www.hukumonline.com RANCANGAN PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERSEROAN TERBATAS I. II. UMUM PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Ayat (1) Ketentuan dalam pasal ini mempertegas ciri perseroan terbatas, bahwa pemegang saham hanya bertanggung jawab sebesar nilai saham yang diambilnya dan tidak meliputi harta kekayaan pribadinya. Ayat (2) Dalam hal-hal tertentu, tidak tertutup kemungkinan hapusnya tanggung jawab terbatas tersebut. Hal-hal tertentu dimaksud antara lain apabila terbukti bahwa terjadi pembauran harta kekayaan pribadi pemegang saham dan harta kekayaan perseroan, sehingga perseroan didirikan sematamata sebagai alat yang dipergunakan pemegang saham untuk memenuhi tujuan pribadinya. Pasal 4 Berlakunya Undang-undang ini, Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundangundangan lainnya, tidak mengurangi pula kewajiban setiap perseroan untuk mentaati asas itikad baik, asas kepantasan, dan asas kepatutan dalam menjalankan perseroan. Yang dimaksud dengan “peraturan perundang-undangan lainnya” adalah semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keberadaan dan jalannya perseroan, termasuk ketentuan-ketentuan dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Staatsblad 1847:23), dan Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Staatsblad 1847:23), sepanjang tidak dicabut atau ditentukan lain dalam Undang-undang ini. Dalam hal terdapat pertentangan antara Anggaran Dasar dan Undang-undang ini maka yang berlaku adalah Undang-undang ini. Pasal 5 Tempat kedudukan perseroan sekaligus merupakan kantor pusat perseroan. Perseroan wajib memilih alamat di tempat kedudukannya yang harus disebutkan antara lain dalam surat menyurat dan melalui alamat tersebut perseroan dapat dihubungi. Pasal 6 www.hukumonline.com www.hukumonline.com Ketentuan ini menegaskan bahwa pada dasarnya jangka waktu berdirinya perseroan tidak terbatas. Akan tetapi, apabila jangka waktu tersebut ingin ditentukan, maka hal tersebut harus ditegaskan dalam Anggaran Dasar. Pasal 7 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “orang” adalah orang perseorangan atau badan hukum. Ketentuan ini menegaskan prinsip yang berlaku berdasarkan Undang-undang ini bahwa pada dasarnya sebagai badan hukum, perseroan dibentuk berdasarkan perjanjian, dan karena itu mempunyai lebih dari 1 (satu) orang pemegang saham. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Perikatan atau Kerugian perseroan yang menjadi tanggung jawab pribadi pemegang saham adalah perikatan atau kerugian yang terjadi setelah lewat waktu 6 (enam) bulan. Ayat (5) Karena status dan karakteristiknya yang khusus, maka persyaratan jumlah pendiri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diatur dalam peraturan perundang-undangan tersendiri. Ayat (6) Cukup jelas Ayat (7) Cukup jelas Pasal 8 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas Huruf b Yang dimaksud dengan “kegiatan usaha perseroan” adalah kegiatan yang dilakukan perseroan dalam rangka mewujudkan maksud dan tujuan tersebut. Huruf c Lihat penjelasan Pasal 6. Huruf d Cukup jelas Huruf e Cukup jelas Huruf f Cukup jelas Huruf g Cukup jelas Huruf h Cukup jelas Huruf i Cukup jelas www.hukumonline.com www.hukumonline.com Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Huruf a Dalam mendirikan perseroan diperlukan kejelasan mengenai kewarganegaraan pendiri. Pada dasarnya badan hukum Indonesia yang berbentuk perseron didirikan oleh warga negara Indonesia, namun demikian kepada warga negara asing diberi kesempatan untuk mendirikan badan hukum Indonesia yang berbentuk perseroan sepanjang Undang-undang yang mengatur bidang usaha perseroan tersebut memungkinkan, atau pendirian perseroan tersebut diatur dengan Undang-undang tersendiri. Huruf b Cukup jelas Huruf c Yang dimaksud dengan “mengambil bagian saham” adalah jumlah saham yang diambil oleh pemegang saham pada saat pendirian perseroan. Apabila ada penyetoran yang melebihi nilai nominal sehingga menimbulkan selisih nilai yang sebenarnya dibayar dengan nilai nominal (agio), di catat dalam buku daftar saham dan laporan keuangan. Ayat (4) Cukup jelas Pasal 9 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6) Cukup jelas Ayat (7) Cukup jelas Ayat (8) Yang dimaksud dengan “tanda tangan elektronik” adalah tanda tangan dalam bentuk elektronik yang dilekatkan pada atau disertakan pada data elektronik oleh pejabat yang berwenang yang membuktikan keotentikan data yang berupa gambar elektronik dari tanda tangan pejabat yang berwenang tersebut yang dibuat melalui media komputer Ayat (9) Cukup jelas Ayat (10) Cukup jelas www.hukumonline.com www.hukumonline.com Pasal 10 Ayat (1) Perbuatan hukum yang dimaksud antara lain mengenai penyetoran saham dalam bentuk atau ara lain dari uang tunai. Ayat (2) Yang dimaksud dengan “dilekatkan” adalah semua dokumen yang memuat perbuatan hukum yang terkait dengan pendirian perseroan yang bersangkutan harus ditempatkan sebagai satu kesatuan dengan akta pendirian. Penyatuan dilakukan dengan cara melekatkan atau menjahitkan dokumen tersebut sebagai satu kesatuan dengan Akta Pendirian. Ayat (3) Yang dimaksud dengan “akta otentik” adalah akta notaris. Ayat (4) Dalam hal perbuatan hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dicantumkan dalam Akta Pendirian dan atau tidak dilampirkan sesuai ketentuan ayat (2), maka perbuatan hukum tersebut hanya mengikat perseroan apabila dikukuhkan menurut ketentuan Pasal 11. Pasal 11 Ayat (1) Ketentuan ini mengatur tata cara yang harus ditempuh untuk mengalihkan kepada perseroan hak dan atau tanggung jawab yang timbul dari perbuatan calon pendiri yang dibuat sebelum perseroan didirikan melalui penerimaan secara tegas, pengambilalihan hak dan tanggung jawab perbuatan hukum dimaksud. Ayat (2) Kewenangan perseroan untuk menerima dan mengambil alih semua hak dan kewajiban perbuatan hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ada pada RUPS. Tetapi mengingat bahwa RUPS biasanya belum dapat diselenggarakan segera setelah perseroan disahkan maka penerimaan dan pengambilalihan tersebut dilakukan oleh seluruh pendiri, pemegang saham dan Direksi. Selama belum diterima dan diambilalih, baik karena perseroan tidak jadi didirikan atau disahkan ataupun karena perseroan tidak melakukan pengambilalihan, maka perseroan tidak terikat. Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Pasal 12 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Dalam hal terjadi kepailitan dan perseroan belum menjadi badan hukum sedangkan kekayaan perseroan yang belum menjadi badan hukum tersebut tidak mencukupi, para pendiri, anggota Direksi, dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas sisa kekurangan tersebut. Pasal 13 Ayat (1) www.hukumonline.com www.hukumonline.com Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Dalam hal tidak ada tulisan singkatan “Tbk” berarti Perseroan Tertutup. Ayat (4) Cukup jelas Pasal 14 Cukup jelas Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Ayat (1) Yang dimaksud dengan RUPS dalam ayat ini adalah RUPS Tahunan dan RUPS lainnya. Pasal 17 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Tanda terima pemberitahuan dilakukan dengan membubuhkan tanggal yang sama dengan tanggal diterimanya pemberitahuan pada tembusan surat pengantar pemberitahuan tersebut. Pasal 18 Cukup jelas Pasal 19 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat(3) Cukup jelas Ayat (4) Huruf a: Yang dimaksud dengan tanggal setelah tanggal surat persetujuan Menteri adalah tanggal yang disepakati oleh para pihak sebagaimana dicantumkan dalam akta penggabungan. Huruf b Cukup jelas Pasal 20 www.hukumonline.com www.hukumonline.com Cukup jelas Pasal 21 Dimungkinkannya adanya perubahan Anggaran Dasar suatu perseroan yang dinyatakan pailit atas persetujuan kurator, dimaksudkan sebagai upaya yang dapat ditempuh untuk membebaskan perseroan dari keadaan pailit, misalnya perubahan yang berkaitan dengan penambahan modal, penggantian Direksi dan atau Komisaris atau perubahan manajemen. Perubahan-perubahan tersebut harus dengan persetujuan kurator, atau hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan kurator. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip kepailitan, antara lain semua perbuatan hukum dalam keadaan pailit hanya dapat dilakukan oleh atau dengan persetujuan kurator. Pasal 22 Cukup jelas Pasal 23 Cukup jelas Pasal 24 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “Daftar Perusahaan” adalah daftar perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. Ayat (2) Cukup jelas Pasal 25 Cukup jelas Pasal 26 Selain sanksi pidana yang diatur dalam Undang-undang tentang Wajib Daftar Perusahaan, Pasal ini mengatur sanksi perdata dalam hal kewajiban Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dan Pasal 25 tidak dipenuhi, dan perseroan berhak untuk menuntut ganti rugi kepada anggota Direksi atas kerugian yang timbul karena kelalaian tersebut. Pasal 27 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Saham atas nama adalah saham yang mencantumkan nama pemegang atau pemiliknya. Ayat (3) Cukup jelas Pasal 28 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) www.hukumonline.com www.hukumonline.com Cukup jelas Ayat (3) Ketentuan dalam ayat ini diperlukan untuk mengantisipasi perubahan keadaan perekonomian. Pasal 29 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Ketentuan ini menegaskan bahwa tidak dimungkinkan penyetoran atas saham secara mengangsur. Pasal 30 Ayat (1) Pada umumnya penyetoran saham adalah dalam bentuk uang, Namun demikian, tidak ditutup kemungkinan penyetoran saham dalam bentuk lain baik berupa benda berwujud atau benda tidak, berwujud yang dapat dinilai dengan uang dan yang secara nyata telah diterima oleh perseroan. Penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang harus disertai rincian yang menerangkan nilai atau harga, jenis atau macam, status, tempat kedudukan dan lain-lain yang dianggap perlu demi kejelasan mengenai penyetoran tersebut. Ayat (2) Yang dimaksud dengan “ahli yang tidak terikat pada perseroan” adalah orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai izin dari instansi yang berwenang yang berdasarkan keahlian atau pengetahuannya mempunyai kemampuan untuk menilai harga benda tersebut. Ayat (3) Pengumuman mengenai penyetoran saham dalam bentuk benda tidak bergerak dilakukan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia, 1 (satu) diantaranya yang terbit atau beredar di tempat kedudukan perseroan dan 1 (satu) surat kabar harian dengan peredaran nasional. Pengumuman tersebut memuat jumlah saham yang disetor dalam bentuk benda tidak bergerak serta rincian sebagaimana dimaksud dalam Penjelasan Pasal 30 ayat (1) Penyetoran saham dalam bentuk lain dicatat dalam Daftar Pemegang Saham. Maksud diumumkannya penyetoran saham dalam bentuk benda tidak bergerak dalam 2 (dua) surat kabar harian adalah agar diketahui umum dan memberikan kesempatan kepada pihak yang berkepentingan untuk dapat mengajukan keberatan atas penyerahan benda tidak bergerak tersebut sebagai setoran saham. Ayat (4) Cukup jelas Pasal 31 Ayat (1) Diperlukannya persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat ini adalah untuk menegaskan bahwa hanya dengan persetujuan perseroan dapat dilakukan kompensasi dan dengan disetujuinya kompensasi, maka hak didahulukan pemegang saham lainnya untuk mengambil saham baru dengan sendirinya dilepaskan. Ayat (2) www.hukumonline.com www.hukumonline.com Ketentuan ini dimaksudkan bahwa bunga dan denda yang terutang sekalipun telah jatuh waktu dan harus dibayar, karena secara nyata tidak diterima oleh perseroan sehingga tidak dapat di kompensasikan sebagai setoran saham. Ayat (3) Cukup jelas Pasal 32 Pada prinsipnya, pengeluaran saham adalah suatu upaya pengumpulan modal, maka kewajiban penyetoran atas saham seharusnya dibebankan kepada pihak lain. Demi kepastian, Pasal ini menentukan bahwa perseroan tidak boleh mengeluarkan saham untuk dimiliki sendiri. Larangan memiliki sendiri saham yang dikeluarkan suatu tindak perusahaan berlaku juga bagi anak perusahaan. Larangan bagi anak perusahaan memiliki saham yang dikeluarkan oleh induk perusahaan didasarkan pada pertimbangan bahwa pemilikan saham oleh anak perusahaan tidak dapat dipisahkan dari pemilikan oleh induk perusahaannya. Yang dimaksud dengan “anak perusahaan” adalah perseroan yang mempunyai hubungan khusus dengan perseroan lainnya yang terjadi karena: Lebih dari 50% (lima puluh persen) sahamnya dimiliki oleh induk perusahaannya. Lebih dari 50% (lima puluh persen) suara dalam RUPS dikuasai oleh induk perusahaannya; dan/atau Pengendalian atas jalannya perseroan, pengangkatan, dan pemberhentian Direksi dan Komisaris sangat dipengaruhi oleh induk perusahaannya. Pasal 33 Ayat (1) Pembelian kembali saham perseroan tidak menyebabkan pengurangan modal, kecuali apabila saham tersebut ditarik kembali. Huruf a Yang dimaksud dengan “kekayaan bersih” adalah kekayaan bersih menurut neraca terbaru yang disahkan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir. Huruf b Cukup jelas Huruf c Dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun perseroan menentukan apakah saham tersebut akan dijual atau ditarik kembali dengan mengurangkan modal. Ayat (2) Karena pembelian kembali saham batal demi hukum, pemegang saham diwajibkan mengembalikan uang yang diterima dan perseroan juga diwajibkan mengembalikan saham tersebut kepada pemegang saham semula. Ayat (3) Cukup jelas Pasal 34 Cukup jelas Pasal 35 Cukup jelas www.hukumonline.com www.hukumonline.com Pasal 36 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “saham yang diperoleh perseroan dengan cara lain” adalah antara lain perolehan dengan cuma-cuma (hibah atau hibah wasiat), dan tukar-menukar. Ayat (2) Cukup jelas Pasal 37 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “modal perusahaan” adalah baik modal dasar, modal ditempatkan dan disetor, maupun modal perseroan yang di bagi dalam saham tanpa nilai nominal. Ayat (2) Yang dimaksud dengan “penambahan modal yang ditempatkan dan disetor dalam ayat ini adalah pengeluaran saham baru yang masih dalam cakupan modal dasar. Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Pasal 38 Cukup jelas Pasal 39 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) huruf a Yang dimaksud dengan “saham yang dikeluarkan kepada karyawan” adalah saham perseroan dengan segenap hak dan kewjiban yang melekat padanya. Huruf b Cukup jelas Huruf c Yang dimaksud dengan “reorganisasi dan atau restrukturisasi” adalah antara lain penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan kompensasi piutang. Ayat (3) Cukup jelas Pasal 40 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “pengurangan modal” adalah pengurangan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor. Pengurangan modal ditempatkan dan disetor dapat terjadi dengan cara menarik kembali saham yang telah dikeluarkan untuk dihapus, atau dengan cara menurunkan nilai nominal saham. Ayat (2) Cukup jelas www.hukumonline.com www.hukumonline.com Pasal 41 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Yang dimaksud dengan “alasannya” antara lain berupa jaminan bahwa perseroan akan memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada kreditor. Ayat (3) Cukup jelas Pasal 42 Cukup jelas Pasal 43 Ayat (1) Ketentuan ini dimaksudkan untuk mencapai keseimbangan diantara pemegang saham, sebagai akibat pengurangan modal. Penarikan tersebut mematikan saham yang telah dibeli, sehingga tidak dapat dikeluarkan kembali. Ayat (2) Cukup jelas Pasal 44 Cukup jelas Pasal 45 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Daftar khusus tersebut merupakan salah satu sumber informasi mengenai besarnya kepemilikan dan kepentingan pengurus perseroan pada perseroan yang bersangkutan atau perseroan lain, sehingga pertentangan kepentingan yang mungkin timbul dapat ditekan sekecil mungkin. Yang dimaksud dengan “Keluarganya” adalah isteri/suami dan anak-anaknya. Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Yang dimaksud dengan “tidak mengatur lain” dalam ayat ini bukan berarti bahwa kewajiban untuk menyusun Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus ditiadakan bagi Perseroan Terbuka. Pasal 46 www.hukumonline.com www.hukumonline.com Bukti pemilikan saham diserahkan kepada para pihak dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar sesuai kebutuhan. Pasal 47 Ayat (1) Pasal ini memuat ketentuan bahwa para pemegang saham tidak diperkenankan membagi-bagi hak atas saham menurut kehendaknya sendiri. Ayat (2) Pembagian hak atas saham hanya dapat dilakukan dengan bantuan perseroan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 49, jika Anggaran Dasar memungkinkan, maka bagian tersebut dinamakan pecahan saham. Pasal 48 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “Klasifikasi saham” adalah kelompok saham yang satu sama lain mempunyai karakteristik yang sama, dan karakteristik mana membedakannya dengan saham yang merupakan kelompok saham dari klasifikasi yang berbeda. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Yang dimaksud dengan “saham biasa” adalah saham yang memberikan hak suara untuk mengambil keputusan dalam RUPS mengenai segala hal yang berkaitan dengan pengurusan perseroan, hak menerima pembagian deviden dan sisa kekayaan dalam proses likuidasi. Hak suara yang dimiliki oleh pemegang saham biasa dapat dimiliki juga oleh pemegang saham klasifikasi lain. Ayat (4) Bermacam-macam unsur klasifikasi saham ini tidak selalu menunjukkan bahwa klasifikasi tersebut masing-masing berdiri sendiri terpisah satu sama lain. Suatu Klasifikasi dapat merupakan gabungan antara 2 (dua) atau lebih unsur-unsur klasifikasi tersebut. Pasal 49 Ayat (1) Pecahan saham hanya dapat dikeluarkan berdasarkan ketentuan dalam Anggaran Dasar. Pengaturan dalam Anggaran Dasar untuk kemungkinan pemecahan saham tidak memberikan hak kepada pemegang saham untuk melakukan sendiri pemecahan saham. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 50 Cukup jelas Pasal 51 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “akta”, baik berupa akta yang dibuat dihadapan Notaris maupun akta dibawah tangan. www.hukumonline.com www.hukumonline.com Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Pasal 52 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Yang dimaksud dengan “peralihan hak demi hukum” antara lain peralihan hak karena pewarisan atau peralihan hak sebagai akibat penggabungan atau peleburan. Pasal 53 Ayat (2): Yang dimaksud dengan pihak lain dalam ayat ini adalah termasuk karyawan. Pasal 54 Cukup jelas Pasal 55 Ayat (1) Ketentuan dalam pasal ini tidak mengurangi kemungkinan untuk mengagunkan saham atas nama dengan jaminan fidusia sesuai dengan ketentuan Undang-undang yang berlaku. Ayat (2) Ketentuan ini maksudkan agar perseroan atau pihak lain yang berkepentingan dapat mengetahui mengenai status saham tersebut. Ayat (3) Yang dimaksud dengan pemegang saham dalam ayat ini adalah pemberi gadai atau pemberi fidusia. Pasal 56 Ayat (1) Kepemilikan atas saham sebagai benda bergerak memberikan hak kebendaan kepada pemegangnya. Hak tersebut dapat dipertahankan terhadap setiap orang. Untuk hibah saham harus dengan akta notaris karena saham adalah benda bergerak tak berwujud Ayat (2) Gugatan yang diajukan pada dasarnya berisikan permohonan agar perseroan menghentikan tindakan yang merugikan tersebut dan mengambil langkah-langkah tertentu baik untuk mengatasi akibat yang sudah timbul maupun untuk mencegah tindakan serupa di kemudian hari. Ayat (3) Cukup jelas www.hukumonline.com www.hukumonline.com Pasal 57 Ayat (1) Pemegang saham yang tidak setuju terhadap keputusan RUPS terhadap hal-hal yang disebutkan dalam ayat ini hanya dapat menggunakan haknya agar saham yang dimilikinya dibeli dengan harga yang wajar dan tidak dapat menggunakan upaya hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 56 ayat (2). Pasal 58 Cukup jelas Pasal 59 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Laporan Keuangan yang diajukan kepada RUPS harus ditanda tangani oleh semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris, karena laporan ini merupakan bentuk pertanggung jawaban mereka dalam melaksanakan tugasnya. Apabila ada diantara anggota Direksi atau Komisaris tidak menandatanganinya, maka alasan atau penyebab hal ini perlu dijelaskan secara tertulis kepada RUPS agar RUPS dapat menggunakannya sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian terhadap laporan tersebut. Ayat (3) Cukup jelas Pasal 60 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan” adalah termasuk Interpretasinya yang disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia, sebagai badan yang berwenang dan oleh Instansi yang menurut Undang-undang mempunyai kewenangan untuk merumuskan beberapa pernyataan standar. Ayat (2) Cukup jelas Pasal 61 Ayat (1) Kewajiban untuk menyerahkan laporan keuangan kepada auditor independent untuk di audit timbul dari sifat perseroan yang bersangkutan. Kewajiban untuk menyerahkan laporan keuangan kepada pengawasan ekstern dibenarkan dengan asumsi bahwa kepercayaan masyarakat tidak boleh dikecewakan. Demikian pula bagi perseroan yang untuk pembiayaannya mengharapkan dana dari pasar modal. Huruf a Yang dimaksud dengan “Perseroan yang bidang usahanya berkaitan dengan pengerahan dan atau pengelolaan dana masyarakat” antara lain Bank, Asuransi dan Reksa Dana. Huruf b Yang dimaksud dengan menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat adalah tindakan penerbitan surat pengakuan utang yang diatur dalam peraturan perundang-undangan setiap kegiatan penawaran efek melalui penawaran umum sebagaimana didefinisikan dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. www.hukumonline.com www.hukumonline.com Catatan Ibu Ratna (Ratnawati Prasodjo, mantan Direktur Perdata Departemen Kehakiman dan HAM-red): Yang dimaksud dengan menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat adalah tindakan penerbitan surat pengakuan utang yang diatur dalam peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal. Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Ketentuan ini menegaskan bahwa auditor independent tersebut bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan yang dilakukannya. Ayat (4) Maksud dari pengumuman tersebut adalah dalam rangka akuntabilitas dan keterbukaan pada masyarakat Pasai 62 Ayat (1) Yang dimaksud dengan laporan tahunan dalam ayat ini adalah laporan tahunan di luar laporan keuangan. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Laporan keuangan yang dihasilkan harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya dari aktiva, kewajiban, modal dan hasil usaha dari perseroan. Direksi dan Dewan Komisaris mempunyai tanggung jawab penuh akan kebenaran isi laporan keuangan perseroan pada khususnya dan laporan tahunan pada umumnya. Ayat (4) Cukup jelas Pasab 63 Cukup jelas Pasal 64 Ayat (1) Berdasarkan ketentuan ini RUPS dapat menetapkan bahwa sebagian atau seluruh laba bersih akan digunakan untuk pembagian dividen kepada pemegang saham, atau pembagian lain seperti tansiem (tantieme), Untuk Direksi dan Komisaris, bonus untuk karyawan cadangan dana sosial dan lain-lain, atau penempatan laba bersih tersebut dalam cadangan perseroan yang antara lain diperuntukkan bagi perluasan usaha perseroan. Ayat (2) Dalam hal kerugian perseroan dalam tahun sebelumnya yang belum seluruhnya tertutup dengan keuntungan perseroan tahun berikutnya, perseroan tidak dapat membagikan deviden. Ayat (3) Cukup jelas www.hukumonline.com www.hukumonline.com Ayat (4) Pengambilan jumlah dividen yang dimaksud adalah jumlah nominal dividen tidak termasuk bunga. Pasal 65 Cukup jelas Pasal 66 Cukup jelas Pasal 67 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “RUPS lainnya” dalam praktek disebut RUPS luar biasa. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Pasal 68 Ayat (3) Surat Tercatat adalah surat yang dikirim dengan mendapat tanda terima yang layak. Pasal 69 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6) Cukup jelas Ayat (7) Ketentuan ini dimaksudkan agar pelaksanaan RUPS tidak tertunda. Pasal 70 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) www.hukumonline.com www.hukumonline.com Pemanggilan RUPS adalah kewajiban Direksi, Pemanggilan RUPS dapat dilakukan oleh Dewan Komisaris antara lain dalam hal Direksi berhalangan atau ada pertentangan kepentingan antara Direksi dan Perseroan. Pasal 71 Ayat (1) Dalam menentukan minimum jangka waktu 14 (empat belas) hari sebelum RUPS diadakan tidak diperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal RUPS diadakan. Ayat (2) Ketentuan ini untuk memastikan panggilan tersebut telah dilakukan sesuai dengan waktu yang ditentukan dan ditujukan ke alamat pemegang saham. Yang dimaksud dengan “surat tercatat” adalah surat yang di alamatkan kepada penerima dan dapat dibuktikan dengan tanda terima misalnya melalui PT. Pos Indonesia, diantar sendiri, kurir. Ayat (3) Yang dimaksud dengan “2 (dua) surat kabar harian” adalah surat kabar harian berbahasa Indonesia dengan peredaran nasional yang terbit atau beredar di tempat kedudukan perseroan. Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6) Cukup jelas Pasal 72 Ayat (1) Lihat penjelasan Pasal 71 ayat (3) Pengumuman dimaksud untuk memberikan kesempatan kepada pemegang saham memberi Usul kepada Direksi untuk menambah acara RUPS. Ayat (2) Cukup jelas Pasal 73 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Dalam menetapkan korum RUPS, saham dari pemegang saham yang diwakili anggota Direksi, anggota Komisaris, dan karyawan perseroan sebagai kuasa ikut dihitung, namun dalam pemungutan suara mereka sebagai kuasa pemegang saham tidak berhak mengeluarkan suara. Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Pasal 74 Ayat (1) www.hukumonline.com www.hukumonline.com Ketentuan dalam ayat ini sejalan dengan ketentuan Pasal 48, yaitu perseroan dapat mengeluarkan satu atau lebih klasifikasi saham. Kebebasan untuk menerbitkan saham dalam beberapa klasifikasi memberi kemungkinan diberikan atau tidaknya hak suara pada saham yang diterbitkan, termasuk dalam hal ini variasi dari hak suara itu sendiri. Dalam hal anggaran dasar tidak menentukan hal tersebut, maka dapat dianggap bahwa setiap saham yang dikeluarkan mempunyai satu hak suara. Ayat (2) Dengan ketentuan ini saham perseroan yang dimiliki oleh perseroan tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung tidak mempunyai hak suara dan tidak dihitung dalam penentuan korum. Ayat (3) Cukup jelas Pasal 75 Ayat (1) Penyimpangan atas ketentuan Pasal 75 ayat (1) hanya dimungkinkan dalam hal yang ditentukan Undang-undang ini. Anggaran Dasar tidak boleh menentukan korum yang lebih kecil daripada korum yang ditentukan oleh Undang-Undang ini. Ayat (2) Karena panggilan RUPS ini sebagai akibat dari tidak tercapainya korum dalam RUPS pertama, maka acara RUPS kedua harus sama seperti acara RUPS pertama. Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6) Cukup jelas Ayat (7) Dalam hal Ketua Pengadilan Negeri berhalangan, penetapan dilakukan oleh pejabat lain yang mewakili Ketua. Ayat (8) Cukup jelas Ayat (9) Cukup jelas Ayat (10) Dalam hal korum rapat tidak tercapai, rapat harus tetap dibuka dan kemudian ditutup dengan membuat notulen rapat yang menerangkan bahwa rapat tidak dapat dilanjutkan karena korum tidak tercapai. Pasal 76 Ayat (1) Yang dimaksud dengan musyawarah untuk mufakat adalah hasil kesepakatan yang disetujui oleh pemegang saham yang hadir atau di wakili dalam RUPS. Ayat (2) www.hukumonline.com www.hukumonline.com Korum keputusan dalam pasal ini berlaku baik untuk pengambilan keputusan rapat pertama, kedua, dan ketiga, kecuali Undang-undang atau Anggaran Dasar menentukan jumlah lain yang lebih besar. Pasal 77 Cukup jelas Pasal 78 Ayat (1) Kepailitan yang dimaksud dalam ayat ini adalah kepailitan yang diajukan sendiri oleh Perseroan. Pasal 79 Ayat (1) Penandatangan oleh 1 (satu) orang pemegang saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS dimaksudkan untuk menjamin kepastian dan kebenaran isi risalah RUPS tersebut. Ayat (2) Cukup jelas Pasal 80 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “keputusan yang mengikat di luar RUPS” adalah pengambilan keputusan tanpa perlu kehadiran pemegang saham di suatu tempat tertentu. Misalnya: Ayat (4) Dalam hal tindakan Direksi merugikan perseroan, maka pemegang saham yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam ayat ini dapat mewakili perseroan untuk melakukan tuntutan atau gugatan terhadap Direksi melalui Pengadilan. Pasal 88 Ayat (1) Huruf a Daftar pemegang saham dibuat sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 Huruf b Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 89 Yang dimaksud dengan keluarga disini adalah isteri atau suami dan anak-anak yang masih menjadi tanggungan. Pasal 90 www.hukumonline.com www.hukumonline.com Ayat (1) Kekayaan yang dimaksud dalam ayat ini adalah seluruh harta perseroan yang tercantum dibagian kelompok asset (aktiva) sebagaimana tercantum dalam neraca terakhir yang telah diaudit dan telah disahkan oleh RUPS. Ayat (2) Perseroan yang kegiatan usahanya dibidang pengalihan kekayaan perseroan antara lain perusahaan real estate, perusahaan anjak piutang, leasing, dan distribusi. Ayat (3) Perbuatan hukum dalam ayat (1) yang dilakukan tanpa persetujuan RUPS tetap mengikat perseroan sejauh pihak ketiga beritikad baik. Ayat (4) Ketentuan pasal ini berkaitan dengan larangan direksi untuk mewakili perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 dan yang dapat mengakibatkan direksi harus bertanggung jawab secara pribadi. Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6) Cukup jelas Pasal 91 Cukup jelas Pasal 92 Ayat (2): Gugatan atas kesalahan atau kelalaian Direksi hanya dapat dilakukan oleh Kurator kepada Pengadilan Niaga yang mengucapkan putusan pernyataan pailit. Pasal 93 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Apabila yang bersangkutan tidak hadir, maka RUPS dapat memberhentikan tanpa kehadirannya. Ayat (3) Cukup jelas Pasal 94 Ayat (1) Mengingat bahwa pemberhentian hanya dapat dilakukan dalam RUPS yang memerlukan waktu untuk pelaksanaannya, maka untuk kepentingan perseroan tidak dapat ditunggu sampai diadakan RUPS. Oleh karena itu wajar kepada Komisaris sebagai organ pengawas diberi kewenangan untuk melakukan pemberhentian sementara. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas www.hukumonline.com www.hukumonline.com Ayat (4) Panggilan RUPS harus dilakukan oleh organ perseroan yang memberhentikan sementara tersebut. Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6) Cukup jelas Ayat (7) Cukup jelas Ayat (8) Cukup jelas Pasal 95 Cukup jelas Pasal 96 Ayat (1) Perkataan “Komisaris” mengandung pengertian baik sebagai “organ” maupun sebagai “orang perseorangan”. Sebagai “organ”, Komisaris lazim jgua disebut “Dewan Komisaris”, sedangkan sebagai “orang perseorangan”, disebut “anggota Komisaris”. Sebagai “organ” dalam Undang-undang ini pengertian “Komisaris” termasuk juga badan-badan lain yang menjalankan tugas pengawasan khusus di bidang tertentu. Misal Dewan Syariah yang mempunyai tugas yang khusus untuk memastikan apakah Dewan Komisaris telah melakukan kepengurusan sesuai dengan syariah. Ayat (2) Untuk perseroan yang dalam kegiatan usahanya melakukan pengerahan dana masyarakat, diperlukan pengawasan yang lebih besar karena menyangkut kepentingan masyarakat. Ayat (3) Berbeda dengan Direksi, dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) orang Komisaris, maka sebagai majelis, Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri untuk mewakili Dewan Komisaris, kecuali anggota Dewan Komisaris yang telah ditunjuk dalam rapat Dewan Komisaris untuk setiap tahun buku. Penunjukkan tersebut tidak mengurangi tanggung jawab Dewan Komisaris sebagai majelis sebagaimana dimaksud dalam ayat (2). Pasal 97 Ayat (4): Dalam hal Angaran Dasar menetapkan adanya saham dengan hak khusus, untuk pencalonan anggota Direksi dan Dewan Komisaris maka pencalonan tersebut adalah mengikat dan harus diperhatikan. Pasal 98 Lihat penjelasan Pasal 81 ayat (3) Konsep berbeda dengan Pasal 99 www.hukumonline.com www.hukumonline.com Setiap perubahan dalam kepemilikan saham tersebut wajib pula dilaporkan. Laporan Komisaris mengenai hal ini dicatat dalam daftar khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) Yang dimaksud dengan “Keluarganya”, Lihat penjelasan Pasal 43 ayat (2). Pasal 100 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Ketentuan ini memberi wewenang kepada Komisaris untuk melakukan pengurusan perseroan yang sebenarnya hanya dapat dilakukan oleh Direksi dalam hal Direksi tidak ada. Apabila ada Direksi, Komisaris hanya dapat melakukan tindakan tertentu yang secara tegas ditentukan dalam Undang-Undang ini. Ayat (3) Cukup jelas Pasal 101 Cukup jelas Pasal 102 Ayat (1) Penggabungan yang dimaksud dalam pasal ini adalah yang lazim disebut dengan statutory merger, ketentuan penggabungan ini tidak meniadakan kemungkinan dilakukannya penggabungan dengan cara pengalihan seluruh saham (share merger) atau panggilan usaha atau seluruh asset (asset merger) dalam bentuk penggabungan yang harus dilakukan dengan likuidasi. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Rancangan perubahan Anggaran Dasar dalam hal ini hanya diwajibkan sebagai bagian dari usulan apabila penggabugnan tersebut menyebabkan adanya perubahan Anggaran Dasar. Huruf e Yang dimaksud dengan 3 (tiga) tahun buku terakhir dari perseroan adalah yang keseluruhannya mencakup 36 (tiga puluh enam) bulan. Huruf f Cukup jelas Huruf g Cukup jelas Huruf h Cukup jelas www.hukumonline.com www.hukumonline.com Huruf i Yang dimaksud dengan “pihak yang mempunyai hak khusus” antara lain: pemegang tanda pendiri, pemegang hak opsi. Huruf j Cukup jelas Huruf k Cukup jelas Huruf l Termasuk dalam perkiraan jangka waktu pelaksanaan penggabungan adalah tanggal sejak saat mana laporan keuangan perseroan yang menggabungkan diri disatukan dengan laporan keuangan dari perseroan yang menerima penggabungan. Huruf m Cukup jelas Huruf n Cukup jelas Huruf o Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Yang dimaksud dengan “perseroan tertentu” adalah perseroan yang mempunyai bidang usaha khusus, antara lain lembaga keuangan Bank dan lembaga keuangan non bank. Ayat (6) Cukup jelas Ayat (7) Cukup jelas Pasal 103 Ayat (1) Yang dimaksud dengan melalui Direksi adalah pengambilalihan yang dilakukan dengan memberitahukan lebih dahulu kepada Direksi dan Direksi selanjutnya akan menyiapkan proses pengambilalihan. Ayat (3): Dengan adanya ketentuan ayat ini maka jelas, ketentuan pasal 78 ayat (1) tidak hanya berlaku bagi perseroan yang diambil alih tapi juga bagi perseroan yang mengambil alih. Pengambilalihan yang dimaksud dalam pasal ini tidak mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7. Ayat (6) Mengambil alih saham perseroan lain langsung dari pemegang saham yang dimaksud dalam ayat ini adalah tidak perlu didahului dengan membuat rancangan pengambilalihan tetapi dilakukan langsung melalui perundingan dan kesepakatan oleh pihak yang akan mengambil alih dengan pemegang saham, tetapi dengan tetap memperhatikan Anggaran Dasar perseroan yang diambilalih. Pasal 104 Ayat (1) www.hukumonline.com www.hukumonline.com Ketentuan ini menegaskan bahwa penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan tidak dapat dilakukan kalau akan merugikan kepentingan pihak-pihak tertentu. Selanjutnya dalam penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan harus pula dicegah kemungkinan terjadinya monopoli, atau monopsoni dalam berbagai bentuk yang merugikan masyarakat. Penjelasan Pasal 104 ayat (2) baru Pembayaran harga yang wajar kepada pemegang saham minoritas yang akan menjual sahamnya menjadi tanggung jawab perseroan yang menerima penggabungan, perseroan hasil peleburan dan pihak yang mengambil alih perseroan. Ayat (2) Pemegang saham minoritas mempunyai hak untuk menjadi sahamnya sesuai dengan harga yang wajar, dalam hal hak tersebut tidak dapat terlaksana, maka pemegang saham minoritas dapat tidak menyetujui rencana penggabungan, peleburan dan pengambilalihan yang diajukan oleh Direksi dan melaksanakan haknya sebagaimana dimaksud dalam pasal 55. Pasal 105 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Pengumuman disini dimaksudkan memberi kesempatan kepada pihak-pihak yang bersangkutan mengetahui adanya rencana tersebut. Apabila mereka merasa kepentingannya dirugikan, jika rencana tersebut dilaksanakan tertentu guna membela kepentingannya. Pasal 106 Cukup jelas Pasal 107 Cukup jelas Pasal 108 Pengumuman dimaksud agar pihak ketiga yang berkepentingan mengetahui bahwa telah dilakukan penggabungan, peleburan, atau pengambilalihan. Dalam hal ini pengumuman wajib dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal: Persetujuan Menteri atas perubahan Anggaran Dasar dalam hal terjadi penggabungan; Laporan diterima Menteri baik dalam hal terjadi perubahan Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (3) maupun yang tidak disertai perubahan Anggaran Dasar; Pengesahan Menteri atas Akta Pendirian Perseroan dalam hal terjadi peleburan. Pasal 109 Cukup jelas Pasal 110 Ayat (1) Sebelum melakukan tindakan ini pemohon telah terlebih dahulu meminta langsung kepada perseroan data atau keterangan yang dibutuhkannya. Dalam hal perseroan menolak atau tidak www.hukumonline.com www.hukumonline.com memperhatikan permintaan tersebut, maka Undang-Undang memberikan upaya ini sebagai jalan keluar. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Pasal 111 Ayat (1} Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Yang dimaksud dengan “ahli” adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang yang akan diperiksa. Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Yang dimaksud dengan “dokumen” adalah semua buku, catatan, dan surat yang berkaitan dengan kegiatan perseroan. Ayat (6) Cukup jelas Ayat (7) Cukup jelas Pasal 112 Ayat (2) Pemeriksaan yang dimaksud dalam pasal ini bukan pemeriksaan dalam rangka penelitian mandiri (due diligence). Dalam rangka penawaran umum perdana/terbatas, restrukturisasi dan lain-lain. Pasal 113 Ayat (1) Dalam menetapkan biaya pemeriksaan bagi pemeriksa, Ketua Pengadilan Negeri mendasarkannya atas keahlian pemeriksa dan dalam batas kemampuan perseroan. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) www.hukumonline.com www.hukumonline.com Yang dimaksud dengan konsultan dan akuntan publik dalam ayat ini adalah mereka yang memberikan jasa kepada perseroan dalam kurun waktu 12 (duabelas) bulan yang terakhir atau mereka yang memberikan jasa kepada perseroan berkenaan dengan data atau keterangan yang diperlukan. Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6) Cukup jelas Ayat (7) Cukup jelas Pasal 114 Cukup jelas Pasal 115 Cukup jelas Pasal 116 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Berbeda dengan bubarnya perseroan sebagai akibat penggabungan dan peleburan yang tidak perlu diikuti dengan likuidasi, bubarnya perseroan berdasarkan pasal ini harus selalu diikuti dengan likuidasi. Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Yang berwenang untuk melakukan pemberhentian sementara likuidator dan pengawasan terhadapnya adalah Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar. Pasal 117 Ayat (1) Karena perseroan yang dibubarkan masih diakui sebagai badan hukum, maka perseroan dapat dinyatakan pailit dan likuidator selanjutnya diganti oleh likuidator. Pernyataan pailit tidak mengubah status perseroan yang telah dibubarkan dan oleh karena itu perseroan harus dilikuidasi. Ayat (2) Likuidasi dilakukan oleh likuidator dalam hal perseroan bubar karena alasan yang disebut dalam ayat (1) huruf a sampai dengan d. Sedangkan likuidasi yang dilakukan oleh kurator dalam hal perseroan bubar karena alasan yang disebutkan dalam ayat (1) huruf e angka 1 sampai dengan 4. Ayat (3) Cukup jelas Pasal 118 Ayat (1) www.hukumonline.com www.hukumonline.com Jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak: Dalam hal perseroan dibubarkan oleh RUPS, jangka waktu dihitung sejak tanggal pembubaran oleh RUPS; atau Dalam hal perseroan dibubarkan berdasarkan penetapan pengadilan, jangka waktu dihitung sejak tanggal penetapan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Perseroan yang dibubarkan masih diakui sebagai badan hukum, maka oleh karena itu perseroan dapat dinyatakan pailit atas permintaan 1 (satu) atau lebih kreditor dan selanjutnya likuidator diganti oleh kurator. Ayat (4) Pernyataan pailit sebagaimana dimaksud dalam ayat ini tidak dapat diajukan rencana perdamaian. Apabila kepailitan berakhir karena sebab apapun juga, maka perseroan tetap dalam keadaan bubar dan harus dilikuidasi. Pasal 119 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 120 Cukup jelas Pasal 121 Perseroan bubar setelah pernyataan pailit disebut, adalah sesuai dengan ketentuan Pasal 116 ayat (1) huruf d. Pasal 122 Perseroan bubar karena pailit dan dalam keadaan insolven adalah sesuai dengan ketentuan Pasal 116 ayat (1) huruf e. Pasal 123 Cukup jelas Pasal 124 Cukup jelas Pasal 125 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) www.hukumonline.com www.hukumonline.com Cukup jelas Ayat (3) Proses likuidasi perseroan selesai dengan diberikannya pelunasan dan pembebasan kepada likuidator oleh RUPS. Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas Pasal 126 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Yang dimaksud dengan perseroan dalam ayat ini adalah perseroan dalam likuidasi Pasal 127 Ayat (3) Yang dimaksud dengan perseroan yang telah disahkan sebagai badan hukum adalah baik perseroan yang disahkan berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Wetboek Van Koophandel, Staatslad 1847:23 maupun Undang-undang Nomor: 1 Tahun 1995 tentang perseroan terbatas. Pasal 128 Cukup jelas Pasal 129 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Perseroan yang didirikan berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Dagang yang dimaksud dalam ayat ini adalah baik perseroan yang Anggaran Dasarnya telah maupun yang belum disesuaikan dengan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Ayat (4) Cukup jelas Pasal 130 Cukup jelas Pasal 131 Yang dimaksud dengan “perseroan yang melakukan kegiatan tertentu” misalnya, bursa efek. Pasal 132 Cukup jelas www.hukumonline.com www.hukumonline.com Pasal 133 Cukup jelas Pasal 134 Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR…… www.hukumonline.com