9 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1 Materi Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman tomat (L. esculentum Mill.), serangga pollinator, tumbuhan T. procumbens L. Dan alkohol 70%. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kite netting, camera digital, botol sampel, kaca pembesar, kotak serangga, alat tulis dan kertas label. 1.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian tanaman tomat yang berlokasi di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga dengan ketinggian tempat ± 1059 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dari bulan juli – desember 2013, di mulai pada persiapan proposal, penanaman bibit tomat dan T. procumbens L., pengamatan serangga pollinator, panen buah tomat, sampai pada penyusunan dan seminar hasil penelitian. 2. Metode Penelitian 2.1. Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap. Sebagai perlakuan adalah pengkayaan lahan tanaman tomat dengan T. procumbens L.. Perlakuan pengkayaan tumbuhan T. procumbens L. terdiri atas 4 macam yaitu 0%, 5%, 10% dan 15% dari jumlah tanaman tomat yang diteliti setiap petak. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. 10 Adapun denah percobaannya seperti yang ditunjukkan pada (Gambar 2.1.) sebagai berikut ini. 1m 1m A1 A2 A3 6m B1 B2 B3 30m 6m 2m Keteranagan : D1 D2 D3 A : Perlakuan T. procumbens L.0% B : Perlakuan T. procumbens L. 5% C : Perlakuan T. procumbens L. 10% D : Perlakuan T. procumbens L. 15% 1,2 dan 3 adalah ulangan : Tumbuhan T. procumbens L. C1 C2 C3 Jarak petak antar ulangan = 1 m Jarak petak antar spesies ulangan = 2 m Gambar 2.1.Denah Lahan Tomat dan Letak Penanaman T. procumbens L. 11 2.2. Variabel dan Parameter Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel bergantung. Sebagai variabel bebas adalah tipe perlakuan pengkayaan tumbuhan T. procumbens L.pada lahan tanaman tomat, sedangkan variabel bergantungnya adalah keberhasilan penyerbukan dan produksi buah tomat, serta keanekaragaman serangga penyerbuk. Parameter yang diamati adalah jumlah serangga yang hinggap pada bunga tanaman tomat (L. esculentum Mill.), jumlah bunga yang mekar, jumlah bunga yang mengalami penyerbukandan jumlah buah tomat. 2.3. Cara Kerja 2.3.1. Penyiapan Lahan Luas lahan pertanian yang disiapkan untuk setiap perlakuan adalah 3 m² (3 m x 1 m) dan total seluruh perlakuan 75 m² (15 m x 5 m). Sebelum ditanami lahan diolah terlebih dahulu dan dilakukan pemupukan organik. Pengolahan lahan meliputi pembersihan lahan, pencangkulan, serta pembuatan bedengan. Pembersihan lahan bertujuan untuk menghilangkan tanaman yang mengganggu diareal penanaman tomat. Lahan yang telah bersih kemudian dicangkul agar tanah menjadi gembur. Setelah gembur lahan dibuat bedengan dan diberi pupuk organik kemudiaan dibiarkan selama 2 minggu. Setelah 2 minggu tanah ditutup dengan mulsa, mulsa kemudian dilubangi untuk tempat penanaman bibit. 2.3.2. Penyiapan Bibit Tomat Pembibitan meliputi pengadaan benih, persemaian benih, perawatan benih, 12 kemudian penanaman. Penanaman meliputi pemilihan bibit dan penanaman. Setelah penanaman kemudian dilakukan perawatan tanaman yang meliputi pemupukan, pengairan, penyulaman, penggemburan tanah dan pengendalian hama dan penyakit tanaman. 2.3.3. Penyiapan Bibit Tumbuhan T. procumbens L. Tumbuhan T. procumbens L. yang masih muda mula-mula diambil dari daerah sekitar kebun penelitian, kemudian di tanam sesuai dengan perlakuan. Setelah penanaman kemudian dilakukan perawatan hal ini bertujuan agar T. procumbens L. mampu tumbuh dan berbunga dengan baik. 2.3.4. Penanaman Bibit Tomat dan T. procumbens L. Bibit tomat ditanam pada lubang mulsa dengan jarak 60 cm x 30 cm. Jumlah bibit tomat pada setiap petak perlakuan adalah 20 tanaman. Sedangkan penanaman bibit T. procumbens L. dilakukan diantara tanaman tomat dengan jumlah sesuai rancangan perlakuan 0%, 5%, 10%dan 15% dari populasi tanaman tomat, sehingga jumlah bibit T. procumbens L. yang ditanam sesuai perlakuan berturut-turut adalah 0 individu, 1 individu, 2 individu dan 3 individu. Tata letak penanaman bibit tomat dan T. procumbens L. adalah seperti tampak pada (Gambar 2.1.). 2.3.5. Pengambilan Data Pengamatan serangga penyerbuk dilakukan pukul 07.00 hingga pukul 10.00 WIB dan pukul 14.00 hingga pukul 17.00. Pengamatan dilakukan selama 3 minggu. Pengambilan data serangga penyerbuk meliputi data spesies dan jumlah individu. Pengambilan serangga penyerbuk dilakukan secara acak 13 pada lahan tanaman tomat. Sedangkan pengamatan tanamn tomat meliputi jumlah bunga dan jumlah buah. 2.3.6. Pengawetan Serangga Pengambilan serangga dilakukan dengan menggunakan kite netting. Serangga yang telah ditangkap dimatikan dengan cara dimasukkan ke dalam botol sampel yang berisi alkohol 70% untuk ukuran yang sangat kecil untuk dibuat awetan basah, sedangkan untuk ukuran yang besar maka dimasukan ke dalam kantong plastik dan diberi larutan KCN, untuk dibuat awetan kering. Kemudian diberi keterangan berupa tanggal, lokasi, waktu pengambilan dan ciri-ciri serangga. 2.3.7. Identifikasi Serangga Identifikasi serangga menggunakan pustaka Corlett (2004). 4. Metode Analisis 4.1. Analisis Keanekaragaman (divesitas) Keanekaragaman serangga penyerbuk di lahan tanaman tomat dianalisis menggunakan indeks keanekaragaman (H’) dan indeks kemerataan (E’). Indeks keanekaragaman spesies dan indeks kemerataan (E’) dihitung dengan bantuan program software Abundance Curve Calculator (James et al., 2005). a. Indeks Keanekaragaman (H’) Analisis indeks keanekaragaman dihitung menggunakan indeks ShannonWiener (Magurran, 1988) dengan rumus sebagai berikut: 14 𝑠 𝐻’ = − 𝑝𝑖 (𝑙𝑛 𝑝𝑖) 𝑖=𝑡 Keteranagan : H’ : indeks keanekaragaman spesies s : jumlah spesies 𝑛𝑖 𝑝𝑖 = 𝑛 𝑝𝑖 : proporsi sampel total berdasarkan spesies ke-i 𝑛𝑖 : jumlah individu suatu spesies N : jumlah semua individu yang tertangkap Kriteria yang digunakan untuk menginter pretasikan keanekaragaman Shannon-Wiener yaitu: H’<1, keanekaragaman tergolong rendah 1<H’<3, keanekaragaman tergolong sedang H’>3, keanekaragaman tergolong tinggi. b. Indeks Kemerataan (E’) Analisis indeks kemerataan dihitung menggunakan Indeks ShannonEvenness (Magurran, 1988) dengan rumus sebagai berikut: E’ = H’/ 1n S Keterangan : H’: indeks keanekaragaman spesies S: jumlah spesies 4.2. Analisis Varian (ANOVA) Analisis varian (Anova) digunakan untuk mengetahui pengaruh kepadatan populasi tumbuhan liar T. procumbens L. terhadap jumlah serangga penyerbuk, keberhasilan penyerbukan bunga tomat dan produksi buah tomat. Apabila hasil Anova terdapat perbedaan yang nyata pada tingkat kepercayaan 10% dan 15% maka analisis akan dilanjutkan dengan uji 15 lanjut. Jenis uji lanjut yang akan digunakan akan disesuaikan dengan besarnya koefisien keragaman data (Hanafiah, 1991). 4.3. Uji Korelasi dan Regresi Uji korelasi dan regresi digunakan untuk menguji hubungan antara kepadatan T. procumbens L. dengan jumlah populasi serangga polinator dan hubungan antara kepadatan T. procumbens L. dengan jumlah buah tomat yang dihasilkan. Analisis tersebut menggunakan persamaan regresi linier sebagai berikut: Y = a + bX Keterangan: Y: jumlah buah tomat a: konstanta b: koefisien peubah bebas X: populasi serangga penyerbuk Untuk mengetahui persamaan regresi terbaik, maka hasil uji korelasi dan regresi linier tersebut akan dibandingkan dengan uji korelasi dan regresi non linier. Analisis korelasi dan regresi akan dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS (Excel Passt 2012).