MEMBANGUN SIKAP DAN MENTAL WIRAUSAHA Oleh : Abd. Wahab Hasyim Latar belakang Dunia dewasa ini semakin disesaki oleh berbagai masalah (ekonomi, sosial, budaya, lingkungan fisik, demokrasi, dan hak azazi manusia). Manusia terjepit oleh pertarungan berbagai kepentingan lokal, regional, maupun global. Kepentingan ekonomi dan bisnis merupakan hal yang memiliki tensi tinggi pertarungan tersebut. Ekonomi dan bisnis semakin menjadi sumbu konflik lokal, regional, maupun international. Pelaku ekonomi dan bisnis bisa menjadi “buas” atau “ramah” tergantung tergantung pada manfaat dan faedah yang diincar. Lingkungan persaingan yang sangat kompetetif, memaksa setiap pelaku bisnis harus meningkatkan kapasitas kewirausahaannnya. Diskusi tentang kewirausahaan telah banyak dilakukan, baik kalangan kampus maupun para praktisi. Kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari banyak orang memandang bahwa kewirausahaan itu sama dengan melakukan tambahan atau ekspansi terhadap sesuatu yang sudah dimiliki. Paham seperti ini, sesungguhnya tidak benar karena kewirausahaan dapat dilakukan bukan hanya para usahawan tetapi seseorang yang memiliki jiwa, mental dan sikap ingin maju yang berlandaskan pada daya berpikir kreatif dan dapat bertindak inovatif, dalam rangka ekspansi hidup dan usahanya. Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki mental dan sikap kewirausahaan; yaitu orang yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen); berinisiatif (energik dan 1 2 percaya diri); memiliki motivasi berprestasi ( berorientasi hasil dan berwawasan ke depan); memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil beda); dan berani dengan tantangan (menghadapi resiko). Menurut Danarti (2005), dalam usaha mewujudkan wirausaha yang handal dan berhasil, seseorang harus memiliki sikap dan mental pejuang. Artinya, bahwa untuk meraih suatu keberhasilan seseorang harus memiliki sikap dan mental yang berani berhadapan dengan resiko-resiko yang mungkin dan akan dihadapi. Dengan menggunakan cara berpikir kreatif dan inovatif, seorang usahawan harus mampu mencari/mendapatkan dan kemudiaan memanfaatkan potensi sumberdaya dan sumberdana untuk menghasilkan sesuatu yang baru yang memberikan nilai tamah (value added). Optimis dan berani harus menjadi faktor utama dari mental dan sikap seorang wirausaha, karena seorang pesimis akan selalu menemukan kesulitan dalam setiap kesempatan, sedangkan seorang yang selalu optimis dalam memandang dan menjalankan usahanya akan selalu menemukan kesempatan dalam setiap kesulitan (Jaks. LP). Inti dari kewirausahaan adalah, bagaimana seseorang dapat mencurahkan segala kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berpikir kreatif dan inovatif untuk menciptakan peluang. Menurut Walter D. Scott, keberhasilan atau kegagalan suatu usaha bisnis lebih disebabkan oleh sikap mental daripada kapasitas mental. Sedangkan George Shinn, menyatakan sikap positif tidak akan hanya mengubah hidup seseorang, tetapi juga akan mengubah dunia. Mungkin banyak diantara yang hadir ini berpendapat bahwa seseorang bisa sukses dalam berusaha karena memang dari “sononya” sudah memiliki bakat berwirausaha. Pendapat ini tentu saja tidak salah meskipun tidak seraus persen benar. Tidak dapat dimungkiri, pendidikan dan kebiasaan dalam keluarga memegang peranan penting dalam membentuk karakter seseorang. Sebuah 3 keluarga yang dalam kesehariannya selalu melakukan wirausaha, akan dapat mempengaruhi mental dan sikap anak-anak keluarga tersebut sejak kecil. Anakanak dalam keluarga tersebut akan melihat bagaimana orang tua mereka bekerja dan mencari uang, sehingga menduplikasi mental dan sikap mereka untuk meniru apa yang selalu dilakukan oleh orang tuanya. Bagi kita yang berasal dari keluarga yang tidak memiliki latar belakang wirausaha, tak perlu berkecil hati. Banyak pengusaha yang berlatar belakang jauh dari keluarga bisnis, tetapi dapat berhasil mengembangkan usahanya. Jadi bakat bukan satu-satunya faktor yang membuat orang berhasil dalam usaha. Masih banyak faktor lain yang dapat membuat orang berhasil, kalau melalui latihan dan keberanian. What, apakah yang akan diproduksi. Pelaku bisnis selalu berpikir produk apa yang akan diproduksi, barang apa yang dapat dijual ke pasar dan dapat dibeli konsumen. 1. Tujuan suatu barang diproduksi. 2. Harapan-harapan tentang barang tersebut diproduksi; 3. Program-programnya; dan 4. Prinsip-prinsip barang tersebut diproduksi. Who, untuk siapa suatu produk diproduksi. Untuk masyarakat berpendapatan berpendapatan marginal atau the have, untuk agent, bisnis, device, employes, family, atau government. Antara perusahaan dengan negara, atau government to government (G to G). Yang perlu diperhatikan para wirausaha adalah menyangkut: 1. Tujuan nasional 2. Regional 3. Lokal/ domestik, atau 4. Ekspor. 5. Tingkat ketepatan dan pengalaman. 4 Where, dimana kegiatan bisnis dilakukan. Apakah dekat dengan bahan baku (raw materials); dekat dengan pasar; atau dekat dengan konsumen. Kegiatan bisnis dilakukan di kawasan perkotaan, atau di wilayah pedesaan. Kenyamanan akses perjalanan barang dari kantong/tempat produksi sampai ke pasar/konsumen. Why, mengapa produk tersebut diproduksi. Apakah permintaan konsumen, masyarakat umum yang sangat membutuhkan, ataukah karena permintaan untuk kepentingan politik, kepentingan kelompok/golongan. Kebutuhan jejaring (networking) sesama perusahaan kecil/besar dan memiliki kapasitas menawarkan produk yang dihasilkan. Yang menjadi fokus perhatian dimensi Why, adalah : 1. Barang yang diproduksi tersebut harus bermanfaat untuk konsumen 2. Memproduksi barang karena untuk kepentingan 3. Memenuhi kebutuhan individu, kelompok, atau masyarakat 4. Untuk kebutuhan tertentu When, bilamana suatu barang diproduksi. Payung hujan diproduksi secara massal pada saat memasuki musim hujan. Perang yang berkecamuk dalam suatu negara atau wilayah, akan memaksa industri/pabrik senjata meningkatkan volume produksi. Dimensi When, memandang waktu sebagai hal yang paling strategi dalam meningkatkan produksi barang dan jasa. Pengertian Kewirausahaan Pengertian wirausaha sangat banyak dikemukakan para ahli, dan sudah tentu pengertian yang dikemukakan itu lebih mengarah kepada pendekatan yang dipakainya, namun demikian umumnya memiliki hakekat yang sama yaitu merujuk pada sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan tangguh (Peter F. Drucker, 1994). 5 1. Drucker, 1994; kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different thing). 2. Zimmerer, 1996; kewirausahaan adalah penerapan kreaktifitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. 3. Steinhoff dan Burgess, 1993; Wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. 4. Sri Edi Swasono, 1978; Wirausaha adalah pelopor dalam binis, inovator, penanggung resiko, yang mempunyai visi ke depan, dan memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang usaha. 5. Prawirokusumo, 1997; Wirausaha adalah mereka yang melakukan upayaupaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumberdaya untuk menemukan peluang (opportunity), dan perbaikan (preparation) hidup. 6. Ahmad Sanusi, 1994; kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam prilaku yang dijadikan dasar sumberdaya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis. 7. Secara epistimologi; kewirausahaan merupakan nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative). Mengacu pada tuju (7) pengertian di atas, wirausaha dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumberdaya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai barang barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko. 6 Keberhasilan Wirausaha Jika ingin berhasil, maka seseorang entrepreneur atau wirausaha dalam menjalankan kegiatan usahanya harus memiliki sepuluh (10) sikap mental, sebagai berikut : 1. Kepemimpinan, seorang wirausaha harus memiliki mental dan sikap kepemimpinan untuk menunjukan arah yang akan diambil dalam melakukan usaha, mampu membuat keputusan yang tegas dilandasi rasa percaya diri dan pemikiran yang mantap yakin pada dirinya, berpikiran bebas dan bersikap independent. Ia harus selalu bersifat optimis dalam memandang masa depan dari setiap usaha yang dijalankan, dan akan atau mungkin dijalankan. Terkait kepemimpinan yang ada pada dirinya harus berkualitas dan dinamis, selalu memandang positif terhadap masa depan. Memiliki kompetensi komunikasi, dapat menerima kritik dan masukan, dan selalu bersikap positif terhadap semua lawan dan teman bicara. Sikap mental yang fleksibel ini akan dapat “memungut” banyak ide dari lingkungan kerja dan sahabat, sehingga ada anggapan bahwa dengan cetusan ide dari orang akan dapat dibina menjadi “mangkuk” emas yang menghasilkan “batangan-batangan” emas. 2. Disiplin, seorang wirausaha harus memiliki kepribadian yang disiplin. Memang banyak dari generasi sekarang sikap mental disiplin ini sudah sangat meluntur, padahal disiplin merupakan modal pokok untuk menjadi wirausaha yang sukses. Seorang pengusaha dituntut bisa merancang apa yang harus dikerjakan saat ini, esok, bahkan sampai waktu yang lebih panjang lagi. Ia harus menetapkan target pencapaian dan berupaya keras meraihnya tepat waktu. Jika tidak, peluang itu akan diambil orang lain. Peluang yang sama tidak mungkin datang yang kedua kali. 3. Keberanian mengambil resiko, setiap usaha selalu berhadapan dengan masa depan, dan masa depan selalu mengandung resiko (risk) dan ketidakpastian (uncertainty). Seorang wirausaha (entrepreneurship), yaitu orang yang harus 7 senantiasa berani menghadapi dan menanggung resiko dan menganggap bahwa lebih tinggi resikonya maka lebih tinggi kemungkinan untung yang akan diperoleh perusahaan. Jadi dalam menghadapi resiko, harus dianggap bahwa resiko tersebut adalah tantangan untuk lebih memacu meningkatkan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan bukan merupakan halangan. Memulai usaha tentu membutuhkan keberanian ekstra. Tantangan terberat justru datang dari diri sendiri. Sejak mau memulai usaha akan banyak pertanyaan yang muncul dibenak kita, Apakah usaha ini berhasil ? Apakah ini usaha yang saya inginkan? Akankah ada pembelinya? Bagaimana kalau gagal? Seberapa kerugian saya? Bagaimana mengatasi persaingan? Inilah pertanyaanpertanyaan yang akan muncul dibenak kita. Jika semakin dipertimbangkan, kita menjadi semakin ragu untuk melangkah. Pendiri Primagama Purdi E. Chandra dengan prinsip 4B (berani mimpi, berani mencoba, berani sukses, dan berani gagal). Awal berdiri Primagama hanya 2 orang siswa, sekarang siswa Primagama hampir sama dengan yang masuk di PTN. Mimpi Bill Gates, adalah sebuah komputer di atas meja pada setiap rumah, kini Bill menjadi entrepreneur terkaya di di AS. Kolonel Sanders harus memulai kesuksesannya setelah gagal menawarkan resep ayam goreng di 1.018 restoran di Amerika. Baru pada restoran ke 1.019 ia berhasil menjualnya. Sekarang siapa yang tidak kenal KFC. Thomas Alfa Edison, harus mencoba 10.000 kali sebelum berhasil menciptakan bola lampu pijar. Jadi kalau baru gagal 1, 2 kali, jangan mundur karena dunia belum kiamat. 4. Sikap keaslian ide dan kreatif, seorang wirausaha selalu memikirkan tentang konsep asli atau original dan mempunyai pemikiran yang kreatif serta selalu mencoba memperbaharui barang-barang dan jasa yang telah diciptakan dan ditunjukan di pasaran. Harus jeli menangkap peluang yang tidak bisa dilihat 8 orang lain. Kreatif harus selalu memiliki ide-ide cemerlang yang umumnya di luar nalar orang-orang biasa. 5. Motivasi tinggi; motivasi adalah modal dasar yang esensial bagi seorang wirausaha. Motivasi adalah energi, seorang wirausaha akan selalu bekerja keras dan mempunyai keinginan dan semangat baja untuk terus bekerja dan berusaha, selain tahan banting dan bersunguh-sungguh dalam daya usahanya. Di samping itu setiap wirausaha mempunyai orientasi keuntungan dan sangat mementingkan pencapaian tujuan dan hasil dari upaya untuk keberhasilan menyeluruh. Dengan motivasi tinggi, seorang wirausaha tidak akan cepat menyerah bila mengalami satu dua kali kegagalan, karena kegagalan adalah proses menuju keberhasilan. 6. Ketahanan mental yang kuat; seorang pengusaha harus tahan uji dan banting, karena dalam melakukan usahanya dia akan berhadapan dengan banyak tantangan yang mungkin belum diprediksikan sebelumnya. Pengalaman dan usia seringkali menentukan kematangan pribadi seseorang dalam hal ketahanan mental. Stres adalah salah satu bentuk lemahnya ketahanan mental, akibat didera berbagai tekanan yang menyangkut usaha bisnis. Kadar stress yang tinggi dapat menimbulkan depresi yang bila tidak diatasi dapat menimbulkan kemungkinan yang sangat fatal. Contoh : Ivan Krueger pemegang monopoli di AS mati bunuh diri. Charles Schwah, presiden baja terbesar AS mati bunuh diri setelah 5 tahun bangkrut. Hidup harus dimaknai dengan mental, ibarat pohon semakin tinggi batangnya, terpaan angin akan semakin kencang. Makin besar usaha, otomatis tantangan yang dihadapi semakin besar. Pohon yang kuat menahan badai pastilah pohon yang kokoh karena memiliki akar yang dalam, yang mampu mencengkram tanah dengan kuat. Seperti akar, ketahanan mental baja adalah modal dasar bagi anda sebagai pemilik usaha yang sedang tumbuh dalam menghadapi tantangan seberat apapun. Kita bisa bercermin dari kisah hidup Abraham Lincoln, sebagai berikut: 9 Tahun 1832 kehilangan pekerjaan; Kalah dari pencalonan anggota legislatif tahun 1832; gagal dalam bisnis tahun 1833; kehilangan kekasih karena meninggal tahun 1835; mengalami gangguan urat syaraf tahun 1836; gagal menjadi ahli pidato tahun 1838; kalah dalam pencalonan sebagai anggota kongres 1843; tahun 1848 gagal lagi sebagai anggota kongres; ditolak menjadi pegawai negeri tahun 18849; tahun 1854 gagal sebagai anggota senat; kalah dalam pencalonan menjadi wakil Presiden tahun 1856. Kalah lagi sebagai anggota senat tahun 1858. dengan mental baja yang tak pernah surut tahun 1860 berhasil menjadi Presiden Amerika Serikat. 7. Berpikr positif; berpikir positif membuat hidup lebih indah badan pun jadi lebih sehat, dan pikiran akan cerdas dalam menikmati hidup dan bergairah dalam menghadapi tantangan. Seseorang yang selalu berpikir positif akan selalu memaknai bahwa segala tantangan, hambatan, bencana, dan hal-hal yang tidak menyenangkan yang dialami dalam perjalanan hidup dan usahanya adalah sebagai suatu realitas yang harus dihadapi. Bukan sesuatu yang negatif, karena itu perlu mencari solusi untuk keluar dari berbagai tantangan itu. Kemampuan untuk memandang sikap masalah dari sudut pandang positif perlu dikembangkan sebelum kita terjun dalam dunia usaha. 8. Inteleqensia Memadai; inteleqensia merupakan unsur kecerdasan. Dalam mewujudkan usaha bisnis, kecerdasan merupakan faktor penting yang harus ada pada pelaku bisnis. Dengan kecerdasan seseorang dapat meningkatkan pengetahuan dan keahliannya dalam berwirausaha. Dalam mengambil keputusan untuk pengembangan usaha bisnis, seseorang akan diperhadapkan dengan banyak masalah, banyak pilihan, dan banyak pertimbangan yang memiliki kriteria-kriteria yang beragam, karena itu faktor inteleqensi sangat dituntut pada seorang pengusaha. Pengusaha adalah pekerja otak bukan pekerja otot. Seorang wirausaha juga selain memiliki kemampuan rasional juga 10 setidaknya memiliki kemampuan natural dalam kiat-kiat dan kepribadian mengembangkan bisnisnya. 9. Memiliki etika; di dalam mengembangkan usaha bisnis, pengusaha harus memiliki etika atau norma-norma berbisnis. Contoh pembajakan karya-karya orang lain untuk meraih keuntungan yang besar, adalah bertentangan dengan norma dan aturan hukum. Pembajakan tenaga professional dari perusahaan lain dengan iming-iming gaji yang besar. Mendirikan pabrik produk tertentu di lokasi yang bertentangan dengan masyarakat adat, budaya, dan kepercayaan/agama masyarakat setempat. Persoalan etika ini yang harus dipegang oleh setiap pengusaha agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. 10. Berjiwa sosial; seorang wirausaha harus memiliki jiwa sosial yang dapat melakukan interaksi sesama, penjual, dan pembeli. Sikap berempati, dan bisa bergaul dengan siapa saja, merupakan kesempatan/peluang untuk melakukan promosi, bukan saja mempromosikan produk tetapi juga mempromosikan citra diri positif kepada calon konsumen. Dalam pandangan Sharon Kahn dan Philip Lief, menyatakan keberhasilan seseorang dalam melakukan usaha bisnis, sangat ditentukan oleh ambisi dan kapasitas orang tersebut untuk mampu dan dapat memanfaatkan setiap peluang/kesempatan walaupun dalam keadaan yang sangat kecil. Untuk menuju ke kapasitas optimal dalam berusaha, pengusaha harus memiliki : 1. Selalu percaya diri dan memiliki ketegasan 2. Keyakinan, keberanian, optimis, dan kemauan dalam mengambil resiko terkendali 3. Kemampuan bekerja keras, tekun, dan sifat perfeksionis 4. Ambisi, kegigihan, semangat, dan komitmen terhadap tujuan 11 5. Kepemimpinan, kemampuan membuat keputusan, efisiensi, dan pendelegasian wewenang 6. Semangat kerjasama dan kepedulian terhadap orang lain 7. Kemampuan untuk memecahkan masalah :kreatif, inovasi, dan prilaku organisasi 8. Fleksibilitas dan kemampuan adaptasi 9. Kejujuran, integritas, komitmen pada standar mutu tinggi 10. Kejelian, kepandaian, dan penilaian yang baik Keberhasilan berwirausaha juga tidak lepas dari kekuatan pengambilan keputusan strategis pada tingkat korporat atau unit bisnis. Hal ini dimaksudkan agar dampak atau kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada kinerja perusahaan dapat diketahui. Proses analisis strategis perusahaan dapat dilihat sebagai berikut : Tabel. Proses Analisis Strategis STRATEGIS DI TINGKAT KORPORAT STRATEGIS DI TINGKAT UNIT BISNIS Analisa Portofolia Perusahaan Analisis hubungan antara posisi strategis keseluruahan dalam kaitannya dengan bisnis saat ini, dengan kemungkinan kekuatan dan daya tarik industri strategis berkut ancamannnya sesuai dengan priode waktu perencanaan Identifikasi kinerja perusahaan, apabila Menguji kemungkinan hasilnya portofolio dikelola secara tepat Bandingkan kinerja yang diproyeksikan Bandingkan hasilnya dengan alternatif dengan kinerja yang ada saat ini. tujuan untuk mengetahui kesenjangan Sehingga dapat dikenali kesenjangannya yang ada Identifikasi alternatif portofolio dengan Identifikasi alternatif strategis, sehingga berbagai kombinasi strategi pada tingkat kesenjangan dapat dikurangi unit bisnis Evaluasi berbagai alternatif dan pilihan Evaluasi berbagai alternatif dan pilihan strategis strategi 12 Kegagalan Wirausaha Kegagalan kegiatan berwirausaha dapat terjadi pada saat sebelum terjadi kegiatan perusahaan dan dapat terjadi pada saat menjalankan perusahaan. Sebelum memulai perusahaan, kegagalan usaha terjadi karena : 1. Memulai usaha tanpa penelitian dan perencanaan; seseorang yang dalam rencana usahanya tidak melakukan kajian dan penelitian yang mendalam tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana melakukannya, maka dia akan mendapatkan perusahaannya tidak memiliki pasaran dan margin keuntungan yang cukup. Penelitian dan kajian tentang pemasaran, teknik produksi, dan keuangan, merupakan aspek yang amat penting untuk memulai perusahaan. 2. Kesalahan memilih lokasi; pengusaha yang memasuki pasar karena tergesagesa atau karena latah-latahan, tidak menguntungkan bagi pengembangan usahanya, karena mungkin lokasi tersebut peminat dan konsumen telah memiliki langganan permanen, sehingga akan sulit bagi usaha meningkatkan volume penjualan. Penentuan lokasi usaha merupakan faktor penting karena bergantung pada jenis produk dan keperluan konsumen yang tinggal di dekat lokasi tersebut. 3. Tidak cukup modal dan alokasi yang tepat; seorang pengusaha yang tidak mampu membuat estimasi alokasi dana dapat menyebabkan perusahaannya pada setiap saat akan kekurangan modal, dan selanjutnya kegiatan perusahaan akan mengalami kegagalan. 4. Kesalahan menilai dalam mengambilalih perusahaan; pengusaha yang kurang berpengalaman akan menilai stok perusahaannya pada harga pembeliannya apabila mengambilalih perusahaan. 5. Tidak memiliki kompetensi manajerial, terutama pengetahuan untuk merencanakan, mengelola dan menjalankan usaha bisnis. 6. Kurang/tidak berpengalaman memvisualisasikan usaha, dalam kemampuan kemampuan teknik, kemampuan mengkordinasikan, ketrampilan 13 mengelolah sumberdaya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan. 7. Kurangnya pengawasan peralatan, sehingga tidak tercapai efisiensi dan efektifitas Kesalahan dalam Menjalankan Usaha 1. Manajemen uang tunai yang tidak efisien; pengusaha yang tidak mampu merancang cash flows dengan baik, maka setiap saat akan kekurangan uang dan hal ini dapat menghambat kegiatan usaha. 2. Manajemen kredit yang lunak; pengusaha yang lemah dalam mengatur penjualan secara kredit dapat berakibat pada membengkaknya hutang piutang perusahaan karena pelunasan kredit dari penghutang sangat lambat, dan ini dapat menghambat kegiatan usaha. 3. Kesalahan meminjam tanpa pertimbangan; pinjaman uang mendapatkan modal usaha harus diatur secara seimbang antara pengembalian dan hasil yang dicapai dalam operasi perusahaan nanti, kesalahan dalam hal ini dapat mempengaruhi kegiatan usaha. 4. Kelemahan perputaran stok; keuntungan perusahaan tergantung pada perputaran turnover persediaan menjadi penjualan, uang kas dan pembelian. 5. Kesalahan menggunakan ruang dagang; pengusaha harus mampu mengatur barang-barang dalam Toko berdasarkan stok yang ada. 6. Terlampau banyak membeli untuk memperbaiki diskont 7. Pemborosan untuk belanja dan memperbaiki Toko; modal yang dikeluarkan untuk memperbaiki Toko yang baru dapat mengganggu stok dana yang selanjutnya berpengaruh pada kegiatan usaha. 8. Kegagalan menyimpan catatan perusahaan; catatan transaksi harian, mingguan, bulanan dan tahunan, harus menjadi informasi bagi pengembangan usaha. 9. Perkembangan perusahaan yang melampaui kemampuannya; perkembangan usaha harus seimbang dengan kemampuan pasar, modal, dan tenaga kerja. 14 10. Mutu jasa yang semakin menurun; kualitas produk harus selalu dipertahankan. Perusahaan yang tidak mampu mempertahankan kualitas akan gagal Sikap Menghadapi Usaha Mengembangkan wirausaha seseorang akan berhadapan dengan banyak hambatan, yang ringan maupun yang berat. Hambatan atau kendala terberat biasanya datang dari diri sendiri, dan ini merupakan sikap yang sangat menghambat wirausaha. Sikap yang menghambat tersebut adalah : 1. Sikap terhadap usaha rumahan, walaupun banyak usahawan berhasil memulai dari rumah, namun orang masih menganggap rendah terhadap usaha rumahan. Contoh. Mooryati Soedibyo memulai usaha jamunya dengan menggunakan garasi mobil di rumah dengan 2 tenaga kerja. Kini PT Mustika Ratu telah mejadi raja jamu Kosmetika dengan tenaga kerja 3000. Majalah Femina juga dimulai dari garasi rumah. 2. Sindrom Formalitas; banyak orang mau memulai usaha dengan meletakan prestise sebagai ujung tombak. Yaitu usaha harus bernaung di bawah Perseroan Terbatas (PT), kantor bagus, memiliki fasilitas yang lengkap, terletak di jalan protokol, banyak staf dengan sekertaris. Padahal formalitas menjadi nomor paling akhir dari sebuah kesuksesan. Mestinya raih sukses dulu baru menjadikannya formal. 3. Sindrome “takut gagal” ; Dream big, start small, action now (mimpi boleh digantung setinggi langit, tetapi yang lebih penting adalah mewujudkan mimpi tersebut. Mimpi akan tetap menjadi mimpi kalau tidak dibuat menjadi kenyataan. Pepatah China, perjalanan sejauh 1.000 mil dimulai dari satu langkah. Ketika memulai usaha, hambatannya besar. Tapi ketika sudah jalan akan terasa ringan. Sikap Yang Mendukung Keberhasilan 1. Berpikir sederhana tetapi penuh perhitungan. Dalam wirausaha kita harus memulai dari apa yang menjadi keahlian kita. 15 2. Selalu mencari peluang dan bersikap panjang akal 3. Temukan hal-hal baru 4. Antusias tetapi jangan ngawur Lingkungan Usaha Yang Lebih Luas Ekonomi Makro: *control keuangan dan fiskal *kebijakan perdagangan *Kebijakan industri *Kebijakan keuangan Pemerintah & Politik *Proses legislative & pembuatan kebi Jakan * Peradilan *Keamanan dan stabilitas Peraturan&Birokrasi Lingkungan DU * hukum, peraturan, keamanan * Perpajakan * Lisensi &perijinan * Standar produk * Perlind. konsumen Pasar: Pelanggan, Buruh, BB, Peralatan, UKM, jaringan informasi, modal, lokasi Pengaruh Luar * Perdagangan * Bantuan * Kecenderungan/selera * Tekhnologi * Informasi Masyarakat dan Budaya Layanan Pemerintah * Layanan dasar, kesehat an, pendidikan * Infrastruktur * Fasilitas umum * Layanan keamanan Intervensi dengan Biaya pemerintah: * layanan keuangan * jasa pengembangan usaha Kondisi Alam * Sumberdaya alam * Demografi * Selera konsumen * Prilaku dalam usaha * Cuaca * Siklus pertanian Terdapat lima keuntungan bisnis, yaitu : efisiensi, efektifitas, jangkauan, struktur, dan peluang. 1. Efficiency; manfaat yang paling tepat dan yang harus diperhatikan oleh pengusaha dalam mengelolah usahanya adalah menjaga tingkat efisiensi. Efisiensi bisa dilakukan pada unit-unit yang dapat dikendalikan yang tidak terkait dengan kualitas produk. Penghematan listrik di kantor TU, penghematan air, penghematan transportasi. 2. Efektifitas; manfaat yang harus diperhatikan adalah tercapainya efektifitas dari segala kegiatan usaha. Sebuah usaha dikatakan efektif jika mencakup : 16 kegunaan; ketepatan dan obyektifitas; ruang lingkup; efektifitas biaya; akuntabilitas; ketepatan waktu. Ketepatan waktu Kegunaan Efektifitas biaya Efektivitas perencanaan Ketepatan dan Obyektifitas Akuntabilitas Ruang lingkup Gambar. Kriteria penilaian efektifitas suatu perencanaan 3. Reach; Pengusaha-pengusaha kecil juga dituntut harus memiliki kemampuan dalam memperluas jangkauan dan ruang gerak perusahaan. Kemampuan ini diharapkan dapat membuat terjadinya perluasan pemasaran hasil produk, baik di level domestik/lokal maupun di tingkat antar pulau, antar kota, bahkan orientasi ekspor. Karena perkembangan suatu usaha akan bergantung kepada kesuksesan usaha memasarkan barangnya. Terdapat kaitan yang erat diantara luasnya pasar dengan besarnya perusahaan. Yaitu semakin luas pasar semakin besar pula perusahaan. 4. Struktur; manfaat lain dari usaha yang harus dikembangkan setiap pengusaha kecil adalah perlu adanya produk-produk hasil konvergensi sehingga produk yang dihasilkan tidak berdiri sendiri. 17 5. Opportunity; terbukanya peluang lebar bagi setiap pengusaha kecil untuk dapat melakukan berbagai inovasi yang terkait dengan pengembangan usaha produk, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan trend yang terjadi. Peran Pihak dalam Berwirausaha Keberhasilan usaha sangat ditentukan oleh sumberdaya manusia (sebagai subyek dan obyek) dalam memberlangsungkan aktifitas perusahaan. Berbagai pihak harus dilibatkan, bila perusahaan menginginkan mencapai tujuan maksimal. Dalam pandangan E. Porter dalam Rangkuti (2002), pihak-pihak yang memiliki kekuatan persaingan industri, adalah : 1. Pemegang saham a. Memiliki daya tahan yang baik serta dapat berkembang dalam berbagai situasi ekonomi b. Memiliki perusahaan dengan struktur sehat c. Manajemen profesional diterapkan secara ketat dalam perusahaan d. Tingkat laba yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis milik pengusaha lain e. Manajer memiliki karakter yang manusiawi 2. Karyawan a. Mendapatkan gaji dan kesejahteraan yang layak b. Dalam bekerja selalu merasa aman dan nyaman c. Terjamin kesehatan dan perlindungan hari tua d. Pendidikan dan pelatihan yang baik e. Tersedia kesempatan untuk mengembankan karier f. Lingkungan kerja yang kondusif g. Hubungan kerja sesama selalu terjalin baik 18 3. Pemasok a. Spesifikasi orderan yang jelas dan waktu pesanan yang tepat b. Prosedur pengadaan sederhana, penerimaan barang, dan kecepatan pembayaran c. Mempunyai pelanggan tetap 4. Penyalur a. Kesenambungan pasokan sesuai kebutuhan pasar b. Tingkat laba yang cukup c. Prosedur pembelian yang sederhana, dan pembayaran yang gampang d. Kualitas baik dan harga terjangkau e. Hubungaan dagang yang saling menguntungkan 5. Pemakai a. Mutu berkualitas dan harga terjangkau b. Kesinambungan dan tersedianya produk di pasar c. Pelayanan dan purna jual yang baik 6. Pemerintah a. Terjaminnya kesejahteraan dan keselamatan kerja karyawan b. Ikut menciptakan lapangan kerja c. Pembayaran pajak yang benar d. Penanggulangan pencemaran lingkungan e. Berpartisipasi dalam pembangunan daerah sekitar, koperasi dan pembinaan industri kecil f. Alih tekhnologi dan pengembangan yang tepat guna 7. Masyarakat a. Mendapatkan manfaat dari kehadiran perusahaan b. Memberikan kontribusi pada pembangunan sarana sosial kemasyarakatan 19 c. Tidak menimbulkan dampak yang merusaka lingkungan ekologi, ekonomi, atau pranata sosial d. Memberikan kontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran 8. Pesaing a. Beralihnya konsumen dan penyalur b. Tidak terjadinya persaingan harga c. Dapat memasuki dan menguasai daerah pemasaran 9. Keuangan a. Likuiditas dan arus kas yang kurang sehat b. Profitabilitas kurang baik c. Solvabilitas yang kurang baik d. Profesionalisme pengelolaan perusahaan e. Karakter manajer yang baik 10.Lembaga Pendidikan a. Penyediaan kesempatan kerja b. Informasi mengenai kebutuhan keahlian c. Kesempatan praktek kerja dan penelitian d. Adanya bea siswa e. Kerjasama dalam bidang penelitian dan pengembangan 20 Daftar Pustaka Suryana, 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses. Penerbit Salemba Empat. Bandung Danarti D, 2005. Dari Hobi Menjadi Hoki: Peluang Menjadi Jutawan dari Rumah. Penerbit Andi Yogjakarta. Prasetijo S, dan Ihalauw. 2004. Prilaku Konsumen. Penerbit Andi Yogjakarta. Setiati, 2005. Memenangkan Pasar dengan Produk Unggulan. Penerbit Andi Yogjakarta Freddy Rangkuti, 2002. Analisis SWOT. Teknik Membedah Kasus Bisnis. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.