UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA Oleh: Febti Nur Romiyanti 11144100114 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII D SMP Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 mata pelajaran matematika materi pokok kubus dan balok dengan model Problem Based Instruction (PBI). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 11 Yogyakarta pada tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 11 Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2014/2015. Objek penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) materi pokok kubus dan balok. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dimana setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi keterlaksanaan pembelajaran, observasi keaktifan belajar, tes kemampuan pemecahan masalah, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan, yaitu analisis hasil observasi dan analisis hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran di kelas VIII D SMP Negeri 11 Yogyakarta dengan model Problem Based Instruction (PBI) dapat meningkatkan keaktifan belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Hal ini ditandai dengan: (1) Meningkatnya keaktifan belajar dengan rata-rata hasil observasi keaktifan belajar pada tiap siklusnya, yaitu sebesar 58,96% pada siklus I meningkat menjadi 84,09% pada siklus II. (2) Rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika juga mengalami peningkatan tiap aspeknya, yaitu memahami masalah sebesar 52,56% pada siklus I meningkat menjadi 94,95% pada siklus II, merencanakan penyelesaian masalah sebesar 50,91% pada siklus I meningkat menjadi 85,05% pada siklus II, melaksanakan rencana penyelesaian 61,41% pada siklus I meningkat menjadi 75,51% pada siklus II, memeriksa kembali/mengecek hasilnya 42,17% pada siklus I meningkat menjadi 85,48% pada siklus II. (3) Persentase observasi keterlaksanaan pembelajaran yakni 68,06% pada siklus I meningkat menjadi 89,58% pada siklus II. Kata kunci: Keaktifan Belajar, Kemampuan Pemecahan Masalah, Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Penelitian ini diharapkan dapat PENDAHULUAN Berdasarkan hasil observasi memberikan manfaat baik manfaat yang dilakukan di kelas VIII D SMP teoritis maupun manfaat praktis. Negeri KAJIAN TEORI 11 menemukan Yogyakarta, beberapa peneliti hal dalam Menurut Endang Susetyawati pembelajaran matematika. Pembelajaran dan di kelas ini menggunakan pembelajaran mengemukakan berkelompok, namun kerjasama antar matematika diartiakan sebagai proses anggota masih kurang. Terlihat ketika belajar matematika oleh siswa dengan pembelajaran, hanya sebagian kecil yang bantuan/ pendampingan guru. Hal ini bekerja, selebihnya mereka berjalan- dimaksudkan jalan, ramai, dan mengobrol sendiri. pembelajaran Dalam diskusi, banyak siswa yang tidak utama dilakukan oleh siswa untuk mengerjakan dengan alasan tidak bisa mempelajari bahan ajar matematika mengerjakan, ini berarti kemampuan dalam rangka menguasai kompetensi pemecahan masalah siswa masih kurang, yang telah ditetapkan, guru matematika siswa juga belum aktif untuk mencari berfungsi sebagai fasilitator. Menurut jawaban. Selain peneti melakukan tes peneliti pembelajaran matematika adalah kemampuan awal pemecahan masalah suatu proses belajar matematika yang matematika pada siswa. Namun hasil dilakukan siswa dengan menemukan analisiss tes kemampuan pemecahan sendiri masalah tindakan diperolehnya dalam rangka menguasai menunjukkan persentase kemampuan kompetensi yang ditetapkan dan guru pemecahan masalah matematika pada sebagai fasilitator. matematika pra setiap aspeknya rendah. Berdasarkan Sumaryanta (2005:31) bahwa pembelajaran bahwa dalam matematika berbagai kegiatan pengetahuan yang Belajar aktif adalah suatu usaha uraian di atas manusia untuk membangun pengetahuan rumusan masalah yang diajuka dalam dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: pembelajaran terjadi perubahan dan Bagaimana peningkatan model pembelajaran dirinya. mutu Dalam proses kemampuan, Problem Based Instruction (PBI) dapat pengetahuan, dan keterampilan siswa, meningkatkan keaktifan belajar dan baik dalam ranah kognitif, psikomotorik, kemampuan dan afektif (Martinis Yamin, 2007:82). pemecahan matematika siswa kelas VIII D SMP Negeri 11 Sudjana (2005:61) mengemukaan Yogyakarta? keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: (a) turut serta dalam melaksanakan tugas pelaku. Oleh karena itu, penyelesaian belajarnya, dalam suatu masalah memerlukan usaha yang Bertanya lebih giat, tekun dan ulet (Fajar Shadiq, kepada siswa lain atau kepada guru 2014: 6). Sesuai pendapat tersebut yang apabila tidak memahami persoalan yang dimaksud pemecahan masalah adalah dihadapinya, upaya (b) pemecahan Terlibat masalah, (d) (c) Berusaha mencari mencari jalan dilakukan untuk (e) dengan beberapa proses/tahap dalam Melaksanakan diskusi kelompok sesuai penyelesaiannya. Ini juga memerlukan dengan petunjuk guru, (f) Menilai kesiapan, kreatifitas, pengetahuan, dan kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang kemampuan serta aplikasinya dalam diperolehnya, (g) Melatih diri dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kramers memecahkan soal atau masalah yang dalam sejenis, (h) Kesempatan menggunakan mengemukakan tahap-tahap pemecahan atau masalah terdiri dari empat tahap, yaitu: menerapkan diperolehnya masalah, apa dalam yang telah menyelesaikan (1) Made mencapai yang berbagai informasi yang diperlukan pemecahan dalam keluar Wena memahami (2013: 60) masalahnya, (2) penyelesaian, (3) tugas atau persoalan yang dihadapinya. membuat Menurut belajar melaksanakan rencana peneylesaian, (4) adalah kegiatan yang bersifat fisik atau memeriksa kembali, mengecek hasilnya. mental dan menjadi unsur dasar bagi Menurut keberhasilan suatu proses pembelajaran kemampuan dengan faktor-faktor matematika adalah upaya mencari jalan yang mempengaruhi dan keterlibatan keluar dalam menyelesaikan persoalan siswa dalam belajar. matematika sesuai dengan tahapan- peneliti keaktifan memperhatikan Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus rencana tujuan peneliti yang dimaksud pemecahan masalah tahapan pemecahan masalah. Trianto (2012) mengemukakan bahwa belajar berdasarkan masalah dijawab. Namun tidak semua pertanyaan (PBI) adalah interaksi antara stimulus otomatis Suatu dengan respon, merupakan hubungan pertanyaan akan menjadi masalah bagi antara dua arah belajar dan lingkungan. seseorang hanya jika pertanyaan itu Lingkungan memberi masukan kepada menunjukkan adanya suatu tantangan siswa berupa bantuan dan masalah, yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu sedangkan system saraf otak berfungsi prosedur rutin yang sudah diketahui si menafsirkan bantuan itu secara efektif menjadi masalah. sehingga masalah yang dihadapi dapat eksperimen diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari membuat pemecahannya merumuskan kesimpulan. dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari (jika diperlukan), inferensi, d. Menghasilkan dan produk dan lingkungan akan menjadi bahan dan memamerkannya. Siswa dituntut materi untuk memperoleh pengertian untuk menghasilkan produk tertentu dan tujuan dalam bentuk karya nyata dan belajarnya. Sedangkan ciri-ciri khusus peragaan yang menjelaskan atau PBI menurut Arends dalam Trianto mewakili (2012): masalah yang mereka temukan. menjadi pedoman a. Pengajuan dan pertanyaan atau bentuk penyelesaian e. Kolaborasi. PBI dicirikan oleh masalah. Pembelajaran berdasarkan siswa yang bekerja sama satu masalah mengorganisasikan dengan yang lainnya, paling sering pengajaran di sekitar pertanyaan secara berpasangan atau dalam dan dua-duanya kelompok kecil. Mereka saling secara pribadi bermakna untuk memberikan motivasi dalam tugas- siswa. tugas kompleks dan memperbanyk masalah yang b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar inkuiri dan dialog mengembangkan untuk keterampilan sosial dan keterampilan berpikir. nyata agar dalam pemecahannya, Adapun langkah-langkah model siswa meninjau masalah itu dari pembelajaran Problem Based Instruction banyak mata pelajaran. (PBI) menurut Ibrahim dalam Trianto c. Penyelidikan autentik. (2012: 98) adalah (1) Orientasi siswa Pembelajaran berdasarkan masalah pada masalah, (2) Mengorganisasikan mmengharuskan siswa melakukan siswa untuk belajar, (3) Membimbing penyelidikan mencari autentik untuk penyelidikan individu penyelesaian nyata kelompok, (4) Mengembangkan dan terhadap masalah nyata. Mereka menyajikan harus Menganalisis dan mengevaluasi proses menganalisis, mendefinisikan mengenbangkan dan masalah, hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpul dan mengolah informasi, melakukan hasil karya, maupun pemecahan masalah. METODE PENELITIAN (5) Jenis penelitian ini adalah dilakukan yaitu dengan menganalisis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini lembar observasi, analisis data tes, dan dirancang untuk meningkatkan keaktifan penarikan kesimpulan. belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII D HASIL DAN PEMBAHASAN SMP Negeri 11 Yogyakata. Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan pada buan April-Mei tahun tentang proses pembelajaran Problem ajaran 2014/2015 di SMP Negeri 11 Based Instruction (PBI) di kelas VIII D Yogyakarta. SMP Desain penelitian yang Negeri 11 Yogyakarta yang dipilih dalam penelitian ini terdiri dari bertujuan untuk meningkatkan keaktifan perencanaan belajar dan kemampuan pemecahan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan masalah refleksi ini mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilakukan dalam beberapa siklus. Siklus dilihat dengan membandingkan hasil dihentikan apabila kondisi kelas sudah analisis stabil dalam hal ini guru dan siswa keterlaksanaan pembelajaran, observasi terbiasa dengan pembelajaran yang baru keaktifan, dan hasil tes kemampuan yaitu dengan model pembelajaran PBI pemecahan masalah matematika pada serta data yang ditampilkan sudah jenuh siklus I dan siklus II. (reflecting). dalam arti keaktifan sudah belajar Penelitian ada peningkatan dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Instrumen antara lain: yang lembar digunakan observasi, Hasil matematika data siswa pada observasi sudah observasi keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I sebesar 68,06% meningkat menjadi 89,58% pada siklus II. Hasil observasi keaktifan tes, belajar pada setiap siklusnya meningkat. catatan lapangan, dan dokumentasi. Skor aspek keaktifan belajar mengalami Teknik pengumpulan data menggunakan peningkatan, yaitu skor aspek turut serta observasi, tes, catatan lapangan, dan dalam tugas belajarnya (A) sebesar dokumentasi. Teknik analisis data yang 52,78% (kriteria cukup) pada siklus I digunakan dalam penelitian ini adalah meningkat menjadi 88,43% (kriteria dengan menelaah seluruh data yang tinggi) pada siklus II. Skor aspek terlihat tersedia dari berbagai sumber yaitu dari dalam pemecahan masalah (B) sebesar observasi, tes kemampuan pemecahan 69,44% (kriteria cukup) pada siklus I masalah matematika, catatan lapangan, meningkat menjadi 87,50% (kriteria dan dokumentasi. Analisis data yang tinggi) pada siklus II. Skor aspek bertanya kepada siswa lain atau guru Persentase rata-rata keaktifan belajar apabila tidak memahami persoalan yang siswa pada pembelajaran dengan model dihadapinya 57,64% Problem Based Instruction (PBI) dari (kriteria cukup) pada siklus I meningkat siklus I yaitu 68,06% (kriteria cukup) menjadi 79,17% (kriteria tinggi) pada meningkat menjadi 84,09% (kriteria siklus II. Skor aspek berusaha mencari tinggi) pada siklus II. (C) sebesar berbagai informasi yang diperlukan Berdasarkan hasil tes kemampuan untuk pemecahan masalah (D) sebesar pemecahan 56,94% (kriteria cukup) pada siklus I siklusnya, model pembelajaran Problem meningkat menjadi 90,28% (kriteria Based tinggi) pada siklus II. Skor aspek meningkatkan kemampuan pemecahan melaksanakan diskusi kelompok sesuai masalah matematika siswa. Skor aspek dengan petunjuk guru (E) sebesar pemecahan 61,11% (kriteria cukup) pada siklus I peningkatan, meningkat menjadi 75% (kriteria tinggi) memahami masalah (A) sebesar 47,98% pada siklus II. Skor aspek menilai (kriteria rendah) pada pra tindakan kemampuan dirinya dari hasil-hasil yang meningkat menjadi 52,56% (kriteria diperolehnya 56,94% cukup) pada siklus I. Pada siklus II (kriteria cukup) pada siklus I meningkat mengalami peningkatan menjadi 94,95% menjadi 75% (kriteria tinggi) pada siklus (kriteria II. Skor aspek melatih diri dalam merencanakan penyelesaian masalah (B) memecahkan soal atau masalah yang sebesar 29,80% (kriteria rendah) pada sejenis (G) sebesar 61,11% (kriteria pra tindakan meningkat menjadi 50,91% cukup) pada siklus I meningkat menjadi (kriteria cukup) pada siklus I. Pada 83,33% (kriteria tinggi) pada siklus II. siklus Skor aspek kesempatan menggunakan menjadi 85,05% (kriteria tinggi). Skor atau menerapkan apa yang diperoleh aspek menyelesaikan masalah sesuai dalam atau rencana (C) sebesar 27,78% (kriteria persoalan yang dihadapinya (H) sebesar rendah) pada pra tindakan menjadi 69,44% (kriteria cukup) pada siklus I 61,41% (kriteria cukup) pada siklus II. meningkat menjadi 90,28% (kriteria Pada siklus II mengalami peningkatan tinggi). menjadi 75,51% (kriteria tinggi). Skor (F) sebesar menyelesaikan tugas aspek masalah Instruction (PBI) masalah yaitu tinggi). II setiap dapat mengalami skor Skor mengalami memeriksa pada aspek aspek peningkatan kembali/mengecek hasilnya (D) sebesar 2,53% (kriteria sangat rendah) pada pra tindakan dari siklus I ke siklus II. Skor aspek meningkat menjadi 42,17% (kriteria memahami masalah sebesar 47,98% rendah) pada siklus I. Pada siklus II (kriteria rendah) pada pra tindakan mengalami peningkatan menjadi 85,48% meningkat menjadi 52,56% (kriteria (kriteria tinggi). cukup) pada siklus I. Pada siklus II Hal ini menunjukkan bahwa model mengalami peningkatan menjadi 94,95% pembelajaran Problem Based Instruction (kriteria (PBI) merencanakan dapat digunakan untuk tinggi). Skor aspek penyelesaian masalah meningkatkan keaktifan belajar dan sebesar 29,80% (kriteria rendah) pada kemampuan masalah pra tindakan meningkat menjadi 50,91% matematika siswa kelas VIII D SMP (kriteria cukup) pada siklus I. Pada Negeri 11 Yogyakarta. siklus KESIMPULAN DAN SARAN menjadi 85,05% (kriteria tinggi). Skor pemecahan Berdasarkan hasil penelitian II mengalami peningkatan aspek menyelesaikan masalah sesuai tindakan kelas yang dilakukan dapat rencana ditarik proses rendah) pada pra tindakan menjadi pembelajaran matematika menggunakan 61,41% (kriteria cukup) pada siklus II. model pembelajaran Problem Based Pada siklus II mengalami peningkatan Instruction (PBI) dapat meningkatkan menjadi 75,51% (kriteria tinggi). Skor keaktifan aspek kesimpulan belajar bahwa dan kemampuan sebesar memeriksa 27,78% (kriteria kembali/mengecek pemecahan masalah matematika siswa. hasilnya sebesar 2,53% (kriteria sangat Keaktifan belajar siswa juga mengalami rendah) pada pra tindakan meningkat peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan menjadi 42,17% (kriteria rendah) pada rata-rata siklus I. Pada siklus II mengalami belajar hasil yang observasi dilakukan keaktifan pada tiap pertemuan yaitu sebesar 58,96% pada peningkatan menjadi 85,48% (kriteria tinggi). siklus I kemudian meningkat menjadi Berdasarkan hasil penelitian ini, ada 84,09% pada siklus II. Kemampuan beberapa saran yang perlu diperhatikan siswa diantaranya adalah sebagai berikut: dalam memecahkan masalah matematika kelas VIII D SMP Negeri 11 Yogyakarta mengalami peningkatan. 1. Bagi guru a. Model pembelajaran Hal ini ditandai dengan rata-rata skor tes Problem Based Instruction kemampuan (PBI) dapat dijadikan salah pemecahan masalah matematika pada setiap aspek meningkat satu alternatif model pembelajaran yang matematika diterapkan upaya keaktifan Hasil Belajar Siswa dengan sebagai Model Pembelajaran kooperatif meningkatkan Teknik Kartu Arisan pada Siswa belajar kemampuan dan pemecahan Kelas X T4 SMK N 1 Kasihan (tidak diterbitkan). masalah matematika. b. Dalam pembelajaran guru matematika lebih Heruman. 2013. MODEL PEMBELAJARAN memperhatikan keterlibatan MATEMATIKA DI SEKOLAH dan kesiapan siswa dalam DASAR. Bandung: PT Remaja menyampaikan Rosdakarya. pendapat atau bertanya. 2. Bagi siswa Hardini, Isriani dan Dewi Puspiasari. a. Diharapkan agar pembelajaran menanyakan materi dalam STRATEGI PEMBELAJARAN selalu TERPADU. Yogyakarta: yang familia. belum dimengerti. b. Diharapkan siswa meningkatkan Rusman. 2014. Model-Model keaktifan Pembelajaran Mengembangkan belajarnya dan kemampuan Profesionalisme Guru. Jakarta: pemecahan PT Raja Grafindo Persada. masalah matematika. 3. Bagi peneliti Saefudin, Abdul Aziz. 2012. Diharapkan dapat melakukan Meningkatkan Profesionalisme penelitian lanjut dengan PTK. Yogyakarta: PT model Citra Aji Parama. lebih menggunakan pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada materi Nana. 2005. ajar yang berbeda atau mata HASIL pelajaran selain matematika. MENGAJAR. Normawati. Meningkatkan PROSES PENILAIAN BELAJAR Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. DAFTAR PUSTAKA Ainun Sudjana, 2014. Upaya Keaktifan dan ------------------. 2010. CARA BELAJAR SISWA AKTIF dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: pada Kurikulum Tingkat Satuan Sinar baru Algensindo. Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Sugiyono. 2010. PENELITIAN METODE PENDIDIKAN Pendekatan Wena, Kuantitatif, Made. 2013. Strategi pembelajaran Inovatif Kualitatif, dan R&D. Bandung: Kontemporer. Jakarta: PT Bumi ALFABETA. Aksara. Suharsimi Arikunto,dkk. PENELITIAN 2014. Wiwik TINDAKAN Febriani. Model 2014. Problem Based (PBI) Untuk KELAS. Jakarta : PT Bumi Instruction Aksara. Meningkatkan Pemecahan Susetyawati, E. dan Sumaryanta. 2005. Penerapan Kemampuan Masalah Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri TEKNOLOGI 4 Pandak (tidak diterbitkan). PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta. Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta. Trianto. 2013. MENDESAIN PEMBELAJARAN INOVATIFPROGRESIF: Landasan, dan Konsep, Implementasi