Eksistensi Mahkamah Internasional Sebagai Lembaga Kehakiman Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) IndienWinarwati Dosen Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura Email: [email protected] ABSTRACT International Court Of Justice / ICJ is the judicial instituation of the United Nations, which is located in The Hague, Netherlands. The court was established in 1945 by the United Nations Charter. The establishment of the International Court of Justice is resolving the disputes by peaceful means and not allowed to use violence, therefore, the dispute states does not need to resolve the dispute by violence. The main task of the International Court of Justice is resolving the international disputes include not only the disputes between countries, but also other cases within the scope of international regulation. In resolving the disputes between countries, the International Court of Justice has authority / jurisdiction includes the power to decide the disputes between states and authority to give opinions / advice to countries that requested. Besides it, the International Court of Justice can give an opinion / advice by the General Assembly and the Security Council requested and also other bodies of the United Nations with the General Assembly permission. The decision of the International Court only have binding force to the parties , and only in relation to particular matters of that parties. The decision of International Court of Justice should be implemented by the dispute parties, if the countries do not comply the resolution, there are several sanctions to force the state to comply . Keywords : International Court Of Justice, Authority and Decision, The International Court Of Justice Statute, United Nations Charter ABSTRAK International Court Of Justice / Mahkamah Internasional adalah lembaga kehakiman Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berkedudukan di Den Haag Belanda. Lembaga peradilan ini didirikan pada tahun 1945 berdasarkan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Didirikannya International Court Of Justice adalah untuk menyelesaikan kasus-kasus persengketaan dengan cara damai dan dilarang menggunakan cara kekerasan, sehingga Negara-negara yang sedang bersengketa tidak perlu menyelesaikan sengketa dengan cara kekerasan. Tugas utama dari International Court Of Justice adalah untuk menyelesaikan sengketa-sengketa internasional mencakup bukan saja sengketa-sengketa antar Negara saja, melainkan juga kasus-kasus lain yang berada dalam lingkup pengaturan internasional, Dalam menyelesaikan sengketa antar Negara, Internasional Court of Justice mempunyai kewenangan / yuridiksi yang meliputi kewenangan untuk memutuskan perkara-perkara para pihak yang bersengketa dan kewenangan untuk memberikan 56 57 IndienWinarwati: Eksistensi Mahkamah Internasional Opini-opini / Nasihat kepada Negara-negara yang meminta, selain itu International Court Of Justice juga dapat memberikan opini / nasihat yang diminta oleh Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB, serta badan-badan lain dari PBB selama diijinkan oleh Majelis Umum. Dan berkaitan dengan putusan dari International Court Of Justice, putusan hanya mempunyai kekuatan mengikat terhadap pihak-pihak dan hanya berhubungan dengan perkara khusus dari para pihak tersebut. Putusan International Court Of Justice wajib dilaksanakan oleh pihak-pihak yang bersengketa, jika ada negara tidak mematuhi keputusan, maka ada beberapa sanksi yang diterapkan untuk memaksa negara tersebut mematuhinya. Kata Kunci : Internasional Court Of Justice, Kewenangan dan yurisdiksi, Statuta Mahkamah Internasional, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa Pendahuluan Badan ini akan bekerja sesuai de- International Court Of ngan Statuta Mahkamah Tetap Inter- Justice (ICJ) / Mahkamah Internasi- nasional dan peradilan merupakan onal adalah lembaga kehakiman bagian yang tidak terpisah dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang Piagam ini berkedudukan di Den Haag Belanda, Tugas utama dari Interna- lembaga peradilan ini didirikan pada tional Court Of Justice adalah untuk tahun 1945 berdasarkan Piagam menyelesaikan Perserikatan dan internasional mencakup bukan saja resmi bersidang pada tahun 1946 sengketa-sengketa antar Negara saja, (Starke, 1992 terj. Bambamg, 208: melainkan juga kasus-kasus lain 651). International Court Of Justice yang berada dalam lingkup penga- dibentuk berdasarkan Bab IV pasal turan internasional, yakni beberapa 92-96 Piagam Perserikatan Bang- katagori sengketa tertentu antara sa-Bangsa yang dirumuskan di San Negara di satu pihak dan indivi- Fransisco. Pada pasal 92 disebutkan du-individu, badan-badan korporasi bahwa International Court Of Justice serta badan-badan bukan Negara di adalah organ utama dari Perserikatan pihak lain Bangsa-Bangsa sengketa-sengketa Bangsa-Bangsa. Isi pasal 92 Piagam Sebagaimana diketahui bah- PBB : Mahkamah Agung Internasi- wa didirikannya International Court onal adalah badan peradilan utama Of Justice adalah untuk menyele- dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. saikan kasus-kasus persengketaan 58 Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 1, Juni 2014 dengan cara damai dan dilarang a. Permanent International Court Of menggunakan kekerasan dalam me- Justice merupakan suatu badan nyelesaiakan suatu sengketa interna- peradilan permanen yang diatur sional, sehingga Negara-negara yang oleh Piagam dan mengikat para sedang bersengketa tidak perlu me- pihak yang menyerahkan sengke- nyelesaikan sengketa dengan cara tanya kepada Permanent Interna- kekerasan, namun demikian sampai tional Court Of Justice; saat ini masih terdapat Negara yang b. Permanent International Court Of menyelesaiakan sengketa dengan Justice memiliki suatu badan cara kekerasan yaitu dengan cara kelengkapan, yang antara lain perang, Untuk itu perlu diketahui tugasnya sebagai penghubung an- seberapa jauh kewenangan dan kom- tara pemerintah dan badan-badan petensi organisasi internasional lainnya; International Court Of Justice dalam menyelesaikan seng- c. Permanent International Court Of keta antar Negara dan apa saja ke- Justice wenangan / yurisdiksi yang dimiliki berbagai sengketa yang putusan- oleh International Court Of Justice. nya memiliki nilai yang penting telah menyelesaikan dalam perkembangan Hukum InPembahasan ternasional; Berdirinya International Court Of d. Permanent International Court Of Justice Justice memiliki kompetensi un- Didirikannya International Court Of tuk memberikan nasihat hukum Justice adalah untuk menggantikan terhadap masalah atau sengketa peradilan yang sebelumnya yaitu hukum yang diserahkan oleh Permanent International Court Of Dewan atau Majelis Umum PBB Justice. Permanent International e. Permanent International Court Of Court Of Justice diakui sebagai suatu Justice peradilan yang memainkan peranan sengketa yang diserahkan kepa- penting dalam sejarah penyelesaian danya diberi wewenang antara sengketa Adapun lain untuk menetapkan prinsip ex peran Permanent International Court aequo et bono sebagaiman yang Of Justice adalah sebagai berikut : diatur dalam Statuta Permanent internasional. dalam menyelesaikan 59 IndienWinarwati: Eksistensi Mahkamah Internasional International Court Of Justice. pakatan pada Konferensi San Fran- Namun setelah pecah perang sisco pada tahun 1945 yang memu- dunia ke II secara politis telah meng- tuskan akan dibentuk suatu badan hentikan kegiatan-kegiatan Perma- Mahkamah Internasional baru yang nent International Court Of Justice, kemudian badan ini merupakan dan terjadinya peperangan yang badan utama Perserikatan Bang- terus menerus, akhirnya menyebab- sa-Bangsa. (Sri, 2006:61) Mahka- kan Permanent International Court mah akan terdiri dari hakim-hakim Of Justice menjadi bubar. Setelah yang ditunjuk untuk mengadili se- hamper 3 tahun vakum, akhirnya mua kasus yang menjadi wewenang- pada tahun 1942 Menteri Amerika nya. Mahkamah yang demikian akan dan Inggris menyatakan sepakat terjaga kontinuitasnya dalam admi- untuk mengaktifkan dan membentuk nistrasi pengadilan internasional, kembali inisiatif dengan mengun- karena setiap keputusan akan dido- dang para ahli untuk membentuk kumentasikan. Hakim International Komisi dan mengkaji masalah terse- Court of Justice terdiri dari 15 hakim but. Selanjutnya Komisi mengeluar- dan masing-masing mempunyai ke- kan beberapa rekomendasi sebagai warganegaraan yang berbeda. Ha- berikut : kim dipilih secara independen oleh 1. bahwa perlu dibentuk suatu Mah- Dewan Keamanan kamah baru dengan statute yang Umum PBB. berlandaskan Statuta Permanent hakim tidak ada perbedaan antara International Court Of Justice; suar anggota tetap dan tidak tetap 2. bahwa Mahkamah baru tersebut Dewan Keamanan. Masa jabatan harus memiliki yurisdiksi untuk hakim untuk Sembilan tahun dan memberikan nasihat dapat dipilih kembali. dan Dalam Majelis pemilihan 3. bahwa Mahkamah baru tersebut tidak boleh memiliki yurisdiksi International Court Of Justice memaksa (Mahkamah Internasional) Setelah berbagai pertemuan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa membahas pembentukan suatu Mah- sebagaimana diketaui mempunyai kamah baru, akhirnya dicapai kese- tujuan yaitu mempertahankan perda- 60 Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 1, Juni 2014 maian internasional. Hal yang pen- Liga Bangsa-Bangsa. Internatio- ting dalam sistem PBB adalah mele- nal Court of Justice sebagai organ takkan International Court Of Jus- utama PBB sangat dekat dengan tice sebagai organ utama dalam tujuan dari PBB, ini berarti sistem PBB, sebagaimana dalam bahwa International Court of pasal 7 Piagam Perserikatan Bang- Justice sebagai organ utama PBB sa-Bangsa yang menyebutkan organ- menunjukkan bahwa penyelesa- organ utama dari Perserikatan Bang- ian sengketa melalui pengadilan sa-Bangsa terdiri dari : sebagai suatu komponen penting 1. Majelis Umum dalam mekanisme perdamaian 2. Dewan Keamanan internasional. Hal yang penting 3. Dewan Ekonomi dan Sosial adalah adanya integrasi dan koor- 4. Dewan Perwalian dinasi 5. Mahkamah Peradilan Internasio- berbeda diletakkan di bawah nal dan suatu instrument internasional 6. Sekretariat tunggal yaitu Piagam Perserika- Selanjutnya pada pasal 92 Piagam tan Bangsa-Bangsa. Konsekuensi PBB menyebutkan ; logis dari hubungan khusus ini “ The International Court of Justice shall be the principal judicial organ of The United Nations. It shall function in accordance with the annexed Statute, which is base upon the Statute of The Permanent Court of Justice and form an integral part of the present Charter.” Berdasarkan ketentuan tersebut, maka ada tiga hal yang di atur, - Pertama Mahkamah Internasional adalah merupakan bagian yang integral dalam sistem PBB. Hal ini tidak ada pada Permanent Court Of Justice dalam rangka antara dua subjek yang adalah bahwa International Court of Justice terikat untuk mengadakan kerja sama dengan organ-organ PBB dan Statuta Mahkamah Internasional. Sebagai organ utama PBB maka pelaksanaan tugasnya sejalan dengan tujuan PBB yang ditentukan dalam Piagam. Status International Court of Justice sebagai organ utama PBB menentukan tanggung jawabnya dan kesamaan derajad dengan organ utama lainnya dengan kewenangannya. sesuai 61 IndienWinarwati: Eksistensi Mahkamah Internasional - Kedua, semua anggota PBB ipso Bangsa. International Court Of facto menjadi pihak International Justice memiliki kedudukan khusus Court Of Justice. dibandingkan lima organ utama - Ketiga, dalam hal pelaksanaan Perserikatan Bangsa-Bangsa lain- keputusan berdasarkan pasal 94 nya. International Court Of Justice (1) Piagam PBB bahwa setiap dijalankan oleh 15 orang hakim dan anggota PBB mematuhi keputu- 2 orang merangkap sebagai ketua san International Court of Justice dan wakil ketua. International Court dalam perkara apapun dimana Of Justice dibentuk berdasarkan Bab anggota tersebut menjadi salah IV pasal 92-96 Piagam Perserikatan satu pihak. Sedangkan pada pasal Bangsa-Bangsa. Didirikannya Inter- 94 (2) disebutkan Piagam PBB national Court Of Justice adalah menentukan apabila suatu pihak untuk menyelesaikan kasus-kasus dalam perkara tidak memenuhi persengketaan dengan cara damai kewajiban yang dibebankan ke- dan dilarang menggunakan keke- padanya oleh suatu keputusan rasan dalam menyelesaikan sengketa International Court of Justice, antar Negara. Selanjutnya Interna- pihak yang lain dapat meminta tional Court Of Justice dalam perhatian Dewan Keamanan, jika menyelesaikan sengketa hendaknya perlu dapat memberikan reko- dengan cara yang seadil-adilnya bagi mendasi atau menentukan tinda- para pihak, hal ini merupakan tujuan kan yang akan diambil untuk dari dibentuknya Hukum Internasi- terlaksananya keputusan itu. onal. Sedangkan kaidah dan Dari ketentuan di atas menunjukkan prosedur yang dipergunakan seba- bahwa masalah penyelesaian seng- gian merupakan kebiasaan dan prak- keta melalui pengadilan merupakan tek, serta sejumlah konvensi yang bagian yang tidak terpisahkan dalam penting seperti Konvensi The Haque pertimbangan luas tentang perda- Tahun 1899 dan 1907 untuk penyele- maian internasional. saian sengketa secara damai dan International Court Of Justi- Piagam Perserikatan Bangsa-Bang- ce merupakan salah satu dari enam sa. Salah satu tujuan pokok dari organ utama Perserikatan Bangsa- Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa 62 Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 1, Juni 2014 tersebut adalah membentuk organi- cara universal dan dimuat dalam sasi persetujuan Perserikatan Bang- Deklarasi Mengenai Hubungan Per- sa-Bangsa untuk mempermudah pe- sahabatan Dan Kerjasama Antar nyelesaian secara damai perselisi- Negara serta Deklarasi Manila Me- han-perselisihan antar Negara. ngenai Penyelesaian Sengketa Seca- Sebagai organ utama PBB, ra Damai, untuk itu diperlukan International Court of Justice mem- kesadaran dan kesabaran bagi Nega- punyai tugas utama : (Sri, 2006:61) ra-negara yang sedang bersengketa 1. memutuskan perkara antar Negara di dalam menyelesaikan sengketa baik antar Negara anggota PBB mereka dengan Negara lain. Oleh maupun bukan anggota PBB karena itu, setiap Negara-negara 2. memberikan pedoman dan mensupport kerja dari organ utama sangat penting untuk saling menjaga hubungan baik. PBB lainnya dan untuk Badan Sebagai lembaga peradilan khusus melalui pendapat hukum- internasional, maka International nya (advisory opinion) Court Of Justice sangat dibutuhkan 3. terlibat dalam kegiatan extra-judicial dalam menyelesaikan suatu sengketa antar Negara. Semenjak didirikan Berkenaan dengan peran pada tahun 1945 International Court International Court Of Justice dalam Of Justice telah memutuskan 78 menyelesaikan sengketa- sengketa antar Negara dan 24 pen- sengketa internasional, International dapat yang tidak mengikat (Bour Court Of Justice juga akan mem- Mauna, 205:270). Dari semua putu- fasilitasi setiap Negara untuk me- san yang dikeluarkan oleh Interna- nyelesaikan sengketa mereka secara tional Court Of Justice diterima damai, sehingga perdamaian dunia dengan baik dan dipatuhi oleh akan terwujud. Hal ini sebagaimana Negara yang bersengketa, diantara- prinsip dari penyelesaian sengketa nya adalah sengketa antara Indonesia bahwa dalam menyelesaikan seng- dan Malaysia dalam sengketa kepe- keta Negara-negara dilarang meng- milikan pulau Sipadan dan Ligitan, gunakan kekerasan. Prinsip dalam serta sengketa antara Singapura dan hukum internasional ini berlaku se- Malaysia dalam sengketa kepemi- setiap 63 IndienWinarwati: Eksistensi Mahkamah Internasional b) Wewenang Ratione Material likan pulau Batu Puteh. (mengenai jenis sengketa yang Kewenangan International Court Of Justice dapat diajukan) Berkaitan dengna wewenang Sebelum membahas kewena- Ratione Personae yaitu siapa yang ngan International Court Of Justice, berhak mengajukan perkara ke Inter- maka harus diperhatikan prinsip national Court Of Justice, pada Pasal dalam hukum internasional bahwa 34 (1) Statuta Mahkamah Internasi- suatu Negara tidak dapat dipaksa onal dinyatakan bahwa hanya negara untuk mengajukan perkaranya atau yang boleh menjadi pihak dalam berperkara dengan perkara-perkara dimuka Internation- kemauannya. Prinsip ini menjadi al Court Of Justice, sehingga indivi- dasar yurisdiksi / kewenangan Inter- du / organisasi-organisasi internasi- national Court Of Justice. Dalam hal onal tidak dapat menjadi pihak dari ini, International Court Of Justice suatu sengketa di muka Mahkamah tidak mempunyai kewenangan/yu- tersebut. Menginat Isi pasal 34(1) risdiksi untuk mengadili perkara, Statuta Mahkamah Internasional : kecuali para pihak yang bersangku- hanya negaralah yang boleh menjadi tan menyerahkan perkaranya ke pihak dalam perkara-perkara di International muka Mahkamah Dengan bertentangan Court demikian Of Justice. International Namun pada ayat (2) dan (3) Court Of Justice tidak mempunyai pasal tersebut memberikan kemung- yurisdiksi memaksa (compulsory kinan kerjasama dengan organisa- jurisdiction) atas sengketa antar Ne- si-organisasi internasional. Berkai- gara. International tan dengan pihak yang dapat menga- Court Of Justice diatur dalam Bab II jukan perkaranya kepada Interna- Statuta Mahkamah Internasional, tional Court Of Justice adalah : wewenang ini dapat dibedakan yaitu 1. Negara anggota Perserikatan Kewenangan antara: Bangsa-Bangsa secara otomatis a) Wewenang Ratione Personae dapat mengajukan sengketanya (siapa yang berhak mengajukan kepada International Court Of perkara ke Mahkamah) Justice 64 Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 1, Juni 2014 2. Negara bukan anggota Perserika- Fakultatif yaitu bahwa bila terjadi tan Bangsa-Bangsa dapat menga- suatu sengketa antara dua negara, jukan sengketa kepada Interna- intervensi Mahkamah, baru dapat tional Court Of Justice yang men- terjadi bila negara-negara yang jadi wilayah kerja dari Interna- bersengketa dengan persetujuan tional Court Of Justice tersebut bersama membawa perkara itu ke 3. Negara bukan anggota Perserika- Mahkamah. tanpa adanya perse- tan Bangsa-Bangsa dapat menga- tujuan dari pihak-pihak yang jukan sengketa kepada Interna- bersengketa, wewenang Mahka- tional Court Of Justice yang bu- mah tidak akan berlaku terhadap kan menjadi wilayah kerja dari sengketa tersebut. Menurut pasal International Court Of Justice, 36 (2) Statuta Mahkamah Interna- dengan syarat membuat Deklarasi sional maka negara-negara yang untuk tunduk pada ketentuan menyetujui Statuta Mahkamah International Court Of Justice dan Internasional dapat menyatakan Piagam PBB. (Adolf, 2008: 35) setiap waktu bahwa mereka de- Selanjutnya yang berkaitan de- ngan sendirinya akan tunduk ke- ngan wewenang Ratione Material pada keputusan-keputusan Mah- yaitu mengenai jenis sengketa kamah. yang dapat diajukan, pada Pasal yang dimaksud tersebut dapat 36 (1) Statuta Mahkamah Interna- mengenai persengketaan tentang: sional menyatakan bahwa wewe- a. penafsiran perjanjian nang Mahkamah meliputi semua b. soal-soal yang hukum internasi- perkara yang diajukan pihak-pi- Keputusan-keputusan onal hak yang bersengketa kepadanya, c. adanya suatu hal yang mengaki- terutama yang terdapat dalam Pi- batkan pelanggaran perjanjian agam PBB atau dalam perjanji- internasional yang an-perjanjian dan konvensi-kon- oleh salah satu pihak. dilakukan vensi yang berlaku. Berkaitan d. Jenis/besarnya ganti rugi yang dengan kewenangan Mahkamah akan dibayar berhubungan de- tersebut, kewenangan yang dimi- ngan pelanggaran suatu kewa- liki Mahkamah adalah bersifat jiban perjanjian internasional. 65 IndienWinarwati: Eksistensi Mahkamah Internasional (th-school, Keputusan Mahka- tujui penyerahan demikian atau mah kemudian menyetujui. Internasional, http://th- 2. Memberikan Opini-opini / Nasihat school.blogspot.com) kewena- International Court Of Justice ngan, International Court Of Justice dapat memberikan opini/nasihat juga memiliki yurisdiksi dalam kepada Negara-negara yang me- menyelesaikan sengketa antar Ne- minta, selain itu International gara. Yurisdiksi International Court Court Of Justice juga dapat mem- Of Justice terdiri dari : berikan opini/nasihat yang di- 1. minta oleh Majelis Umum dan Selain memiliki Memutuskan Perkara-perkara Pertikaian Dewan Keamanan PBB, serta Untuk yurisdiksi pertikaian dalam badan-badan kasus-kasus pertikaian pelaksa- selama diijinkan oleh Majelis naan yurisdiksi mahkamah me- Umum. Opini-opini atau nasihat nyarankan adanya persetujuan yang diberikan oleh International para pihak yang bersengketa. Court Of Justice meliputi persoa- Pada pasal 36 (1) Statuta Mahka- lan-persoalan hukum yang timbul mah International yang menya- dalam lingkup aktifitas mereka. takan bahwa International Court Prosedur permintaan opini / nasi- Of Justice memiliki yurisdiksi hat kepada International Court Of terhadap semua perkara yang dia- Justice harus disampaikan secara jukan oleh para pihak. Untuk pe- tertulis yang berisi suatu pernya- ngajuan tersebut biasanya dilaku- taan tentang persoalan-persoalan kan dengan memberitahukan su- yang akan dimintakan opini/ nasi- atu perjanjian bilateral yang dina- hat kepada International Court Of makan compromise. Suatu pe- Justice disertai dengan dokumen- nyerahan sepihak dari sengketa dokumen kepada International Court Of (Sofyan’s, Mahkamah Internasi- Justice oleh salah satu pihak telah onal, http:// Sofyan’s.blogspot. dianggap mencukupi apabila pi- com) hak atau pihak-pihak yang lain dalam sengketa tersebut menye- lain yang dari PBB menunjang. 3. Memeriksa perselisihan sengketa antara negara-negara anggota 66 Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 1, Juni 2014 PBB yang diserahkan kepada International Court mempunyai we- International Court Of Justice. wenang inter alia untuk menunjuk- Yurisdiksi yang dimiliki kan tindakan proteksi sementara, International Court Of Justice pada memperbolehkan intervensi pihak pasal 36 Statuta tersebut, menurut ketiga dalam suatu kasus dan meng- L.Oppenheim dapat dibedakan an- intepretasikan keputusan sebelum- tara sukarela (voluntary) dan wajib nya. Karena kewenangan ini diberi- (obligatory). Kewenangan sukarela kan oleh Statuta Mahkamah Interna- ini dimaksudkan bahwa kewenangan sional, maka pelaksanaannya tidak International Court Of Justice ter- tergantung pada persetujuan Nega- gantung pada persetujuan Negara- ra-negara. negara yang bersengketa. International Court Of Justice tidak mempu- International Court Of Justice nyai yurisdiksi memberikan keputu- Dalam Menyelesaikan Sengketa san kecuali pihak yang bersengketa memberikan Se- diselesaikan oleh International Court dangkan kewenangan wajib, bahwa Of Justice dengan melalui prosedur para pihak terikat dengan apa yang berikut: (Monalisa Simatupang, Pro- dikenal dengan option clausule yang sedur Mahkamah Internasional Da- diatur pada pasal 36 (2) yang meng- lam Menyelesaikan Masalah inter- gambarkan penerimaan suatu Nega- nasional, ra atas penyelesaian yudisial terten- pang. blogspot.com) tu, dan apabila kedua belak pihak 1. Telah terjadi pelanggaran HAM telah membuat deklarasi atas seng- atau kejahatan humaniter (kema- keta mereka, berarti telah ditetapkan nusiaan) di suatu negara terha- yurisdiksi dari International Court dap negara lain atau rakyat ne- Of gara lain. Justice persetujuannya. Sengketa Internasional dapat (Merrilis, penyadur http://monalisasimatu Fauzan, 1986: 97). Selain itu, Inter- 2. Ada pengaduan dari korban national Court Of Justice mempu- (rakyat) dan pemerintahan negara nyai tambahan yurisdiksinya, yaitu yang menjadi korban terhadap melaksanakan yurisdiksi lebih lanjut pemerintahan dari negara yang yaitu yurisdiksi insidental dimana bersangkutan karena didakwa te- 67 IndienWinarwati: Eksistensi Mahkamah Internasional lah melakukan pelanggaran HAM ternasional yang ditangani oleh atau kejahatan International Court Of Justice juga humaniter lain- nya. 3. Pengaduan disampaikan ke Ko- dapat dikelompokkan dalam 2 hal, yaitu : misi Tinggi HAM PBB atau a. Ajudikasi (adjudication) yaitu melalui lembaga-lembaga HAM cara penyelesaian sengketa inter- Internasional lainnya. nasional dengan menyerahkan 4. Pengaduan ditindaklajuti dengan penyelidikan, pemeriksaan dan kepada lembaga peradilan untuk memutuskan sengketa. penyidikan. Jika ditemui bukti- b. Arbitrase yaitu cara penyelesa- bukti kuat terjadinya pelanggaran ian melalui prosedur Ad Hoc HAM atau kejahatan kemanu- (khusus) atau melalui perundi- siaan lainnya, maka pemerinta- ngan han dari negara yang didakwa pihak ketiga. yang ditengahi oleh melakukan kejahatan humaniter Untuk menyelesaikan kasus sengke- dapat diajukan ke International ta internasional maka dikumpulkan Court Of Justice. bukti-bukti, digunakan pertimba- 5. Dimulailah proses peradilan sam- ngan-pertimbangan dan berbagai pai dijatuhkan sanksi. Sanksi da- aspek yang menyangkut dampak dari pat dijatuhkan bila terbukti bah- sengketa. wa pemerintahan atau individu Selain International Court Of yang bersangkutan telah mela- Justice mempunyai prosedur me- kukan pelanggaran terhadap kon- nyelesaikan sengketa, juga terdapat vensi-konvensi Internasional ber- prosedur mengajukan gugatan seng- kaitan dengan pelanggaran HAM keta dari Negara-negara yang ber- atau kejahatan humaniter; mem- sengketa. Para pihak harus menyepa- punyai wewenang untuk mence- kati untuk menyerahkan sengketa- gah terjadinya pelanggaran itu, nya kepada International Court Of tetapi tidak dilakukan; dan tidak Justice, setelah para pihak menyepa- melakukan apa-apa untuk mence- kati, selanjutnya sengketanya dapat gah terjadinya perbuatan itu. diajukan kepada International Court Prosedur penyelesaian sengketa in- Of Justice. Sebagaimana diuraikan 68 Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 1, Juni 2014 di atas, pada pasal 36 (1) Statuta Of Justice membentuk satu kamar Mahkamah Internasional disebutkan yang terdiri dari lima orang bahwa International Court Of Justice hakim yaitu presiden dan wakil memiliki yurisdiksi terhadap semua presiden International Court Of perkara yang diajukan kepadanya. Justice secara ex officio dan tiga Selanjutnya pada pasal 40 (1) dise- hakim atas permintaan pihak-pi- butkan bahwa para pihak harus hak yang dapat didengar dan membuat perjanjian khusus (special memutuskan agreement), cepat. terhadap tentang penundukan yurisdiksi International Court Of Justice sebelum beracara. Apabila perkara International secara Court Of Justice dalam menyelesaikan seng- Dalam menyelesaikan seng- keta, hakim yang akan mengadili keta International Court Of Justice sengketa adalah salah satu dari dapat membentuk kamar (chumber) Negara yang bersengketa, maka cara yang lebih kecil untuk menyele- penyelesaiaannya adalah : saikan golongan-golongan perkara 1. kewarganegaraan hakim tidak di- tertentu. Ada tiga tipe kamar yang perhatikan dapat dibentuk oleh International hakim bukan perwakilan Negara Court Of Justice, yaitu : mengingat bahwa 2. kemungkinan hakim yang berasal 1. kamar yang terdiri dari tiga hakim dari salah satu pihak yang ber- atau lebih sebagaimana ditetap- sengketa untuk tidak mengadili kan untuk menyelesaikan kasus sengketa tersebut tertentu; 3. bila salah satu pihak yang ber- 2. kamar ad hoc untuk mengurus sengketa mempunyai hakim yang kasus tertentu. Jumlah hakim berkewarganegaraan negaranya, yang diperlukan untuk kamar maka pihak yang bersengketa tersebut diputuskan oleh sidang lainnya dapat meminta untuk dengan persetujuan para pihak; memilih hakim dari negaranya. 3. kamar yang dibentuk berdasarkan Pada pasal 31 (1) Statuta pasal 29 Statuta Mahkamah Inter- Mahkamah Internasional menentu- nasional yang menyatakan bahwa kan bahwa hakim yang mempunyai setiap tahun International Court kewarganegaraan salah satu pihak 69 IndienWinarwati: Eksistensi Mahkamah Internasional tidak kehilangan haknya untuk turut tapkan keputusan atas sengketa bersidangdalam kasus yang disi- sengketa internasional yang telah dangkan, selanjutnya pada ayat (2) diajukan kepadanya, diantaranya : nya menyatakan jika dalam siding i. Masalah perbatasan territorial di duduk seorang hakim yang berke- pulau Simpadan dan Ligitan bangsaan dari Negara salah satu antara Indonesia dan Malaysia pihak maka pihak lainnya dapat yang telah sekian lama tidak memilih seseorang untuk duduk berhasil menemukan titik temu sebagai hakim. akhirnya disepakati dibawa ke International Court Of Justice. Keputusan International Court Of Setelah melakukan pendekatan Justice dan perjuangan panjang, akhirnya International Court Of Justi- pada awal tahun 2003 Interna- ce bertugas untuk memeriksa perse- tional Court Of Justice memutus- lisihan atau sengketa antara Nega- kan ra-negara anggota PBB yang dise- sebagai pemilik kepulauan terse- rahkan but. kepadanya. Berdasarkan pasal 55 (1) Statuta Mahkamah Internasional disebutkan memenangkan Malaysia ii. Masalah Timor Timur disele- bahwa saikan secara internasional de- semua persoalan akan diputuskan ngan cara referendum dan hasil- dengan suara terbanyak dari para nya sejak tahun 1999 Timor hakim yang hadir. Dan pada pasal 60 Timur berdiri sendiri menjadi disebutkan bahwa Keputusan dari sebuah negara yang bernama Mahkamah Republik Timor Lorosae. Internasional adalah terakhir dan tidak dapat dibanding, iii. Sengketa diwilayah Balkan dapat apabila terjadi perselisihan menge- diselesaikan International Court nai makna dan ruang lingkup dari Of Justice keputusan, Mahkamah akan menaf- damai Dayton pada tahun 1995 sirkannya atas permohonan sesuatu yang mengharuskan pihak Serbia, pihak. Muslim Bosnia dan Kroasia me- melalui perjanjian Sampai saat ini International matuhinya. ( th-school, Keputu- Court Of Justice telah banyak mene- san Mahkamah Internasional, 70 Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 1, Juni 2014 http://th-school.blogspot.com) berkunjung ke negara tertentu Berkaitan dengan kekuatan mengikat putusan, berdasarka pasal 59 Statuta Mahkamah Internasional hanya terhadap warga negaranya. b. Pengalihan investasi atau penanaman modal asing. mempunyai kekuatan mengikat ter- c. Pemutusan hubungan diplomatik. hadap pihak-pihak dan hanya ber- d. Pengurangan bantuan ekonomi. hubungan dengan perkara khusus e. Pengurangan tingkat kerjasama. tersebut. Namun Mochtar Kusu- f. Embargo ekonomi maatmaja menyatakan bahwa walau- g. Kesepakatan organisasi regional pun keputusan pengadilan tidak mempunyai kekuatan mengikat, keputusan pengadilan internasional atau internasional. h. Dikucilkan dari pergaulan internasional terutama Mahkamah Internasional mempunyai pengaruh yang besar Penutup dalam perkembangan hukum inter- Berdasarkan uraian di atas, nasional (Mochtar K dan Etty, 2003: maka dapat disimpulkan bahwa 69-72). International Court Of Justice meDalam rangka memberikan rupakan organisasi hukum utama keputusan, berdasarkan pasal 50 PBB yang bertugas memeriksa per- Statuta, Of selisihan atau sengketa antar negara Justice diberi kewenangan untuk dan memutuskan kasus hukumnya membentuk komisi penyelidikan dan dan kewenangan yang dimiliki Inter- pendapat ahli. Keputusan Interna- national Court Of Justice meliputi tional Court Of Justice adalah wajib menerima perkara-perkara yang dia- dilaksanakan oleh pihak-pihak yang jukan hanya oleh Negara sebagaima- bersengketa, jika ada negara tidak na yang tercantum pada pasal 34 (1) mematuhi keputusan, maka ada Statuta Mahkamah Internasional, beberapa sanksi yang diterapkan serta menerima semua perkara yang untuk memaksa negara tersebut diajukan pihak-pihak yang berseng- mematuhinya. Sanksi-sanksi terse- keta kepadanya, terutama yang ter- but antara lain adalah: dapat dalam Piagam PBB atau dalam a. Diberlakukan peringatan bahaya perjanjian-perjanjian dan konvensi- International Court 71 IndienWinarwati: Eksistensi Mahkamah Internasional konvensi yang berlaku. Sedangkan yang berkaitan dengan putusan International Court Of Justice adalah bersifat mengikat pihak yang bersengketa, sehingga negara yang bersangkutan wajib memenuhi keputusan tersebut. Daftar Rujukan Bour Mauna, (2005),Hukum Internasional, Pengertian Peranan Dan Fungsi Dalam Era Dinamika Global, Edisi kedua, Alumni, Bandung. Huala Adolf, (2008), Penyelesaian Sengketa Internasional, Sinar Grafika, Bandung. J.G. Merrilis, 1986). Penyelesaian Sengketa Internasional, penyadur Achmad Fauzan, Tarsito, Bandung. Mochtar Kusumaatmaja dan Etty Agoes,(2003), Pengantar Hukum Internasional, PT. Alumni, Bandung. Starke, 1992, Introduction To International Law, diterjemahkan oleh Bambang Iriana Djajaatm- adja, Pengantar Hukum Internasional, Edisi Kesepuluh, Sinar Grafika. Jakarta, 2008 Sri Setyaningsih Suwardi, (2006), Penyelesaian Sengketa Internasional, Cet. Pertama, UI Press, Jakarta. Th-school, Keputusan Mahkamah Internasional, http://th-school. blogspot.com Sofyan’s, Mahkamah Internasional, http:// Sofyan’s.blogspot.com Monalisa Simatupang, Prosedur Mahkamah Internasional Dalam Menyelesaikan Masalah Internasional, http://monalisasimatu pang.blogspot.com PIAGAM PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA STATUTA MAHKAMAH INTERNASIONAL