Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, Januari 2015 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Abdul Aziz SMP Negeri 2 Kota Tegal, Jawa Tengah Abstrak Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah layanan konseling kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Subyek penelitian yaitu 8 siswa kelas IX D dengan metode pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tindakan deskriptif kuantitatif dan analisis observasi. Hasil pelaksanaan layanan konseling kelompok untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mendapatkan skor rata-rata 84,54. Kata Kunci: Belajar; Layanan Konseling Kelompok; Prestasi PENDAHULUAN Sekolah sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal mempunyai peranan yang amat penting dalam usaha mendewasakan siswa dan menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang berguna. Hal ini berarti sekolah turut bertanggung jawab tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan. Perlu dipahami bahwa masing masing individu memiliki karakter yang berbeda-beda, ada yang memiliki daya serap yang cepat, ada yang sedang dan ada yang lambat. Karena perbedaan inilah yang dapat menimbulkan masalah kesulitan belajar, sedang siswa yang pandai akan jenuh apabila proses pembelajaran disamakan dengan yang lambat belajar. Penulis sebagai guru BK di UPTD SMP 2 Tegal, telah memperoleh informasi dari beberapa guru mapel, bahwa siswa di kelas IX D, masih ada siswa yang memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal dan pada saat belajar masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru, berbicara dengan temannya, dan pada saat ulangan masih ada yang menengok ke kiri dan ke kanan dengan harapan akan memperoleh jawaban dari temannya sehingga hal tersebut dapat mengganggu konsentrasi belajar teman yang lainnya, serta masih ada yang lupa mengerjakan tugas yang diberikan oleh bapak/ibu guru. Permasalahan tersebut disebabkan oleh kurang minat terhadap pelajaran, kekurangan sarana belajar, kekurangan kesempatan atau waktu untuk belajar, suasana sosio-emosional di rumah kurang memungkinkan untuk belajar dengan baik, dan suasana sosial-emosional sekolah yang kurang memungkinkan siswa belajar dengan baik. Menurut Slameto (2003) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah 1 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 1, Januari 2015 laku baru yang diperoleh dari pengalaman atau latihan. Tingkah laku yang baru ini misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan sikap, kebiasaankebiasaan, keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat-sifat sosial, emosional dan pertumbuhan jasmaniah. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan. Belajar adalah inti dari kegiatan sekolah, maka guru berkewajiban untuk membantu mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswa yang bersangkutan. Ketercapaian perkembangan siswa diperlukan tiga komponen yakni : 1. Program kurikulum 2. Administrasi, 3. Bimbingan dan Konseling yang terarah. Ketiga komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang integral. Menurut Hendarno (2003) bahwa peranan Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah memberikan bantuan untuk mengatasi masalah siswa sehingga anak didik dapat belajar dengan baik atau dapat memperoleh keberhasilan secara optimal. Bimbingan dan Konseling berfungsi untuk mengembangkan potensi yang satu dengan yang lainnya. Potensi tersebut berkembang menjadi suatu kemampuan tertentu dalam sifat sifat yang nampak pada diri seseorang tidak ada yang persis sama, itulah keunikan seseorang. Layanan Bimbingan dan Konseling ini diberikan secara khusus oleh guru pembimbing / konselor kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam bidang pembelajaran, agar mereka dapat mandiri, memiliki kepercayaan diri, sehingga mereka akan dapat memecahkan masalah sendiri. Menurut Prayitno (2004) Layanan konseling kelompok adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan dalam suasana kelompok. Disana terjadi hubungan konseling dalam suasana yang diusahakan sama seperti konseling perorangan yaitu hangat, permisif, terbuka, penuh keakraban, mengungkapkan masalah klien penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya memecahkan masalah dan kegiatan evaluasi dan tindak lanjut. Keunggulan yang diberikan oleh layanan konseling kelompok ternyata lebih ekonomis dan efisiensi. Dinamika perubahan yang terjadi ketika layanan itu berlangsung juga amat menarik perhatian. Dalam layanan kelompok interaksi antar individu anggota kelompok merupakan sesuatu yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada konseling perorangan. Dengan interaksi sosial yang intensif dan dinamis selama berlangsungnya layanan, diharapkan tujuan layanan dapat tercapai lebih mantap. Rumusan penelitian ini yaitu Apakah dengan layanan konseling kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah layanan konseling kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2013 bertempat di SMP Negeri 2 Tegal dengan subjek penelitian yaitu 8 siswa kelas IX D. Metode pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Agar data yang di kumpulkan untuk penelitian valid maka dalam proses pengumpulan data dilakukan untuk waktu siklus yang meliputi (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Evaluasi dari tindakan. 2 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 1, Januari 2015 Dalam menganalisa data penelitian tindakan bimbingan dan konseling peneliti membandingkan antara data yang diperoleh pada saat kondisi awal sebelum diadakan tindakan, dibandingkan yang diperoleh melalui tindakan pada siklus I (pertama) dengan melaui siklus ke II (dua), disebut juga dengan menggunakan tindakan deskriptif kuantitatif dan analisis observasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan layanan konseling kelompok sebelum adanya tindakan atau pada kondisi awal, dari hasil observasi 30 siswa terdapat 8 siswa yang tergolong kriteria rendah prestasi belajarnya. Hasilnya dapat dilihat lebih jelas pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Rata-rata Hasil Belajar sebelum Tindakan Hasil Belajar Rata-rata Sebelum Tindakan 78,48 Dari bagan di atas bisa dideskripsikan bahwa rata-rata hasil belajar siswa masih dibawah KKM dengan rata-rata 78,48. Dari data ini maka sangat mendukung perlunya diberikan layanan konseling kelompok untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Siklus I Perencanaan Pada tahap perencanaan penelitian siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu mendata siswa yang memiliki masalah prestasi belajar rendah, menyiapkan satuan layanan konseling kelompok, menyiapkan blangko observasi yang akan digunakan untuk mengamati siswa pada saat berlangsungnya kegiatan konseling kelompok. Tindakan Tahap Pembentukan Pemimpin kelompok menerima secara terbuka dan mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok. Pemimpin kelompok mempersilahkan kepada salah satu anggota untuk memimpin berdoa. Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian konseling kelimpok. Pemimpin kelompok menjelaskan tujuan konseling kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan cara pelaksanaan konseling kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan azas azas konseling kelompok. Pemimpin kelompok mempersilahkan untuk saling mengenal tentang nama dan alamat. Tahap Peralihan Pimpinan kelompok menjelaskan kembali konseling kelompok Pemimpin kelompok menanyakan tentang kesiapan anggota kelompok untuk kegiatan lanjutan Pemimpin kelompok sebaiknya mengenali suasana anggota kelompok secara keseluruhan / sebagian belum siap untuk memasuki tahapan berikutnya dan menguasai suasana tersebut. Pemimpin kelompok memberi contoh masalah pribadi yang dapat dikemukakan dan dibahas dalam kelompok, berkaitan dengan pemanfaatan waktu dalam belajar. Tahap Kegiatan Pemimpin kelompok menjelaskan masalah pribadi yang hendaknya dikemukakan oleh anggota kelompok adalah masalah yang berkaitan dengan pemanfatan waktu dalam belajar Pemimpin kelompok mempersilahkan anggota untuk mengemukakan masalah pribadi masing masing secara bergantian 3 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 1, Januari 2015 Anggota kelompok menetapkan masalah masalah yang akan dibahas Anggota kelompok membahas masalahterpilih secara tuntas Pemimpin kelompok mempersilahkan kepada anggota kelompok untuk selingan sejenak Pemimpin kelompok menegaskan komitmen angota yang masalahnya telah dibahas (apa yang akan dilakukan berkenaan adanya pembahasan demi terentaskan masalahnya) Tahap Pengakhiran Pemimpin kelompok menjelaskan bahwa konseling kelompok akan segera berakhir Anggota dipersilahkan untuk memberi kesan dan menilai kemajuan yang dicapai masing masing Pemimpin kelompok mengingatkan adanya kegiatan lanjutan Pesan pesan serta tanggapan dari anggota Pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih kepada anggta kelompok yang telah mengentaskan masalah yang dialami anggota kelompok Pemimpin kelompok mempersilahkan pada salah satu anggota untuk berdoa Pemimpin kelompok menyampaikan ucapan terima kasih dan salam penutupan. Observasi Dari hasil observasi terhadap sikap partisipasi siswa dalam kegiatan konseling kelompok dapat disimpulkan yaitu suasana kegiatan konseling kelompok akrab, secara umum kegiatan berjalan lancar dan dinamis dan sebagian besar siswa berperan aktif dalam setiap tahap kegiatan. Refleksi Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan layanan konseling kelompok dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, maka disimpulkan beberapa hal sebagai bahan refleksi, yakni: Sebagian besar siswa yang mengikuti kegiatan konseling kelompok merasa nyaman, senang mengikuti kegiatan konseling kelompok. Siswa lebih terbuka dalam menyampaikan masalah pribadi yang berkaitan dengan belajar Menunjukan keaktifannya dalam proses kegiatan konseling kelompok. Diakhir kegiatan siswa menunjukan wajah yang ceria. Siklus II Perencanaan Perencanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I, namun ada sedikit perbedaan pada data hasil belajar siswa yang mencerminkan rendah prestasi belajarnya setelah siklus I. Dan langkah-langkah untuk perencanaan tindakan adalah sebagai berikut : mendata siswa yang memiliki masalah prestasi belajar rendah, menyiapkan satuan layanan konseling kelompok, menyiapkan blangko observasi yang akan digunakan untuk mengamati siswa pada saat berlangsungnya kegiatan konseling kelompok. Tindakan Tahap Pembentukan Pemimpin kelompok menerima secara terbuka dan mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok. Pemimpin kelompok mempersilahkan kepada salah satu anggota untuk memimpin berdoa. Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian konseling kelimpok. Pemimpin kelompok menjelaskan tujuan konseling kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan cara pelaksanaan konseling kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan azas azas konseling kelompok. Pemimpin kelompok mempersilahkan untuk saling mengenal tentang nama dan alamat. Tahap Peralihan Pimpinan kelompok menjelaskan kembali konseling kelompok 4 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 1, Januari 2015 Pemimpin kelompok menanyakan tentang kesiapan anggota kelompok untuk kegiatan lanjutan Pemimpin kelompok sebaiknya mengenali suasana anggota kelompok secara keseluruhan / sebagian belum siap untuk memasuki tahapan berikutnya dan menguasai suasana tersebut. Pemimpin kelompok memberi contoh masalah pribadi yang dapat dikemukakan dan dibahas dalam kelompok, berkaitan dengan pemanfaatan waktu dalam belajar. Tahap Kegiatan Pemimpin kelompok menjelaskan masalah pribadi yang hendaknya dikemukakan oleh anggota kelompok adalah masalah yang berkaitan dengan pemanfatan waktu dalam belajar Pemimpin kelompok mempersilahkan anggota untuk mengemukakan masalah pribadi masing masing secara bergantian Anggota kelompok menetapkan masalah masalah yang akan dibahas Anggota kelompok membahas masalahterpilih secara tuntas Pemimpin kelompok mempersilahkan kepada anggota kelompok untuk selingan sejenak Pemimpin kelompok menegaskan komitmen angota yang masalahnya telah dibahas (apa yang akan dilakukan berkenaan adanya pembahasan demi terentaskan masalahnya) Tahap Pengakhiran Pemimpin kelompok menjelaskan bahwa konseling kelompok akan segera berakhir Anggota dipersilahkan untuk memberi kesan dan menilai kemajuan yang dicapai masing masing Pemimpin kelompok mengingatkan adanya kegiatan lanjutan Pesan pesan serta tanggapan dari anggota Pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih kepada anggta kelompok yang telah mengentaskan masalah yang dialami anggota kelompok Pemimpin kelompok mempersilahkan pada salah satu anggota untuk berdoa Pemimpin kelompok menyampaikan ucapan terima kasih dan salam penutupan. Observasi Dari hasil observasi terhadap sikap partisipasi siswa dalam kegiatan konseling kelompok dapat disimpulkan sebagai berikut : suasana kegiatan konseling kelompok, dinamis dan siswa berperan aktif dalam setiap tahap kegiatan, sudah menunjukan sikap simpati dan empati terhadap masalah yang disampaikan teman, siswa sudah menunjukan peran aktif dalam kegiatan, Muncul semangat untuk melakukan perubahan pola belajar kearah yang lebih baik dalam rangka mencapai apa yang telah dicita-citakan. Refleksi Hasil refleksi pelaksanaan layanan konseling kelompok pada siklus II : Semua siswa yang mengikuti kegiatan konseling kelompok merasa nyaman, senang mengikuti kegiatan konseling kelompok. Suasana akrab, saling peduli dan lebih terbuka dalam menyampaikan kritikan dan saran dalam rangka membantu menyelesaikan. Menunjukan keaktifannya dalam proses kegiatan konseling kelompok dan hal ini dapat diartikan bahwa prestasi belajar siswa sudah lebih baik. Adapun perbandingan hasil belajar siswa sebelum tindakan dan sesudah tindakan dapat dilihat tabel 4.2 sebagai berikut: 5 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 1, Januari 2015 Tabel 4.2 Rata-rata Hasil Belajar Siswa Hasil Belajar Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Rata-rata 78,48 83,00 84,54 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 1 berikut: Rata-rata Hasil Belajar Siswa 84.54 86 83 84 82 78.48 80 78 76 74 Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Grafik 1. Rata-rata Hasil Belajar Siswa SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan layanan konseling kelompok, maka permasalahan tentang prestasi belajar siswa yang masih di bawah KKM dapat ditingkatkan dengan baik, dengan adanya peningkatan prestasi belajar yang signifikan. Pelaksanaan layanan konseling kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar siswa tercermin dari peningkatan hasil belajar siswa baik sejak sebelum tindakan maupun sesudah tindakan. Dari hasil observasi belajar siswa sebelum tindakan mendapatkan rata-rata 78,48 dan hasil belajar siswa setelah tindakan pada siklus I mendapat rata-rata 83,00 sedangkan pada siklus II mendapat rata-rata 84,54. UCAPAN TERIMAKASIH Kepala SMP Negeri 2 Kota Tegal Guru dan Karyawan SMP Negeri 2 Kota Tegal Siswa kelas IX D SMP Negeri 2 Kota Tegal DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Peneitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Hendarno, Edi dkk, 2003, Bimbingan dan Konseling, Semarang : Swadaya Manunggal. Prayitno, 2004, Penataan Kembali Bimbingan Konseling, FIP UNP. Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta, Rineka Cipta. 6