MODUL PRAKTIKUM GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI 2015 AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA SURABAYA MODUL “GIZI PADA IBU HAMIL” AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA SURABAYA KATA PENGANTAR Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas karunia, nikmat, serta limpahan rahmatNya atas terwujudnya Modul Gizi Pada Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Bayi dan Balita. Modul ini disusun atas dasar Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya yaitu Pengajaran. Besar harapan kami, penyusunan Modul Gizi pada ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Akhir kata kamipun menyadari bahwa dalam menyusun Modul Gizi ini tentunya ada kekurangan-kekurangannya, untuk itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangatlah kami harapkan demi kebaikan kita bersama Penyusun DAFTAR ISI Halaman Depan ……………………………………………………………… i Kata Pengantar …………………………………………………………………….ii Daftar Isi ………..…………………………………………………………………. iii Petunjuk Belajar Bagi Mahasiswa ………………………………………… BAB I Gizi Ibu Hamil ……………………………………………………. BAB II Gizi Ibu Menyusui ……………………………………………….. BAB III Gizi Bayi ………………………………………………………………. BAB IV Gizi Balita …………………………………………………………….. Petunjuk Belajar Bagi Mahasiswa Agar dapat menguasai bahan ajar ini, maka mahasiswa diharapkan untuk mengikuti petunjuk umum sebagai berikut : a. Bacalah semua bagian dari modul ini dari awal sampai akhir b. Pahami dengan sungguh – sungguh materi yang ada dalam modul ini c. Buatlah ringkasan dari keseluruhan materi dari bahan ajar ini d. Gunakan bahan pendukung lain baik berupa buku, jurnal maupun internet agar dapat lebih memahami dan menguasai materi e. Setelah mahasiswa paham dan menguasai materi, maka mahasiswa diwajibkan untuk mengerjakan soal latihan f. Kerjakan dengan format dan seksama latihan yang ada dalam lembar kerja g. Lakukan diskusi kelompok dengan masing – masing anggota kelompok 5 orang, lalu siap untuk dipresentasikan pada pertemuan berikut BAB I GIZI PADA IBU HAMIL Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar peserta didik memahami pentingnya gizi bagi bagi ibu hamil. Tujuan Khusus : Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik mampu: 1. Menjelaskan kebutuhan gizi ibu hamil 2. Menjelaskan factor yang mempengaruhi gizi ibu hamil 3. Menyusun menu sesuai kebutuhan ibu hamil MATERI 1. Kehamilan (Ibu hamil) Kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur) yang terjadi 2 minggu setelahnya.fertilisasi pada manusia diawali dengan terjadinya persetubuhan (koitus). Fertilisasi merupakan peleburan antara inti spermatozoa dengan inti sel telur. Proses fertilisasi ini dapat terjadi di bagian ampula tuba fallopi atau eterus 2. Perkembangan Kehamilan Kehamilan dibagi dalam triwulan, yaitu trimester I (0-12 minggu), trimester II (12-28 minggu), trimester III (28-40 minggu). Di dalam tubuh seorang bumil terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan : Janin, Plasenta, uterus dll, serta bertambahnya jaringan Payudara dan lemak yang dipersiapkan agar ibu mampu membuat ASI pasca melahirkan Modul Praktikum Gizi 1 BERAT PRODUK KEHAMILAN NORMAL PRODUK KEHAMILAN BERAT (+/-) dalam g Bayi 3000-3500 Placenta 450 Cairan amnion 900 Uterus 1100 Jaringan payudara 1400 Volume darah 1500-1800 ml Jaringan cadangan ibu 1800-3600 TOTAL 10-12,7 KG Pertumbuhan dan perkembangan produk kehamilan tersebut akan menyebabkan hal seperti : BB BUMIL bertambah dan kebutuhan gizi lebih besar dari ibu tidak hamil. Kurangnya asupan zat gizi berdampak negatif pada ibu dan bayi. Terbukti ketika kelaparan melanda eropa saat PD II terjadi peningkatan : - Angka ketidaksuburan : (50% wanita usia subur tidak haid) - angka abortus spontan - Angka stillbirth, BBLR dan malformasi kongenital Faktor yg mempengaruhi outcome kehamilan : - Asupan zat gizi makanan ibu - Status gizi ibu pra hamil (gizi-kurang atau gizi-lebih) - Penambahan BB selama hamil - Ibu dalam fase pertumbuhan (remaja), dan - Jumlah janin per kehamilan - Gizi-kurang pra hamil dan kurang asupan gizi saat hamil beresiko terjadinya abortus, stillbirth dan BBLR - Obesitas saat pra hamil beresiko :sulit hamil dan bila terjadi kehamilan, maka bumil beresiko menderita hipertensi dan DM - Remaja hamil beresiko mendapat bayi dengan BBLR - Kehamilan kembar beresiko mendapat bayi dengan BBLR Modul Praktikum Gizi 2 Untuk mencegah outcome kehamilan yang buruk adalah dengan memberi asupan gizi yang adekuat (tidak lebih dan tidak kurang).bahwasanya asupan gizi sudah adekuat nampak dari pertambahan bb ibu selama kehamilan (lihat tabel berikut) PENAMBAHAN BB YG DI REKOMENDASIKAN BMI TOTAL TAMBAHAN BB TAMBAHAN BB PRA TAMBAHAN BB TRIMESTER I (kg) PER MG TM II, HAM (kg) < 18,5 12,5 – 18 2,3 0,5 18,5 -23 11.5-16 1,6 0,4 23-27 7,0 – 11,5 0,9 0,3 > 27 6,0 III (kg) Perubahan fisiologis bumil Perubahan fisiologi (setelah trimester II ) tersebut adalah : 1. Volume plasma yg naik 40-50% menyebabkan : - anemia (walaupun produksi RBC : naik 33%) - kadar protein plasma turun - pembesaran ginjal karena ginjal harus bekerja keras 2. 3. Perubahan pada sistim kardio vaskuler dan paru - adanya tumbuh-kembang kebutuhan o2 naik, dan akibatnya adalah: - Cardiac output naik jantung membesar 12% - Vasodilatasi perifer tek. Diastolik turun edema - Paru harus bekerja lebih keras - Basal metabolic rate naik 15-20 % Saluran Pencernaan Di awal kehamilan nafsu makan turun kemudian nafsu makan naik, daya serap usus meningkat, gerakan usus melambat, transit time bertambah regurgitasi dan konstipasi Modul Praktikum Gizi 3 4. Placenta tumbuh dan berkembang plasenta berfungsi untuk : Menghasilkan hormon-hormon pengatur pertumbuhan janin serta jaringan ibu dan persiapan laktasi. Untuk pertukaran zat gizi dan O2 dengan waste product dan CO2 antara janin dan ibu Oleh karena kebutuhan zat gizi bumil lebi besar dari ibu tak hamil, maka bumil memerlukan tambahan asupan zat gizi dari makanannya. Tambahan energi : Bumil usia dewasa dg status gizi pra-hamil baik dan aktifiitas fisik ringan, pada : Trimester I hampir tak perlu tambahan Tambahan pada TR II 300-350 KKAL/hari Tambahan pada TR III 450-500 KKAL/hari Kebutuhan protein : - Pra hamil 0,8/ kg bb/ hari - tambahan protein bagi bumil 25 g/hari Tambahan beberapa vitamin dan mineral bagi bumil nampak pada tabel berikut. TABEL KEBUTUHAN ENERGI, PROTEIN DAN VITAMIN YG LARUT DALAM LEMAK IBU HAMIL KEBUTUHAN Energi (kcal) PRA HAMIL Tergantung BB HAMIL +0 trimester I +340 trimester II +452 trimester III Protein 0,8/KgBB +25 Vitamin A (µgRE) 700 770 (>18 th) 750 (≤ 18 th) Vitamin D (µg)* AI 5 5 Vitamin E (mg α -TE) 15 15 Vitamin K (µg) 90 90 (>18 th) 75 ( ≤18 th) Modul Praktikum Gizi 4 TABEL KEBUTUHAN VITAMIN YANG LARUT AIR IBU HAMIL KEBUTUHAN PRA HAMIL Vitamin C (mg) 75 HAMIL 85 (> 18 th) 80 ( ≤18 th) Thiamin (mg) 1.1 1.4 Riboflavin (mg) 1.1 1.4 Niacin (mg NE) 14 18 Vitamin B (µg) 1.3 1.9 400 600 2.4 2.6 Biotin (µ g)*AI 30 30 As. Pantotenat (mg)*AI 5 6 Kolin (mg)* AI 425 450 6 + Folat (µ g) Vitamin B (µg) 12 TABEL KEBUTUHAN MINERAL IBU HAMIL KEBUTUHAN PRA HAMIL HAMIL Kalsium (mg)* AI 1000 1000 (>18 th) 1300 (≤ 18 th) Fosfat (mg) 700 700(>18 th) 1250 ( ≤18 th) Magnesium (mg) 310 350 (>18 th) 400 ( ≤18 th) Fluoride (mg)* AI 3 3 Besi (mg) 18 27 Seng (mg) 8 11 (>18 th) 12 ( ≤18 th) Iodine (µg) 150 220 Selenium (µg) 55 60 Modul Praktikum Gizi 5 Kebutuhan vit. yang larut lemak sama dengan ibu tak hamil kecuali vitamin A. Naiknya kebutuhan vit. B kompleks sejajar dengan naiknya kebutuhan energi. Pada umumnya kebutuhan mineral naik, kecuali fluor Catatan : Tambahan B12 Bu-mil vegetarian lebih besar Def.iodium bayi lahir dgn hipotiroidi pertumbuhan fisik dan otak terganggu. dampaknya : penambahan TB kurang bayi tumbuh menjadi anak yang cebol, tuli, bisu dan bodoh DEFISIENSI Fe menyebabkan : - anemia pada ibu melahirkan lebih dini , bayi BBLR perinatal morbidity dan mortality bayi dan ibu tinggi DEFISIENSI ZN berhubungan dengan : partus lama, BBLR, teratogenik, kematian embrio dan perinatal Dibanding dgn bumil normal: kebutuhan energi dan protein, lebih tinggi pada: bumil remaja, bb pra-hamil kurang bumil pekerja berat Kebutuhan energi bumil dengan status gizi pra-hamil obeis, lebih sedikit tetapi kebutuhan protein normal Masalah dan komplikasi kehamilan yang berhubungan dengan nutrisi : 1. Masalah saluran cerna 2. Berat badan lahir rendah (bblr) 3. Gestational diabetes 4. Hipertensi 5. Neural tube defect (NTD) 6. Anemia defisiensi Fe, B12 dan Folat Modul Praktikum Gizi 6 Masalah saluran cerna BU-MIL: 1. Enek dan Muntah 2. Heartburn 3. Konstipasi 1. a). ENEK DAN MUNTAH Diatasi dengan : - makan dg porsi kecil tapi sering - hindari bau yang merangsang - minum sedikit setelah makan - minum di antara waktu makan cukup - makanan sarapan harus mudah dicerna (dari tepung dan gula) b) HEARTBURN (CAIRAN LAMBUNG NAIK KE ATAS) diatasi dg cara makan ditambah dengan : - jangan berbaring pasca makan - ketika tidur posisi kepala di atas - hindari makanan yang merangsang (asam, pedes, lemak , kopi dll) c) Konstipasi terjadi karena : - gerakan usus melambat (TR II dan III) - makanan kurang serat tambah serat - kurang minum dan kurang olahraga perbanyak minum dan lakukan olahraga (ringan) 2). BBLR : Bisa karena lahir belum waktu atau gangguan pertumbuhan - penyebab: kurang makan,ibu remaja, merokok, infeksi, hipertensi, BMI pra-hamil kurang - bayi dengan BBLR lebih beresiko untuk mendapat penyakit dan kematian. 3) GESTATIONAL DIABETES MELITUS = GDM (glukosa > 140 mg / 100 cc darah) - GDM berkaitan dengan : obesitas pra- hamil, umur, famili ada yang DM - Komplikasi GDM : hipertensi, lahir seksio, pada hamil berikutnya GDM berulang, pasca lahir ibu menderita DM dan bayi lahir dengan BB besar. Modul Praktikum Gizi 7 PENGATURAN MAKAN GESTATIONAL DM : Asupan energi sesuai kebutuhan komposisi : 60% kh, < 10% kh sederhana, protein 15-20% sisanya lemak. Waktu mengonsumsi makanan teratur. Buah dimakan 2-3 jam sebelum waktu makan siang dan makan malam. dan olahraga teratur Kebutuhan energi tercukupi Program pengaturan makan bumil obes= bumil dg DM Syarat berolah raga ketika hamil adalah : ringan (denyut jantung ibu < 120/menit (jalan, jogging, sepeda stasioner, renang ) Lamanya 1 jam dan 3 kali/ minggu 4). Hipertensi karena kehamilan Tekanan darah >140/90 mmhg Pre eklampsia : no 1+ proteinuria Eklampsia : no.2+ kejang-kejang Pengaturan makan hipertensi kehamilan : Asupan energi dan garam sekitar normal-minimal Pemberian tambahan ca tak bermanfaat Pemberian mg sulfat mencegah eklampsia dan preeklampsia Diperkirakan pemberian antioksidan (vit.e, c dan karotin) bermanfaat 5.) NEURAL TUBE DEFECT (NTD), Seperti : anencephaly, meningocele, dll 70-80 % dapat dicegah dengan pemberian as. Folat 600 mikrogram di awal Trimester I 6.) ANEMIA DEFISIENSI Hb < 11 mg/100 ml ANEMIA Mengatasinya : Menambah asupan besi (diberikan dalam dosis terbagi), B12 dan Folat, disertai dengan asupan energi dan protein yang adekuat. Modul Praktikum Gizi 8 Makanan /minuman yang tidak dianjurkan Bagi bumil : 1. Alkohol , karena berakibat : - Janin menderita sindroma alkohol. - tumbuh kembang janin dan bayi terganggu - berkaitan dg : abortus spontan, abruptio plasenta, dan BBLR 2. Cafein pada semester I dapat menyebabkan abortus spontan 3. Aspartam tidak boleh diberikan pada bumil dengan phenyl ketonuria 4. Merokok dan narkoba berpengaruh buruk terhadap janin 5. Karena dampaknya belum diketahui hati-hati dengan obat tradisional (jamu) Pemberian nutrisi pd bumil harus dapat : Menumbuh-kembangkan bayi dg optimal Menyelesaikan fase tumbuh kembang bumil remaja Mengantisipasi perubahan fisiologis ibu Memperbaiki status gizi bumil Menumbuhkembangkan plasenta Membuat kondisi ibu siap melahirkan dan menyusui Latihan soal 1. Jelaskan perubahan fisiologis pada ibu hamil! 2. Jelaskan kebutuhan gizi ibu hamil berdasarkan trimester! 3. Jelaskan dampak kekurangan gizi pada kehamilan! 4. Jelaskan akibat gangguan gizi ibu hamil pada pertumbuhan janin Modul Praktikum Gizi 9 DAFTAR PUSTAKA Almatsier S, Soetardjo S, Soekatri M. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2011 Saxena R. Evidence based guidelines during pregnancy for the obstetricians. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2009. Saxena R. Evidence based guidelines during pregnancy for the obstetricians. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2009 . Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Menteri Kesehatan RI; 2014 Soetjiningsih . Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 1995 Yulia Y, 2015. Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Trimester Kehamilan. Diakses dari http://hamil.co.id/nutrisi-ibu-hamil/gizi-ibu-hamil-berdasarkan-trimester-kehamilan. Williamson C. Maternal nutrition guidance : keeping the proportions [Electronic version]. RCM Midwives. 2006;9(9):346-9 Modul Praktikum Gizi 10 BAB II GIZI PADA IBU MENYUSUI Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar peserta didik memahami pentingnya gizi bagi ibu menyusui dan bayi yang disuusuinya. Tujuan Khusus : Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik mampu: 1. Menjelaskan nutrisi ibu menyusui 2. Menjelaskan keuntungan ibu memberikan ASI 3. Menjelaskan pesan gizi seimbang ibu menyusui MATERI 1. Nutrisi Ibu Menyusui Gizi Seimbang untuk ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan bagi dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan bayi dan anak. Dengan demikian maka kebutuhan zat gizi ibu menyusui lebih banyak dari kebutuhan zat gizi ibu yang tidak menyusui. Konsumsi pangannya tetap harus beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya. Selama menyusui, ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi yaitu untuk mencukupi kebutuhan ibu sendiri dan kebutuhan untuk memproduksi ASI. Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan, misalnya sel lemak sebagai sumber energi dan zat besi sebagai zat untuk pembentukkan sel darah merah, maka kebutuhan zat-zat tersebut dalam produksi ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi akan diambil dari persediaan yang ada didalam tubuh ibu. Berbeda dengan sel lemak dan zat besi kebutuhan bayi akan vitamin B dan vitamin C yang dipenuhi melalui produksi ASI tidak dapat diambil dari persediaan yang ada dalam tubuh ibu, melainkan harus dipenuhi dari konsumsi pangan ibu setiap hari. Keuntungan Ibu memberikan ASI Menurut Roesli ( 2000 ) dalam Mengenal Asi Eksklusif keuntungan ibu memberikan ASI yaitu : a. Mengurangi Perdarahan setelah Melahirkan Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan (post partum) akan berkurang. Hal ini dikarenakan pada ibu menyusui terjadi peningkatan Modul Praktikum Gizi 11 kadar oksitoksin yang berguna juga untuk konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan. b. Mengurangi terjadinya anemia Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena zat besi. Menyusui mengurangi perdarahan. c. Menjarangkan kehamilan Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil. Semala ibu memberi ASI Eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan. d. Mengecilkan rahim Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat dibandingkan pada ibu yang tidak menyusui e. Lebih cepat langsing kembali Oleh karena menyusui memerlukan energy maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil f. Mengurangi kemungkinan menderita kanker Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif, umumnya kemungkinan menderita kanker payudara dan indung telur berkurang. Beberapa penelitian menunjukan bahwa menyusui akan mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara. Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudata akan berkurang sampai sekitar 25%. Beberapa penelitian menemukan juga bahwa menyusui akan melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur. Salah satu dari penelitian ini menunjukan bahwa risiko terkena kanker indung telur. Salah satu dari penelitian ini menunjukan bahwa risiko terkena kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang 20-25%. g. Lebih ekonomis/murah Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluasan untuk susu formula, perlengkapan menyusui, dan persiapan pembuatan minum susu formula. Selain itu, pemberian ASI juga menhemat pengeluaran untuk berobat bayi, misalnya biasa jasa dojter, biaya pembeliano obat-obatan, bahkan mungkin biaya perawatan rumah sakit. h. Tidak merepotkan dan hemat waktu Air Susu Ibu dapat dengan segera diberikan pada bayi tanpa harus meyiapkan atau memasak air, juga tanpa harus Modul Praktikum Gizi 12 mencucui botol, dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas. pemberian susu botol akan lebih mereporkan terutama pada malam hari. Apalagi kalau persediaan susu habis pada malam harim harus repot mecari susu. i. .Portable dan praktis. Mudah dibawa kemana-mana sehingga saat bepergian tidak perlu membawa berbagai alat untuk minum susu formula dan tidak perlu membawa alat listrik untuk memasak atau mengangatkan susu. Air susu ibu dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan/minum, serta sudu yang selalu tepat. j. Memberi kepuasan bagi ibu Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan keuasan, kebangan dan kebagaian yang mendalam. Memberi kepuasan bagi ibu Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan keuasan, kebangan dan kebagaian yang mendalam. 2. Pesan Gizi Seimbang Ibu Menyusui a. Biasakan Ibu menyusui perlu mengonsumsi aneka ragam pangan yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) karena digunakan untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan produksi ASI. Protein diperlukan juga untuk sintesis hormon prolaktin (untuk memproduksi ASI) dan hormon oksitosin (untuk mengeluarkan ASI). Zat gizi mikro yang diperlukan selama menyusui adalah zat besi, asam folat, vitamin A, B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B6 (piridoksin), vitamin C, vitamin D, iodium, zink dan selenium. Defisiensi zat gizi tersebut pada ibu menyebabkan turunnya kualitas ASI. Kebutuhan protein selama menyusui meningkat. Peningkatan kebutuhan ini untuk mempertahankan kesehatan ibu. Sangat dianjurkan untuk mengonsumsi pangan sumber protein hewani seperti ikan, susu dan telur. Kebutuhan zat besi selama menyusui meningkat karena digunakan untuk pembentukan sel dan jaringan baru. Selain itu zat besi merupakan unsur penting dalam pembentukan hemoglobin pada sel darah merah. Kekurangan hemoglobin disebut anemia dapat membahayakan kesehatan ibu dan peningkatan risiko kematian. Ibu menyusui yang menderita anemia sebagai akibat lanjut dari kekurangan zat besi selama masa kehamilan, juga disarankan untuk mengonsumsi tablet tambah darah dengan konsultasi kepada ahli gizi dan/atau dokter. Kebutuhan asam folat meningkat karena digunakan untuk pembentukan sel dan sistem saraf termasuk sel darah merah. Sayuran hijau seperti bayam dan kacang-kacangan banyak mengandung asam folat yang sangat diperlukan pada masa menyusui. Untuk meningkatkan produksi ASI ibu dianjurkan Modul Praktikum Gizi 13 untuk banyak mengonsumsi daun katuk dan daun torbangun (sayuran yang banyak terdapat di daerah Sumatra Utara/Batak). Kebutuhan kalsium meningkat pada saat menyusui karena digunakan untuk meningkatkan produksi ASI yang mengandung kalsium tinggi. Apabila konsumsi kalsium tidak mencukupi maka ibu akan mengalami pengeroposan tulang dan gigi karena cadangan kalsium dalam tubuh ibu digunakan untuk produksi ASI. Sumber kalsium yang baik adalah susu, yogurt, keju, ikan teri, kacang-kacangan, tahu dan sayuran hijau. Penyerapan kalsium pada makanan akan lebih bagus apabila ibu membiasakan diri berjemur dibawah sinar matahari pada pagi hari. Vitamin C dibutuhkan oleh ibu menyusui, untuk membantu penyerapan zat besi yang berasal dari pangan nabati, sedangkan vitamin D dibutuhkan untuk membantu penyerapan kalsium. meningkat karena digunakan untuk pembentukan sel dan jaringan baru. Selain itu zat besi merupakan unsur penting dalam pembentukan hemoglobin pada sel darah merah. Kekurangan hemoglobin disebut anemia dapat membahayakan kesehatan ibu dan peningkatan risiko kematian. Ibu menyusui yang menderita anemia sebagai akibat lanjut dari kekurangan zat besi selama masa kehamilan, juga disarankan untuk mengonsumsi tablet tambah darah dengan konsultasi kepada ahli gizi dan/atau dokter. Kebutuhan asam folat meningkat karena digunakan untuk pembentukan sel dan sistem saraf termasuk sel darah merah. Sayuran hijau seperti bayam dan kacangkacangan banyak mengandung asam folat yang sangat diperlukan pada masa menyusui. Untuk meningkatkan produksi ASI ibu dianjurkan untuk banyak mengonsumsi daun katuk dan daun torbangun (sayuran yang banyak terdapat di daerah Sumatra Utara/Batak). kalsium yang baik adalah susu, yo gurt, keju, ikan teri, kacangkacangan, tahu dan sayuran hijau. b. Minumlah air putih yang lebih banyak Air merupakan cairan yang paling baik untuk hidrasi tubuh secara optimal. Air berfungsi membantu pencernaan, membuang racun, sebagai penyusun sel dan darah, mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dan mengatur suhu tubuh. Jumlah air yang dikonsumsi ibu menyusui perhari adalah sekitar 850-1.000 ml lebih banyak dari ibu yang tidak menyusui atau sebanyak 3.000 ml atau 12-13 gelas air. Jumlah tersebut adalah untuk dapat memproduksi ASI sekitar 600-850 ml perhari. Modul Praktikum Gizi 14 c. Batasi minum kopi Kafein yang terdapat dalam kopi yang dikonsumsi ibu akan masuk ke dalam ASI sehingga akan berpengaruh tidak baik terhadap bayi, misalnya bayi sulit tidur dan gangguan metabolisme zat besi pada ibu menyusui. Hal ini disebabkan karena metabolisme bayi belum siap untuk mencerna kafein. Konsumsi kafein pada ibu menyusui juga berhubungan dengan rendahnya pasokan ASI. Prinsip utama yang dianjurkan terkait dengan konsumsi kafein atau kopi bagi ibu menyusui adalah 1) Bila ibu tidak biasa minum kopi sebaiknya tidak minum kopi ketika periode menyusui; 2) Bila ibu biasa minum kopi dianjurkan agar mengurangi atau menghindari minum kopi ketika periode menyusui. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli di Harvard University, konsumsi kafein untuk ibu menyusui tidak lebih dari 300 mg/hari atau sebanyak 3 cangkir kopi/hari. Hasil penelitian yang dilakukan di Mayo Clinics Rechester Minnoseta USA menunjukkan bahwa apabila konsumsi kafein melebihi 300 mg/hari maka kandungan zat besi dalam ASI-nya 30% lebih rendah daripada ibu menyusui yang tidak minum kafein. Oleh karena itu untuk kesehatan ibu dan bayi sebaiknya ibu menyusui menghindari minum kopi. EVALUASI 1. Jelaskan nutrisi ibu menyusui! 2. Jelaskan keuntungan ibu memberikan ASI 3. Pesan gizi seimbang ibu menyusui DAFTAR PUSTAKA Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Menteri Kesehatan RI; 2014 Roesli U. Mengenal ASI Eksklusif Jakarta : Puspa Swara; 2000 Modul Praktikum Gizi 15 BAB III GIZI PADA BAYI Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar peserta didik memahami pentingnya gizi bagi bayi. Tujuan Khusus : Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik mampu: 1. Menjelaskan gizi pada bayi 2. Menjelaskan ASI pertama (kolustrum) 3. Menjelaskan asi eksklusif MATERI 1) Kelompok bayi Menurut Soehardjo (1992), kelompok bayi umur 0-1 tahun, didalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat adalah bayi. Bayi yang dilahirkan dengan sehat pada umur 6 bulan akan mencapai pertumbuhan atau berat badan dua kali lipat dari berat badan pada waktu dilahirkan. Untuk pertumbuhan bayi dengan baik zat -zat gizi yang sangat dibutuhkan ialah: a. Protein dibutuhkan 3-4 gram/kilogram berat badan b. Calsium ( Cl ). c. Vitamin D, tetapi karena Indonesia berada di daerah tropis, maka hal ini tidak begitu menjadi masalah d. Vitamin A & K yang harus diberikan sejak post nata l e. Fe (zat besi) diperlukan karena di dalam proses kelahiran sebagian Fe ikut terbuang. Secara alamiah sebenarnya zat–zat gizi tersebut sudah terkandung didalam ASI. Pemberian ASI saja tanpa makanan tambahan lain sampai pada umur 6 bulan ini disebut pemberian ASI eksklusif di samping itu ASI juga mempunyai keunggulan yakni mengandung immunoglobolin yang memberi daya tahan tubuh pada bayi yang berasal dari ibu. Modul Praktikum Gizi 16 Tabel. 3.1.Tabel peralihan asi ke makanan dan kebutuhan kalori Umur Anak PMT Kebutuhan kalori 0-6 bulan ASI saja 300 Kalori Makanan Halus 800 Kalori 9-12 bulan Makanan Lembut 900 Kalori 12-18 bulan Makanan Lunak 1100 Kalori 18-24 bulan Makanan semi keras 1300 Kalori 24 bulan (2 tahun) Makanan dewasa dan disapih 6-9 bulan Sumber: (Soehadrjo, (1992) 2.Gizi Bayi a. Definisi Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi. Penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zatzat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan. Pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses kehidupan. Proses tersebut mencakup pengambilan dan pengelolaan zat padat, zat cair makanan (proses pencernaan, transportasi dan eksresi) yang diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan menghasilkan energi. Konsep-konsep baru yang ditemukan akhir-akhir ini dalam lingkup ilmu gizi sebagai sains atau pengetahuan adalah sebagai berikut : pengaruh keturunan terhadap kebutuhan gizi, pengaruh gizi terhadap perkembang otak dan perilaku, pengaruh gizi terhadap kemampuan kerja dan produktivitas kerja, pengaruh gizi terhadap daya tahan tubuh karena karena penyakit infeksi, dan faktor - faktor gizi yang berperan dalam pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit degeneratif seperti: penyakit jantung, DM, hepatitis dan kanker. b. b. Pesan Gizi Seimbang untuk Bayi (0 -6) bulan 1) Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) IMD adalah proses menyusu dimulai secepatnya dengan cara segera setelah lahir bayi ditengkurapkan di dada ibu sehingga kulit Modul Praktikum Gizi 17 ibu melekat pada kulit bayi minimal 1 jam atau sampai menyusu awal selesai. (PP No.33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif). Manfaat IMD : a) Dapat melatih keterampilan bayi untuk menyusu dan langkah awal membentuk ikatan batin antara ibu dan bayi. b) Dapat mengurangi stres pada bayi dan ibu. c) Meningkatkan daya tahan tubuh berkat bayi mendapat antibodi dari kolostrum d) Dapat mengurangi risiko hipotermi dan hipoglikemi pada bayi e) Dapat mengurangi risiko perdarahan pasca persalinan 2) Berikan ASI Eksklusif sampai umur 6 bulan Pemberian ASI Eksklusif berarti bayi selama 6 bulan hanya diberi ASI saja. Kebutuhan energi dan zat gizi lainnya untuk bayi dapat dipenuhi dari ASI. Disamping itu pemberian ASI Ekslusif sampai dengan 6 bulan mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit (Diare dan Radang Paru) dan mempercepat pemulihan bila sakit serta membantu menjalankan kelahiran. Pemberian ASI Eksklusif adalah hak bayi yang sangat terkait dengan komitmen ibu dan dukungan keluarga dan lingkungan sekitar. 3) Berikan Makanan Pendamping ASI mulai Usia 6 Bulan Selain ASI diteruskan harus memberikan makanan lain sebagai pendamping ASI yang diberikan pada bayi dan anak mulai usia 6 sampai 24 bulan. MP-ASI yang tepat dan baik merupakan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi terutama zat gizi mikro sehingga bayi dan anak dapat tumbuh kembang dengan optimal. MP-ASI diberikan secara bertahap sesuai dengan usia anak, mulai dari MP-ASI bentuk lumat, lembik sampai anak menjadi terbiasa dengan makanan keluarga. MP-ASI disiapkan keluarga dengan memperhatikan keanekaragaman pangan. Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi mikro dari MP-ASI keluarga agar tidak terjadi gagal tumbuh, perlu ditambahkan zat gizi mikro dalam bentuk bubuk tabur gizi seperti taburia. Berdasarkan komposisi bahan makanan MP-ASI dikelompokkan menjadi dua yaitu : a) MP-ASI lengkap yang terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah 2) b) MP-ASI sederhana yang terdiri dari makanan pokok, lauk hewani atau nabati dengan sayur atau buah. Modul Praktikum Gizi 18 MP-ASI yang baik apabila : a) Padat energi, protein dan zat gizi mikro yang sudah kurang pada ASI (Fe, Zinc, Kalsium, Vit. A, Vit. C dan Folat) b) Tidak berbumbu tajam, menggunakan gula, garam, penyedap rasa, pewarna dan pengawet secukupnya c) Mudah ditelan dan disukai anak dan d) Tersedia lokal dan harga terjangkau 3. ASI Pertama (Kolostrum) ASI (Air susu ibu ) diproduksi secara alami oleh ibu dan sebagai nutrisi dasar terlengkap untuk bayi selama beberapa bulan pertama hidup sang bayi. ASI dibedakan menjadi 3 kelompok dan dalam secara terpisah. a. Kolostrum Adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah melahirkan (2-4 hari) yang berbeda karakteristik fisik dan komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150-300 ml/hari. Berwarna kuning keemasan atau krem, lebih kental dibandingkan dengan cairan susu tahap berikutnya. b. Tradisional milk (ASI Peralihan) Adalah ASI yang dihasilkan setelah kolostrum (8-20 hari) dimana kadar lemak, laktosa, dan vitamin larut air lebih tinggi dan kadar protein, mineral lebih rendah, serta mengandung lebih banyak kalori dari pada kolostrum. c. Mature milk (ASI matang) Adalah ASI dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan volume 300-850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi. Kolustrum merupakan cairan kental kekuning-kuningan yang keluar pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Jumlah kolustrum akan bertambah dan mencapai komposisi ASI biasa atau matur sekitar 3-14 hari, kolustrum mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah puerperium Komposisi dari kolustrum ini dari hari ke hari selalu berubah. Kolostrum atau jolong berasal dari bahasa latin “colostrum”, adalah jenis susu yang dihasilkan dan beberapa hari setelah kelahiran bayi. Kolostrum manusia bewarna kekuningan dan kental. Kolostrum penting bagi bayi karena banyak mengandung banyak gizi dan zat- zat pertahanan tubuh. Kolostrum (IgG) mengandung banyak karbohidrat, protein, antibodi, dan sedikit lemak (yang sulit dicerna bayi ). Bayi memiliki sistem pencernaan kecil, dan kolostrum memberinya gizi dalam konsentrasi tinggi. Kolostrum juga mengandung zat yang Modul Praktikum Gizi 19 mempermudah bayi buang air besar pertama kali, ya ng disebut meconium. Hal ini membersihkannya dari bilirubin, yaitu sel darah merah yang mati yang diproduksi ketika kelahiran.Kolostruim adalah cairan pra-susu yang dihasilkan dalam 24-36 jam pertama setelah melahirkan (pasca- persalinan). Komposisi Kolostrum Menurut Roesli (2008) terdapat beberapa komposisi kolostrum, antara lain : 1) Kolostrum “ cairan emas “ yang encer dan sering sekali berwartna kuning atau dapat pula jenuh ini lebih menyerupai sel darah putih untuk membunuh kuman penyakit 2) Merupakan pencahar (pembersih usus bayi ) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI hal ini, menyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu ke-1 sering defekasi dan feses bewarna hitam. 3) Kandungan protein dalam kolostrum jauh lebih tinggi dari pada ASI. Komposisi ini menguntungkan bayi baru lahir karena dengan mendapatkan sedikit kolostrum sudah mendapat protein yang cukup banyak dan memenuhi kebutuhan bayi pada minggu pertama. Pada minggu pertama bayi melakukan adaptasi. Sistem pencernaan bayi belum dapat bekerja optimal, sedangkan komposisi protein dalam susu formula tiga kali dari ASI. Keadaan ini sangat merugikan bayi, karena protein dalam susu formula adalah protein yang sulit dicerna dan akan menjadi beban dalam sistem pencernaan dan peredaran darah. 4) Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah antibodi yang siap melindungi bayi ketika kondisi bayi masih sangat lemah. Mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak dibandingkan dengan ASI matur. 5) Kandungan hidrat arang dalam kolostrum lebih rendah dibandingkann ASI matur. Ini disebabkan oleh aktiviitas bayi pada tiga hari pertama masih sedikit dan tidak terlalu banyak memerlukan kalori. Total kalori dalam kolostrum hanya 58kal/100ml kolostrum (dalam bentuk cairan, pada hari pertama bayi memerlukan 1030cc). 6) Mineral terutama natrium, kalium, dan klorida dalam kolostrum lebih tinggi dibandingkan susu matur. Pada susu formula kandungan mineralnya jauh lebih tinggi, misalnya fosfor. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya rangsangan kejang. Modul Praktikum Gizi 20 7) Lemak kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan lesotin sehingga bayi sejak dini sudah terlatih mengelola kolesterol. Kolesterol ini dalam tubuh bayi membangun enzim yang mencerna kolesterol. 8) Adanya tripsin inhibitor yang mengakibatkan hidrolis protein didalam usus bayi tidak sempurna. Hal ini sangat menguntuingkan bayi karena dapat melindungi bayi. Bila ada protein asing yang masuk, akan terhambat sehingga tidak menimbulkan reaksin alergi. Kekebalan bayi bertambah dengan volume kolostrum yanng meningkat, akibat isapan bayi baru lahir secara terus- menerus. Hal ini mangharuskan bayi segera setelah lahir diberikan kepada ibunya untuk ditempelkan ke payudara, agar bayi dapat sesering mungkin menyusu. Hal kedua yang tidak kalah penting adalah let down reflex pada ibu untuk meransang pengeluaran kolostrum lebih banyak. 9) Kadar laktosa dalam kolostrum dan ASI tidak jauh berbeda, tapi bila dibandingkan susu formula sangat kecil dan kurang dari separuhnya. Hal ini disebabkan oleh laktosa dalam kolostrum berperan senbagi nutrisi, pemicu adanya faktor bifidus dalam usus bayi, dan juga sebagai media pembiakan kuman dan memproduksi vitamin yang sangat dibutuhkan bayi baru lahir sangat lemah dan belum mampu menghasilkan vitamin. 10) Kandungan asam linoleat ASI enam kali lipat dari susu formula. Asam linoleat penting sebagai faktor utama pembentukan sel saraf otak. Oleh karena itu, ASI harus dib erikan dengan tepat dan benar agar dapat mencapai perkembangan yang optimal. Tujuan Pemberian Kolustrum Pemberian ASI dengan call feeding memberikan keuntungan tumbuh kembang jiwa maupun fisik bayi sebagai berikut : 1) Kolustrum dan ASI dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi terutama diare, karena mengandung antibodi. 2) Dalam tenggang waktu tiga sampai empat bulan ASI sudah cukup untuk tumbuh kembang bayi dengan baik. 3) ASI merupakan makanan utama bagi bayi dantelah siap setiap saat dalam keadaan steril dan mudah dicerna. 4) Pemberian ASI dapat mempercepat terjadi involusi uteri. 5) Pemberian ASI dapat bersifat sebagai alat kontrasepsi sampai waktu tiga bulan dam memperkecil kejadian keganasan payudara Modul Praktikum Gizi 21 6) Memberikan ASI meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jiwa bayi, sebagai titik awal kualitas sumber daya manusia. 7) Kolustrum juga mengandung cukup banyak komponen yang diperlukan bayi. E. Faktor-faktor yang menyebabkan seorang ibu tidak memberikan ASI pertama (kolustrum). Beberapa penelitian menunjukkan banyak faktor yang menyebabkan seorang ibu tidak menyusui bayinya, terutama dalam pemberian kolustrum,antara lain : 1) Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI terutama kolustrum. 2) Faktor kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian kolustrum. 3) Faktor perubahan sosial budaya yang masih berlaku di beberapa daerah yang mengharuskan kolustrum dibuang. 4) Faktor ASI yang belum keluar pada hari-hari pertama sehingga perlu ditambah susu formula. 5) Faktor payudara kecil sehingga tidak menghasilkan cukup ASI pertama (kolustrum). Besar kecilnya payudara tidak menentukan banyak sedikitnya produksi ASI pertama (kolustrum) karena payudara yang besar hanya mengandung lebih banyak jaringan lemak dibandingkan yang kecil. 4. Asi Eksklusif a. Pengertian ASI eksklusif ASI eksklusif adalah bayi yang hanya diberikan ASI saja tanpa makanan tambahan dari cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa bantuan bahan makanan padat seperti pisang pepaya, nasi yang dilembutkan, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan lain sebagainya . Menurut Roesli (2009), ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tan pa tambahan cairan lain seperti susuformula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa bahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi dan tim, Sedangkan menurut Sulistyawati (2009), menyatakan ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman pendamping ( termasuk air jeruk, madu, air gula), yang dimulai sejak bayi baru lahir, sampai dengan usia 6 bulan. Modul Praktikum Gizi 22 b. Waktu dan cara pemberian ASI Pemberian ASI secara eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu selama 6 bulan, dan setelah 6 bulan bayi diperkenalkan dengan makanan padat atau sering disebut dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih. Pemberian ASI ada dua cara yaitu dengan cara langsung (langsung menyusui) dan cara tidak langsung (ASI perah). Pemberian ASI yang tidak secara langsung sebaiknya diberikan dengan sendok, cangkir, agar bayi tetap berusaha menghisap dan mencegah terjadinya bingung puting. WHO dan UNICEF merekomendasiakan metode tiga langkah untuk mencapai ASI eksklusif, menyusui segera setelah melahirkan, tidak memberikan makanan tambahan apapun pada bayi, dan yang terahir menyusui sesering dan sebanyak yang diharapkan bayi. UNICEF memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI eksklusif, rekomendasi terbaru UNICEF bersama dengan World Health Assembly (WHA) adalah menetapkan jangka waktu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Profil Kementrian kesehatan RI (2011) menyatakan, prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan diteruskan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan. Manajemen menyusui yang baik perlu dilakukan sehingga produksi ASI dinyatakan cukup sebagai makanan tunggal untuk pertumbuhan bayi yang normal sampai usia enam bulan, Selain itu pemberian ASI ekslusif hingga enam bulan dapat melindungi bayi dari resiko infeksi saluran pencernaan. c. Jenis - jenis ASI ASI yang dihasilkan secara alami sejak ibu melahirkan sampai dengan selama ibu menyusui bayinya, ASI dibedakan dalam tiga jenis: 1) Kolostrum merupakan cairan berwarna kuning keemasan dan lebih menyerupai darah daipada susu karna mengandung seldarah putih yang dapat membunuh kuman penyakit. Kolustrum keluar pada hari pertama- hari ke-4/ ke-7. 2) Transitional milk (ASI peralihan) ASI peralihan adalah ASI ibu yang dihasilkan setelah keluarnya kolostrum. ASI peliharaan di keluarkan antara 8-20 hari, dimana kadar lemak, laktosa, dan vitamin larut dalam air lebih tinggi sedangkan kadar Modul Praktikum Gizi 23 protein, mineral lebih rendah serta mengandung lebih banyak kalori dari pada kolostrum. 3) Mature milk (ASI matang) ASI matang adalah ASI yang dihasilkan sekitar hari ke-14 setelah melahirkan dengan volume kurang lebih lebih 300-850 ml/hari. ASI matang mengandung sekitar 90% air yang diperlukan untuk memelihara hidrasi bayi, dan 10% karbohidrat, protein, dan lemak untuk perkembangan bayi. Mature milk (ASI matang) memiliki dua tipe : a) Foremilk .Jenis ini dihasilkan pada awal mature milk yang mengandung air, vitamin dan kadar lemak rendah (1-2 gr/dl), warnanya kelihatan lebih kebiruan b) Hind-milk Hind-milk mengandung lemak tingkat tinggi dan sangat di perlukan untuk pertambahan berat badan bayi. Hind-milk berwarna lebih putih dari pada foremik karena kandungan lemaknya 2-3 lebih tinggi. d. Proses pengeluaran ASI Saat bayi menghisap, beberapa hormon mulai bekerja sama untuk memproduksi ASI. Berikut ini proses aliran ASI saat bayi menghisap payudara: 1) Isapan bayi menstimulasi saraf yang ada di puting payudara 2) Saraf ini mengirim perintah kepada kelenjar pituitari yang ada di otak ibu untuk memproduksi ASI 3) Kelenjar pituiteri merespon printah tersebut dengan melepaskan hormon prolaktin dan oksitosin 4) Hormon prolaktin merangsang payudara untuk memproduksi ASI 5) Hormon oksitosin merangsang kontraksi otot-otot kecil yang ada di sekeliling saluran susu di payudara. Kontraksi ini memerah saluran 6) Susu dan mengeluarkan air susu ke gudang susu di bawah areola. Modul Praktikum Gizi 24 e. Hormon dalam proses pembentukan ASI Hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI adalah: 1) Human placental lactogen (HPL) Saat kehamilan pertama plasenta mengeluarkan banyak HPL yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting dan areola, sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam kehamilan payudara siap memproduksi air susu ibu. 2) Progesteron Hormon progesteron dapat mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Kadar progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah ibu melahirkan. Hal ini yang dapat menstimulasi produksi ASI secara besar-besaran 3) Estrogen Hormon ini dapat menstimulasi pembesaran saluran ASI. Kadar estrogen dalam tubuh menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama ibu tetap menyusui 4) Prolaktin . Prolaktin berperan dalam membesarnya alveoli pada wanita masa hamil. 5) Oksitosin Setelah ibu melahirkan oksitosin mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk mengeluarkan ASI menuju salaluran payudara EVALUASI 1. Jelaskan kebutuhan gizi pada bayi! 2. Jelaskan mengenai kolustrum! 3. Jelaskan yang dimaksud ASI eksklusif! Modul Praktikum Gizi 25 DAFTAR PUSTAKA Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Menteri Kesehatan RI; 2014 Kristiyanasari,W. 2009. ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakarta : Nuha Medika. Mubarak, W.I. 2011. Sosiologi untuk Keperawatan : Pengantar dan Teori Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan Jakarta : Rineka Cipta Notosoedirjo, M dan Latipun. 2005 Kesehatan mental : konsep dan penerapannya edisi 4, Malang : Universitas Muhamadiyah Malang Roesli, U. 2009. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta. Trubus Agriwidya IKAPI. 2010. Inisiasi Menyusui Dini : Plus ASI Eksklusif Jakarta : Pustaka Bunda Soehadrjo, (1992). Perkembangan Makanan Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Kanisius Sunita. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Supariasa, Imade & Dewa, (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC Syafrudin & Karningsih. 2011. Penyuluhan KIA(Kesehatan ibu dan anak). Jakarta Timur : CV.Trans Info Media Modul Praktikum Gizi 26 BAB IV GIZI BALITA Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar peserta didik memahami pentingnya gizi bagi balita. Tujuan Khusus: Setelah menyelesaikan kegiatan belajar peserta didik mampu: 1. Menjelaskan komponen komponen dalam gizi balita 2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi status gizi balita 3. Menjelaskan angka kecukupan gizi balita 4. Menjelaskan gangguan gizi pada balita 5. Menjelaskan akibat malnutrisi pada balita MATERI 1. Balita a. Pengertian Balita Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang berada dalam rentang usia tertentu. Rentang usia balita ddimulai daru satu sampai dengan lima tahun, atau bisa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 12-59 bulan. b. Kelompok anak balita Menurut Soehardjo (1992) balita adalah anak yang termasuk dalam golongan 1 –5 tahun atau 12 – 59 bulan. Pada masa balita ini adalah masa pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam ukuran fisik akibat bercepat gandanya sel untuk mengetahui keadaan pertumbuhan dan perkembangan anak yang paling baik dapat dilihat dari status gizi. Balita rawan gizi disebabkan, antara lain: 1) Anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa. 2) Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik atau ibu sudah bekerja penuh, sehingga perhatian ibu kurang. 3) Anak balita sudah mulai main tanah dan sudah dapat main di luar rumahnya sendiri, sehingga lebih terpapar dengan lingkungan kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan berbagai macam penyakit. Modul Praktikum Gizi 27 4) Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam memilih makanan. Di pihak lain ibunya sudah tidak begitu memperhatikan lagi makanan anak balita, karena dianggap sudah dapat makan sendiri. Kebutuhan zat gizi balita berdasarkan angka kecukupan gizi rata-rata per hari : Gol umur BB TB Energi Protein Lemak 1-3 tahun 12 90 1000 25 28 4-5 tahun 17 110 1550 39 39 Sumber :Widya Karya pangan dan gizi, 2005 2. Gizi Balita a. Komponen-komponen dalam Gizi Balita Menurut Almatsier (2004) menyatakan bahwa zat-zat gizi penting yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi makanan bayi dan balita antara lain sebagai berikut : 1) Energi . Banyak dibutuhkan dalam jumlah relatif besar oleh balita dibandingkan dengan orang dewasa karena digunakan untuk mendukung pertumbuhan yang pesat. Pada tahun - tahun pertama, kebutuhan energi mencapai 100 sampai dengan 200 kkal/kgBB (kilokalori/kilogram berat badan) Tiga tahun berikutnya, kebutuhan energi berkurang seban yak 10 kkal/kg BB 2) Protein. Merupakan sumber asam amino esensial, diperlukan sebagai zat pembangun yang digunakan untuk pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum, enzim, hormon dan antibodi, protein juga untuk proses regerasi sel, memelihara keseimbangan cairan tubuh, dan sebagai cadangan sumber energi. 3) Lemak Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat, yang menghasilkan 9 kkal untuk tiap gram, yaitu 21/2 kali lebih besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama. Lemak tubuh pada umumnya disimpan sebagai berikut 50% di jaringan bawah kulit (subkutan), 45% di sekeliling organ dalam rongga perut, dan 55 % di jaringan intranuskuler Karbohidrat Karbohidrat memegang peranan penting karena merupakan sumber energi utama bagi manusia harganya relatif murah. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh- Modul Praktikum Gizi 28 tumbuhan melalui proses fotosintesis klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat sederhana glukosa di samping itu dihasilkan O2 yang lepas di udara. 4) Vitamin Vitamin adalah zat-zat organik yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk di dalam tubuh, vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan dalam pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bahan dari enzim. vitamin meliputi vitamin - vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Vitamin larut lemak A,D,E,K mempunyai peranan falit tertentu di dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut air adalah vitamin C1, B1, B2, niosin, biotin, asam pentotinot, B6, Folat, Vitamin B12. b. Status Gizi balita Status Gizi merupakan tanda-tanda atau penampilan fisik yang diakibatkan oleh adanya keseimbangan pemasukan gizi di suatu pihak, serta pengeluaran oleh organisme di lain pihak yang terlihat, melalui variabel-variabel tertentu yaitu melalui suatu indikator status gizi, asupan zat gizi mempengaruhi status gizi seseorang, selain asupan zat gizi infeksi juga mempengaruhi status gizi. Masalah kurang asupan zat gizi dan adanya penyakit infeksi yang biasanya menjadi penyebab. Status gizi seseorang secara langsung dipengaruhi oleb asupan (Intake) makanan dan infeksi penyakit. Faktor intake makanan dapat diukur jumlah serta mutu makanan, sedangkan konsumsi makanan dan langkah-langkah menentukan status gizi dengan antropometri sebagai berikut: 1) Melaksanakan. pengukuran (berat badan, panjang badan/tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, tebal lipat kulit) 2) Menentukan status gizi dengan: a) Menggunakan standar / baku dan klasifikasi (pada bayi dan anak sampai usia, tertentu) b) Menggunakan rumus tertentu prinsip yang digunakan untuk mengadakan pengukuran adalah dengan cara, yang paling sederhana, paling cepat, paling mudah dengan hasil yang maksimal. Biasanya dengan mengukur: (1) Masa, tubuh berat badan Linier tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, dan lingkar dada. (2) Komposisi tubuh dan cadangan kalori serta, protein lemak subkutan dan otot. Modul Praktikum Gizi 29 c) Tergantung umur ( Age dependent) Pengukuran status gizi menurut umur ada 3 yaitu (1) Berat badan terhadap umur (BB/U) Berdasarkan berat badan karakteristik ini, maka indeks berat badan menurut umur (BB/U) digunakan sebagai salah satu cara. Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh saat sensitif terhadap pembahan perubahan yang mendadak, misalnya karena, terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertumbuhan umum. Sebaliknya dalam. keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau, lebih lambat dari keadaan normal. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini (carrent nutritional status). Kelebihan indeks BB/U antara, lain: lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum, baik mengukur status gizi akut dan kronis, saat sensitif terhadap perubahanperubahan kecil dan dapat mendeteksi kegemukan (over weight). Kekurangan pada BB/U adalah dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila, terjadi oedema, dan asites serta memerlukan data umum yang akurat Supariasa (2002). (2) Tinggi badan terhadap umur (TB/U). Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama. Berdasarkan karakteristik tersebut tinggi badan menggambarkan status gizi masa latu dan lebih erat kaitannya dengan status sosial ekonomi. Kelebihan indeks TB/U yaitu untuk menilai status gizi masa lampau dan ukuran panjang dan dapat di buat sendiri, murah dan mudah dibawa. Kekurangannya yaitu tinggi badan tidak Modul Praktikum Gizi 30 cepat naik, pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak dan ketepatan umur sulit di dapat. (3) Lingkar lengan atas terhadap umur (LLA/U). Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak di bawah kulit. Lingkaran lengan atas berkolerasi dengan indeks BB/U maupun BB/PB. Lingkar lengan atas merupakan parameter antropornetri yang sangat sederhana dan mudah dilakukan. Lingkar lengan atas merupakan indeks status gizi saat ini. Kelebihan LLA/U yaitu indikator yang baik untuk menilai KEP berat. Alat ukur murah, sangat ringan dan dapat dibuat sendiri. Kelemahannya yaitu hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP berat badan sulit digunakan untuk melihat perturmbuhan anak terutama anak usia 2-5 tahun yang pembahannya tidak nampak nyata. c. Faktor yang mempengaruhi gizi Balita : (1) Tingkat pendidikan ibu (2) Pengetahuan ibu tentang gizi (3) Pendapatan keluarga. (4) Pekerjaan ibu (5) Jumlah anggota keluarga (6) Penyakit infeksi (7) Asupan nutrisi d. Kebutuhan Gizi Balita Balita dalam proses tumbuh kembangnya ditentukan oleh makanan yang dimakan seharihari. Kebutuhan gizi balita dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, kegiatan, dan suhu lingkungan udara panas Kebutuhan gizi tersebut terdiri dari: 1) Energi Angka kecukupan energi (AKG, 2004) balita usia 1-3 tahun dan 4-4 tahun secara bertutut-turut adalah 1000 kkal dan 1550 kkal. Kebutuhan energi balita secara perorangan didasarkan energi untuk metabolisme basal, kecepatan pertumbuhan, dan aktivitas. Rata-rata kebutuhan energi untuk pertumbuhan setelah usia 12 bulan rendah, kurang lebih 5 kkal/g penambahan jaringan. Kebutuhan energi balita dengan umur, gender, dan ukuran tubuh yang sama bervariasi. Modul Praktikum Gizi 31 2) Protein Protein harus dikonsumsi secara seimbang karena protein dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Protein digunakan setelah karbohidrat dan lemak tidak mencukupi pasokannya di dalam tubuh. Sumber protein dapat diperoleh dari ayam, kacang-kacangan, susu, yoghurt, roti dan lain -lain 3) Lemak Merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan aktifitas fisik bagi balita. Lemak memberi cita rasa yang gurih, rasa kenyang, dan kelezatan makanan. Sumber makanan yang berasal dari lemak makanan. Sumber makanan yang berasal dari lemak seperti daging, mentega, mayones, keju dan susu. 4) Vitamin dan mineral. Vitamin dibagi menjadi 2 kelompok yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang tidak larut dalam air (vitamin A, D, E dan K). Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan, berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim Berdasarkan Angka kecukupan gizi (AKG) yang dikeluarkan dalam Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) tahun 1998, umur dikelompokkan menjadi 1-3 tahun, 4-6 tahun, dengan catatan pengelompokan diatas tidak membedakan jenis kelamin. e. Angka Kecukupan Gizi Balita Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk balita dibagi menjadi dua kelompok yaitu anak usia 1-3 tahun dengan rata-rata berat badan 12,0 kg dan tinggi badan 90 cm, anak usia 4-5 tahun dengan rata-rata berat badan 17,0 kg dan tinggi badan 110 cm Tabel Angka Kecukupan Gizi Balita Zat Gizi Usia 1-3 Tahun 4-5 Tahun Energi (kkal) 1000 1550 Protein (gram) 25 39 Vitamin A (RE) 400 450 Vitamin D (μg) 5 5 Vitamin E (mg) 6 7 Vitamin K (μ) 15 20 Thiamin (mg) 0,5 0,6 Modul Praktikum Gizi 32 f. Riboflamin (mg) 0,5 0,6 Niacin (mg) 6 8 Asam Folat (μg) 150 200 Piridoksin (mg) 0,5 0,6 Vitamin B12 (μg) 0,9 1,2 Vitamin C (mg) 40 45 Kalsium (mg) 500 500 Fosfor (mg) 400 400 Magnesium (mg) 60 90 Besi (mg) 8 9 Yodium (μg) 120 120 Seng (mg) 8,3 10,3 Selenium (μg) 17 20 Mangan (mg) 1,2 1,5 Flour (mg) 0,6 0,9 Akibat Malnutrisi Pada Balita 1) Kekurang Energi Protein 2) Gizi buruk g. Pesan Gizi Seimbang untuk Anak Usia 2 – 5 Tahun 1) Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) bersama keluarga Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari dianjurkan agar anak makan secara teratur 3 kali sehari dimulai dengan sarapan atau makan pagi, makan siang dan makan malam. Untuk menghindarkan/mengurangi anak-anak mengonsumsi makanan yang tidak sehat dan tidak bergizi dianjurkan agar selalu makan bersama keluarga. Sarapan setiap hari penting terutama bagi anak-anak oleh karena mereka sedang tumbuh dan mengalami perkembangan otak yang sangat tergantung pada asupan makanan secara teratur. 2) Perbanyak mengonsumsi makanan kaya protein seperti ikan, telur, tempe, susu dan tahu. Untuk pertumbuhan anak, dibutuhkan pangan sumber protein dan sumber lemak kaya akan Omega 3, DHA, EPA yang banyak terkandung dalam ikan. Anak-anak Modul Praktikum Gizi 33 dianjurkan banyak mengonsumsi ikan dan telur karena kedua jenis pangan tersebut mempunyai kualitas protein yang bagus. Tempe dan tahu merupakan sumber protein nabati yang kualitasnya cukup baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.Jika memberikan susu kepada anak, orang tua tidak perlu menambahkan gula pada saat menyiapkannya. Pemberian susu dengan kadar gula yang tinggi akan membuat selera anak terpaku pada kadar kemanisan yang tinggi. Pola makan yang terbiasa manis akan membahayakan kesehatannya di masa yang akan datang. (Lihat pesan umum nomor 5 tentang batasi konsumsi pangan yang manis). 3) Perbanyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. Sayuran dan buah-buahan adalah pangan sumber vitamin, mineral dan serat. Vitamin dan mineral merupakan senyawa bioaktif yang tergolong sebagai antioksidan, yang mempunyai fungsi antara lain untuk mencegah 32 kerusakan sel. Serat berfungsi untuk memperlancar pencernaan dan dapat mencegah dan menghambat perkembangan sel kanker usus besar. 4) Batasi mengonsumsi makanan selingan yang terlalu manis, asin dan berlemak. Pangan manis, asin dan berlemak banyak berhubungan dengan penyakit kronis tidak menular seperti diabetes mellitus,tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. 5) Minumlah air putih sesuai kebutuhan. Sangat dianjurkan agar anak-anak tidak membiasakan minum minuman manis atau bersoda, karena jenis minuman tersebut kandungan gulanya tinggi. Untuk mencukupi kebutuhan cairan sehari hari dianjurkan agar anak anak minum air sebanyak 1200 – 1500 mL air/hari 6) Biasakan bermain bersama dan melakukan aktivitas fisik setiap hari. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan kemudahan akses permainan tanpa aktivitas fisik yang banyak ditawarkan permainan dengan teknologi canggih (electronic game), menimbulkan kekhawatirantersendiri bagi para orang tua akan perkembangan mental serta psikomotorik anak. Permainan tradisional dan bermainbersama teman penting untuk anak-anak karena dapat melatih kemampuan sosial dan mentalanak. Permainan tradisional dan bermain bersama dan melakukan aktivitas fisik dalam bentuk permainan dapat mengusir rasa bosan pada anak dan merangsang perkembangan kreativitasnya. Hal ini akan mendukung tumbuh kembang dan kecerdasan anak. Modul Praktikum Gizi 34 Evaluasi : 1. Jelaskan komponen komponen dalam gizi balita! 2. Jelaskan faktor yang mempengaruhi status gizi balita! 3. Jelaskan angka kecukupan gizi balita 4. Jelaskan pesan gizi balita usia 2-5 tahun! 5. Jelaskan akibat malnutrisi pada balita! Daftar Pustaka : Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Menteri Kesehatan RI; 2014 Kristiyanasari,W. 2009. ASI,Menyusui dan Sadari. Yogyakarta : Nuha Medika. Mubarak, W.I. 2011. Sosiologi untuk Keperawatan:Pengantar dan Teori Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan Jakarta:Rineka Cipta Notosoedirjo, M dan Latipun. 2005 Kesehatan mental:konsep dan penerapannya edisi 4, Malang: Universitas Muhamadiyah Malang Roesli, U. 2009. Mengenal ASI Eksklusif Jakarta: Trubus Agriwidya IKAPI . 2010. Inisiasi Menyusui Dini: Plus ASI Eksklusif Jakarta:Pustaka Bunda Soehadrjo, (1992). Perkembangan Makanan Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Kanisius Sunita. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama Supariasa, Imade & Dewa, (2002). Penilaian Status Gizi Jakarta:EGC Syafrudin & Karningsih. 2011. Penyuluhan KIA(Kesehatan ibu dan anak). Jakarta Timur:CV.Trans Info Media Modul Praktikum Gizi 35