1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan perekonomian dan masyarkat luas, sehingga suatu perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga kepada golongan masyarakat luas yang lain. Badan usaha yang besar merupakan lembaga masyarakat untuk bekerja sama dalam menjalankan visi misi perusahaan berskala besar. Sudah sewajarnya bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham sebagai pemilik perusahaan. Tentunya manajemen perusahaan tersebut berusaha sekeras mungkin agar memperoleh keuntungan perusahaan sebanyak–banyaknya. Terkadang mereka tidak memperdulikan bagaimanapun caranya. Pada industri manufaktur contohnya, mereka pasti akan mencari sumber daya bahan semurah–murahnya untuk meringankan biaya tanpa memperdulikan dampak negatif yang ditimbulkan. Dewasa ini berbagai isu mengenai pemanasan global dengan segala musibah dan bencana alam yang terjadi seharusnya menjadi sebuah peringatan bahwa kita harus menjaga kelestarian alam. Tidak hanya mengambil manfaat namun juga memberikan perhatian yang lebih untuk kehidupan selanjutnya. 2 Disamping itu, masyarakat sekarang juga lebih pintar dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Mereka cenderung untuk memilih produk yang diproduksi oleh perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dan atau melaksanakan CSR. Survey yang dilakukan Booth – Harris Trust Monitor pada tahun 2001 (dalam Sutopoyudo, 2009) menunjukkan bahwa mayoritas konsumen akan meninggalkan suatu produk yang mempunyai citra buruk atau diberitakan negatif. Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dengan pelaksanaan Corporate Social Responsibility, antara lain produk semakin disukai oleh konsumen dan perusahaan diminati investor. Eipstein dan Freedman (1994), (dalam Anggraini, 2006:4), menemukan bahwa investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan. Untuk itu dibutuhkan suatu sarana yang dapat memberikan informasi mengenai aspek sosial, lingkungan dan keuangan secara sekaligus. Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa faktor lingkungan dan faktor sosial memiliki pengaruh yang lebih besar dari faktor–faktor yang justru berkaitan erat dengan perusahaan dalam hal ini citra dari perusahaan dan brand image. Dalam proses pengambilan keputusan investasi, investor cenderung memilih berinvestasi pada perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik, praktek terhadap karyawan yang baik, peduli terhadap dampak lingkungan dan memiliki tanggung jawab sosial perusahaan dengan stakeholder. Pernyataan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perusahaan dengan kriteria diatas memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan stakeholder, memiliki visi yang jauh ke depan dan mampu mengenali warning signals. Hal ini memungkinkan perusahaan 3 untuk dapat mendeteksi dan lebih peka terhadap setiap masalah dan ancaman yang terjadi dan dengan cepat mengambil peluang yang ada. Corporate Social Responsibility merupakan penerapan dari konsep sustainable development. Sustainable development dapat didefinisikan sebagai pembangunan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang, tanpa mengurangi kemampuan generasi selanjutnya untuk memenuhi kebutuhannya. Tujuan dari sustainable development adalah membuat keputusan dan menjalankan program dan proyek dalam sebuah tindakan yang memberikan keuntungan maksimal terhadap lingkungan alam, makhluk hidup serta budaya dan komunitas mereka sambil tetap mempertahankan dan meningkatkan kinerja keuangan (Hansen dan Mowen, 2005:492) Nugroho (dalam Dahlia dan Siregar, 2008:2) Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan klaim agar perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (Shareholders), tapi juga untuk kemaslahatan pihak stakeholders dalam praktik bisnis, yaitu para pekerja, komunitas lokal, pemerintah, LSM, konsumen, dan lingkungan. Dengan masuknya konsep CSR ini telah membuat banyak perusahaan mengubah strategi bisnisnya dari single bottom line (profit), menuju triple bottom line (profit, people, planet). Pengembangan program–program sosial perusahaan dapat berupa bantuan fisik, pelayanan kesehatan, pembangunan masyarakat (community development), beasiswa dan sebagainya. 4 Corporate sukarela/komitmen Social yang mempertanggungjawabkan Responsibility dilakukan kegiatan saat ini bukan perusahaan perusahaannya, lagi bersifat di dalam melainkan bersifat wajib/menjadi kewajiban bagi beberapa perusahaan untuk melakukan atau menerapkannya. Hal ini diatur dalam Undang–Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UU PT), yang disahkan pada 20 Juli 2007. Pasal 74 Undang–Undang Perseroan Terbatas menyatakan : (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). (2) TJSL merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan. Dengan adanya ini, perusahaan khususnya perseroan terbatas yang bergerak di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam harus melaksanakan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. Sanksi pidana mengenai pelanggaran CSR pun terdapat didalam Undang– Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) Pasal 41 ayat (1) yang menyatakan : “Barangsiapa yang melawan hukum dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak lima ratus juta rupiah”. Selanjutnya, Pasal 42 ayat (1) menyatakan : “Barangsiapa yang karena kesiapannya melakukan perbuatan yang 5 mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling banyak seratus juta rupiah” Selain itu, berdasarkan UU Penanaman Modal No. 25 tahun 2007 pasal 15 dan 34 disebutkan bahwa perusahaan yang tidak melaksanakan CSR akan dikenakan sanksi administratif berupa peringatan tertulis, pembatalan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha, dan yang terakhir adalah pencabutan izin kegiatan. Dalam Dahlia dan Siregar (2008) menyatakan bahwa tingkat pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif terhadap variabel ROE sebagai proksi dari kinerja keuangan. Hal ini berarti ada dampak produktif yang signifikan antara aktifitas CSR yang dilakukan perusahaan dengan kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk melihat secara empiris apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan kontribusi dari penelitian ini adalah untuk memberikan pertimbangan dalam pembuatan kebijaksanaan perusahaan agar lebih meningkatkan tanggung jawab dan kepeduliannya pada lingkungan sosial, serta memberikan gambaran mengenai pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan, sehingga pemerintah dapat menindaklanjuti pengesahan UU PT, dengan mewajibkan semua perusahaan lain di Indonesia untuk melaksanakan tanggung jawab sosialnya. 6 Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan alasan bahwa perusahaan manufaktur banyak melibatkan proses dan integrasi komponen–komponen suatu produk. Frekuensi berhubungan dengan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur lebih banyak dari sektor usaha lainnya. Banyaknya interaksi dengan masyarakat inilah yang membuat perusahaan manufaktur mempunyai pengaruh luas bagi masyarakat baik sebagai pemegang saham maupun masyarakat sekitar perusahaan. Sehingga tindakan manajemen mengenai penerapan Corporate Social Responsibility selalu menjadi perhatian. Dalam penelitian ini pengungkapan Corporate Social Responsibility akan dihubungkan dengan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan Return On Equity dan Return Saham. Kedua rasio keuangan ini dianggap mewakili kinerja perusahaan dan kinerja pasar. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Tanggungjawab sosial perusahaan merupakan suatu bentuk kewajiban yang dilakukan perusahaan di dalam memperbaiki kerusakan–kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga bertanggungjawab atas kesejahteraan sosial masyarakat sekitar. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggungjawab sosial, maka perusahaan mendapatkan pencitraan baik di masyarakat. Seiring pencitraan tersebut maka loyalitas konsumen akan semakin baik terhadap penjualan sehingga 7 tingkat profitabilitas perusahaan juga meningkat. Secara teoritis, suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham sangat berpengaruh terhadap keputusan investor. Pada tanggal 20 Juli 2007 pemerintah mengesahkan Undang–Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mengatur kewajiban perusahaan untuk melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan atau lebih dikenal Corporate Social Responsibility (CSR). Dengan berlakunya UU PT ini diharapkan dapat meningkatkan luas pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan karena CSR yang semula bersifat Voluntary menjadi bersifat Mandatory bagi perusahaan. 1.2.2 Ruang Lingkup Dalam rangka lebih memfokuskan penelitian agar lebih terarah, maka pembatasan cakupan penelitian ini meliputi pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap nilai ROE dan Return Saham. Pengolahan data variabel tersebut berdasarkan pada annual report tahunan perusahaan yang dipublikasikan melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia. 1.2.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 8 1. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Return On Equity ? 2. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Return Saham ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Return On Equity pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Mengetahui pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan mengetahui pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap kinerja keuangan bagi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia maka dapat dikemukakan manfaat aplikatif dari penelitian ini adalah : a. Kontribusi Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan dan investor, khususnya mengenai pengaruh CSR terhadap peningkatan kinerja perusahaan yang diukur dengan ROE dan Return saham. 9 b. Kontribusi Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam penelitian selanjutnya, sehingga diharapkan penelitian yang akan dilakukan berikutnya akan menjadi lebih baik. c. Kontribusi Kebijakan Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada manajemen perusahaan dalam memahami Corporate Social Responsibility serta pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan, sehingga dapat mempertimbangkan aspek–aspek yang perlu diperhitungkan dalam investasi serta dapat membantu proses pengambilan keputusan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian merupakan suatu batasan studi yang menjelaskan fokus studi agar pembahasan tidak meluas atau bahkan menimbulkan perbedaan persepsi. Dengan demikian, agar penelitian yang dilakukan lebih terfokus dan terarah maka penelitian ini dibatasi baik oleh subyek maupun obyek penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah organisasi atau perusahaan yang akan diteliti, yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009, 2010 dan 2011. Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang mencakup perhitungan ROE (Return On Equity) dan Return Saham pada perusahaan yang mengungkapkan laporan aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR Report).