Implementasi Etnomatematika dalam Pembelajaran Matematika di

advertisement
The 6th University Research Colloqium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang
Implementasi Etnomatematika dalam
Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Erni Puji Astuti 1*, Riawan Yudi Purwoko 2
Pendidikan Matematika/FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo
2
Pendidikan Matematika/FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo
*[email protected]
1
Keywords:
Etnomatematika;
pembelajaran;
matematika; sekolah
dasar
Abstrak
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas dari
model
pembelajaran
matematika
yang
mengintegrasikan
etnomatematika hasil pengembangan sebuah produk yang
diujicobakan di sekolah dasar. Secara umum, penelitian ini
menggunakan metode design research untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui literative analysis, mendesain atau
memperbaiki design sebelumnya, dan melaksanakan uji coba
perangkat tersebut dalam pembelajaran dengan mengacu pada teori
dan prinsip–prinsip realitas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
berdasarkan pengukuran tingkat kepraktisan dari sebuah model dan
respon pengguna oleh siswa menunjukan bahwa skor kepraktisan
adalah 4,07 masuk dalam kategori sangat baik kemudian untuk
respon belajar siswa ketika pembelajaran berlangsung dengan
penggunaan pembelajaran tersebut sangat positif dengan persentase
tingkat penguasaan belajar siswa sebesar 86,11%. Sehingga
berdasarkan dua kriteria tersebut produk berupa model
pembelajaran matematika dengan mengintegrasikan etnomatematika
sebagai model pembelajaran efektif digunakan di sekolah dasar,
siswa lebih tertarik dalam memahami konsep matematika sekaligus
memberikan pesan bahwa budaya merupakan sejarah dan pesan
positif yang perlu dilestarika sebagai nilai-nilai luhur yang inspiratif.
1. PENDAHULUAN
Ki Hajar Dewantara merupakan
tokoh pendidikan Indonesia yang
memperjuangkan kemajuan pendidikan
di Indonesia. Cita-cita luhur tersebut
dikreasi melalui praktek pembelajaran
di kelas sehingga harus mampu
mempersiapkan manusia yang cerdas,
dalam pengertian manusia yang dapat
menjadi anggota masyarakat yang
Mendidik, mengetahui, menghargai, dan
mengerti akan budaya sendiri. Orientasi
pendidikan pada nilai-nilai budaya
diharapkan membentuk perilaku individu
sebagai anggota masyarakat
yang
berbudaya dan menghargai budayanya
sendiri. Jika pendidikan juga ditujukan
pada penguatan nilai budaya, program
pendidikan yang diselenggarakan di
sekolah hendaknya selalu terintegrasi
1
The 6th University Research Colloqium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang
dengan pengembangan nilai-nilai budaya
lokal, diantaranya melalui program
pembelajaran pada seluruh mata pelajaran
termasuk pembelajaran matematika.
NCTM
(2000)
menyebutkan
mengajar matematika yang efektif
memerlukan pemahaman tentang apa yang
siswa ketahui sebelumnya dan perlukan
untuk belajar dan kemudian memberikan
tantangan dan mendukung mereka untuk
mempelajarinya dengan baik. Khusus di
SD, siswa SD terletak pada usia antara 7 –
13 tahun. Menurut Piaget mereka berada
pada fase operasional konkret (Ibrahim &
Suparni, 2012). Berdasarkan fase ini,
Pembelajaran
matematika
di
SD
hendaknya diawali dengan sesuatu yang
konkret dan nyata serta dekat dengan
kehidupan, pengetahuan dan pengalaman
siswa. Selain itu, matematika adalah
aktivitas manusia dan harus dikaitkan
dengan realitas. Matematika bukan
sebagai suatu produk jadi yang kita
berikan kepada siswa, melainkan suatu
proses yang dikonstruksi oleh siswa.
Dalam pembelajaran matematika model
yang sesuai dengan filosofi di atas adalah
model pendidikan matematika realistik.
Kemudian untuk mengkaitkan antara nilai
budaya dengan pembelajaran matematika
didesain matematika realistik yang
berorientasi budaya berupa sejarah dalam
bentuk perangkat pembelajaran yang
disebut dengan istilah Etnomatematika.
Kucuk
(2013)
“Mathematical
thoughts are in interaction with culture
and they, together, form an indivisible
whole. The role of Ethnomathematics,
which studies mathematical thoughts,
cannot be ignored in a historical-cultural
context”. Pendapat tersebut memahami
bahwa matematika berinteraksi dengan
budaya dan membentuk keseluruhan yang
tak terpisahkan. Peran Etnomatematika
tidak dapat diabaikan dalam konteks
sejarah-budaya.
Balamurugan (2015) “The
term
ethnomathematics is used to express the
2
relationship
between
culture
and
mathematics. The term ethno describes,
all of the ingredients that make up the
cultural identity of a group: language,
codes, values, jargon, beliefs, food and
dress, habits, and physical traits‟.
Mathematics expresses a broad view of
mathematics which includesarithmetic;
classifying, ordering, modelling and
Mathematical practice is a cultural
product.”. Pendapat tersebut menyatakan
bahwa
Istilah
ethnomathematics
digunakan
untuk
mengekspresikan
hubungan antara budaya dan matematika.
Istilah ethno menjelaskan, semua bahan
yang membentuk identitas budaya suatu
kelompok.
Rosa
&
Orey
(2011)
“Ethnomathematics: the cultural aspects
of mathematics”. Hasil penelitiannya
menunjukkan,
pelaksanaan
etnomathematika
dalam
kurikulum
matematika sekolah membantu untuk
mengembangkan, pembelajaran sosial,
emosional, dan politik intelektual siswa
dengan menggunakan referen budaya
mereka sendiri yang unik untuk
memberikan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap. Sehingga praktik pembelajaran
matematika berbasis budaya menjadi salah
satu
alternatif
pendekatan
dalam
pembelajaran
matematika
dan
menguatkan anjuran untuk menggunakan
pendekatan tersebut sebagai pilihan tepat.
Berangkat
dari
masalah
ini,
diperlukan suatu perangkat pembelajaran
yang tepat dalam mendukung proses
pembelajaran
matematika
SD
di
kabupaten
Purworejo
agar
dapat
memberikan iklim kearifan lokal dalam
perkembangan daya nalar, meningkatkan
keaktifan,
kreatifitas
siswa
serta
menanamkan kecintaan terhadap budaya
lokal Purworejo. Berdasarkan latar
belakang masalah di atas, peneliti
mengajukan rancangan sebuah desain
perangkat
pembelajaran
matematika
berbasis
etnomatematika
dengan
The 6th University Research Colloqium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang
mengambil seting budaya lokal di daerah
Purworejo.
Perangkat pembelajaran adalah
suatu perencanaan yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas, sehingga perangkat
pembelajaran dipandang penting dalam
proses pembelajaran. Dalam hal ini adalah
perangkat pembelajaran dalam bidang
matematika pada jenjang sekolah dasar
yang berorientasi pada pengenalan budaya
dengan tujuan memberikan pemahaman
konsep matematika dan menanamkan
nilai-nilai positif dari budaya, khususnya
budaya yang ada di daerah Purworejo.
2. METODE
Penelitian ini menggunakan metode
design
research.
Langkah
proses
penelitian design research seperti halnya
pada proses perancangan pendidikan
(educational design), yaitu analisis,
perancangan, evaluasi dan revisi yang
merupakan proses siklikal yang berakhir
pada keseimbangan antara teori ideal
dengan praktiknya. Menurut Gravemeijer
& Cobb (2006) tahapan pelaksanaan
design research adalah: preparing for the
experiment (persiapan penelitian), design
experiment
(pelaksanaan
desain
eksperimen), dan retrospective analysis
(analisis data yang diperoeh dari tahap
sebelumnya).
Preparing for the experiment
1. Telaah literatur budaya
lokal
2. Diskusi dengan guru dan
peneliti dalam bidang
pendidikan matematika
3. Mendesain perangkat
pembelajaran dengan
seting budaya lokal
Design experiment
1. Pengumpulan data di
lapangan
2. Uji coba di SD
kabupaten Purworejo
3. Observasi
4. Tes
5. Angket
Purworejo termasuk
HLT
4. Telaah ahli dan guru
terhadap desain awal
Retrospective analysis
1. Analisis data kuantitatif dan
kualitatif
2. Analisis keefektifan desain
pembelajaran matematika
berbasis etnomatematika di SD
3. Sintesis untuk kemungkinan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Preparing for the experiment
Pada tahap melakukan analisis
instruksional peneliti melakukan analisis
terhadap pembelajaran yang selama ini
dilakukan di SD Negeri Sendangsari
Purworejo. Di mana pembelajaran
tersebut cenderung pada penggunaan
model pembelajaran konvensional, namun
siswa sudah terbiasa belajar secara
berkelompok. Dari hasil pengumpulan
data berupa telaah literatur, diskusi
dengan guru dan peneliti dalam bidang
pendidikan
matematika
kemudian
dilakukan desain perangkat pembelajaran
dengan seting budaya lokal Purworejo,
yang kemudian dilanjutkan telaah ahli
yang dilakukan oleh ahli model dan guru
terhadap desain awal. Dari kegiatan
pendahuluan ini dihasilkan desain produk
berupa perangkat pembelajaran yang
terdiri atas Buku Guru (BG), Buku Siswa
(BS), Lembar Kegiatan Siswa (LKS),
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP).
Design experiment
Pada
tahap
merancang
dan
melaksanakan evaluasi formatif, peneliti
melakukan uji coba produk pada subjek
penelitian di SD Negeri Sendangsari.
Dari hasil uji coba tersebut diperoleh data
sebagai
berikut:
1)
observasi
keterlaksanaan
model
pembelajaran
dengan kategori Sangat Baik; 2)
kepraktisan model pembelajaran dengan
skor rata-rata 4,07 tingkat kepraktisan
sangat baik; 3) respon siswa terhadap
model pembelajaran dengan dengan
kategori sangat positif; 4) tes evaluasi
hasil belajar siswa dengan presentase
siswa yang tuntas 86,11%.
Retrospective analysis
Dari hasil ulangan materi sifat-sifat
persegi panjang dan segitiga yang
diperoleh pada tahap merancang dan
melakukan evaluasi formatif, kemudian
data dianalisis untuk melihat keefektifan
model pembelajaran yang dikembangkan
perbaikan desain siklus
berikutnya
3
The 6th University Research Colloqium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang
yakni dengan memperhatikan indikator
keefektifan yang telah ditetapkan. Setelah
dilakukan analisis terhadap hasil ulangan,
diperoleh hasil yaitu tingkat ketuntasan
klasikal kelas sebesar 86,11%. Kemudian
dari temuan yang ada, untuk melihat
keefektifan
perangkat
pembelajaran
dilakukan analisis data yang didasarkan
pada hasil observasi, tingkat kepraktisan
dan respon siswa terhadap penggunaan
perangkat
pembelajaran
dalam
pembelajaran matematika diperoleh hasil
yang positif sehingga dapat disimpulkan
bahwa
hasil
implementasi
model
pembelajaran
matematika
dengan
mengintegrasikan etnomatematika budaya
lokal di Kabupaten Purworejo efekktif
diterapkan
dalam
pembelajaran
matematika di SD.
4. KESIMPULAN
Penelitian ini merupakan rangkaian
dari penelitian pengembangan yang
menitikberatkan kepada produk awal.
Hasil penelitian pendahuluan ini berupa
produk berupa perangkat pembelajaran
yang terdiri atas Buku Guru (BG), Buku
Siswa (BS), Lembar Kegiatan Siswa
(LKS),
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pada materi bidang
datar.
Produk
berupa
perangkat
pembelajaran matematika setelah diuji
coba menurut ahli model, guru
matematika dan siswa menghasilkan ratarata skor kepraktisan adalah 4,07 dengan
tingkat kepraktisan yang sangat baik dan
respon siswa terhadap pembelajaran
sangat positif dengan persentase tingkat
penguasaan belajar siswa sebesar 86,11%,
sehingga perangkat pembelajaran tersebut
efektif dan dapat menjadi rujukan dan
alternatif sebagai model pembelajaran
yang berorientasi pada produk budaya
yang ada di Purworejo sebagai upaya
menanamkan nilai-nilai luhur budaya
yang positif dan inspiratif.
4
REFERENSI
[1] Gravemeijer & Cobb. Design
Research
from
a
Learning
Perspective,
dalam Educational Design Research.
New York : Routledge; 2006.
[2] Ibrahim dan Suparni. Startegi
Pembelajaran
Matematika.Yogyakarta : Bidang
Akademik UIN Sunan Kalijaga;
2012.
[3] Kucuk, A. Ethnomathematics in
Anatolia (In Turkey): Mathematical
Thoughts in Multiculturalism. Revista
Latinoamericana de Etnomatemática.
2013; 7(1), 171-184.
[4] M. Balamurugan. Ethnomathematics;
an approach for learning mathematics
from Multicultural perspectives.
International journal of modern
Research and reviews. 2015; Volume
3, Issue 6, pp 716-720.
[5] NCTM. Principle and Standards for
School Mathematics. United States of
America: National Council of
Teachers of Mathematics; 2000.
[6] Rosa, M., & Orey, D.C. (2011).
Ethnomathematics:
the
cultural
aspects of mathematics. Revista
Latinoamericana de Etnomatemática.
2011; 4(2). 32-54.
Download