ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET

advertisement
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY
RATIO, CURRENT RATIO, DAN PRICE ERANING RATIO TERHADAP
RETURN SAHAM
(Studi Kasus pada Perusahaan Garment dan Textile yang listing
di BEI Periode 2011-2014)
SKIRPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memunuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Damar Arif Widodo
NIM: 108081000097
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/ 2015 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama
: Damar Arif Widodo
Nama panggilan
: Damar
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat, tanggal lahir
: Tangerang, 19 September 1989
Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Kayu Manis II RT.01/RW.02 No 45
Kelurahan Pondok Cabe Udik, Kecamatan
Pamulang, Kota Tangerang Selatan
E-mail address
: [email protected]
PENDIDIKAN

Tamat th. 2001
: SDN Pondok Cabe Udik III

Tamat th. 2004
: SLTP Negri 1 Pamulang

Tamat th. 2007
: SMA Negri 1 Ciputat

Tamat th. 201..
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah
: Sugiyanto
Ibu
: Mulyati
Anak ke/dari
: 3/4 bersaudara
Alamat
: Jl. Kayu Manis II RT.01/RW.02 No 45,
Kelurahan Pondok Cabe Udik, Kecamatan
Pamulang, Kota Tangerang Selatan
PENGALAMAN BERORGANISASI

Ketua OSIS SLTP Negri 1 Pamulang

Anggota PMII
KEMAMPUAN KOMPUTER

Ms Word
: Baik

Ms Excel
: Baik

Ms Power Point
: Baik
ABSTRACT
Problems in the study of previous studies showed inconsistent result, this
research was conducted to re-examine the influence of fundamental factors
consisting of return on assets (ROA), debt to equity ratio (DER), current ratio
(CR), and price earning ratio (PER) together on Stock return garment and textile
companies in Indonesia stock exchange in 2011 - 2014.
The sample size used in this studied was of 16 garment and textile
companies went public on the stock exchange with the determination of the sample
purposive sampling. The type of data using secondary data using documentation.
Return on asset (ROA) has significant influence on stock return garment
and textile companies listed on the Indonesia Stock Exchange. Debt to equity ratio
(DER) has a significant influence on stock return garment and textile companies
listed on the Indonesia Stock Exchange. Current ratio (CR) has no significant
effect on stock return garment and textile companies listed on Indonesia Stock
Exchange. And Price Earning Ratio (PER) has significant influence on stock
return garment and textile companies listed on Indonesia Stock Exchange. Taken
together (simultaneously) return on asset, debt to equity ratio, current ratio and
price earning ratio has a significant influence on stock return garment and textile
companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
Keywords: Return on asset, debt to equity ratio, price earning ratio, current
ratio and stock return.
ABSTRAK
Dalam penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak
konsisten, dan penelitian ini dilakukan untuk mengulang apakah ada pengaruh
dari faktor fundamental yang terdiri dari return on assets (ROA), debt to equity
ratio (DER), current ratio (CR), and price earning ratio (PER) secara bersamasama terhadap return saham perusahaan garment dan textile yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014.
Sampel data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 16
perusahaan garment dan textile yang mempublikasikan saham pada bursa efek dan
dengan menggunakan Metode purposive sampling dalam menentukan datanya.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan dengan
dokumentasi atau pencatatan.
Return on asset (ROA) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return
saham perusahaan garmen dan textile yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Debt to equity ratio (DER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return
saham perusahaan garmen dan textile yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.
Current ratio (CR) tidak memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan
perusahaan Garment dan textile yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, dan
Price Earning Ratio (PER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return
saham perusahaan garmen dan textile yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
Secara bersama-sama return on asset, debt to equity ratio, current ratio and price
earning ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham
perusahaan garmen dan textile yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
Keywords: Return on asset, debt to equity ratio, price earning ratio, current
ratio and stock return
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT., yang dengan nikmat-Nya sempurnalah
segala macam kebajikan. Shalawat dan salam tetap tercurah atas manusia yang
diutus Allah SWT, dengan membawa Al-Huda dan agama yang haq serta qudwah
bagi ummat dunia, Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya
dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan cara yang baik, hingga akhir
zaman.
Paper yang penulis susun ini berjudul “Analisis Pengaruh Return On
Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Price Earning
Ratio (PER) terhadap return Saham”. Dalam penyusunan paper ini, penulis
mengucapkan terimakasih atas bantuan yang diberikan oleh pihak-pihak terkait.
Ucapan terimakasih diberikan kepada :
1. Bapak Dr. Indoyama Nasarudin SE MAB, selaku dosen pembimbing 1
2. Ibu Titi Dewi Warninda SE MSi, selaku dosen pembimbing 2
3. Bapak, Ibu, Kakak dan Adik dari penulis tercinta, serta semua keluarga besar
yang selalu mendoakan secara tulus dan memberikan dorongan baik materi
maupun immateri.
4. Pihak-pihak yang turut membantu baik langsung maupun tidak langsung
dalam bentuk materi maupun immateri, dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan paperini masih banyak
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran maupun masukan yang
bersifat membangun. Demikian penyusunan paper ini penulis buat, semoga dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak pada umumnya.
Wassalamu’alaikumwr.wb
Jakarta, Oktober 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar.................................................................... ..........................
i
Daftar Isi............................................................................... ..........................
ii
Daftar Tabel....................................................................................................
iii
Daftar Gambar.................................................................... ...........................
iii
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
PENDAHULUAN.................................................... ....................
1
A. Latar Belakang.................................................. ......................
1
B. Rumusan Masalah.............................................. .....................
6
C. Tujuan dan Manfaat........................................... ......................
8
TINJAUAN PUSTAKA.............................................. ................
9
A. Landasan Teori.................................................. .....................
9
B. Penelitian Terdahulu …………………………......................
38
C. Kerangka Pemikiran ………………………..... .....................
41
D. Hipotesis …………………… ...................... ………………..
42
METODOLOGI PENELITIAN…........... ................ .................
44
A. Ruang Lingkup Penelitian ......… ................... ……………….
44
B. Metode Penentuan Sampel ....…………………. .................. ..
44
C. Metode Pengumpulan Data ......………………… ..................
45
D. Metode Analisis Data ......…………………........ ...................
46
E. Definisi Operasional Variabel......…..…………... ..................
53
ANALISIS DAN PEMBAHASAN…………………. ................
55
A. Gambaran Umum dan Deskriptif Data………… ................ ..
55
B. Proses dan Analisis Data ........................................................
56
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan…………………………………………..............
67
B. Keterbatasan Penelitian ………………………….... ..............
68
C. Saran……………………………………………….. ..............
68
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... ..............
69
LAMPIRAN....................................................................................................
x
ii
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
38
Tabel 4.1
Tabel data sampel perusahaan
55
Tabel 4.2
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Regresi Berganda
54
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
57
Tabel 4.4
Hasil Uji Durbin-Watson
59
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Regresi
61
Tabel 4.6
Hasil Uji F
63
Tabel 4.7
Hasil Uji t
64
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2)
65
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
Gambar 4.1
Hasil Uji Heterokedastisitas
60
Lampiran-Lampiran
Nomor
Keterangan
Hal
1.
Polycheim Indonesia Tbk……….…………………………….…..x
2.
Argo Pantes Tbk………………….……………………………….x
3.
Pt Century Textile Industry Tbk ……………….…………………...xi
4.
Pt Eratex Djaja Tbk………………..……………………………...xi
5.
Pt Eratex Djaja Tbk………………………………………………xii
6.
Pt Panasia Indo Resources Tbk…………………………………..xii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Roda perekonomian akan berjalan dengan baik apabila semua
komponen di dalamnya dikelola dengan baik. Modal akan menjadi salah
satu elemen penting yang harus mendapatkan perhatian khusus dalam
mengelolanya, modal dalam suatu perusahaan akan digunakan untuk
pembiayaan kegiatan produksi dan rumah tangga atau pun dapat
digunakan sebagai alat untuk melakukan ekspansi.
Modal dapat diperoleh dari dalam tubuh perusahaan atau yang
bersifat eksternal. Sumber pembiayaan eksternal biasa didapatkan melalui
pasar modal. Dalam memilih sumber dana yang digunakan, manajer akan
berusaha mencari sumber dana yang mempunyai biaya paling murah pada
tingkat risiko tertentu (Hanafi, 2004:4).
Pasar modal yang ada di Indonesia terdapat berbagai jenis sekuritas
untuk dapat membiayai keuangan perusahaan baik modal pinjaman atau
ekuitas, pemodal diberikan kesempatan untuk memilih berbagai instrumen
tersebut yang cocok akan kebutuhannya. Saham atau ekuitas merupakan
salah satu sekuritas yang mempunyai tingkat resiko yang cukup tinggi.
Resiko tinggi tercermin ini dapat dari ketidakpastian return yang akan
diterima oleh investor dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu, para
1
pemilik modal (investor) yang ingin melakukan investasi saham pada
suatu perusahaan harus melakukan pengamatan dan penilaian terhadap
laporan keuangan perusahaan tersebut. Hal itu dilakukan dengan cara terus
memantau laporan keuangan perusahaan, terutama perusahaan yang sudah
go public. Berdasarkan laporan keuangan tersebut dapat diketahui kinerja
perusahaan dalam
menjalankan kegiatan
usaha dan kemampuan
perusahaan dalam mendayagunakan aktivitas usahanya secara efisien dan
efektif serta faktor diluar perusahaan seperti ekonomi, politik, financial,
dan lain-lain (Rasmin 2010).
Kegiatan investasi pada pasar modal adalah kegiatan menempatkan
dana pada satu atau lebih aset selama periode ter- tentu dengan harapan
dapat memperoleh pendapatan atau peningkatan dana atas nilai investasi
awal yang bertujuan untuk memaksimalkan return yang diharapkan
(Jogiyanto, 2000 : 12).
Saham perusahaan go public sebagai komoditi investasi tergolong
berisiko tinggi karena sifatnya yang peka terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi, baik oleh pengaruh yang bersumber dari luar atau dalam
negeri, perubahan dalam bidang politik, ekonomi moneter, Undangundang atau perubahan peraturan yang terjadi dalam industry dan
perusahaan yang mengeluarkan saham itu sendiri. Hal-hal tersebut
menyebabkan investor memerlukan data-data dari perusahaan yang
2
bersangutan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan investasi yang
akan investor lakukan.
Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis
keuangan memerlukan beberapa tolok ukur yaitu rasio atau indeks.
Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan
informasi yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi
keuangan perusahaan. (Kristiana dan Sriwidodo, 2012).
Return saham merupakan kelebihan harga jual saham diatas harga
belinya. Semakin tinggi harga jual dari harga belinya, maka semakin
tinggi pula return yang diperoleh investor. Apabila seorang investor
menginginkan return yang tinggi maka ia harus bersedia menanggung
risiko lebih tinggi, namun jika investor hanya menginginkan return yang
rendah maka risiko yang akan ditanggung juga rendah. Menurut Jogiyanto
(2010: 205) return dibedakan menjadi dua yaitu return realisasian dan
return ekspetasian. Bagi para investor laporan keuangan (financial
statement) merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan yang
dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.1 tujuan
pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan bagi
investor dan kreditor mau pun pemakai potensial lainnya dalam
pengambilan keputusan investasi dan kredit, serta dalam penaksiran
mengenai jumlah, waktu dan ketidakpastian dari penerimaan arus kas
3
netto prospektif. Return saham sebagai indikator prestasi perusahaan
secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Untuk menganalisis faktor-faktor tersebut menggunakan alat ukur rasiorasio keuangan.
Investasi yang dilakukan para investor diasumsikan selalu
didasarkan pada pertimbangan yang rasional, sehingga informasi
diperlukan untuk pengambilan keputusan investasi. Secara garis besar
informasi yang diperlukan investor terdiri dari informasi yang bersifat
fundamental dan informasi yang bersifat teknikal. Melalui dua pendekatan
informasi
tersebut
diharapkaninvestor
yang
melakukan
investasi
mendapatkan keuntungan yang signifikan ataupun dapat menghindari
kerugian yang harus ditanggung (Sakti, 2010).
Bagi pemegang saham, faktor fundamental memberikan gambaran
yang jelas serta bersifat analisis terhadap prestasi manajemen perusahaan
dalam mengelola perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya. Harga
saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan
meningkat atau prestasi manajemen dalam mengelola perusahaannya
sangatlah baik. Peningkatan prestasi manajemen dapat dicapai apabila
penggunaan modal yang dimiliki digunakan secara efektif dan efisien,
hasil yang optimal akan dicapai dengan menggunakan keseluruhan modal
perusahaan yang diinvestasikan dalam aktiva untuk menghasilkan laba
atau keuntungan (Widoatmodjo, 1996 dalam Martono, 2009).
4
Faktor fundamental perusahaan mempunyai pengaruh yang
signifikan, Faktor fundamental yang terdiri dari return on asset (ROA)
dan price to book value (PBV) terbukti berpengaruh signifikan terhadap
return saham (Hardiningsih, dkk; 2009). Debt to Equity Ratio (DER).
Menurut
Helfert
(1998),
memperlihatkan 3 proporsi
terhadap
hak
DER
relatif
adalah
dari
suatu
klaim
upaya
pemberi
untuk
pinjaman
kepemilikan, dan digunakan sebagai ukuran peranan
hutang. Studi empiris mengenai hubungan DER dengan return saham
digambarkan sebagai hubungan yang signifikan terhadap nilai return
saham. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Natarsyah (2000) dan Budi Prasetyo (2005). Perubahan return saham
dipengaruhi oleh variabel-variabel return on asset (ROA), price to book
value (PBV), earning per share (EPS) dan nilai tukar. Sedangkan variabel
debt to equtity ratio (DER) terbukti tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan (Martono; 2009).
Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Rohmah dan Rina (2004)
menyatakan bahwa variabel economic value added (EVA), return on asset
(ROA), return on equity (ROE) dan return on sales (ROS) baik secara
simultan maupun parsial tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap return pemegang saham. Ratnawati (2009) menunjukkan hasil
bahwa variabel debt to equtity ratio (DER) dan Beta berpengaruh
signifikan terhadap return saham sedangkan variabel return on equity
5
(ROE), current ratio (CR), dan earning per share (EPS) tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sakti (2010) menunjukkan
hasil bahwa variabel debt to equtity ratio (DER) terbukti memiliki
pengaruh negative dan signifikan terhadap return saham sedangkan
variabel return on asset (ROA) tidak terbukti berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham (Astohar, 2010).
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian kali ini
menggunakan variabel independen yaitu Return On Asset (ROA), Current
Ratio (CR), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER) dan
variable dependen return saham. Sehingga penelitian ini berjudul “
Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER),
Current Ratio (CR) dan Price Earning Ratio terhadap return saham ”.
Jika pada penelitian Desy Lestari dan Astohar (2012) periode pengamatan
tidak dilakukan dengan periode waktu yang panjang, periode yakni
periode 2007 – 2009, maka peneltian kali ini mencoba dengan periode
yang sedikit lebih panjang dan 1 variable independen yang berbeda
yaitu tahun 2011-2014 dan variable Price Earning Ratio (PER), hal ini
sesuai dengan saran penelitian. Tujuan penelitian ini adalah menguji
pengaruh Current Ratio (CR), Price Earning Ratio (PER), Debt to
Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) terhadap return saham.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada
investor khususnya dan mahasiswa pada umumnya dalam melakukan
6
investasi saham terutama dalam mempertimbangkan cermat pada
perusahaan mana investasi yang menguntungkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan oleh peneliti
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa perumusan masalah dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio
(DER), Curren Ratio (CR), Price Earning Ratio (PER) terhadap Return
Saham secara simultan?
2. Bagaimana pengaruh Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio
(DER), Curren Ratio (CR), Price Earning Ratio (PER) terhadap Return
Saham secara simultan?
3. Faktor apa yang paling dominan mempengaruhi Return Saham?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On
Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Current Ratio (CR)
terhadap return saham.
7
2. Manfaat Penelitian
Dibuatnya penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat:
a. Bagi para investor memberikan informasi kepada investor dalam
melakukan
investasi
terhadap
saham
terutama
dalam
mempertimbangkan rasio keuangan pada perusahaan penerbit.
b. Bagi perusahaan agar menjadi bahan masukkan dan bahan acuan
mengenai faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi return
saham yang akan diterbitkan.
c. Bagi
akademisi/peneliti
memberikan
pembelajaran
kepada
mahasiswa dan penelitian selanjutnya mengenai ratio keuangan
yang mempengaruhi return saham.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pasar Modal
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasar
modal didefinisikan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.
Menurut Fabozzi (1999) pasar keuangan menyediakan suatu
mekanisme penciptaan dan pertukaran aktiva keuangan.
“Capital Market Securites include instruments with maturities
greater, than one year and those with no-designed maturity at all” (Elton
dan Gruber, 2003)
Elton dan Gruber (2003) dalam bukunya menjelaskan bahwa pasar
modal terdiri dari instrumen yang memiliki kematangan lebih dari satu
tahun (obligasi) dan bahkan untuk dirancang untuk tidak memiliki
kematangan sama sekali (saham)
9
Menurut Sundjaja dan Ridwan (2010) pasar modal adalah tempat
kegiatan yang mempertemukan penjual dan pembeli dana jangka panjang
dalam menunjang pengembangan usaha.
Pasar modal (Hariyani dan Serfianto, 2010) adalah adalah tempat
memperdagangkan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang
bisa diperjualbelikan, misalnya saham (ekuiti/penyertaan), obligasi (surat
hutang), reksadana, produk derivatif, maupun instrumen lainnya.
Dalam arti sempit pasar modal adalah suatu pasar (tempat berupa
gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasiobligasi dan surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara
pedagang efek (Sunariyah, 2011)
Pasar modal dalam istilah asing yang disebut „ capital market’,
pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang mempertemukan penjual dan
pembeli dana. Dana yang diperjual belikan itu digunakan untuk jangka
panjang dalam menunjang pengembangan usaha. Tempat penawaran atau
penjualan dana ini dilaksanakan dalam suatu lembaga resmiyang disebut
Bursa Efek.
Pada saat ini di Indonesia terdapat Bursa Efek Indonesia. Pasar
modal mempertemukan antara pemilik dana (supplier of fund) dengan
pengguna dana (user of fund) untuk tujuan investasi jangka menengah
10
(midddle-term investment) dan panjang (long-term investment), kedua
pihak melakukan jual beli modal yang berwujud efek (Nasarudin, 2004).
Pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana selain sistem
perbankan. Menurut Suad Husnan (1994), pasar modal adalah pasar dari
berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat
diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal
sendiri (saham) yang diterbitkan pemerintah dan perusahaan swasta.
Secara terminologi financial market disebut efek yang dapat berupa
saham, obligasi atau sertifikat atas saham atau dalam bentuk surat
berharga lainya atau surat berharga yang merupakan derivatif dari bentuk
surat saham atau sertifikat yang diperjualbelikan di pasar modal. Dalam
bahasa inggris disebut securities yang berarti surat berharga tersebut
memberikan jaminan atau garansi yang dapat dicairkan dengan sejumlah
uang sesuai dengan nilai yang tercantum dalam surat berharga itu.
a. Manfaat Pasar Modal
Menurut Hariyani dan Serfianto (2010), dapat dijelaskan bahwa
manfaat dari keberadaan pasar modal adalah
1) Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia
usaha sekaligus memungkinkan terciptanya alokasi sumber dana
secara optimal.
11
2) Memberikan
wahana
investasi
bagi
investor,
sekaligus
memungkinkan adanya upaya diversifikasi portofolio investasi.
3) Penyebaran
kepemilikan
perusahaan
sampai
ke
lapisan
masyarakat menengah.
4) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan
prospektif.
5) Menciptakan iklim usaha yang sehat, terbuka dan profesional.
6) Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik.
b. Pasar Modal di Indonesia
Pasar modal di Indonesia sudah berdiri sejak zaman kolonial
Belanda, tepatnya pada 1912 di Batavia. Saat itu, pasar modal
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal sudah ada
sejak 1912, perkembangan dan pertumbuhannya tidak berjalan seperti
yang diharapkan. Bahkan kegiatannya mengalami kevakuman pada
beberapa periode, antara lain disebabkan oleh Perang Dunia I dan II,
perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial Belanda kepada
pemerintah
Republik
Indonesia,
dan
berbagai
kondisi
yang
menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar
modal pada 1977. Beberapa tahun kemudian, pasar modal mengalami
12
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan Pemerintah RI.
Roda perekonomian akan berjalan dengan baik apabila semua
komponen di dalamnya dikelola dengan baik. Modal akan menjadi
salah satu elemen penting yang harus mendapatkan perhatian khusus
dalam mengelolanya, modal dalam suatu perusahaan akan digunakan
untuk pembiayaan kegiatan produksi dan rumah tangga atau pun dapat
digunakan sebagai alat untuk melakukan ekspansi.
2. Saham
Saham disebut juga sebagai instrumen atau surat-surat berharga
yang diperdagangkan dipasar modal. Menurut fakhruddin m. hendy
dalam bukunya tanya jawab pasar modal (2008:30) saham adalah surat
berharga yang menunjukkan kepemilikan seorang investor didalam suatu
perusahaan yang artinya jika seseorang membeli saham suatu
perusahaan, itu berarti dia telah menyertakan modal kedalam suatu
perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli.
Saham
adalah
surat
berharga
yang
menunjukkan
adanya
kepemilikan seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan penerbit
saham bagian modal suatu perusahaan (simatupang, 2010:19). Dari
beberapa definisi yang ada dapat di ambil kesimpulan bahwa saham
adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu
13
maupun institusi yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
Ada pula yang mendefinisikan saham adalah tanda bukti memiliki
perusahaan dimana pemiliknya disebut sebagai pemegang saham
(shareholder atau stockholder) ( Samsul, 2006:45).
a. Jenis - Jenis atau Klasifikasi Saham
Saham dapat juga dibedakan antara saham biasa (common
stock) dan saham preferen (preferred stock) (Siamat, 2005:507).
Perbedaan kedua jenis saham ini antara lain adalah sebagai berikut :
1) Saham Biasa (Common Stock)
a. Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
b. Memiliki hak suara (one share one vote)
c. Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila
bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan
dilunasi.
2) Saham Preferen (Preferred Stock)
a. Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden.
b. Tidak memiliki hak suara.
c. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam
pencalonan pengurus.
d. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal
saham terlebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan
dilikuidasi.
14
e. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba
perusahaan disamping penghasilan diterima secara tetap.
Klasifikasi saham menurut martalena dan malinda (2011:37)
terbagi menjadi 3 jenis saham berdasarkan nilai kapitalisasinya,
yaitu:
1) Big-cap
Big-cap atau yang sering disebut saham blue chip merupakan
kelompok saham yang berkapitalisasi besar dengan nilai
kapitalisasi diatas Rp. 1 triliun. Saham-saham ini diterbitkan
oleh perusahaan yang sudah mapan.
2) Mid-cap
Mid cap merupakan kelompok saham yang berkapitalisasi besar
antara Rp 100 milyar sampai dengan Rp. 1 triliun. Saham ini
sering disebut juga saham lapis kedua.
3) Small-cap
Small
cap
merupakan
kelompok
saham
yang
nilai
kapitalisasinya dibawah Rp. 100 milyar, bisa disebut saham
lapis ketiga.
Berdasarkan
fundamental
perusahaan
dan
kondisi
perekonomian, saham dibagi menjadi :
15
1) Income Stock
Saham yang mampu memberikan deviden yang lebih besar dari
rata-rata daviden yang diberikan saham lain.
2) Growth Stocks
Saham yang emitennya perusahaan memiliki pertumbuhan
penjualan dan pendapatan yang lebih tinggi.
3) Speculative Stock
Saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang pendapatannya
tidak stabil.
4) Cyclical Stock
Saham
yang
pergerakannya
searah
dengan
pergerakan
perekonomian makro dan pendapatannya berfluktuasi bisnis
industry.
5) Defensive Stock
Saham yang tak terpengaruh oleh perekonomian makro.
b. Keuntungan dan Risiko Saham
Ada dua keuntungan yang diproleh investor dengan membeli
atau memiliki saham (Siamat, 2005:508), yaitu :
1) Deviden
Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan
16
perusahaan. Deviden diberikan setelah mendapat persetujuan
pemegang saham perusahaan dalam RUPS. Jika seorang pemodal
ingin mendapatkan deviden, maka pemodal tersebut harus
memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relative lama
yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode
dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapat
deviden. Deviden yang dibagikan perusahaan dapat berupa
deviden tunai, yang artinya kepada setiap pemegang saham
diberikan deviden berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu
untuk setiap saham atau dapat pula berupa deviden saham yang
berarti kepada setiap pemegang saham diberikan deviden sejumlah
saham sehingga saham yang dimiliki seorang investor akan
bertambah dengan adanya pembagian saham tersebut.
2) Capital Gain
Capital gain yaitu kondisi dimana investor menjual saham lebih
tinggi dari harga beli. Capital gain terbentuk dengan adanya
aktivitas perdagangan saham dipasar sekunder.
Sebagai instrument investasi, saham juga memiliki risiko
apabila investor kurang jeli dalam menilai kinerja keuangan
perusahaan yang bersangkutan (Siamat, 2005:509). Risiko tersebut
adalah :
17
1). Capital Loss
Merupakan kebalikan dari capital gain, yaitu suatu kondisi dimana
investor menjual saham lebih rendah dari harga beli sehingga
mengalami kerugian.
2). Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki dinyatakan bangkrut oleh
pengadilan atau peusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak
klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah
seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan
kekayaan perusahaan). Jika mendapat sisa dari daril penjualan
kekayaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional
kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa
kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak memperoleh
hasil dari likuidasi tersebut.
Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham.
Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus
menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
3. Nilai Saham
Menurut
Simatupang
(2010:20),
setiap
saham
yang
di
perdagangkan di pasar modal memiliki 3 jenis nilai yang melekat pada
suatu saham perusahaan go-public. Nilai dari saham tersebut perlu
18
dipahami investor karena akan sangat membantu para investor dalam
mempertimbangkan melakukan investasi saham dipasar modal. Adapun
nilai saham tersebut yaitu :
a. Nilai Nominal
Nilai nominal saham adalah nilai yang tertera di dalam saham,
yang diperoleh dari hasil pembagian total modal perusahaan terhadap
jumlah saham yang beredar. Nilai nominal digunakan lebih kepada
kepentingan akuntansi dan hukum. Nilai nominal tidak mengukur
nilai riil suatu saham tetapi hanya digunakan untuk menentukan
besarnya modal disetor penuh dalam neraca. Sehingga besar kecilnya
nilai nominal sangat tergantung dari besarnya modal disetor
perusahaan dan jumlah saham yang diterbitkan.
b. Nilai Wajar Saham
Nilai wajar saham adalah nilai yang diberikan oleh para
investor atau analisis pasar modal terhadap setiap saham yang
diperdagangkan di bursa efek dengan berpedoman kepada masingmasing industry dari setiap perusahaan tersebut dan penggunaan
metode-metode perhitungan nilai/harga suatu saham yang berlaku
umum seperti misalnya dengan menggunakan Metode Gross Profit
Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit Margin
(NPM), Return On Asset (ROA).
19
c. Nilai Pasar
Nilai pasar atau harga pasar saham suatu perusahaan gopublic adalah nilai yang diperdagangkan di bursa efek. Nilai pasar
berbeda dengan nilai nominal dan nilai wajar. Nilai pasar tebentuk
dari perkiraan para investor terhadap prospek perusahaan. Semakin
banyak para investor yang memperkirakan kinerja perusahaan akan
semakin baik di masa akan datang, maka semakin banyak para
investor melakukan pembelian dan semakin tinggi harga saham dan
sebaliknya
semakin
banyak
investor
memperkirakan
kinerja
perusahaan akan menurun, maka akan semakin banyak investor yang
melakukan penjualan saham dan harga saham akan menurun.
Pendapat lain menurut Martalena dan Malinda (2011:37), nilai dari
suatu saham dapat memiliki 4 konsep yaitu :
a. Nilai Nominal
Merupakan nilai per saham yang berkaitan dengan akuntansi
dan hukum. Ini diperlihatkan pada neraca perusahaan dan merupakan
modal disetor penuh dengan jumlah saham yang diedarkan.
b. Nilai Buku
Nilai buku perlembar saham yang merupakan nilai aktiva
bersih perlembar saham yang merupakan nilai ekuitas di bagi dengan
jumlah lembar saham.
20
c. Nilai Pasar
Nilai suatu saham yang ditentukan oleh permintaan dan
penawaran yang terbentuk di bursa saham.
d. Nilai Intrinsic
Merupakan harga wajar saham yang mencerminkan harga
saham yang sebenarnya. Nilai intrinsic ini merupakan nilai sekarang
dari semua arus kas di masa mendatang (yang berasal dari capital
gain dan deviden)
4. Harga Saham
Harga saham adalah nilai jual saham dalam rupiah pada setiap
perusahaan sector industry barang konsumsi yang terdaftar dibursa efek
Indonesia (BEI), harga saham ditentukan berdasarkan harga penutupan
yang merupakan harga yang diminta dan ditawarkan oleh penjual dan
pembeli.
Harga saham menurut Martono (2007:13) yaitu refleksi dari
keputusan-keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakan deviden)
dan pengelolaan asset. Sedangkan menurut kesuma (2009-40) harga
saham adalah nilai nominal penutupan (closing price) dari penyertaan
atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas yang berlaku secara regular di pasar modal.
Menurut Rusdin (2008:66) harga saham ditentukan
menurut
hukum permintaan-penawaran atau kekuatan tawar menawar. Maka
21
makin banyak orang yang ingin membeli, maka harga saham tersebut
cenderung naik. Sebaliknya, makin banyak orang yang ingin menjual
saham, maka saham tersebut akan bergerak turun.
Menurut Widioatmojo (2001:45) harga saham dibedakan menjadi
delapan :
a. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh
emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.
Besarnya harga nominal menentukan arti penting saham karena
biasanya deviden ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
b. Harga Perdana
Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di
bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh
peminjam emisi (underwrtitter) dan emiten. Dengan demikian akan
diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada
masyarakat, biasanya hal tersebut dilakukan untuk menentukan harga
perdana.
c. Harga Pasar Saham
Harga pasar merupakan harga jual emisi dari perjanjian emisi kepada
investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu
dengan investor yang lama. Harga ini terjadi setelah saham tersebut
22
dicatatkan di bursa. Transaksi ini tidak lagimelibatkan emiten dari
penjamin emisi, harga ini yang disebut sebagai harga di pasar
sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga
perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder,
kecil sekali negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit.
Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain
adalah harga pasar.
d. Harga Pembukaan
Setelah saham dicatatkan di bursa, saham ini akan diperdagangkan
setiap hari. Jika harga pasar adalah besarnya nilai rupiah yang
disepakati oleh penjual dan pembeli saat transaksi, maka harga
pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual dan pembeli pada
saat jam bursa dibuka.
e. Harga Penutupan
Harga penutupan merupakan harga yang diminta oleh penjual atau
pembeli dan pada saat akhir bursa.
f. Harga Tertinggi
Transaksi atas suatu saham tidak hanya terjadi sekali atau dua kali
dalam satu bursa, tetapi bisa berkali-kali dan tidak terjadi pada harga
yang sama. Bisa saja pada awal hari bursa harga satu saham mencapai
harga yang tertinggi, kemudian terus menurun pada akhir bursa atau
23
sebaliknya. Harga yang paling tinggi pada satu bursa inilah yang
dimaksud dengan harga tertinggi.
g. Harga Rendah
Harga ini adalah lawan dari harga tertinggi.
h. Harga rata-rata
Harga rata-rata merupakan perataan dari harga tertinggi dan terendah.
Mengetahui ketiga harga ini (harga tertinggi, harga terendah, dan
harga rata-rata) cukup penting, sebab dari sini investor dapat
mengetahui seberapa jauh kekuatan dan kelemahan
suatu saham
dalam satu hari bursa, satu bulan bursa.
5. Return Saham
Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
pemodal atas suatu investasi yang dilakukan (Ang, 1997). Husnan
(1994) juga menyatakan bahwa return saham merupakan hasil yang
diperoleh dari suatu investasi. Investasi harus benar-benar menyadari
bahwa di samping akan memperoleh keuntungan
tidak menutup
kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau
kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor
menganalisis keadaan harga saham rnerupakan penilaian sesaat yang
dipengaruhi oleh banyak faktor
termasuk diantaranya kondisi
(performance) dari perusahaan, kendala-kendala eksteral, kekuatan
24
penawaran dan permintaan saham di pasar, serta kemampuan investor
dalam menganalisis investasi saham perhari atau satu tahun bursa.
Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return
ekspektasi
yang
belum
terjadi
tetapi yang diharapkan dimasa
mendatang. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi,
dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return
historis ini berguna sebagi dasar penentuan return
risiko
di
ekspektasi
dan
masa mendatang (Ang, 1997). Konsep risk dan return
mempunyai peranan yang sangat besar dimana perilaku investor
seringkali didasarkan pada konsep ini. Husnan (1998) dalam Martono
(2009) mengungkapkan teori keuangan yang membahas tentang analisis
investasi yang memiliki risiko tinggi, para investor mensyaratkan
tingkat return yang semakin tinggi pula. Return ekspektasi merupakan
return yang belum terjadi tetapi yang diharapkan di masa mendatang.
Sebagai individu yang rasional, investor akan mempertimbangkan return
yang diharapkan akan diterima (expected return) dan besaran risiko
yang harus ditanggung sebagai konsekuensi logis dari keputusan yang
telah diambil.
25
6. Rasio Keuangan
a. Pengertian Rasio Keuangan
Seorang
analis
keuangan
dapat
mengevaluasi
kondisi
keuangan serta kinerja dari sebuah perusahaan dengan cara
melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan
perusahaan. Alat yang sering digunakan untuk pemeriksaan tersebut
adalah rasio keuangan atau indeks yang menghubungkan dua angka
akuntansi dan didapat dengan membagi angka lainnya (Home dan
JM. Machowicz, 2009-:201).
Kasmir (2009:104) berpendapat bahwa rasio keuangan
merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam
laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka
lainnya. Dimana perbandingan tersebut dapat dilakukan antara satu
komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan antar
komponen yang ada di antara laporan keuangan. Angka yang
diperbandingkan dalam rasio keuangan ini dapat berupa angka-angka
dalam satu atau beberapa periode. Kemudian hasil dari rasio
keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dalam
satu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan.
Sedangkan menurut Sugiono (2009:64) analisa rasio keuangan
merupakan suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur-
26
unsur dalam laporan keuangan, dimana hubungan tersebut dinyatakan
dalam bentuk matematika yang sederhana.
Dari berbagai pendapat tersebut, maka jelas bahwa rasio
keuangan merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan
untuk melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan. Akan tetapi
manfaat yang sebenarnya dari setiap rasio keuangan sangat ditentukan
oleh tujuan spesifik dari analis. Rasio-rasio yang bermanfaat dapat
menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau kinerja operasi
dan membantu menggambarkan kecenderungan serta pola perubahan
tersebut, yang ada pada gilirannya dapat menunjukkan kepada analis
risiko dari peluan perusahaan yang ditelaah.
b. Tujuan dan Manfaat Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio adalah untuk menentukan tingkat
likuiditas, solvabilitas, keefektifan serta keuntungan perusahaan
(profitability). Sedangkan manfaat dari penggunaan analisis rasio
keuangan menurut Mardiyanto (2009:65) setidaknya ada 3 (tiga)
manfaat yang dapat dirasakan bagi 3 (tiga) pihak berbeda diantaranya
sebagai berikut :
1) Manajer, berfungsi sebagai peralatan analisis perencanaan dan
pengendalian keuangan.
2) Analis kredit perbankkan, berfungsi untuk menilai kemampuan
permohonan kredit dalam membayar hutangnya.
27
3) Analis sekuritas, berfungsi untuk menilai dan prospek harga
sekuritas termasuk untuk menentukan peringkat hutang jangka
panjang.
c. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Moeljadi (2006:68) menggolongkan rasio-rasio keuangan
menjadi sebagai berikut :
1). Rasio Likuiditas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar semua kewajuban finansialnya pada saat jatuh
tempo. Kewajiban tersebut merupakan kewajiban jangka pendek
atau kewajiban jangka panjang yang sudah segera jatuh tempo.
Rasio ini terbagi atas :
a. Current Ratio (CR)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh aktiva
lancar perusahaan digunakan untuk melunasi hutang lancar
(kewajiban jangka pendek) yang akan jatuh tempo atau segera
dibayar. Sebagai pedoman umum current ratio 200% sudah
dianggap
baik,
khususnya
bagi
perusahaan
industry.
Perhitungan current ratio (CR) dirumuskan sebagai berikut
(Sugiono, 2009:68) :
Current Ratio =
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
28
b. Quick ratio (QR)
Dalam rasio ini pos persediaan tidak dihitung, karena
persediaan merupakan pos yang tidak liquid dalam aktiva
lancar. Hal ini disebabkan oleh panjangnya tahap yang dilalui
untuk menjadi kas. Perhitungan quick Ratio (QR) dirumuskan
sebagai berikut (Sugiono, 2009:69) :
Quick Ratio = Aktiva Lancar - Persediaan
Hutang Lancar
c. Cash Ratio (CR)
Rasio ini menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk
melunasi seluruh hutang lancarnya tanpa harus mengubah
aktiva lancar bukan kas (piutang dagang dan persediaan)
menjadi kas. Perhitungan Cash Ratio (CR) dirumuskan sebagai
berikut (2009:69) :
Cash Ratio =
Kas
Hutang Lancar
2). Rasio Solvabilitas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam
memenuhi
seluruh
kewajiban
finansialnya
apabila
perusahaan dilikuidasi. Rasio ini terbagi atas :
29
a. Debt Ratio (DR)
Rasio yang membandingkan total utang dengan total aktiva.
Semakin rendah semakin baik, karena jika nilainya semakin
tinggi maka semakin besar risikonya bagi perusahaan.
Perhitungan Debt Ratio (DR) dirumuskan sebagai berikut
(Sugiono, 2009:71) :
Debt Ratio = Total Hutang
Total aktiva
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini menunjukkan perbandingan utang dan modal. Selain
itu rasio ini dinilai penting karena member pengaruh positif dan
negative terhadap rentabilitas modal sendiri dari perusahaan
tersebut. Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah
kemampuan modal sendiri dalam menjamin hutang jangka
panjangnya, sehingga akan semakin berisiko bagi perusahaan
dan begitu pula jika sebaliknya. Perhitungan Debt to Equity
Ratio (DER) dirumuskan sebagai berikut (sugiono, 2009:71) :
Debt Equity Ratio = Total Hutang
Total modal
30
3). Rasio Aktivitas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan
mengelola aktivanya. rasio ini terbagi atas :
a. Total Asset Turn Over (TATO)
Rasio
ini
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
dalam
mengelola seluruh asset atau investasi untuk menghasilkan
penjualan. Semakin besar nilai rasio ini maka semakin bagus
kemampuan perusahaan dalam mengelola asetnya, begitu pula
sebaliknya. Perhitungan total Asset Turn Over (TATO)
dirumuskan sebagai berikut (Sugiono, 2009:70) :
Total Asset Turn Over =
Penjualan
Total aktiva
b. Inventory Turn Over (ITO)
Rasio ini menunjukkan beberapa kali persediaan dapat berputar
dalam satu tahun. Semakin tinggi perputaran persediaan, maka
semakin cepat dana yang tertanam dalam persediaan berputar
kembali menjadi uang kas, begitu pula sebaliknya. Perhitungan
Inventory Turn Over (ITO) dirumuskan sebagai berikut
(Sugiono, 2009:73) :
Inventory Turn Over =
HPP
Persediaan
31
c. Working Capital Turn Over (WCTO)
Rasio ini menunjukkan kemampuan modal kerja yang berputar
dalam siklus kas dari perusahaan. Perputaran modal kerja yang
tinggi diakibatkan oleh rendahnya modal kerja yang tertanam
dalam
persediaan
piutangnya,
begitu
pula
sebaliknya.
Perhitungan Working Capital Turn Over (WCTO) dirumuskan
sebagai berikut (Sugiono, 2009:77) :
WCTO =
Penjualan
Aktiva Lancar - Hutang Lancar
4). Rasio Profitabilitas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang
tercermin pada imbalan atau hasil investasi melalui kegiatan
perusahaan atau dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan
lsecara keseluruhan dan efisiensi dalam pengelolaan kewajiban dan
modal. Rasio ini terdiri dari :
a. Net Profit Margin (NPM)
Rasio ini menunjukkan seberapa besar keuntungan bersih yang
diperoleh perusahaan. Jika profit margin suatu perusahaan lebih
rendah dari rata-rata industry, hal itu dapat disebabkan oleh
harga jual atau harga pokok penjualan yang lebih rendah dari
perusahaan pesaing. Perhitungan Net profit Margin (NPM)
dirumuskan sebagai berikut (Sugiono, 2009:79) :
32
Net Profit Margin =
Laba bersih
Penjualan
b. Return On Asset (ROA)
Rasio ini mengukur tingkat pengembalian modal yang di
investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan bersih dari sebuah bisnis yang dijalankan oleh
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti perusahaan semakin
mampu mendayagunakan asset dengan baik untuk memperoleh
keuntungan, begitu pula sebaliknya. Perhitungan Return On
Asset (ROA) dirumuskan sebagai berikut :
Return On Asset =
Laba Bersih
Total Aktiva
c. Return On Equity (ROE)
Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas
seluruh modal yang ada, selain itu ROE juga merupakan salah
satu indikator yang digunakan oleh pemegang saham untuk
mengukur keberhasilan bisnis yang dijalani. Perhitungan Return
On Equity (ROE) dirumuskan sebagai berikut (Sugiono,
2009:81) :
Return On Equity =
Laba Bersih
Total Equitas
33
5). Rasio Nilai Pasar
Rasio ini bertujuan untuk menjadi tolak ukur yang menhubungkan
harga saham biasa dengan pendapatan perusahaan dari nilai
perbuku saham. Dengan kata lain rasio ini mencerminkan
performance perusahaan secara keseluruhan yang mengaitkan
kondisi internal dengan kondisi pasar. Rasio ini terdiri dari :
a. Price to Book Value (PVB)
Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai
nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini,
berarti pasar makin percaya akan prospek perusahaan tersebut,
begitu pula sebaliknya. Perhitungan Price to Book Value (PBV)
dirumuskan sebagai berikut (Sugiono, 2009:84) :
Price to Book Value =
Harga Pasar Per Saham
Nilai Buku Per Saham
Dimana :
Nilai Buku Per Saham =
Total Equitas
Jumlah Saham Beredar
b. Price Earning Ratio (PER)
Rasio ini diperoleh dari harga pasar saham dibagi dengan laba
per saham sehingga semakin tinggi rasio ini mengindikasikan
kinerja perusahaan semakin baik, dan begitu pula sebaliknya.
34
Perhitungan Price Earning Rasio (PER) dirumuskan sebagai
berikut (Sugiono, 2009:83) :
PER =
Harga Pasar Per Saham
EPS
Dimana :
EPS =
Laba Bersih
Jumlah Saham yang Beredar
d. Keunggulan dan Kelemahan Rasio Keuangan
Menurut Harahap (2010:293) keunggulan-keunggulan yang
dimiliki analisis rasio jika dibandingkan dengan teknik yang lain
adalah:
1). Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang mudah
ditafsirkan.
2). Rasio merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi
yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
4). Dapat digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan di tengah
industry yang lain.
5). Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model memprediksi Z-Score.
6). Menstandarisasi size perusahaan.
7). Lebih
mudah
membandingkan
perusahaan
atau
melihat
perkembangan perusahaan secara periodic atau time series.
35
8). Lebih mudah melihat trend perusahaan untuk memprediksi
kondisi keuangan dimasa yang akan datang.
Selain memiliki keunggulan rasio keuangan juga memiliki
kelemahan. Kelemahan dari rasio keuangan menurut Atmaja
(2008:427), diantaranya :
a. Data Pembanding
Rasio-rasio keuangan pada suatu perusahaan yang beroperasi
dibanyak atau industry yang berbeda sulit dicarikan data
pembanding. Pada umumnya data pembanding berupa angka ratarata rasio keuangan. Kondisi rata-rata bukanlah tujuan perusahaan,
oleh karena itu data pembanding yang baik bisa jadi adalah rasio
keuangan papan atas pada industry tersebut.
b. Efek Inflasi
Dapat menyebabkan distorsi besar pada neraca, akibatnya
perbandingan rasio keuangan dari waktu ke waktu (trend) maupun
perbandingan data industry yang tidak sama waktunya dapat saja
menyesatkan.
c. Widow Dressing
Manajemen perusahaan dapat saja dengan sengaja memanipulasi
kondisi keuangan menjelang penyusuran neraca.
d. Kebijakan operasi seperti keputusan untuk menyewa (leasing) dari
pada meminjam aktiva yang membawa dampak pada rasio
keuangan keuangan.
36
e. Sebagian perusahaan mungkin memiliki sebagian rasio yang
kurang baik dan sebagian lagi baik, hal ini membuat sulit untuk
menyatakan bagaimana kondisi perusahaan pada umumnya, baik
atau buruk.
37
C. Peneletian Terdahulu
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Variabel
No
1.
Peneliti
Desy
dan
Astohar
(2010)
Judul
Alat
Analisi
Analisis faktor-fator Regresi
yang mempengaruhi berganda
return saham
Independen
Hasil Penelitian
Terbaik
Debt to Equity
Debt to Equity Ratio dan Price
Ratio (DER) to Book Value
Price to Book
berpengaruh
Value (PBV) positif terhadap
return saham.
Current
2.
3.
Budialim
Pengaruh kinerja
Giovanni
(2013)
keuangan dan risiko
terhadap return
saham
Zuliarni
Sri
(2012)
Pengaruh kinerja
keuangan terhadap
harga saham
Regresi
Current Ratio
Ratio (CR)
berganda (CR) dan Debt to dan Debt to
Equity Ratio
Equity
Ratio
(DER)
berpengaru
h positif
terhadap
return
saham
Price Earning
Price Earning
Ratio (PER)
Ratio (PER) dan berpengaruh
Regresi Devidend Payout positif terhadap
Berganda
Ratio (DPR)
Harga saham,
38
No
Peneliti
Judul
Alat
Analisi
Variabel
Independen
Terbaik
Hasil
Penelitian
sedangkan
Devidend
Payout Ratio
berpengaruh
negative
terhadap
harga saham.
4.
Purnama I
Gusti Kresna
Pengaruh kinerja
makro ekonomi
Analisis
Kinerja
Surya
(2013)
terhadap kinerja
industry dan kinerja
jalur (Path
analysis)
ekonomi
keuangan serta return
saham
Kinerja
ekonomi
makro tidak
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
return
saham.
5.
Pengaruh
Sutriani Anis
Profitabilitas,
(2014)
Leverage,dan
Regresi
Likuiditas terhadap
Linear
return saham dengan Berganda
nilai tukar sebagai
variable moderasi pada
saham LQ-45
Return On
Asset
(ROA)
dan Debt
to Equity
Ratio
(DER)
Return On
Asset dan
Debt to
Equity Ratio
(DER)
memiliki
pengaruh
yang positif
terhadap
return saham.
39
No
Peneliti
Judul
Alat
Analisi
Variabel
Independen
Terbaik
Hasil
Penelitian
CR, DER, dan
TATO tidak
memiliki
6
Analisis pengaruh
Kinerja Keuangan dan
Return Saham Di
Rangga
Arayoga Bursa Efek Indonesia
Regresi
Linier
ROA
pengaruh
signifikan
terhadap
return saham.
ROA meiliki
pengaruh
Yang
signifikan
terhadap
Return Saham
(2009)
ROA dan
DER
Pengaruh ROA dan
7
Sakti
2009
8
Astohar
2010
DER terhadap Return
Saham pada
Perusahaan
Manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun
2003-2007
Pengaruh Debt to Equity
Ratio, Return On Asset,
Price Book Value
Added, dan Earning Per
Share terhadap return
Saham Perusahaan
Manufacture di Bursa
Efek Indonesia
memiliki
Regresi
Linier
Regresi
Linier
ROA dan
DER
DER,
ROA dan
EPS
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
return saham
perusahaan
DER, ROA
dan EPS
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
return saham
perusahaan
manufaktur
40
D. Kerangka Pemikiran
BEI
Laporan keuangan tahunan
Return
On
Asset
(ROA)
Debt to
Equity
Ratio
(DER)
Current
Ratio
(CR)
Price
Earning
Ratio
(PER)
Return saham
Uji asumsi klasik
-uji normalitas
-uji heteroskedastisitas
-uji miltikoloniearitas
Regresi Linear Berganda
Uji Hipotesis
1. Uji R
2. Uji F
3. Uji t
Kesimpulan
41
E. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ha : Return On Asset berpengaruh positif terhadap return saham.
Semakin tinggi return on asset nya maka return sahamnya akan
semakin tinggi.
H0 :
Tidak ada pengaruh antara Return On Asset terhadap return saham.
Ha : Debt to Equity ratio berpengaruh positif terhadap return saham,
semakin tinggi Debt to Equity Ratio maka semakin rendah return
sahamnya.
H0 : Tidak ada pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap return saham.
Ha : Current ratio berpengaruh positif terhadap return saham, semakin
tinggi nilai Current Ratio maka semakin tinggi nilai return
sahamnya.
H0 : Tidak ada pengaruh Current Ratio terhadap return saham
Ha : Price Earning ratio berpengaruh positif terhadap return saham,
Semakin tinggi nilai Price Earning Rationya maka semakin tinggi
nilai return sahamnya
H0 : Tidak ada pengaruh Price Earning Ratio terhadap return saham.
Ha : Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Price
Earning ratio memiliki pengaruh positif terhadap return saham,
42
semakin baik nilai Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Current
Ratio, dan Price Earning Ratio maka semakin baik Return
sahamnya.
H0 : Tidak ada pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Current
Ratio, dan Price Earning Ratio terhadap Return saham.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memilih BEI sebagai tempat
melakukan observasi. Jadi penelitian yang dilakukan adalah observasi tidak
langsung berupa data sekunder dengan menggunakan data yang ada pada
situs www.idx.co.id. Untuk menganalisis permasalahan yang ada, penulis
mendata laporan keuangan dari perusahaan.
B. Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan oleh penulis adalah
pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan (judgment sampling). Metode
judgment sampling atau purposive pengumpulan data atas dasar strategi
kecakapan atau pertimbangan pribadi semata (Hamid, 2012:29).
Judgment sampling yaitu teknik sampling yang satuan samplingnya
dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh
satuan sampling yang memiliki karakteristik atau kriteria yang dikehendaki
dalam pengambilan sampel.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling. Dalam pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan pusposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:
44
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun
2011-2014.
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan selama tahun 20112014.
3. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang dinyatakan dalam
rupiah dan berakhir pada tanggal 31 Desember selama periode
pengamatan tahun 2010-2014.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang
berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan
dengan cara:
1. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan.
Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa
jurnal, buku, dan tesis.
2. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format
elektronik. Data yang disajikan dalam format elektronik ini antara lain
berupa catalog perpustakaan, laporan-laporan BEI, dan situs internet.
45
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Berisi pembahasan secara deskriptif data sekunder yang telah
dikumpulkan. Tujuannya adalah untuk mengetahui karakteristik
variabel
yang
diteliti.
Statistik
deskriptif
tidak
menyertakan
pengambilan keputusan atau pembuatan kesimpulan.
2. Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan empat uji asumsi klasik meliputi uji
heterokedastisitas, autokorelasi, multikolinearitas dan normalitas.
Penjelasan masing-masing pengujian asumsi klasik akan diuraikan
seperti di bawah ini.
a. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedestisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu
pengamatan
kepengamatan
yang
lain
tetap
maka
disebut
homoskedastisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Imam Ghozali,
2006:139).
Deteksi ada atau tidaknya heteroskedestisitas dapat dialihat
dari ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada
pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang
46
teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka
mengidikasikan bahwa telah terjadi heteroskedestisitas. Jika tidak
ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar diatas dan
dibawah
angka
0
pada
sumbu
Y
maka
tidak
terjadi
heteroskedestisitas (Imam Ghozali, 2006:139).
Cara untuk mendeteksinya adalah dengan melihat grafik
Scater Plot antara nilai prediksi variable terikat (z variabel), dengan
residualnya (s residual):
1) Jika ada pola tertentu yang teratur, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,melebar,
kemudian menyempit), maka mengidentifikasikan telah terjadi
heterokesdastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas
dan dibawah angka nol (0) pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokesdastisitas (Ghozali, 2006:139).
b. Uji Autokorelasi
Ghozali (2006) menyatakan bahwa uji autokorelasi bertujuan
untuk menguji apakah suatu model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.
47
Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah
Durbin Watson (DW).
Kriteria pengambilan kesimpulan dalam uji Durbin Watson
adalah sebagai berikut(Ghozali, 2006) :
1) Angka D-W dibawah -2, ada autokorelasi positif
2) Angka D-W antara -2 sampai 2, tidak ada autokorelasi
3) Angka D-W diatas 2, ada autokorelasi negative
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen (Imam Ghozali, 2006: 105). Deteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas dalam model regresi adalah dilihat dari besaran VIF
(Variance Inflation Factor) dan tolerance (TOL).Regresi bebas dari
masalah multikolonieritas jika nilai VIF <10 dan nilai TOL >0.1 (Imam
Ghozali, 2006: 106).
d. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk munguji apakah dalam model
regresi, variabel independen dan dependen keduanya mempunyai
distribusi normal atau mendekati normal (Imam Ghozali, 2006:160).
Dalam
penelitian
ini,
uji
normalitas
menggunakan
normal
probability plot (P-P Plot).Suatu variabel dikatakan normal jika
48
gambar distribusi dengan titik-titik data searah mengikuti garis
diagonal (Imam Ghozali, 2006:163).
Pengujian normalitas pada model regresi yang dibuat
menggunakan nilai error term. Pada prinsipnya deteksi normalitas
dilakukan dengan melihat grafik normal probability plot. Dasar
pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola
distibusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram yang tidak
menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006:163).
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda adalah alat untuk meramalkan nilai
pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat,
yang bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional
atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas (Nugroho,
2005:43).
Rumus regresi linier berganda:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
49
Dimana:
Y
= Stock return
a
= Harga Y bila X = 0 (harga konstan).
b1
= Koefisien regresi Price Earning Ratio (PER)
X1
= Price Earning Ratio (PER)
b2
= Koefisien regresi Current Ratio (CR)
X2
= Current Ratio (CR)
b3
= Koefisien regresi Return On Asset (ROA)
X3
= Return On Asset
b3
= Koefisien regresi Debt to Equity Ratio (DER)
X3
= Debt to Equity Ratio (DER)
e
= Standar error
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel independent menjelaskan
variabel
koefisien
dependent.
determinasi
Kelemahan
adalah
mendasar
bisa
dalam
terhadap
penggunaan
jumlah
variabel
independent yang dimasukkan ke dalam model (Ghozali, 2006:83).
Setiap tambahan satu variabel independent, maka R2 pasti meningkat
tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependent. Oleh karena itu, banyak peneliti yang
menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat
50
mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R2,
nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel
independent ditambahkan ke dalam model. Dalam kenyataan nilai
adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus
bernilai positif. Menurut Gujarati dalam (Ghozali, 2006:81), jika
dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilainya
dianggap nol.
b. Uji t (Uji Parsial)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel
penjelas
atau
independen
secara
individual
dalam
menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji
pada tingkat signifikansi 0,05.
Menurut Santoso (2010:168), dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau
Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau
bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau
Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen
51
atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap
variabel dependen atau terikat.
c. Uji F (Uji Simultan)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji
statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersamasama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan
0,05.
Menurut Santoso (2010:120), dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau
Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau
Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel
independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen atau terikat.
52
E. Operasionalisasi Variabel
Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi
nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian. Adapun cara pengukuran dari
variabel ini adalah dengan menggunakan skala pengukuran Rasio. Berikut
ini adalah variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu:
1. Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio
profitabilitas
yang
dimaksudkan
untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas
yang digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan
menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Sugiono (2009:80) Return On Asset (ROA) diperoleh dengan cara
membandingkan net income terhadap total asset. Secara matematis
ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA = Net Income x 100%
Total Asset
2. Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini menunjukkan perbandingan utang dan modal. Selain itu rasio
ini dinilai penting karena member pengaruh
positif dan negative
terhadap rentabilitas modal sendiri dari perusahaan tersebut. Semakin
tinggi rasio ini maka semakin rendah kemampuan modal sendiri dalam
menjamin hutang jangka panjangnya, sehingga akan semakin berisiko
53
bagi perusahaan dan begitu pula jika sebaliknya. Perhitungan Debt to
Equity Ratio (DER) dirumuskan sebagai berikut (Sugiono, 2009:71) :
Debt Equity Ratio = Total Hutang
Total Modal
3. Cash Ratio (CR)
Rasio ini menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk melunasi
seluruh hutang lancarnya tanpa harus mengubah aktiva lancar bukan kas
(piutang dagang dan persediaan) menjadi kas. Perhitungan Cash Ratio
(CR) dirumuskan sebagai berikut (Sugiono, 2009:69) :
Cash Ratio =
Kas
Hutang Lancar
4. Price Earning Ratio (PER)
Rasio ini diperoleh dari harga pasar saham dibagi dengan laba per
saham sehingga semakin tinggi rasio ini mengindikasikan kinerja
perusahaan semakin baik, dan begitu pula sebaliknya. Perhitungan Price
Earning Rasio (PER) dirumuskan sebagai berikut (Sugiono, 2009:83) :
PER = Harga Pasar Per Saham
EPS
Dimana :
EPS =
Laba Bersih
Jumlah Saham yang Beredar
54
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Deskriptif Data Objek Penelitian
1. Objek Penelitian
Obyek penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah
Perusahaan Textile dan Garment yang menerbitkan saham dan saham
tersebut diperdagangkan periode 2011 – 2014. Dari total keseluruhan
perusahaan yang ada, maka setelah memenuhi kriteria sampling yang
ditetapkan, maka diperoleh 20 perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini dengan 16 unit saham.
Tabel 4.1
Tabel data sampel perusahaan
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
NAMA PERUSAHAAN
PT POLYCHEM INDONESIA Tbk
PT CENTURY TEXTILE INDUSTRY Tbk
PT ARGO PANTES Tbk
PT ERATEX DJAJA Tbk
PT EVER SHINES TEX Tbk
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk
PT INDO RAMA SYNTHETICS Tbk
PT ICTSI JASA PRIMA Tbk
PT APAC CITRA CENTERTEX Tbk
PT PAN BROTHERS Tbk
PT ASIA PASIFIC FIBERS Tbk
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk
PT NUSANTARA INTI CORPORA Tbk
PT SUNSON TEXTILE MANUFACTURE
PT TIFICO FIBER INDONESIA Tbk
PT TRISULA INTERNATIONAL Tbk
Sumber: data diolah
55
KODE
SAHAM
ADMG
CNTX
ARGO
ERTX
ESTI
HDTX
INDR
KARW
MYTX
PBRX
POLY
RICY
UNIT
STAR
TFCO
TRIS
Data perusahaan dalam penelitian ini diperoleh dari data laporan
keuangan tahunan perusahaan yang ada di BEI. Data yang digunakan
adalah data akhir tahun 2011 sampai 2014.
B. Proses dan Hasil Analisis
1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum model regresi digunakan dalam pengujian hipotesis, terlebih
dahulu model tersebut akan diuji apakah model tersebut memenuhi
asumsi klasik atau tidak, yang mana asumsi ini merupakan asumsi
yang mendasari analisis regresi. Pengujian asumsi klasik ini
dimaksudkan untuk memastikan bahwa model yang diperoleh benarbenar memenuhi asumsi dasar dalam regresi yang meliputi: tidak
terjadi autokorelasi, tidak terjadi multikolinearitas dan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
a.
Uji Normalitas
Uji yang dilakukan dalam penelitian ini untuk menentukan
normalitas
suatu
data
adalah
dengan
menggunakan
uji
Kolmogorov-Smirnov. Kriteria yang digunakan yaitu menerima
H0 apabila nilai signifikan lebih dari tingkat alpha yang telah
ditentukan yaitu 5% (0,05).
H0 diterima apabila sig > 0, 05
H0 ditolak apabila sig. < 0, 05
56
Tabel 4.2
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Regresi Berganda
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
256
Normal Parameters
Mean
a,b
,0000000
Std. Deviation
Most Extreme Differences
,75717731
Absolute
,044
Positive
,044
Negative
-,044
Kolmogorov-Smirnov Z
,663
Asymp. Sig. (2-tailed)
,757
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Diolah
Dilihat dari tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai signifikansi
sebesar 0,757 lebih besar dari nilai alpha 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa H0 diterima. Artinya bahwa data tersebut
berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika
variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini
tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen
yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan
nol
(Ghozali,
2006).
Untuk
mengetahui
apakah
terjadi
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF yang terdapat pada
masing–masing variabel seperti terlihat pada Tabel 4.3 berikut ini.
57
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
Model
Unstandardized
Standa
Coefficients
rdized
a
T
Sig.
Collinearity
Statistics
Coeffici
ents
B
Std.
Beta
Tolera
Error
6,027
1,053
,832
,081
-,003
ROA
DER
(Constant)
PER
1
CR
VIF
nce
5,881
,000
,506
10,735
,000
,948
1,027
,005
-,028
-,559
,577
,958
1,044
,137
,024
,304
5,120
,000
,796
1,194
-1,153
,291
-,316
-5,930
,000
,574
1,672
a. Dependent Variable: RETURNSAHAM
Sumber: data sekunder yang diolah
Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah
jika mempunyai nilai Tolerance diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah
10. Data yang digunakan untuk uji multikolinearitas ini adalah data
yang telah dihilangkan outlier-nya. Dari tabel tersebut diperoleh
bahwa semua variabel bebas memiliki nilai Tolerance di atas 0.1
dan nilai VIF jauh di bawah angka 10. Dengan demikian dalam
model ini tidak ada masalah multikolinieritas.
c. Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya autokolerasi pada model
regresi digunakan uji Durbin–Watson.Panduan mengenai angka DW untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W,
58
yang bisa dilihat pada buku statistik yang relevan. Namun demikian
secara umum bisa diambil patokan : (Santoso, 2000:219)
1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada
autokorelasi.
3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.4
Hasil Uji Durbin-Watson
b
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
1
,740
a
,472
Std. Error of the Durbin-Watson
Estimate
,428
,8173
1,766
a. Predictors: (Constant), PER, CR, ROA, DER
b. Dependent Variable: RETURNSAHAM
Sumber : Data sekunder yang diolah
Dari table 4.4 di atas nilai Durbin Watson adalah 1,766. Dengan
menggunakan table Durbin Watson dapat diketahui bahwa nilai
1,766 berada pada kisaran -2 sampai 2 yang berarti tidak ada
autokorelasi, sehingga asumsi klasik mengenai tidak terjadinya
gejala autokorelasi dapat terpenuhi oleh model regresi yang
diperoleh.
d. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
59
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas
dan
jika
berbeda
akan
disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang
tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).
Untuk menentukan heteroskedastisitas dapat menggunakan grafik
scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak,
tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, bila
kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan
model regresi layak digunakan. Hasil uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan grafik scatterplot di tunjukan pada Gambar 4.1
dibawah ini:
Gambar 4.1
Uji Heterokedastisitas
Sumber : data sekunder yang diolah
60
Dengan melihat grafik scatterplot di atas, terlihat titik-titik
menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa
tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang
digunakan.
2. Hasil Analisis Regresi Berganda
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Regresi
Coefficients
Model
a
Unstandardized
Standardiz
Coefficients
ed
T
Sig.
Collinearity
Statistics
Coefficients
B
Std. Error
Beta
Toleranc
VIF
e
6,027
1,053
5,881
,000
,832
,081
,506 10,735
,000
,948
1,027
-,003
,005
-,028
-,559
,577
,958
1,044
ROA
,137
,024
,304
5,120
,000
,796
1,194
DER
-1,153
,291
-,316
-5,930
,000
,574
1,672
(Constant)
PER
1
CR
a. Dependent Variable: RETURNSAHAM
Sumber: data sekunder yang diolah
Dengan melihat tabel diatas, dapat disusun persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut :
STOCKRETURN = 6027 + 0,832PER + 0,137ROA - 1,153DER
Dari tabel diatas didapati bahwa:
61
a.
Nilai signifikansi t pada variabel PER sebesar 0,000 yang ternyata
lebih kecil dari derajat signifikansi yaitu sebesar 0,05 sehingga
dinyatakan terdapat ada pengaruh secara signifikan PER terhadap
STOCK RETURN dan dengan t hitung sebesar 10,735 lebih besar
dari t tabel adalah 1,9751 sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi
PER maka semakin tinggi Return Saham, atau hubungan antara PER
dan Return Saham memiliki hubungan yang positif.
b. Nilai signifikansi t pada variabel ROA sebesar 0,000 yang ternyata
lebih kecil dari derajat signifikansi yaitu sebesar 0,05, sehingga
dinyatakan terdapat ada pengaruh secara signifikan ROA terhadap
Return saham dan dengan t hitung sebesar 5,120 lebih besar dari t
tabel adalah 1,9751. Sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi
ROA maka semakin tinggi Return Saham atau hubungan antara
ROA dan Return Saham adalah hubungan positif.
c.
Nilai signifikansi t pada variabel DER sebesar 0,000 yang ternyata
lebih kecil dari derajat signifikansi yaitu sebesar 0,05, sehingga
dinyatakan terdapat ada pengaruh secara signifikan DER terhadap
return saham dan dengan t hitung sebesar -5,930 lebih kecil dari t
tabel adalah 1,9751. Sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi
DER maka semakin rendah return saham atau hubungan antara DER
dan Return Saham memiliki hubungan negatif.
62
3. Pengujian Hipotesis
a.
Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. Hasil
perhitungan Uji F ini dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini
Tabel 4.6
Hasil Uji F
a
ANOVA
Model
Sum of
Df
Mean Square
F
Sig.
Squares
1
Regression
121,672
5
24,334
Residual
141,715
248
,650
Total
263,387
254
37,434
,000
b
a. Dependent Variable: RETURNSAHAM
b. Predictors: (Constant), PER, CR, ROA, DER
Sumber : Data sekunder yang diolah
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui pula bahwa secara
bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan
dari nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena probabilitas jauh lebih
kecil dari 0,05 atau 5%, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
PER, CR, ROA, dan DER bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap Return saham. Berdasarkan hasil analisis
regresi diatas maka Ha pada penelitian ini diterima.
63
Hasil tersebut diperkuat dengan penelitian-penelitian yang telah
dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya:
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Desy dan Astohar (2012)
yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return
Saham bahwa semua variabel independennya secara simultan
berpengaruh terhadap Return Saham.
b. Uji t
Hasil perhitungan analisis regresi guna menguji hipotesis-hipotesis
yang diajukan dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji t
Coefficients
Model
Unstandardized
Standard
Coefficients
ized
a
T
Sig.
Collinearity
Statistics
Coefficie
nts
B
Std. Error
Beta
Toleran
VIF
ce
6,027
1,053
5,881
,000
,832
,081
,506 10,735
,000
1,027
-,003
,005
-,028
-,579
,557
1,044
ROA
,137
,024
,304
5,120
,000
1,194
DER
-1,153
,291
-,316
-5,930
,000
1,672
(Constant)
PER
1 CR
Sumber : Data sekunder yang diolah
Dari hasil analisis regresi diatas, hanya PER, ROA dan DER yang
berpengaruh secara siginifikan terhadap return saham dengan
tingkat signifikan di bawah 0,05 atau 5%.
64
Variable PER, ROA dan DER secara parsial berpengaruh
signifikan secara parsial atau sendiri-sendiri terhadap return saham
dengan nilai sig masing-masing: 0.000
Berdasarkan hasil Uji t maka Ha1, Ha3 dan Ha4 diterima
4. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya.
Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya
memberikan hampir
semua informasi
yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Hasil
perhitungan koefisien determinasi tersebut dapat terlihat pada Tabel 4.8
berikut:
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2)
b
Model Summary
Model
1
R
,740
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,472
,428
,8173
Durbin-Watson
1,776
a. Predictors: (Constant), PER, CR, ROA, DER
b. Dependent Variable: RETURNSAHAM
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil besarnya pengaruh variable
independen terhadap variabel dependen yang dapat diterangkan oleh
model persamaan ini adalah sebesar 47,2 %. Hal ini menunjukkan
bahwa besar pengaruh variabel Debt to Equity Ratio (DER), Return On
65
Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Current Ratio (CR)
diterangkan oleh model persamaan ini adalah sebesar 47,2 % dan
sisanya sebesar 42,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam model regresi, seperti faktor makro perusahaan,
faktor ekonomi negara, dan faktor industri secara umum.
66
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas sebelumnya maka dapat
diambil beberapa kesimpulan, diantaranya adalah:
1. Hasil
analisis
dengan
menggunakan
regresi
linier
berganda
menunjukan bahwa Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio
(DER), Current Ratio (CR), dan Price Earning Ratio (PER) secara
bersama-sama berpengaruh terhadap return saham.
2. Sedangkan hasil uji variabel secara parsial menunjukan Debt to Equity
Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan Price Eraning Ratio (PER)
yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
3. Variasi faktor yang berpengaruh terhadap return saham dijelaskan oleh
faktor Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Current
Ratio (CR), Price Earning Ratio (PER) likuiditas perusahaan dan
peringkat obligasi secara bersama-sama berpengaruh sebesar 46,2%
dan sisanya sebesar 43,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
tidak dimasukkan dalam model regresi, seperti factor makro
perusahaan, faktor ekonomi negara, dan faktor industri secara umum.
67
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menyadari masih terdapat beberapa
keterbatasan, diantaranya adalah:
1. Periode tahun yang digunakan adalah tahun 2011-2014 dimana pada
periode itu sedang terjadi krisis secara global yang dapat
mempengaruhi perekonomian di Indonesia terutama terhadap pasar
modal.
2. Nilai R pada penelitian ini tidak dominan sehingga masih terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi variabel dependen yang perlu
untuk diteliti lebih jauh sepertifaktor makro ekonomi, faktor sentimen
pasar serta faktor politik negara.
3. Penelitian ini hanya menggunakan faktor Debt to Equity Ratio (DER),
Return On Asset (ROA), Current Ratio (ROA) dan Price Earning
Ratio (PER) padahal masih banyak faktor lain yang dapat ikut
mempengaruhi.
C. Saran
1. Dapat menambahkan variabel independen yang dapat mempengaruhi
harga seperti kondisi makro ekonomi dan kondisi industri tempat
perusahaan bernaung.
2. Mencari faktor-faktor yang lebih berpengaruh terhadap return saham
sehingga nilai R square menjadi lebih besar. Jika faktor tersebut dapat
ditemukan maka tentu saja akan sangat bermanfaat bagi para pelaku
pasar modal atau pihak-pihak lain yang memerlukannya.
68
DAFTAR PUSTAKA
Astohar, “Pengaruh Return on Assets, Debt to Equity Ratio, Price Book to
Value dan Eraning Per share terhadap Return Saham pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, Eksplanasi, Vol
5, No 2, pp. 189 – 198. 2010.
Desy Arista dan Astohar, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham”, Jurnal Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol. 3,
No. 1. 2012.
Elton, Edwin J and MJ . Gruber, Modern Portfolio Theory and Investment
Analysis, Sixth Edition, John Wiley & Sons, New York, 2003
Fabozzi, Frank J, Manajemen Investasi, Salemba Empat: Jakarta, 1999
Ghozali,
Imam. “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program
SPSS”.Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006.
Budialim, Giovani. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Risiko Terhadap
Return Saham Perusahaan Sektor Consumer Goods Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya, Vol. 2, No. 1. 2013
Hendy, M Fakhrudin. Tanya Jawab Pasar Modal. Salemba Empat: Jakarta,
2008.
Hamid, Abdul. Panduan Penulisan Skripsi. Edisi Pertama. Jakarta: FEB
UIN. 2010.
Hanafi, M.M. Manajemen Keuangan, Edisi 2004/2005. Yogyakarta: BPFEUGM, 2004.
Hariyani, Iswi dan Dibyo Purnomo, Serfianto. Buku Pintar Hukum Bisnis
Pasar Modal Strategi Tepat Investasi Saham, Obligasi, Waran,
Right, Opsi, Reksadana & Produk Pasar Modal Syariah. Jakarta:
Visi Media. 2010
Husnan, Suad, Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas, Edisi Ke
Empat, UPP AMP YKPN Yogyakarta, 2005.
69
Jogiyanto, 2007, Teori Portofolio dan Anal- isis Investasi, Edisi Keempat,
Cetakan Pertama, Yogyakarta: BPFE
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 1, Cetakan ke-5. Jakarta: PT
Raja Grafindo. 2012.
Moeljadi. Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Edisi
satu. Malang : Bayumedia Publishing, 2006.
Martono, Nugroho Cahyo, Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan dan
Nilai Tukar terhadap Return Saham pada Perusahaan yang
Terdaftar di BEI (Kasus pada Perusahaan Manufaktur Periode
Tahun 2003 –2007). Tesis, Program Pasca Sarjana Magister
Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang. 2009.
Nasarudin et al., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, 2004)
Purwanto dan Haryanto, Agus, Pengaruh Perkembangan Informasi Rasio
Laporan Keuangan Terhadap Fluktuasi Harga Saham dan Tingkat
Keuntungan Saham,Jurnal Akuntansi & Auditing, Vol. 1, No.1, h.
17-33, 2004
Rasmin, 2007, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham,
Skripsi, Program Strata 1 STIE Totalwin,
Semarang.
(tidak
dipublikasikan).
Riyanto, B., Dasar‐dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Yayasan
Badan PenerbitGajah Mada, 1990
Sakti,
Pengaruh Return On Asset dan Debt To Equity Ratio Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (Kasus Pada Sektor Manufaktur Periode Tahun 20032007), Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol. 1
No. 1 pp. 1-12. 2010.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, ALFABETA,
Bandung. 2010.
www.idx.co.id, dikases pada tanggal 13 Oktober 2015.
www.sahamoke.com, diakses pada tanggal 10 November 2015.
70
Gambar I
Polycheim Indonesia Tbk
Gambar II
Argo Pantes Tbk
Gambar III
PT CENTURY TEXTILE INDUSTRY Tbk
Gambar IV
PT ERATEX DJAJA Tbk
Gambar V
PT EVER SHINES TEX Tbk
Gambar VI
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk
Download