1 MEMBANGUN SIKAP DAN MENTAL WIRAUSAHA

advertisement
MEMBANGUN SIKAP DAN MENTAL WIRAUSAHA
Oleh : Abd. Wahab Hasyim
Latar belakang
Dunia dewasa ini semakin disesaki oleh berbagai masalah (ekonomi,
sosial, budaya, lingkungan fisik, demokrasi, dan hak azazi manusia). Manusia
terjepit oleh pertarungan berbagai kepentingan lokal, regional, maupun global.
Kepentingan ekonomi dan bisnis merupakan hal yang memiliki tensi tinggi
pertarungan tersebut. Ekonomi dan bisnis semakin menjadi sumbu konflik lokal,
regional, maupun international. Pelaku ekonomi dan bisnis bisa menjadi “buas”
atau “ramah” tergantung tergantung pada manfaat dan faedah yang
diincar.
Lingkungan persaingan yang sangat kompetetif, memaksa setiap pelaku bisnis
harus meningkatkan kapasitas kewirausahaannnya.
Diskusi tentang kewirausahaan telah banyak dilakukan, baik kalangan
kampus maupun para praktisi. Kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari banyak
orang memandang bahwa kewirausahaan itu sama dengan melakukan tambahan
atau ekspansi terhadap sesuatu yang sudah dimiliki. Paham seperti ini,
sesungguhnya tidak benar karena kewirausahaan dapat dilakukan bukan hanya
para usahawan tetapi seseorang yang memiliki jiwa, mental dan sikap ingin maju
yang berlandaskan pada daya berpikir kreatif dan dapat bertindak inovatif, dalam
rangka ekspansi hidup dan usahanya. Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan
oleh orang-orang yang memiliki mental dan sikap kewirausahaan; yaitu orang
yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen); berinisiatif (energik dan
1
2
percaya diri); memiliki motivasi berprestasi ( berorientasi hasil dan berwawasan ke
depan); memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil beda); dan berani dengan
tantangan (menghadapi resiko).
Menurut Danarti (2005), dalam usaha mewujudkan wirausaha yang handal
dan berhasil, seseorang harus memiliki sikap dan mental pejuang. Artinya, bahwa
untuk meraih suatu keberhasilan seseorang harus memiliki sikap dan mental yang
berani berhadapan dengan resiko-resiko yang mungkin dan akan dihadapi. Dengan
menggunakan cara berpikir kreatif dan inovatif, seorang usahawan harus mampu
mencari/mendapatkan dan kemudiaan memanfaatkan potensi sumberdaya dan
sumberdana untuk menghasilkan sesuatu yang baru yang memberikan nilai tamah
(value added). Optimis dan berani harus menjadi faktor utama dari mental dan
sikap seorang wirausaha, karena seorang pesimis akan selalu menemukan
kesulitan dalam setiap kesempatan, sedangkan seorang yang selalu optimis dalam
memandang dan menjalankan usahanya akan selalu menemukan kesempatan
dalam setiap kesulitan (Jaks. LP).
Inti dari kewirausahaan adalah, bagaimana seseorang dapat mencurahkan
segala kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create
new and different) melalui berpikir kreatif dan inovatif untuk menciptakan
peluang. Menurut Walter D. Scott, keberhasilan atau kegagalan suatu usaha bisnis
lebih disebabkan oleh sikap mental daripada kapasitas mental. Sedangkan George
Shinn, menyatakan sikap positif tidak akan hanya mengubah hidup seseorang,
tetapi juga akan mengubah dunia.
Mungkin banyak diantara yang hadir ini berpendapat bahwa seseorang bisa
sukses dalam berusaha karena memang dari “sononya” sudah memiliki bakat
berwirausaha. Pendapat ini tentu saja tidak salah meskipun tidak seraus persen
benar. Tidak dapat dimungkiri, pendidikan dan kebiasaan dalam keluarga
memegang peranan penting dalam membentuk karakter seseorang. Sebuah
3
keluarga yang dalam kesehariannya selalu melakukan wirausaha, akan dapat
mempengaruhi mental dan sikap anak-anak keluarga tersebut sejak kecil. Anakanak dalam keluarga tersebut akan melihat bagaimana orang tua mereka bekerja
dan mencari uang, sehingga menduplikasi mental dan sikap mereka untuk meniru
apa yang selalu dilakukan oleh orang tuanya.
Bagi kita yang berasal dari keluarga yang tidak memiliki latar belakang
wirausaha, tak perlu berkecil hati. Banyak pengusaha yang berlatar belakang jauh
dari keluarga bisnis, tetapi dapat berhasil mengembangkan usahanya. Jadi bakat
bukan satu-satunya faktor yang membuat orang berhasil dalam usaha. Masih
banyak faktor lain yang dapat membuat orang berhasil, kalau melalui latihan dan
keberanian.
What, apakah yang akan diproduksi. Pelaku bisnis selalu berpikir produk apa
yang akan diproduksi, barang apa yang dapat dijual ke pasar dan dapat dibeli
konsumen.
1. Tujuan suatu barang diproduksi.
2. Harapan-harapan tentang barang tersebut diproduksi;
3. Program-programnya; dan
4. Prinsip-prinsip barang tersebut diproduksi.
Who, untuk siapa suatu produk diproduksi. Untuk masyarakat berpendapatan
berpendapatan marginal atau the have, untuk agent, bisnis, device, employes,
family, atau government. Antara perusahaan dengan negara, atau government
to
government (G to G). Yang perlu diperhatikan para wirausaha adalah menyangkut:
1. Tujuan nasional
2. Regional
3. Lokal/ domestik, atau
4. Ekspor.
5. Tingkat ketepatan dan pengalaman.
4
Where, dimana kegiatan bisnis dilakukan. Apakah dekat dengan bahan baku
(raw materials); dekat dengan pasar; atau dekat dengan konsumen. Kegiatan bisnis
dilakukan di kawasan perkotaan, atau di wilayah pedesaan. Kenyamanan akses
perjalanan barang dari kantong/tempat produksi sampai ke pasar/konsumen.
Why, mengapa produk tersebut diproduksi. Apakah permintaan konsumen,
masyarakat umum yang sangat membutuhkan, ataukah karena permintaan untuk
kepentingan politik,
kepentingan kelompok/golongan.
Kebutuhan
jejaring
(networking) sesama perusahaan kecil/besar dan memiliki kapasitas menawarkan
produk yang dihasilkan. Yang menjadi fokus perhatian dimensi Why, adalah :
1. Barang yang diproduksi tersebut harus bermanfaat untuk konsumen
2. Memproduksi barang karena untuk kepentingan
3. Memenuhi kebutuhan individu, kelompok, atau masyarakat
4. Untuk kebutuhan tertentu
When, bilamana suatu barang diproduksi. Payung hujan diproduksi secara
massal pada saat memasuki musim hujan. Perang yang berkecamuk dalam suatu
negara atau wilayah, akan memaksa industri/pabrik senjata meningkatkan volume
produksi. Dimensi When, memandang waktu sebagai hal yang paling strategi
dalam meningkatkan produksi barang dan jasa.
Pengertian Kewirausahaan
Pengertian wirausaha sangat banyak dikemukakan para ahli, dan sudah
tentu pengertian yang dikemukakan itu lebih mengarah kepada pendekatan yang
dipakainya, namun demikian umumnya memiliki hakekat yang sama yaitu
merujuk pada sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang
mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia
usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan tangguh (Peter F.
Drucker, 1994).
5
1. Drucker, 1994; kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different thing).
2. Zimmerer, 1996; kewirausahaan adalah penerapan kreaktifitas dan inovasi
untuk memecahkan masalah dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang
dihadapi setiap hari.
3. Steinhoff dan Burgess, 1993; Wirausaha adalah orang yang mengorganisir,
mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan
peluang berusaha.
4. Sri Edi Swasono, 1978; Wirausaha adalah pelopor dalam binis, inovator,
penanggung resiko, yang mempunyai visi ke depan, dan memiliki keunggulan
dalam berprestasi di bidang usaha.
5. Prawirokusumo, 1997; Wirausaha adalah mereka yang melakukan upayaupaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu
sumberdaya untuk menemukan peluang (opportunity), dan perbaikan
(preparation) hidup.
6. Ahmad Sanusi, 1994; kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan
dalam prilaku yang dijadikan dasar sumberdaya, tenaga penggerak, tujuan,
siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.
7. Secara epistimologi; kewirausahaan merupakan nilai yang diperlukan untuk
memulai suatu usaha (start-up phase) dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative).
Mengacu pada tuju (7) pengertian di atas, wirausaha dapat didefinisikan
sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang
dijadikan kiat, dasar, sumberdaya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai
barang barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi
resiko.
6
Keberhasilan Wirausaha
Jika ingin berhasil, maka seseorang entrepreneur atau wirausaha dalam
menjalankan kegiatan usahanya harus memiliki sepuluh (10) sikap mental, sebagai
berikut :
1. Kepemimpinan, seorang wirausaha harus memiliki mental dan sikap
kepemimpinan untuk menunjukan arah yang akan diambil dalam melakukan
usaha, mampu membuat keputusan yang tegas dilandasi rasa percaya diri dan
pemikiran yang mantap yakin pada dirinya, berpikiran bebas dan bersikap
independent. Ia harus selalu bersifat optimis dalam memandang masa depan
dari setiap usaha yang dijalankan, dan akan atau mungkin dijalankan. Terkait
kepemimpinan yang ada pada dirinya harus berkualitas dan dinamis, selalu
memandang positif terhadap masa depan. Memiliki kompetensi komunikasi,
dapat menerima kritik dan masukan, dan selalu bersikap positif terhadap
semua lawan dan teman bicara. Sikap mental yang fleksibel ini akan dapat
“memungut” banyak ide dari lingkungan kerja dan sahabat, sehingga ada
anggapan bahwa dengan cetusan ide dari orang akan dapat dibina menjadi
“mangkuk” emas yang menghasilkan “batangan-batangan” emas.
2. Disiplin, seorang wirausaha harus memiliki kepribadian yang disiplin.
Memang banyak dari generasi sekarang sikap mental disiplin ini sudah sangat
meluntur, padahal disiplin merupakan modal pokok untuk menjadi wirausaha
yang sukses. Seorang pengusaha dituntut bisa merancang apa yang harus
dikerjakan saat ini, esok, bahkan sampai waktu yang lebih panjang lagi. Ia
harus menetapkan target pencapaian dan berupaya keras meraihnya tepat
waktu. Jika tidak, peluang itu akan diambil orang lain. Peluang yang sama
tidak mungkin datang yang kedua kali.
3. Keberanian mengambil resiko, setiap usaha selalu berhadapan dengan masa
depan, dan masa depan selalu mengandung resiko (risk) dan ketidakpastian
(uncertainty). Seorang wirausaha (entrepreneurship), yaitu orang yang harus
7
senantiasa berani menghadapi dan menanggung resiko dan menganggap bahwa
lebih tinggi resikonya maka lebih tinggi kemungkinan untung yang akan
diperoleh perusahaan. Jadi dalam menghadapi resiko, harus dianggap bahwa
resiko tersebut adalah tantangan untuk lebih memacu meningkatkan kegiatan
dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan bukan merupakan
halangan. Memulai usaha tentu membutuhkan keberanian ekstra. Tantangan
terberat justru datang dari diri sendiri. Sejak mau memulai usaha akan banyak
pertanyaan yang muncul dibenak kita, Apakah usaha ini berhasil ? Apakah ini
usaha yang saya inginkan? Akankah ada pembelinya? Bagaimana kalau gagal?
Seberapa kerugian saya? Bagaimana mengatasi persaingan? Inilah pertanyaanpertanyaan yang akan muncul dibenak kita. Jika semakin dipertimbangkan,
kita menjadi semakin ragu untuk melangkah.
Pendiri Primagama Purdi E. Chandra dengan prinsip 4B (berani mimpi,
berani mencoba, berani sukses, dan berani gagal). Awal berdiri Primagama
hanya 2 orang siswa, sekarang siswa Primagama hampir sama dengan yang
masuk di PTN.
Mimpi Bill Gates, adalah sebuah komputer di atas meja pada setiap rumah,
kini Bill menjadi entrepreneur terkaya di di AS.
Kolonel Sanders harus memulai kesuksesannya setelah gagal menawarkan
resep ayam goreng di 1.018 restoran di Amerika. Baru pada restoran ke 1.019
ia berhasil menjualnya. Sekarang siapa yang tidak kenal KFC.
Thomas Alfa Edison, harus mencoba 10.000 kali sebelum berhasil
menciptakan bola lampu pijar. Jadi kalau baru gagal 1, 2 kali, jangan mundur
karena dunia belum kiamat.
4. Sikap keaslian ide dan kreatif, seorang wirausaha selalu memikirkan tentang
konsep asli atau original dan mempunyai pemikiran yang kreatif serta selalu
mencoba memperbaharui barang-barang dan jasa yang telah diciptakan dan
ditunjukan di pasaran. Harus jeli menangkap peluang yang tidak bisa dilihat
8
orang lain. Kreatif harus selalu memiliki ide-ide cemerlang yang umumnya di
luar nalar orang-orang biasa.
5. Motivasi tinggi; motivasi adalah modal dasar yang esensial bagi seorang
wirausaha. Motivasi adalah energi, seorang wirausaha akan selalu bekerja
keras dan mempunyai keinginan dan semangat baja untuk terus bekerja dan
berusaha, selain tahan banting dan bersunguh-sungguh dalam daya usahanya.
Di samping itu setiap wirausaha mempunyai orientasi keuntungan dan sangat
mementingkan pencapaian tujuan dan hasil dari upaya untuk keberhasilan
menyeluruh. Dengan motivasi tinggi, seorang wirausaha tidak akan cepat
menyerah bila mengalami satu dua kali kegagalan, karena kegagalan adalah
proses menuju keberhasilan.
6. Ketahanan mental yang kuat; seorang pengusaha harus tahan uji dan banting,
karena dalam melakukan usahanya dia akan berhadapan dengan banyak
tantangan yang mungkin belum diprediksikan sebelumnya. Pengalaman dan
usia seringkali menentukan kematangan pribadi seseorang dalam hal ketahanan
mental. Stres adalah salah satu bentuk lemahnya ketahanan mental, akibat
didera berbagai tekanan yang menyangkut usaha bisnis. Kadar stress yang
tinggi dapat menimbulkan depresi yang bila tidak diatasi dapat menimbulkan
kemungkinan yang sangat fatal. Contoh : Ivan Krueger pemegang monopoli di
AS mati bunuh diri. Charles Schwah, presiden baja terbesar AS mati bunuh
diri setelah 5 tahun bangkrut. Hidup harus dimaknai dengan mental, ibarat
pohon semakin tinggi batangnya, terpaan angin akan semakin kencang. Makin
besar usaha, otomatis tantangan yang dihadapi semakin besar. Pohon yang kuat
menahan badai pastilah pohon yang kokoh karena memiliki akar yang dalam,
yang mampu mencengkram tanah dengan kuat. Seperti akar, ketahanan mental
baja adalah modal dasar bagi anda sebagai pemilik usaha yang sedang tumbuh
dalam menghadapi tantangan seberat apapun. Kita bisa bercermin dari kisah
hidup Abraham Lincoln, sebagai berikut:
9
Tahun 1832 kehilangan pekerjaan; Kalah dari pencalonan anggota legislatif
tahun 1832; gagal dalam bisnis tahun 1833; kehilangan kekasih karena
meninggal tahun 1835; mengalami gangguan urat syaraf tahun 1836; gagal
menjadi ahli pidato tahun 1838; kalah dalam pencalonan sebagai anggota
kongres 1843; tahun 1848 gagal lagi sebagai anggota kongres; ditolak menjadi
pegawai negeri tahun 18849; tahun 1854 gagal sebagai anggota senat; kalah
dalam pencalonan menjadi wakil Presiden tahun 1856. Kalah lagi sebagai
anggota senat tahun 1858. dengan mental baja yang tak pernah surut tahun
1860 berhasil menjadi Presiden Amerika Serikat.
7. Berpikr positif; berpikir positif membuat hidup lebih indah badan pun jadi
lebih sehat, dan pikiran akan cerdas dalam menikmati hidup dan bergairah
dalam menghadapi tantangan. Seseorang yang selalu berpikir positif akan
selalu memaknai bahwa segala tantangan, hambatan, bencana, dan hal-hal
yang tidak menyenangkan yang dialami dalam perjalanan hidup dan usahanya
adalah sebagai suatu realitas yang harus dihadapi. Bukan sesuatu yang negatif,
karena itu perlu mencari solusi untuk keluar dari berbagai tantangan itu.
Kemampuan untuk memandang sikap masalah dari sudut pandang positif
perlu dikembangkan sebelum kita terjun dalam dunia usaha.
8. Inteleqensia Memadai; inteleqensia merupakan unsur kecerdasan. Dalam
mewujudkan usaha bisnis, kecerdasan merupakan faktor penting yang harus
ada pada pelaku bisnis. Dengan kecerdasan seseorang dapat meningkatkan
pengetahuan dan keahliannya dalam berwirausaha. Dalam mengambil
keputusan untuk pengembangan usaha bisnis, seseorang akan diperhadapkan
dengan banyak masalah, banyak pilihan, dan banyak pertimbangan yang
memiliki kriteria-kriteria yang beragam, karena itu faktor inteleqensi sangat
dituntut pada seorang pengusaha. Pengusaha adalah pekerja otak bukan pekerja
otot. Seorang wirausaha juga selain memiliki kemampuan rasional juga
10
setidaknya memiliki kemampuan
natural dalam kiat-kiat dan kepribadian
mengembangkan bisnisnya.
9. Memiliki etika;
di dalam mengembangkan usaha bisnis, pengusaha harus
memiliki etika atau norma-norma berbisnis. Contoh pembajakan karya-karya
orang lain untuk meraih keuntungan yang besar, adalah bertentangan dengan
norma dan aturan hukum. Pembajakan tenaga professional dari perusahaan lain
dengan iming-iming gaji yang besar. Mendirikan pabrik produk tertentu di
lokasi
yang
bertentangan
dengan
masyarakat
adat,
budaya,
dan
kepercayaan/agama masyarakat setempat. Persoalan etika ini yang harus
dipegang oleh setiap pengusaha agar tidak menimbulkan masalah di kemudian
hari.
10. Berjiwa sosial; seorang wirausaha harus memiliki jiwa sosial yang dapat
melakukan interaksi sesama, penjual, dan pembeli. Sikap berempati, dan bisa
bergaul dengan siapa saja, merupakan kesempatan/peluang untuk melakukan
promosi, bukan saja mempromosikan produk tetapi juga mempromosikan citra
diri positif kepada calon konsumen.
Dalam pandangan Sharon Kahn dan Philip Lief, menyatakan keberhasilan
seseorang dalam melakukan usaha bisnis, sangat ditentukan oleh ambisi dan
kapasitas orang tersebut untuk mampu dan dapat memanfaatkan setiap
peluang/kesempatan walaupun dalam keadaan yang sangat kecil. Untuk menuju ke
kapasitas optimal dalam berusaha, pengusaha harus memiliki :
1.
Selalu percaya diri dan memiliki ketegasan
2.
Keyakinan, keberanian, optimis, dan kemauan dalam mengambil resiko
terkendali
3.
Kemampuan bekerja keras, tekun, dan sifat perfeksionis
4.
Ambisi, kegigihan, semangat, dan komitmen terhadap tujuan
11
5.
Kepemimpinan,
kemampuan
membuat
keputusan,
efisiensi,
dan
pendelegasian wewenang
6.
Semangat kerjasama dan kepedulian terhadap orang lain
7.
Kemampuan untuk memecahkan masalah :kreatif, inovasi, dan prilaku
organisasi
8.
Fleksibilitas dan kemampuan adaptasi
9.
Kejujuran, integritas, komitmen pada standar mutu tinggi
10. Kejelian, kepandaian, dan penilaian yang baik
Keberhasilan berwirausaha juga tidak lepas dari kekuatan pengambilan
keputusan strategis pada tingkat korporat atau unit bisnis. Hal ini dimaksudkan
agar dampak atau kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada kinerja
perusahaan dapat diketahui. Proses analisis strategis perusahaan dapat dilihat
sebagai berikut :
Tabel. Proses Analisis Strategis
STRATEGIS DI TINGKAT KORPORAT
STRATEGIS DI TINGKAT UNIT
BISNIS
Analisa
Portofolia
Perusahaan Analisis hubungan antara posisi strategis
keseluruahan dalam kaitannya dengan bisnis saat ini, dengan kemungkinan
kekuatan dan daya tarik industri
strategis berkut ancamannnya sesuai
dengan priode waktu perencanaan
Identifikasi kinerja perusahaan, apabila Menguji kemungkinan hasilnya
portofolio dikelola secara tepat
Bandingkan kinerja yang diproyeksikan Bandingkan hasilnya dengan alternatif
dengan kinerja yang ada saat ini. tujuan untuk mengetahui kesenjangan
Sehingga dapat dikenali kesenjangannya yang ada
Identifikasi alternatif portofolio dengan Identifikasi alternatif strategis, sehingga
berbagai kombinasi strategi pada tingkat kesenjangan dapat dikurangi
unit bisnis
Evaluasi berbagai alternatif dan pilihan Evaluasi berbagai alternatif dan pilihan
strategis
strategi
12
Kegagalan Wirausaha
Kegagalan kegiatan berwirausaha dapat terjadi pada saat sebelum terjadi
kegiatan perusahaan dan dapat terjadi pada saat menjalankan perusahaan. Sebelum
memulai perusahaan, kegagalan usaha terjadi karena :
1. Memulai usaha tanpa penelitian dan perencanaan;
seseorang yang dalam
rencana usahanya tidak melakukan kajian dan penelitian yang mendalam
tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana melakukannya, maka dia
akan mendapatkan perusahaannya tidak memiliki pasaran dan margin
keuntungan yang cukup. Penelitian dan kajian tentang pemasaran, teknik
produksi, dan keuangan, merupakan aspek yang amat penting untuk memulai
perusahaan.
2. Kesalahan memilih lokasi; pengusaha yang memasuki pasar karena tergesagesa atau karena latah-latahan, tidak menguntungkan bagi pengembangan
usahanya, karena mungkin lokasi tersebut peminat dan konsumen telah
memiliki langganan permanen, sehingga akan sulit bagi usaha meningkatkan
volume penjualan. Penentuan lokasi usaha merupakan faktor penting karena
bergantung pada jenis produk dan keperluan konsumen yang tinggal di dekat
lokasi tersebut.
3. Tidak cukup modal dan alokasi yang tepat; seorang pengusaha yang tidak
mampu membuat estimasi alokasi dana dapat menyebabkan perusahaannya
pada setiap saat akan kekurangan modal, dan selanjutnya kegiatan perusahaan
akan mengalami kegagalan.
4. Kesalahan menilai dalam mengambilalih perusahaan; pengusaha yang kurang
berpengalaman akan menilai stok perusahaannya pada harga pembeliannya
apabila mengambilalih perusahaan.
5. Tidak memiliki kompetensi
manajerial,
terutama pengetahuan untuk
merencanakan, mengelola dan menjalankan usaha bisnis.
6. Kurang/tidak
berpengalaman
memvisualisasikan
usaha,
dalam
kemampuan
kemampuan
teknik,
kemampuan
mengkordinasikan,
ketrampilan
13
mengelolah sumberdaya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan
operasi perusahaan.
7. Kurangnya pengawasan peralatan, sehingga tidak tercapai efisiensi dan
efektifitas
Kesalahan dalam Menjalankan Usaha
1. Manajemen uang tunai yang tidak efisien; pengusaha yang tidak mampu
merancang cash flows dengan baik, maka setiap saat akan kekurangan uang
dan hal ini dapat menghambat kegiatan usaha.
2. Manajemen kredit yang lunak;
pengusaha yang lemah dalam mengatur
penjualan secara kredit dapat berakibat pada membengkaknya hutang piutang
perusahaan karena pelunasan kredit dari penghutang sangat lambat, dan ini
dapat menghambat kegiatan usaha.
3. Kesalahan meminjam tanpa pertimbangan; pinjaman uang mendapatkan modal
usaha harus diatur secara seimbang antara pengembalian dan hasil yang
dicapai dalam operasi perusahaan nanti, kesalahan dalam hal ini dapat
mempengaruhi kegiatan usaha.
4. Kelemahan perputaran stok; keuntungan perusahaan tergantung pada
perputaran turnover persediaan menjadi penjualan, uang kas dan pembelian.
5. Kesalahan menggunakan ruang dagang; pengusaha harus mampu mengatur
barang-barang dalam Toko berdasarkan stok yang ada.
6. Terlampau banyak membeli untuk memperbaiki diskont
7. Pemborosan untuk belanja dan memperbaiki Toko; modal yang dikeluarkan
untuk memperbaiki Toko yang baru dapat mengganggu stok dana yang
selanjutnya berpengaruh pada kegiatan usaha.
8. Kegagalan menyimpan catatan perusahaan; catatan transaksi harian, mingguan,
bulanan dan tahunan, harus menjadi informasi bagi pengembangan usaha.
9. Perkembangan perusahaan yang melampaui kemampuannya; perkembangan
usaha harus seimbang dengan kemampuan pasar, modal, dan tenaga kerja.
14
10. Mutu jasa yang semakin menurun; kualitas produk harus selalu dipertahankan.
Perusahaan yang tidak mampu mempertahankan kualitas akan gagal
Sikap Menghadapi Usaha
Mengembangkan wirausaha seseorang akan berhadapan dengan banyak
hambatan, yang ringan maupun yang berat. Hambatan atau kendala terberat
biasanya datang dari diri sendiri, dan ini merupakan sikap yang sangat
menghambat wirausaha. Sikap yang menghambat tersebut adalah :
1. Sikap terhadap usaha rumahan, walaupun banyak usahawan berhasil memulai
dari rumah, namun orang masih menganggap rendah terhadap usaha rumahan.
Contoh. Mooryati Soedibyo memulai usaha jamunya dengan menggunakan
garasi mobil di rumah dengan 2 tenaga kerja. Kini PT Mustika Ratu telah
mejadi raja jamu Kosmetika dengan tenaga kerja 3000. Majalah Femina juga
dimulai dari garasi rumah.
2. Sindrom Formalitas; banyak orang mau memulai usaha dengan meletakan
prestise sebagai ujung tombak. Yaitu usaha harus bernaung di bawah
Perseroan Terbatas (PT), kantor bagus, memiliki fasilitas yang lengkap,
terletak di jalan protokol, banyak staf dengan sekertaris. Padahal formalitas
menjadi nomor paling akhir dari sebuah kesuksesan. Mestinya raih sukses dulu
baru menjadikannya formal.
3. Sindrome “takut gagal” ; Dream big, start small, action now (mimpi boleh
digantung setinggi langit, tetapi yang lebih penting adalah mewujudkan mimpi
tersebut. Mimpi akan tetap menjadi mimpi kalau tidak dibuat menjadi
kenyataan. Pepatah China, perjalanan sejauh 1.000 mil dimulai dari satu
langkah. Ketika memulai usaha, hambatannya besar. Tapi ketika sudah jalan
akan terasa ringan.
Sikap Yang Mendukung Keberhasilan
1. Berpikir sederhana tetapi penuh perhitungan. Dalam wirausaha kita harus
memulai dari apa yang menjadi keahlian kita.
15
2. Selalu mencari peluang dan bersikap panjang akal
3. Temukan hal-hal baru
4. Antusias tetapi jangan ngawur
Lingkungan Usaha Yang Lebih Luas
Ekonomi Makro:
*control keuangan
dan fiskal
*kebijakan perdagangan
*Kebijakan industri
*Kebijakan keuangan
Pemerintah &
Politik
*Proses legislative
& pembuatan kebi
Jakan
* Peradilan
*Keamanan dan
stabilitas
Peraturan&Birokrasi
Lingkungan DU
* hukum, peraturan, keamanan
* Perpajakan
* Lisensi &perijinan
* Standar produk
* Perlind. konsumen
Pasar:
Pelanggan, Buruh, BB,
Peralatan, UKM,
jaringan informasi,
modal, lokasi
Pengaruh Luar
* Perdagangan
* Bantuan
* Kecenderungan/selera
* Tekhnologi
* Informasi
Masyarakat dan
Budaya
Layanan Pemerintah
* Layanan dasar, kesehat
an, pendidikan
* Infrastruktur
* Fasilitas umum
* Layanan keamanan
Intervensi dengan
Biaya pemerintah:
* layanan keuangan
* jasa pengembangan
usaha
Kondisi Alam
* Sumberdaya alam
* Demografi
* Selera konsumen
* Prilaku dalam usaha
* Cuaca
* Siklus pertanian
Terdapat lima keuntungan bisnis, yaitu : efisiensi, efektifitas, jangkauan, struktur,
dan peluang.
1. Efficiency;
manfaat yang paling tepat dan yang harus diperhatikan oleh
pengusaha dalam mengelolah usahanya adalah menjaga tingkat efisiensi.
Efisiensi bisa dilakukan pada unit-unit yang dapat dikendalikan yang tidak
terkait dengan kualitas produk. Penghematan listrik di kantor TU,
penghematan air, penghematan transportasi.
2. Efektifitas; manfaat yang harus diperhatikan adalah tercapainya efektifitas dari
segala kegiatan usaha. Sebuah usaha dikatakan efektif jika mencakup :
16
kegunaan; ketepatan dan obyektifitas; ruang lingkup; efektifitas biaya;
akuntabilitas; ketepatan waktu.
Ketepatan waktu
Kegunaan
Efektifitas biaya
Efektivitas
perencanaan
Ketepatan dan
Obyektifitas
Akuntabilitas
Ruang lingkup
Gambar. Kriteria penilaian efektifitas suatu perencanaan
3. Reach;
Pengusaha-pengusaha
kecil
juga
dituntut
harus
memiliki
kemampuan dalam memperluas jangkauan dan ruang gerak perusahaan.
Kemampuan
ini diharapkan dapat
membuat
terjadinya perluasan
pemasaran hasil produk, baik di level domestik/lokal maupun di tingkat
antar pulau, antar kota, bahkan orientasi ekspor. Karena perkembangan
suatu usaha akan bergantung kepada kesuksesan usaha memasarkan
barangnya. Terdapat kaitan yang erat diantara luasnya pasar dengan
besarnya perusahaan. Yaitu semakin luas pasar semakin besar pula
perusahaan.
4. Struktur; manfaat lain dari usaha yang harus dikembangkan setiap
pengusaha kecil adalah perlu adanya produk-produk hasil konvergensi
sehingga produk yang dihasilkan tidak berdiri sendiri.
17
5. Opportunity; terbukanya peluang lebar bagi setiap pengusaha kecil untuk
dapat melakukan berbagai inovasi yang terkait dengan pengembangan
usaha produk, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan trend yang terjadi.
Peran Pihak dalam Berwirausaha
Keberhasilan usaha sangat ditentukan oleh sumberdaya manusia (sebagai
subyek dan obyek) dalam memberlangsungkan aktifitas perusahaan. Berbagai
pihak harus dilibatkan, bila perusahaan menginginkan mencapai tujuan maksimal.
Dalam pandangan E. Porter dalam Rangkuti (2002), pihak-pihak yang memiliki
kekuatan persaingan industri, adalah :
1. Pemegang saham
a. Memiliki daya tahan yang baik serta dapat berkembang dalam berbagai
situasi ekonomi
b. Memiliki perusahaan dengan struktur sehat
c. Manajemen profesional diterapkan secara ketat dalam perusahaan
d. Tingkat laba yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis
milik pengusaha lain
e. Manajer memiliki karakter yang manusiawi
2. Karyawan
a. Mendapatkan gaji dan kesejahteraan yang layak
b. Dalam bekerja selalu merasa aman dan nyaman
c. Terjamin kesehatan dan perlindungan hari tua
d. Pendidikan dan pelatihan yang baik
e. Tersedia kesempatan untuk mengembankan karier
f. Lingkungan kerja yang kondusif
g. Hubungan kerja sesama selalu terjalin baik
18
3. Pemasok
a. Spesifikasi orderan yang jelas dan waktu pesanan yang tepat
b. Prosedur pengadaan sederhana, penerimaan barang, dan kecepatan
pembayaran
c. Mempunyai pelanggan tetap
4. Penyalur
a. Kesenambungan pasokan sesuai kebutuhan pasar
b. Tingkat laba yang cukup
c. Prosedur pembelian yang sederhana, dan pembayaran yang gampang
d. Kualitas baik dan harga terjangkau
e. Hubungaan dagang yang saling menguntungkan
5. Pemakai
a. Mutu berkualitas dan harga terjangkau
b. Kesinambungan dan tersedianya produk di pasar
c. Pelayanan dan purna jual yang baik
6. Pemerintah
a. Terjaminnya kesejahteraan dan keselamatan kerja karyawan
b. Ikut menciptakan lapangan kerja
c. Pembayaran pajak yang benar
d. Penanggulangan pencemaran lingkungan
e. Berpartisipasi dalam pembangunan daerah sekitar, koperasi dan pembinaan
industri kecil
f. Alih tekhnologi dan pengembangan yang tepat guna
7. Masyarakat
a. Mendapatkan manfaat dari kehadiran perusahaan
b. Memberikan kontribusi pada pembangunan sarana sosial kemasyarakatan
19
c. Tidak menimbulkan dampak yang merusaka lingkungan ekologi, ekonomi,
atau pranata sosial
d. Memberikan kontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan mengurangi
pengangguran
8. Pesaing
a. Beralihnya konsumen dan penyalur
b. Tidak terjadinya persaingan harga
c. Dapat memasuki dan menguasai daerah pemasaran
9. Keuangan
a. Likuiditas dan arus kas yang kurang sehat
b. Profitabilitas kurang baik
c. Solvabilitas yang kurang baik
d. Profesionalisme pengelolaan perusahaan
e. Karakter manajer yang baik
10.Lembaga Pendidikan
a. Penyediaan kesempatan kerja
b. Informasi mengenai kebutuhan keahlian
c. Kesempatan praktek kerja dan penelitian
d. Adanya bea siswa
e. Kerjasama dalam bidang penelitian dan pengembangan
20
Daftar Pustaka
Suryana, 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju
Sukses. Penerbit Salemba Empat. Bandung
Danarti D, 2005. Dari Hobi Menjadi Hoki: Peluang Menjadi Jutawan dari Rumah.
Penerbit Andi Yogjakarta.
Prasetijo S, dan Ihalauw. 2004. Prilaku Konsumen. Penerbit Andi Yogjakarta.
Setiati, 2005. Memenangkan Pasar dengan Produk Unggulan. Penerbit Andi
Yogjakarta
Freddy Rangkuti, 2002. Analisis SWOT. Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Download