BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Patut diakui bahwa teknologi kedokteran yang ada saat ini belum sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang menimbulkannya, belum lagi penyakit justru diketahui sebagai dampak kemajuan di bidang deteksi penyakit, seperti penyakit genetik, keganasan dan lain sebagainya. Dengan kesadaran ini mau tidak mau dunia kedokteran tidak bisa menutup mata dengan kemajuan pengobatan tanpa ilmu dan teknologi kedokteran, walaupun terkadang ada metode yang terlihat tidak rasional termasuk pijat kepada bayi (Lubis, 1995). Bayi merupakan makhluk lemah dan sensitif yang memerlukan perawatan secara menyeluruh dan penuh dengan kasih sayang untuk memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Pada umumnya bayi mudah terserang penyakit karena bayi belum mampu/belum memiliki daya tahan tubuh yang baik/kuat, oleh sebab itu orangtua harus berpartisipasi dalam merawat bayi sebelum sakit dan ketika sakit. Bila terdapat tanda bayi sakit maka segera orang tua mengambil kebijakan untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan, untuk menghindari keparahan dari penyakit yang dialami bayi maka beberapa orangtua memilih untuk melakukan pengobatan dengan pijat bayi. Pijat bayi merupakan salah satu bentuk pengobatan tradisional terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling populer. Dengan kata lain pijat bayi adalah seni perawatan di bidang kesehatan dan pengobatan tradisional yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam (Indah, 2010). Pijat bayi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia di Cina. Masyarakat Cina modern telah lebih dulu mengenal pijat bayi modern. Namun, negara-negara di daratan Asia lain yang telah lama mengenal pijat bayi sebagai seni dan terapi adalah Mesir kuno dan India (Surbakti ,2008). Perkembangan pijat bayi khususnya di India, pijat bayi menjadi bagian tradisi dalam perawatan keseharian. Para ibu mempelajari teknik pemijatan dari ibu mertua. Terkadang, pijatan mulai dilakukan pada hari pertama bayi baru lahir, tapi biasanya saat bayi berumur lima hari, yaitu saat tali pusar sudah lepas dan dilanjutkan hingga si anak bisa berjalan. Di Indonesia, pijat merupakan metode penyembuhan tradisional yang sangat akrab bagi masyarakat. Namun, pijat tradisional ini tidak diimbangi dengan penjelasan ilmiah dan manfaatnya. Pijat tradisional hanya diyakini dengan sugesti, pijat bayi yang dimasyarakatkan di Indonesia tepatnya diperkotaan ini dapat dimulai dari promotor kesehatan ataupun bidan. Di kota-kota besar pada umumnya pijat bayi telah menjadi kebiasaan bagi ibu modern karena kebanyakan dari mereka melakukan proses persalinan dan kelahiran di rumah sakit. Rumah sakit inilah yang biasanya memperkenalkan pijat bayi kepada pasiennya sebagai terapi sehat dan bermanfaat. Beda halnya kita temukan di pedesaan, pijat bayi yang dilakukan oleh dukun pijat dengan ilmu yang turun-temurun hanya ditujukan untuk menyembuhkan penyakit (Surbakti , 2008). Menurut Sari (2004) dalam Prasetyono (2009) di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang oleh dukun bayi. Selama ini pemijatan tidak hanya dilakukan bila bayi sehat, tetapi juga pada bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah lahir. Sentuhan dan pijatan pada bayi segera setelah kelahiran merupakan kontak tubuh kelanjutan yang diperlukan bayi untuk mempertahankan rasa aman. Sentuhan dan pandangan dengan penuh kasih sayang yang ibu berikan kepada buah hati melalui pijatan akan direspon oleh bayi sebagai bentuk perlindungan, perhatian dan ungkapan cinta kepada bayi, sehingga akan menguatkan hubungan ibu dengan anaknya dan mengalirkan kekuatan jalinan kasih antara keduanya (Roesli, 2001). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan oleh masyarakat adalah pijat bayi. Penelitian Dasuko (2003) dalam buku Prasetyono (2009) tentang pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi memperoleh hasil bahwa pada kelompok kontrol kenaikan berat badan sebesar 6,16%, sedangkan pada kelompok yang dipijat 9,44%. Sentuhan dan pijatan pada bayi segera setelah kelahiran merupakan kontak tubuh kelanjutan yang diperlukan bayi untuk mempertahankan rasa aman. Sentuhan dan pandangan dengan penuh kasih sayang yang ibu berikan kepada buah hati melalui pijatan akan direspon oleh bayi sebagai bentuk perlindungan, perhatian dan ungkapan cinta kepada bayi, sehingga akan menguatkan hubungan ibu dengan anaknya dan mengalirkan kekuatan jalinan kasih antara keduanya (Roesli, 2001). Hasil pengamatan sementara peneliti, bahwa di daerah Kecamatan Medan Area yang letak geografisnya dekat dengan pusat kota Medan masih banyak juga yang memanfaatkan pemijat tradisional baik itu untuk bayi dan ibu hamil. Padahal sangat banyak pengobatan medis modern yang sudah menyediakan jasa pijat bayi namun orang tua lebih memilih kepada pemijat bayi tradisonal dengan alasan bahwa pemijat bayi tradisonal lebih memiliki pengalaman dari pada bidan yang sudah mengikuti pelatihan, dan ini dipilih turun temurun oleh ibu mertua dan ibu kandungnya. Daerah Kecamatan Medan Area juga sangat mudah untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan. Peneliti pernah melakukan survey pendahuluan kepada salah seorang pemijat, dia mengatakan merasa lebih berpengalaman dibandingkan bidan di karenakan mereka sudah melakukan aktifitas memijat 32 tahun sedangkan bidan yang ada baru tamat atau lebih muda usianya. Juga mengutarakan bahwa mereka tidak melihat aturan-aturan yang telah di buat oleh menteri kesehatan tentang cara pijat yang benar karena merasa mereka lebih paham untuk pijat bayi tersebut. Seperti pemilihan minyak pijat untuk bayi ada beberapa pemijat tradisonal yang menyediakan dan minyak tersebut tidak sesuai dengan peraturan menteri kesehatan dan ada pemahaman yang salah bahwa pemijat bayi mengatakan kalau anaknya di pijat dan nangis berarti ada bagian tubuh mereka yang sakit, dan biasanya bayi dipijat ketika merasa sakit. Pemahaman mereka tentang bagaimana cara memijat hanya dari faktor pengalaman memijat bayi, salah satu pemijat bayi yang saya tanyakan sudah hampir 32 tahun memijat bayi dan dia dahulu di ajarkan oleh ayahnya dan pengalaman memijat. Pijat bayi yang dilakukan oleh orang yang tidak professional bisa menyebabkan pendarahan organ di dalam tubuh, dan bahan-bahan yang digunakan juga harus dijamin aman agar tidak terjadi iritasi oleh kulit. Sementara pijat bayi tradisional masih menggunakan minyak yang tidak aman untuk kulit bayi. Berdasarkan dari hal tersebut peneliti merasa perlu untuk meneliti tentang perilaku dari pemijat bayi tradisional tersebut, untuk mengetahui apakah benar pijat bayi yang dilakukan oleh pemijat bayi tradisional tersebut dengan sarana informasi yang banyak di Kecamatan Medan Area dan pelatihan yang di buat oleh puskesmas. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah di jelaskan di atas, dapat di rumuskan yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah apa saja yang dilakukan oleh pemijat bayi tardisional dalam pemijatan bayi di Kecamatan Medan Area. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku pijat bayi yang dilakukan pemijat bayi tradisional di Kecamatan Medan Area Tahun 2014. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui teknik atau cara–cara yang dilakukan pemijat bayi tradisional dalam memijat bayi. 2. Untuk mengetahui bahan-bahan yang digunakan dalam pemijatan pada bayi. 3. Untuk mengetahui tujuan pemijatan bayi meliputi pengobatan, pencegahan atau refleksi pada bayi. 4. Untuk mengetahui praktek yang dilakukan pemijat bayi tradisional untuk peningkatan kesehatan bayi. 5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatar belakangi pemijat bayi dalam melakukan pijat bayi tradisional. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Untuk memberikan informasi tentang pijat bayi oleh pemijat bayi tradisional dalam hal pijat bayi di Kecamatan Medan Area Tahun 2014. 2. Sebagai bahan masukan untuk Puskesmas Medan Area untuk melakukan berbagai kegiatan mengenai pemberian informasi untuk pijat bayi di Kecamatan Medan Area tahun 2014. 3. Sebagai bahan masukan untuk Kecamatan Medan Area untuk dapat membuatkan aktifitas atau komunitas bagi para pemijat bayi sehingga dapat mempermudah pengembangan pemberdayaan masyarakat. 4. Hasil penelitian ini juga di harapkan dapat bermanfaat untuk di jadikan referensi oleh berbagai pihak untuk melanjutkan penelitian ini. 5. Peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat di bangku perkuliahan.