersikap baik terhadap orang tua dan anggota keluarga yang lain
Bersikap baik dapat diartikan sebagai sikap menghargai
dan menghormati kedua orang tua dan anggota keluarga yang
lain.Mendengarkan dan melaksanakan nasehat serta bimbingan
orang tua.
2) Kasih sayang terhadap orang tua dan anggota keluarga yang lain
Adanya kasih sayang antar anggota keluarga akan
menciptakan suasana yang menyenangkan, penuh kedamaian
42
dan kenyamanan dalam keluarga tersebut.Dengan adanya kasih
sayang,
saling
dalam suatu keluarga akan timbul sikap dan rasa
memiliki antara anggota keluarga yang satu dengam
anggota keluarga yang lain.
b. Dalam lingkungan masyarakat perilaku sosial yang positif terdiri
dari:
1) Bersikap baik dalam bergaul
Dalam pergaulan sudah sepatutnya seseorang bersikap
baik, sopan santun, menghargai dan menghormati orang lain,
memperlakukan orang lain sebagaimana mestinya, memberikan
apa yang menjadi hak orang lain,dan bersikap atau bertingkah
laku
yang
baik
sehingga
tidak
menimbulkan
gangguan
terhadap orang lain.
2) Kasih sayang terhadap sesama
Kasih sayang tidak hanya dibutuhkan dalam lingkungan
keluarga saja. Dalam bergaul dengan masyarakat, diperlukan
juga
adanya
kasih
sayang
sehingga
timbul
rasa
salimg
memiliki.
3) Peduli dan tolong menolong terhadap sesama
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan mampu
hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Kehidupan yang
semakin sulit menuntut seseorang untuk bisa peduli terhadap
43
sesama dengan memberikan bantuan dan pertolongan kepada
yang membutuhkan guna meringankan beban mereka.
4) Mau memberi dan menerima saran
Hidup barmasyarakat tidak selalu sesuai dengan apa
yang menjadi keinginan dan kemauan. Apa yang difikirkan
tidak selalu sama dengan realita yang ada. Keadaan ini
menuntut agar seseorang dapat menerima perbedaan yang ada.
Saling
mengingatkan
dan
memberi
saran
ketika
terjadi
kesalahan agar tercipta keadaan yang harmonis.
2. Bentuk bentuk perilaku sosial
Ada beberapa bentuk perilaku sosial yang sering kita lihat.
Bentuk-bentuk tersebut adalah Sebagai berikut:
a. Meniru
Merupakan perilaku sosial dimana seseorang mencontoh
orang lain yang menjadi idolanya ataupun panutannya mulai
dari sikap, tingkah
laku, cara
berbicara, cara berpakaian,
hingga pada cara pandangnya.
b. Persaingan
Merupakan bentuk perilaku
sosial
dimana
terdapat
keinginan untuk saling mengalahkan dan mengungguli antara
satu dengan yang lain.
44
c. Kerja sama
Merupakan bentuk perilaku sosial yang positif dari
seseorang yang didalamnya terdapat keinginan untuk
saling membantu satu dengan yang lain untuk melakukan
suatu pekerjaan guna mencapai tujuan bersama.
d. Simpati
Simpati merupakan perasaan rasa tertarik kepada orang
lain (Walgito, 1994:73). Rasa simpati timbul atau muncul
tidak secara logis, namun rasa simpati muncul karena faktor
emosi dan perasaan.
e. Empati
Merupakan
bentuk
perilaku
sosial
yang
berkenaan
dengan perasaan seseorang dimana orang tersebut merasa
turut
merasakan
atau
turut
merasa
penderitaan orang lain dan bersikap
sedih
seolah olah
terhadap
berada
pada posisi orang lain.
f. Dukungan sosial
Setiap manusia membutuhkan orang lain untuk dirinya.
Suport dan dukungan dari orang lain akan sangat berguna
ketika
seseorang
dapat
berupa
berada
pada
kesulitan.Dukungan sosial
perhatian, dukungan untuk menumbuhkan
percaya diri, serta memberikan
ketika berada dalam kesulitan.
45
semangat pada orang lain
g. Membagi
Merupakan bentuk perilaku sosial dimana seseorang
memberikan sebagian yang dimilikinya kepada orang lain.
Dengan ini diharapkan
ia akan diterima dalam suatu
kelompok.
h. Perilaku akrab
Sikap seseorang dalam hubungan sosial dimana antara
satu
dengan
yang
lain
tidak
ada
perasaan saling
mengalahkan. Perlakuan yang baik pada orang lain serta
mudah bergaul dengan orang lain.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial remaja
Perilaku
ada dua jenis,yang pertama yaitu perilaku yang
alami atau refleksif dan yang kedua yaitu perilaku operan atau
bentukan. Perilaku yang alami yaitu perilaku yang terjadi sebagai
reaksi
secara
spontan
terhadap
rangsangan
yang
mengenai
organisme yang bersangkutan. Perilaku ini merupakan perilaku yang
dibawa sejak
manusia
lahir.
Sedangkan perilaku operan atau
bentukan yaitu perilaku yang dibentuk melalui proses belajar,
latihan, pembentukan
dan
pembiasaan.
Perilaku
operan
atau
bentukan ini dapat berubah ubah sesuai dengan bagaimana latihan
dan
pembiasaan
dipengaruhi oleh
yang
dilakukan.
Perilaku
sosial
beberapa faktor yaitu sebagai berilut:
46
manusia
a. faktor dari dalam (internal)
.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam diri seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat berupa
insting, motif dari dalam dirinya, sikap, serta nafsu. Faktor
internal
ini dipengaruhi
oleh dua
faktor
yaitu
faktor
biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis bisa
berupa faktor genetik atau bawaan dan motif biologis
seperti kebutuhan makan dan minum, kebutuhan seksual serta
kebutuhan
melindungi
sosiopsikologi
berhubungan
berupa
dengan
diri
dari
bahaya. Untuk faktor
kemampuan
emosional
afektif
yang
manusia, kemampuan
kognitif yang merupakan aspek intelektual yang berkaitan
dengan
apa
yang
diketahui
manusia serta kemampuan
konatif yang merupakan aspek volisional yang berhubungan
dengan kebiasaan dan kemauan bertindak. Begitu banyak
factor yang mempengaruhi perilaku manusia.Ketika foktor
dalam diri baik maka akan menimbulkan perilaku yang
baik pula. Sebaliknya ketika faktor dalam diri buruk maka
akan menimbulkan perilaku yang buruk pula.
Faktor
internal yang bermaca-macam yang berada dalam diri
seseorang akan menimbulkan bentuk perilaku sosial yang
bermacam macam.
47
b. faktor dari luar (eksternal)
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari
luar diri seseorang atau individu. Faktor yang timbul dari
keluarga,
sekolah dan masyarakat
akan mempengaruhi
perilaku sosial seorang individu. Faktor eksternal ini dapat
berupa pengaruh lingkungan sekitar dimana individu tersebut
hidup dan
ditambah
dengan
adanya
reinforcement
(hukuman dan hadiah) yang ada dalam komunitas tersebut.
Pengaruh lingkungan terhadap perilaku individu dapat berupa
kondisi masyarakat, perubahan iklim dan cuaca serta factor
ekonomi individu.Kondisi masyarakat yang baik dan stabil
akan berdampak baik pada perlaku seseorang, begitu juga
jika
kondisi
masyarakat
menimbulkan perilaku
yang
yang
tidak
buruk
kondusif
sebagai
akan
bentuk
perwujudan dari perasaan dan emosional.Perubahan iklim
dan cuaca juga mempengarihi perilaku seseorang. Disini
perilaku timbul sebagai wujud penyesuaian diri terhadap
cuaca yang sedang berlangsung. Selanjutnya adalah faktor
ekonomi dari individu. Faktor ini merupakan factor penting
dalam perilaku seseorang.Keadaan ekonomi yang kurang dan
sulit
akan
menjadikan
seseorang
berbuat
nekat
dan
semaunya tanpa mempedulikan orang lain.seseorang akan
melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhannya meski
48
dengan melakukan pelanggaran terkadap norma dan aturan
yang berlaku. Tidak ada lagi rasa malu dan sungkan
melukakan kegiatan yang melanggar aturan. Semua dilkukan
demi memenuhi
kebutuhan
eksternal
selanjutnya yaitu
yang
yang terus
mendesak.Faktor
adanya
hadiah dan
hukuman. Hukuman ataupun hadiah akan menjadi pendorong
yang sangat kuat dalam perilaku manusia. Seseorang akan
selalu berperilaku baik dengan harapan akan mendapatkan
hadiah. Adanya hukuman juga akan menjadi kendali serta
kontrol terhadap perilaku sosial manusia.Dengan adanya
hukuma dan hadiah maka seseorang akan selalu berhati-hati
dalam
bertindak
dan
akan
mempengaruhi
berperilaku. Faktor-faktor
bentuk
perilaku manusia
tersebut
dalam
kehidupannya.
Begitu banyak dan begitu kompleks faktor yang mempengaruhi
perilaku sosial manusia. Baik faktor lingkungan atau dengan adanya
reinforcement (hadiah dan hukuman) mempunyai pengaruh yang
sangat cukup signifikan terhadap perilaku sosial. Perilaku yang
timbul juga bermacam-macam sesuai dengan faktor mana yang
menyebabkan dan mempengaruhi.Perilaku baik dan perilaku buruk
dapat timbul karena faktor-faktor tersebut.Untuk perilaku baik tentu
tidak menimbulkan masalah. Namun, untuk perilaku buruk tentu
akan mempengaruhi kehidupan masyarkat sekitar.
49
C. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap Perilaku
Sosial Remaja
Masa sekarang ini merupakan masa dimana banyak sekali
tantangan dan gangguan yang dihadapi manusia. Sudah tidak terhitung
lagi berapa jumlah manusia yang melakukan kerusakan dimuka bumi.
Tugas utama manusia sebagai khalifah tidak lagi menjadi tujuan utama
manusia hidup. Mereka sibuk dengan kehidupan dunia yang tidak abadi.
Hal ini membuktikan bahwa saat ini manusia telah kehilangan kendali
dan pegangan. Agama yang seharusnya dijadikan pedoman hidup tidak
lagi dihiraukan. Moral dan akhlak yang dulu begitu diutamakan menjadi
hal yang dinomorduakan. Apapun cara dilakukan demi tercapainya tujuan
meski harus melanggar norma yang ada.
Kerusakan
demi
kerusakan, bencana demi
bencana
datang
melanda bumi.Bumi yang dulu terjaga kini hancur sebagai akibat dari
ulah manusia yang tidak terkendali.Tidak ada lagi kasih sayang dan
saling menghormati antar satu dengan yang lain.Yang ada hanyalah nafsu
dan
kemauan
untuk mengungguli
dan
mengalahkan
satu
dengan
lainnya.Yang terfikir sekarang hanyalah bagaimana caranya agar ambisi
dapat
terpenuhi meski
dengan
menghalalkan
segala
cara
termasuk
menghilangkan nyawa orang lain.
Kerusakan
berganti tidak
bumi
lagi
kebahagiaan.Bencana
telah
tampak.Bencana
diperdulikan
yang
datang
50
yang
sebagai
yang
datang
terpenting
peringatan
silih
adalah
tuhan tidak
dihiraukan.Sebaliknya datangnya bencana dianggap sebagai jalan baru
untuk
mendapat
keuntungan pribadi.Sungguh sangat
memprihatinkan
keadaan dunia sekarang ini.Tugas utama manusia sebagai khalifah tidak
bisa terpenuhi.
Sekarang yang menjadi masalah adalah bagaimana manusia
memperbaiki keadaan dunia yang telah hancur. Usaha apa yang harus
dilakukan agar kerusakan- kerusakan itu tidak semakin merajalela. Usaha
untuk memperbaiki dan menyadarkan manusia- manusia yang kehilangan
kendali itu mungkin sulit. Kerusakan itu telah mendarah daging dalam
diri dan jiwa mereka. Yang perlu dilakukan sekarang adalah bagaimana
menyiapkan
dan
membentuk
manusia-manusia
baru
yang
akan
memperbaiki keadaan dunia dan mengembalikan fitrah manusia sebagai
khalifah. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan melakukan
dan
melaksanakan
pendidikan
agama
pada
generasi
baru
dan
memberikan bekal agama pada mereka. Sebagaimana dikemukakan Aly
dan Munzier (2005:154) bahwa pendidikan Islam merupakan pendidikan
tingkah laku praktis: tidak cukup dengan kata-kata ,tetapi memperhatikan
aspek perbuatan. Jadi,”pemahaman terhadap dasar-dasar agama Islam adalah
suatu proses kehidupan masa kini dan sekaligus proses untuk mempersiapkan
kehidupan yang akan datang yang dilandasi dengan dasar-dasar religius
(pokok-pokok) keyakinan agama Islam”(Daradjat 1975:10).
Pada dasarnya seorang anak terlahir sebagai lembaran kosong
dan putih.Warna yang akan ada dalam hidup seorang anak bergantung
51
pada bagaimana dan dengan apa para orang tua mengisi lembaran
kosong tersebut.Karena itulah,maka para orang tua mempunyai tugas
yang cukup berat dalam menentukan kepribadian, tingkah laku, dan
perilku seorang anak.Orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar
dalam
menanamkan nilai-nilai
moral, etika, budi pekerti bahkan
menanamkan nili-nilai agama terhadap seorang anak.
Pendidikan agama menjadi hal yang sangat penting dan sangat
dibutuhkan dalam kehidupan sekarang ini. Perkembangan teknologi yang
begitu
pesat
membawa
perubahan
yang
cukup
signifikan
dalam
kehidupan manusia. Perubahan yang tidak hanya positif namun juga yang
negatif. Manusia yang tidak mempunyai proteksi atau kendali akan
dengan mudah terbawa dampak negatif tersebut. Dampak negatif yang
akan membawa keburukan pada kehidupan manusia.
Pendidikan mengenai dasar-dasar agama terhadap anak
pada
intinya merupakan pendidikan moral dan akhlak yang mendasar yang
akan
membentuk
anak
menjadi
bermoral
dan
berakhlak
mulia.
Pendidikan tentang agama juga harus mencakup seluruh aspek agama
yang terdiri dari pendidikan akidah, ibadah dan mu’amalah. Dasar-dasar
agama Islam yang tidak dapat diabaikan bagi seorang yang beragama
Islam adalah kepercayaan (akidah), budi pekerti atau kesusilaan (Akhlak)
serta
amal
kebajikan
seorang
mu’amallah)(Ash Shidieqy, 1998:25).
52
muslim
(ibadah,
Syari’ah
dan
Pelaksanaan
pendidikan agama yang paling efektif adalah
dalam lingkungan keluarga. Menurut Aly dan Munzier (2005:201),”Para
ahli
psikologi dan pendidikan menyatakan bahwa tahun-tahun pertama
kehidupan anak merupakan
masa
paling
penting bagi pembentukan
kepribadian dan penanaman sifat-sifat dasar. Dalam keluarga anak akan
lebih
mudah
memahami,
menghayati
dan
melaksanakan apa
yang
diajarkan terhadap mereka, karena pendidikan dalam keluarga tidak hanya
memberikan materi namun juga memberi contoh pelaksanaan materi
tersebut. Dalam
keluarga, orang
tua
akan
membimbing
anak untuk
melaksakan meteri yang telah diberikan.
Keluarga merupakan tempat pertama dalam sosialisasi anak.
Dalam keluarga seorang anak akan meniru dan mencotoh apa yang
dilihat dalam kehidupan sehari –harinya. Dalam keluarga juga seorang
anak mendapat pengalaman-pengalaman baru yang akan membekas kuat
dalam ingatannya. Pengalaman baru itu mempengaruhi pola fikir dan
perilakunya dimasa yang akan datang.
Dari sini dapat diketahui keluarga mempunyai peranan yang
sangat penting dalam membentuk pribadi serta pola perilaku anak. Apa
yang diajarkan dalam keluarga, itulah yang akan membentuk dasar
perilaku seseorang. Anak yang telah mendapat pendidikan agama dalam
keluarga maka selanjutnya anak akan mengalami perkembangan perilaku
sosial yang baik pula.Dengan catatan apa yang diberikan kepada anak
53
bukan
hanya
bersifat
normatif
saja
tetapi
lebih
dari
itu
adalah
keteladanan yang diberikan oleh orang tua.
Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar atau pondasi bagi
kepribadian anak yang akan dikembangkan ketika anak mulai hidup
bermasyarakat. Ketika pondasi yang dibangun oleh keluarga kuat maka,
kepribadian anak selanjutnya juga akan kuat sehingga tidak mudah
terpengaruh oleh perubahan zaman yang begitu pesat. Dan ketika pondasi
yng dibangun lemah maka, kepribadian anak selanjutnya juga akan lemah
sehingga anak tidak punya pendirian dan anak akan dengan mudah
terpengaruh pekembangan zaman yang tidak terkendali.
Pendidikan agama dalam keluarga sangat penting dilakukakan
sebagai
melampui
usaha memperbaiki
batasan
yang
perilaku-perilaku
manusia
ada. Pendidikan tersebut
yang
telah
diharapkan
dapat
memberikan dampak yang baik dalam perkembangan perilaku manusia
dimasa yang akan datang.Dengan melaksanakan pendidikan agama dengan
baik, setidaknya kita menyiapkan khalifah-khalifah yang tangguh dan kuat
yang kelak mampu memperbaiki keadaan dunia dimasa yang akan
datang.
54
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Dusun Banaran Desa Banyukuning Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang
1. Keadaan Geografis Dusun Banaran Desa Banyukuning
Dusun Banaran merupakan sebuah Dusun yang terletak di Desa
Banyukuning Kecamatan Bandungan, jarak dengan Kelurahan
+1
Km, jarak dengan Kecamatan + 3 Km, dan jarak dengan Kabupaten
+ 25 Km (Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintahan Dusun Banaran
Desa Banyukuning)
a. Batas Wilayah Dusun Banaran
Dusun Banaran berbatasan dengan Dusun dan Desa lainnya yaitu:

Sebelah Utara
: Desa Candi

Sebelah Selatan
: Dusun Krajan

Sebelah Barat
: Desa Candi

Sebelah Timur
: Desa Candi
b. Luas Wilayah
Luas wilayah Dusun Banaran + 13,3 Ha yang terdiri atas:

Pemukiman
: 38 %

Persawahan
: 53 %

Tempat usaha
: 6%

Pemakaman
: 3%
55
2. Monografis Dusun Banaran Desa Banyukuning
Jumlah penduduk Dusun Banaran + 475 jiwa, yang terdiri atas
213 laki-laki dan 262 perempuan terbagi dalam 115 Kepala Keluarga
(Sumber Tata Usaha Pemerintahan Dusun Banaran Desa Banyukuning
Kecamatan Bandungan)
a. Mata Pencaharian
Mata pencaharian warga masyarakat Dusun Banaran Desa
Banyukuning kebanyakan adalah petani. Berdasarkan data Dusun
Banaran Desa Banyukuning diperoleh perincian mata pencaharian
penduduk sebagai berikut:
TABEL I
TABEL MATA PENCAHARIAN PENDUDUK
DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING
NO
PEKERJAAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Petani
Buruh tani
Pedagang/Wiraswasta
PNS
Pertukangan
Pegawai Swasta
Buruh Industri
Buruh Bangunan
Pengusaha
Peternak
Penjahit
Pengrajin
Guru Swasta
Lain-lain
56
JUMLAH PENDUDUK
81 orang
25 orang
16 orang
20 orang
5 orang
6 orang
27 orang
2 orang
1 orang
1 orang
237 orang
b. Kondisi Agama
Mayoritas penduduk Dusun Banaran Desa
Banyukuning
menganut agama Islam. Berdasarkan data Dusun Banaran Desa
Banyukuning diperoleh perincian kondisi keagaman sebagai berikut:
TABEL II
TABEL KONDISI KEAGAMAAN PENDUDUK
DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING
NO
KELOMPOK AGAMA
JUMLAH PENDUDUK
1
2
3
4
5
6
Islam
Katholik
Kristen
Hindu
Budha
Khonghucu(kepercayaan)
JUMLAH
465
10
475
c. Keadaan Sosial
1) Adat istiadat
Adat istiadat gotong-royong masih berjalan dengan baik,
selamatan dalam hari-hari besar Islam atau nasional juga
masih
berlaku. Peringatan
hari
besar
keagamaan
seperti
Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ mi’raj, Nuzulul Qur’an,
serta pengumpulan dan pembagian zakat. Selain peringatan hari
besar keagamaan, kegiatan keagamaan juga berjalan dengan
baik di Dusun Banaran. Setiap malam hari kegiatan Yasinan
berjalan dengan baik. Masing-masing RT mempunyai jadwal
yang sudah berjalan dengan baik.
57
2) Struktur
Organisasi
Dusun
Banaran Desa Banyukuning
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Dusun Banaran di pimpin oleh seorang Kepala Dusun
dibantu oleh aparatnya dengan struktur organisasi sebagai
berikut:
TABEL III
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DUSUN BANARAN
DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN
Kepala Dusun
Sumiyarto
Ketua RW
Suyoto
Moden
R.Burhanudin
Ketua RT 2
Jumadi
Ketua RT 1
Hartono Saefudin
Ketua RT 4
Asrondi
Ketua RT 3
Juwari
Masyarakat
58
B. Penyajian Data
1. Data Nama Responden
Nama-nama responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
TABEL IV
DAFTAR NAMA RESPONDEN REMAJA DUSUN BANARAN
DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
NAMA RESPONDEN
Nur Rofik
Bening Sri Hulupi
Agus Suprayitno
Khafid Al Fahad
Wahyu Widi Astutik
Mukozin
Ulil Albab
Sri Indah
Windu Anwar Shidiq A
Shodiq Kurnia
Adi Maffudin
Dian Wulandari
Fifi Al Ikhsan
Ikang Kolil
Agus Nida Ulloh
Yoni Rahmat
Munif Mudhofar
Ari Al Aminul Lukman
Ani Listiawati
Eko Prasetyo
Agus Prasetiyo
Agung Aprilliyanto
Desiana Yudi Astuti
Kristiyawanto
Nur Abdullah
Siti Ibtidaiyah
Miftahurrohmah
Ilyasin
Cahyono
Nurul Khotimah
UMUR
19 th
20 th
17 th
17 th
14 th
19 th
17 th
16 th
19 th
17 th
16 th
15 th
19 th
18 th
19 th
15 th
15 th
14 th
17 th
15 th
17 th
21 th
15 th
18 th
16 th
18 th
15 th
17 th
18 th
14 th
59
KODE
RESPONDEN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
2. Data tentang pendidikan agama dalam keluarga dan Data tentang
perilaku sosial remaja di Dusun Banaran Desa Banyukuning
kecamatan Bandungan
Data tentang pendidikan agama dalam keluarga di Dusun Banaran
Desa Banyukuning Sebagai berikut:
TABEL V
DATA PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA
DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING
NO
1
2
3
4
ITEM SOAL
Siapakah yang mengenalkan
tentang adanya Allah
pertama kali kepada anda?
a. keluarga
b. guru
c. teman-teman
Dari siapakah pertama kali
anda mengetahui tentang
rukun iman?
a. keluarga
b. guru
c. teman-teman
Apakah keluarga pernah
mengenalkan rukun Islam
kepada anda?
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
Apakah keluarga
membimbing untuk
melaksanakan shalat?
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
FREKUENSI
PROSENTASE
A
B
C
A
B
C
29
1
-
96,7
3,3
-
18
12
-
60
40
-
16
14
-
53,3
46,6
-
27
3
-
90
10
-
60
5
6
7
8
9
10
11
Apakah dalam keluarga anda
melakukan shalat
berjama’ah?
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
Apakah keluarga
membimbing untuk biasa
membaca A-Qur’an/
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
Dari siapa anda belajar
tentang hukum tajwid dalam
membaca Al-Qura’an?
a. keluarga
b. guru
c. teman-teman
Dari siapa anda pertama kali
tahu tentang perintah puasa
di bulan ramadhan?
a. keluarga
b. guru
c. teman-teman
Apakah keluarga
membimbing anda untuk
melakukan puasa di bulan
ramadhan?
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
Apakah keluarga
membimbing untuk
melakukan sedekah?
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
Ketika anda melihat seorang
pemgemis apa yang anda
lakukan?
a. memberi dengan ikhlas
b. memberi sambil marah
c. tidak memberi
4
22
4
13,3
73,3
13,3
22
6
2
73,3
20
6,6
7
23
-
23,3
76,6
-
30
-
-
100
-
-
30
-
-
100
-
-
24
5
1
80
16,6
3,3
28
-
2
93,3
-
6,6
61
12
13
14
15
Apakah keluarga
membimbing untuk
melakukan akhlak terpuji?
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
Dari mana anda mendapat
contoh tentang akhlak
terpuji?
a. keluarga
b. guru
c. teman-teman
Apakah keluarga
membimbing untuk
membaca do’a sebelum
melakukan suatu pekerjaan?
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
Darimana anda pertama kali
tahu tentang hukum Islam?
a. keluarga
b. guru
c. teman-teman
28
1
1
93,3
3,3
3,3
26
4
-
86,6
13,3
-
16
13
1
53,3
43,3
3,3
19
11
-
63,3
36,6
-
62
Data tentang perilaku sosial remaja di Dusun Banaran Desa Banyukuning
sebagai berikut:
TABEL VI
DATA PERILAKU SOSIAL REMAJA
DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING
FREKUENSI
NO
1
2
3
4
5
ITEM SOAL
Apa yang anda lakukan ketika
anda berjalan didepan orang
tua anda?
a. Berjalan sambil
membungkukkan badan
b. Berjalan biasa
c. Lewat sambil barlari
Menurut anda ,apakah seorang
anak wajib menghormati orang
tua?
a. Sangat wajib
b. Wajib namun tudak harus
c. Tidak wajib
Apakah anda bersikap baik
kepada orang tua anda?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Apa yang anda lakukan ketika
orang tua menasehati anda?
a. Mendengarkan sambil
memperhatikan
b. Mendengarkan tanpa
memperhatikan
c. Tidak menghiraukan
Apakah anda melaksanakan
nasehat orang tua?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
63
PROSENTASE
A
B
C
A
B
C
28
2
-
93,3
6,6
-
30
-
-
100
-
-
22
8
-
73,3 26,6
27
3
-
8
22
-
90
10
26,6 73,3
-
-
-
6
7
8
9
10
11
Bagaimana sikap anda
terhadap anggota keluarga
yang lain?
a. Menghormati
b. Biasa saja
c. Tidak peduli
Ketika ada anggota keluarga
yang sakit apa yang anda
lakukan?
a. Memperhatikan dan
merawat dengan baik
b. Bersikap biasa saja
c. Cuek/tidak peduli
Bagaimana sikap anda dalam
bergauk dengan masyarakat?
a. Bersikap baik dan turut
andil secara aktif dalam
memajukan masyarakat
b. Bersikap biasa saja dan
membantu jika ada imbalan
c. Tidak peduli karena bukan
urusan anda
Ketika ada teman yang
kesulitan sikap anda?
a. Memberikan nasehat dan
membantu dengan ikhlas
b. Membantu sambil
menggerutu
c. Tidak membantu
Apa yang anda lakukan ketika
ada teman anda yang meminta
bantuan?
a. Bersedia membantu dengan
ikhlas
b. Membantu jika ada imbalan
c. Tidak membantu dan
menyuruh temn meminta
kepada yang lain
Ketika ada teman yang
melakukan kesalahan kepada
anda kemudian ia meminta
maaf,sikap anda?
a. Memaafkan dengan ikhlas
b. Memaafkan dengan syarat
c. Tidak memaafkan karena
masih marah
64
28
2
-
93,3
6,6
-
26
4
-
86,6 13,3
-
29
1
-
96,6
3.3
-
29
1
-
96,6
3,3
-
29
-
1
96,6
-
3,3
29
1
-
96,6
3,3
-
12
13
14
15
Ada teman yang meminta
saran kepada anda,sikap anda?
a. Menerima dengan hati
terbuka
b. Menerima dengan terpaksa
c. Tidak menerima dan marah
Ada teman yang meminta
saran kepada anda,sikap anda?
a. Memberikan saran dengan
senang hati
b. Memberikan saran dengan
mengajukan imbalan
c. Tidak menghiraukan karena
bukan urusan anda
Ada teman yang sedang
mengadakan acara dan kamu
tidak diundang,sikap kamu?
a. Tetap bersikap baik
b. marah-marah
c. Berniat untuk menggagalkan
acara tersebut
Anda sedang bermain tiba-tiba
ada teman yang
mengganggu,sikap anda?
a. Memberi nasehat untuk
mengganggu
b. Memarahi teman anda dan
memukulnya
c. Langsung pergi
meninggalkan teman anda
29
1
-
96,6
3,3
-
29
-
1
96,6
-
3,3
29
1
-
96,6
3,3
-
28
2
-
93,3
6,6
-
3. Data Hasil Angket
a. Data Hasil Angket Tentang Pendidikan Agama Dalam Keluarga
Untuk mengetahui pendidikan agama dalam keluarga di Dusun
Banaran Desa Banyukuning penulis memperoleh data dari hasil angket
yang telah diberikan kepada responden. Angket tentang pendidikan
agama dalam keluarga berisi 15 item pertanyaan yang setiap item
65
pertanyaan terdapat 3 alternatif jawaban yaitu A, B dan C dengan
bobot penilaian sebagai berikut:
1). Alternatif jawaban A dengan nilai 3
2). Alternatif jawaban B dengan nilai 2
3). Alternatif jawaban C dengan nilai 1
Adapun hasil angket yang diberikan kepada responden dapat
dilihat pada tabel berikut dibawah ini:
66
TABEL VII
TABEL HASIL ANGKET TENTANG PENDIDIKAN AGAMA DALAM
KELUARGA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nama Responden
Nur Rofik
Bening Sri Hulupi
Agus Suprayitno
Khafid Al Fahad
Wahyu Widi Astutik
Mukozin
Ulil Albab
Sri Indah
Windu Anwar Shidiq A
Shodiq Kurnia
Adi Maffudin
Dian Wulandari
Fifi Al Ikhsan
Ikang Kolil
Agus Nida Ulloh
Yoni Rahmat
Munif Mudhofar
Ari Al Aminul Lukman
Ani Listiawati
Eko Prasetyo
Agung Prasetiyo
Agung Aprilliyanto
Desiana Yudi Astuti
Kristiyawanto
Nur Abdullah
Siti Ibtidaiyah
Miftahhurohmah
Ilyasin
Cahyono
Nurul Khotimah
Hasil Jawaban
Acak
A
B
C
13
2
9
5
1
10
3
2
10
4
1
8
6
1
11
4
13
2
7
8
6
7
2
10
5
11
4
9
5
1
7
7
1
7
8
15
12
3
12
3
11
4
15
4
8
3
13
2
13
2
13
2
7
8
13
2
13
2
12
3
12
3
10
5
14
1
-
67
Nilai
Nominasi
43
38
38
39
37
41
43
37
34
40
41
38
36
37
45
42
42
41
45
31
43
43
43
37
43
43
43
43
40
43
A
B
B
B
B
A
A
B
C
B
A
B
B
B
A
A
A
A
A
C
A
A
A
B
A
A
A
A
B
A
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari
masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada
kategori
tinggi, sedang dan rendah.Adapun untuk menentukan
kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:
i = (T-R) + 1
3
i = (45-31) + 1
3
i = 14 + 1
3
i = 15
3
i=5
Setelah diketahui lebar interval 5, maka ditetapkan klasifikasi
dalam kategori sebagai berikut:
a). Nominasi A adalah nilai 41-45 intensitas tinggi
b). Nominasi B adalah nilai 36-40 intensitas sedang
c). Nominasi C adalah nilai 31-35 intesitas rendah
Dari data tersebut diatas tingkat pendidikan agama dalam keluarga
dapat dikategorikan menjadi 3 , sesuai dengan intervalnya:
1). Tingkat pendidikan agama dalam keluarga tinggi ada 17 orang
2). Tingkat pendidikan agama dalam keluarga sedang ada 11 orang
3). Tingkat pendidikan agama dalam keluarga rendah ada 2 orang
68
b. Data hasil angket perilaku sosial remaja
Untuk mengetahui perilaku sosial remaja ,penulis mempeoleh data
dari hasil angket yang telah diberikan kepada responden yang terdiri
atas 15 item pertanyaan yang setiap item pertanyaan terdapat
3
alternatif jawaban yaitu A, B dan C dengan bobot penilaian sebagai
berikut:
1). Alternatif jawaban A dengan nilai 3
2). Alternatif jawaban B dengan nilai 2
3). Alternatif jawaban C dengan nilai 1
Adapun hasil angket tentang perilaku sosial remaja dapat dilihat
pada tabel berikut dibawah ini:
69
TABEL VIII
TABEL HASIL ANGKET TENTANG PERILAKU SOSIAL REMAJA
DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
NO
Nama Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nur Rofik
Bening Sri Hulupi
Agus Suprayitno
Khafid Al Fahad
Wahyu Widi Astutik
Mukozin
Ulil Albab
Sri Indah
Windu Anwar Sidiq A
Shodiq Kurnia
Adi Maffudin
Dian Wulandari
Fifi Al Ikhsan
Ikang Kolil
Agus nida ulloh
Yoni Rahmat
Munif Mudhofar
Ari Al Aminul Lukman
Ani Listiawati
Eko Prasetyo
Agung Prasetiyo
Agung Aprilliyanto
Desiana yudi Astuti
Kristiyawanto
Nur Abdullah
Siti Ibtidaiyah
Miftahhurohmah
Ilyasin
Cahyono
Nurul Khotimah
Hasil Jawaban
Acak
A
B
C
14
1
11
4
15
14
1
11
4
13
2
15
14
1
4
8
3
14
1
14
1
13
2
12
3
12
3
15
15
14
1
11
4
15
14
1
13
2
15
15
13
2
14
1
14
1
14
1
14
1
13
2
15
-
70
Nilai
Nominasi
44
41
45
44
41
43
45
44
31
44
44
41
42
42
45
45
44
41
45
44
43
45
45
43
44
44
44
44
43
45
A
A
A
A
A
A
A
A
C
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari
masing-masing responden, kemudian nilai itu diklasifikasikan pada
kategori tinggi, sedang dan rendah.Adapun untuk menentukan kategori
tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:
i = (T-R) + 1
3
i = (45-31) + 1
3
i = 14+1
3
i = 15
3
i=5
Setelah diketahui lebar interval 5, maka ditetapkan klasifikasi
dalam kategori sebagai berikut:
a). Nominasi A adalah nilai 41-45 intensitas baik
b). Nominasi B adalah nilai 36-40 intensitas sedang
c). Nominasi C adalah nilai 31-35 intensitas buruk
Dari data tersebut diatas perilaku sosial remaja dapat dikategorikan
menjadi 3 sesuai dengan intervalnya:
1). Perilaku sosial remaja dengan intensitas baik ada 29 orang
2). Perilaku sosial remaja dengan intensitas sedang ada 0 orang
3). Perilaku sosial remaja dengan intensitas buruk ada 1 orang
71
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka langkah selanjutnya
adalah menganalisis data tersebut.Analisis ini dimaksudkan untuk mempeoleh
gambaran atas pokok-pokok permasalahan yang diajukan.Atau dengan kata lain,
analisis ini diajukan dalam rangka mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam
bab pendahuluan, yaitu:
1. Untuk mengetahui sejauh mana pendidikan agama dalam keluarga pada remaja
di Dusun Banaran Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang.
2. Untuk mengetahui perilaku sosial remaja di Dusun Banaran Desa Banyukuning
Kecamata Bandungan Kabupaten Semarang.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh pendidikan agama dalam keluarga
terhadap perilaku sosial remaja di Dusun Banaran Desa Banyukuning
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
Untuk memperoleh jawaban dari ketiga poko permasalahan tersebut,
penulis menggunakan analisis sebagai berikut:
A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap Variabel)
Analisis pendahuluan dimaksudkan untuk
pendidikan agama dalam keluarga
menggunakan rumus prosentase yaitu:
72
mengetahui tingkat
dan perilaku sosial remaja dengan
F
 100%
N
Keterangan :

P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah responden
1. Pendidikan agama dalam keluarga
Berdasarkan data hasil penelitian pada bab III tentang pendidikan
agama dalam keluarga diketahui rekapitulasi tingkat pendidikan agama
dalam keluarga adalah sebagai berikut:
TABEL IX
REKAPITULASI TINGKAT PENDIDIKAN AGAMA DALAM
KELUARGA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING
KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
NO
KATEGORI
INTERVAL
FREKUENSI
PROSENTASE
1
Tinggi
41-45
17
56,7%
2
Sedang
36-40
11
36,7%
3
Rendah
31-35
2
6,6%
30
100%
Jumlah
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendidikan agama dalam keluarga pada taraf tinggi mencapai 56,7%, pada
taraf sedang mencapai 36,7% dan pada taraf rendah mencapai 6,6%.
Dengan demikian , pendidikan agama dalam keluarga di Dusun Banaran
Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan tergolong dalam kategori
tinggi 56,7% sebanyak 17 orang.
73
Selanjutnya penulis sajikan prosentase masing-masing item soal
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
TABEL X
DATA PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA
DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING
NO
1
2
3
4
5
ITEM SOAL
Siapakah yang mengenalkan
tentang adanya Allah
pertama kali kepada anda?
a. keluarga
b. guru
c. teman-teman
Dari siapakah pertama kali
anda mengetahui tentang
rukun iman?
a. keluarga
b. guru
c. teman-teman
Apakah keluarga pernah
mengenalkan rukun Islam
kepada anda?
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
Apakah keluarga
membimbing untuk
melaksanakan shalat?
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
Apakah dalam keluarga anda
melakukan shalat
berjama’ah?
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
FREKUENSI
PROSENTASE
A
B
C
A
B
C
29
1
-
96,6
3,3
-
18
12
-
60
40
-
16
14
-
53,3
46,6
-
27
3
-
90
10
-
4
22
4
13,3
73,3
13,3
74
6
7
8
9
10
11
12
Apakah keluarga
membimbing untuk biasa
membaca A-Qur’an/
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
Dari siapa anda belajar
tentang hukum tajwid dalam
membaca Al-Qura’an?
a. keluarga
b. guru
c. teman-teman
Dari siapa anda pertama kali
tahu tentang perintah puasa
di bulan ramadhan?
a. keluarga
b. guru
c. teman-teman
Apakah keluarga
membimbing anda untuk
melakukan puasa di bulan
ramadhan?
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
Apakah keluarga
membimbing untuk
melakukan sedekah?
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
Ketika anda melihat seorang
pemgemis apa yang anda
lakukan?
a. memberi dengan ikhlas
b. memberi sambil marah
c. tidak memberi
Apakah keluarga
membimbing untuk
melakukan akhlak terpuji?
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
22
6
2
73,3
20
6,6
7
23
-
23,3
76,6
-
30
-
-
100
-
-
30
-
-
100
-
-
24
5
1
80
16,6
3,3
28
-
2
93,3
-
6,6
28
1
1
93,3
3,3
3,3
75
13
14
15
Dari mana anda mendapat
contoh tentang akhlak
terpuji?
a. keluarga
b. guru
c. teman-teman
Apakah keluarga
membimbing untuk
membaca do’a sebelum
melakukan suatu pekerjaan?
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
Darimana anda pertama kali
tahu tentang hukum Islam?
a. keluarga
b. guru
c. teman-teman
26
4
-
86,6
13,3
-
16
13
1
53,3
43,3
3,3
19
11
-
63,3
36,6
-
Interpretasi soal
1). Pada item 1, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa
responden
mengenal
adanya
Allah
dari
keluarga,sedangkan
responden sebanyak 3,3% menyatakan bahwa responden mengenal
adanya Allah daru guru, dan 0% dari teman.
2).
Pada item 2, jawaban responden sebanyak 60% menyatakan bahwa
responden mengetahui rukun iman dari keluarga, 40% dari guru dan
0% dari teman.
3).
Pada item 3, jawaban responden sebanyak 53,3% menyatakan bahwa
keluarga selalu mengenalkan rukun Islam, 46,6% menyatakan bahwa
keluarga kadang-kadang mengenalkan rukun Islam dan 0%
menyatakan bahwa keluarga tidak pernah mengenalkan rukun Islam.
76
4).
Pada item 4, jawaban responden sebanyak 90% menyatakan bahwa
keluarga selalu membimbing melaksanakan shalat, 10% menyatakan
bahwa keluarga kadang- kadang membimbing melaksanakan shalat
dan 0% menyatakan tidak pernah.
5).
Pada item 5, jawaban responden sebanyak 13,3% menyatakan bahwa
keluarga selalu melakukan shalat berjama’ah, 73,3% menyatakan
kadang-kadang
melaksanakan
shalat
berjama’ah
dan
13,3%
menyatakan tidak pernah melaksanakan shalat berjama’ah.
6).
Pada item 6, jawaban responden sebanyak 73,3% menyatakan bahwa
keluarga selalu membimbing membaca Al-Qur’an, 20% menyatakan
bahwa keluarga kadang-kadang membimbing membaca Al-Qur’an
dan 6,6% menyatakan bahwa keluarga tidak pernah membimbing
membaca Al-Qur’an.
7).
Pada item 7, jawaban responden sebanyak 23,3% menyatakan bahwa
responden belajar hukum tajwid dari keluarga, 76,6% menyatakan
bahwa responden belajar hukum tajwid dari guru dan 0% dari teman.
8).
Pada item 8, jawaban responden sebanyak 100% menyatakan bahwa
responden mengetahui perintah puasa di bulan ramadhan dari
keluarga, 0% dari guru dan teman-teman.
9).
Pada item 9, jawaban responden sebanyak 100% menyatakan bahwa
keluarga
selalu
membimbing
melaksanakan
ramadhan,0% kadang-kadang dan tidak pernah.
77
puasa
dibulan
10). Pada item 10, jawaban responden sebanyak 80% menyatakan bahwa
keluarga
selalu
membimbing
melakukan
sedekah,
16,6%
menyatakan kadang-kadang dan 3,3% menyatakan tidak pernah.
11). Pada item 11, jawaban responden sebanyak 93,3% menyatakan
bahwa memberi dengan ikhlas ketika ada pengemis,0% memberi
sambil marah dan 6,6% tidak memberi.
12). Pada item 12, jawaban responden sebanyak 93,3% menyatakan
bahwa keluarga membimbing melakukan akhlak terpuji, 3,3%
menyatakan kadang-kadang dan 3,3% menyatakan tidak pernah.
13). Pada item 13, jawaban responden sebanyak 86,6% menyatakan
bahwa responden menyatakan mendapat contoh tentang akhlak
terpuji dari keluarga,13,3% menyatakan dari guru dan 0% dari
teman.
14). Pada item 14, jawaban responden sebanyak 53,3% menyatakan
bahwa keluarga selalu membimbing untuk membaca do’a dalam
melakukan setiap kegiatan, 43,3% menyatakan kadang-kadang dan
3,3% menyatkan tidak pernah.
15). Pada item 15, jawaban responden sebanyak 63,3% menyatakan
bahwa responden pertama keli mengetahui tentang hukum Islam dari
keluarga, 36,6% dari guru dan 0% dari teman-teman.
2. Perilaku sosial remaja
Berdasarkan hasi penelitian pada bab III tentang perilaku sosial
remaja diketahui rekapitulasi perilaku sosial sebagai berikut:
78
TABEL XI
REKAPITULASI PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN
DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG
NO KATEGORI
INTERVAL
FRKUENSI
PROSENTASE
1
Baik
41-45
29
96,7%
2
Sedang
36-40
0
0%
3
Buruk
31-35
1
3,3%
30
100%
Jumlah
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa
perilaku sosial remaja yang baik yaitu 96,7% sebanyak 29 orang, perilaku
sosial yang sedang yaitu 0% dan perilaku sosial remaja yang buruk yaitu
3,3% sebanyak 1 orang.Sehingga dengan demikian, perilaku sosial remaja
di Dusun Banaran Desa Banyukuning tergolong dalam kategori baik yaitu
sebesar 96,7% atau 29 orang.
Selanjutnya penulis sajikan prosentase masing-masing item soal
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
79
TABEL XII
DATA PERILAKU SOSIAL REMAJA
DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING
FREKUENSI
NO
1
2
3
4
5
ITEM SOAL
Apa yang anda lakukan ketika
anda berjalan didepan orang
tua anda?
a. Berjalan sambil
membungkukkan badan
b. Berjalan biasa
c. Lewat sambil barlari
Menurut anda ,apakah seorang
anak wajib menghormati orang
tua?
a. Sangat wajib
b. Wajib namun tudak harus
c. Tidak wajib
Apakah anda bersikap baik
kepada orang tua anda?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Apa yang anda lakukan ketika
orang tua menasehati anda?
a. Mendengarkan sambil
memperhatikan
b. Mendengarkan tanpa
memperhatikan
c. Tidak menghiraukan
Apakah anda melaksanakan
nasehat orang tua?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
80
PROSENTASE
A
B
C
A
B
C
28
2
-
93,3
6,6
-
30
-
-
100
-
-
22
8
-
73,3 26,6
27
3
-
8
22
-
90
10
26,6 73,3
-
-
-
6
7
8
9
10
11
Bagaimana sikap anda
terhadap anggota keluarga
yang lain?
a. Menghormati
b. Biasa saja
c. Tidak peduli
Ketika ada anggota keluarga
yang sakit apa yang anda
lakukan?
a. Memperhatikan dan
merawat dengan baik
b. Bersikap biasa saja
c. Cuek/tidak peduli
Bagaimana sikap anda dalam
bergauk dengan masyarakat?
a. Bersikap baik dan turut
andil secara aktif dalam
memajukan masyarakat
b. Bersikap biasa saja dan
membantu jika ada imbalan
c. Tidak peduli karena bukan
urusan anda
Ketika ada teman yang
kesulitan sikap anda?
a. Memberikan nasehat dan
membantu dengan ikhlas
b. Membantu sambil
menggerutu
c. Tidak membantu
Apa yang anda lakukan ketika
ada teman anda yang meminta
bantuan?
a. Bersedia membantu dengan
ikhlas
b. Membantu jika ada imbalan
c. Tidak membantu dan
menyuruh temn meminta
kepada yang lain
Ketika ada teman yang
melakukan kesalahan kepada
anda kemudian ia meminta
maaf,sikap anda?
a. Memaafkan dengan ikhlas
b. Memaafkan dengan syarat
c. Tidak memaafkan karena
masih marah
81
28
2
-
93,3
6,6
-
26
4
-
86,6 13,3
-
29
1
-
96,6
3.3
-
29
1
-
96,6
3,3
-
29
-
1
96,6
-
3,3
29
1
-
96,6
3,3
-
12
13
14
15
Ada teman yang meminta
saran kepada anda,sikap anda?
a. Menerima dengan hati
terbuka
b. Menerima dengan terpaksa
c. Tidak menerima dan marah
Ada teman yang meminta
saran kepada anda,sikap anda?
a. Memberikan saran dengan
senang hati
b. Memberikan saran dengan
mengajukan imbalan
c. Tidak menghiraukan karena
bukan urusan anda
Ada teman yang sedang
mengadakan acara dan kamu
tidak diundang,sikap kamu?
a. Tetap bersikap baik
b. marah-marah
c. Berniat untuk menggagalkan
acara tersebut
Anda sedang bermain tiba-tiba
ada teman yang
mengganggu,sikap anda?
a. Memberi nasehat untuk
mengganggu
b. Memarahi teman anda dan
memukulnya
c. Langsung pergi
meninggalkan teman anda
29
1
-
96,6
3,3
-
29
-
1
96,6
-
3,3
29
1
-
96,6
3,3
-
28
2
-
93,3
6,6
-
Interpretasi soal
1).
Pada item 1, jawaban responden sebanyak 93,3% menyatakan bahwa
responden berjalan sambil membungkukkan badan didepan orang
tua, 6,6% berjalan biasa dan 0% sambil berlari.
2).
Pada item 2, jawaban responden sebanyak 100% menyatakan bahwa
menghormati orang tua sangat wajib, 0% menyatakan wajib namun
tidak harus dan menyatakan tidak wajib.
82
3).
Pada item 3, jawaban responden sebanyak 73,3% menyatakan bahwa
responden selalu bersikap baik kepada kedua orang tua,26,6%
menyatakan kadang jika ada maunya dan 0% menyatakan tidak
pernah.
4).
Pada item 4, jawaban responden sebanyak 90% menyatakan bahwa
responden mendengarkan sambil memperhatikan ketika orang tua
menasehati,10% menyatakan mendengarkan tanpa memperhatikan
dan 0% menyatakan tidak menghiraukan.
5).
Pada item 5, jawaban responden sebanyak 26,6% menyatakan bahwa
responden
selalu
melaksanakan
nasehat
orang
tua,
73,3%
menyatakan bahwa kadang-kadang dan 0% menyatakan tidak
pernah.
6),
Pada item 6, jawaban responden sebanyak 93,3% menyatakan bahwa
responden bersikap hormat kepada anggota keluarga lain, 6,6%
menyatakan bahwa responden bersikap biasa saja dan 0%
menyatakan tidak peduli.
7).
Pada item 7, jawaban responden sebanyak 86,6% menyatakan bahwa
responden memperhatikan dan merawat dengan baik ketika ada
anggota keluarga yang sakit, 13,3% menyatakan bersikap biasa saja
dan 0% menyatakan cuek/tidak peduli.
8).
Pada item 8, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa
responden bersikap baik dan aktif dalam masyarakat, 3,3%
menyatakan bersikap biasa saja,dan 0% menyatakan tidak peduli.
83
9).
Pada item 9, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa
responden menasehati dan membantu dengan ikhlas pada teman yang
kesulitan, 3,3% menyatakan membantu sambil menggerutu dan 0%
menyatakan tidak membantu.
10).
Pada item 10, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan
bahwa responden akan membantu dengan ikhlas ketika teman
meminta bantuan, 0% menyatakan membantu jika ada imbalan dan
3,3% menyatakan tidak membantu.
11).
Pada item 11, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan
bahwa responden akan memaafkan dengan ikhlas ketika adan teman
yang meminta maaf, 3,3% menyatakan memaafkan dengan syarat,
dan 0% menyatakan tidak memaafkan.
12).
Pada item 12, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan
bahwa responden menerima dengan hati terbuka ketika teman
memberikan saran, 3,3% menyatakan menerima dengan terpaksa,
dan 0% menyatakan tidak menerima dan marah.
13).
Pada item 13, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan
bahwa responden akan memberikan saran dengan senang hati pada
teman yang meminta saran,0% menyatakan akan memberi saran jika
ada imbalan, dan 3,3% menyatakan tidak menghiraukan kerana
bukan urusan.
14).
Pada item 14, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan
bahwa responden tetap bersikap baik meski tidak diundang dalam
84
acara teman, 3,3% menyatakan marah-marah, dan 0% menyatakan
berniat untuk menggagalkan.
15).
Pada item 15, jawaban responden sebanyak 93,3% menyatakan
bahwa responden akan memberikan nasehat kepada teman yang
mengganggu, 6,6% menyatakan akan memarahi teman serta
memukulnya,dan 0% menyatakan langsung pergi.
B. Pengujian Hipotesis
Analisis uji hipotesis digunakan untuk menganalisis tentang
hubungan atau pengaruh pensisikan agama dalam keluarga terhadap perilaku
sosial remaja di Dusun Banara Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang.
Adapun teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang telah
terkumpul adalah teknik statistik, yaitu product moment dengan rumus:
rxy =
 XY 
 X  Y 
N

 X 
2
  X 
N

2
2


 Y  
2
 Y 


N 

Berikut tabel persiapan untuk mencapai adakah hubungan atau pengaruh
pendidikan agama dalam keluarga (variabel X) terhadap perilaku sosial remaja
(variabal Y).
85
TABEL XIII
TABEL KERJA KOEFISIEN KORELASI ANTARA PENDIDIKAN
AGAMA DALAM KELUARGA DENGAN PERILAKU SOSIAL
REMAJA
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
`4
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
X
43
38
38
39
37
41
43
37
34
40
41
38
36
37
45
42
42
41
45
31
43
43
43
37
43
43
43
43
40
43
1209
Y
44
41
45
44
41
43
45
44
31
44
44
43
42
42
45
45
44
41
45
44
43
45
45
43
44
44
44
44
43
45
1297
X2
1849
1444
1444
1521
1369
1681
1849
1369
1156
1600
1681
1444
1296
1369
2025
1764
1764
1681
2025
961
1849
1849
1849
1369
1849
1849
1849
1849
1600
1849
49053
86
Y2
1936
1681
2025
1936
1681
1849
2025
1936
961
1936
1936
1849
1764
1764
2025
2025
1936
1681
2025
1936
1849
2025
2025
1849
1936
1936
1936
1936
1849
2025
56273
XY
1892
1558
1710
1716
1517
1763
1935
1628
1054
1760
1804
1634
1512
1554
2025
1890
1848
1681
2025
1364
1849
1935
1935
1591
1892
1892
1892
1892
1720
1935
52403
Dari tabel tersebut dapat diketahui :
N
= 30
∑ X = 1209
∑ Y = 1296
∑ X2 = 49053
∑ Y2 = 56273
∑ XY = 52403
Setelah mengetahui data yang diperlukan , kemudian data
dimasukakan dalam rumus product moment sebagai berikut:
 XY 
rxy =
 X  Y 

 X  2   Y 2   Y  2 
2


X




N
N 


52403 
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
N
12091297
30

1209 2  56273  1297 2 

49053



30 
30 

52403  52269,1
49053  48722,756273  56073,6
133,9
330,3199,4
133 ,9
65861 ,8
133 ,9
256 ,6
rxy = 0,521
87
C. Pembahasan
Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product moment
dan diperoleh rxy sebesar 0,521, kemudian nilai rxy yang telah diketahui
tersebut diadakan tes signifikasi , yaitu dikonsultasikan pada r tabel product
moment dengan N = 30 pada taraf signifikasi 1% diperoleh nilai 0,463.
Dengan ini dapat diketahui bahwa rxy
hitung
sebesar 0,521 > rxy
tabel
sebesar
0,463, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif atau terdapat
pengaruh yang signifikan antara pendidikan agama dalam keluarga terhadap
perilaku sosial remaja Di Dusun Banaran Desa Banyukuning Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dijabarkan pada babbab sebalumnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat pendidikan agama dalam keluarga pada kategori tinggi mencapai
56,7%, kategori sedang mencapai 36,7% dan kategori rendah mencapai
6,6%.
2. Perilaku sosial remaja pada kategori baik mencapai 96,7%, kategori sedang
0% dan kategori buruk sebesar 3,3%.
3. Dari penelitian yang dianalisis secara statistik diperoleh hasil yang menjadi
kesimpulan bahwa ada hubungan antara pendidikan agama dalam keluarga
terhadap perilaku sosial remaja.Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi
product moment dari hasil r xy
hitung
sebesar 0,521 diatas rxy
tabel
product
moment pada taraf signifikan 1% = 0,463 dengan N = 30.
Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima,
berarti pendidikan agama dalam keluarga berpengaruh terhadap perilaku
sosial remaja.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian,
maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:
89
Kepada masyarakat khususnya masyarakat Dusun Banaran desa
Banyukuning Kecamatan Bandungan hendaknya benar-benar melaksanakn
pendidikan agama dalam keluarga dalam mempersiapkan generasi yang baik
dan berakhlak mulia.Dengan melaksanakan
pendidikan agama dalam
keluarga, para orang tua telah memberikan bekal yang baik kepada anak-anak
mereka dalam menghadapi perkembangan zaman.Dengan bekal yang baik
para generasi muda tidak akan mudah terpengaruh hal-hal buruk yang datang.
90
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. 1993. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan.Yogyakarta: Aditya
Media Bekarja sama dengan IAIN Walisongo Press.
Agil Husin, Al Munawar, Said. 2005.Aktualisasi Nilai nilai Qur’an dalam system
pendidikan islam.Ciputat: Ciputat Press.
Aly, Haey Noer & S,Munzier.2003. Watak pendidikan Islam. Jakarta: Friska
Agung Insani.
Arikunto, Suharsimi. 1987. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik,
Jakarta: Rineka Cipta.
. 1998. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Revisi
IV, Jakarta: Rineka Cipta.
Ash Shidieqy, Hasby. 1998. Al Islam 1. Semarang: Rizki Putra.
A.Azizy, A.Qodri. 2003. Pendidikan agama untuk membangun etika sosial.
Semarang: Aneka Ilmu.
Chaplin, J.P.1989.Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: C.V. Rajawali.
Daradjat, Zakiah. 1995. Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah.
Jakarta: Ruhama.
1975.Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan bintang.
1985.Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental. Jakarta: Toko
Gunung Agung.
1975. Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental. Jakarta:
Bulan Bintang.
1971.Membina nilai-nilai moral di Indonesia. Jakarta : Bulan
Bintang.
Dariyo, Agus.2004. Psikologi Perkembangan Remaja.Bogor: Ghalia Indonesia.
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.
Farozin, Muh. & Fathiyah, Kartika Nur.2004. Pemahaman Tingkah Laku.
Jakarta: Rineka Cipta
Isna, Mansur.2001. Diskursus Pendidikan Islam.Yogayakarta: Global Pustaka
Utama.
Kohlberg, Lawrence. 1995. Tahap Tahap Perkembangan Moral.Yogyakarta:
Kanisius.
McGhie, Andrew.1996. Penerapan Psikologi Dalam Perawatan.Yogyakarta:
Yayasan Essentia Medica bekerja sama dengan Andi Ofset
Mustaqim, Abdul.2005. Menjadi Orang Tua Bijak.Bandung: Mizan Pustaka.
Walgito, Bimo.1994. Psikologi Sosial, Yogyakarta: Andi Ofset.
Zainuddin, A.Rahman.1973. Moralitas Islam. Jakarta: Publicita
Download