iii-1 bab 3 gambaran pengelolaan keuangan daerah dan kerangka

advertisement
BAB 3
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN
KERANGKA PENDANAAN
Kondisi kesehatan keuangan daerah menjadi satu faktor yang sangat penting dalam
mendorong terciptanya suatu pemerintahan yang efisien dan efektif. Jika
pemerintahan daerah diibaratkan sebagai satu organ tubuh maka fungsi keuangan
daerah dalam hal ini dapat diibaratkan sebagai jantung yang senantiasa
memompakan darah segar bagi fungsi/sektor pemerintahan dan pembangunan
daerah lainnya guna aktualisasi produktivitas daerah secara keseluruhan.
Sejauh manakah kesehatan keuangan suatu daerah, sebenarnya dapat kita telusuri
dari kondisi anggarannya, “The budget should be a financial mirror of society’s and
social choices”. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi refleksi
keputusan politik antara eksekutif dan legislatif yang ditetapkan dengan Peraturan
Daerah dan sudah selayaknya memberikan jaminan bagi peningkatan pelayanan
serta peningkatan taraf hidup masyarakat secara keseluruhan.
Berbagai literatur dan best practice mengemukakan bahwa manajemen
pembelanjaan pemerintah daerah adalah “a key instrument” dari kebijakan
pemerintah daerah, karena itu disarankan kepada otoritas penganggaran untuk
mencermati adanya hubungan integral dan keseimbangan antara “revenue dan
expenditure”. Hal ini penting untuk menjaga terciptanya keberlanjutan fiskal (fiscal
sustainabilty) daerah serta perspektif pembangunan yang berorientasi jangka
menengah dan panjang.
3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
Sesuai dengan ketentuan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, struktur APBD Kota Tanjungbalai terdiri atas :
(1) Penerimaan Daerah yang di dalamnya terdapat Pendapatan Daerah dan
Penerimaan Pembiayaan Daerah; (2) Pengeluaran Daerah yang di dalamnya
terdapat Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah. Secara umum
komponen APBD terdiri dari:
A.
1.
2.
3.
Komponen Pendapatan:
Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi
Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, dan Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah Yang Sah;
Dana Perimbangan yang berasal dari Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak,
Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus; serta
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah yang berasal dari Pendapatan Hibah,
Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, dan Bantuan Keuangan dari
Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya.
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-1
B.
Komponen Belanja :
1. Belanja Tidak Langsung yang didalamnya terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja
Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bantuan
Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Lainnya, dan
Belanja Tidak Terduga; dan
2. Belanja Langsung yang didalamnya terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Barang
dan Jasa, serta Belanja Modal.
C.
Komponen Pembiayaan :
1. Penerimaan Pembiayaan Daerah yang didalamnya terdiri atas Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Lalu, Penerimaan Kembali Pemberian
Pinjaman, dan Penerimaan Piutang Daerah;
2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah yang didalamnya terdiri atas Pembentukan
Dana Cadangan, Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah, dan
Pembayaran Pokok Utang; serta:
3. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan.
Kinerja pelaksanaan APBD tahun sebelumnya dapat dilihat dari aspek tingkat
realisasi APBD, perkembangan pendapatan dan belanja tidak langsung serta belanja
langsung, proporsi sumber pendapatan, pencapaian kinerja pendapatan, dan
gambaran realisasi belanja daerah, permasalahan yang muncul serta potensi
tantangan kedepan.
Ringkasan realisasi APBD Kota Tanjungbalai Tahun 2011-2015 berdasarkan rincian
obyek pendapatan, belanja dan pembiayaan disajikan pada tabel dibawah ini:
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-2
Tabel 3.1. Ringkasan Realisasi APBD Kota Tanjungbalai Tahun Anggaran 2011- 2015)*
2011
390,222,081,944.57
27,089,059,681.57
6,912,964,876.34
9,765,973,114.05
4,932,946,272.83
2012
465,868,953,787.38
27,702,368,427.38
7,371,873,614.01
10,926,954,594.56
4,787,429,511.00
REALISASI ANGGARAN
2013
542,932,883,914.50
31,920,753,948.50
6,601,969,391.53
11,485,516,285.51
5,495,397,786.00
2014
567,805,891,385.46
56,545,340,047.46
9,979,168,447.83
23,862,593,077.13
3,566,499,158.00
2015)*
573,201,021,262.92
56,796,110,161.92
10,423,028,992.50
22,062,143,270.59
6,164,773,881.00
5,477,175,418.35
4,616,110,707.81
8,337,870,485.46
19,137,079,364.50
18,146,164,017.83
312,340,754,882.00
16,617,286,882.00
350,519,714,833.00
18,834,267,833.00
418,300,052,176.00
20,662,436,176.00
430,478,200,574.00
17,698,655,574.00
440,409,554,663.00
12,477,188,663.00
275,525,468,000.00
20,198,000,000.00
313,729,707,000.00
17,955,740,000.00
369,246,576,000.00
28,391,040,000.00
387,259,055,000.00
25,520,490,000.00
398,405,838,000.00
29,526,528,000.00
LAIN-LAIN PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
dan Pemerintah Daerah Lainnya
50,792,267,381.00
87,646,870,527.00
92,712,077,790.00
80,782,350,764.00
75,995,356,438.00
10,064,974,541.00
6,774,857,447.00
5,400,829,406.00
18,444,998,551.00
20,103,144,928.00
1.3.4
Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus
38,113,896,240.00
18,835,927,000.00
29,544,175,000.00
35,822,109,000.00
43,179,989,000.00
1.3.5.
Bantuan Keuangan Dari Provinsi
2,613,396,600.00
62,036,086,080.00
47,302,199,363.00
26,515,243,213.00
12,712,222,510.00
1.3.6.
Pendapatan Lainnya yang Sah
-
-
10,464,874,021.00
-
-
2.
BELANJA
393,778,674,064.00
446,140,831,521.00
472,459,755,942.60
571,815,142,219.50
586,323,596,598.70
2.1.
BELANJA TIDAK LANGSUNG
217,530,391,208.00
223,657,811,965.00
237,897,685,534.00
261,813,746,219.50
291,625,675,573.00
2.1.1.
2.1.4
2.1.5.
Belanja Pegawai
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
191,443,178,102.00
5,489,800,000.00
19,861,021,856.00
211,278,185,965.00
6,915,500,000.00
4,891,610,000.00
224,508,129,884.00
4,573,506,000.00
7,634,440,000.00
243,755,364,469.50
6,127,182,500.00
10,252,268,500.00
259,961,841,608.00
21,886,488,317.00
9,316,090,000.00
2.1.7.
Belanja Bantuan Keuangan kepada
Provinsi Kabupaten/ Kota dan
Pemerintahan Desa
Belanja Tak Terduga
440,861,250.00
474,483,000.00
455,491,750.00
447,980,750.00
461,255,648.00
295,530,000.00
98,033,000.00
726,117,900.00
1,230,950,000.00
-
NO
1.
1.1.
1.1.1.
1.1.2.
1.1.3.
1.1.4.
1.2.
1.2.1.
1.2.2.
1.2.3.
1.3.
1.3.3.
2.1.8.
URAIAN
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah
DANA PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil Pajak / Bukan
Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-3
NO
2011
176,248,282,856.00
2012
222,483,019,556.00
REALISASI ANGGARAN
2013
234,562,070,408.60
2014
310,001,396,000.00
2015)*
294,697,921,025.70
14,366,751,741.00
69,875,798,230.00
92,005,732,885.00
(3,556,592,119.43)
18,321,620,900.00
90,076,093,254.00
114,085,305,402.00
19,728,122,266.38
23,036,206,639.00
102,725,575,037.10
108,800,288,732.50
70,473,127,971.90
27,915,465,612.00
141,834,666,160.00
140,251,264,228.00
(4,009,250,834.04)
31,172,162,208.00
156,802,689,864.00
106,723,068,953.70
(13,122,575,335.78)
43,537,172,077.80
33,298,090,900.88
50,293,167,516.36
107,321,387,427.73
98,480,860,768.78
42,679,632,410.80
32,302,296,604.47
49,170,622,916.36
106,652,106,586.16
98,284,860,768.78
857,539,667.00
995,794,296.41
1,122,544,600.00
669,280,841.57
196,000,000.00
7,678,283,354.00
3,855,590,251.00
14,114,188,902.00
5,200,000,000.00
-
3,300,000,000.00
800,000,000.00
8,000,000,000.00
5,200,000,000.00
-
2,878,283,354.00
1,555,590,251.00
4,614,188,902.00
-
-
Pemberian Pinjaman Daerah
PEMBIAYAAN NETTO
1,500,000,000.00
35,858,888,723.80
1,500,000,000.00
29,442,500,649.88
1,500,000,000.00
36,178,978,614.36
102,121,387,427.73
98,480,860,768.78
SISA LEBIH PEMBIAYAAN
ANGGARAN THN BERKENAAN
32,302,296,604.37
49,170,622,916.26
106,652,106,586.26
98,112,136,593.69
85,358,285,433.00
URAIAN
2.2.
BELANJA LANGSUNG
2.2.1.
2.2.2.
2.2.3.
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
SURPLUS / (DEFISIT)
3.
3.1.
PEMBIAYAAN DAERAH
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
DAERAH
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
(SILPA) Tahun Sebelumnya
Penerimaan Kembali Pemberian
Pinjaman Daerah
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
DAERAH
3.1.1.
3.1.5.
3.2.
3.2.2.
3.2.3.
3.2.4.
Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang Pihak
Ketiga
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tanjungbalai tahun 2011-2015
)* Unaudited
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-4
3.1.1.1. Realisasi Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006, Pendapatan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dikelompokkan
menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah.
Untuk mengetahui tingkat kinerja dari pendapatan daerah dapat dilakukan dengan
membandingkan antara target pendapatan dengan realisasinya. Adapun target dan
realisasi pendapatan daerah Kota Tanjungbalai selama tahun 2011-2015
sebagaimana ditampilkan pada tabel 3.2 dibawah ini.
Tabel 3.2. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Tanjungbalai Tahun
Anggaran 2011 - 2015
Tahun
Anggaran
2011
Target
Realisasi
390,222,081,944.57
Tingkat
Capaian (%)
98.64
Bertambah/
Berkurang
(5,377,918,055.43)
395,600,000,000.00
2012
489,170,253,019.00
465,868,953,787.38
95.24
(23,301,299,231.62)
2013
561,421,585,668.00
542,932,883,914.50
96.71
(18,488,701,753.50)
2014
592,759,706,798.00
567,805,891,385.46
95.79
(24,953,815,412.54)
2015
610,439,739,490.00
573,201,021,262.92
93.90
(37,238,718,227.08)
Sumber: Laporan Realisasi APBD Kota Tanjungbalai TA 2011– 2015, data diolah
)* 2015 unaudited
Selanjutnya rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan dan proporsi realisasi
komponen pendapatan terhadap total pendapatan periode 2011-2015 disajikan pada
tabel 3.3 dan tabel. 3.4.
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-5
Tabel 3.3. Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Tanjungbalai Tahun 2011 s/d Tahun 2015
NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015)*
390.222.081.944,57
27.089.059.681,57
465.868.953.787,38
27.702.368.427,38
542.932.883.914,50
31.920.753.948,50
567.805.891.385,46
56.545.340.047,46
573.201.021.262,92
56.796.110.161,92
Rata-rata
Pertumbuhan (%)
7,99
15,96
6.912.964.876,34
9.765.973.114,05
4.932.946.272,83
7.371.873.614,01
10.926.954.594,56
4.787.429.511,00
6.601.969.391,53
11.485.516.285,51
5.495.397.786,00
9.979.168.447,83
23.862.593.077,13
3.566.499.158,00
10.423.028.992,50
22.062.143.270,59
6.164.773.881,00
8,56
17,70
4,56
5.477.175.418,35
312.340.754.882,00
4.616.110.707,81
350.519.714.833,00
8.337.870.485,46
418.300.052.176,00
19.137.079.364,50
430.478.200.574,00
18.146.164.017,83
440.409.554.663,00
27,07
7,11
1.
1.1.
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
1.1.1.
1.1.2.
1.1.3.
1.1.4.
1.2.
Pendapatan Pajak Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
DANA PERIMBANGAN
1.2.1.
Dana Bagi Hasil Pajak / Bukan Pajak
16.617.286.882,00
18.834.267.833,00
20.662.436.176,00
17.698.655.574,00
12.477.188.663,00
(5,57)
1.2.1.3
Dana Alokasi Umum
275.525.468.000,00
313.729.707.000,00
369.246.576.000,00
387.259.055.000,00
398.405.838.000,00
7,65
1.2.1.4
Dana Alokasi Khusus
20.198.000.000,00
17.955.740.000,00
28.391.040.000,00
25.520.490.000,00
29.526.528.000,00
7,89
1.3.
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
50.792.267.381,00
87.646.870.527,00
92.712.077.790,00
80.782.350.764,00
75.995.356.438,00
8,39
1.3.3.
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan Dari Provinsi
Pendapatan Lainnya yang Sah
10.064.974.541,00
6.774.857.447,00
5.400.829.406,00
18.444.998.551,00
20.103.144.928,00
14,84
38.113.896.240,00
2.613.396.600,00
-
18.835.927.000,00
62.036.086.080,00
-
29.544.175.000,00
47.302.199.363,00
10.464.874.021,00
35.822.109.000,00
26.515.243.213,00
-
12.712.222.510,00
43.179.989.000,00
(1,23)
37,22
-
1.3.4
1.3.5.
1.3.6.
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tanjungbalai 2011-2015, data diolah
Tabel. 3.4. Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Terhadap Total Pendapatan
Daerah Kota Tanjungbalai Tahun 2011-2015)*
NO
1.
2.
3.
URAIAN
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Dana Perimbangan
Lain-lain Pendapatan Yang
Sah
TOTAL PENDAPATAN
2011
(%)
6,94
80,04
13,02
2012
(%)
5,95
75,24
18,81
2013
(%)
5,88
77,04
17,08
2014
(%)
9,96
75,81
14,23
2015)*
(%)
9,91
76,83
13,26
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tanjungbalai 2011-2015, data diolah
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-6
Dari tabel 3.3 dapat dilihat bahwa realisasi pendapatan daerah Kota Tanjungbalai
tahun 2011-2015 mengalami perkembangan yang cukup signifikan dengan rata-rata
pertumbuhan 7.99 persen per tahun. Jika dilihat dari pertumbuhan masing-masing
jenis pendapatan, maka pendapatan asli daerah (PAD) mengalami rata-rata
pertumbuhan paling besar tiap tahunnya sebesar 15.96 persen. Pada tahun 2014
terjadi lonjakan yang cukup besar pada pos pendapatan daerah sebesar 51.15
persen dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan pengalihan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pos Retribusi
Daerah juga mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebesar 107.76 persen yang
disebabkan meningkatnya retribusi pelayanan kesehatan atas diberlakukannya
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) per tanggal 1 Januari 2014.
Peningkatan cukup besar pada tahun 2014 juga dialami oleh pos Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar 129.52 persen yang bersumber dari
Dana Kapitasi JKN pada FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) yang juga
diakibatkan atas diberlakukannya Program JKN.
Pada tabel 3.4 terlihat bahwa proporsi masing-masing pendapatan mengalami
perubahan yang tidak terlalu siginifikan setiap tahunnya. Dalam perspektif distribusi,
struktur pendapatan daerah Kota Tanjungbalai dapat dikatakan sama dengan daerah
lain di Indonesia yang umumnya didominasi oleh besarnya kontribusi dana
perimbangan dan belum signifikannya kontribusi dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Gambar 3.1 Struktur Pendapatan Daerah Kota Tanjungbalai, 2011-2015)*
Pada periode 2011-2015, pendapatan asli daerah yang menjadi indikator
kemandirian daerah, terlihat mengalami pasang surut. Rasio PAD Kota Tanjungbalai
pada tahun 2014 sebesar 9.96 persen masih dibawah rasio PAD daerah di wilayah
Sumatera sebesar 15.66 persen di tahun 2014 (Deskripsi dan Analisis APBD 2014,
Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan). Hal ini
menunjukkan bahwa rasio ketergantungan daerah Kota Tanjungbalai belum lebih
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-7
baik jika dibandingkan dengan rasio daerah di wilayah Sumatera. Selanjutnya rasio
lain-lain pendapatan yang sah sebesar 14.23 persen di tahun 2014, lebih tinggi dari
pada rasio wilayah Sumatera yang sebesar 12.91 persen. Rasio dana perimbangan
Kota Tanjungbalai sebesar 76.83 persen di tahun 2014 juga lebih tinggi dari pada
rasio wilayah Sumatera sebesar 71.43 persen. Dari uraian tersebut dapat diartikan
bahwa struktur keuangan Kota Tanjungbalai belum cukup kuat dan masih tergantung
dari dana perimbangan dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi.
Gambar 3.2. Rasio Pendapatan Daerah di Wilayah Sumatera dan Kota
Tanjungbalai Tahun 2014
3.1.1.2. Realisasi Belanja Daerah
Sesuai dengan definisi yang dikembangkan dalam Permendagri Nomor 13 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, belanja daerah adalah kewajiban
pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
Berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah disusun
menggunakan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian
hasil dari input yang direncanakan, dengan memperhatikan pencapaian kinerja
setiap SKPD dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta menjamin efektivitas
dan efisiensi penggunaan anggaran. Belanja meliputi belanja tidak langsung dan
belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, kelompok
belanja ini dibagi menjadi belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial,
belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. Sedangkan belanja
langsung merupakan merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan, kelompok belanja langsung dibagi
menjadi belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Target dan
realisasi belanja daerah Kota Tanjungbalai selama periode tahun anggaran
2011-2015 disajikan pada tabel 3.5
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-8
Tabel 3.5. Alokasi Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Kota Tanjungbalai
Tahun Anggaran 2011 -2015
Tahun
Anggaran
Anggaran
Realisasi
Tingkat
Capaian (%)
Bertambah/
Berkurang
2011
429,170,000,000.00
393,778,674,064.00
91.75
(35,391,325,936.00)
2012
517,662,276,222.00
446,140,831,521.00
86.18
(71,521,444,701.00)
2013
595,503,706,832.00
472,459,755,942.60
79.34
(123,043,950,889.40)
(120,096,671,164.50)
(116,164,743,589.30)
2014
691,911,813,384.00
571,815,142,219.50
82.64
2015
702,488,340,188.00
586,323,596,598.70
83.46
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tanjungbalai 2011-2015, data diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari tahun 2011 sampai tahun 2015, jumlah
anggaran belanja Pemerintah Kota Tanjungbalai terus mengalami peningkatan
seiring dengan peningkatan kapasitas fiskal daerah. Berdasarkan realisasi anggaran
belanja daerah Kota Tanjungbalai Tahun 2011-2015 dapat diketahui bahwa rata-rata
realisasi belanja mencapai sebesar 85 persen, artinya sekitar 15 persen alokasi
anggaran tidak terserap dalam kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah. Tidak terserapnya alokasi anggaran karena adanya efisiensi
anggaran seperti sisa tender atau karena kegiatan tidak dapat terlaksana.
Selanjutnya rata-rata pertumbuhan realisasi belanja periode 2011-2015 disajikan
pada tabel 3.6.
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-9
Tabel 3.6. Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah Kota Tanjungbalai Tahun Anggaran 2011 -2015
NO
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015*)
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
2.
BELANJA
393,778,674,064.00
446,140,831,521.00
472,459,755,942.60
571,815,142,219.50
586,323,596,598.70
8.29
2.1.
217,530,391,208.00
223,657,811,965.00
237,897,685,534.00
261,813,746,219.50
291,625,675,573.00
6.04
2.1.1.
BELANJA TIDAK
LANGSUNG
Belanja Pegawai
191,443,178,102.00
211,278,185,965.00
224,508,129,884.00
243,755,364,469.50
259,961,841,608.00
6.31
2.1.4
Belanja Hibah
5,489,800,000.00
6,915,500,000.00
4,573,506,000.00
6,127,182,500.00
21,886,488,317.00
31.86
2.1.5.
Belanja Bantuan Sosial
19,861,021,856.00
4,891,610,000.00
7,634,440,000.00
10,252,268,500.00
9,316,090,000.00
2.1.7.
440,861,250.00
474,483,000.00
455,491,750.00
447,980,750.00
461,255,648.00
0.91
2.1.8.
Belanja Bantuan Keuangan
kepada Provinsi
Kabupaten/ Kota dan
Pemerintahan Desa
Belanja Tak Terduga
295,530,000.00
98,033,000.00
726,117,900.00
1,230,950,000.00
-
33.02
2.2.
BELANJA LANGSUNG
176,248,282,856.00
222,483,019,556.00
234,562,070,408.60
310,001,396,000.00
294,697,921,025.70
10.83
2.2.1.
Belanja Pegawai
14,366,751,741.00
18,321,620,900.00
23,036,206,639.00
27,915,465,612.00
31,172,162,208.00
16.76
2.2.2.
Belanja Barang dan Jasa
69,875,798,230.00
90,076,093,254.00
102,725,575,037.10
141,834,666,160.00
156,802,689,864.00
17.55
2.2.3.
Belanja Modal
92,005,732,885.00
114,085,305,402.00
108,800,288,732.50
140,251,264,228.00
106,723,068,953.70
3.01
(14.05)
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tanjungbalai 2011-2015, data diolah
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-10
Dari tabel 3.6. diatas menunjukkan bahwa selama periode 2011 sampai 2015
realisasi belanja daerah Kota Tanjungbalai mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 8.29 persen pertahun. Jika dilihat dari sumber pertumbuhan terlihat adanya
peningkatan yang cukup signifikan pada kedua pos belanja yaitu; belanja tidak
langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung mengalami rata-rata
pertumbuhan sebesar 6.04 persen, sedangkan belanja langsung mengalami
pertumbuhan rata-rata sebesar 10.83 persen pertahun.
Pada pos belanja tidak langsung dalam periode tahun 2011-2015 peningkatan yang
cukup signifikan adalah pada pos belanja hibah yang mengalami pertumbuhan ratarata sebesar 31.86 begitu juga dengan belanja tak terduga yang mengalami rata
pertumbuhan sebesar 33.02 persen pertahun.
Sedangkan pada pos belanja langsung peningkatan belanja terbesar adalah belanja
barang dan jasa yang mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 17.55 persen
disusul belanja pegawai dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 16.76 persen per
tahun. Belanja modal mengalami rata-ra pertumbuhan paling sedikit sebesar 3.01
persen per tahun.
Berdasarkan pencermatan dari realisasi belanja di atas proporsi komponen realisasi
belanja terhadap total belanja periode 2015-2015 ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 3.7. Proporsi Realisasi Belanja terhadap Total Belanja Daerah Kota
Tanjungbalai Tahun Anggaran 2011 -2015
A
BELANJA TIDAK LANGSUNG
2011
(%)
55.24
B
BELANJA LANGSUNG
44.76
49.87
49.65
54.21
50.26
TOTAL BELANJA
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
NO
URAIAN
2012
(%)
50.13
2013
(%)
50.35
2014
(%)
45.79
2015)*
(%)
49.74
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tanjungbalai 2011-2015, data diolah
Apabila dilihat dari kriteria struktur APBD yang sehat, belanja langsung harus lebih
tinggi dari belanja tidak langsung. Maka dari kondisi belanja daerah tersebut dapat
diuraikan bahwa struktur APBD Kota Tanjungbalai belum sehat/belum ideal, karena
selama periode 2011-2015 rata-rata belanja langsung hampir sama jika
dibandingkan dengan belanja tidak langsung, walaupun sesungguhnya belanja tidak
langsung sebahagian penggunaannya adalah untuk belanja publik seperti belanja
hibah, belanja bantuan sosial dan belanja bantuan keuangan kepada provinsi,
kabupaten/kota dan pemerintahan desa.
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-11
Gambar 3.3. Struktur Belanja Daerah Kota Tanjungbalai, 2011-2015)*
3.1.1.3. Realisasi Pembiayaan Daerah
Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, Pembiayaan Daerah didefinsikan sebagai semua penerimaan
yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya. Berdasarkan sumbernya, pembiayaan dibagi menjadi penerimaan
pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah. Penerimaan pembiayaan
merupakan semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau
untuk memanfaatkan surplus. Dalam hal APBD diperkirakan defisit, ditetapkan
sumber penerimaan pembiayaan untuk menutup defisit tersebut yang di antaranya
dapat bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya,
pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,
penerimaan pinjaman, dan penerimaan kembali pemberian pinjaman atau
penerimaan piutang. Sedangkan ketika APBD diperkirakan surplus, diutamakan
untuk pembayaran pokok utang, penyertaan modal (investasi) daerah, pemberian
pinjaman kepada pemerintah pusat/pemerintah daerah lain dan/atau pendanaan
belanja peningkatan jaminan sosial.
Rincian target dan realisasi penerimaan pembiayaan daerah Kota Tanjungbalai
periode 2011 sampai dengan 2015 ditampilkan pada tabel 3.8.
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-12
Tabel. 3.8. Target dan Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah Kota
Tanjungbalai Tahun 2011-2015
Tahun
Anggaran
2011
43,079,632,000.00
2012
32,702,296,604.00
Target
43,537,172,077.80
Tingkat
Capaian (%)
101.06
Bertambah/
Berkurang
457,540,077.80
33,298,090,900.88
101.82
595,794,296.88
Realisasi
2013
49,570,622,916.00
50,293,167,516.36
101.46
722,544,600.36
2014
107,652,106,586.00
107,321,387,427.73
99.69
(330,719,158.27)
2015)*
99,848,600,698.00
98,480,860,768.78
98.63
(1,367,739,929.22)
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tanjungbalai 2011-2015, data diolah
Dari tabel diatas terlihat bahwa realisasi penerimaan pembiayaan daerah dalam
kurun waktu 2011 sampai 2015 mengalami peningkatan. Komponen penerimaan
pembiayaan daerah tersebut terdiri dari penggunaan sisa lebih perhitungan
anggaran tahun sebelumnya dan penerimaan kembali pinjaman daerah, yang
dirincikan pada tabel berikut.
Tabel. 3.9. Realisasi Komponen Penerimaan Pembiayaan Daerah Kota
Tanjungbalai Tahun 2011-2015
TAHUN
Penggunaan SiLPA
Penerimaan Kembali
Pinjaman Daerah
Total Penerimaan
Pembiayaan
2011
42,679,632,410.80
857,539,667.00
43,537,172,077.80
2012
32,302,296,604.47
995,794,296.41
33,298,090,900.88
2013
49,170,622,916.36
1,122,544,600.00
50,293,167,516.36
2014
106,652,106,586.16
669,280,841.57
107,321,387,427.73
2015)*
98,284,860,768.78
196,000,000.00
98,480,860,768.78
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tanjungbalai 2011-2015, data diolah
Jumlah penggunaan SiLPA pada tahun anggaran 2011-2015 semakin meningkat
yang berarti semakin besarnya pemenuhan komposisi jumlah belanja daerah pada
periode yang bersangkutan, sementara penerimaan pinjaman daerah untuk
menutupi kebutuhan belanja daerah jumlahnya semakin kecil.
3.1.2. Neraca Daerah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah, neraca daerah merupakan salah satu laporan keuangan yang
harus dibuat oleh Pemerintah Daerah. Laporan ini sangat penting bagi manajemen
pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban peraturan
perundang-undangan yang berlaku saja, tetapi juga sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan yang terarah dalam rangka pengelolaan sumber-sumber
daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah secara efisien dan efektif.
Perkembangan pos-pos neraca daerah Kota Tanjungbalai dalam kurun waktu tahun
2010-2015, disajikan dalam tabel di bawah ini:
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-13
Tabel 3.10. Perkembangan Neraca Daerah Kota Tanjungbalai Tahun Anggaran 2011-2015
URAIAN
ASET
2011
2012
2013
2014
2015)*
Rata-rata
Perumbuhan (%)
2.01
1,199,137,813,540.05
1,360,187,971,724.34
1,611,334,476,435.63
1,672,326,858,391.15
1,324,517,537,709.09
51,429,304,673.32
32,16,682,104.47
67,530,087,016.72
49,171,519,376.15
170,201,577,637.56
106,760,651,844.25
148,703,733,816.97
98,321,860,414.55
122,097,739,270.21
85,356,192,356.45
-
-
-
-
-
Piutang
Persediaan
14,756,217,414.82
4,356,405,154.03
16,152,389,287.81
2,206,178,352.76
58,345,215,122.28
5,095,710,671.03
46,759,985,735.35
3,621,887,667.07
33,751,356,581.00
2,990,190,332.76
17.99
(7.25)
Aset Lancar Lainnya
INVESTASI JANGKA PANJANG
31,627,584,200.11
30,614,053,012.62
35,094,115,467.78
47,564,772,864.00
47,564,772,864.00
8.50
6,135,594,960.46
25,491,989,239.65
1,106,765,998,684.00
198,547,974,047.00
187,040,641,340.00
6,723,544,106.87
23,890,508,905.75
1,254,533,831,695.00
207,996,834,925.00
232,013,356,191.00
35,094,115,467.78
1,363,003,821,474.66
202,827,267,417.00
246,298,013,095.07
47,564,772,864.00
1,468,946,659,221.18
212,313,258,864.00
267,152,032,751.65
47,564,772,864.00
1,114,005,466,475.88
385,016,846,832.00
227,230,608,555.65
1.85
13.29
0.13
14.16
3.97
286,309,876,159.00
404,878,287,933.00
306,506,982,156.00
429,499,995,841.00
342,734,503,194.00
477,350,926,726.03
367,165,378,993.53
559,600,894,464.00
426,171,166,366.23
599,635,535,696.00
8.28
8.17
25,610,208,957.00
4,379,010,248.00
26,864,022,659.00
51,652,639,923.00
34,003,774,462.56
59,789,336,580.00
37,044,669,086.00
25,670,425,062.00
39,347,157,180.00
23,573,125,140.00
8.97
40.03
Akumulasi Penyusutan
-
-
-
-
(586,968,973,294.00)
-
DANA CADANGAN
-
-
-
-
-
-
Dana Cadangan
-
-
-
-
-
-
ASET LAINNYA
9,314,925,982.62
7,510,000,000.00
43,034,961,855.63
7,111,692,489.00
40,849,559,099.00
ASET LANCAR
Kas
Investasi Jangka Pendek
Investasi Non Permanen
Investasi Permanen
ASET TETAP
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan Jaringan dan Instalasi
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran
-
-
-
-
-
Kemitraan Dengan Pihak Ketiga
7,510,000,000.00
7,510,000,000.00
7,510,000,000.00
-
-
Aset Tak Berwujud
Aset Lain-lain
1,804,925,982.62
-
35,524,961,855.63
2,757,098,691.00
4,354,593,798.00
2,757,098,691.00
38,092,460,408.00
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-14
18.88
21.44
-
34.40
84.02
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015)*
Rata-rata
Perumbuhan (%)
10.80
10.80
(49.87)
13.97
-
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
Bagian Lancar Utang ke Pempus
Utang Jangka Pendek Lainnya
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Dalam Negeri
9,543,945,248.88
9,543,945,248.88
1,277,623,150.00
8,266,322,098.88
-
12,995,865,451.68
12,995,865,451.68
4,729,543,352.80
8,266,322,098.88
-
37,678,369,497.88
37,678,369,497.88
97,308,608.00
37,581,060,889.88
-
15,933,529,446.88
15,933,529,446.88
36,697,615.00
15,896,831,831.88
-
15,937,270,037.33
15,937,270,037.33
40,438,205.45
15,896,831,831.88
-
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
(SILPA)
Cadangan Untuk Piutang
Cadangan Untuk Persediaan
Dana yang Harus Disediakan Untuk
Pembayaran Utang Jangka Pendek
Pendapatan yang Ditangguhkan
Diinvestasikan dalam Jangka Pendek
EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka
Panjang
Diinvestasikan Dalam Aset Tetap
Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya
(Tidak Termasuk Dana Cadangan)
Dana yang Harus Disediakan Untuk
Pembayaran Utang Jangka Panjang
EKUITAS DANA CADANGAN
1,189,593,868,291.17
41,885,359,424.44
32,302,296,604.47
1,347,192,106,272.66
54,534,221,565.04
49,171,519,376.15
1,573,656,106,937.75
132,523,208,139.68
106,652,106,586.25
1,656,393,328,944.27
132,770,204,370.09
98,112,136,593.69
1,308,580,267,671.76
1.92
14,756,217,414.82
4,356,405,154.03
(9,543,945,248.88)
16,152,389,287.81
2,206,178,352.76
(12,995,865,451.68)
58,345,215,122.28
5,095,710,671.03
(37,581,060,889.88)
46,759,985,735.35
3,621,887,667.07
(15,896,529,801.80)
14,385,500.00
1,147,708,508,866.73
31,627,584,200.11
1,292,657,884,707.62
30,614,053,012.62
11,236,650.00
1,441,132,898,798.07
35,094,115,467.78
172,724,175.78
1,523,623,124,574.18
47,564,772,864.00
1,106,765,998,684.00
9,314,925,982.62
1,254,533,831,695.00
7,510,000,000.00
1,363,003,821,474.66
43,034,961,855.63
1,468,946,659,221.18
7,111,692,489.00
-
-
-
-
-
-
-
-
Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
1,199,137,813,540.05
1,360,187,971,724.34
EKUITAS DANA
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tanjungbalai 2011-2015, data diolah
1,611,334,476,435.63
1,672,326,858,391.15
1,324,517,537,709.09
2.01
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-15
Dari tabel diatas dapat diuraikan elemen utama neraca Pemerintah Daerah Kota
Tanjungbalai periode 2011-2015, yaitu :
1) Aset
Pada tahun 2015, Pemerintah Kota Tanjungbalai memiliki aset senilai Rp. 1,3
trilyun, dengan tingkat pertumbuhan 2.01 persen per tahun. Jumlah aset terbesar
berupa aset tetap dimana pada tahun 2015 mencapai Rp. 1,1 trilyun atau
mencakup 84.11 persen dari total aset dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
0.13 persen pertahun.
2) Kewajiban
Jumlah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Tanjungbalai
pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 15,9 milyar. Dari tahun 2011 hingga 2015,
jumlah kewajiban relatif fluktuatif, yaitu terendah tahun 2011 dan tertinggi tahun
2013 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10.8 persen per tahun.
3) Ekuitas Dana
Ekuitas dana merupakan selisih antara aset dengan kewajiban pemerintah
daerah. Nilai ekuitas dana Kota Tanjungbalai Tahun 2015 mencapai Rp. 1,3
trilyun dan sejak tahun 2011 sampai 2015 mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 1.92 persen.
Berdasarkan data perkembangan neraca daerah Kota Tanjungbalai tahun 20102015, selanjutnya dapat dianalisa kemampuan keuangan pemerintah daerah melalui
perhitungan rasio likuiditas dan rasio solvabilitas. Rasio likuiditas adalah rasio untuk
mengukur kemampuan Pemerintah Kota Tanjungbalai dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Sedangkan rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur
kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
Semakin besar rasio yang diperoleh maka semakin besar kemampuan Pemerintah
Daerah untuk membayar hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjangnya.
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-16
Tabel 3.11. Analisis Rasio Keuangan Kota Tanjungbalai Tahun Anggaran 2011-2015
RASIO
Rasio
Likuiditas
RUMUS
Aset Lancar
2011
51,429,304,673.32
2012
67,530,087,016.72
2013
170,201,577,637.56
2014
148,703,733,816.97
2015)*
122,097,739,270.21
Kewajiban Jangka
Pendek
Rasio Lancar
9,543,945,248.88
12,995,865,451.68
37,678,369,497.88
15,933,529,446.88
15,937,270,037.33
5.39
5.20
4.52
9.33
7.66
Aset Lancar –
Persediaan
Kewajiban Jangka
Pendek
Quick Ratio
47,072,899,519.29
65,323,908,663.96
165,105,866,966.53
145,081,846,149.90
119,107,548,937.45
9,543,945,248.88
12,995,865,451.68
37,678,369,497.88
15,933,529,446.88
15,937,270,037.33
4.93
5.03
4.38
9.11
7.47
9,543,945,248.88
12,995,865,451.68
37,678,369,497.88
15,933,529,446.88
15,937,270,037.33
1,199,137,813,540.05
1,360,187,971,724.34
1,611,334,476,435.63
1,672,326,858,391.15
1,324,517,537,709.09
0.0080
0.0096
0.0234
0.0095
0.0120
9,543,945,248.88
12,995,865,451.68
37,678,369,497.88
15,933,529,446.88
15,937,270,037.33
1,189,593,868,291.17
1,347,192,106,272.66
1,573,656,106,937.75
1,656,393,328,944.27
1,308,580,267,671.76
0.0080
0.0096
0.0239
0.0096
0.0122
Total Hutang
Total Aset
Rasio
Solvabilitas
Rasio Total Hutang /
Aset
Total Hutang
Total Ekuitas
Rasio Hutang/ Modal
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tanjungbalai 2011-2015, data diolah
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-17

Rasio lancar menunjukkan kemampuan untuk membayar hutang jangka pendek
yang segera harus dipenuhi dengan mencairkan aktiva lancar. Berdasarkan
tabel di atas, Rasio lancar dari tahun 2011 s/d 2015 mengalami peningkatan
dari 5.39 di tahun 2011 menjadi 7.66 di tahun 2015. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa kemampuan membayar hutang jangka pendek Pemerintah
Kota Tanjungbalai masih memadai.

Quick ratio yang menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang
lebih likuid. Berdasarkan tabel diatas, Rasio Quick selama periode tahun 20112015 juga mengalami peningkatan, dari sebesar 4,93 pada tahun 2011 menjadi
sebesar 7.47 pada tahun 2015. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kemampuan
Pemerintah Kota Tanjungbalai untuk membayar hutang jangka pendek masih
cukup kuat.

Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset menunjukkan seberapa besar
pengaruh hutang terhadap aktiva, dimana semakin besar nilainya diartikan
semakin besar pula pengaruh hutang terhadap pembiayaan dan menandakan
semakin besar resiko yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Tanjungbalai.
Selama periode tahun 2011-2015, rasio total hutang terhadap aset menunjukan
tren peningkatan yaitu dari angka 0.0080 pada tahun 2011 menjadi 0.0120
pada tahun 2015 sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh hutang terhadap
asset semakin meningkat. Meskipun demikian kemampuan keuangan
Pemerintah Kota Tanjungbalai relatif kuat dalam pelunasan seluruh
kewajibannya.

Rasio Hutang Terhadap Modal menunjukkan seberapa perlu hutang jika
dibandingkan dengan kemampuan modal yang dimiliki, dimana semakin kecil
nilainya berarti semakin mandiri, tidak tergantung pembiayaan dari pihak lain.
Selama periode tahun 2011-2015, Rasio Hutang Terhadap Modal Pemerintah
Kota Tanjungbalai berkisar antara 0.008 sampai dengan 0.0122 . Hal ini
menunjukkan bahwa nilai total hutang masih jauh di bawah nilai modal yang
dimiliki Kota Tanjungbalai, sehingga dapat diartikan kemampuan keuangan juga
masih cukup kuat bila akan melakukan peminjaman dana untuk pembangunan
terebih yang bersifat jangka panjang.
3.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU
Keuangan daerah merupakan komponen yang sangat penting dalam perencanaan
pembangunan, sehingga analisis mengenai kondisi dan proyeksi keuangan daerah
perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mendanai rencana
pembangunan dan kesadaran untuk secara efektif memberikan perhatian kepada isu
dan permasalahan strategis secara tepat. Dengan melakukan analisis keuangan
daerah yang tepat akan menghasilkan kebijakan yang efektif dalam pengelolaan
keuangan daerah.
Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan rangkaian siklus Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD), yang pelaksanaannya dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan/pemeriksaan sampai kepada pertanggungjawaban atas
pelaksanaan APBD yang ditetapkan berdasarkan ketentuan Peraturan Perundangundangan. Pengelolaan keuangan daerah mengacu pada Peraturan Pemerintah
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-18
Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
yang mengamanatkan bahwa Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala
Daerah sekurang-kurangnya menjelaskan arah kebijakan umum daerah;
pengelolaan keuangan daerah secara makro termasuk pendapatan dan belanja
daerah; penyelenggaraan urusan desentralisasi; penyelenggaraan tugas
pembantuan; dan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan.
3.2.1. Kebijakan Pendapatan Daerah
Berdasarkan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kota Tanjungbalai dengan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tanjungbalai yang disepakati setiap
tahunnya, maka secara umum kebijakan pendapatan daerah Kota Tanjungbalai
tahun-tahun anggaran sebelumnya sebagai berikut :
1.
Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan khususnya yang
bersumber dari pajak dan retribusi daerah terutama melalui usaha daerah dan
pendayagunaan aset daerah namun dengan tetap menjaga agar peningkatan
penerimaan pajak dan retribusi daerah tidak menambah beban masyarakat dan
tidak menimbulkan distorsi ekonomi baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
2.
Peningkatan kemampuan dan optimalisasi organisasi di bidang pendapatan
atau organisasi penghasil, antara lain dengan memberikan kewenangan yang
lebih luas dalam mengoptimalkan perolehan pendapatan daerah.
3.
Perubahan manajemen keuangan dengan memberi peran lebih pada kas umum
daerah.
4.
Penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan pajak dan
retribusi daerah guna meningkatkan ketaatan wajib pajak dan pembayar
retribusi daerah.
5.
Meningkatkan koordinasi
antara Pemerintah
Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota dalam peningkatan pendapatan khususnya yang bersumber
dari dana perimbangan.
6.
Peningkatan kualitas pelayanan untuk mendekatkan dan memudahkan
masyarakat serta menyederhanakan sistem dan prosedur pelayanan.
3.2.2. Kebijakan Umum Belanja Daerah
Secara umum, kebijakan umum keuangan daerah menyangkut tentang belanja
daerah Kota Tanjungbalai Tahun 2010-2015, sebagai berikut:
a. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota yang terdiri dari urusan wajib dan
urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-19
b. Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan untuk
melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya
memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan
pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang
layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial
c.
Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi
pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan
untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas
efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran.
d. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas
pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka
melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawabnya.
Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap Satuan
Kerja Perangkat Daerah harus terukur yang diikuti dengan peningkatan kinerja
pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
e. Kebijakan belanja tidak langsung meliputi :
1) Mengalokasikan belanja pegawai untuk kenaikan gaji berkala, kenaikan
pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan memperhitungkan
acress yang besarnya maksimum 2,5 persen dari jumlah belanja pegawai
untuk gaji pokok dan tunjangan.
2) Mengalokasikan belanja hibah yang digunakan untuk pemberian hibah dalam
bentuk uang dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah
lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak mengikat
serta tidak secara terus menerus kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan.
3) Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk
menganggarkan pemberian bantuan yang bersifat sosial kemasyarakatan
dalam bentuk uang dan/atau barang kepada kelompok/anggota masyarakat
dan partai politik yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
4) Mengalokasikan belanja bantuan keuangan yang digunakan untuk
menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat khusus yang diberikan
kepada partai politik dan bantuan organisasi profesi.
5) Mengalokasikan belanja tidak terduga yang merupakan belanja untuk
kegiatan yang sifatnya tidak biasa/tanggap darurat yang tidak dapat
diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh pemerintah, demikian
juga dilakukan dalam rangka pencegahan gangguan terhadap stabilitas
penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan, ketentraman
dan ketertiban masyarakat atau tidak tidak diharapkan secara berulang
seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial yang tidak dapat
diperkirakan sebelumnya termasuk pengembalian atas kelebihan
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-20
3.2.3. Kebijakan Pembiayaan Daerah
Kebijakan umum pembiayaan Pemerintah Kota Tanjungbalai adalah meningkatkan
manajemen pembiayaan daerah dalam rangka akurasi, efisiensi, efektifitas dan
profitabilitas sumber-sumber pembiayaan. Apabila APBD dalam keadaan surplus,
maka kebijakan yang diambil adalah melakukan transfer ke persediaan kas daerah
dalam bentuk penyertaan modal atau pemberian pinjaman daerah yang dialokasikan
kepada pemberian dana bergulir kepada UMKM. Apabila APBD dalam keadaan
defisit maka kebijakan yang dilaksanakan adalah memanfaatkan penerimaan
pembiayaan secara optimal seperti Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Sebelumnya (SILPA) dan penerimaan piutang daerah.
3.2.4. Proporsi Penggunaan Anggaran
Gambaran realisasi dari kebijakan belanja daerah Kota Tanjungbalai pada periode
tahun anggaran sebelumnya digunakan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan
pembelanjaan dimasa datang dalam rangka peningkatan kapasitas pendanaan
pembangunan daerah, adalah sebagai berikut:
1. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Berdasarkan data realisasi APBD Kota Tanjungbalai tahun 2011-2015, dapat
diketahui bahwa realisasi belanja daerah berkisar antara 81 persen sampai dengan
92 persen atau rata-rata realisasi tahunan mencapai sebesar 86 persen, kemudian
rata-rata realisasi belanja tidak langsung mencapai sebesar 87 persen dari total
anggaran yang ditetapkan dan pada kelompok belanja langsung, serapan anggaran
selama periode tahun 2011-2015 mencapai sebesar 83 persen dari total anggaran
yang ditetapkan.
Tabel 3.12. Proporsi Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja
Kota Tanjungbalai Tahun 2011-2015
2011
(%)
2012
(%)
2013
(%)
2014
(%)
2015)*
(%)
92
94
94
86
89
89
81
81
80
85
85
85
83
87
87
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
kepada Provinsi / Kabupaten
/ Kota dan Pemerintahan
Desa
Belanja Tidak Terduga
94
95
88
80
70
91
93
93
95
89
92
97
93
85
67
25
10
61
82
0
Belanja Langsung
90
95
90
89
84
93
87
80
78
92
86
70
81
93
84
75
78
92
80
72
No
2
2.1.
2.2.
Uraian
Belanja
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Subsidi
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tanjungbalai 2011-2015, data diolah
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-21
2. Proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur
Dalam kerangka untuk melaksanakan fungsi pelayanan dan pembangunan daerah,
maka pemerintah daerah membutuhkan sumber pembiayaan overhead cost bagi
sumber daya pegawai maupun barang jasa serta kebutuhan lainnya. Dalam konteks
penganggaran daerah, overhead cost pemerintah ini diletakkan pada berbagai pos
pembelanjaan belanja tidak langsung dan belanja langsung seperti pada tabel
berikut ini;
Gambaran tentang belanja daerah yang menginformasikan mengenai proporsi
belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Kota Tanjungbalai tahun 2011-2015
tertuang pada tabel sebagai berikut:
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-22
Tabel 3.13. Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Tahun Anggaran 2011-2015
URAIAN
BELANJA
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Gaji Dan Tunjangan
Tambahan Penghasilan PNS
Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan Dan
Anggota DPRD Serta KDH/WKDH
BELANJA LANGSUNG
Honorarium PNS
Honorarium Non PNS
Uang Lembur
Belanja Bahan Pakai Habis
Belanja Bahan/Material
Belanja Jasa Kantor
Belanja Premi Asuransi
Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor
Belanja Cetak Dan Penggandaan
Belanja Sewa Perlengkapan Dan Peralatan
Kantor
Belanja Makanan Dan Minuman
Belanja Pakaian Dinas Dan Atributnya
Belanja Pakaian Kerja
Belanja Pakaian Khusus Dan Hari-Hari
Tertentu
Belanja Perjalanan Dinas
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS
Belanja kursus, pelatihan, sosialisasi dan
bimbingan teknis PNS
Belanja Jasa Konsultansi
Belanja Modal Pengadaan Tanah
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Berat
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015)*
286,108,271,563.00
191,012,192,347.00
147,201,646,837.00
42,873,695.510.00
936,850,000.00
319,460,940,932.00
210,579,723,176.00
158,179,423,791.00
51,427,099,385.00
973,200,000.00
345,573,833,338.10
223,913,816,641.00
162,924,053,552.00
59,982,663,089.00
1,007,100,000.00
402,052,045,430.50
243,466,299,212.50
170,883,762,884.50
71,643,486,328.00
939,050,000.00
424,646,142,313.00
259,468,862,119.00
182,210,730,531.00
76,298,881,588.00
959,250,000.00
95,096,079,216.00
7,188,864,741.00
6,053,625,000.00
1,124,262,000.00
7,550,665,515.00
12,371,370,578.00
9,047,461,147.00
11,744,000.00
3,801,935,371.00
3,779,300,178.00
354,991,000.00
108,881,217,756.00
9,131,694,500.00
7,812,161,000.00
1,377,765,400.00
10,412,513,333.00
16,103,031,657.00
10,136,753,650.00
899,524,900.00
3,912,614,129.00
4,678,050,071.00
400,546,500.00
121,660,016,697.10
10,863,576,000.00
10,548,362,639.00
1,624,268,000.00
12,656,660,659.00
18,841,936,361.10
12,927,878,860.00
356,632,000.00
4,607,660,907.00
5,060,995,550.00
315,302,923.00
158,585,746,218.00
14,018,542,612.00
11,695,909,000.00
2,201,014,000.00
15,746,444,638.00
17,819,946,666.00
25,974,955,775.00
337,820,500.00
5,523,740,667.00
5,874,106,806.00
1,044,205,750.00
165,177,280,194.00
14,592,451,088.00
13,656,802,120.00
2,533,239,000.00
14,539,301,261.00
21,364,023,183.00
27,259,623,980.00
170,185,400.00
7,800,229,395.00
5,411,752,304.00
1,073,090,500.00
3,171,641,400.00
1,385,603,900.00
85,353,500.00
103,110,000.00
5,903,873,232.00
304,034,000.00
125,260,000.00
292,382,250.00
6,527,975,340.00
1,399,317,458.00
190,581,000.00
542,100,000.00
7,927,740,700.00
1,295,920,922.00
405,950,000.00
717,758,850.00
8,358,193,800.00
626,863,500.00
692,396,000.00
732,099,000.00
11,012,816,500.00
616,296,000.00
2,643,315,700.00
11,976,490,234.00
398,000,000.00
2,471,605,000.00
12,442,050,855.00
210,587,000.00
1,877,256,810.00
14,025,286,887.00
339,012,600.00
2,879,593,600.00
20,234,656,587.00
193,413,200.00
2,391,548,250.00
3,552,977,000.00
1,045,421,600.00
1,767,301,000.00
3,689,448,000.00
854,073,000.00
3,490,054,950.00
2,248,420,000.00
49,700,000.00
208,411,500.00
3,881,238,000.00
1,633,480,244,00
101,300,000.00
3,145,965,950.00
3,085,349,100.00
12.712.000,00
III-23
URAIAN
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Angkutan
Darat Bermotor
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Angkutan
Darat Tidak Bermotor
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Angkutan
Di Atas Air Bermotor
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Angkutan
Di Atas Air Tidak Bermotor
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Bengkel
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Pengolahan Pertanian Dan Peternakan
Belanja Modal Pengadaan Peralatan Kantor
Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan
Kantor
Belanja Modal Pengadaan Komputer
Belanja Modal Pengadaan Mebeulair
Belanja Modal Pengadaan Peralatan Dapur
Belanja Modal Pengadaan Penghias Ruangan
Rumah Tangga
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Studio
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Komunikasi
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Ukur
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Kedokteran
Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik Dan
Telepon
Belanja Modal Pengadaan Barang Bercorak
Kesenian, Kebudayaan
Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat
Persenjataan/Keamanan
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
2,613,519,014.00
1,483,696,350.00
4,496,310,124.00
5,380,037,712.00
4,301,417,600.00
93,811,000.00
-
177,900,000.00
-
117,072,900.00
716,670,000.00
884,815,000.00
1,249,050,000.00
-
-
77.880.000,00
-
-
-
-
103,649,000.00
9,949,000.00
120,945,000.00
52,774,500.00
579,002,800.00
6,250,000.00
511,991,000.00
72,255,000.00
56,699,600.00
766,113,500.00
454,087,600.00
845,875,240.00
679,456,800.00
2,162,142,600.00
556,872,820.00
1,657,897,234.00
642,268,900.00
2,595,612,150.00
2,225,381,976.00
-
2,259,161,469.00
5,474,542,400.00
581,029,900.00
2,482,305,270.00
2,648,765,430.00
243,964,500.00
3,014,167,530.00
3,406,998,377.00
82,324,700.00
3,560,677,183.00
2,094,197,850.00
168,154,000.00
2.736.791.400,00
4,922.924.350.00
127,152,650.00
20,206,000.00
136,509,600.00
258,833,000.00
4,000,000.00
-
1,166,136,963.00
22,375,000.00
575,983,900,00
60,769,000.00
718,183,900.00
10,950,000.00
1,085,730,806.00
143,675,300.00
702,486,000.00
389,975,600.00
39,355,000.00
2,746,643,000.00
1,500,000.00
1,380,178,000.00
9,800,000.00
197,420,000.00
48,971,000.00
695,888,000.00
55,389,000.00
41,340,000.00
1,173,212,500.00
1,555,072,000.00
1,738,118,350.00
8,127,791,100.00
749,276,500.00
29,920,000.00
284,000.00
10,000,000.00
101,480,000.00
-
42,180,000.00
528,000.00
9,883,500.00
264,000,00
Tahun 2015)*
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tanjungbalai 2011-2015, data diolah
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-24
Berdasarkan tabel diatas, dilakukan analisis proporsi belanja pemenuhan kebutuhan
aparatur. Proporsi pengeluaran yang digunakan untuk belanja aparatur tahun 2011
sampai tahun 2015 cenderung stabil dengan rata-rata 71 persen dari total
pengeluaran. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Tanjungbalai masih
belum memberikan pelayanan yang optimal bagi publik karena sebagian besar
anggaran digunakan untuk belanja pegawai.
Tabel 3.14. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota
Tanjungbalai Tahun 2011-2015
(UNTUK PEMENUHAN
KEBUTUHAN APARATUR)
TOTAL PENGELUARAN
(BELANJA +
PEMBIAYAAN
PENGELUARAN)
PROSENTASE
( a)
(b)
(a) / (b) X 100
BELANJA
NO
TAHUN
1
2011
286,108,271,563.00
401,456,957,418.00
71.3
2
2012
319,460,940,932.00
449,996,421,772.00
71.0
3
2013
345,573,833,338.10
486,573,944,844.60
72.5
4
2014
402,052,045,431.50
577,015,142,219.50
69,7
5
2015)*
424,646,142,313.00
586,323,596,598.70
72.4
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tanjungbalai 2011-2015, data diolah
3.2.4.
Analisis Pembiayaan
Analisis pembiayaan bertujuan untuk memperoleh gambaran dari pengaruh
kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun anggaran sebelumnya terhadap
surplus/defisit belanja daerah sebagai bahan untuk menentukan kebijakan
pembiayaan dimasa datang dalam rangka penghitungan kapasitas pendanaan
pembangunan daerah.
Surplus/Defisit Riil adalah realisasi pendapatan daerah dikurangi realisasi belanja
daerah ditambah dengan pengeluaran pembiayaan daerah. Kebijakan anggaran
untuk menutup Surplus/Defisit riil APBD Kota Tanjungbalai selama kurun waktu
tahun 2011 s.d 2015 disajikan dalam tabel dibawah ini.
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-25
Tabel 3.15. Penutup Defisit Riil Kota Tanjungbalai Tahun 2011-2015
REALISASI ANGGARAN
NO
1
URAIAN
Realisasi Pendapatan Daerah
2015*)
2011
390,222,081,944.57
2012
465,868,953,787.38
2013
542,932,883,914.50
2014
567,805,891,385.46
573,201,021,262.92
393,778,674,064.00
446,140,831,521.00
472,459,755,942.60
571,815,142,219.50
586,323,596,598.70
7,678,283,354.00
3,855,590,251.00
14,114,188,902.00
5,200,000,000.00
-
(11,234,875,473.43)
15,872,532,015.38
56,358,939,069.90
(9,209,250,834.04)
(13,122,575,335.78)
Penggunaan Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran
(SILPA)
Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman Daerah
42,679,632,410.80
32,302,296,604.47
49,170,622,916.36
106,652,106,586.16
98,284,860,768.78
857,539,667.00
995,794,296.41
1,122,544,600.00
669,280,841.57
196,000,000.00
Total Realisasi Penerimaan
Pembiayaan Daerah
43,537,172,077.80
33,298,090,900.88
50,293,167,516.36
107,321,387,427.73
98,480,860,768.78
Sisa Lebih Pembiayaan Tahun
Berkenaan
32,302,296,604.37
49,170,622,916.26
106,652,106,586.26
98,112,136,593.69
85,358,285,433.00
Dikurangi Realisasi:
2
Belanja Daerah
3
Pengeluaran Pembiayaan
A
Defisit Riil
Ditutup oleh Realisasi
Penerimaan :
4
5
B
A+B
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tanjungbalai 2011-2015, data diolah
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-26
Berdasarkan tabel 3.14 selama kurun waktu 2011-2015, APBD Kota Tanjungbalai
mengalami mengalami defisit, yang artinya realisasi pendapatan daerah kurang dari
realisasi belanja daerah yakni pada tahun 2011 sebesar Rp. 11,234,875,473.43,
tahun 2014 sebesar Rp. 9,209,250,834.04 dan tahun 2015 sebesar
Rp.13,122,575,335.78. Namun demikian pada tahun 2012 dan 2013 mengalami
surplus artinya realisasi pendapatan daerah melebihi realisasi belanja daerah,
masing-masing sebesar Rp. 15,872,532,015.38 dan Rp. 56,358,939,069.90.
Selanjutnya dari akumulasi defisit/surplus ditambah penerimaan pembiayaan yang
relatif besar diperoleh surplus riil yang cukup besar yaitu sisa lebih pembiayaan
tahun berkenaan (SILPA) mencapai Rp. 85,358,285,433.00 pada tahun 2015.
Kondisi demikian menggambarkan kemampuan keuangan Pemerintah Kota
Tanjungbalai cukup kuat untuk membiayai belanja langsung dan belanja tidak
langsung.
SILPA menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 merupakan selisih lebih
realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.
Berkaitan dengan keberadaan SILPA (sisa lebih pembiayaan anggaran) tersebut
dapat bermakna positif ataupun negatif. Bermakna positif Jika SILPA tersebut
merupakan hasil dari efektifnya penerimaan PAD sehingga terjadi overtarget dan
dibarengi oleh efisiensi anggaran belanja pemerintah daerah. Sedangkan SILPA
bermakna negatif bila berasal dari tertundanya belanja langsung pada kegiatan
Pemerintah Daerah. SILPA yang terdapat pada APBD Kota Tanjungbalai sebagian
besar berasal dari tertundanya belanja langsung. Dari hasil evaluasi terhadap SILPA
tersebut diharapkan untuk rencana kedepan jumlah SILPA Kota Tanjungbalai dapat
diperkecil. Realisasi komposisi sisa lebih perhitungan anggaran Kota Tanjungbalai
Tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel 3.15.
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-27
Tabel 3.16. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kota Tanjungbalai Tahun 2011-2015
2011
NO
2012
URAIAN
% dari
SiLPA
Rp.
2013
% dari
SiLPA
Rp.
2014
Rp.
2015*)
% dari
SiLPA
Rp.
% dari
SiLPA
% dari
SiLPA
100.00
98,284,860,768.78
100.00
6.52
1,022,700,014.92
1.04
Rp.
1
Jumlah (SiLPA)
42,679,632,410.80
100.00
32,302,296,604.47
100.00
49,170,622,916.36
100.00
106,652,106,586.16
2
Pelampauan
Penerimaan PAD
(1,870,340,318.43)
(4.38)
(3,912,971,572.62)
(12.11)
(614,246,051.50)
(1.25)
6,956,326,202.46
3
Pelampauan
Penerimaan
Pendapatan
TRANSFER
Pelampauan
Penerimaan Lain-lain
Pendapatan yang Sah
(4,457,724,337.00)
(10.44)
(6,502,825,739.00)
(20.13)
4,191,026,878.00
8.52
(18,984,194,190.00)
(17.80)
(7,241,651,752.00)
(7.37)
950,146,600.00
2.23
(12,885,501,920.00)
(39.89)
(22,065,482,580.00)
(44.88)
(12,925,947,425.00)
(12.12)
31,019,766,490.00)
(31.56)
Sisa Penghematan
Belanja
Kewajiban kepada
pihak ketiga sampai
dengan akhir tahun
belum terselesaikan
Kegiatan Lanjutan
35,391,325,936.00
82.92
71,521,444,701.00
221.41
123,043,950,889.40
250.24
120,096,671,164.50
112.61
116,164,743,589.30
118.19
1,277,623,150.00
2.99
4,729,543,352.80
14.64
29,314,738,791.00
59.62
4
5
6
7
-
-
-
-
-
-
7,630,509,733.00
-
7.15
7,630,509,733.00
-
-
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tanjungbalai 2011-2015, data diolah
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-28
7.76
-
3.3. KERANGKA PENDANAAN
Setelah mengetengahkan kondisi pengelolaan keuangan daerah masa lalu sampai
tahun 2015, maka selanjutnya dapat digambarkan proyeksi kapasitas riil keuangan
daerah untuk mendanai kebutuhan pembangunan daerah dari tahun 2016 hingga
tahun 2020 mendatang. Namun sebelumnya perlu diketahui kondisi pengeluaran
masing-masing komponen belanja sebagai pengeluaran yang bersifat wajib dan
mengikat.
3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib Dan Mengikat Serta Prioritas
Utama
Realisasi pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama dilakukan untuk
menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang tidak
dapat dihindari atau harus dibayar dalam suatu tahun anggaran. Gambaran tentang
realisasi pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama pada (lima) tahun
terakhir, tertuang pada tabel berikut:
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-29
Tabel 3.17. Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kota Tanjungbalai Tahun Anggaran 2011-2015
NO
I.
A.
1
2
3
4
5
6
B.
1
2
4
II.
1
2
URAIAN
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015)*
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
7.44
6.37
4.36
12.22
0.47
BELANJA
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Gaji Dan Tunjangan
Tambahan Penghasilan PNS
Belanja Penerimaan Lainnya
Pimpinan Dan Anggota DPRD Serta
KDH/WKDH
Belanja Subsidi Kepada
Perusahaan/Lembaga
Belanja Bantuan Kepada Partai
Politik
Belanja Bantuan Sosial Organisasi
Kemasyarakatan
BELANJA LANGSUNG
Belanja Jasa Kantor
Belanja Premi Asuransi
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
DAERAH
Pembentukan Dana Cadangan
207,330,831,850.00
197,660,200,453.00
147,201,646,837.00
42,873,695,510.00
936,850,000.00
227,355,094,726.00
215,920,816,176.00
158,179,423,791.00
51,427,099,385.00
973,200,000.00
245,585,077,813.00
232,086,948,299.00
163,024,620,800.00
59,990,295,749.00
1,007,100,000.00
280,793,319,337.50
254,141,530,462.50
170,884,395,900.50
71,642,835,312.00
939,050,000.00
296,845,105,347.00
269,221,882,767.00
182,211,405,531.00
76,298,881,588.00
959,250,000.00
-
-
-
-
-
440,861,250.00
449,483,000.00
430,491,750.00
422,980,750.00
436,255,648.00
6,207,146,856.00
4,891,610,000.00
7,634,440,000.00
10,252,268,500.00
9,316,090,000.00
8.46
9,670,631,397.00
9,042,591,397.00
11,744,000.00
616,296,000.00
2,878,283,354.00
11,434,278,550.00
10,136,753,650.00
899,524,900.00
398,000,000.00
1,555,590,251.00
13,498,129,514.00
12,930,910,514.00
356,632,000.00
210,587,000.00
4,614,188,902.00
26,651,788,875.00
25,974,955,775.00
337,820,500.00
339,012,600.00
-
27,623,222,580.00
27,259,623,980.00
170,185,400.00
193,413,200.00
-
23.36
24.69
70.70
(20.69)
9.90
-
-
-
-
-
-
Pembayaran Pokok Hutang Kepada
Pihak Ketiga
JUMLAH (I + II)
2,878,283,354.00
1,555,590,251.00
4,614,188,902.00
-
-
9.90
210,209,115,204.00
228,910,684,977.00
250,199,266,715.00
280,793,319,337.50
296,845,105,347.00
7.15
(0.21)
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tanjungbalai 2011-2015, data diolah
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-30
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa belanja wajib dan mengikat untuk belanja
tidak langsung pertumbuhan paling tinggi berasal dari tambahan penghasilan PNS
mencapai12.22 persen. Sedangkan untuk belanja langsung pertumbuhan paling
tinggi berasal dari belanja belanja premi sebesar 70.70 persen dan belanja jasa
kantor sebesar 24,69 persen.
3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan
3.3.2.1.
Proyeksi Pendapatan Daerah
Asumsi target penerimaan pendapatan daerah Kota Tanjungbalai untuk tahun 20162021 adalah sebagai berikut :
1.
Pendapatan Asli daerah (PAD).
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) KotaTanjungbalai Tahun 2016 2021 diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar 6.38 persen per tahun. Proyeksi
tersebut mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Realisasi penerimaan PAD selama kurun waktu lima tahun terakhir yaitu
tahun 2011-2015 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 15.96 persen;
b. Pertumbuhan ekonomi Kota Tanjungbalai diperkirakan meningkat dengan
rata-rata pertumbuhan sebesar 5.91 persen pertahun.
c. Pemerintah Kota Tanjungbalai akan melakukan upaya untuk meningkatkan
PAD dengan menggali potensi sumber-sumber pendapatan asli daerah
melalui intensifikasi dan ekstensifikasi PAD, pendataan objek dan subjek
pajak, pemutakhiran kembali zona nilai tanah khusus Kecamatan Datuk
Bandar dan Datuk Bandar Timur serta melaksanakan sosialisasi pajak
daerah.
d. Kebijakan pemerintah daerah untuk meningkatkan Kinerja Pengelolaan
Keuangan Daerah dengan menurunkan SILPA yang pada kurun 5 tahun
terakhir lebih dominan bersumber dari sisa penghematan belanja. Hal
tersebut berimplikasi kepada menurunnya penerimaan lain-lain PAD meliputi
pendapatan dari jasa giro dan pengembalian TPTGR.
Dalam penerimaan PAD, komponen penyumbang kontribusi paling besar adalah
Retribusi Daerah sebesar 44.11 persen. Kontribusi berikutnya diberikan oleh
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar 31.60 persen. Selanjutnya
Pendapatan Pajak Daerah diharapkan dapat memberikan kontribusi sebesar
17.35 persen. Dan terakhir Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan akan memberikan kontribusi sebesar 6.94 persen.
2.
Dana Perimbangan
Proyeksi penerimaan dari Dana Perimbangan pada tahun 2016-2021
diperkirakan mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 5.34 persen dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Realisasi penerimaan Dana Perimbangan selama kurun waktu lima tahun
terakhir yang mengalami kenaikan rata-rata sebesar 7.11 persen.
b. Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan komponen yang meberikan
Kontribusi terbesar terhadap penerimaan Dana Perimbangan yaitu sebesar
69.07 persen.
Berdasar kan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-31
Perimbangan Keuangan Pusat dan Keuangan Daerah, DAU diberikan
berdasarkan celah fiskal/keuangan dan alokasi dasar. Celah fiskal/keuangan
merupakan kebutuhan daerah yang dikurangi dengan kapasitas
fiskal/keuangan daerah. Kebutuhan daerah merupakan variable-variable
yang ditetapkan undang-undang antara lain penduduk, luas wilayah,
penduduk miskin dan indeks harga, perhitungan kapasitas keuangan
didasarkan atas PAD dan Dana Bagi Hasil yang diterima daerah, sedangkan
alokasi dasar merupakan pemenuhan gaji PNS. Kebutuhan fiskal Kota
Tanjungbalai di tahun-tahun mendatang akan mengalami peningkatan seiring
dengan pertambahan penduduk Kota Tanjungbalai dengan pertumbuhan
rata-rata sebesar 1.44 persen per tahun penduduk miskin relatif sebesar
14.02 persen. Untuk pemenuhan gaji PNS daerah, alokasinya
memperhatikan UU Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
dimana salah satunya akan mengalihkan urusan pemerintahan
SMA/sederajat dari kabupaten/kota ke provinsi mulai tahun 2017.
3.
Penerimaan pada pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah diproyeksikan
mengalami peningkatan sebesar 2.02 persen per tahun. Kontribusi terbesar
diberikan oleh Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah daerah
lainnya sebesar 92.86 persen. Selanjutnya Bantuan Keuangan dari Propinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya sebesar 7.14 persen. Dalam upaya optimalisasi
penerimaan pendapatan, maka Pemerintah Kota Tanjungbalai harus secara
intensif melakukan koordinasi menggali potensi penerimaan Lain-lain
pendapatan daerah yang sah dengan Pemerintah Pusat, Provinsi maupun
pemerintah daerah lainnya.
Penerimaan pendapatan daerah Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021 yang terdiri
dari penerimaan Pendapatan Asli daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain
Penerimaan Daerah yang Sah diproyeksikan mengalami peningkatan rata-rata
sebesar 5.63 persen per tahun, yang dirincikan pada tabel di bawah ini :
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-32
Tabel 3.18. Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Tanjungbalai Tahun Anggaran 2016-2021 (Rp. Juta)
NO
URAIAN
1.
PENDAPATAN
1.1.
2016
2017
2018
2019
2020
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
2021
667,311
705,198
774,378
816,218
861,065
879,085
5.63
64,477
68,523
72,861
77,510
82,496
87,844
6.38
1.1.1.
PENDAPATAN ASLI
DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
10,659
11,449
12,299
13,211
14,192
15,245
7.42
1.1.2.
Hasil Retribusi Daerah
25,602
27,814
30,217
32,828
35,664
38,745
8.64
1.1.3.
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
5,400
5,532
5,668
5,807
5,949
6,095
2.45
1.1.4.
Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah
22,816
23,728
24,677
25,664
26,691
27,759
4.00
1.2.
DANA PERIMBANGAN
564,485
593,871
655,188
668,540
724,221
732,339
5.34
1.2.1.
Dana Bagi Hasil Pajak /
Bukan Pajak
16,342
16,505
16,670
16,837
17,005
17,175
1.00
1.2.1.3.
Dana Alokasi Umum
418,170
434,395
451,250
468,759
486,946
505,840
3.88
1.2.1.4.
Dana Alokasi Khusus
128,756
142,971
187,268
202,270
220,270
209,324
10.00
1.3.
LAIN-LAIN PENDAPATAN
YANG SAH
39,566
42,804
46,329
50,168
54,348
58,902
8.28
1.3.3.
Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya
35,566
38,764
42,249
46,047
50,186
54,698
8.99
1.3.5.
Bantuan Keuangan Dari
Pemerintah Daerah Lainnya
Pendapatan Lainnya yang
Sah
4,000
4,040
4,080
4,121
4,162
4,204
1.00
-
-
-
-
-
-
1.3.6.
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-33
3.3.2.2. Proyeksi Belanja Daerah
Kebijakan penggunaan belanja langsung untuk mendanai pembangunan daerah
Kota Tanjungbalai tahun 2016-2021 diarahkan pada hal-hal sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah
Kota Tanjungbalai mengacu kepada Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
Pengalokasian anggaran bidang pendidikan minimal 20 persen dari total
anggaran untuk jenjang SD dan SMP.
Melakukan efisiensi anggaran dengan cara memverifikasi seluruh belanja pada
SKPD agar sesuai dengan pencapaian hasil dan prosedur yang telah
ditetapkan.
Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan daerah
dengan cara meningkatkan pemahaman pejabat/aparatur pengelola keuangan
pada masing-masing SKPD.
Untuk belanja tidak langsung kebijakan yang dilakukan diarahkan pada hal-hal
sebagai berikut :
1.
2.
Mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing SKPD
sehingga dapat meningkatkan kinerja pelayanan pemerintahan daerah.
Melakukan sinkronisasi kegiatan lintas sektoral sehingga tidak tumpang tindih
dan keterpaduan dalam pencapaian sasaran.
Selanjutnya belanja daerah yang dipergunakan untuk mendanai program/kegiatan
pembangunan baik belanja tidak langsung maupun belanja langsung dapat dilihat
pada tabel berikut :
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-34
Tabel 3.19. Proyeksi Belanja Daerah Kota Tanjungbalai Tahun Anggaran 2016-2021 (Rp. Juta)
BELANJA
746,996
784,051
853,925
896,827
943,184
963,227
Rata-rata
Pertumbuhan
5.22
BELANJA TIDAK LANGSUNG
346,141
353,812
361,660
369,686
377,898
386,296
2.22
Belanja Pegawai
324,163
331,651
339,312
347,150
355,170
363,374
2.31
7,890
7,890
7,890
7,890
7,890
7,890
-
12,074
12,250
12,429
12,610
12,794
12,981
1.46
829
836
844
851
0.91
URAIAN
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
kepada Provinsi Kabupaten/
Kota dan Pemerintahan Desa
Belanja Tak Terduga
2016
2017
814
2018
2019
2020
2021
821,223
1,200
1,200
1,200
1,200
1,200
1,200
400,855
430,239
492,265
527,142
576,931
576,931
7.55
53,019
56,110
59,381
62,833
66,507
70,384
5.83
Belanja Barang dan Jasa
209,866
232,006
261,483
283,502
313,432
346,525
10.55
Belanja Modal
137,970
142,123
171,401
185,347
185,347
160,022
3.01
BELANJA LANGSUNG
Belanja Pegawai
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
-
III-35
3.3.2.3. Proyeksi Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kota
Tanjungbalai Tahun Anggaran 2011-2015
Proyeksi pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama tahun 2016-2021
diproyeksikan cenderung meningkat, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.20. Proyeksi Pengeluaran Wajib dan Mengikat Tahun Anggaran
2016-2021 (Rp.Juta)
I.
BELANJA
316,587
335,018
354,849
376,221
399,295
424,246
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
7.77
A.
BELANJA TIDAK
LANGSUNG
Gaji Dan Tunjangan
284,904
298,674
313,151
328,374
344,385
361,224
4.86
190,156
198,447
207,099
216,128
225,552
235,386
4.36
81,258
86,540
92,165
98,156
104,536
111,331
6.5
980
1,001
1,022
1,044
1,067
1,090
-
-
-
-
-
-
-
436
436
436
436
436
436
-
12,074
12,250
12,429
12,610
12,794
12,981
8.46
B.
Belanja Bantuan Sosial
Organisasi
Kemasyarakatan
BELANJA LANGSUNG
31,683
36,344
41,698
47,847
54,910
63,022
14.75
1
Belanja Jasa Kantor
31,313
35,969
41,318
47,462
54,520
62,627
14.87
2
Belanja Premi Asuransi
175
180
185
190
195
200
2.90
4
Belanja Beasiswa
Pendidikan PNS
195
195
195
195
195
195
-
II.
PENGELUARAN
PEMBIAYAAN DAERAH
-
-
-
-
-
-
-
1
Pembentukan Dana
Cadangan
-
-
-
-
-
-
-
Pembayaran Pokok Hutang
Kepada Pihak Ketiga
-
-
-
-
-
-
-
335,018
354,849
376,221
399,295
424,246
NO
1
2
3
4
5
6
2
URAIAN
Tambahan Penghasilan
PNS
Belanja Penerimaan
Lainnya Pimpinan Dan
Anggota DPRD Serta
KDH/WKDH
Belanja Subsidi Kepada
Perusahaan/Lembaga
Belanja Bantuan Kepada
Partai Politik
JUMLAH (I + II)
Tahun
2016
Tahun
2017
Tahun
2018
Tahun
2019
Tahun
2020
Tahun
2021
316,587
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-36
2.15
3.3.2.4 Proyeksi Kapasitas Kemampuan Keuangan Daerah
Berdasarkan data historis sebagaimana disajikan pada tabel sebelumnya, maka
perkiraan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk mendanai
pembangunan Kota Tanjungbalai dalam jangka waktu lima tahun 2016-2020,
disajikan sebagai berikut:
Tabel
NO
3.21.
Proyeksi Kapasitas Kemampuan Keuangan Daerah
Tanjungbalai Tahun Anggaran 2016-2021 (Rp.juta )
URAIAN
1
Pendapatan
2
Pencairan Dana
Cadangan (sesuai
Perda)
3
Sisa Lebih Riil
Perhitungan Anggaran
Total Penerimaan
Kota
PROYEKSI
2016
667,311
2017
705,198
2018
774,378
2019
816,218
2020
861,065
2021
879,085
-
-
-
-
-
-
82,577
78,853
79,547
80,609
82,119
84,142
749,888
784,051
853,925
896,827
943,184
963,227
316,587
335,018
354,849
376,221
399,295
424,246
433,301
449,033
499,076
520,606
543,889
538,981
Dikurangi :
4
Belanja dan
Pengeluaran
Pembiayaan yang
Wajib dan Mengikat
serta Prioritas Utama
Kapasitas riil
kemampuan
keuangan
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-37
3.3.2.5 Rencana Penggunaan Kapasitas Kemampuan Keuangan Daerah
Penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Kota Tanjungbalai Tahun
Anggaran 2016-2020 untuk memenuhi belanja langsung dan belanja tidak langsung
disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.22.
NO
I
II.a
II.b
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Keuangan Daerah Kota
Tanjungbalai Tahun Anggaran 2016-2021 (Rp. Juta)
URAIAN
PROYEKSI
2016
2017
Kapasitas riil
kemampuan keuangan
433,301
449,033
499,076
520,606
543,889
538,981
Rencana alokasi
pengeluaran prioritas I
Belanja Langsung
408,266
430,239
492,265
527,141
565,286
576,931
-
-
-
-
-
-
31,683
36,344
41,698
47,847
54,910
63,022
-
-
-
-
-
-
376,583
393,895
450,567
479,294
510,376
513,909
56,718
55,138
48,509
41,312
33,513
25,072
346,141
353,812
361,660
369,686
377,898
386,296
284,904
298,674
313,151
328,374
344,385
361,224
56,718
55,138
48,509
41,312
33,513
25,072
-
-
-
-
-
-
Pembentukan dana
cadangan
2018
2019
2020
2021
Dikurangi :
II.c
Belanja langsung yang
wajib dan mengikat
serta prioritas utama
II.d
Pengeluaran
pembiayaan yang
wajib mengikat serta
prioritas utama
II
III.a
Total rencana
pengeluaran prioritas I
(IIa+IIb-IIc-IId)
Sisa kapasitas riil
kemampuan keuangan
daerah setelah
menghitung alokasi
pengeluaran prioritas I
(I-II)
Belanja Tidak
Langsung
Dikurangi :
III.b
Belanja tidak langsung
yang wajib dan
mengikat serta
prioritas utama
III
Total rencana
pengeluaran prioritas II
(IIIa-IIIb)
Surplus anggaran riil
atau berimbang (I-II-III)
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-38
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Kapasitas riil kemampuan keuangan
daerah Kota Tanjungbalai tahun 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 431 Milyar dan
akan terus meningkat sampai dengan tahun 2021 mencapai sebesar Rp. 499 Milyar.
Peningkatan kemampuan keuangan daerah sejalan dengan meningkatnya berbagai
sumber penerimaan pendapatan.
RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021
III-39
Download