HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN BOUNDING ATTACHMENT PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS BUNGAH KECAMATAN GRESIK Mia Rahmawati*, WS. Tarmi** …………......……….…… …… . .….ABSTRAK…… … ......………. …… …… . .…. Inisiasi Menyusu Dini atau IMD adalah proses mengawali menyusu sejak dini yakni pada menit pertama kelahiran bayi. Adapun salah satu manfaat dari IMD yaitu meningkatkan hubungan khusus ibu dan bayi atau Bounding Attachment. Bounding Attachment awal terjadi kontak mata antara ibu dan bayi dan berada pada ikatan kasih. Hasil survei awal yang dilakukan di Puskesmas Bungah kecamatan Manyar kabupaten Gresik berjumlah 10 orang, 4 orang atau 40% menerapkan progran IMD dan 6 orang atau 60% tidak dilakukan IMD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara IMD dengan Bounding Attachment pada ibu nifas. Desain yang digunakan, analitic corelational dengan pendekatan cross sectional. Besar Populasi adalah 30 ibu nifas dari bulan Agustus dan sampel yang diambil 26 ibu nifas, Metode sampling menggunakan tehnik consecutive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi. Setelah data terkumpul ditabulasi dan dianalisa dengan menggunakan uji Spearman dengan α < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar atau 90,0 % dari ibu nifas yang melakukan IMD dengan interaksi Bounding Attachment positif dan sebagian besar atau 83,3% sedangkan hasil uji statistik diperoleh hasil dengan tingkat signifikan ρ=0,001 < 0,05 sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Inisiasi Menyusu Dini dengan Bounding Attachment. Merujuk dari hasil penelitian maka bidan perlu lebih meningkatkan motivasi dan KIE tentang pentingnya IMD dan dukungan mental terhadap ibu nifas untuk melakukan IMD sehingga tercipta interaksi Bounding Attachment yang positif. Kata kunci : Inisiasi Menyusu Dini, Bounding Attachment PENDAHULUAN. …… . … …. Melahirkan merupakan pengalaman menegankan, tetapi sekaligus mengembirakan. Ada satu hal yang selama ini tidak disadari dan tidak dilakukan orang tua dan tenaga medis, tetapi sangat penting bagi kehidupan bayi selanjutnya. Ternyata dalam satu jam pertama melahirkan, ada perilaku menakjubkan antara bayi dan ibunya.(Rusli, Utami 2008) Inisiasi Menyusu Dini adalah proses mengawali menyusu sejak dini yakni pada menit-menit pertama kelahiran bayi dimana bayi mencari sendiri putting susu ibu. Inisiasi menyusu dini sangat berpengaruh terhadap bayi yaitu menjadikan bayi lebih tenang, tidak stress, pernafasan dan detak jantung lebih stabil, hal ini dikarenakan oleh kontak SURYA antara kulit ibu dan bayi dapat mempererat hubungan ikatan rasa kasih sayang antara ibu dan anaknya (Mochtar, 2008). Setiap tahun, dunia mengadakan pekan ASI atau menyusui sedunia dari tanggal 1 sampai 7 Agustus. Peringatan yang digagas oleh Wold Alliance for Breastfeeding Action ini sudah dilakukan sejak 15 tahun yang lalu. Tahun ini tema yang diusung adalah “Inisiasi dan menyusui secara Eklusif selama 6 bulan dapat menyelamatkan lebih dari 1 juta Bayi”. Dalam hal ini, menyusui harus segera dilakukan dalam 1 jam pertama setelah kelahiran . prinsip dasarnya , harus tetap dibersihkan terlebih dahulu,bayi diletakkan di dada ibunya, dan secara naluri akan mencari payudara ibu dan mulai menyusu. (Rosita,2009) 71 Vol.01, No.XIV, April 2013 Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Bounding Attachment di Wilayah Kerja Puskesmas Bungah Kecamatan Gresik Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia atau SDKI 2008-2009 menunjukkan bahwa hanya sebanyak 5 % dari bayi baru lahir yang mendapat ASI dalam satu jam setelah lahir, serta hanya 53% bayi yang tidak mendapat ASI pada hari pertama setelah dilahirkan. Cakupan ASI eksklusif 6 bulan 39% sedangkan cakupan menyusui dini hanya 4% dari bayi baru lahir. Di Jawa Timur cakupan menyusui dini sebanyak 18% (Health Survey Program, 2007). (Depkes RI, 2008) Laporan puskesmas Bungah Gresik Kabupaten Gresik tahun 2007 menunjukkan presentasi bayi yang mendapat ASI eksklusif sebesar 41,76% atau 18.282 bayi dari 43.782% jumlah bayi yang ada. Pada tahun 2011 angka ini meningkat menjadi 47,65% atau 21.076 bayi dari 44.229 jumlah bayi yang ada. Angka ini masih jauh lebih rendah dari target indikator Indonesia Sehat yaitu 80% (Dinkes Kabupaten Gresik, 2011). Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan di Puskesmas Bungah Kabupaten gresik mulai tanggal 1 sampai 15 maret didapatkan, dari 10 ada 4 orang (40%) yang menerapkan program Inisiasi menyusu dini telah berhasil dilakukan IMD dan ada 6 orang (60%) yang tidak menerapkan IMD dalam proses persalinannya. Dari data tersebut masih banyak ibu bersalin yang belum menerapkan IMD. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhinya keberhasilan IMD yaitu faktor psikologi, faktor tenaga kesehatan dan faktor biomedik. (Nanny, Vivian, 2010). Faktor psikologis adalah Status psikologi mendasari ibu dan pendukungnya untuk keberhasilan menyusui, termasuk percaya diri ibu dan komitmen untuk menyusui, (Nanny, Vivian, 2010). Faktor Dukungan Tenaga Kesehatan. adalah Dukungan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dapat membangkitkan rasa percaya diri ibu untuk membuat keputusan menyusui bayinya. Informasi tentang perawatan pada masa hamil, lamanya menyusui, keuntungan menyusui, kontak awal-bayi, petunjukpetunjuk menyusui, (Nanny,Vivian. 2010). SURYA Faktor Biomedik adalah Kesiapan fisik yang mendukung ibu dalam melakukan inisiasi menyusui dini,(Nanny,Vivian. 2010). Dampak tidak ada ikatan batin antara ibu dan bayi, daya imunologi pada bayi berkurang , motorik bayi saat menyusu tidak terlatih, tidak dapat mengembangkan persyarafan bayi. (Nanny, Vivian. 2010). Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penerapan inisiasi menyusu dini adalah memberikan penyuluhan pada setiap ibu hamil, bersalin dan nifas tentang pentingnya IMD. Dari bayi menyusu, harus muncul motivasi dan percaya diri bahwa ibu bisa menyusui, selain itu lingkungan atau tempat bersalin sangat berperan penting dalam suksesnya dilakukan program IMD. METODE PENELITIAN.… … .… Desain penelitian ini adalah menggunakan metode analitik yaitu mencari keterkaitan antara dua variabel. Pendekatannya dengan cara Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi variable independen dan dependen hanya satu kali, pada satu saat (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini bertujuan mencari hubungan Inisiasi Menyusu Dini dengan Bounding Attachment pada ibu nifas di Wilayah kerja Puskesmas bungah Gresik kabupaten Gresik. HASIL .PENELITIAN … 1. Data Umum 1) Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini lokasi yang digunakan adalah Puskesmas Bungah Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik yang memiliki luas wilayah ± 79,43 km² dengan jumlah penduduk 62.855 jiwa. 72 Vol.01, No.XIV, April 2013 Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Bounding Attachment di Wilayah Kerja Puskesmas Bungah Kecamatan Gresik Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa hampir sebagian ibu nifas memiliki pekerjaan sebagai PNS/TNI/PORLI atau 42.3% dan sebagian kecil ibu nifas atau 23.1% memiliki pekerjaan sebagai buruh Tani. (4). Jumlah Anak Tabel 4. Distribusi Frekuensi Ibu Nifas Berdasarkan Jumlah Anak di wilayah kerja Puskesmas Bungah Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik bulan Agustus Tahun 2012 No Jumlah Jumlah Prosentase Anak (%) 1 1 – 2 Anak 6 23.1 2 3 – 4 Anak 11 42,3 3 >4 Anak 9 34.6 Jumlah 26 100 Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa hampir sebagian ibu nifas atau 42,3% memiliki 3 - 4 anak dan sebagian kecil ibu nifas atau 23.1% memiliki 1 - 2 anak. 2). Karakteristik Responden (1). Usia Tabel 1. Distribusi Frekuensi Ibu Nifas Berdasarkan Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Bungah Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik bulan Agustus Tahun 2012 No Usia Jumlah Prosentase (%) 1 < 20 tahun 7 26.9 2 20 – 30 9 34.6 3 tahun 10 38.5 >35 tahun Jumlah 26 100 Berdasarkan Tabel 1. menunjukkan bahwa hamper sebagian ibu nifas atau 38.5% berumur > 35 tahun dan sebagian kecil ibu nifas atau 26.9% berumur < 20 tahun. (2). Pendidikan Tabel 2. Distribusi frekuensi Ibu Nifas Berdasarkan Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Bungah Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik bulan Agustus Tahun 2012 No Pendidikan Jumlah Prosentase (%) 1 SD 5 19.2 2 SMP 4 15.4 3 SMA 8 30.8 4 PT 9 34,6 Jumlah 26 100 Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa hampir sebagian ibu nifas atau 34,6% tingkat pendidikan PT dan sebagian kecil ibu nifas atau 15,4% tingkat pendidikan SMP (3). Pekerjaan Tabel 3. Distribusi Frekunsi Ibu Nifas Berdasarkan Pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas Bungah Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik bulan Agustus Tahun 2012 No Pekerjaan Jumlah Presentase (%) 1 Tani 6 23.1 2 Swasta 9 34.6 3 PNS/TNI/PORLI 11 42.3 Jumlah 26 100 SURYA Data Khusus 1) Inisiasi Menyusu Dini Tabel 5 Distribusi frekuensi Ibu Nifas Berdasarkan Pelaksanaan IMD di wilayah kerja Puskesmas Bungah Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik bulan Agustus Tahun 2012 No IMD Jumlah Prosentase (%) 1 Berhasil 20 76,9 2 Tidak 6 23,1 Berhasil Jumlah 26 100,0 Berdasarkan tabel 5 didapatkan sebagian besar ibu nifas atau 76,9 % yang Berhasil melaksanakan IMD dan sebagian kecil ibu nifas atau 23,1 % yang Tidak Berhasil melaksanakan IMD. 73 Vol.01, No.XIV, April 2013 Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Bounding Attachment di Wilayah Kerja Puskesmas Bungah Kecamatan Gresik berhasil dan ibu nifas yang IMD Tidak Berhasil ibu nifas atau 23,1 % mengalami IMD tidak berhasil. Hal ini sesuai tabel 2 dengan tingkat pendidikan ibu nifas hampir sebagian berpendidikan PT dan sebagian kecil berpendidikan SMP. Tingkat pendidikan SD dan SMP/Aliyah merupakan pendidikan dasar. Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi penerimaan informasi seseorang. Dilihat dari tabel 1 faktor umur hampir sebagian berumur >35 tahun dan hampir sebagian mempunyai 3 – 4 anak sehingga ibu nifas mempunyai pengalaman tentang melakukan inisiasi menyusu dini. Hal tersebut sesuai dengan teori Saswita, Reni,dkk.(2011) IMD adalah bagian dari proses persalinan dimana bayi yang lahir dalam 1 jam pertama kehidupannya (tanpa dimandikan) langsung ditengkurapkan diatas perut ibunya dan berjuang mencari putting sang ibu untuk menyusu. Jadi, setelah tali pusat bayi dipotong, ia akan dikeringkan lalu ditaruh didada ibu untuk menghisap putting atau kontak dini. Bayi akan merangkak kearah payudara dan menyusui sendiri. Pengalaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan yang berkaitan dengan umur dan pendidikan individu. Semakin bertambahnya umur dan pendidikan yang tinggi, maka pengalaman seseorang akan lebih jauh dan lebih luas. Ibuibu muda dengan pengalaman yang kurang, mudah terpengaruh lingkungan. Oleh karenanya peran tenaga kesehatan terutama bidan sangat penting dalam memberikan KIE pada ibu nifas sehingga berguna untuk meningkatkan kesadaran ibu dalam melakukan inisiasi menyusu dini yang benar. Informasi yang lebih baik dapat mereka dapatkan mengenai pentingnya inisiasi menyusu dini menjadikan mereka berfikir dan lebih faham tentang inisiasi menyusu dini yang baik.Keberhasilan ini dapat dilihat dari bayi baru lahir yang dapat menemukan puting susu ibu dengan kurun waktu ≤ 1 jam atau bayi dapat melakukan langkah - langkah dengan benar pada lembar observasi. Inisiasi Menyusu Dini ini dapat berhasil karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain 2) Bounding Attachment Tabel 6 Distribusi Frekuensi Ibu Nifas Berdasarkan Interaksi Bounding Attachment di wilayah kerja Puskesmas Bungah Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik bulan Agustus Tahun 2012 No Bounding Jumlah Prosentase Attachment (%) 1 Positif 19 73,1 2 Negatif 7 26,9 Jumlah 26 100,0 Berdasarkan tabel 6 didapatkan sebagian besar ibu nifas atau 73,1 % yang Interaksi Positif dan sebagian kecil ibu nifas atau 26,9 % yang Interaksi Negatif. 3) Hubungan Inisiasi Menyusu Dini dengan Bounding Attachment Tabel 7 Hubungan Inisiasi Menyusu Dini dengan Bounding Attachment pada Ibu Nifas di wilayah kerja Puskesmas Bungah Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik bulan Agustus Tahun 2012 IMD Bounding Attachment Positif % Negatif % N % Berhasil 18 90,0 2 10,0 20 100 Tidak 1 16,7 5 83,3 6 100 Berhasil Jumlah 19 73.1 7 26,9 26 100 Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 7 dapat ditunjukkan bahwa ibu nifas yang IMD berhasil mengalami Interaksi Bounding Attachment positif atau 90,0 % dan ibu nifas yang IMD Tidak Berhasil mengalami interaksi Bounding Attachment negatif atau 10,0 %. Dari hasil uji Spearman Rho didapatkan rs = 0.534 dan p = 0.001 dimana α = 0,05 didapatkan p < 0,05 maka H1 diterima yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara Inisiasi Menyusu Dini dengan Bounding Attachment di wilayah kerja Puskesmas Bungah kecamatan Manyar kabupaten Gresik. PEMBAHASAN .… .… 1. Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan fakta yang dinyatakan dalam tabel 5 dapat diketahui yang IMD sebagian besar ibu nifas atau 76,9 % mengalami IMD SURYA 74 Vol.01, No.XIV, April 2013 Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Bounding Attachment di Wilayah Kerja Puskesmas Bungah Kecamatan Gresik kesehatan ibu, kesehatan bayi, rasa percaya diri ibu yang timbul dari adanya dukungan baik dari suami, keluarga maupun dari bidan. 2. Bounding Attachment Dari tabel 6 menunjukan sebagian besar bounding attachment ibu nifas yang interaksi positif atau 73,1 % dan sebagian kecil bounding attachmant ibu nifas yang interaksi negative atau 26,9 %.. Prakondisi yang mempengaruhi ikatan antara lain :Kesehatan emosional orang tua, system dukungan sosial yang meliputi pasangan hidup, teman, dan keluarga, suatu tingkat keterampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi asuhan yang kompeten, kedekatan orang tua dengan bayi, kecocokan orang tua – bayi termasuk keadaan, temperamen, dan jenis kelamin.(Mercer, 2007), Hasil penelitian sesuai tabel 1 didapatkan bahwa hampir sebagian ibu nifas berusia atau >35 tahun dan hampir sebagian kecil berusia atau < 20 tahun. Ibu nifas yang berusia atau >35 tahun mengalami bounding attachment positif, sedangkan ibu post partum yang berusia <20 tahun mengalami bounding attachment negatif karena kurangnya support system atau kurangnya dukungan dari suami ataupun keluarga, ibu dengan resiko, bayi dengan resiko, kehadiran bayi yang tidak diinginkan, serta kesehatan emosional orang tua yang tidak stabil. Menyusu Dini, antara lain Untuk Ibu: (1) Meningkatkan hubungan khusus ibu dan bayi, (2) Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi ririko perdarahan sesudah melahirkan, (3) Memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan menyusui selama masa bayi, (4) Mengurangi stress Ibu setelah melahirkan. Untuk Bayi: (1) Mempertahankan suhu bayi tetap hangat. (2) Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernapasan dan detak jantung. (3) Kolonisasi bakiterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu yang normal. (4) Mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stres dan tenaga yang dipakai bayi. (5) Memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara Ibu untuk mulai menyusui. (6) Mengatur tingkat kadar gula dalam darah, dan biokimia lain dalam tubuh bayi. (7) Mempercepat keluarnya meconium (kotoran byi berwarna hijau agak kehitaman yang pertama keluar dari bayi karena meminum air ketuban). Dari hasil penelitian ini dapat disebabkan karena ada hubungan dimana pada proses inisiasi menyusu dini, skin to skin antara ibu dan bayi akan terjadi sehingga bayi akan merasa hangat, ibu juga akan melakukan kontak mata pada bayinya, maka ibu dan bayi akan terjalin ikatan emosional yang akan menimbulkan interaksi positif pada Bounding Attachment. Dimana dalam proses ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: kesehatan emosional orang tua, sistem dukungan sosial, suatu tingkat keterampilan dalam berkomunikasi, kedekatan orang tua pada bayi serta kecocokan orang tua pada bayi termasuk kecocokan keadaan maupun, jenis kelamin anaknya. 3. Hubungan Inisiasi Menyusu Dini Dengan Bounding Attachment Berdasarkan tabel 7 bahwa ibu nifas yang IMD berhasil yang mengalami Interaksi Bounding Attachment Positif atau 90,0 % dan yang mengalami Bounding Attachment negativ atau 10.0%. Hasil perhitungan menggunakan uji spearman rho hasil analisis data dengan bantuan SPSS versi 16,0 didapatkan nilai rs = 0. 534 dan p = 0.001 dengan taraf signifikan (α) 0,05 sehingga p < 0,05 maka H1 diterima yaitu terdapat hubungan Inisiasi Menyusu Dini dengan Bounding Attachment pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Bungah Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Hal ini diperkuat oleh Menurut Reni Saswita,dkk. (2011) manfaat Inisiasi SURYA KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dilakukan dapat disimpulkan : 75 … yang Vol.01, No.XIV, April 2013 Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Bounding Attachment di Wilayah Kerja Puskesmas Bungah Kecamatan Gresik 1) Sebagian besar ibu nifas melakukan IMD dengan baik di Wilayah Kerja Puskesmas Bungah kecamatan Manyar Kabupaten Gresik 2) Hampir sebagian ibu nifas melakukan bounding attachment dengan interaksi positif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungah Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik 3) Terdapat hubungan antara IMD dengan Bounding Attachment pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Bungah Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik . . .DAFTAR PUSTAKA . . . Aimi , (2009). Inisiasi menyusu dini. http:// Tysar. wordpress. com diakses pada 29 Maret 2012 Alimul Hidayati, Aziz. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta, Salemba Medika.. Arikunto, Suharsini. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta. Bobak,lowdermilk, jensen. (2007). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta. EGC 2. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas beberapa upaya yang perlu diperhatikan diantaranya : 1) Bagi Profesi Kebidanan Untuk memudahkan informasi pada ibu nifas, maka perlu diadakan penyuluhan langsung pada saat ibu melakukan ANC dan ibu bersalin tentang pentingnya pelaksanaan inisiasi menyusu dini dalam setiap pertolongan persalinan 2) Bagi Peneliti Yang Akan Datang Dapat digunakan oleh peneliti yang akan datang sebagai bahan refrensi guna penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan IMD dengan Bounding Attachmet dengan menggunakan variabel yang belum diteliti yaitu: pengetahuan ibu dan psikologi ibu. 3) Bagi Institusi Pendidikan Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi mahasiswa dalam melanjutkan program penelitian 4) Bagi Peneliti Dengan penelitian ini dapat menambah wawasan dalam menerapkan ilmu metodologi penelitian yang diperoleh dari bangku kuliah, yang terkait dengan ilmu lain khususnya kebidanan tentang IMD. 5) Bagi Pelayanan Kesehatan Tenaga kesehatan selain bidan perlu meningkatkan pelayanan program penyuluhan tentang pentingnya penerapan IMD dengan baik dan benar. Danim, sudarwan. (2007). Metodologi Penelitin. http:// www. villius. com/index. php?metodologi penelitian. diakses pada 29 Maret 2012 Depkes RI. (2008). Catatan Kesehatan Maternitas. Jakarta, Depkes RI. Depkes RI .(2011). Faktor-faktor inisiasi menyusu dini. http://Andaners.wordpress.com. Diakses pada 29 Maret 2012. Falden, Linda. (2008). love hormone. http://www.Horman_Oksitosin.Com. Diakses pada 29 Maret 2012 JNPK-KR, (2007). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta :JNPK-KR Mochtar, Rustam. (2008). Synopsis Obtetri. Jakarta : EGC Nanny, Vivian. (2010) Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta; Salemba Medika. Notoatmodjo, Sukidjo. (2008). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Sukidjo. (2009). Metedologi penelitian kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metedologi Penelitian Ilmu SURYA 76 Vol.01, No.XIV, April 2013 Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Bounding Attachment di Wilayah Kerja Puskesmas Bungah Kecamatan Gresik Keperawatan. Medika Jakarta. Salemba Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman skripsi, Tesis dan Instrumen penelitian Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika Paramita, Rahardian P. (2007). Manfaat Inisiasi Menyusu Dini. http://Andaners.wordpress.com. Diakses pada 20 April 2012. Roesli, Utami. (2008). Inisiasi menyusu dini. http:// library. usu.ac.id/fk/kebidanan.pdf. Diakses pada 25 Maret 2012 Rosita . (2009). Inisiasi dini. . http:// Tysar. wordpress. com diakses pada 20 Maret 2012 Saswita, Reni, dkk. (2011) Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta; Salemba Medika. Hapsari. (2009). Makalah Kebidanan. http://www.Koleksi Mediague. Diakses pada 29 Maret 2012. Mencer. (2007). Asuhan K ebidanan Pada Ibu Nifas. http:// Tysar. wordpress. com diakses pada 29 Maret 2012 Sinolungan. (2009). Tindakan Ibu Dan Bayi. http:// Tysar. wordpress. com diakses pada 29 Maret 2012 Stuart,Gail Wiscarz.(2007). Bounding Attachman. http:// Tysar. wordpress. com diakses pada 29 Maret 2012 Himawan Sasongko (2005). Perbandingan Efektifitas Antara Tramadol Dan Meperidin Untuk Pencegahan Menggigil Pasca Anestesi Umum. http://eprints.undip.ac.id/17647/1/Hi mawan_Sasongko.pdf Lukito Husodo, Pembedahan Dengan Laparatomy. Didalam Ilmu Kebidanan. Editor Wiknjosastro H, Edisi ke 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Norman F Gant, F Gary Cuningham (2011).Dasar-Dasar Gynecologi & Obstetri. Alih Bahasa dr Brahm U Pendit. Jakarta: EGC SURYA 77 Vol.01, No.XIV, April 2013