pengaruh tingkat ketergantungan, status daerah, leverage, dan

advertisement
1
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Selama setengah abad terakhir ini, dunia bisnis telah menjadi
institusi paling berkuasa. Setiap institusi yang paling dominan di masyarakat
manapun harus mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama,
sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang
diambil haruslah dilihat dalam kerangka tanggung jawab tersebut (Korten,
2007). Korten lebih lanjut menegaskan bahwa tindakan korporasi membawa
dampak nyata terhadap kualitas kehidupan manusia, terhadap individu,
masyarakat, dan seluruh kehidupan di bumi ini. Fenomena inilah yang
kemudian memicu munculnya wacana tanggung jawab sosial perusahaan
(corporate social responsibility).
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan isu yang hangat
untuk dibicarakan. Sejak dahulu hingga sekarang isu ini terus berkembang.
CSR memberikan suatu pandangan bahwa tanggung jawab perusahaan tidak
hanya berpijak pada single bottom line tetapi harus berpijak pada triple bottom
line. Single bottom line dimaksudkan bahwa nilai perusahaan (corporate
value) hanya diukur dari kinerja keuangan berupa perolehan profit saja.
Sementara itu triple bottom line dimaksudkan bahwa nilai perusahaan
(corporate value) diukur dari kinerja keuangan berupa perolehan profit,
kepedulian social, dan pelestarian lingkungan.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2
digilib.uns.ac.id
Secara umum, CSR didefinisikan sebagai komitmen perusahaan
untuk tidak hanya berupaya mencari keuntungan dari roda bisnisnya, tetapi
juga menjaga keharmonisan dengan lingkungan sosial di sekitar tempatnya
berusaha, melalui upaya-upaya yang mengarah pada peningkatan kehidupan
komunitas setempat di segala aspeknya (Azis, 2008). CSR merupakan akar
dari pengakuan bahwa bisnis merupakan bagian dari masyarakat dan
mempunyai potensi untuk membuat kontribusi yang positif dalam mencapai
tujuan dan aspirasi sosial (Jones dan Comfort, 2005). World Bank (2004)
mendefinisikan CSR sebagai komitmen perusahaan untuk berperan dalam
kelangsungan pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan karyawan, keluarga
mereka, masyarakat lokal, dan masyarakat luas untuk meningkatkan kualitas
hidup, melalui aktivitas yang tepat bagi perusahaan dan bagi pengembangan.
Perusahaan memiliki alasan masing-masing mengapa mereka
mengungkapkan tanggung jawab sosialnya. Secara umum, perusahaan
mengungkapkan tanggung jawab sosial karena adanya dampak lingkungan
yang ditimbulkan akibat kegiatan operasional mereka. Dengan adanya
tanggung jawab dan kontribusi terhadap lingkungan sekitarnya, diharapkan
terjadi hubungan yang harmonis di antara keduanya. Selain itu, CSR
perusahaan akan membentuk suatu citra yang baik bagi perusahaan. Menurut
Nasir dan Warisi (2008), pelaksanaan CSR telah menjadi strategi jangka
panjang manajemen perusahaan dalam menciptakan nama baik perusahaan.
Hal ini sangat penting dalam kaitannya dengan pemasaran produk dan untuk
memperoleh kepercayaan dari para investor serta masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3
digilib.uns.ac.id
Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan tidak hanya pada
perusahaan di sektor industri yang menghasilkan dampak negatif pada
lingkungan dan masyarakat, tetapi juga sektor-sektor lain seperti: jasa,
asuransi, komunikasi, lembaga keuangan bank dan bukan bank (Djogo, 2005).
Sektor perbankan diharapkan tidak hanya melaksanakan tugas-tugas utama
perbankannya melainkan juga diminta untuk tetap memiliki kepedulian
terhadap lingkungan sebagai wujud tanggung jawab sosialnya. Kepedulian
kepada masyarakat sekitar atau relasi komunitas dapat diartikan sebagai
peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas
melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas
(Korten, 2007).
Di Indonesia, CSR sudah mulai banyak diterapkan pada perusahaan
dan diatur di dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal dan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Bedasarkan undang-undang tersebut, CSR berlaku untuk semua jenis
perusahaan, terutama Perseroan Terbatas, di mana termasuk di dalamnya
adalah perusahaan perbankan. Perbankan berdasarkan pada kegiatan
operasionalnya memang tidak menimbulkan limbah atau dampak negatif
kepada lingkungan tetapi perbankan dirasa tetap perlu untuk mengungkapkan
tanggung jawab sosialnya. Menurut Mulyanita (2009), alasan perusahaan
khususnya di bidang perbankan melakukan pertanggungjawaban sosial adalah
karena adanya perubahan paradigma pertanggungjawaban, dari manajemen ke
pemilik saham menjadi manajemen kepada seluruh stakeholder. Sebagai
commit to user
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
wujud bukti kepedulian para ahli akuntansi di Indonesia dapat dilihat melalui
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No.1 (revisi 2009)
paragraf sembilan secara implisit
menyarankan untuk mengungkapkan
tanggung jawab akan masalah
lingkungan dan sosial.
“Entitas dapat pula menyajikan terpisah dari laporan keuangan,
laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value
added statement), khususnya bagi industri dimana faktor lingkungan
hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang
menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang
memegang peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang
lingkup Standar Akuntansi Keuangan.”
Selain itu, menurut Mulyanita (2009), tantangan untuk menjaga citra
perusahaan di masyarakat menjadi alasan mengapa suatu bank di Indonesia
melakukan pelaporan sosial. Sementara itu, isu mengenai praktik corporate
governance telah mencuat dan terus meluas sejak terjadinya kasus-kasus
keuangan pada perusahaan-perusahaan besar seperti Enron, Tyco, Worldcom,
dan Global Crossing. Kasus-kasus tersebut menjadi bukti bahwa penerapan
corporate governance menjadi suatu kebutuhan penting dalam dunia bisnis
terutama perusahaan-perusahaan keuangan, termasuk juga untuk perusahaan
di Indonesia.
Usaha-usaha untuk memulihkan keadaan dunia perbankan di
Indonesia terus dilakukan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia (BI). Pada
tahun 2004 dikeluarkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang
merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan yang bersifat menyeluruh
commit to user
dan memberikan arahan, bentuk, dan tatanan industri perbankan. Salah satu isi
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dari API adalah mengenai kewajiban bank-bank untuk melaksanakan
corporate governance untuk memperkuat kondisi internal perbankan. Pada
tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan paket kebijakan perbankan yang
dikenal dengan istilah Pakjan 2006, yang isinya berupa peraturan pelaksanaan
Corporate Governance
bagi
bank
umum
yaitu
Peraturan Perbankan
Indonesia (PBI) Nomor 8/4/2006.
Corporate governance terdiri dari lima prinsip yang dikenal dengan
singkatan
TARIF
yaitu:
transparency
(transparansi),
accountability
(akuntabilitas), responsibility (tanggung jawab), independency (independensi),
fairness (kesetaraan dan kewajaran). Kelima prinsip tersebut dikerjakan
bersama-sama dalam kegiatan bisnis menjamin kegiatan bisnis yang sehat
baik bagi pihak eksternal maupun internal perusahaan yang terkait
(stakeholder).
Prinsip-prinsip untuk memberikan kebaikan bagi seluruh stakeholder
tersebut akhirnya juga membawa perusahaan pada tanggung jawab sosial.
Menurut Suciyati (2010), ada satu hubungan yang tidak dapat dipisahkan
antara corporate social responsibility dengan good corporate governance.
Keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang tak dapat terpisahkan antara satu
dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan bahwa corporate social
responsibility merupakan salah satu hasil dari praktik corporate governance.
Dalam good corporate governance diimplimentasikan salah satunya melalui
pelaksanaan corporate social responsibility.
commit to user
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Khan (2010) mencoba untuk menjelaskan pengaruh elemen-elemen
corporate governance terhadap luas pengungkapan CSR bank-bank swasta di
Bangladesh. Hasilnya adalah bahwa corporate governance secara keseluruhan
mempengaruhi luas pengungkapan CSR secara positif. Elemen dari corporate
governance berupa proporsi dewan komisaris independen dan proporsi dewan
komisaris
yang
berasal
dari
luar
Bangladesh
mempengaruhi
luas
pengungkapan CSR secara signifikan, sementara proporsi direktur wanita
tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap pengungkapan CSR. Hal ini
dikarenakan pemberdayaan wanita di Bangladesh merupakan hal yang masih
baru.
Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Zappi (2007)
pada industri perbankan di Italia dimana pandangan Italian Banking
Association tentang CSR adalah sebagai manajemen strategi perusahaan yang
berorientasi pada pemberian nilai bagi para stakeholder-nya. Selain itu, studi
empiris yang dilakukan oleh Branco dan Rodrigues (2006) pada sejumlah
bank-bank
Portugis,
diyakini
bahwa
corporate
social
responsibility
merupakan alat yang sangat penting bagi perusahaan untuk berkomunikasi
dengan stakeholders-nya.
Sementara itu Mutia, Zuraida, dan Andriani (2011) menjelaskan
pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan ukuran dewan komisaris
terhadap luas pengungkapan CSR pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI. Ukuran perusahaan dan ukuran dewan komisaris mempengaruhi
secara
signifikan
terhadap pengungkapan
commit to user
CSR.
Profitabilitas
tidak
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mempengaruhi pengungkapan CSR. Hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian yang banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya,
seperti penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2003), Sitepu dan Siregar
(2008), serta Nurkhin (2010). Mereka berhasil membuktikan bahwa
profitabilitas
memiliki
pengaruh
yang
positif
signifikan
terhadap
pengungkapan CSR.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Handajani, dkk (2009)
menemukan bahwa komite audit berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap pengungkapan CSR. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh
Waryanto (2010) menemukan hasil yang berbeda yaitu bahwa elemen-elemen
corporate governance yang terdiri dari ukuran dewan komisaris, jumlah rapat
dewan komisaris, dewan komisaris independen, ukuran komite audit, jumlah
rapat komite audit, kompetensi komite audit, kepemilikan saham institusional,
kepemilikan saham manajerial, kepemilikan saham asing dan kepemilikan
saham terkonsentrasi bersama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
luas pengungkapan CSR.
Dari keberagaman hasil penelitian tersebut, penulis tertarik untuk
menguji kembali pengaruh dari corporate governance terhadap corporate
social responsibility. Penelitian ini dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil dari
penelitian terdahulu yang tidak konsisten dan memperluas bukti dari pengaruh
corporate governance terhadap corporate social responsibility.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8
digilib.uns.ac.id
Penelitian ini mengacu pada penelitian Mutia, Zuraida, dan Andriani
(2011). Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian tersebut antara lain
adalah sebagai berikut ini.
1. Objek penelitian terdahulu adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI sementara dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah bank
konvensional yang sudah listing pada BEI. Hal ini dikarenakan, menurut
peneliti penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab
sosial
perusahaan pada perusahaan perbankan masih jarang dilakukan. Kegiatan
utama perusahaan perbankan adalah menggunakan uang atau dana para
debitor dan kreditor yang tidak lain adalah masyarakat luas. Hal tersebut
berarti bahwa pelaksanaan corporate governance bank secara langsung
atau tidak langsung menjadi jaminan pelaksanaan dan pengungkapan CSR.
2. Penelitian terdahulu variabel independen direpresentasikan dengan ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan ukuran dewan komisaris. Dalam penelitian
ini variabel independen yang digunakan peneliti adalah ukuran dewan
komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan ukuran komite
audit. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yaitu
ukuran perusahaan (size), laba perusahaan (profitabilitas), dan leverage.
Peneliti menambahkan proporsi dewan komisaris independen dan ukuran
komite audit sebagai variable independen. Komite audit merupakan
komite yang membantu komisaris atau dewan pengawas dalam
memastikan efektifitas sistem pengendalian internal dan pelaksanaan tugas
auditor eksternal seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan
commit to user
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perusahaan yang memadai (Alijoyo, 2003). Proporsi Dewan Komisaris
Independen
diperlukan
untuk
meningkatkan
independensi
Dewan
Komisaris terhadap pemilik saham mayoritas sehingga dapat memangku
kepentingan perusahaan di atas kepentingan lainnya. Kepentingan
perusahaan sangat erat kaitannya dengan seluruh stakeholder perusahaan.
3. Checklist dilakukan dengan melihat pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan dalam tujuh kategori yaitu: lingkungan, energi, kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja, tenaga kerja lain-lain, produk, keterlibatan
masyarakat serta umum. Penelitian sebelumnya menggunakan indikator
GRI (Global Reporting Initiatives) sebanyak 78 item. Dalam penelitian ini
indikator pengungkapan terhadap CSR sebanyak 63 item. Hal ini
dikarenakan 78 item indikator GRI tersebut telah disesuaikan kembali
dengan masing-masing sektor industri sehingga item pengungkapan yang
diharapkan dari setiap sektor berbeda-beda. Lima belas item dihapuskan
karena kurang sesuai untuk diterapkan di sektor perbankan sehingga hanya
tersisa 63 item (Sembiring, 2005).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini diberi
judul sebagai berikut.
“PENGARUH
TERHADAP
DEWAN
LUAS
KOMISARIS
PENGUNGKAPAN
DAN
KOMITE
CORPORATE
AUDIT
SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) DI INDONESIA” (Studi Empiris pada
Perbankan Konvensional yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012)
commit to user
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah
yang
telah
diuraikan
sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut ini.
1. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap luas pengungkapan
CSR pada perusahaan perbankan di Indonesia?
2. Apakah proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap luas
pengungkapan CSR pada perusahaan perbankan di Indonesia?
3. Apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap luas pengungkapan
CSR pada perusahaan perbankan di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
1. Menguji apakah jumlah dewan komisaris berpengaruh terhadap luas
pengungkapan CSR pada perusahaan perbankan di Indonesia.
2. Menguji apakah proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap luas
pengungkapan CSR pada perusahaan perbankan di Indonesia.
3. Menguji apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap luas
pengungkapan CSR pada perusahaan perbankan di Indonesia.
commit to user
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
karakteristik-karakteristik
apa
saja
yang
dapat
mempengaruhi
pengungkapan CSR pada sektor perbankan sehingga dengan adanya
pengetahuan ini dapat dipergunakan untuk mengambil keputusan secara
tepat.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis bagi
pihak manajemen perusahaan pada umumnya dan manajemen perbankan
pada khususnya sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan
kebijakan dalam hal pengungkapan CSR di dalam pelaporan tahunan
perusahaan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dan deskripsi masing-masing bab adalah sebagai
berikut.
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tinjauan pustaka, landasan teori, penelitian terdahulu,
kerangka pemikiran, dan hipotesis dalam penelitian.
commit to user
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
Berisi uraian mengenai variable-veriabel yang digunakan dalam
penelitian beserta definisi operasionalnya, populasi, sampel,
sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis
penelitian.
BAB IV
PEMBAHASAN
Berisi pembahasan dari hasil penelitian yang berisi deskripsi obyek
penelitian, analisis data, dan pembahasan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Berisi simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, keterbatasan,
dan saran-saran kepada pihak yang berkepentingan terhadap hasil
penelitian.
commit to user
Download