GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI PADA IBU HAMIL USIA MUDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEREK KECAMATAN KEREK KABUPATEN TUBAN Elip Pitalux Fiatin, Ihda Mauliyah, Priyoto …………......……….…… …… . .….ABSTRAK…… … ......………. …… …… . .…. Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting untuk mendapatkan perhatian karena kesehatan reproduksi yang tidak optimal dapat menimbulkan berbagai dampak pada kehamilan. Minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan kehamilan resiko tinggi ini, tidak sedikit remaja yang menikah dan hamil di usia dini. Desain penelitian ini adalah deskriptif. Populasi berjumlah 76 ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kerek Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban. Metode sampel yang digunakan yaitu Purposive sampling. Sampel yang diambil berjumlah 24 responden yaitu seluruh ibu hamil yang berumur dibawah 20 tahun yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kerek. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan alat ukur kuesioner. Data penelitian ditabulasi dan diprosentasikan kemudian dianalisa secara deskriptif. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa pengetahuan responden tentang Kesehatan reproduksi lebih dari sebagian berpengetahuan kurang sebanyak 14 orang (58,3%). Sedangkan hasil penelitian pengetahuan responden tentang Kehamilan resiko tinggi sebagian berpengetahuan kurang sebanyak 12 orang (50%). Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil usia muda di wilayah kerja Puskesmas Kerek tentang Kesehatan Reproduksi dan Kehamilan Resiko Tinggi tergolong kurang. Oleh sebab itu perlu ditingkatkan lagi informasi dan penyuluhan tentang Kesehatan reproduksi dan Kehamilan resiko tinggi di masyarakat khususnya pada remaja dan ibu hamil yang berusia muda sehingga dapat mengurangi jumlah kejadian kehamilan di usia muda dan kehamilan yang beresiko tinggi. Kata Kunci : Pengetahuan Kesehatan reproduksi dan Kehamilan resiko tinggi, ibu hamil di usia muda apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilan ataupun baik-baik saja (Sarwono, 2006: 56). Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) usia untuk hamil dan melahirkan adalah 20 sampai 30 tahun, lebih atau kurang dari usia tersebut adalah berisiko. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak ditentuka oleh kesiapan dalam tiga hal yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental/ emosi /psikologis dan kesiapan sosial/ekonomi. Secara umum, seorang perempuan dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya (ketika tubuhnya berhenti tumbuh), yaitu sekitar usia 20 tahun. PENDAHULUAN. …… . … …. Kehamilan merupakan proses yang fisiologis dan alamiah, proses kehamilan merupakan satu kesatuan mata rantai mulai darikonsepsi, nidasi, adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan hormon sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi (Manuaba, 2007 : 75). Kehamilan melibatkan berbagai perubahan fisiologis antara lain perubahan fisik, perubahan sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem traktus urinarius, sirkulasi darah serta perubahan fisiologis. Kehamilan pada umumnya berkembang dengan normal, namun kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan, sulit diprediksi SURYA 11 Vol.01, No.VIII, Aprl 2011 Gambaran Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dan Kehamilan Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil Usia Muda Sehingga usia 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik Kehamilan pada masa remaja menghentikan proses pembentukan identitas dan tugas perkembangan. Mencoba secara simultan memenuhi tugas perkembangan pada masa hamil dan pada masa remaja normal dapat sangat menyulitkan. Risiko kehamilan timbul karena mereka belum siap secara psikis maupun fisik. Secara psikis, umumnya remaja belum siap menjadi ibu, akibatnya, selain tidak ada persiapan, kehamilannya pun tidak dipelihara dengan baik. Kondisi psikis yang tidak sehat ini dapat membuat kontraksi selama proses persalinan tidak berjalan lancar sehingga kemungkinan proses persalinan akan menjadi beresiko Beban psikologis dapat menyebabkan depresi (Bobak Lowdermik, Jensen, 2004) Kehamilan pada masa remaja dan menjadi orang tua pada usia remaja berhubungan secara bermakna dengan resiko medis dan psikososial baik terhadap ibu maupun bayinya. Usia wanita pada saat melahirkan anak pertama mempunyai konsekuensi penting, baik terhadap ciri demografis penduduknya maupun bagi jiwa para ibu itu sendiri (Soetjiningsih, 2004 : 139) Berdasarkan hasil SDKI 2007, ratarata usia kawin pertama dari perempuan umur 25–29 tahun di Indonesia adalah 19,8 tahun. Data survei kesehatan ibu dan anak tahun 2000 menunjukkan median umur kehamilan pertama di Indonesia adalah 18 tahun, sebanyak 46% perempuan mengalami kehamilan pertama di bawah usia 20 tahun. Menurut data sekunder laporan Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Kerek sampai bulan april 2010 didapatkan 76 ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Kerek, 24 orang (31,5%) hamil di bawah umur 20 tahun, 41 orang (53,9%) hamil umur 20-30 tahun, 11 orang (14,4%) hamil di atas umur 30 tahun. Dari 24 orang (31,5%) hamil di bawah umur 20 tahun, 7 orang (29%) diantaranya dalam kehamilan sebelumnya mengalami komplikasi kehamilan yaitu abortus 1 (4%), partus prematurus 3 (12,5%) dan Bayi Berat Lahir Rendah 3 (12,5%). Dari data diatas menunjukkan bahwa masih SURYA adanya kejadian kehamilan di usia muda yang mengalami komplikasi dalam kehamilannya di wilayah kerja Puskesmas Kerek . Beberapa faktor seperti budaya, ekonomi, usia saat menikah, kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, kontrasepsi dan kehamilan resiko tinggi, memberikan konstribusi terhadap dengan keputusan wanita untuk hamil di usia muda. Dalam budaya patriarki, anak laki-laki sejak awal dipersiapkan memainkan peran pada sektor publik, sedangkan anak perempuan ditekankan memainkan peran domestik, seputar “dapur”, “kasur”, dan “sumur”. Domestifikasi peran perempuan membuat orangtua lebih memilih menikahkan anak perempuannya, begitu beranjak remaja. Pernikahan dini yang terjadi di masyarakat biasanya terjadi karena tingkat ekonomi yang rendah. Hal tersebut merupakan bentuk solusi pembagian tanggung jawab dari keluarga. Dengan menikahkan anaknya, orangtua berharap beban hidup mereka akan berkurang. Remaja dimungkinkan untuk menikah pada usia dibawah 20 tahun sesuai dengan Undang – undang perkawinan No.I tahun 1979 bahwa usia minimal menikah bagi perempuan adalah 16 tahun dan bagi laki – laki 18 tahun. Khusus bagi remaja putri, mereka kekurangan informasi dasar mengenai keterampilan menegosiasikan hubungan seksual dengan pasangannya. Mereka juga memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk mendapatkan pendidikan formal dan pekerjaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan pengambilan keputusan dan pemberdayaan mereka untuk menunda perkawinan dan kehamilan serta mencegah kehamilan yang tidak dikehendaki (FCI, 2000). Kehamilan remaja dapat memperberat siklus kegagalan dan melahirkan anak pada usia muda, dibandingkan dengan keturunan ibu yang usianya lebih dewasa (Atlansia R.L, 2000 : 199). Penyulit pada kehamilan remaja, lebih tinggi dibandingkan kurun waktu reproduksi sehat antara umur 20-30 tahun. 12 Vol.01, No.VIII, Aprl 2011 Gambaran Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dan Kehamilan Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil Usia Muda kesehatan reproduksi dan kehamilan resiko tinggi pada ibu hamil usia muda Keadaan ini disebabkan belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin. Keadaan tersebut akan makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan (stres), psikologi, sosial, ekonomi, sehingga memudahkan terjadi: keguguran, persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan, mudah terjadi infeksi, anemia kehamilan, keracunan kehamilan (gestosis) dan kematian pada ibu (Manuaba,2002). Angka kesakitan & kematian ibu dan bayi 2-4X lebih tinggi dibanding perempuan yg hamil berusia 20-35 thn. Semakin muda usia kehamilan remaja maka semakin tinggi insiden kematian bayi dan BBLR (Philips & Sowers ,2002). Dampak kehamilan remaja umur kurang 20 tahun yaitu anemia, abortus, BBLR, pre eklamsia, eklamsia, persalinan operatif tinggi, perdarahan pasca partum, mudah terjadi infeksi (Manuaba IBG, 2001 : 177). Pemerintah melalui program Keluarga Berencana berusaha untuk menunda kehamilan diusia muda, dengan pertimbangan kehamilan pada wanita di bawah usia 20 tahun adalah kehamilan beresiko tinggi sehingga harus dihindari (Sarwono SW, 2004 : 155). Adanya program pendewasaan perkawinan dan perencanaan keluarga merupakan kerangka program PUP yang terdiri 3 masa reproduksi yaitu masa penundaan usia perkawinan dan kehamilan, menjarangkan kehamilan, dan mencegah kehamilan (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi, 2008). Meningkatkan pengetahuan remaja tentang reproduksi fungsi seksual dan seksualitasnya (Bobak, 2004 : 841). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam tentang Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan kehamilan resiko tinggi pada ibu hamil usia muda HASIL .PENELITIAN 1. Data umum Gambar 1 Diagram pie distribusi umur responden di wilayah kerja Puskesmas Kerek Kecamatan Kerek Tahun 2010. 0 0 9 (37.5% ) 15 - 17 tahun 18 - 20 tahun 15(62. 5%) Pada gambar 1 dari 24 responden yang diteliti didapatkan hasil lebih dari sebagian responden berumur 18-20 tahun yaitu sebanyak 15 orang (62,5%) dan sebagian kecil berumur 15-17 tahun yaitu sebanyak 9 orang (37,5%). Gambar 2 Diagram pie distribusi pendidikan responden di wilayah kerja Puskesmas Kerek Kecamatan Kerek Tahun 2010. 5 (20.8% ) 12 (50%) 7 0 (29.2% ) SD SMP SMA Pada gambar 2 dari 24 responden yang diteliti didapatkan hasil sebagian responden berpendidikan SMP yaitu sebanyak 12 orang (50%) dan sebagian kecil responden berpendidikan SD sebanyak 7 orang ( 29,2%). METODE PENELITIAN.… … .… Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu fenomena mengenai pengetahuan tentang SURYA … 13 Vol.01, No.VIII, Aprl 2011 Gambaran Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dan Kehamilan Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil Usia Muda Gambar 3 3 (12.5%) Diagram pie distribusi penghasilan responden di wilayah kerja Puskesmas Kerek Kecamatan Kerek Tahun 2010. 0 Tabel 2 5 (20.8%) No. 1 2 3 < 500 Ribu 16 (66.7% ) PEMBAHASAN .… Distribusi pengetahuan ibu hamil usia muda tentang kesehatan reproduksi di wilayah kerja Puskesmas Kerek Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban tahun 2010 Pengetahuan Jumlah Prosentase Baik 3 12,5 Cukup 7 29,2 Kurang 14 58,3 TOTAL 24 100% Pada tabel 1 menunjukkan bahwa dari 24 ibu hamil usia muda lebih dari sebagian berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 14 orang (58,3%) dan sebagian kecil berpengetahuan cukup sebanyak 7 orang (29,2%). SURYA .… Hasil penelitian pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kerek Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban menunjukkan bahwa lebih dari sebagian Ibu hamil di usia muda berpengetahuan kurang . Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 bahwa dari 24 ibu hamil di usia muda yang berpengetahuan kurang sebanyak 14 orang (58,3%). Menurut DepKes RI (2004 : 21) kebanyakan remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas selain itu mereka juga tidak memiliki akses terhadap pelayanan dan informasi kesehatan reproduksi, termasuk kontrasepsi. Informasi biasanya hanya diperoleh dari teman dan atau media yang biasanya tidak akurat. Pendidikan ibu hamil usia muda di wilayah kerja puskesmas Kerek yang sebagian besar lulusan SD/sederajat dan SLTP/ sederajat yang dapat dilihat pada gambar 2 yaitu sebanyak 12 orang (50%) berpendidikan SLTP/ sederajat dan 7 orang (29,2%)berpendidikan SD/sederajat merupakan Pendidikan dasar memiliki pengaruh besar terhadap pengetahuan ibu hamil usia muda karena semakin tinggi 2. Data khusus No. 1 2 3 Pengetahuan Jumlah Prosentase Baik 4 16,7 Cukup 8 33,3 Kurang 12 50 TOTAL 24 100% Pada tabel 2 menunjukkan bahwa dari 24 ibu hamil usia muda sebagian berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 12 orang (50%) dan sebagian kecil berpengetahuan cukup sebanyak 8 orang (33,3%). Pada gambar 3 dari 24 responden didapatkan hasil lebih dari sebagian responden berpenghasilan Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 yaitu sebanyak 16 orang (66,7 %) yang merupakan pendapatan tingkat sedang dan sebagian kecil responden berpenghasilan < 500 ribu sebanyak 5 orang ( 20,8%). Tabel 1 Distribusi pengetahuan ibu hamil usia muda tentang kehamilan resiko tinggi di wilayah kerja Puskesmas Kerek Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban tahun 2010 14 Vol.01, No.VIII, Aprl 2011 Gambaran Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dan Kehamilan Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil Usia Muda pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki dan begitu pula sebaliknya. Pada gambar 1 menunjukkan bahwa usia responden adalah dibawah 20 tahun yaitu sebanyak 15 orang ( 62,5% ) berusia 18 – 20 tahun. Dilihat dari segi usia ibu hamil usia muda yang memiliki pengetahuan kurang tergolong remaja awal, dimana tingkat kedewasaan dalam berpikir belum tampak dan rasa ego berfantasi lebih dominan sehingga setiap pilihan atau keputusan yang diambil tanpa pertimbangan yang matang. Pada penelitian didapatkan hasil bahwa lebih dari sebagian responden berpenghasilan Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 sebanyak 16 orang (66,7%). Hasil penelitian ini menunjukkan pendapatan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor Keadaan sosial ekonomi (pendapatan), dengan pendapatan yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai masalah (pendidikan, kesehatan) yang mereka hadapi disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam menghadapi masalah. Dengan pendapatan yang tinggi seseorang mampu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Makin tinggi sosial ekonomi seseorang makin banyak pengetahuan yang dimiliki. Pernyataan ini memperkuat penelitian yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kerek terhadap pengetahuan ibu hamil di usia muda tentang Kesehatan Reproduksi bahwa dengan masih banyaknya jumlah ibu hamil usia muda yang berpengetahuan kurang mengakibatkan masih banyak remaja di wilayah kerja Puskesmas Kerek menikah dan hamil di usia muda. Hal itu disebabkan kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi, baik dari sekolah, maupun lingkungan keluarganya. Minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi ini, tidak sedikit remaja yang menjadi korban kejahatan seksual, seperti pemerkosaan, hubungan luar nikah, dan kehamilan di usia dini. Pembinaan kesehatan reproduksi remaja perlu dilakukan untuk memberikan SURYA informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku hidup sehat bagi remaja. khususnya pada remaja tentang penundaan menikah di usia muda sehingga dengan pengetahuan yang memadai dan adanya motivasi untuk menjalani masa remaja secara sehat, para remaja diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya agar dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehat Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada ibu hamil usia muda di wilayah kerja Puskesmas Kerek tentang kehamilan resiko tinggi dan berdasar tabel 2 diatas menunjukkan bahwa dari 24 ibu hamil usia muda sebagian berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 12 orang (50%). Sedang yang berpengetahuan cukup sebanyak 8 orang (33,3%) dan yang berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (16,7%). Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indera penglihatan, rasa dan Raba , pendengaran, penciuman, (Notoatmojo S, 2003 : 121). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003: 127). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu umur, pendidikan, pendapatan dan pengalaman. Pada gambar 1 menunjukkan dari ibu hamil usia muda yang dijadikan responden lebih dari sebagian besar adalah berumur 18 – 20 tahun yaitu 15 orang (62,5%). Semakin cukup umur, tingkat pengetahuan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Nursalam, 2001 : 134). Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa sebagian ibu hamil usia muda yang menjadi responden berpendidikan SLTP/sederajat yaitu sebanyak 12 orang ( 50% ). Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki dan begitu pula sebaliknya ( 15 Vol.01, No.VIII, Aprl 2011 Gambaran Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dan Kehamilan Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil Usia Muda Nursalam & Siti Partini, 2001:132). Pendapat ini memperkuat penelitian yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kerek terhadap pengetahuan ibu hamil usia muda tentang kehamilan resiko tinggi bahwa dengan umur yang masih muda dan mempunyai pendidikan yang masih dasar yakni SD/sederajat dan SLTP/sederajat sehingga pola pikir cenderung lebih sempit atau sederhana atau kurang bisa tanggap terhadap ide-ide baru sehingga informasi yang disampaikan lebih sulit untuk diterima sehingga kemampuan responden untuk menerima informasi khususnya mengenai kehamilan resiko tinggi juga kurang . Dengan pengetahuan yang kurang tersebut menunjukkan bahwa ibu hamil di usia muda pada umumnya belum mengerti tentang kehamilan resiko tinggi. Sehingga diwilayah kerja Puskesmas Kerek masih banyak ditemukan ibu hamil yang berusia muda yaitu dibawah 20 tahun sehingga termasuk dalam kehamilan yang beresiko tinggi. Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa penghasilan responden sebagian besar berpenghasilan Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 sebanyak 16 orang (66,7%). Menurut Notoadmotjo S, (2003) mengatakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi dan dukungan sosial ekonomi akan mendorong seseorang untuk menyadari dan memahami kebutuhan akan kesehatan. Penghasilan ibu hamil usia mudadi wilayah kerja Puskesmas Kerek yang merupakan pendapatan tingkat sedang akan memberikan pengaruh pada kebutuhan akan kesehatan khususnya dalam kehamilan responden yang merupakan kehamilan yang beresiko. Dari hasil penelitian pada ibu hamil usia muda yang sebagian berpengetahuan perlu ditingkatkan lagi informasi dan penyuluhan tentang kehamilan resiko tinggi di masyarakat khususnya pada ibu hamil yang berusia muda sehingga diharapkan jika sudah tahu maka ibu hamil di usia muda tidak acuh tak acuh dan bisa lebih bersikap hati-hati dalam menyikapi kehamilan dengan resiko tinggi. SURYA KESIMPULAN DAN SARAN. … 1. Kesimpulan 1) Pengetahuan ibu hamil di usia muda tentang Kesehatan reproduksi di wilayah kerja Puskesmas Kerek lebih dari sebagian berpengetahuan kurang. 2) Pengetahuan ibu hamil di usia muda tentang Kehamilan resiko tinggi di wilayah kerja Puskesmas Kerek sebagian berpengetahuan kurang. 2. Saran Responden diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan tentang kesehatan reproduksi dan kehamilan resiko tinggi, berpartisipasi aktif mengikuti penyuluhan maupun menerima informasi dari tenaga kesehatan tentang kesehatan reproduksi dan kehamilan resiko tinggi. Pada responden yang sedang hamil di usia muda diharapkan melaksanakan pemeriksaan kehamilan secara rutin sehingga dapat dideteksi secara dini jika terjadi kelainan pada ibu dan janin sehingga dapat diintervensi sejak awal. Bidan diharapkan dapat memberikan informasi dan konseling pada pasangan suami istri yang istrinya berumur dibawah 20 tahun dan remaja mengenai kesehatan reproduksi dan kehamilan resiko tinggi serta pro aktif memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang dampak-dampak kehamilan di usia muda. Diharapkan semakin banyak informasi yang diperoleh masyarakat dapat mengurangi kejadian kehamilan di usia muda. Sebagai dasar pengelolaan program pembelajaran mata kuliah yang berkaitan dengan kehamilan . . .DAFTAR PUSTAKA . . . Antika, C. 2005. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Wanita Pedesaan Untuk Hamil Di Usia Muda. The Indonesian Journal Of Public Health. 02th November 2005. http://W.Journal.Unair.ac.id.diaksess 12 April 2010. 16 Vol.01, No.VIII, Aprl 2011 Gambaran Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dan Kehamilan Resiko Tinggi Pada Ibu Hamil Usia Muda Nursalam, 2001. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam dan Pariani S, 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Arisman, 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Rineka Cipta. Atkinson, R.L. 2000. Pengantar Psikologi. Batam Centre. Iteraksara. Bobak, 2004. Keperawatan Jakarta : EGC. Prawirohardjo Sarwono. 2001. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Maternitas. RI. DepKes, 2004. Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Remaja dan Perlindungan HakHak Reproduksi, 2008. Buku PUP dan Hak-Hak Reproduksi Remaja di Indonesia, BKKBN, Jakarta, Rochyati, Poedji. 2003. Sekrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya : Airlangga University Press. Glasier, Anna. 2005. Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC. Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto. Manuaba, IBG. 2002. Ilmu Kesehatan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC. Sperof, Manuaba, IBG. 2002. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC. Stright, Barbara. R. 2004. Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC. Mochtar, R. 2002. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC. usu digital library, 2004, kehamilan resiko tinggi, Available From : www.usu digital library /go.id.Diakses tanggal 13 April 2010. Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Leon. 2003. Pedoman Kontrasepsi. Jakarta : EGC. Klinis Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. SURYA 17 Vol.01, No.VIII, Aprl 2011