Pengembangan Media Pembelajaran Berbentuk komik Pada Materi Sistem Saraf Pada Manusia Dalam Mata Pelajaran Biologi Untuk SMP Oleh: Rika Mona Sari, Renny Risdawati, Rina Widiana Program Studi Pendidikan Biologi SekolahTinggi Keguruan danIlmu PEndidikan (STKIP) PGRI Sumatera barat [email protected] ABSTRACT Instructional media can be defined as the means for facilitating the teaching and learning activities. They can be facilities which provides the students with visual experience to motivate them to learn, explain and simplify the abstract complicated concepts into simpler, more concrete and more understandable ones. They generate the students’ curiosity, motivate and stimulate them to learn. The media used previously, however, had made the students got bored so that they were not interested in paying attention to the teachers explaining the lesson in front of the class. To deal with this problem, comic instructional media for teaching human neural system which was intended to motivate the students to learn and to improve their learning interest was developed. This research was aimed at revealing the validity and the practicality of the instructional media. This was a developmental research which used 4-D models that consisted of four developmental stages including defining, designing, developing and disseminating. For the limitation of time and budget, in this research, however, disseminating phase was excluded. The media developed were validated by two lecturers and two teachers of SMP Pertiwi Siteba Padang. The practicality of the media was seen from the responses given by two teachers and 25 students in class IX-1 of Junior High School. The result of data analysis indicated that the comic media developed was valid in which the validity value was 78,33%. The validity was viewed from didactic, construction and technical variables. The result of the practicality test from the teachers showed that the comic media was practical in which the practicality value was 78,55%, while the result of the practicality test from the students indicated that the comic media was very practical in which the practicality value was 88,05%. The practicality was viewed from the students’ interests, the pictures displayed in the media, the process of using the media, material and conceptual understanding, time efficiency and evaluation. Based on these results, it was concluded that the comic instructional media developed for teaching human neural system had been valid and practical. Keyword: Media, Komic, Human neural system PENDAHULUAN Media pembelajaran adalah alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, menjelas dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit dan mudah dipahami. Sehingga media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi siswa terhadap materi pembelajaran (Aznawir dan Usman, 2002: 20). Menurut (Hamalik, 1986 dalam Arsyad, 2010: 15) bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi, rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa Pada umumnya disekolah sudah banyak media pembelajaran yang tersedia, seperti chart, torso, gambar, powerpoint, handout dan LKS. Tetapi media tersebut belum bisa menarik perhatian siswa untuk belajar. Kelemahan dari media yang digunakan di sekolah, tidak memakai warna yang jelas, gambar yang ditampilkan kurang menarik sehingga siswa merasa bosan, materi atau gambar yang ditampilkan tidak bisa di ulang lagi sehingga siswa susah untuk mengingat materi yang diajarkan. Dalam pembelajaran biologi sangat dibutuhkan media pembelajaran yang menarik, karena pembelajaran biologi selama ini dianggap sulit dan membosankan, pembelajaran biologi dianggap hanya hafalan dan banyak menggunakan istilah-istilah latin serta mekanisme yang susah dimengerti oleh siswa. Seperti wawancara yang pernah penulis lakukan dengan salah satu guru biologi di SMP Pertiwi Siteba Padang, bahwa salah satu materi yang sulit dipahami dan dimengerti oleh siswa adalah sistem saraf pada manusia. Sistem saraf merupakan salah satu materi pelajaran biologi yang cukup rumit, karena mempelajari bagian-bagian saraf yang sulit dilihat tanpa alat bantu, banyak menggunakan bahasa latin sehingga sulit dipahami siswa. Berhubungan dengan hal tersebut, guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran yang lebih memotivasi siswa untuk belajar, salah satu media pembelajaran yang penulis rasa mampu meningkatkan minat siswa adalah media komik. Penggunaan komik dalam proses pembelajaran dapat merangsang motivasi dan ketertarikan siswa terhadap suatu pokok bahasan yang dianggap sulit untuk dimengerti, merangsang aktivitas diskusi, membangun pemahamanan dan memperpanjang daya ingat (Waryuningsih, 2011: 6). Menurut Usman dan Asnawir (2002: 55) komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah dipahami. Oleh sebab itu media komik dapat berfungsi sebagai media yang informasi dan edukatif. Berdasarkan hasil survey di Philipina yang dikemukan oleh Andre Rinanto (1982: 44 dalam Usman dan Asnawir, 2002: 55) menunjukkan bahwa setiap minggu anak-anak yang berumur lebih dari 14 tahun, 16% membaca komik, 17-19 tahun sekitar 29,9%, 20-29 tahun sekitar 24,9 %, 30-44 tahun sekitar 24,6% dan diatas 45 tahun sekitar 14,6%, dilihat dari pendidikan pembaca komik atau cerita bergambar tersebut, maka yang berpendidikan tingkat sekolah dasar sekitar 19,1%, sekolah lanjutan sekitar 43,7% dan perguruan tinggi sekitar 37,2%. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Pertiwi Siteba Padang belum adanya pembuatan media pembelajaran berbentuk komik sebagai sumber belajar siswa. Berdasarkan latar belakang di atas penulis telah melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Berbentuk Komik Pada Materi Sistem Saraf Pada Manusia Dalam Pelajaran Biologi Untuk SMP. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Developmental Research). Produk yang dikembangkan berupa media pembelajaran berbentuk komik. Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah model 4-D. Model ini dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel (1974). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu define, design, develop dan desseminate atau diadaptasi menjadi 4-P yaitu pendefenisian, perencanaan, pengembangan dan penyebaran. Tetapi penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap pengembangan saja karena keterbatasan waktu dan biaya. HASIL Hasil validator media pembelajaran berbentuk komik dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini: N Varia Validator Ju Nilai Krite o bel mla Valid ria Penil h itas aian (%) 1 2 3 4 1. Didak 39 39 41 42 161 84 Valid tik 2. Konst 30 28 29 26 113 79 Valid ruksi 3. Tekni 13 13 10 10 46 72 Valid s Total 235 Rata-rata nilai Valid validitas 78,33 Berdasarkan Tabel 1, penilaian validator terhadap media pembelajaran berbentuk komik pada kriteria dengan rata-rata validitas 78,33%. Hal ini berarti media pembelajaran komik yang dihasilkan sudah valid setelah dilakukan beberapa revisi. Hasil uji praktikalitas media komik dari angket yang diberikan kepada guru biologi kelas IX SMP dapat dilihat pada Tabel 2. No. Variabel Nilai Kriteria praktikalis praktikalitas (%) 1. Minat siswa 81,94 Praktis dan tampilan komik 2. Proses 83,33 Praktis penggunaan 3. Pemahaman 77,50 Praktis konsep dan materi 4. Waktu 75,00 Cukup praktis 5. Evaluasi 75,00 Cukup praktis Total 392,77 Rata-rata 78,55 Praktis Tabel 2. menunjukkan bahwa nilai kepraktisan media pembelajaran berbentuk komik oleh guru biologi kelas IX SMP sudah praktis, dengan rata-rata nilai praktikalitas 78,55% berdasarkan kriteria tersebut, maka media komik yang dihasilkan masuk dalam kriteria praktis dari segi aspek minat siswa dan tampilan komik, proses penggunaan, pemahaman konsep dan materi, waktu dan evaluasi. Hasil uji praktikalitas media kepada 25 siswa kelas IX-1 SMP dapat dilihat pada Tabel 3. N o Variabel praktikalitas Nilai praktikalitas (%) Kriteria 1. Minat siswa dan tampilan komik Proses penggunaan 89 Sangat praktis 83,89 Praktis 89,4 Sangat praktis 83 Praktis 95 Sangat praktis Total 440,29 - Rata-rata 88,05 Sangat praktis 2. 3. 4. Pemahaman konsep dan materi Waktu 5. Evaluasi konsep. Media komik ini dilengkapi dengan rangkuman dan daftar istilah yang sesuai dengan materi, sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Arjuna (2011:8) yaitu isi materi dari komik pembelajaran yang dikembangkan harus sesuai dengan pesan (informasi) yang hendak disampaikan. Sehingga dengan pengembangan media berupa komik pembelajaran dapat mempermudahkan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan variabel teknis pada media komik ini dinyatakan valid dengan rata-rata nilai 72,00% oleh validator. Menurut validator dari guru SMP Pertiwi Siteba Padang bahwa pada variabel teknis valid, sebelum direvisi dari segi ukuran huruf kecil sehingga kurang jelas dibaca dan warnanya kurang terang sehingga siswa kurang tertarik membaca media komik ini Secara keseluruhan, hasil data uji validitas komik berwarna yang dinilai oleh validator dinyatakan valid dengan nilai rata-rata validitas 78,33%. 2. Dari Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa hasil uji praktikalitas media pembelajaran berbentuk komik adalah sangat praktis, dengan rata-rata nilai praktikalitas 88,05% berdasarkan kriteria yang terdapat pada uji praktikalitas, maka media pembelajaran yang dihasilkan sudah masuk dalam kriteria sangat praktis. PEMBAHASAN 1. Validitas Hasil data uji validitas media pembelajaran berbentuk komik dihasilkan memenuhi kriteria valid. Hal ini didasarkan pada uji validitas yang terdiri dari tiga variabel, yaitu variabel didaktik (84 %) .Hal ini menunjukkan materi dalam komik biologi sesuai dengan KTSP, menunjang ketercapaian standar kompetensi, kompetensi dasar dan sesuai dengan indikator pembelajaran.Karena itu media pembelajaran berbentuk komik berwarna ini dapat digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran di kelas IX SMP Ini sesuai dengan pendapat Usman dan Asnawir (2002 :11), bahwa kedudukan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar, media dapat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Revisi dari media komik disarankan oleh validator pada variabel didaktik adalah pada keterangan mekanisme jangan memakai alur dan antara gambar dengan penjelasan materi harus jelas dan sama. Variabel konstuksi (79%) oleh validator karena materi yang disajikan memiliki rincian materi pokok dengan sederhana dan jelas, ilustrasi yang digambarkan sudah sesuai dan memperjelas Praktikalitas Hasil uji praktikalitas oleh guru kelas IX SMP menunjukkan bahwa media pembelajaran berbentuk komik ini memenuhi kriteria praktis yaitu 78,55%. Hal ini menunjukkan bahwa media komik ini praktis digunakan. Hal ini dilihat dari syarat-syarat praktikalitas yaitu: minat siswa, tampilan komik (81,94%) bahwa tampilan media komik berwarna dapat menarik perhatian dan minat siswa, sehingga siswa lebih tertarik belajar biologi dengan menggunakan media komik berwarna. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana dan Rivai (2010: 2-3) yang menyatakan bahwa salah satu manfaat media/bahan ajar adalah menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar, memudahkan siswa memahami materi dan menguasai tujuan pembelajaran lebih baik., proses penggunaan 83,33% dengan kriteria praktis. Hal ini disebabkan karena penggunaan media komik dapat disesuaikan dengan kecepatan belajar siswa dan membantu peran guru dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih efektif dan aktif serta meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana dan Rivai (2005: 7) bahwa melalui penggunaan media pengajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa, pemahaman konsep dan materi 77,50% Karena media komik berwarna membantu siswa dalam memahami materi dan konsep sehingga siswa dapat meningkatkan daya ingat dan melatih daya pikir siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Usman dan Asnawir (2002: 11) menyatakan bahwa Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikir, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan meningkatkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, efesiensi waktu (75,00%), dan kemudahan evaluasi (75,00%) , karena menurut guru latihan yang ada didalam media komik berwarna tidak mewakili materi, soal yang digunakan terlalu mudah sehingga tidak mendorong siswa dalam memotivasi belajar dan menyelesaikan soal, sehingga tidak tercapainya kompetensi ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Daryanto (2012: 179) yaitu soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauan siswa. dari siswa syarat tersebut di dapatkan rata-rata 78,55% . Hasil uji praktikalitas dilakukan oleh siswa dilihat dari beberapa variabel praktikalitas minat siswa dan tampilan komik (89%). Hasil data dari siswa lebih tinggi persentasenya dari guru, karena siswa berpendapat bahwa media komik berwarna sangat menarik perhatian dan bisa memotivasi siswa dalam belajar biologi, sehingga penyampaian materi dalam media komik dipahami oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana dan Rivai (2005: 68) yaitu bahwa peranan pokok dalam buku komik dalam pembelajaran adalah kemampuannya dalam menciptakan minat para siswa. Proses penggunaan (83,89%) Hal ini disebabkan karena penggunaan media komik dapat disesuaikan dengan kecepatan belajar siswa dan membantu peran guru dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih efektif dan aktif serta meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana dan Rivai (2005: 7) bahwa melalui penggunaan media pengajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa, Pemahaman konsep dan materi (89,40%) berpendapat bahwa dengan menggunakan media komik ini siswa dapat membantu siswa memahami materi meningkatkan daya ingat siswa tentang materi siswa dalam memahami materi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan yang dikemukan oleh Arsyad (2005: 16) bahwa penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, memudahan penafsiran data dan memandakan informasi, Waktu 83,00% dengan kriteria cukup praktis. Hal ini dikarenakan menurut guru waktu yang digunakan untuk media komik ini sudah sesuai dengan waktu pembelajaran. Jadi bisa membantu guru dalam menghemat waktu untuk menyampaikan pelajaran, Evaluasi (95%). Hal ini sesuai dengan pendapat Jalius (2009: 82) bahwa salah satu manfaat pemakaian media dalam pembelajaran yaitu jumlah waktu dalam pembelajaran dapat dikurangi, waktu yang dihabiskan guru untuk menjelaskan suatu konsep dapat dipersingkat dengan menggunakan media pembelajaran. Secara keseluruhan hasil data praktikalitas oleh siswa (88,05%) dengan kriteria sangat prakis. PENUTUP Kesimpulan 1. 2. Media pembelajaran berbentuk komik pada materi sistem saraf manusia dinyatakan valid. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang didapatkan, dimana nilai rata- rata yang diperoleh adalah 78,33% dengan kriteria valid. Media pembelajaran berbentuk komik pada materi sistem saraf manusia dinyatakan praktis. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang didapatkan dari guru dimana nilai rata- rata yang diperoleh adalah 78,55% dengan kriteria praktis dan begitu juga dengan hasil penelitian yang didapatkan dari siswa dimana nilai rata-rata yang diperoleh adalah 88,05% dengan kriteria sangat pra Saran Beberapa saran dari hasil penelitian ini adalah : 1. Komik dapat dijadikan salah satu media pembelajaran di kelas, tidak terbatas pada mata pelajaran biologi saja, tetapi dapat pada mata pelajaran yang lain, untuk menumbuhkan keaktifan, minat dan hasil belajar siswa. 2. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui efektifitasnya. DAFTAR RUJUKAN Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat Perss. Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Jalius, E.2009. Pengembangan Program Pembelajaran. Padang : UNP Press Kadaryonto. 2007. Biologi 3 SMP Kelas IX. Jakarta : Yudistira Lufri, 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang : UNP Perss. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2005. Media pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Wahyuningsih. A. N. (2011). Pengembangan Media Komik Bergambar Materi Sistem Saraf Untuk Pembelajaran Yang Menggunakan Strategi PQS4R. Jurnal PP. Hlm. 1-6.