Mahkamah Agu Mahkamah Agung Republik Indo Mahkamah Agung

advertisement
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
PUTUSAN
Nomor 28 P/HUM/2011
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH AGUNG
Memeriksa dan mengadili perkara permohonan keberatan hak uji materiil terhadap
gu
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara, pada tingkat pertama dan terakhir telah
A
memutuskan sebagai berikut, dalam perkara:
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR, berkedudukan di
ub
lik
ah
Sangatta, Kabupaten Kutai Timur yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta
Nomor 1, Kawasan Pusat Pemerintahan Bukit Pelangi, Sangatta, dalam hal ini
am
diwakili oleh Ir. H. Isran Noor, M.Si., selaku Bupati Kepala Daerah Kabupaten
Kutai Timur, kewarganegaraan Indonesia;
Selanjutnya memberi kuasa kepada 1. Robikin Emhas, S.H., M.H., 2. Arif
ah
k
ep
Effendi, S.H., 3. Syarif Hidayatullah, S.H., M.BA., Para Advokat dan Konsultan
Hukum pada ART & Partners, attorneys at law, Menara Kuningan 8th Floor Suite
Khusus Nomor 180/41/HK/V/2011 Tanggal 13 Mei 2011;
A
gu
ng
Selanjutnya disebut sebagai Pemohon;
melawan:
In
do
ne
si
R
C-2, Jalan H. R. Rasuna Said Blok X-7 Kav. 5, Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, tempat kedudukan Jalan Veteran,
Jakarta:
Selanjutnya memberi kuasa kepada: 1. Dr. Amir Syamsudin, S.H., M.H., Menteri
Hukum Dan HAM RI., 2. Ir. Jero Wacik, S.E., Menteri Energi Dan Sumber Daya
lik
Kuasa Khusus Tanggal 19 Juli 2012, selanjutnya Basrief Arief, S.H., M.H., Jaksa
Agung RI memberikan kuasa substitusi kepada: 1. Erbindo Saragih, S.H., Jaksa
Pengacara Negara, 2. Azimah, S.H., Jaksa Pengacara Negara, 3. Azhari, S.H.,
ub
m
ah
Mineral RI., 3. Basrief Arief, S.H., M.H., Jaksa Agung RI., berdasarkan Surat
M.H., Jaksa Pengacara Negara., 4. Abdul Kadir, S.H., M.H., Jaksa Pengacara
ep
ka
Negara., 5. Anton Arifullah, S.H., M.H., Jaksa Pengacara Negara., 6. Rollana
Mumpuni, S.H., Jaksa Pengacara Negara., berdasarkan Surat Kuasa Substitusi
R
ah
Nomor SK-072/A/JA/07/2012, Tanggal 31 Juli 2012;
on
Halaman 1 dari 19 halaman. Putusan Nomor 28 P/HUM/2011
In
d
A
gu
ng
M
Mahkamah Agung tersebut;
es
Selanjutnya disebut sebagai Termohon;
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 1
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
DUDUK PERKARA
ng
Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tertanggal 26 Mei
2011 yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah Agung pada Tanggal 26 Mei 2011 dan
diregister dengan Nomor 28 P/HUM/2011 telah mengajukan permohonan keberatan hak
gu
uji materiil terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, dengan dalil-dalil yang pada
A
pokoknya sebagai berikut:
ah
1
Bahwa berdasarkan ketentuan:
ub
lik
Kewenangan Mahkamah Agung;
A Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 ("UUD 1945"), Bab
am
IX - Kekuasaan Kehakiman, Pasal 24 ayat (1): "Mahkamah Agung
berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan
di
bawah
undang-undang
terhadap
undang-undang,
dan
ep
ah
k
mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang."; dan;
B Undang-Undang
No.
14
Tahun
1985
tentang
Mahkamah
Agung,
In
do
ne
si
R
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan
Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 ("UU MA"), Pasal 31: "Mahkamah
A
gu
ng
Agung mempunyai wewenang menguji peraturan perundang-undangan di
bawah undang-undang terhadap undang-undang";
Karenanya, Mahkamah Agung mempunyai kewenangan untuk memeriksa dan
memutus permohonan uji materiel atas PP No. 23/2010 terhadap UU No.
4/2009 ini;
2
Kewenangan untuk melakukan uji materiel atas peraturan perundang-undangan
di bawah undang-undang terhadap undang-undang pada hakekatnya adalah
lik
ah
kewenangan untuk menafsirkan undang-undang. Karenanya, Mahkamah Agung
mempunyai kewenangan untuk menafsirkan undang-undang. Mengingat
ub
penafsiran undang-undang, maka hasil dari penafsiran tersebut mempunyai
ep
kekuatan hukum. Penafsiran yang mempunyai kekuatan hukum tersebut
merupakan suatu penemuan hukum (rechtsvinding, legal finding);
on
In
d
A
gu
ng
es
R
Kedudukan Hukum Pemohon;
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka
m
Mahkamah Agung menurut hukum diberi kewenangan untuk melakukan
Halaman 2
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Bahwa Pemohon, sebagai Lembaga Negara sebagaimana dimaksud oleh UUD
R
3
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
1945, Bab VI - Pemerintah Daerah, Pasal 18 ayat (2), (3), (5 (6) dan ayat (7),
4
ng
adalah badan hukum publik;
Bahwa Pemohon, sebagai Pemerintah Daerah, berdasarkan ketentuan UUD
1945, Pasal 18 ayat (2) dan ayat (3) mempunyai kewenangan (dan karenanya,
gu
hak dan kewajiban) konstitusional untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan serta menjalankan
A
otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang
ditentukan sebagai urusan Pemerintahan Pusat;
Bahwa Pemohon, sebagai Pemerintah Kabupaten, berdasarkan ketentuan UU No.
ub
lik
ah
5
4/2009, Bab IV - Kewenangan Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara,
am
Pasal 8, mempunyai kewenangan (dan karenanya, hak dan kewajiban) dalam,
antara lain:
"a.......”
pembinaan,
ep
ah
k
b. Pemberian IUP Izin Usaha Pertambangan dan IPR Izin Pertambangan Rakyat,
penyelesaian
konflik
masyarakat,
dan
pengawasan
Usaha
In
do
ne
si
(empat) mil;
R
Pertambangan di wilayah kabupaten/kota dan/atau wilayah laut sampai dengan 4
A
gu
ng
c. Pemberian IUP dan IPR, pembinaan, penyelesaian konflik masyarakat dan
pengawasan Usaha Pertambangan Operasi Produksi yang kegiatannya berada di
wilayah kabupaten/kota dan/atau wilayah laut sampai dengan 4 (empat) mil;
d. Penginventarisasian, penyelidikan dan penelitian, serta Eksplorasi dalam rangka
memperoleh data dan informasi Mineral dan Batubara;
e. Pengelolaan informasi geologi, informasi potensi Mineral dan Batubara, serta
lik
f. Penyusunan neraca sumber daya Mineral dan Batubara pada wilayah kabupaten/
kota;
Karenanya, Pemohon mempunyai kewenangan (dan karenanya, hak dan kewajiban)
dalam
pemberian
pembinaan
dan
ub
m
ah
informasi Pertambangan pada wilayah kabupaten/kota;
pengawasan
pelaksanaan
Izin
Usaha
ep
ka
Pertambangan Mineral dan Batubara, termasuk untuk operasi produksi, pada
wilayah kabupaten.
ah
6
Bahwa Pemohon merasa Kewenangan Pengelolaan Pertambangan Mineral dan
on
Halaman 3 dari 19 halaman. Putusan Nomor 28 P/HUM/2011
In
d
A
gu
ng
M
di atas dirugikan oleh berlakunya PP No. 23/2010 sebagai peraturan pelaksana -
es
R
Batubara, khususnya di dan/atau pada wilayah kabupaten (i.e., haknya) tersebut
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 3
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
juga merupakan hasil penafsiran Pemerintah (Pusat) atas ketentuan Pasal 169 UU No. 4/2009;
ng
Permohonan uji materiel ini diajukan atas dasar ketentuan Pasal 31 dan Pasal 31A UU
MA.
Adapun perihal yang menjadi dasar permohonan uji materiel ini, dan dalam rangka itu
gu
penafsiran atas ketentuan Pasal 169 UU No. 4/2009, adalah sebagai berikut:
A
A Materi muatan pasal peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang
yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi:
1
Materi muatan Pasal 112, Bab XIV Ketentuan Peralihan, PP No. 23/2010, yang
ub
lik
ah
menyatakan:
"Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:
am
1
Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
yang ditanda-tangani sebelum diundangkan Peraturan Pemerintah ini
dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktunya berakhir;
Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
ep
ah
k
2
sebagaimana dimaksud pada angka 1 yang belum memperoleh perpanjangan
In
do
ne
si
R
pertama dan/atau kedua dapat diperpanjang menjadi IUP perpanjangan tanpa
melalui lelang dan kegiatan usahanya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
A
gu
ng
Peraturan Pemerintah ini kecuali mengenai penerimaan negara yang lebih
menguntungkan."
vide, Bukti P-1: Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara R.I. Tahun
2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara R.I. Nomor 5111);
2
Materi muatan angka 1 dan angka 2, Pasal 112, Bab XIV Ketentuan Peralihan,
Ketentuan Pasal 169 huruf a UU No. 4/2009 yang tegas menyatakan: "Pada saat
lik
a
undang-undang ini mulai berlaku:
a. Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
ub
m
ah
PP No. 23/2010, tersebut bertentangan dengan:
yang telah ada sebelum berlakunya undang-undang ini tetap berlaku sampai
b
ep
ka
jangka waktunya berakhirnya kontrak/ perjanjian."
ketentuan Pasal 169 huruf b UU No. 4/2009 yang tegas menyatakan: "Pada saat
...
es
on
In
d
A
gu
ng
M
a
R
ah
undang-undang ini mulai berlaku:
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 4
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Ketentuan yang tercantum dalam pasal Kontrak Karya dan Perjanjian
R
b
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara sebagaimana dimaksud pada
ng
huruf a disesuaikan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak undangundang ini diundangkan kecuali mengenai penerimaan Negara."
(vide, Bukti P-2: Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
gu
Mineral dan Batubara (Lembaran Negara R.I. Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan
A
Lembaran Negara R.I. Nomor 4959));
3
Materi muatan angka 1, Pasal 112, Bab XIV Ketentuan Peralihan, PP No.
23/2010, tersebut bertentangan dengan ketentuan Pasal 169 huruf a UU No.
ub
lik
ah
4/2009, karena:
Angka 1, Pasal 112, PP No. 23/2010 menyebutkan/mengatur: "Kontrak Karya dan
am
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara yang ditandatangani
sebelum diundangkan Peraturan Pemerintah ini", yakni Kontrak Karya dan
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara yang ditandatangani
ah
k
ep
sebelum tanggal 1 Februari 2010, yaitu tanggal diundangkannya PP No. 23/1010
(vide, Bukti P-1: Pasal 115); sedangkan Pasal 169 huruf a UU No. 4/2009
In
do
ne
si
R
menyebutkan/mengatur: "Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara yang telah ada sebelum berlakunya undang-undang ini",
A
gu
ng
yakni Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
yang telah ada atau telah ditanda-tangani sebelum tanggal 12 Januari 2009, yaitu
tanggal berlakunya/diundangkannya UU No. 4/2009 (vide, Bukti P-2: Pasal 175);
Jadi ketentuan Angka 1, Pasal 112, PP No. 23/2010, tersebut - sebagai peraturan
pelaksana ketentuan Pasal 169 huruf a UU No. 4/2009 - telah melampaui, dan
karenanya bertentangan dengan, ketentuan UU No. 4/2009 yang dilaksanakannya;
Materi muatan angka 2, Pasal 112, Bab XIV Ketentuan Peralihan, PP No.
lik
23/2010, tersebut bertentangan dengan ketentuan Pasal 169 huruf b UU No.
4/2009, karena:
Angka 2, Pasal 112, PP No. 23/2010 menambahkan kata-kata: "yang lebih
menguntungkan"
dibelakang
ub
m
ah
4
kata-kata
"kecuali
mengenai
penerimaan
ep
ka
negara" (vide, Bukti P-1: Pasal 112); sedangkan Pasal 169 huruf b UU No. 4/2009
tegas menyebutkan: "kecuali mengenai penerimaan Negara." (jadi, jelas/pasti bahwa
ah
ketentuan mengenai penerimaan negara dikecualikan, i.e., tidak disesuaikan.) (vide,
on
Halaman 5 dari 19 halaman. Putusan Nomor 28 P/HUM/2011
In
d
A
gu
ng
M
terakhir Angka 2, Pasal 112, PP No. 23/2010 berbunyi: "kecuali mengenai
es
R
Bukti P-2: Pasal 169). Penambahkan kata-kata tersebut, yang menjadikan frasa
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 5
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
penerimaan negara yang lebih menguntungkan", mengakibatkan penyesuaian
Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara yang
ng
diwajibkan berdasarkan ketentuan Pasal 169 huruf b UU No. 4/2009 menjadi penuh
dengan ketidak-pastian. Apakah ketentuan mengenai penerimaan negara dapat pula
(ikut) disesuaikan asalkan "lebih menguntungkan" ataukah hanya ketentuan
gu
mengenai penerimaan negara yang lebih menguntungkan yang tidak dapat
A
disesuaikan? Pengertian maupun pengertian "lebih menguntungkan" itu sendiri
tidak jelas/pasti;
Jadi ketentuan Angka 2, Pasal 112, PP No. 23/2010, tersebut - sebagai peraturan
ub
lik
ah
pelaksana ketentuan Pasal 169 huruf b UU No. 4/2009 - telah mengaburkan, dan
karenanya bertentangan dengan, ketentuan UU No. 4/2009 yang dilaksanakannya;
am
B. Penafsiran ketentuan Pasal 169 huruf b UU No. 4/2009:
5
Penafsiran ketentuan Pasal 169 huruf b UU No. 4/2009 yang dilakukan oleh
Pemerintah (Pusat) dan tertuang dalam ketentuan Pasal 112 PP No. 23/2010
ah
k
ep
sebagaimana diuraikan di atas, sangat sederhana (summier) dan tidak tepat.
Karena nampaknya tidak didasarkan pada kepentingan keadilan (not for the
Mahkamah Agung mempunyai kewenangan untuk menafsirkan undang-undang,
A
gu
ng
6
In
do
ne
si
interest);
R
interest of justice) namun lebih didasarkan pada kepentingan diri sendiri (for self
dan hasil penafsiran undang-undang tersebut mempunyai kekuatan hukum, serta
merupakan suatu penemuan hukum (rechtsvinding, legal finding). Hasil
penafsiran undang-undang oleh Mahkamah Agung juga mempunyai kekuatan
moral karena didasarkan pada kepentingan keadilan (for the interest of justice)
dan tidak didasarkan pada kepentingan diri sendiri (not for self interest).
Sehingga penafsiran undang-undang oleh Mahkamah Agung - sebagai Lembaga
lik
menegakkan hukum dan keadilan - yang memiliki pemahaman penuh atas
makna asas atau kaidah hukum, menjamin penerapan atau penegakan hukum
secara tepat, benar, dan adil;
Merujuk pada ketentuan UUD 1945, Pasal 37, yang menyatakan: "Mahkamah
ep
ka
7
ub
m
ah
Tinggi Negara pemegang kekuasaan kehakiman yang merdeka guna
Agung dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam bidang hukum
ah
baik diminta maupun tidak kepada Lembaga Tinggi Negara yang lain.", maka
es
on
In
d
A
gu
ng
M
R
penemuan hukum oleh Mahkamah Agung juga merupakan pertimbangan dalam
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 6
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara yang lain, in casu, Presiden dan
Wakil Presiden (i.e., Pemerintah Pusat);
Berdasarkan hat-hal tersebut di atas, maka dalam rangka memeriksa dan
ng
8
memutus permohonan uji materiel atas (ketentuan Pasal 112) PP No. 23/2010
terhadap (ketentuan Pasal 169) UU No. 4/2009 ini, Pemohon mohon kepada
gu
Mahkamah Agung yang terhormat untuk melakukan penafsiran atas ketentuan
9
"Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku:
a
ah
Pasal 169 UU No. 4/2009 berbunyi:
Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara yang
ub
lik
A
Pasal 169 UU No. 4/2009;
telah ada sebelum berlakunya undang-undang ini tetap berlaku sampai jangka
am
waktunya berakhirnya kontrak/perjanjian;
b
Ketentuan yang tercantum dalam pasal Kontrak Karya dan Perjanjian Karya
Pengusahaan Pertambangan Batubara sebagaimana dimaksud pada huruf a
ep
ah
k
disesuaikan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak undang-undang ini
diundangkan kecuali mengenai penerimaan Negara;
Pengecualian terhadap penerimaan Negara sebagaimana dimaksud pada huruf b
In
do
ne
si
R
c
adalah upaya peningkatan penerimaan Negara.";
A
gu
ng
10 Keharusan penyesuaian Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara, yang telah ada sebelum berlakunya UU No. 4/2009,
dengan UU No. 4/2009 berdasarkan ketentuan Pasal 169 huruf b UU No. 4/2009
harus ditafsirkan mencakup pula penyesuaian Pihak yang menyelenggarakan
penguasaan mineral dan batubara oleh Negara yang bertindak sebagai lawan
pihak (counterparty) Kontraktor, atas dasar-dasar dan alasan-alasan sebagai
UU No. 4/2009, Bab III - Penguasaan Mineral dan Batubara, Pasal 4,
lik
1
menyatakan:
"(1) Mineral dan Batubara sebagai sumber daya alam yang tak terbarukan
ub
m
ah
berikut:
merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh Negara untuk
ep
ka
sebesar-besar kesejahteraan rakyat.
(2) Penguasaan Mineral dan Batubara oleh Negara sebagaimana
ah
dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau
es
on
Halaman 7 dari 19 halaman. Putusan Nomor 28 P/HUM/2011
In
d
A
gu
ng
M
R
Pemerintah Daerah."
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 7
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
UU No. 4/2009, Bab IV - Kewenangan Pengelolaan Pertambangan Mineral
R
2
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
dan Batubara, Pasal 6, Pasal 7 dan Pasal 8, dengan tegas dan jelas telah
ng
membagi penyelenggaraan penguasaan mineral dan batubara tersebut
(yakni: kewenangan pengelolaan pertambangan mineral dan batubara) di
antara Pemerintah (Pusat), Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/
gu
Kota, khusus berkenaan dengan kewenangan pemberian izin - pembinaan
dan pengawasan pelaksanaan - usaha pertambangan, berdasarkan/menurut
A
(wilayah) jurisdiksi masing-masing, yaitu:
•
Lintas wilayah provinsi dan/atau wilayah laut lebih dari 12 (dua belas)
•
ub
lik
ah
mil dari garis pantai merupakan (wilayah) jurisdiksi Pemerintah (Pusat);
Lintas wilayah kabupaten/kota dan/atau wilayah laut 4 (empat) mil
am
sampai dengan 12 (dua belas) mil merupakan (wilayah) jurisdiksi
Pemerintah Provinsi;
Wilayah kabupaten/kota dan/atau wilayah laut sampai dengan 4 (empat)
ep
•
ah
k
mil merupakan (wilayah) jurisdiksi Pemerintah Kabupaten/Kota;
sebagaimana dengan tegas dan jelas dinyatakan dalam ketentuanketentuan:
In
do
ne
si
R
1
"Pasal 6
Kewenangan Pemerintah dalam pengelolaan Pertambangan Mineral dan
A
gu
ng
Batubara, antara lain, adalah:
.........;
b
.........;
c
.........;
d
.........;
e
.........;
f
Pemberian IUP, pembinaan, penyelesaian konflik masyarakat, dan
ah
a
lik
pengawasan Usaha Pertambangan yang berada pada lintas wilayah
provinsi dan/atau wilayah laut lebih dari 12 (dua belas) mil dari
ka
g
ub
m
garis pantai;
Pemberian IUP, pembinaan, penyelesaian konflik masyarakat, dan
ep
pengawasan Usaha Pertambangan yang lokasi penambangannya
berada pada lintas wilayah provinsi dan/atau wilayah laut lebih dari
Pemberian IUP, pembinaan, penyelesaian konflik masyarakat, dan
Usaha
Pertambangan
Operasi
Produksi
on
yang
In
d
A
gu
ng
M
pengawasan
es
h
R
ah
12 (dua belas) mil dari garis pantai;
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 8
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
berdampak Iingkungan langsung lintas provinsi dan/atau dalam
wilayah laut lebih dari 12 (dua belas) mil dari garis pantai;
........;
k
........;
l
........;
n
........;
o
........;
p
........;
q
........;
r
........;
s
........;
t
........; dan
u
........;
ub
lik
m ........;
.......
Pasal 7
In
do
ne
si
1
........;
ep
2
j
R
ah
k
am
ah
A
gu
ng
i
Kewenangan pemerintah provinsi dalam pengelolaan Pertambangan
A
gu
ng
Mineral dan Batubara, antara lain, adalah:
a
...;
b
Pemberian IUP, pembinaan, penyelesaian konflik masyarakat dan
pengawasan Usaha Pertambangan pada tintas wilayah kabupaten/
kota dan/atau wilayah laut 4 (empat) mil sampai dengan 12 (dua
belas) mil;
c
Pemberian IUP, pembinaan, penyelesaian konflik masyarakat dan
lik
ah
pengawasan Usaha Pertambangan yang kegiatannya berada pada
lintas wilayah kabupaten/kota dan/atau wilayah laut 4 (empat) mil
d
ub
m
sampai dengan 12 (dua belas) mil;
Pemberian IUP, pembinaan, penyelesaian konflik masyarakat dan
ep
ka
pengawasan Usaha Pertambangan yang berdampak lingkungan
langsung lintas kabupaten/kota dan/atau wilayah laut 4 (empat) mil
es
on
gu
A
Halaman 9 dari 19 halaman. Putusan Nomor 28 P/HUM/2011
In
d
....;
ng
M
e
R
ah
sampai dengan 12 (dua belas) mil;
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 9
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Pengelolaan informasi geologi, informasi potensi sumber daya
R
f
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Mineral dan Batubara, serta informasi pertambangan pada daerah/
ng
wilayah provinsi;
g
Penyusunan neraca Sumber Daya Mineral dan Batubara pada
h
Pengembangan dan peningkatan nilai tambah kegiatan Usaha
Pertambangan di provinsi;
i
......;
j
......;
k
......;
l
......;
ub
lik
ah
A
gu
daerah/wilayah provinsi;
n
ah
k
2
......;
......
1
ep
am
m ......; dan
Pasal 8
Kewenangan pemerintah kabupaten/kota dalam pengelolaan
In
do
ne
si
R
Pertambangan Mineral dan Batubara, antara lain, adalah:
…;
b
Pemberian IUP dan IPR, pembinaan, penyelesaian
A
gu
ng
a
c
konflik
masyarakat,
dan
pengawasan
Usaha
Pertambangan di wilayah kabupaten/kota dan/atau
wilayah laut sampai dengan 4 (empat) mil;
Pemberian IUP dan IPR, pembinaan, penyelesaian
konflik
masyarakat
dan
pengawasan
Usaha
Pertambangan Operasi Produksi yang kegiatannya
lik
ah
berada di wilayah kabupaten/kota dan/atau wilayah laut
d
.....;
e
Pengelolaan informasi geologi,
ub
m
sampai dengan 4 (empat) mil;
informasi potensi
ep
ka
Mineral dan Batubara, serta informasi Pertambangan
pada wilayah kabupaten/kota;
ah
f
penyusunan neraca sumber daya Mineral dan Batubara
......;
on
In
d
A
gu
ng
M
g
es
R
pada wilayah kabupaten/kota
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 10
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
......;
gu
ng
R
h
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
2
i
......;
j
......;
k
.....; dan
l
.....;
.....”
A
(vide, Bukti P-2: Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8);
3
Berdasarkan ketentuan-ketentuan UU No. 4/2009 mengenai Penguasaan
Mineral dan Batubara, dan Kewenangan Pengelolaan Pertambangan Mineral
ub
lik
ah
dan Batubara tersebut di atas, maka Pihak yang menyelenggarakan
penguasaan mineral dan batubara oleh Negara yang bertindak sebagai
am
lawan-pihak (counterparty) Kontraktor dalam Kontrak Karya dan Perjanjian
Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara, yang telah ada sebelum
berlakunya UU No. 4/2009, yang dinyatakan tetap berlaku oleh - (namun)
ah
k
ep
harus disesuaikan dengan - UU No. 4/2009, harus disesuaikan, sehingga
Pihak yang menyelenggarakan penguasaan mineral dan batubara oleh
menjadi sebagai berikut:
Pemerintah (Pusat) - untuk Kontrak Karya dan Perjanjian Karya
A
gu
ng
•
In
do
ne
si
R
Negara yang bertindak sebagai lawan-pihak (counterparty) Kontraktor
Pengusahaan Pertambangan Batubara
yang
lokasi
usaha
pertambangannya berada pada lintas wilayah provinsi dan/atau wilayah
laut lebih dari 12 (dua belas) mil dari garis pantai;
•
Pemerintah Provinsi - untuk Kontrak Karya dan Perjanjian Karya
Pengusahaan Pertambangan Batubara
yang
lokasi
usaha
ah
pertambangannya berada pada lintas wilayah kabupaten/kota dan/atau
•
lik
wilayah laut 4 (empat) mil sampai dengan 12 (dua belas) mil;
Pemerintah Kabupaten/Kota - untuk Kontrak Karya dan Perjanjian
ub
m
Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara yang lokasi usaha
ka
pertambangannya berada pada wilayah kabupaten/kota dan/atau wilayah
1
ep
laut sampai dengan 4 (empat) mil;
Dengan penyesuaian Pihak tersebut, tidak lagi ada dualisme dan menjadi
(jurisdiksi) sebagaimana yang diatur dalam UU No. 4/2009 - pihak yang
on
Halaman 11 dari 19 halaman. Putusan Nomor 28 P/HUM/2011
In
d
A
gu
ng
M
berwenang melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Usaha
es
R
ah
jelas - dan sesuai dengan pembagian kewenangan dan/atau wilayah
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 11
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
Pertambangan pada wilayah-wilayah tersebut, terlepas dari apakah Usaha
Pertambangan tersebut dilaksanakan berdasarkan Kontrak Karya dan
ng
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (yang telah ada
sebelum berlakunya UU No. 4/2009), Kuasa Pertambangan, surat izin
pertambangan daerah, surat izin pertambangan rakyat (yang diberikan
gu
berdasarkan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
sebelum
A
ditetapkannya PP No. 23/2010) ataupun IUP (yang diberikan berdasarkan
UU No. 4/2010);
2
Tanpa penyesuaian Pihak tersebut, maka (seperti sekarang ini) ada dualisme
ub
lik
ah
dalam pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Usaha Pertambangan yang
dilaksanakan berdasarkan Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan
am
Pertambangan Batubara (yang telah ada sebelum berlakunya UU No.
4/2009) pada wilayah kabupaten/kota dan/atau wilayah laut sampai dengan 4
(empat) mil karena Pemerintah (Pusat) - sebagai lawan-pihak (counterparty)
ah
k
ep
Kontraktor dalam Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara - (masih tetap) memegang kewenangan pembinaan
In
do
ne
si
3
R
dan pengawasan pelaksanaan Usaha Pertambangan;
Dualisme - dan penyimpangan dan ketentuan-ketentuan UU No. 4/2009
A
gu
ng
yang sangat mendasar (fundamental) yakni: Penguasaan Mineral dan
Batubara, dan Kewenangan Pengelolaan Pertambangan Mineral dan
Batubara - tersebut di atas, tidak dapat diterima dan tidak dapat dibiarkan
berlangsung di Negara Republik Indonesia yang adalah Negara hukum
(vide, UUD 1945, Pasal 1 ayat (3), sebagai asas atau kaidah hukum
tertinggi);
4
Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara -
lik
ah
yang dasar hukum bagi keberadaan (eksistensi)-nya yaitu Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan
ub
m
(Lembaran Negara R.I. Tahun 1967 No. 22, Tambahan Lembaran Negara
R.I. No. 2831) ("UU Pokok Pertambangan") telah dicabut dan dinyatakan
ep
ka
tidak berlaku - tidak dapat menyimpangi ataupun bertentangan dengan
ketentuan UU No. 4/2009.
ah
5
Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara -
on
In
d
A
gu
ng
M
kontrak/perjanjian oleh ketentuan Pasal 169 UU No. 4/2009 - tidak dapat
es
R
yang dinyatakan tetap diberlakukan sampai jangka waktu berakhirnya
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 12
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
menyimpangi ataupun bertentangan dengan ketentuan UU No. 4/2009.
Jangankan Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
ng
Batubara yang tidak mempunyai kekuatan undang-undang, semua peraturan
perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dan UU Pokok
Pertambangan saja dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
gu
bertentangan dengan ketentuan dalam UU No. 4/2009.
A
(vide, Bukti P-2: Pasal 173 ayat (2)
6
Penyesuaian Pihak dalam Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara bukan hal yang luar-biasa ataupun tidak pernah
ub
lik
ah
dilakukan. Dalam sejarah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
Batubara, penyesuaian Pihak dilakukan beberapa kali, dan penyesuaian
am
tersebut dilakukan karena adanya (penggantian atau perubahan) peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang sebagaimana ternyata di
bawah ini:
Berdasarkan Keputusan Presiden R.I. No. 49
ah
k
ep
1
Perjanjian
Kerjasama
Pengusahaan
Tambang
In
do
ne
si
A
gu
ng
R
Tahun 1981 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Batubara antara Perusahaan Negara Tambang
Batubara dan Kontraktor Swasta (tanggal 28
Oktober 1981), Pihak yang memegang penguasaan
batubara (i.e., pemegang Kuasa Pertambangan atas
nama Pemerintah yang mewakili Negara) adalah
Perusahaan Negara Tambang Batubara;
(vide, Bukti P-3: Keputusan Presiden R.I. No. 49 Tahun 1981)
2
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun
lik
ah
1990 tentang Pembubaran Perusahaan Umum
(Perum) Tambang Batubara dan Penambahan
ub
m
Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke
dalam Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT.
ep
ka
Tambang Batubara Bukit Asam (tanggal 30
Oktober 1990), Pihak yang memegang penguasaan
A
gu
ng
M
disesuaikan
yang
menjadi
mewakili
Perusahaan
Negara)
Perseroan
Halaman 13 dari 19 halaman. Putusan Nomor 28 P/HUM/2011
es
Pemerintah
on
R
nama
In
d
ah
batubara (i.e., pemegang Kuasa Pertambangan atas
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 13
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
(Persero) PT. Tambang Batubara Bukit Asam.
Lihat pula Surat Menteri Pertambangan dan
ng
Energi
R.I.
(Ginandjar
Kartasasmita),
No.
1324/036/M.DJP/1991, tanggal 4 April 1991,
kepada Direktur Utama PT (Persero) Tambang
gu
Batubara Bukit Asam;
(vide, Bukti P-4: Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 1990; dan Bukti
A
P-5: Surat Menteri Pertambangan dan Energi R.I. No. 1324/036/
M.DJP/1991, tanggal 4 April 1991);
Berdasarkan Keputusan Presiden R.I. No. 75
ub
lik
ah
3
Tahun 1996 tentang Ketentuan Pokok Perjanjian
am
Karya
Pengusahaan
(tanggal
25
memegang
Pertambangan
September 1996),
penguasaan
Batubara
Pihak
batubara
yang
disesuaikan
ah
k
ep
menjadi Pemerintah (Pusat). Lihat pula Keputusan
M.PE/1997
tentang
Pelaksanaan
Keputusan
In
do
ne
si
A
gu
ng
R
Menteri Pertambangan dan Energi No. 680.K/29/
Presiden Nomor 75 Tahun 1996 tentang Ketentuan
Pokok
Perjanjian
Karya
Pengusahaan
Pertambangan Batubara (tanggal 6 Juni 1997)
yang
menetapkan
segala
urusan
mengenai
pengusahaan pertambangan batubara beralih - dan
Kuasa Pertambangan PT Tambang Batubara Bukit
Asam (Persero) dikembalikan - kepada Menteri;
(vide, Bukti P-6: Keputusan Presiden R.I. No. 75 Tahun 1996; dan Bukti
lik
M.PE/1997, tanggal 6 Juni 1997);
ub
Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, maka selanjutnya Pemohon mohon
kepada Ketua Mahkamah Agung berkenan memeriksa permohonan keberatan dan
ep
memutuskan sebagai berikut:
ah
ka
m
ah
P-7: Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 680.K/29/
a
Mengabulkan permohonan Pemohon;
b
Menyatakan materi muatan (ketentuan) Pasal 112, Bab XIV - Ketentuan
on
In
d
A
gu
ng
M
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara R.I.
es
R
Peralihan, Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 14
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
berbunyi:
R
Tahun 2010 No. 29, Tambahan Lembaran Negara R.I. No. 5111), angka 1, yang
ng
"Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara yang
ditanda-tangani sebelum diundangkan Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tetap
berlaku sampai jangka waktunya berakhir."
gu
tidak sah atas alasan bertentangan dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 2009
A
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara R.I. Tahun 2009
No. 4, Tambahan Lembaran Negara R.I. No. 4959), khususnya Pasal 169 huruf a,
yang merupakan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, dan karenanya
c
ub
lik
ah
tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;
Menyatakan materi muatan (ketentuan) Pasal 112, Bab XIV - Ketentuan
am
Peralihan, Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara R.I.
Tahun 2010 No. 29, Tambahan Lembaran Negara R.I. No. 5111), angka 2, yang
ep
ah
k
berbunyi:
"Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
In
do
ne
si
R
sebagaimana dimaksud pada angka 1 yang belum memperoleh perpanjangan
pertama dan/atau kedua dapat diperpanjang menjadi IUP perpanjangan tanpa
A
gu
ng
melalui lelang dan kegiatan usahanya di laksanakan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Pemerintah ini kecuali mengenai penerimaan negara yang lebih
menguntungkan."
tidak sah atas alasan bertentangan dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara R.I. Tahun 2009
No. 4, Tambahan Lembaran Negara R.I. No. 4959), khususnya Pasal 169 huruf b,
d
lik
tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;
Menyatakan penafsiran Mahkamah Agung R.I. atas ketentuan Pasal 169, huruf b,
ub
Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
m
ah
yang merupakan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, dan karenanya
(Lembaran Negara R.I. Tahun 2009 No. 4, Tambahan Lembaran Negara R.I. No.
ep
ka
4959), yang berbunyi:
"Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku:
ah
a
Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara yang
on
Halaman 15 dari 19 halaman. Putusan Nomor 28 P/HUM/2011
In
d
A
gu
ng
M
waktunya berakhirnya kontrak/perjanjian;
es
R
telah ada sebelum berlakunya Undang-undang ini tetap berlaku sampai jangka
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 15
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Ketentuan yang tercantum dalam pasal Kontrak Karya dan Perjanjian Karya
R
b
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Pengusahaan Pertambangan Batubara sebagaimana dimaksud pada huruf a
ng
disesuaikan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak Undang-undang ini
diundangkan kecuali mengenai penerimaan Negara;
c
Pengecualian terhadap penerimaan Negara sebagaimana dimaksud pada huruf b
gu
adalah upaya peningkatan penerimaan Negara."
adalah bahwa penyesuaian Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan
A
Pertambangan Batubara yang telah ada sebelum berlakunya Undang-undang ini
yang dinyatakan - oleh ketentuan Pasal 169 huruf a - tetap berlaku sampai jangka
Pasal 169 huruf b:
am
1
Mencakup
pula
penyesuaian
ub
lik
ah
waktunya berakhirnya kontrak/perjanjian, sebagaimana diharuskan oleh ketentuan
Pihak
yang
merupakan
lawan-pihak
(counterparty) Kontraktor dalam Kontrak Karya dan Perjanjian Karya
Pengusahaan Pertambangan Batubara yang bersangkutan;
Penyesuaian Pihak yang merupakan lawan-pihak (counterparty) Kontraktor
ep
ah
k
2
dalam Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
In
do
ne
si
R
Batubara yang bersangkutan harus didasarkan pada dan mengikuti ketentuan
Undang-Undang No. 4 Tahun 2009, Bab IV - Kewenangan Pengelolaan
A
gu
ng
Pertambangan Mineral dan Batubara, Pasal 6, Pasal 7 dan Pasal 8, sehingga
Pihak yang merupakan lawan-pihak (counterparty) Kontraktor dalam Kontrak
Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara yang
bersangkutan adalah pihak yang - berdasarkan ketentuan Pasal 6, Pasal 7 dan
Pasal 8 - memegang Kewenangan Pengelolaan Pertambangan Mineral dan
Batubara pada wilayah dimana usaha pertambangan (yang dilaksanakan
lik
Batubara yang bersangkutan) berada;
telah mengajukan surat-surat bukti berupa:
1
ub
Menimbang, bahwa untuk mendukung dalil-dalil permohonannya, Pemohon
Fotokopi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010
ep
Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara
ka
m
ah
berdasarkan Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
(Bukti P-1);
ah
2
Fotokopi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
es
on
In
d
A
gu
ng
M
R
Pertambangan Mineral Dan Batubara (Bukti P-2);
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 16
Fotokopi Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 1981
R
3
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Perjanjian Kerjasama Pengusahaan
ng
Tambang Batubara Antara Perusahaan Negara Tambang Batubara Dan
Kontraktor Swasta (Bukti P-3);
4
Fotokopi Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1990 Tanggal 30 Oktober 1990
gu
Tentang Pembubaran Perusahaan Umum (PERUM) Tambang Batubara Dan
Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Ke Dalam Saham
A
Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Bukti
P-4);
Fotokopi Surat Menteri Pertambangan Dan Energi Republik Indonesia Nomor
ub
lik
ah
5
1324/036/M.DJP/1991 tanggal 1 April 1991 perihal peralihan hak dan kewajiban
am
kontraktor perjanjian kerjasama pengusahaan batubara dari eks PERUM
Tambang Batubara kepada PT (PERSERO) Tambang Batubara Bukit Asam
(Bukti P-5);
Fotokopi Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 1996
ep
ah
k
6
Tentang Ketentuan Pokok Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
In
do
ne
si
7
R
Batubara (Bukti P-6);
Fotokopi Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi Republik Indonesia
A
gu
ng
Nomor 680.K/29/M.PE/1997 Tentang Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor
75 Tahun 1996 Tentang Ketentuan Pokok Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara (Bukti P-7);
Menimbang, bahwa permohonan keberatan hak uji materiil a quo telah
disampaikan kepada Termohon pada Tanggal 7 Juni 2012 berdasarkan Surat Panitera
Muda Tata Usaha Negara Mahkamah Agung Nomor 31/PER-PSG/VI/28 P/HUM/
lik
Menimbang, bahwa terhadap permohonan Pemohon tersebut, Termohon telah
mengajukan jawaban namun tenggang pengajuan jawaban telah terlewati, sebagaimana
ub
diatur dalam Pasal 3 ayat (4) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 01 Tahun 2004
tentang Hak Uji Materiil;
PERTIMBANGAN HUKUM
ep
ka
m
ah
TH.2011, Tanggal 7 Juni 2012;
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan keberatan hak uji materiil
dari Pemohon adalah sebagaimana tersebut di atas;
on
In
d
gu
A
Halaman 17 dari 19 halaman. Putusan Nomor 28 P/HUM/2011
es
adalah Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang
ng
materiil Pemohon
R
Menimbang, bahwa yang menjadi obyek permohonan keberatan hak uji
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 17
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, vide bukti nomor
P-1;
ng
Menimbang bahwa Permohonan Hak Uji Materiil a quo diajukan dengan di
Register pada tanggal 26 Mei 2011 pada saat itu Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1
Tahun 2004 masih berlaku, sehingga dalam melakukan pengujian obyek Hak Uji
gu
Materiil a quo mempergunakan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2004
tersebut;
A
Menimbang bahwa Permohonan Hak Uji Materiil diajukan tanggal 26 Mei
2011 sedangkan objek permohonan Hak Uji Materiil in litis ditetapkan tanggal 1
ub
lik
ah
Februari 2010, sehingga Pemohon mengajukan permohonan Hak Uji Materiil a quo
melebihi tenggang waktu yang ditentukan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun
am
2004;
Menimbang, bahwa oleh karenanya permohonan Hak Uji Materiil yang
diajukan oleh Pemohon telah melampaui tenggang waktu 180 hari, sebagaimana
ah
k
ep
ketentuan Pasal 2 ayat (4) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2004;
Menimbang, bahwa oleh karenanya permohonan Hak Uji Materiil yang
In
do
ne
si
R
diajukan oleh Pemohon tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 1 Tahun 2004 tersebut diatas, maka secara formal/prosedural permohonan Hak
A
gu
ng
Uji Materiil yang diajukan oleh Pemohon harus dinyatakan tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan keberatan hak uji materiil dari
Pemohon dinyatakan tidak dapat diterima, maka Pemohon dihukum untuk membayar
biaya perkara, dan oleh karenanya terhadap substansi permohonan a quo tidak perlu
dipertimbangkan lagi;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
lik
Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, Peraturan
perundang-undangan lain yang terkait;
ub
Mahkamah Agung Nomor 01 Tahun 2004 tentang Hak Uji Materiil, serta peraturan
ep
MENGADILI,
Menyatakan permohonan keberatan hak
uji materiil dari Pemohon:
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR tersebut tidak dapat
on
In
d
A
gu
ng
es
R
diterima;
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka
m
ah
tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Halaman 18
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
(satu juta rupiah);
R
Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 1.000.000,-
ng
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada
hari Selasa, tanggal 30 Juli 2013, oleh Dr. H. Imam Soebechi, S.H., M.H., Hakim Agung
yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, H. Yulius, S.H.,
gu
M.H., dan Marina Sidabutar, S.H., M.H., Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota
Majelis, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua
A
Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota Majelis tersebut dan dibantu oleh Jarno
ub
lik
Anggota Majelis:
Ketua Majelis,
ttd/. H. Yulius, S.H., M.H.,
ttd/. Dr. H. Imam Soebechi, S.H., M.H.,
Rp
6.000,Rp
5.000,Rp 889.000,Rp 1.000.000,-
Panitera Pengganti,
ttd/. Jarno Budiyono, S.H.,
es
on
Halaman 19 dari 19 halaman. Putusan Nomor 28 P/HUM/2011
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
ep
ka
ub
lik
(ASHADI, SH.)
Nip. 220000754.
m
ah
A
gu
ng
Untuk Salinan
MAHKAMAH AGUNG R.I.
a.n. Panitera
Panitera Muda Tata Usaha Negara
In
do
ne
si
Biaya-biaya
1. Meterai ……..……
2. Redaksi ……….…
3. Administrasi …...
Jumlah ……………….
ep
ttd/. Marina Sidabutar, S.H., M.H.,
R
ah
k
am
ah
Budiyono, S.H., Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak.
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected]
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 19
Download