potensi dan peluang investasi bidang perikanan dan kelautan boks

advertisement
BOKS - 1
POTENSI DAN PELUANG INVESTASI
BIDANG PERIKANAN DAN KELAUTAN
erdasarkan UU No. 53 tahun 1999, Kabupaten Karimun yang semula
berstatus kecamatan pada tanggal 12 Oktober 1999 resmi menjadi
sebuah Kabupaten. Karimun merupakan wilayah kepulauan yang
memiliki potensi di berbagai bidang antara lain: pertanian,
perdagangan, industri dan jasa serta perikanan dan kelautan. Hal ini
sesuai dengan Visi dan Misi Kabupaten Karimun yaitu “Mewujudkan
Kabupaten Karimun yang Maju, Mandiri, Berbudaya yang dilandasi Iman
dan Taqwa pada Tahun 2015” dan dilandasi 4 azas, yaitu: Pengembangan
Ekonomi Kerakyatan, Peningkatan Sumber Daya Manusia, Pengembangan Seni
dan Budaya, serta Peningkatan Iman dan Taqwa.
Untuk sektor perikanan dan kelautan, selain potensi perikanan
tangkap dan budidaya laut (termasuk budidaya rumput laut) juga
terdapat sektor yang potensial yaitu budidaya air payau dan budidaya
air tawar. Semua itu didukung oleh kondisi perairan, tanah yang baik
(tidak keropos) dan lahan yang cukup luas.
Potensi yang ada di Kabupaten Karimun untuk sektor perikanan
dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Potensi perikanan tangkap diperkirakan : 84.927 ton/tahun dengan
hasil produksi 51.415,9 ton (tahun 2004) terdiri dari ikan kurau,
tenggiri, ikan merah, ikan ungar, ikan bawal, udang, serta ikan
dasar dan pelagis lainnya.
2. Potensi budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) adalah 3.350 kantong
(yang sudah terealisasi 567 kantong). Potensi untuk budi daya
Keramba Jaring Tancap (KJT) adalah 2.200 kantong (yang sudah
terealisasi 57 kantong).
3. Potensi budidaya rumput laut adalah 585 ha atau 745 ton/tahun
(yang sudah terealisasi 187 ha atau 235 ton pada tahun 2004)
4. Potensi perikanan budidaya air payau/tambak : 1.530 ha (yang
sudah terealisasi 27,5 ha) dengan komoditi udang windu, udang
putih dan ikan bandeng dengan pemeliharaan semi intensif.
5. Potensi untuk budidaya kolam air tawar adalah 124 ha (yang sudah
terealisasi 15 ha) dengan komoditi ikan gurami, ikan mas, nila,
lele dumbo, dan lain-lain
6. Jumlah nelayan pemilik 4.253 jiwa, sementara jumlah nelayan buruh
17.193 jiwa.
7. Potensi kelautan yang sedang berkembang di Kabupaten Karimun
antara lain: industri pengolahan tepung ikan dan surimi, Industri
pembangunan dan perawatan kapal, industri pertambangan dan
industri wisata bahari.
B
Sementara itu, dukungan sarana dan prasarana yang tersedia saat ini
terdiri dari:
a. Armada penangkapan ikan : 6.995 unit
b. Tempat penampungan ikan : 12 unit, pengolahan ikan: 139 unit
c. Pabrik es : 9 unit
d. Tempat pembuatan perahu/papal : 6 unit
e. Papal pengumpul 10 GT : 17 unit, > 10 GT – 30 GT : 22 unit
f. Papal pengangkut > 30 GT : 53 unit
g. Pelabuhan laut dan tenaga kerja cukup tersedia
Kebijakan pada bidang perikanan dan kelautan, antara lain:
a. Menciptakan iklim yang kondusif bagi segenap lapisan masyarakat
untuk memanfaatkan potensi sumber daya kelautan dan perikanan
secara rasional dan berkelanjutan dalam rangka pemberdayaan
masyarakat, terutama masyarakat pesisir pantai dan pulau-pulau
kecil.
b. Menempatkan kawasan laut dan sektor perikanan sebagai salah satu
sumber pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemanfaatan pusat-pusat
pertumbuhan wilayah sekitarnya.
c. Meningkatkan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan
secara ramah lingkungan, rasional dan berkelanjutan dalam rangka
pelestarian berbagai potensi kelautan dan pantai.
d. Memelihara dan meningkatkan daya dukung serta kualitas lingkungan
perairan laut, pesisir dan gugusan pulau-pulau di wilayah pesisir
dan pantai.
Sementara itu, permasalahan yang dihadapi dalam upaya mengembangkan
potensi sumber daya perikanan dan kelautan antara lain:
1. Penangkapan
a. Kurang sosialisasi tentang pembatasan usuran mata jaring
(mesh size) menyebabkan muncul konflik nelayan pantai.
b. Masih terbatasnya industri perikanan yang mengolah produksi
hasil tangkapan nelayan.
c. Sistem pemasaran yang tertutup, terutama untuk ekspor
karena belum memiliki pelabuhan perikanan resmi.
2. Pengembangan Budi daya
a. Besarnya biaya untuk konstruksi tambak disamping perlunya
alat berat dalam pembuatan tanggul dan saluran irigási
tambak menyebabkan terbatasnya usaha ini. Dalam usaha
memacu usaha tambak telah dilaksanakan Program PEMP 2003
yang mengembangkan usaha Tambak Udang Semi Intensive.
b. Budidaya di keramba dihadapi masalah menyangkut modal
investasi,
ketersediaan
dan
benih/benur
ikan/udang
disamping kemampuan SDM yang masih minim. Mengatasi masalah
tersebut Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karimun
mewakili Pemda menjalin kerjasama dengan pihak terkait dari
luar Kabupaten Karimun, antara lain:
- Kerjasama usaha tambak udang di Pulau Manda Kecamatan
Kundur dengan PT. CHAROEN POKPHAND Tbk, Sumatera
Utara meliputi penyediaan benur udang dan prasarana
tambak serta perjanjian tentang pemasaran hasil
panen.
- Menjalin kerjasama investasi pembangunan KJA milik
masyarakat
(plasma)
di
Kecamatan
Moro
tahap-I
sebanyak 20 unit atau 40 kantor dengan PT. Indonesia
Maricultur Industries (PT. Indomarind), Jakarta.
Sumber : Makalah Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan - Kab. Karimun
Download