BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 4.1. Simpulan Ukemi yang merupakan kalimat pasif dalam bahasa Jepang memang mempunyai banyak fungsi, dan setelah menganalisis 17 kalimat pasif bahasa Jepang yang diterjemahkan menjadi kalimat aktif dalam bahasa Indonesia, dari 3 fungsi kalimat pasif langsung, hanya terdapat 4 contoh yang menyatakan fungsi pertama, sedangkan dua fungsi lainnya tidak saya temukan di dalam komik X-Clamp jilid satu sampai delapan, untuk kalimat pasif tidak langsung terdapat contoh untuk kedua fungsinya. Setelah menganalisis mengenai pergeseran struktur tersebut, saya mendapatkan halhal yang harus menjadi perhatian sewaktu menerjemahkan kalimat pasif tersebut menjadi kalimat aktif. Dan karena setiap kalimat dapat mempunyai struktur yang berbeda baik dalam bahasa Jepang maupun dalam bahasa Indonesia. Maka hal yang perlu diperhatikan antara lain : Dalam bahasa Jepang sering sekali saya temukan di dalam komik khususnya, keadaan dimana pelaku dari perbuatan tidak dijelaskan dalam kalimat / tidak eksplisit dan dapat juga hanya kata kerja saja yang muncul tanpa partikel dan sebagainya. Jadi dalam hal ini menerjemahkan kalimat yang tidak jelas subjeknya kedalam bahasa Indonesia yang semua kalimatnya memerlukan subjek, hal ini membuat saya lebih memperhatikan alur dari cerita sebelumnya untuk mempermudah melihat cara penerjemahnya menerjemahkan kondisi demikian dengan tepat. Penerjemahan pasif – aktif yang dilakukan dalam komik X-Clamp ini menitik beratkan pada konteks kalimat pasif dan inti dari kalimat / apa yang ingin ditekankan 45 dalam percakapan di dalam komik itu. Dalam penerjemahan ini, konteks dapat jadi tolak ukur untuk melihat apakah penerjemahan kalimat pasif menjadi aktif dapat dilakukan atau tidak. Aktif atau pasif dalam bahasa Indonesia kita lihat juga dari kata kerjanya. Sufiks ber-, me-, meng- didepan kata kerja dalam bahasa Indonesia merujuk pada kalimat aktif dan pada kalimat pasif sufiks di- atau ter- dan kata kerja tanpa sufiks ber-, me-, meng-, sehingga hal ini memerlukan perhatian pada proses penerjemahan. Kata kerja transitif dan intransitif dalam bahasa Jepang dan dalam bahasa Indonesia berbeda. Perbedaan yang timbul akan membuat penerjemah dapat lebih berhati – hati untuk menerjemahkan kalimat pasif menjadi kalimat aktif yang sesuai pula dengan konteks tentunya. Dilihat dari sisi semantisnya, penerjemahan pasif ke aktif dapat dilakukan karena penerjemahan secara semantis mementingkan makna dan hal itu membuat seorang penerjemah dapat dengan struktur bebas namun teratur menerjemahkan suatu kalimat pasif menjadi kalimat aktif. 4.2. Saran Sebagai penerjemah lebih baik kita tidak menerjemahkan kata per kata atau struktur per struktur karena hasil ‘terjemahan persis’ demikian terkesan kaku dan andai terjemahannya terkait dengan budaya atau kata-kata khusus dalam BSu, maka saat diterjemahkan ke dalam BSa sering terjadi kekurang sesuaian ‘rasa’ atau kesan seperti yang ada di dalam BSunya. Hal ini berlaku juga untuk menerjemahkan kalimat pasif menjadi kalimat aktif. Karena dalam bahasa Indonesia aktif dan pasif ditentukan oleh subjek dan kata kerja 46 yang mengikuti subjek tersebut, aktif dan pasif dapat digunakan bersama-sama tanpa memikirkan makna dari kedua pola tersebut yang memang sama secara makna hanya terjadi perpindahan letak subjek dan sufiks yang mengawali kata kerjanya. Tapi, karena bahasa Jepang memiliki perbedaan dalam kalimat pasifnya, sebagai penerjemah ataupun pemelajar bahasa Jepang, ketelitian dalam menangkap makna yang terkandung dalam kalimat pasif (ukemi) menjadi sangat penting. Penerjemah maupun pemelajar dapat melihat contoh yang telah ada pada komik XClamp ini dan nantinya mempraktekkan sendiri dalam menerjemahkan komik lain yang memiliki ciri seperti berikut : Kalimat pasif yang terdapat dalam komik tersebut tidak menyebutkan menyebutkan seorang subjek dengan jelas. Kalau begitu lihatlah dari latar cerita yang sedang berlangsung dalam komik tersebut supaya kita tahu siapa yang sebenarnya sedang dibicarakan dan kitapun menjadi jelas antara 主 語 ‘ subjek’ dan 被 動 者 ‘objek penderita’ yang selalu ada pada kalimat pasif. Kalimat pasif tidak selalu dapat diterjemahkan ke dalam kalimat aktif karena batasan yang dapat dilihat di bab 2 saya. Penerjemahannya ditentukan pula oleh konteks kalimat dan topik pembicaraan yang sedang berlangsung di dalam komik itu. Tidak lupa untuk memperhatikan kata kerja transitif yang memerlukan objek dan kata kerja intransitif yang tidak memerlukan objek. Menjadi seorang penerjemah bukanlah suatu perkara mudah mengingat bahwa ada begitu banyak hal yang perlu dipertimbangkan pada waktu menerjemahkan suatu teks dalam suatu BSu, sebut saja penerjemahan dari pasif ke aktif yang menjadi objek penelitian saya. 47 Penerjemahan yang baik akan dapat dilakukan oleh semua orang juga berdasarkan pengalaman dan membaca banyak buku yang berhubungan dengan teori terjemahan. Saya sangat berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat bagi diri saya dan orang lain yang membacanya. 48