pengaruh struktur kepemilikan dan kinerja keuangan perusahaan

advertisement
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BEI
(Skripsi)
Oleh
Ari Ben Lahan
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BEI
Oleh
ARI BEN LAHAN
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris apakah struktur
kepemilikan (yang diproksikan dengan kepemilikan manajemen dan kepemilikan
institusi) dan kinerja keuangan (yang diproksikan dengan ROE) berpengaruh
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010.
Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode purposive
judgment sampling. Berdasarkan karakteristik yang ada, maka didapat 55 sampel
penelitian. Kemudian, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
analisis regresi linear berganda dan sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik
terlebih dahulu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tiga variabel yang diuji yaitu
kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi dan ROE, ada dua variabel yaitu
kepemilikan manajemen dan ROE yang berpengaruh positif secara signifikan
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Sedangkan kepemilikan
institusi tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility.
Kata kunci: Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Kepemilikan
Manajemen, Kepemilikan Institusi, ROE.
Nama
: Ari Ben Lahan
NPM
: 0611031036
No. HP
: 082184242322
Email
: [email protected]
Pembimbing I
: Saring Suhendro, S.E., M.Si., Akt.
Pembimbing II
: Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si.
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Fokus perusahaan pada usahanya dalam peningkatan laba menyebabkan
perusahaan cenderung untuk lebih memberikan perhatian kepada shareholders
dan bondholders, sedangkan pihak lain sering diabaikan. Banyak aksi protes yang
dilakukan oleh elemen stakeholders kepada manajemen perusahaan, mereka
menuntut keadilan terhadap kebijakan upah dan pemberian fasilitas kesejahteraan
yang diterapkan perusahaan. Di lain pihak banyak masyarakat yang protes atas
pencemaran lingkungan akibat limbah atau polusi yang dilepas ke lingkungan,
sehingga menyebabkan hubungan yang tidak harmonis antara perusahaan dengan
lingkungan sosialnya.
Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social Resposibility (CSR)
adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan
perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya
dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum
(Darwin, 2004) dalam Rawi dan Muchlish (2010).
Kepemilikan manajemen memperoleh keuntungan khusus atas biaya CSR dari
pemegang saham lainnya. Struktur kepemilikan modal memegang peranan dalam
penetapan jumlah pengeluaran CSR. Demsetz (1983) dan Fama dan Jensen
(1983) dalam Rawi dan Muchlish (2010) menyatakan tingkat kepemilikan
manajemen yang tinggi cenderung untuk tetap bertahan, dimana manajemen untuk
melakukan program CSR dengan mudah.
Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan
fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kapada pemegang
saham (Heinze, 1976) dalam Hackston dan Milne (1996). Seiring dengan tingkat
profitabilitas yang semakin tinggi pihak manajemen akan lebih leluasa dalam
melakukan pengungkapan pertanggungjawaban sosial.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apakah struktur kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan manajemen
dan kepemilikan institusi mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan
CSR?
2. Apakah kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROE (Return On
Equity) mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan CSR?
3. Apakah struktur kepemilikan (kepemilikan manajemen dan kepemilikan
institusi) dan kinerja keuangan (ROE) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR?
1.3
Batasan Masalah
1. Faktor-faktor yang diteliti yaitu kepemilikan manajemen, kepemilikan
institusi, ROE dan pengungkapan CSR.
2. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang melakukan pengungkapan CSR selama periode
2006-2010.
1.4
Tujuan Penelitian
1. Untuk memperoleh bukti empiris bahwa struktur kepemilikan yang terdiri
dari kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusi berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR.
2. Untuk memperoleh bukti empiris bahwa kinerja keuangan yang
diproksikan dengan ROE (Return On Equity) berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR.
3. Untuk memperoleh bukti empiris bahwa struktur kepemilikan
(kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusi) dan kinerja keuangan
(ROE) secara bersama-sama berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
1.5
Manfaat Penelitian
1.
Bagi investor dan calon investor, yaitu diharapkan informasi yang berhasil
dikumpulkan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi, dan juga dapat
memberikan informasi mengenai faktor-faktor manakah yang lebih dapat
memberikan informasi mengenai keputusan perusahaan dalam melakukan
pengungkapan CSR.
2. Bagi perusahaan, memberikan wacana tentang pentingnya pengungkapan
sosial dalam laporan tahunan, terutama perusahaan manufaktur yang ada di
Indonesia untuk memperhatikan lingkungan alam di sekitar perusahaan
mereka, dalam rangka menjaga alam dan juga untuk mencapai competitive
advantage di dunia bisnis.
3.
Bagi peneliti selanjutnya, bisa dijadikan referensi dalam penelitianpenelitian selanjutnya disamping sebagai sarana untuk menambah
wawasan.
II.
2.1
2.1.1
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
Pengertian Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility (CSR) atau pertanggungjawaban sosial
perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela
mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya
dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi
di bidang hukum (Darwin, 2004) dalam Rawi dan Muchlish (2010).
2.1.2
Pengungkapan CSR (CSR Disclosure)
Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan tahunan
(annual report) perusahaan. Pelaporan kegiatan CSR dapat dilakukan dengan tiga
pendekatan, yaitu pengungkapan (1) pelaporan keuangan, (2) melalui format
terpisah atau (3) melalui sosial (Darwin, 2004) dalam Kartadjumena et al (2011).
2.1.3
Kepemilikan Manajemen (Insider Ownership)
Nurlela (2008) menyatakan bahwa kepemilikan manajemen adalah persentase
kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan komisaris.
Sedangkan menurut Mathiesen (2004), kepemilikan manajer terhadap perusahaan
atau yang biasa dikenal dengan istilah insider ownership ini didefinisikan sebagai
persentase suara yang berkaitan dengan saham dan option yang dimiliki oleh
manajer dan direksi suatu perusahaan.
2.1.4
Kepemilikan Institusi (Institutional Investor)
Komposisi kepemilikan saham memiliki dampak yang penting pada sistem
kendali perusahaan. Namun sebagaimana dalam teori keagenan (agency theory),
perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan
rentan terhadap konflik keagenan, pihak manajemen sebagai agen, mempunyai
kecenderungan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dan hal ini
yang sering menimbulkan konflik dengan pemegang saham sebagai prinsipal.
2.1.5
Kinerja Keuangan (Financial Performance)
Kinerja keuangan adalah salah satu bagian yang sangat penting dalam menilai
sebuah kinerja perusahaan yang menjadi salah satu pertimbangan investor dalam
pengambilan keputusan investasi. Dalam penelitian ini kinerja keuangan diukur
dengan rasio profitabilitas (ROE).
2.1.6
Stakeholder Theory dan Legitimacy Theory
Stakeholder theory menjabarkan tentang pihak-pihak yang berkepentingan pada
perusahaan yang dapat mempengaruhi atau dapat dipengaruhi oleh aktivitas
perusahaan. Teori legitimasi (legitimacy theory) menyatakan bahwa organisasi
secara terus menerus mencoba untuk meyakinkan bahwa mereka melakukan
kegiatan sesuai dengan batasan dan norma-norma masyarakat dimana mereka
berada.
2.1.7
Teori Keagenan (Agency Theory)
Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara pihak pemegang saham dan
pihak manajer perusahaan. Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan
antara kepemilikan dan pengendalian. Adanya perbedaan kepentingan antara
kedua belah pihak dapat menimbulkan konflik keagenan, antara lain yaitu adanya
kemungkinan manajer melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan
keinginan/kepentingan prinsipal. Masalah yang timbul ini biasa disebut sebagai
masalah agensi (Jensen dan Meckling, 1976).
2.2
Pengembangan Penelitian
1. Periode penelitian yang dilakukan terhadap perusahaan yang
mengungkapkan CSR selama tahun 2006-2010.
2. Penggabungan variabel independen dalam penelitian yang berbeda dari
penelitian terdahulu (Rawi dan Muchlish, 2010), yaitu: kepemilikan
institusi, kepemilikan manajemen dan ROE.
2.3
Pengembangan Hipotesis
2.3.1
Pengaruh Kepemilikan Manajemen terhadap Pengungkapan CSR
Perusahaan melakukan pengungkapan informasi sosial dengan tujuan untuk
membangun citra perusahaan dan mendapatkan perhatian dari masyarakat, dalam
hal ini manajemen merupakan pihak yang paling berkepentingan terhadap citra
perusahaan. Fama dan Jensen (1983) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat
kepemilikan manajemen, semakin tinggi pula untuk melakukan program CSR.
H1: Kepemilikan manajemen (insider ownership) berpengaruh positif
terhadap pengungkapan CSR.
2.3.2 Pengaruh Kepemilikan Institusi terhadap Pengungkapan CSR
Perusahaan memerlukan biaya dalam rangka untuk memberikan informasi sosial,
sehingga laba yang dilaporkan dalam tahun berjalan menjadi lebih rendah.
Tingkat kepemilikan institusi yang tinggi sejalan dengan tingkat efektifitas dalam
memonitor perilaku manajemen, sehingga para manajer tidak dapat dengan
leluasa membuat kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan citra perusahaan
dengan mengeluarkan biaya-biaya untuk kegiatan CSR dengan mengorbankan
kepentingan para pemegang saham institusi terhadap return perusahaan yang
berhubungan dengan pembayaran deviden atas saham yang dimiliki oleh mereka.
H2: Kepemilikan institusi (institutional investor) berpengaruh negatif
terhadap pengungkapan CSR.
2.3.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan CSR
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Anwar et al (2010) membuktikan bahwa
kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROE berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR. Semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan maka
semakin besar pengungkapan informasi sosial. Perusahaan melakukan
pengungkapan informasi sosial untuk menjaga keselarasan sosialnya dengan para
stakeholder karena mereka dapat mempengaruhi pendapatan penjualan.
H3: ROE (Return On Equity) berpengaruh positif terhadap pengungkapan
CSR
Kerangka penelitian yang menunjukkan hubungan antara variabel penelitian ini
adalah:
Gambar 1
Kerangka Penelitian
Insider Ownership
(X1)
H1
Institutional Investor
H2
(X2)
H3
Return On Equity
(X3)
Corporate Social
Responsibility
Disclosure
(Y)
III.
3.1
METODE PENELITIAN
Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari perusahaan
go public yang melakukan pengungkapan sosial dalam annual report-nya dan
mempublikasikan pada website resmi perusahaan atau website BEI
(www.idx.co.id) selama tahun 2006-2010. Data kepemilikan perusahaan
diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD).
3.2
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang listing
di Bursa Efek Indonesia secara konsisten pada tahun 2006 sampai dengan tahun
2010. Metode yang digunakan dalam penarikan sampel menggunakan metode
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
karakteristik tertentu.
3.3
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
1. Kepemilikan Manajemen (Insider Ownership)
Kepemilikan manajemen (KM) adalah persentase kepemilikan saham
yang dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan komisaris suatu
perusahaan (Nurlela, 2008).
2. Kepemilikan Institusi (Institutional Investor)
Kepemilikan institusi (KI) menunjukkan persentase saham yang
dimiliki oleh pihak institusi atau lembaga dan masyarakat umum atas
nama perorangan diatas 5% yang tidak termasuk kedalam golongan
kepemilikan insider (Rawi dan Muclish, 2010).
3. ROE (Return On Equity)
ROE (Return On Equity) merupakan ukuran kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas
perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
ekuitas (shareholders equity) yang dimiliki oleh perusahaan (Widodo,
2007).
2. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
resposibility disclosure). Pengungkapan CSR diukur dengan
menggunakan Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI).
3.4
Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
b. Uji Multikolonieritas
c. Uji Autokorelasi
d. Uji Heteroskedastisitas
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan
model analisis regresi berganda dengan signifikansi α = 0,05.
CSRDI = a + b1KM + b2KI + b3ROE +e
Keterangan:
CSRDI
: Corporate Social Responsibility Disclosure Index
KM
: Kepemilikan Manajemen (Insider Ownership)
KI
: Kepemilikan Institusi (Institutional Investor)
ROE
: Return On Equity
a: Konstanta
b: Koefisian regresi
e: Error
Analisis terhadap hasil regresi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Koefisien Determinasi (R2)
2. Uji Signifikansi Model (uji F)
3. Uji signifikansi parameter individual (uji t)
IV.
4.1
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Objek Penelitian
Dalam penelitian ini objek penelitian dipilih dengan metode purposive sampling
dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Objek penelitian
dipilih dari perusahaan yang mengeluarkan annual report dan
mempublikasikannya pada website BEI dan website resmi perusahaan. Kemudian
dari perusahaan-perusahaan yang menerbitkan annual report, dipilihlah
perusahaan yang memiliki data kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusi
selama lima tahun berturut-turut (2006-2010).
4.2
Statistik Deskriptif
Tabel 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
KM
55
.01
25.61
4.8485
7.81922
KI
55
12.32
87.27
58.5598
22.23582
ROE
55
-49.81
26.75
7.9171
11.69135
CSRDI
55
23.08
70.51
48.2756
14.47052
Valid N (listwise)
55
Sumber: Lampiran 4
Berdasarkan data dari tabel 3 dapat dijelaskan bahwa:
1.
Jumlah pengamatan pada perusahaan manufaktur dalam penelitian ini
sebanyak 55 observasi.
2.
Rata-rata (mean) kepemilikan manajemen adalah 4,8485 (4,8%), ini
menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kepemilikan manajemen pada
perusahaan manufaktur cukup rendah. Dengan persentase kepemilikan
manajemen minimum sebesar 0,01% dan maksimum 25,61 %.
3.
Variabel kepemilikan institusi memiliki nilai minimum 12,32%; nilai
maksimum 87,27%; rata-rata (mean) 58,56%. Data ini menunjukkan bahwa
kepemilikan institusi relatif lebih tinggi dibandingkan kepemilikan
manajemen.
4.
Variabel ROE (Return On Equity) memiliki nilai minimum -49,81%; nilai
maksimum 26,75% dan rata-rata (mean) 7,92%. Walaupun ada return yang
negatif namun sebagian besar perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
memiliki ROE yang positif. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata yang masih
positif.
5.
Variabel CSRDI (Corporate Social Responsibility Disclosure Index)
memiliki nilai minimum 23,08%; nilai maksimum 70,51%; rata-rata (mean)
48,28%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan melakukan 37
hingga 38 pengungkapan tiap tahunnya. Dengan jumlah terkecil sebanyak
18 pengungkapan dan jumlah terbesar sebanyak 55 pengungkapan.
4.3
1.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Gambar 2
Sumber: Lampiran 4
Grafik plot di atas menggambarkan bahwa nilai residual atau error term
berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari gambar grafik yang menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
2. Uji Multikolonieritas
Tabel 2
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficients
a
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
KM
.879
1.137
KI
.970
1.031
ROE
.857
1.167
a. Dependent Variable: CSRDI
Sumber: Lampiran 4
Hasil pengujian tolerance menunjukan tidak ada variabel bebas yang memiliki
nilai tolerance < 0,10. Hasil perhitungan VIF juga menunjukan bahwa tidak ada
satu variabel bebas yang memiliki nilai VIF > 10. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antara variabel dalam model
regresi.
3. Uji Autokorelasi
Tabel 3
Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Model
1
R
.715
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
a
.511
.482
10.40982
Durbin-Watson
1.820
a. Predictors: (Constant), ROE, KI, KM
b. Dependent Variable: CSRDI
Sumber: Lampiran 4
Dari tabel diatas dapat diketahui DW sebesar 1,820 dari jumlah sampel 55 dengan
variabel berjumlah 3 ( n = 55, k = 3 ) dan tingkat signifikansi 0,05. Dengan data
tersebut maka batas dL = 1,452 dan dU = 1,681.
Tabel 4
Interpretasi Hasil Autokolerasi Durbin-Watson
Nilai d
Keterangan
0 < d < 1,452
ada autokorelasi
1,452 < d < 1,681
no decision
2,548 < d < 4
ada autokorelasi
2,319 < d < 2,548
no decision
1,681 < d < 2,319
tidak ada autokorelasi
Sumber: Lampiran 4
Dari hasil pengujian autokorelasi di atas, maka dapat dinyatakan hasil uji
autokorelasi dengan nilai Durbin-Watson sebesar 1,820 dimana nilai d lebih dari
1,681 dan kurang dari 2,319. Hal ini berarti hasil pengujian menghasilkan
kesimpulan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan apakah dalam model regresi terjadi kesamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Gambar 3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Lampiran 4
Berdasarkan scatterplot dalam penelitian ini, dari grafik scatterplot terlihat bahwa
diagram pencar tidak membentuk pola tertentu tetapi menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.4
Pengujian Hipotesis
1. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit Test)
Tabel 5
Hasil Uji Goodness of Fit Test
b
Model Summary
Model
1
R
.715
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
a
.511
.482
10.40982
a. Predictors: (Constant), ROE, KI, KM
b. Dependent Variable: CSRDI
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan pengujian regresi yang dilakukan, diperoleh nilai Adjusted R Square
sebesar 0,482 yang menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari
kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi dan ROE mampu menjelaskan
variabel dependen CSRDI sebesar 48,2% sedangkan sisanya sebesar 51,8%
dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model
regresi ini.
2. Uji Signifikansi Model (Uji F)
Tabel 6
Hasil Uji F
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
5780.807
3
1926.936
Residual
5526.580
51
108.364
11307.388
54
Total
F
Sig.
17.782
.000
a
a. Predictors: (Constant), ROE, KI, KM
b. Dependent Variable: CSRDI
Sumber: Lampiran 5
Dari hasil analisis regresi ini, didapat F-hitung adalah 17,782 dengan tingkat
sinifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05 maka
model regresi penelitian ini dapat dipakai untuk memprediksi pengungkapan CSR.
3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Tabel 7
Hasil Uji Statistik t
Coefficients
a
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
35.093
4.135
KM
1.379
.193
KI
.068
ROE
.321
a. Dependent Variable: CSRDI
Sumber: Lampiran 5
Coefficients
Beta
t
Sig.
8.486
.000
.745
7.137
.000
.065
.104
1.044
.302
.131
.260
2.455
.018
Dari hasil pengujian di atas maka dapat disusun suatu persamaan regresi berganda
sebagai berikut:
CSRDI = 35,093 + 1,379KM + 0,068KI + 0,321ROE + e
4.5
4.5.1
Pembahasan
Pengaruh Kepemilikan Manajemen (Insider Ownership) terhadap
Pengungkapan CSR.
Hipotesis kesatu menyatakan bahwa kepemilikan manajemen (KM) memiliki
pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Hasil penelitian menunjukkan α
sebesar 0,000 (α < 0,05) dengan koefisien regresi bertanda positif. Artinya,
kepemilikan manajemen secara positif berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan CSR. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan melakukan
pengungkapan pertanggungjawaban sosial dipengaruhi antara lain oleh
kepemilikan manajemen (KM). Arah positif di sini diartikan bahwa semakin
besar kepemilikan manajemen maka semakin besar pula jumlah pengungkapan
pertanggungjawaban sosial yang dilakukan oleh perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini
(2006), Rawi dan Muchlis (2010), Rosmasita (2007), yang mengungkapkan
bahwa terdapat hubungan yang positif antara kepemilikan manajemen (KM)
dengan pengungkapan CSR, yaitu semakin besar kepemilikan manajerial dalam
perusahaan maka semakin produktif dalam memaksimalkan nilai perusahaan.
Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial dalam rangka untuk
meningkatkan citra perusahaan meskipun ia harus mengorbankan sumber daya
untuk aktivitas tersebut.
4.5.2
Pengaruh Kepemilikan institusi (institutional investor) terhadap
pengungkapan CSR.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusi tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR. Hal ini ditunjukkan dengan α sebesar 0,302 (α >
0,05). Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai hubungan yang positif
yaitu ditunjukkan dari nilai koefisien regresi dan nilai t hitung yang positif,
sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan semakin tinggi kepemilikan institusi
maka kecenderungan pengungkapan CSR yang terjadi pada perusahaan akan
mengalami peningkatan secara tidak signifikan. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian Rawi dan Muchlish (2010), Rustiarini (2009). Hal ini mencerminkan
kepemilikan institusi di Indonesia belum mempertimbangkan tanggung jawab
sosial sebagai salah satu kriteria penting dalam melakukan keputusan investasi.
Para investor institusi masih menganggap CSR sebagai biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan untuk memenuhi kewajiban kepada regulator dalam
hal ini adalah pemerintah sebagaimana yang terdapat dalam Undang-Undang No.
40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) daripada sebagai strategi
perusahaan dalam pertumbuhan yang berkelanjutan (sustainability development).
Kondisi ini disebabkan karena selama ini investor institusional hanya bertujuan
untuk memaksimalkan keuntungan pribadi saja tanpa mempedulikan tanggung
jawab perusahaan pada stakeholders lain.
4.5.3
Pengaruh ROE (Return On Equity) terhadap Pengungkapan CSR.
Hipotesis yang ketiga menyatakan bahwa ROE perusahaan berpengaruh positif
terhadap pengungkapan CSR. Berdasarkan hasil analisis statistik, ROE
menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan CSR dengan nilai
α sebesar 0,018 (α < 0,05), dengan koefisien regresi bertanda positif. Artinya,
ROE secara positif berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Arah positif di sini diartikan bahwa semakin besar ROE suatu perusahaan maka
semakin besar pula aktivitas perusahaan dalam melakukan pengungkapan
pertanggungjawaban sosial. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Anwar et al
(2010). Sehingga hipotesis ketiga secara statistik diterima.
Hasil ini mendukung teori yang dikemukan Heinze (1976) dalam Hackston dan
Milne (1996) yang menyatakan bahwa profitabilitas merupakan faktor yang
memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk
mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Hal ini
berarti semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar
pengungkapan informasi sosial.
V.
5.1
1.
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kepemilikan manajemen berpengaruh positif secara signifikan terhadap
pengungkapan CSR.
2.
Kepemilikan institusi tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
CSR.
3.
ROE (Return On Equity) berpengaruh positif secara signifikan terhadap
pengungkapan CSR.
4.
Kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi dan ROE (Return On Equity)
secara bersama-sama berpengaruh terhadap pengungkapan CSR sebesar
48,2%.
5.2
1.
Keterbatasan Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya mencakup perusahaan
sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada rentang
tahun penelitian yaitu dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. Sehingga
kesimpulan dari penelitian ini mungkin akan berbeda jika menggunakan
sampel perusahaan pada sektor lain.
2.
Variabel-variabel yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh
terhadap pengungkapan CSR ada berbagai macam, tapi dalam penelitian ini
hanya menggunakan tiga variabel penjelas sehingga kurang dapat
menjelaskan variabel dependen.
3.
Dalam penelitian ini tingkat subjektivitas dalam melakukan pengukuran
pengungkapan sosial sangat tinggi sehingga memungkinan terjadinya
perbedaan persepsi dalam pengukuran pengungkapan sosial.
5.3
1.
Saran
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel
penelitian dan tidak terbatas hanya pada sektor perusahaan manufaktur saja
sehingga diharapkan dapat meningkatkan generalisasi hasil penelitian.
2.
Penambahan variabel-variabel lain sehingga dapat lebih menjelaskan
pengaruhnya terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
3.
Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian
dengan menambah tahun pengamatan dan juga memperbanyak jumlah
sampel untuk penelitian yang akan datang.
4.
Item-item pengungkapan sosial perusahaan hendaknya senantiasa
dikembangkan sesuai dengan perkembangan kondisi yang ada di
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Fr. Reni Retno. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan FaktorFaktor Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan
Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi 9.
Anwar, Samsinar; Siti Haerani dan Gagaring Pagalung. 2010. Pengaruh
Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan dan Harga Saham. http://pasca.unhas.ac.id
Association of Chartered Certified Accountants (ACCA). 2004. An Introduction
to Sustainability Reporting for Organisations in Indonesia.
Cahya, Bramantya Adhi. 2010. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility).
(Skripsi). Universitas Diponegoro.
Fama, Eugene and Michael Jensen. 1983. Separation of Ownership and Control.
Journal of Law and Economics. 26: 301-325.
Fitria, Soraya dan Dwi Hartanti. 2010. Islam dan Tanggung Jawab Sosial : Studi
Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative
Indeks dan Islamic Social Reporting Indeks. Simposium Nasional
Akuntansi XIII.
GRI. 2006. G3 online. Available at http://www.globalreporting.org/
ReportingFramework/G3Online/.
Hackston, David and Markus J. Milne. 1996. Some Determinants of Social and
Environmental Disclosures in New Zealand Companies. Accounting,
Auditing & Accountability Journal. Vol. 9 No. 1, 1996, pp. 77-108. ©
MCB University Press.
Hakim, Rahman. 2006. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan
Metode EVA, ROA, dan Pengaruhnya terhadap Return Saham pada
Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks Lq 45 di Bursa Efek Jakarta.
(Skripsi). Universitas Islam Indonesia.
Handoko, Wahyu. 2008. Pengaruh Economic Value Added , ROE, ROA, dan EPS
terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Kategori Lq 45 pada Bursa
Efek Jakarta. (Skripsi). Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Jensen, M and W. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior,
Agency, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. 4:
305-360.
Kartadjumena, Eriana; Dudi Abdul Hadi dan Novan Budiana. 2011. The
Relationship of Profit and Corporate Social Responsibility Disclosure
(Survey on Manufacture Industry in Indonesia). 2nd International
Conference on Business and Economic Research (2nd ICBER 2011)
Proceeding.
K, Meliana Benardi; Sutrisno dan Prihat Assih. 2009. Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Luas Pengungkapan dan Implikasinya terhadap Asimetri
Informasi (Studi pada Perusahaan-Perusahaan Sektor Manufaktur yang Go
Public di Bursa Efek Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi XII.
Kiroyan, Noke. 2006. Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social
Responsibility (CSR) Adakah Kaitan di Antara Keduanya?. Economics
Business Accounting Review. Edisi III, September-Desember 2006, Hal.
45-58.
Kusnadi. 2010. Pengaruh Insiders Ownership, Institutional Investor, Profitabilitas
dan Stuktur Aset terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009. (Skripsi).
Universitas Lampung.
Lindrawati; Nita Felicia dan J.Th Budianto T. 2008. Pengaruh Corporate Social
Responsibility terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang Terdaftar
Sebagai 100 Best Corporate Citizens Oleh KLD Research & Analytics.
Majalah Ekonomi, Tahun XVIII, No.1 April 2008.
Mathiesen, H. 2004. Empirical Studies on Ownership Structure and Performance.
http://www.encycogov.com
Morck, Randall; Andrei Shleifer and Robert Vishny. 1988. Management
Ownership and Market Valuation: An Empirical Analysis. Journal of
Financial Economics. 20: 293-315.
Mursalim. 2009. Simultanitas Aktivisme Institusional, Struktur Kepemilikan,
Kebijakan Dividen dan Utang dalam Mengurangi Konflik Keagenan (Studi
Empiris pada Perusahaan Go Publik di Indonesia). Simposium Nasional
Akuntansi XII.
Nistantya, Dewa Sancahya. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility
terhadap Profitabilitas Perusahaan. (Skripsi). Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Nurlela, Rika dan Islahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility
terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen
sebagai Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI.
Pontianak.
Peraturan BAPEPAM No.VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan Perusahaan.
Pramayana, Muhtadin. 2010. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate
Governance (GCG) pada Perbankan Syariah di Propinsi Lampung.
(Skripsi). Universitas Lampung.
Putri, Imanda Firmantyas dan Mohammad Nasir. 2006. Analisis Persamaan
Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko,
Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen dalam Perspektif Teori
Keagenan. Simposium Nasional Akuntansi IX.
Rahmawani dan Dwi Hartanti. 2010. Pengaruh Budaya dan Sosial Politik terhadap
Tampilan Situs Laporan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan: Studi
Perbandingan Perusahaan Migas Indonesia dan Perusahaan Migas
Amerika Serikat. Simposium Nasional Akuntansi XIII.
Rakhiemah, Aldilla Noor dan Dian Agustia. 2009. Pengaruh Kinerja Lingkungan
terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja
Finansial Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Simposium Nasional Akuntansi XII.
Rawi dan Munawar Muchlish. 2010. Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan
Institusi, Leverage dan Corporate Social Responsibility. Simposium
Nasional Akuntansi XIII.
Rosmasita, Hardhina. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan
Sosial (Social Disclosure) dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. (Skripsi). Universitas Islam Indonesia.
Rustiarini, Ni Wayan. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada
Pengungkapan Corporate Social Responsibility. (Jurnal Akuntansi).
Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Rustiarini, Ni Wayan. 2010. Pengaruh Corporate Governance pada Hubungan
Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan. Simposium
Nasional Akuntansi XIII.
Sayekti ,Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. Pengaruh CSR Disclosure
terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional
Akuntansi X.
Sembiring, Eddy Rismanda. 2003. Kinerja Keuangan, Political Visibility,
Ketergantungan pada Hutang, dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VI.
Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di
Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Shleifer, A. and R. W. Vishny. (1986). Large Shareholders and Corporate Control.
Journal Political Economy. 17:461-488.
Suharto, Edi. 2008. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Apa itu dan Apa
Manfaatnya bagi Perusahaan. Seminar Dua Hari CSR (Corporate Social
Responsibility): Strategy, Management and Leadership.
Suratno, Ignatius Bondan; Darsono dan Siti Mutmainah. 2006. Pengaruh
Environmental Performance terhadap Environmental Disclosure dan
Economic Performance. Simposium Nasional Akuntansi 9.
Teppo, Anna Leena. 2007. Corporate Social Responsibility Reporting and
Financial Market Performance Do Investors Care about CSR Disclosures?.
Master’s Thesis in Accounting and Finance. University of Vaasa.
Titisari, Kartika Hendra; Eko Suwardi dan Doddy Setiawan. 2010. Corporate
Social Responsibility (CSR) dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional
Akuntansi XIII.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
Untari, Lisna. 2010. Effect on Company Characteristics Corporate Social
Responsibility Disclosures in Corporate Annual Report of Consumption
Listed in Indonesia Stock Exchange. http://www.gunadarma.ac.id.
Wahyudi, Untung dan Hartini Prasetyaning Pawestri. 2006. Implikasi Struktur
Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan: dengan Keputusan Keuangan
Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi IX.
Widodo, Saniman. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas,
dan Rasio Pasar, terhadap Return Saham Syariah dalam Kelompok Jakarta
Islamic Index (JII) Tahun 2003–2005. (Skripsi). Universitas Diponegoro.
Zuhroh, Diana dan I Putu Pande Heri Sukmawati. 2003. Analisis Pengaruh Luas
Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan terhadap Reaksi
Investor. Simposium Nasional Akuntansi VI.
www.idx.co.id
Download