HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUIAN SOSIAL SISWA SMP N 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Novita Puji Hastuti F 100 114 026 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUIAN SOSIAL SISWA SMP N 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: Novita Puji Hastuti F 100 114 026 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL REMAJA SMP NEGERI 2 SURAKARTA Novita Puji Hastuti. F 100 114 026 Dr. Eny Purwandari, S.Psi, M.Si Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penyesuaian sosial merupakan kemampuan seseorang untuk dapat bereaksi secara sehat dan efektif dalam kehidupan sosial agar dapat sesuai dengan keadaan dirinya. Sedangkan Interaksi teman sebaya adalah interaksi sosial individu dengan individu lain yang memiliki usia hampir sama atau sepadan untuk memahami, memberikan perhatian, bermusyawarah, serta berbagi perasaan satu dengan yang lainnya. Didalam perkembangannya remaja banyak mengalami permasalahan penyesuian sosial seperti ketidakdisiplinan, perilaku membolos, kumpulan geng. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Interaksi teman sebaya dengan Penyesuaian sosial siswa SMP N 2 Surakarta. Hipotesis pada penelitian ini ada 2 yaitu “ada hubungan positif antara Interaksi teman sebaya dengan Penyesuaian sosial” dan “ada perbedaan Penyesuaian sosial berdasarkan urutan kelahiran”. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik cluster sampling dimana populasi penelitian tergabung dalam kelompok-kelompok. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan random dengan cara undian. Subjek yang digunakan untuk penelitian adalah siswa SMP N 2 Surakarta kelas VII dan VIII yang berjumlah 793 siswa, adapun sampel yang digunakan untuk penelitian berjumlah 134 siswa. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah skala yang terdiri dari skala Interaksi teman sebaya dan skala Penyesuaian sosial. Berdasarkan analisis data menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson dan teknik anava, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,508 sign =0,001 <0,05 yang artinya bahwa ada korelasi positif yang sangat signifikan antara Interaksi teman sebaya dengan Penyesuaian sosial siswa SMP N 2 Surakarta. Semakin tinggi Interaksi teman sebaya siswa maka semakin tinggi pula Penyesuaian sosial yang dilakukan, demikian pula sebaliknya. Berdasarkan hasil analisis Interaksi teman sebaya siswa tergolong sedang dilihat dari rerata empirik sebesar 43,01 dan Penyesuaian sosial siswa juga tergolong sedang dilihat dari nilai rata-rata empirik sebesar 78,05. Sumbangan efektif variable Interaksi teman sebaya terhadap Penyesuaian sosial 25,8 % dan 74,2 % dipengaruhi variabel lain. Penyesuaian sosial berdasarkan urutan kelahiran dengan perolehan sign 0,001 (p < 0,05) . yang artinya adanya perbedaan penyesuian sosial berdasarkan urutan kelahiran. Kata kunci : Interaksi teman sebaya, Penyesuaian sosial, Urutan kelahiran, Siswa orang lain pada umumnya dan pada PENDAHULUAN Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial pergaulan yang dengan kelompok khususnya. Penyesuaian sosial membutuhkan orang untuk sejauh mana seseorang dapat memainkan hidupnya. Sebagai peran secara tepat sesuai dengan apa yang makhluk sosial, individu di dalam menjalin diharapkan. Kedua, seberapa besar kepuasan hubungan yang memenuhi kebutuhan dengan individu lain ditentukan oleh dua faktor. Pertama adalah lain perlu diperolehnya. Penyesuaian sosial mempelajari nilai-nilai, aturan-aturan dan terjadi dalam lingkup hubungan sosial norma-norma sosial dimana individu itu tempat individu hidup dan berinteraksi. berada (Gerungan,2004). Manusia menjalin Hubungan – hubungan tersebut baik dalam hubungan dengan individu yang lain sebagai masyarakat, keluarga, sekolah, teman-teman bentuk sosialisasi di dalam kehidupan agar ataupun masyarakat luas secara umum dapat terjadi kehidupan yang sejahtera. Di (Musthafa,1982). dalam membagi penyesuaian sosial menjadi tiga proses kehidupannya, terdapat aspek antar kelompok sosial. Perbedaan tersebut lingkungan menuntut penyesuaian sosial di lingkungan sekolah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Individu sebagai dan makhluk sosial dituntut untuk memiliki masyarakat. kemampuan penyesuaian sosial. Menurut Hurlock penyesuaian (1964) perbedaan baik antar individu maupun individu yaitu Schneiders rumah penyesuaian Penyesuaian (2002) sosial dan sosial pada di di keluarga, lingkungan masa remaja memang sering kali menyebabkan hambatan penyesuaian sosial adalah suatu kemampuan salah seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap pendidikan, 1 satunya yaitu di khususnya dalam di dunia sekolah. Kemampuan dalam melakukan penyesuaian dengan sosial pada remaja akan tercipta hubungan psikososial, tetapi juga beresiko terhadap yang kesehatan harmonis. Apabila remaja tidak perubahan fisik, mental. kognitif, Pengaruh dan sekolah mampu akan mengakibatkan ketidakpuasan sekarang ini lebih kuat dibandingkan pada pada diri sendiri karena merasa dikucilkan generasi sebelumnya karena lebih banyak dan mempunyai sikap-sikap menolak diri. individu yang menghabiskan waktunya di Akibatnya remaja tidak mengalami saat-saat sekolah yang yang mencari-cari figur panutan, namun figur itu sebayanya tidak ada didekatnya. Secara umum dan (Hurlock, 1981). Seperti pada Peer Cluster dalam kondisi normal sekalipun, masa ini Theory merupakan menggembirakan dinikmati oleh yang seperti teman-teman menyatakan pentingnya (Endah,2013). periode Remaja yang sulit sedang untuk pengaruh lingkungan dalam bentuk perilaku ditempuh, baik secara individual ataupun yang beresiko pada remaja. Peer Cluster kelompok, sehingga remaja sering dikatakan Theory merupakan sekelompok kecil teman sebagai kelompok umur bermasalah (the sebaya yang memiliki hubungan pertemanan trouble teens). Hal ini merupakan salah satu yang erat satu dengan yang lain dan bahwa sebab mengapa masa remaja di anggap lebih dalam Cluster yang erat informasi, ide saling rawan daripada tahap-tahap perkembangan dipertukarkan, sikap manusia yang lain (Eko,2006) dibentuk diubah dan dan kepercayaan secara dinamis Proses (Fitriyana,2008). Masa remaja pemenuhan tugas perkembangan remaja tidak selalu berjalan masa lancar karena menghadapi tekanan dan peralihan dari masa kanak-kanak ke masa hambatan akibat kerawanan secara fisik, dewasa kognitif, yang pada merupakan umumnya ditandai 2 sosial, dan emosi. Kondisi semacam ini dapat mempengaruhi remaja urutan kelahiran (Birth Order) seorang anak dalam mempertimbangkan kesesuaian cita- akan menafsirkan posisinya dalam garis cita, bakat, keluarga dan penilaian diri yang kemudian kondisi emosi, dan pemikiran masa depan menjadi acuan dari reaksi di dalam hidup (Santrock,2002). bermasyarakat. kemampuan, ketertarikan, Tugas perkembangan Dampak dalam berhubungan pada penyesuaian sosial, untuk lingkungan mencapai tujuan pola sosialisasi orang keluarga, dewasa, bersosialisasi di masyarakat (Hadibroto, penyesuaian harus baru melakukan (Hurlock, 2005). seseorang terasa remaja tersulit pada masa remaja yaitu remaja hubungan tersebut pergaulan dalam di sebagai karir, dalam anggota atau dalam 2002). Penyesuaian sosial baru yang terjadi pada Berdasarkan pada observasi, terdapat remaja biasanya akan menimbulkan dampak beberapa masalah yang terjadi pada remaja pada proses perkembangan remaja yang di lingkungan sekolah, antara lain (1) berikutnya. sebagian besar siswa memiliki geng atau Remaja keluarga kelompok pertemanan dan dari sebagian mempunyai anggota yang terdiri dari ayah, mereka ada yang tidak menyukai kelompok ibu, urutan pertemanan satu dengan yang lain, (2) kelahiran anak di dalam keluar terdiri dari beberapa siswa yang suka meminta uang anak sulung, anak tengah, dan anak bungsu. kepada temannya yang lain, (3) perilaku Dalam membolos siswa, (4) siswa yang tidak tertib dan di dalam saudaranya, masing-masing dimana kedudukannya, urutan kelahiran anak mempunyai pengaruh terhadap mendasar seperti dalam perkembangan anak selanjutnya. Menurut ilmu tentang konsep mematuhi bermain peraturan sepakbola sekolah, diluar jam olahraga, tidak memakai seragam dengan 3 tertib,dan (5) siswa yang sering gaduh ketika pelajaran berlangsung. Fenomena yang ada sejalan dengan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tarsidi beberapa fakta-fakta masalah yang terjadi terhadap siswa kelas IX SMP menemukan pada remaja yang ada dapat diambil bahwa tingkat penyesuaian sosial anak, yang kesimpulan bahwa remaja di lingkungan diperoleh melalui pengukuran sosiometri sekolah dari teman sebaya dan guru, dapat dengan tersebut tidak melaksanakan penyesuaian sosial dengan baik. baik membedakan siswa yang kemudian Perilaku membolos siswa, sesuai akan putus sekolah (tingkat penyesuaian dengan tribunjateng (2014) telah ditemukan sosialnya sejumlah 20 orang remaja membolos oleh kemudian lulus SMU dengan sangat baik satpol PP dalam dua hari di kota Solo, yaitu seperti ujar sutarjo “Mereka kedapatan penyesuaian sosialnya tinggi (Tarsidi, 2007). berada di warung untuk nongkrong dan Adapun faktor yang mempengaruhi membolos. Beberapa lainnya rendah) dan mereka yang mereka yang memiliki tingkat ketauan penyesuaian sosial menurut Hurlock (2004), sedang asyik di game online, taman kota di antara lain Teman sebaya, Guru dan area Stadion Manahan, Alun-alun Keraton Peraturan sekolah . Teman sebaya adalah Surakarta, arena permainan billiard”. anak-anak atau remaja dengan tingkat usia Selain itu, fenomena adanya geng atau tingkat kedewasaan yang sama. Peran atau perkumpulan dalam pertemanan sebaya teman sebaya dalam pergaulan remaja remaja sesuai dengan merdeka (2015) menjadi sangat menonjol. Hal ini sejalan ditemukan aksi begal dari tujuh remaja yang dengan meningkatnya minat individu dalam masih berumur 14-17 tahun. Yang bahkan persahabatan salah satu dari mereka masih SD. kelompok. (Santrock,2007). 4 serta keikutsertaan dalam Dalam menjalin hubungan dengan yang muncul di kalangan Siswa, menarik teman sebaya, sebagai makhluk sosial untuk melakukan sebuah penelitian dengan manusia pasti interaksi rumusan masalah “Apakah ada hubungan dengan orang mencapai antara Interaksi teman sebaya dengan penyesuaian sosial. Interaksi sosial adalah Penyesuaian sosial pada remaja siswa SMP hubungan antara individu satu dengan yang N lain, individu satu dapat mempengaruhi pertanyaan individu yang lain atau sebaliknya, jadi mengadakan terdapat adanya hubungan yang saling “Hubungan antara Interaksi teman sebaya timbal balik (Walgito,2003). Begitu pula dengan Penyesuaian sosial seorang remaja yang dituntut untuk menjalin siswa SMP N 2 Surakarta” membutuhkan lain untuk 2 Untuk Surakarta?”. tersebut, menjawab maka penelitian perlu mengenai pada remaja hubungan sosial dan melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya. Hubungan METODE PENELITIAN sosial menjadi sangat penting karena remaja Penelitian dilaksanakan di SMP N 2 akan mengalami perasaan sama dengan Surakarta. teman sebayanya, yakni kegelisahan atas rancangan yang akan digunakan dalam perkembangan pesat padanya dan status penelitian, maka sebelumnya pengumpulan yang tidak jelas antara anak dan dewasa. data perlu ditentukan variabel-variabel yang Oleh karena itu, teman sebaya dianggap digunakan sebagai seseorang yang dapat memahaminya variabel yang digunakan adalah Variabel (Rahmawati, 2007). bebas Interaksi teman sebaya sedangkan Berdasarkan latar belakang yang Agar dalam dapat menentukan penelitian. Adapun variable tergantungnya Penyesuian sosial. telah dikemukakan Berbagai permasalahan 5 Teknik sampling yang digunakan siswa dari kelas dari kelas VII dan VIII SMP dalam penelitian ini adalah teknik Cluster Sampling. Cluster Sampling N 2 Surakarta. digunakan Alat ukur yang digunakan dalam apabila populasi penelitian tergabung dalam penelitian ini adalah skala yang terdiri dari kelompok-kelompok. Cluster skala Interaksi teman sebaya dan skala Sampling sering diterapkan dalam wilayah Penyesuaian sosial. Interaksi teman sebaya sekolah disusun berdasarkan aspek Papalia (2009) Teknik (Mulyatiningsih,2012). Pengambilan sampel dengan yaitu Komunikasi antara teman sebaya, menggunakan random dengan cara undian, Adaptasi (penyesuaian terhadap teman) dan yakni Tuntutan konformitas membuat dilakukan gulungan kertas yang bertuliskan kelas VII A-KG dan kelas VIII A-G kemudian penelitian ini menggunakan skala interaksi teman sebaya bertuliskan nama kelas itu dibagi dalam dua yaitu untuk mengukur tingkat interaksi kotak yaitu kotak pertama kelas VII dan teman sebaya seseorang yang telah disusun kotak kemudian menggunakan aspek-aspek interaksi teman mengambil dua gulungan dalam setiap kotak sebaya meliputi: komunikasi antara teman sehingga di dapatkan empat kelas yang sebaya, digunakan teman) dan tuntutan konformitas. kelas sebagai kertas dalam yang kedua gulungan Skala VIII, tryout setelah itu adaptasi (penyesuaian terhadap mengambil dua gulungan dalam setiap kotak Tabel 1 sehingga didapatkan empat kelas yang Blue Print Skala Interaksi teman sebaya digunakan sebagai subjek penelitian. No Aspek Nomor aitem Jumlah Favorable Unfavorable Komunikasi antara teman 9, 12 sebaya 2. Adaptasi 6, 7, 11 3. Tuntunan konformitas 8, 10,16 Jumlah 8 1. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengambil sampel 6 2, 15 4 3, 4, 13 1, 5,14 8 6 6 16 Skala Penyesuaian sosial digunakan moment dan anava, terlebih dahulu untuk mengungkap tingkat penyesuian sosial dilakukan uji normalitas dan uji linearitas. seseorang. disusun berdasarkan aspek yang Untuk metode analisis data yang digunakan dikemukakan oleh Hurlock (2004) yaitu dalam penelitian ini menggunakan statistik aspek penampilan nyata, penyesuaian diri dengan program SPSS (Statistical Product terhadap and Service Solutions) IBM Statistics 19 For kelompok, sikap sosial dan kepuasan pribadi. Windows Program. Tabel2 Blue Print Skala Penyesuaian Sosial No 1 2 3 4 HASIL Aitem Aspek Penyesuaian Jumlah Sosial Favorable Unfavorable Penampilan nyata 1,12,15,22,24 5,18,28,32,33 10 Penyesuaian 2,8,16,25 10,13,19,26,30 9 terhadap kelompok Sikap sosial 3,6,14,23,27 11,20,31,34 9 Kepuasan pribadi 4,7,21,32 9,17 6 Total 18 16 34 PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang nyata/signifikan antara Metode analisis data yang digunakan Interaksi teman sebaya dengan dalam penelitian ini adalah teknik tehnik Penyesuaian sosial siswa SMP N 2 gabungan antara uji kolerasi dan komparatif Surakarta dengan nilai p-value 0,000. Hal Analisis Kovarian (ANAVA) yaitu untuk tersebut mengetahui antara hubungan positif yang sangat signifikan interaksi teman sebaya dengan penyesuaian antara Interaksi teman sebaya dengan sosial remaja sesuai dengan urutan kelahiran Penyesuaian sosial pada siswa SMP N 2 pada siswa SMP N 2 Surakarta. Selain itu Surakarta. Hubungan yang positif dari juga untuk mengetahui sejauhmana peranan penelitian ini menggambarkan bahwa atau sumbangan variabel Interaksi teman semakin tinggi Interaksi teman sebaya sebaya yang dimiliki siswa SMP N 2 Surakarta adanya terhadap hubungan Penyesuaian sosial. Sebelum dilakukan uji korelasi product 7 menunjukkan bahwa ada maka semakin tinggi Penyesuaian sosial Hubungan positif interaksi teman yang dilakukan. Hasil sebaya dengan penyesuaian sosial juga Penelitian sejalan didukung Menurut David Roger dan dengan penelitian yang dilakukan oleh Spencer (dalam Pierre, 2007) menyatakan Tarsidi tingkat bahwa interaksi teman sebaya sebagai yang suatu pengorganisasian individu pada menemukan penyesuaian ini bahwa sosial remaja, diperoleh melalui pengukuran sosiometri kelompok dari kemampuan teman sebaya dan guru, dapat kecil yang mempunyai berbeda-beda dimana dengan baik membedakan siswa yang individu tersebut mempunyai tujuan yang kemudian akan putus sekolah (tingkat sama. Sehingga dari individu penyesuaian sosialnya rendah) dan memiliki kemampuan berbeda namun mereka yang kemudian lulus dengan tujuan yang sama dibutuhkan penyesuian sangat baik yaitu mereka yang memiliki sosial agar terwujudnya tujuan dari tingkat masing-masing individu. penyesuaian sosialnya tinggi (Tarsidi, 2007). yang Penyesuaian sosial yang baik Interaksi teman sebaya yang akan selalu berhubungan dengan tinggi menyebabkan akan semakin tinggi bagaimana individu berinteraksi sosial pula penyesuaian sosial seseorang karena didalam lingkungannya, khususnya di dimengerti teman dalam konteks penelitian ini adalah sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, interaksi teman sebaya. Dimana teman penampilan, dan perilaku lebih besar sebaya memiliki kontribusi penuh dalam daripada keberhasilan bahwa pengaruh pengaruh keluarga (Fitriyana,2008). penyesuian sosial dikarenakan remaja akan lebih banyak 8 menghabiskan waktunya dengan teman sebayanya seperti pada Sumbangan efektif antara Interaksi lingkungan teman sebaya dengan Penyesuaian sosial sekolah dan masyarakat. pada remaja siswa SMP N 2 Surakarta Hasil analisis membuktikan bahwa sebesar 25,8 % dan sisanya sebesar 74,2 variabel Interaksi teman sebaya siswa % dipengaruhi variabel lain diantaranya SMP N 2 Surakarta tergolong kondisi fisik, kematangan emosi, faktor dalam kategori sedang. Sedangkan variabel budaya Penyesuaian sosial siswa SMP N 2 2006). Surakarta tergolong dalam kategori serta intelektual (Agustiani, sosial berdasarkan Penyesuaian sedang Sehingga siswa SMP N 2 urutan kelahiran menunjukkan adanya Surakarta memiliki cukup komunikasi perbedaan penyesuian sosial berdasarkan serta pergaulan antar siswa satu dengan urutan yang kelahiran lainnya menyesuaikan serta mampu berpengaruh urutan terhadap penyesuaian sosial. Hal ini sejalan Kategori sedang mungkin terjadi karena dengan Heidenriech (dalam Desmita masa remaja yang masih dalam proses 2008) pencarian hubungan birth order dalam keluarga diri dengan sehingga baik. jati dirinya telah kelahiran, yang dilakukan yang menyebutkan melalui identifikasi tokoh yang dipilih memiliki melalui personality dan penyesuaian sosial pada lingkungan sosialnya yaitu kelompok teman sebaya memegang sangkut paut bahwa dengan individu. peranan penting dalam pemilihan tokoh Perbedaan yang diidentifikasikan (Ali,2004). berdasarkan urutan kelahiran ada pada penyesuaian sosial anak sulung dan penyesuaian sosial anak 9 bungsu. Dengan perolehan penyesuaian Hasil penelitian ini menunjukkan sosial anak sulung tergolong rendah, bahwa interaksi teman sebaya mempunyai penyesuaian tengah pengaruh terhadap penyesuaian sosial pada tergolong sedang dan penyesuaian sosial remaja, meskipun Penyesuaian sosial tidak anak bungsu tergolong tinggi. Menurut hanya dipengaruhi oleh variabel tersebut. Roslina (2009) mengungkapkan anak Namun ada beberapa keterbatasan dalam sulung diasosiasikan sebagai anak yang penelitian ini, antara lain Kuesioner dalam cepat dewasa, berwibawa namun Anak penelitian ini disebarkan secara random sulung juga sering mendapatkan bantuan sehingga tidak semua rensponden memiliki dari ibu dan orang dewasa, Sedangkan masalah yang sama. Hal ini berpengaruh anak sosial tengah anak cenderung mempunyai pada perbedaan perbedaan hasil tinjauan cenderung berorientasi lapangan dengan hasil penelitian. Selain itu pada kelompok teman sebaya (peer perlu ditambahkan lagi variabel-variabel group) yang karakteristik yang membantunya menjadi populer (Hurlock, dan mempunyai 2004) dan sesuai hasil besarnya persentase variabel yang memiliki hubungan dengan Penyesuaian Sosial. Berdasarkan tujuan penelitian dan dengan hasil penelitian yang dilakukan pada 134 kakaknyadengan kata lain anak bungsu siswa SMP N 2 Surakarta dapat disimpulkan disini akan lebih berusaha menyesuaikan sebagai berikut. dirinya 1. terhadap sesuai dengan Penyesuaian Sosial sehingga lebih jelas memiliki kemauan yang tinggi agar ataupun hubungan teman wawancara, anak bungsu cenderung sama memiliki kondisi orang disekitarnya. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Interaksi teman sebaya 10 2. 3. dengan Penyesuaian sosial siswa SMP kelahiran dengan penyesuaian anak N 2 Surakarta. sulung tergolong rendah, penyesuaian Siswa SMP N 2 Surakarta memiliki anak tengah tergolong sedang dan Interaksi teman sebaya yang tergolong penyesuaian anak bungsu tergolong sedang. tinggi. Siswa SMP N 2 Surakarta memiliki Penyesuaian sosial yang tergolong sedang. 4. Sumbangan interaksi efektif teman atau peranan sebaya terhadap penyesuaian siswa SMP N 2 Surakarta sebesar 25,8% sedangkan sisanya 74,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berpengaruh penyesuaian interaksi sosial teman di terhadap luar sebaya, faktor seperti komunikasi interpersonal, kecerdasan emosi, serta faktor kematangan emosi. 5. Penyesuaian sosial siswa SMP N 2 Surakarta berdasarkan urutan kelahiran menunjukkan adanya perbedaan penyesuaian sosial anak sulung dan anak bungsu berdasarkan urutan 11 Gunawan, Yusuf. (2004). Pengantar dan Konseling Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta : P.T DAFTAR PUSTAKA Agustiani, Hendriati. (2006). Psikologi Perkembangan “Pendekatan Ekologi kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja”. Bandung: P.T Refika Aditama. Azwar, Gramedia Pustaka Utama Hadibroto. (2002). Misteri Perilaku Anak Sulung, Tengah, Bungsu dan Tunggal. Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama. S. (2011). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PustakaPelajar. Hadi, S. (2007). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. ________. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar _______. (2000). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Dagun, Save. (2002). Psikologi Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Perkembangan : suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Dayakisni, T. dan Hudaniah. (2006). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press. ___________.(2002). Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima (terjemahan oleh Achmad Chusairi). Jakarta: Erlangga Desmita. (2008). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Endah, S. (2013). Kematangan emosi dengan penyesuaian sosial pada siswa akselerasi tingkat SMP. Jurnal Psikologi. Vol. 01No. 01 ___________. (2004). Developmental Psychology. Jakarta: Erlangga Kartono, K. (2005). Pengantar Psikologi Sosial. Bandung: Alumni Fahmy, Musthafa. (1982). Penyesuaian diri. Jakarta: Bulan Bintang Maslihah. (2011). Hubungan dukungan sosial, penyesuaian sosial dilingkungan sekolah dan prestasi akademik siswa SMPIT Assyifa Subang Jawa Barat. Jurnal Psikologi Undip. Vol. 10, No.2, Oktober 2011 G.Covey. (2007). Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi , Bandung:RefikaAditama Gerungan, W.A. (2004). Psikologi Sosial Suatu Ringkasan. Jakarta: PT. Eresco Mednick. S.A. Higgins & Kirschenbaum. 1975. Exoloration in Behavior and Experience 12 Psycholoqy New York: John Wiley and Sons. Jurnal Pelopor Pendidikan. Volume 3, Nomor 1, Januari Monk, F.J. Knoers, A, M.P. Hadinoto. (2004). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Santrock, J. W. (2002). Life Span Development: PerkembanganMasaHidup (5thed.). Jakarta: Penerbit Erlangga. Nugroho, Arista Adi. (2004). Hubungan Antara Penyesuaian Sosial di Sekolah dan Kecemasan dengan Prestasi Belajar Siswa kelas 1 SMU Negeri 6 Semarang. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. ____________. (2007). Adolescence. Perkembangan Remaja (Edisi keenam). Jakarta: Penerbit Erlangga Scheineders, A.A. (1985). Personal Adjustment and Mental Health. Holt, Rinchart and Winston: New York Setianingsih. (2006). Hubungan antara penyesuaian sosial dan kemampuan menyelesaikan masalah dengan kecenderungan perilaku delinkuen pada remaja. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. Vol. 3 No. 1 Juni Papalia. F. O. (2009). Human Development Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika Pierre. (2007). Peer Interaction in The Haitian Public School Content. Thesis (not publish). School for International Training, Brattleborn, Vermont. Soekanto, S. (2003). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: P.T Rajawali. Priatmojo, Galih. (2014). Sutarjo Jaring Sebanyak 20 Pelajar Bolos dalam Dua Hari. Diakses dari http://jateng.tribunnews.com/2014/0 9/03/sutarjo-jaring-sebanyak-20pelajar-bolos-dalam-dua-hari pada tanggal 9 Mei 2015. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : CV Alfabeta. Tarsidi, Didi. (2007). Peranan hubungan teman sebaya dalam perkembangan kompensasi sosial anak. Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Vol. 6 No. 1 Rizky, Andwika. (2015). Jadi begal, 7 bocah SMP & SMA di Batam dibekuk polisi. Diakses dari http://www.merdeka.com/peristiwa/j adi-begal-7-bocah-smp-sma-dibatam-dibekuk-polisi.html pada tanggal 25 Mei 2015. Walgito. (2006). Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi Offset Yusuf, Riyanti, Agus. (2012). Kemandirian Remaja Berdasarkan Urutan Kelahiran. 13 Syamsu. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.