HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN

advertisement
HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN
PENYESUIAN SOSIAL SISWA SMP N 2 SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S-1
Diajukan oleh :
Novita Puji Hastuti
F 100 114 026
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN
PENYESUIAN SOSIAL SISWA SMP N 2 SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S-1
Diajukan oleh:
Novita Puji Hastuti
F 100 114 026
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN
PENYESUAIAN SOSIAL REMAJA SMP NEGERI 2 SURAKARTA
Novita Puji Hastuti. F 100 114 026
Dr. Eny Purwandari, S.Psi, M.Si
Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penyesuaian sosial merupakan kemampuan seseorang untuk dapat bereaksi
secara sehat dan efektif dalam kehidupan sosial agar dapat sesuai dengan keadaan
dirinya. Sedangkan Interaksi teman sebaya adalah interaksi sosial individu dengan
individu lain yang memiliki usia hampir sama atau sepadan untuk memahami,
memberikan perhatian, bermusyawarah, serta berbagi perasaan satu dengan yang
lainnya. Didalam perkembangannya remaja banyak mengalami permasalahan
penyesuian sosial seperti ketidakdisiplinan, perilaku membolos, kumpulan geng.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Interaksi teman
sebaya dengan Penyesuaian sosial siswa SMP N 2 Surakarta. Hipotesis pada
penelitian ini ada 2 yaitu “ada hubungan positif antara Interaksi teman sebaya
dengan Penyesuaian sosial” dan “ada perbedaan Penyesuaian sosial berdasarkan
urutan kelahiran”. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik cluster
sampling dimana populasi penelitian tergabung dalam kelompok-kelompok. Teknik
pengambilan sampel dengan menggunakan random dengan cara undian. Subjek yang
digunakan untuk penelitian adalah siswa SMP N 2 Surakarta kelas VII dan VIII yang
berjumlah 793 siswa, adapun sampel yang digunakan untuk penelitian berjumlah 134
siswa. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah skala yang terdiri dari skala
Interaksi teman sebaya dan skala Penyesuaian sosial. Berdasarkan analisis data
menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson dan teknik anava,
diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,508 sign =0,001 <0,05 yang artinya
bahwa ada korelasi positif yang sangat signifikan antara Interaksi teman sebaya
dengan Penyesuaian sosial siswa SMP N 2 Surakarta. Semakin tinggi Interaksi
teman sebaya siswa maka semakin tinggi pula Penyesuaian sosial yang dilakukan,
demikian pula sebaliknya. Berdasarkan hasil analisis Interaksi teman sebaya siswa
tergolong sedang dilihat dari rerata empirik sebesar 43,01 dan Penyesuaian sosial
siswa juga tergolong sedang dilihat dari nilai rata-rata empirik sebesar 78,05.
Sumbangan efektif variable Interaksi teman sebaya terhadap Penyesuaian sosial
25,8 % dan 74,2 % dipengaruhi variabel lain. Penyesuaian sosial berdasarkan urutan
kelahiran dengan perolehan sign 0,001 (p < 0,05) . yang artinya adanya perbedaan
penyesuian sosial berdasarkan urutan kelahiran.
Kata kunci :
Interaksi teman sebaya, Penyesuaian sosial, Urutan kelahiran, Siswa
orang lain pada umumnya dan pada
PENDAHULUAN
Manusia secara hakiki merupakan
makhluk sosial
pergaulan
yang
dengan
kelompok khususnya. Penyesuaian sosial
membutuhkan
orang
untuk
sejauh mana seseorang dapat memainkan
hidupnya. Sebagai
peran secara tepat sesuai dengan apa yang
makhluk sosial, individu di dalam menjalin
diharapkan. Kedua, seberapa besar kepuasan
hubungan
yang
memenuhi kebutuhan
dengan
individu
lain
ditentukan oleh dua faktor. Pertama adalah
lain
perlu
diperolehnya.
Penyesuaian
sosial
mempelajari nilai-nilai, aturan-aturan dan
terjadi dalam lingkup hubungan sosial
norma-norma sosial dimana individu itu
tempat individu hidup dan berinteraksi.
berada (Gerungan,2004). Manusia menjalin
Hubungan – hubungan tersebut baik dalam
hubungan dengan individu yang lain sebagai
masyarakat, keluarga, sekolah, teman-teman
bentuk sosialisasi di dalam kehidupan agar
ataupun masyarakat luas secara umum
dapat terjadi kehidupan yang sejahtera. Di
(Musthafa,1982).
dalam
membagi penyesuaian sosial menjadi tiga
proses
kehidupannya,
terdapat
aspek
antar kelompok sosial. Perbedaan tersebut
lingkungan
menuntut
penyesuaian sosial di lingkungan sekolah
menyesuaikan
diri
dengan lingkungannya. Individu sebagai
dan
makhluk sosial dituntut untuk memiliki
masyarakat.
kemampuan penyesuaian sosial.
Menurut
Hurlock
penyesuaian
(1964)
perbedaan baik antar individu maupun
individu
yaitu
Schneiders
rumah
penyesuaian
Penyesuaian
(2002)
sosial
dan
sosial
pada
di
di
keluarga,
lingkungan
masa
remaja
memang sering kali menyebabkan hambatan
penyesuaian sosial adalah suatu kemampuan
salah
seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap
pendidikan,
1
satunya
yaitu
di
khususnya
dalam
di
dunia
sekolah.
Kemampuan dalam melakukan penyesuaian
dengan
sosial pada remaja akan tercipta hubungan
psikososial, tetapi juga beresiko terhadap
yang
kesehatan
harmonis.
Apabila
remaja
tidak
perubahan
fisik,
mental.
kognitif,
Pengaruh
dan
sekolah
mampu akan mengakibatkan ketidakpuasan
sekarang ini lebih kuat dibandingkan pada
pada diri sendiri karena merasa dikucilkan
generasi sebelumnya karena lebih banyak
dan mempunyai sikap-sikap menolak diri.
individu yang menghabiskan waktunya di
Akibatnya remaja tidak mengalami saat-saat
sekolah
yang
yang
mencari-cari figur panutan, namun figur itu
sebayanya
tidak ada didekatnya. Secara umum dan
(Hurlock, 1981). Seperti pada Peer Cluster
dalam kondisi normal sekalipun, masa ini
Theory
merupakan
menggembirakan
dinikmati
oleh
yang
seperti
teman-teman
menyatakan
pentingnya
(Endah,2013).
periode
Remaja
yang
sulit
sedang
untuk
pengaruh lingkungan dalam bentuk perilaku
ditempuh, baik secara individual ataupun
yang beresiko pada remaja. Peer Cluster
kelompok, sehingga remaja sering dikatakan
Theory merupakan sekelompok kecil teman
sebagai kelompok umur bermasalah (the
sebaya yang memiliki hubungan pertemanan
trouble teens). Hal ini merupakan salah satu
yang erat satu dengan yang lain dan bahwa
sebab mengapa masa remaja di anggap lebih
dalam Cluster yang erat informasi, ide saling
rawan daripada tahap-tahap perkembangan
dipertukarkan,
sikap
manusia yang lain (Eko,2006)
dibentuk
diubah
dan
dan
kepercayaan
secara
dinamis
Proses
(Fitriyana,2008).
Masa
remaja
pemenuhan
tugas
perkembangan remaja tidak selalu berjalan
masa
lancar karena menghadapi tekanan dan
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
hambatan akibat kerawanan secara fisik,
dewasa
kognitif,
yang pada
merupakan
umumnya ditandai
2
sosial,
dan
emosi.
Kondisi
semacam ini dapat mempengaruhi remaja
urutan kelahiran (Birth Order) seorang anak
dalam mempertimbangkan kesesuaian cita-
akan menafsirkan posisinya dalam garis
cita,
bakat,
keluarga dan penilaian diri yang kemudian
kondisi emosi, dan pemikiran masa depan
menjadi acuan dari reaksi di dalam hidup
(Santrock,2002).
bermasyarakat.
kemampuan,
ketertarikan,
Tugas
perkembangan
Dampak
dalam
berhubungan pada penyesuaian sosial, untuk
lingkungan
mencapai tujuan pola sosialisasi orang
keluarga,
dewasa,
bersosialisasi di masyarakat (Hadibroto,
penyesuaian
harus
baru
melakukan
(Hurlock,
2005).
seseorang
terasa
remaja tersulit pada masa remaja yaitu
remaja
hubungan
tersebut
pergaulan
dalam
di
sebagai
karir,
dalam
anggota
atau
dalam
2002).
Penyesuaian sosial baru yang terjadi pada
Berdasarkan pada observasi, terdapat
remaja biasanya akan menimbulkan dampak
beberapa masalah yang terjadi pada remaja
pada proses perkembangan remaja yang
di lingkungan sekolah, antara lain (1)
berikutnya.
sebagian besar siswa memiliki geng atau
Remaja
keluarga
kelompok pertemanan dan dari sebagian
mempunyai anggota yang terdiri dari ayah,
mereka ada yang tidak menyukai kelompok
ibu,
urutan
pertemanan satu dengan yang lain, (2)
kelahiran anak di dalam keluar terdiri dari
beberapa siswa yang suka meminta uang
anak sulung, anak tengah, dan anak bungsu.
kepada temannya yang lain, (3) perilaku
Dalam
membolos siswa, (4) siswa yang tidak tertib
dan
di
dalam
saudaranya,
masing-masing
dimana
kedudukannya,
urutan kelahiran anak mempunyai pengaruh
terhadap
mendasar
seperti
dalam
perkembangan
anak
selanjutnya. Menurut ilmu tentang konsep
mematuhi
bermain
peraturan
sepakbola
sekolah,
diluar
jam
olahraga, tidak memakai seragam dengan
3
tertib,dan (5) siswa yang sering gaduh ketika
pelajaran
berlangsung.
Fenomena yang ada sejalan dengan
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Tarsidi
beberapa fakta-fakta masalah yang terjadi
terhadap siswa kelas IX SMP menemukan
pada remaja yang ada dapat diambil
bahwa tingkat penyesuaian sosial anak, yang
kesimpulan bahwa remaja di lingkungan
diperoleh melalui pengukuran sosiometri
sekolah
dari teman sebaya dan guru, dapat dengan
tersebut
tidak
melaksanakan
penyesuaian sosial dengan baik.
baik membedakan siswa yang kemudian
Perilaku membolos siswa, sesuai
akan putus sekolah (tingkat penyesuaian
dengan tribunjateng (2014) telah ditemukan
sosialnya
sejumlah 20 orang remaja membolos oleh
kemudian lulus SMU dengan sangat baik
satpol PP dalam dua hari di kota Solo,
yaitu
seperti ujar sutarjo “Mereka kedapatan
penyesuaian sosialnya tinggi (Tarsidi, 2007).
berada di warung untuk nongkrong dan
Adapun faktor yang mempengaruhi
membolos.
Beberapa
lainnya
rendah) dan mereka yang
mereka
yang
memiliki
tingkat
ketauan
penyesuaian sosial menurut Hurlock (2004),
sedang asyik di game online, taman kota di
antara lain Teman sebaya, Guru dan
area Stadion Manahan, Alun-alun Keraton
Peraturan sekolah . Teman sebaya adalah
Surakarta, arena permainan billiard”.
anak-anak atau remaja dengan tingkat usia
Selain itu, fenomena adanya geng
atau tingkat kedewasaan yang sama. Peran
atau perkumpulan dalam pertemanan sebaya
teman sebaya dalam pergaulan remaja
remaja sesuai dengan merdeka (2015)
menjadi sangat menonjol. Hal ini sejalan
ditemukan aksi begal dari tujuh remaja yang
dengan meningkatnya minat individu dalam
masih berumur 14-17 tahun. Yang bahkan
persahabatan
salah satu dari mereka masih SD.
kelompok. (Santrock,2007).
4
serta
keikutsertaan
dalam
Dalam menjalin hubungan dengan
yang muncul di kalangan Siswa, menarik
teman sebaya, sebagai makhluk sosial
untuk melakukan sebuah penelitian dengan
manusia
pasti
interaksi
rumusan masalah “Apakah ada hubungan
dengan
orang
mencapai
antara Interaksi teman sebaya dengan
penyesuaian sosial. Interaksi sosial adalah
Penyesuaian sosial pada remaja siswa SMP
hubungan antara individu satu dengan yang
N
lain, individu satu dapat mempengaruhi
pertanyaan
individu yang lain atau sebaliknya, jadi
mengadakan
terdapat adanya hubungan yang saling
“Hubungan antara Interaksi teman sebaya
timbal balik (Walgito,2003). Begitu pula
dengan Penyesuaian sosial
seorang remaja yang dituntut untuk menjalin
siswa SMP N 2 Surakarta”
membutuhkan
lain
untuk
2
Untuk
Surakarta?”.
tersebut,
menjawab
maka
penelitian
perlu
mengenai
pada remaja
hubungan sosial dan melakukan penyesuaian
diri dengan lingkungan sosialnya. Hubungan
METODE PENELITIAN
sosial menjadi sangat penting karena remaja
Penelitian dilaksanakan di SMP N 2
akan mengalami perasaan sama dengan
Surakarta.
teman sebayanya, yakni kegelisahan atas
rancangan yang akan digunakan dalam
perkembangan pesat padanya dan status
penelitian, maka sebelumnya pengumpulan
yang tidak jelas antara anak dan dewasa.
data perlu ditentukan variabel-variabel yang
Oleh karena itu, teman sebaya dianggap
digunakan
sebagai seseorang yang dapat memahaminya
variabel yang digunakan adalah Variabel
(Rahmawati, 2007).
bebas Interaksi teman sebaya sedangkan
Berdasarkan latar belakang yang
Agar
dalam
dapat
menentukan
penelitian.
Adapun
variable tergantungnya Penyesuian sosial.
telah dikemukakan Berbagai permasalahan
5
Teknik sampling yang digunakan
siswa dari kelas dari kelas VII dan VIII SMP
dalam penelitian ini adalah teknik Cluster
Sampling.
Cluster
Sampling
N 2 Surakarta.
digunakan
Alat ukur yang digunakan dalam
apabila populasi penelitian tergabung dalam
penelitian ini adalah skala yang terdiri dari
kelompok-kelompok.
Cluster
skala Interaksi teman sebaya dan skala
Sampling sering diterapkan dalam wilayah
Penyesuaian sosial. Interaksi teman sebaya
sekolah
disusun berdasarkan aspek Papalia (2009)
Teknik
(Mulyatiningsih,2012).
Pengambilan
sampel
dengan
yaitu Komunikasi antara teman sebaya,
menggunakan random dengan cara undian,
Adaptasi (penyesuaian terhadap teman) dan
yakni
Tuntutan konformitas
membuat
dilakukan
gulungan
kertas
yang
bertuliskan kelas VII A-KG dan kelas VIII
A-G
kemudian
penelitian
ini
menggunakan skala interaksi teman sebaya
bertuliskan nama kelas itu dibagi dalam dua
yaitu untuk mengukur tingkat interaksi
kotak yaitu kotak pertama kelas VII dan
teman sebaya seseorang yang telah disusun
kotak
kemudian
menggunakan aspek-aspek interaksi teman
mengambil dua gulungan dalam setiap kotak
sebaya meliputi: komunikasi antara teman
sehingga di dapatkan empat kelas yang
sebaya,
digunakan
teman) dan tuntutan konformitas.
kelas
sebagai
kertas
dalam
yang
kedua
gulungan
Skala
VIII,
tryout
setelah
itu
adaptasi
(penyesuaian
terhadap
mengambil dua gulungan dalam setiap kotak
Tabel 1
sehingga didapatkan empat kelas yang
Blue Print Skala Interaksi teman sebaya
digunakan
sebagai
subjek
penelitian.
No
Aspek
Nomor aitem
Jumlah
Favorable Unfavorable
Komunikasi antara teman
9, 12
sebaya
2. Adaptasi
6, 7, 11
3. Tuntunan konformitas
8, 10,16
Jumlah
8
1.
Adapun sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah mengambil sampel
6
2, 15
4
3, 4, 13
1, 5,14
8
6
6
16
Skala Penyesuaian sosial digunakan
moment
dan
anava,
terlebih
dahulu
untuk mengungkap tingkat penyesuian sosial
dilakukan uji normalitas dan uji linearitas.
seseorang. disusun berdasarkan aspek yang
Untuk metode analisis data yang digunakan
dikemukakan oleh Hurlock (2004) yaitu
dalam penelitian ini menggunakan statistik
aspek penampilan nyata, penyesuaian diri
dengan program SPSS (Statistical Product
terhadap
and Service Solutions) IBM Statistics 19 For
kelompok,
sikap
sosial
dan
kepuasan pribadi.
Windows Program.
Tabel2
Blue Print Skala Penyesuaian Sosial
No
1
2
3
4
HASIL
Aitem
Aspek Penyesuaian
Jumlah
Sosial
Favorable
Unfavorable
Penampilan nyata 1,12,15,22,24 5,18,28,32,33
10
Penyesuaian
2,8,16,25 10,13,19,26,30
9
terhadap kelompok
Sikap sosial
3,6,14,23,27 11,20,31,34
9
Kepuasan pribadi
4,7,21,32
9,17
6
Total
18
16
34
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Didapatkan
hasil
bahwa
ada
hubungan yang nyata/signifikan antara
Metode analisis data yang digunakan
Interaksi
teman
sebaya
dengan
dalam penelitian ini adalah teknik tehnik
Penyesuaian sosial siswa SMP N 2
gabungan antara uji kolerasi dan komparatif
Surakarta dengan nilai p-value 0,000. Hal
Analisis Kovarian (ANAVA) yaitu untuk
tersebut
mengetahui
antara
hubungan positif yang sangat signifikan
interaksi teman sebaya dengan penyesuaian
antara Interaksi teman sebaya dengan
sosial remaja sesuai dengan urutan kelahiran
Penyesuaian sosial pada siswa SMP N 2
pada siswa SMP N 2 Surakarta. Selain itu
Surakarta. Hubungan yang positif dari
juga untuk mengetahui sejauhmana peranan
penelitian ini menggambarkan bahwa
atau sumbangan variabel Interaksi teman
semakin tinggi Interaksi teman sebaya
sebaya
yang dimiliki siswa SMP N 2 Surakarta
adanya
terhadap
hubungan
Penyesuaian
sosial.
Sebelum dilakukan uji korelasi product
7
menunjukkan
bahwa
ada
maka semakin tinggi Penyesuaian sosial
Hubungan positif interaksi teman
yang dilakukan.
Hasil
sebaya dengan penyesuaian sosial juga
Penelitian
sejalan
didukung Menurut David Roger dan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Spencer (dalam Pierre, 2007) menyatakan
Tarsidi
tingkat
bahwa interaksi teman sebaya sebagai
yang
suatu pengorganisasian individu pada
menemukan
penyesuaian
ini
bahwa
sosial
remaja,
diperoleh melalui pengukuran sosiometri
kelompok
dari
kemampuan
teman sebaya dan guru,
dapat
kecil
yang
mempunyai
berbeda-beda
dimana
dengan baik membedakan siswa yang
individu tersebut mempunyai tujuan yang
kemudian akan putus sekolah (tingkat
sama. Sehingga dari individu
penyesuaian sosialnya
rendah) dan
memiliki kemampuan berbeda namun
mereka yang kemudian lulus dengan
tujuan yang sama dibutuhkan penyesuian
sangat baik yaitu mereka yang memiliki
sosial agar terwujudnya tujuan dari
tingkat
masing-masing individu.
penyesuaian
sosialnya
tinggi
(Tarsidi, 2007).
yang
Penyesuaian sosial yang baik
Interaksi
teman
sebaya
yang
akan
selalu
berhubungan
dengan
tinggi menyebabkan akan semakin tinggi
bagaimana individu berinteraksi sosial
pula penyesuaian sosial seseorang karena
didalam lingkungannya, khususnya di
dimengerti
teman
dalam konteks penelitian ini adalah
sebaya pada sikap, pembicaraan, minat,
interaksi teman sebaya. Dimana teman
penampilan, dan perilaku lebih besar
sebaya memiliki kontribusi penuh dalam
daripada
keberhasilan
bahwa
pengaruh
pengaruh
keluarga
(Fitriyana,2008).
penyesuian
sosial
dikarenakan remaja akan lebih banyak
8
menghabiskan waktunya dengan teman
sebayanya
seperti
pada
Sumbangan efektif antara Interaksi
lingkungan
teman sebaya dengan Penyesuaian sosial
sekolah dan masyarakat.
pada remaja siswa SMP N 2 Surakarta
Hasil analisis membuktikan bahwa
sebesar 25,8 % dan sisanya sebesar 74,2
variabel Interaksi teman sebaya siswa
% dipengaruhi variabel lain diantaranya
SMP N 2 Surakarta tergolong
kondisi fisik, kematangan emosi, faktor
dalam
kategori sedang. Sedangkan variabel
budaya
Penyesuaian sosial siswa SMP N 2
2006).
Surakarta
tergolong
dalam
kategori
serta
intelektual
(Agustiani,
sosial
berdasarkan
Penyesuaian
sedang Sehingga siswa SMP N 2
urutan kelahiran menunjukkan adanya
Surakarta memiliki cukup komunikasi
perbedaan penyesuian sosial berdasarkan
serta pergaulan antar siswa satu dengan
urutan
yang
kelahiran
lainnya
menyesuaikan
serta
mampu
berpengaruh
urutan
terhadap
penyesuaian sosial. Hal ini sejalan
Kategori sedang mungkin terjadi karena
dengan Heidenriech (dalam Desmita
masa remaja yang masih dalam proses
2008)
pencarian
hubungan birth order dalam keluarga
diri
dengan
sehingga
baik.
jati
dirinya
telah
kelahiran,
yang
dilakukan
yang
menyebutkan
melalui identifikasi tokoh yang dipilih
memiliki
melalui
personality dan penyesuaian sosial pada
lingkungan
sosialnya
yaitu
kelompok teman sebaya memegang
sangkut
paut
bahwa
dengan
individu.
peranan penting dalam pemilihan tokoh
Perbedaan
yang diidentifikasikan (Ali,2004).
berdasarkan
urutan
kelahiran ada pada penyesuaian sosial
anak sulung dan penyesuaian sosial anak
9
bungsu. Dengan perolehan penyesuaian
Hasil penelitian ini menunjukkan
sosial anak sulung tergolong rendah,
bahwa interaksi teman sebaya mempunyai
penyesuaian
tengah
pengaruh terhadap penyesuaian sosial pada
tergolong sedang dan penyesuaian sosial
remaja, meskipun Penyesuaian sosial tidak
anak bungsu tergolong tinggi. Menurut
hanya dipengaruhi oleh variabel tersebut.
Roslina (2009) mengungkapkan anak
Namun ada beberapa keterbatasan dalam
sulung diasosiasikan sebagai anak yang
penelitian ini, antara lain Kuesioner dalam
cepat dewasa, berwibawa namun Anak
penelitian ini disebarkan secara random
sulung juga sering mendapatkan bantuan
sehingga tidak semua rensponden memiliki
dari ibu dan orang dewasa, Sedangkan
masalah yang sama. Hal ini berpengaruh
anak
sosial
tengah
anak
cenderung
mempunyai
pada perbedaan perbedaan hasil tinjauan
cenderung
berorientasi
lapangan dengan hasil penelitian. Selain itu
pada kelompok teman sebaya (peer
perlu ditambahkan lagi variabel-variabel
group)
yang
karakteristik
yang membantunya menjadi
populer
(Hurlock,
dan
mempunyai
2004)
dan
sesuai
hasil
besarnya persentase variabel yang memiliki
hubungan dengan Penyesuaian Sosial.
Berdasarkan tujuan penelitian dan
dengan
hasil penelitian yang dilakukan pada 134
kakaknyadengan kata lain anak bungsu
siswa SMP N 2 Surakarta dapat disimpulkan
disini akan lebih berusaha menyesuaikan
sebagai berikut.
dirinya
1.
terhadap
sesuai
dengan
Penyesuaian Sosial sehingga lebih jelas
memiliki kemauan yang tinggi agar
ataupun
hubungan
teman
wawancara, anak bungsu cenderung
sama
memiliki
kondisi
orang
disekitarnya.
Ada
hubungan
yang
positif
dan
signifikan antara Interaksi teman sebaya
10
2.
3.
dengan Penyesuaian sosial siswa SMP
kelahiran dengan penyesuaian anak
N 2 Surakarta.
sulung tergolong rendah, penyesuaian
Siswa SMP N 2 Surakarta memiliki
anak tengah tergolong sedang dan
Interaksi teman sebaya yang tergolong
penyesuaian anak bungsu tergolong
sedang.
tinggi.
Siswa SMP N 2 Surakarta memiliki
Penyesuaian sosial
yang
tergolong
sedang.
4.
Sumbangan
interaksi
efektif
teman
atau
peranan
sebaya
terhadap
penyesuaian siswa SMP N 2 Surakarta
sebesar
25,8%
sedangkan
sisanya
74,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain
yang
berpengaruh
penyesuaian
interaksi
sosial
teman
di
terhadap
luar
sebaya,
faktor
seperti
komunikasi interpersonal, kecerdasan
emosi, serta faktor kematangan emosi.
5. Penyesuaian sosial siswa SMP N 2
Surakarta berdasarkan urutan kelahiran
menunjukkan
adanya
perbedaan
penyesuaian sosial anak sulung dan
anak
bungsu
berdasarkan
urutan
11
Gunawan, Yusuf. (2004). Pengantar dan
Konseling
Buku
Panduan
Mahasiswa. Jakarta : P.T
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, Hendriati. (2006). Psikologi
Perkembangan “Pendekatan Ekologi
kaitannya dengan Konsep Diri dan
Penyesuaian Diri pada Remaja”.
Bandung: P.T Refika Aditama.
Azwar,
Gramedia Pustaka Utama
Hadibroto. (2002). Misteri Perilaku Anak
Sulung, Tengah, Bungsu dan
Tunggal. Jakarta: P.T Gramedia
Pustaka Utama.
S. (2011). Penyusunan Skala
Psikologi.
Yogyakarta:
PustakaPelajar.
Hadi, S. (2007). Metodologi Research.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
________. (2007). Penyusunan Skala
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
_______. (2000). Metodologi Research.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Dagun, Save. (2002). Psikologi Keluarga.
Jakarta: Rineka Cipta
Hurlock,
E.B.
(1990).
Psikologi
Perkembangan : suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan.
Jakarta: Erlangga.
Dayakisni, T. dan Hudaniah. (2006).
Psikologi Sosial. Malang: UMM
Press.
___________.(2002). Perkembangan Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan.
Edisi
Kelima
(terjemahan oleh Achmad Chusairi).
Jakarta: Erlangga
Desmita. (2008). Psikologi Perkembangan.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Endah,
S. (2013). Kematangan emosi
dengan penyesuaian sosial pada
siswa akselerasi tingkat SMP. Jurnal
Psikologi. Vol. 01No. 01
___________.
(2004).
Developmental
Psychology. Jakarta: Erlangga
Kartono, K. (2005). Pengantar Psikologi
Sosial. Bandung: Alumni
Fahmy, Musthafa. (1982). Penyesuaian diri.
Jakarta: Bulan Bintang
Maslihah. (2011). Hubungan dukungan
sosial,
penyesuaian
sosial
dilingkungan sekolah dan prestasi
akademik siswa SMPIT Assyifa
Subang Jawa Barat. Jurnal Psikologi
Undip. Vol. 10, No.2, Oktober 2011
G.Covey. (2007). Teori dan Praktek dari
Konseling
dan
Psikoterapi
,
Bandung:RefikaAditama
Gerungan, W.A. (2004). Psikologi Sosial
Suatu Ringkasan. Jakarta: PT. Eresco
Mednick. S.A. Higgins & Kirschenbaum.
1975. Exoloration in Behavior and
Experience
12
Psycholoqy New York: John Wiley and
Sons.
Jurnal Pelopor Pendidikan. Volume
3, Nomor 1, Januari
Monk, F.J. Knoers, A, M.P. Hadinoto.
(2004). Psikologi Perkembangan.
Yogyakarta:
Gadjah
Mada
University Press.
Santrock, J. W. (2002). Life Span
Development:
PerkembanganMasaHidup (5thed.).
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nugroho, Arista Adi. (2004). Hubungan
Antara Penyesuaian Sosial di
Sekolah dan Kecemasan dengan
Prestasi Belajar Siswa kelas 1 SMU
Negeri 6 Semarang. Skripsi (tidak
diterbitkan). Surakarta: Fakultas
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
____________.
(2007).
Adolescence.
Perkembangan
Remaja
(Edisi
keenam). Jakarta: Penerbit Erlangga
Scheineders, A.A. (1985). Personal
Adjustment and Mental Health. Holt,
Rinchart and Winston: New York
Setianingsih. (2006). Hubungan antara
penyesuaian sosial dan kemampuan
menyelesaikan masalah dengan
kecenderungan perilaku delinkuen
pada remaja. Jurnal Psikologi
Universitas Diponegoro. Vol. 3 No.
1 Juni
Papalia. F. O. (2009). Human Development
Perkembangan Manusia. Jakarta:
Salemba Humanika
Pierre. (2007). Peer Interaction in The
Haitian Public School Content.
Thesis (not publish). School for
International Training, Brattleborn,
Vermont.
Soekanto, S. (2003). Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: P.T Rajawali.
Priatmojo, Galih. (2014). Sutarjo Jaring
Sebanyak 20 Pelajar Bolos dalam
Dua
Hari.
Diakses
dari
http://jateng.tribunnews.com/2014/0
9/03/sutarjo-jaring-sebanyak-20pelajar-bolos-dalam-dua-hari pada
tanggal 9 Mei 2015.
Sugiyono.
2009.
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung : CV Alfabeta.
Tarsidi, Didi. (2007). Peranan hubungan
teman sebaya dalam perkembangan
kompensasi sosial anak. Jurnal
Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI). Vol. 6 No. 1
Rizky, Andwika. (2015). Jadi begal, 7
bocah SMP & SMA di Batam
dibekuk
polisi.
Diakses
dari
http://www.merdeka.com/peristiwa/j
adi-begal-7-bocah-smp-sma-dibatam-dibekuk-polisi.html
pada
tanggal 25 Mei 2015.
Walgito. (2006). Psikologi Sosial (Suatu
Pengantar). Yogyakarta: Andi Offset
Yusuf,
Riyanti, Agus. (2012). Kemandirian Remaja
Berdasarkan
Urutan
Kelahiran.
13
Syamsu.
2011.
Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Download