hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dan kepercayaan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan suatu masa transisi yang secara psikologis sangat
problematik karena berada dalam peralihan dari masa kanak-kanak kemasa
dewasa yang dapat menimbulkan kegelisahan dan kontrakdiksi. Dimana suatu
masa saat ketegangan emosi tinggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan
kelenjar. Ketegangan emosi ini terutama disebabkan oleh adanya tekanan sosial
dan persiapan kondisi baru, karena selama masa kanak-kanak kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan tersebut (Hurlock, 1990).
Pada masa remaja, penampilan fisik merupakan suatau hal yang sangat
penting dan dapat mempengaruhi penerimaan dirinya. Namun
penerimaan
terhadap perubahan fisik sulit diterima oleh remaja. Hal ini disebabkan karena
remaja tidak menyesuaikan perubahan yang terjadi yang biasa menyertai pubertas
melainkan remaja juga harus menerima bentuk dan ukuran tubuhnya yang baru
yang merupakan ciri khasnya (Hurlock, 1990). Perubahan fisik yang dimaksud
dalam hal ini adalah perubahan fisik remaja yang mengalami kelebihan berat
badan.
Menurut Safarino (1994) kelebihan berat badan adalah kelebihan berat
badan melebihi 20% dari berat normal. American academy of pediatrics
menyebutkan kriteria kelebihan berat badan yakni bila berat seseorang lebih dari
20% dari berat tubuh ideal. Berat ideal didasarkan pada jenis kelamin, usia dan
1
aktifitas. Perempuan dianggap kelebihan berat badan bila beratnya melebihi 30 %
dari berat ideal perempuan seusianya, sedangkan laki-laki disebut kelebihan berat
badan bila berat badannya melebihi dari 25% dari berat ideal laki-laki seusianya.
Hal ini bukan hanya mengurangi keindahan penampilan tetapi juga mengundang
masalah kesehatan dan psikologis.
Apabila penyimpangan berat badan tidak begitu terlihat, biasanya remaja
tidak perduli karena teman-temannya tidak akan mempersoalkannya. Namun
sebaliknya, penyimpangan yang mencolok akan terlihat dan berakibat dapat
membahayakan penyesuaian diri pribadi remaja. Hurlock (1999) mengungkapkan
bahwa ada berbagai macam akibat kelainan tubuh yang lazim terjadi pada
seseorang yang mengalami kegemukan yaitu : (1) Seseorang yang terlalu gemuk
dan berat tubuhnya melebihi berat badan normal, akan mengalami hambatan
mengikuti aturan main yang dibuat teman-temannya, oleh karena itu temantemannya tidak dapat mengajaknya bermain, (2) Seseorang yang gemuk seringkali
menampakkan perilaku yang canggung dan lamban sehingga hal ini akan
membuat seseorang selalu berhati-hati dan selalu sadar akan kekurangan dirinya,
(3) Sikap sosial terhadap bentuk tubuh seseorang yang gemuk dapat
meninggalkan luka psikologis yang sangat mendalam. Ini mengakibatkan
kecenderungan
antisosial
yang
membuat
seorang
remaja
tidak
dapat
memanfaankan kelebihanya.
Walker dan Shaw (dalam Siefert dan Hoffnung, 1991) menyatakan bahwa
seseorang yang memiliki berat badan yang berlebih pada beberapa kasus memilik
perasaan yang negatif tentang dirinya. Jika seseorang menerima stereotip sosial
2
mengenai berat badan, maka akan menilai dirinya bukanlah seseorang yang
menarik, namun jika menolak standar stereotip sosial tersebut maka kemungkinan
akan menerima dirinya apa adanya meskipun teman-teman sebayanya memberikan penilaian yang negatif. Timbulnya perasaan minder, malu dalam bergaul,
mempunyai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri merupakan salah satu
indikasi adanya gejala ketidak percayaan diri pada remaja.
Hasil penelitian yang dilakukan National Obesity Forum menunjukan
bahwa berdasarkan penelitian psikologi, seseorang yang mengalami kegemukan
memiliki kecenderungan angka lebih rendah terhadap kebahagiaan, kepuasaan dan
kepercayaan diri dibandingkan dengan seseorang yang sehat dan langsing.
Penelitian yang sama juga dilakukan sebuah rumah sakit yang bekerja sama
dengan Universitas Muhammaddiyah Malang yang menyatakan bahwa ternyata
seseorang yang mempunyai kelebihan berat badan memiliki rasa percaya diri yang
rendah (Siaran, 2002).
Kepercayaan diri didefinisikan sebagai suatu keyakinan seseorang
terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersaebut
membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan didalam
hidupnya (Hakim, 2002). Kepercayaan diri diperlukan siswa untuk mempunyai
keyakinan dalam menyelesaikan segala permasalahan dan mencapai berbagai
tujuan dalam kehidupnya. Jadi betapa sulitnya bagi siswa yang tidak mempunyai
kepercayaan diri karena pada nantinya akan menemui hambatan pada tugas
perkembanganya. Dengan aktualisasi diri diharapkan remaja dapat menggali
potensi dirinya agar tidak pesimis dalam menghadapi tantangan, takut dan ragu-
3
ragu untuk menyampaikan gagasan serta bimbang dalam menentukan pilihan dan
sering membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.
Berdasarkan hasil wawancara guru BK SMP Negeri 06 Salatiga, masalah
yang sering dihadapi oleh siswa kelas VIII mengenai kepercayaan diri adalah
siswa tidak percaya diri tergantung kondisi orang-orang disekitarnya. Bagi siswa
yang kelebihan berat badan nampak tidak percaya diri ketika tidak bersama-sama
dengan teman yang biasa dengannya.
Remaja dalam lingkungannya sehari-hari banyak dipengaruhi oleh teman
sebaya. Maka diusia remaja teman sebaya merupakan salah satu hal yang penting
dalam kehidupanya karena teman sebaya mengerti apa yang dirasakanya. Dengan
adanya lingkungan yang positif, remaja merasa bahwa dirinya diterima dalam
lingkungan pergaulannya. Hal ini membuat remaja lebih mampu mengembangkan
kemampuan dirinya.
Menurut Santrock (2006), ada dua sumber penting yang berpengaruh
terhadap rasa percaya diri remaja, yaitu penampilan fisik dan dukungan sosial.
Rasa percaya diri pada individu dipengaruhi dalam hubunganya dengan orangorang yang dianggapnya penting, lingkungan sekitar dan kehidupan sehari-hari.
Untuk meningkatkan kepercayaan diri remaja membutuhkan pihak lain yang
dipercayainya untuk mendorong dalam mengambil keputusan. Sarason (dalam
Sari dan Syifa’a, 2008) berpendapat bahwa dukungan sosial adalah suatu keadaan
yang bermanfaat bagi individu yang hanya dapat diperoleh dari orang lain yang
dapat dipercayainya, selain orang tua dan guru salah satunya adalah sahabatnya
atau teman sebayanya. Dengan dukungan sosial yang diberikan kepada remaja
4
yang mengalami kelebihan berat badan diharapkan supaya tidak hanya sibuk
memikirkan ukuran tubuh yang tampak berbeda dengan teman-temannya dan
memiliki penilaian yang positif terhadap dirinya, dengan demikian dapat
meningkatkan kepercayaan dirinya. Dengan keyakinan akan kemampuan yang
dimilikinya, remaja yang mengalami kelebihan berat badan dapat menjalin
hubungan yang baik dengan lingkungannya tanpa memikirkan hal-hal buruk yang
dibayangkanya. Jika terjalin interkasi yang baik dalam kelompokya maka
seseorang yang kelebihan berat badan merasa diperhatikan, dihargai dan disukai.
Berdasarkan hasil wawancara guru BK SMP Negeri 06 Salatiga, masalah
yang sering dihadapi oleh siswa kelas VIII mengenai dukungan sosial adalah
seringkali dukungan sosial terdapat hanya dalam kelompok-kelompoknya,
sedangkan didalam suatu lingkungan pergaulan di sekolah terdapat beberapa
kelompok maka yang terjadi dalam satu kelompok teman tidak merespek
kelompok teman yang lainya. Kelompok pertemanan yang sering menonjol
biasanya kelompok satu lingkungan kampung yang sama dalam satu angkatan.
Lalu bagaiman jika seorang yang kelebihan berat badan tidak dalam kelompok
yang biasa denganya.
Penelitian ini juga penah dilakukan oleh Sari dan Sifa’a (2008) dalam
lingkungan mahasiswa, tentang hubungan dukungan sosial dengan kepercayaan
diri mahasiswi obesitas menujukan bahwa dukungan sosial memiliki hubungan
positif dengan kepercayaan diri mahasiswi obesitas. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukan adanya kolerasi yang sangat signifikan sebesar 0,649 dengan p =
0,000 (p<0,01), dengan sumbangan efektif sebesar 42,1%.
5
Friska Yuliani (2012) juga melakukan penelitian kepercayaan diri pada
remaja obesitas ditinjau dari dukungan sosial teman sebaya dan jenis kelamin
pada siswa Krista Mitra Semarang. Hasil dari uji kolerasi Product Moment
diperoleh rxy=0,841 dengan p<0,001. Pada uji anakova antara kepercayaan diri
obesitas laki-laki dan perempuan dengan mengendalikan dukungan sosial
diperoleh F=6,170 dengan p<0,05.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis tidak menemukan
penelitian yang bertentangan, maka penulis tertarik untuk meneliti siswa kelas
VIII SMP Negeri 06, untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan
sosial teman sebaya dengan kepercayaan diri pada remaja yang mengalami
kelebihan berat badan.
1.2.Rumusan Masalah
Berpedoman pada latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah
Apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial teman
sebaya dengan kepercayaan diri pada siswa kelas VIII SMP N 06 Salatiga yang
mengalami kelebihan berat badan ?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui signifikasi hubungan antara
dukungan sosial teman sebaya dengan kepercayaan diri pada remaja SMP Negeri
06 kelas VIII yang mengalami kelebihan berat badan.
6
1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dibagi menjadi 2 kategori, antara lain:
1.4.1.
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan ilmiah,
khususnya dalam bidang bimbingan dan konseling.
1.4.2.
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan tambahan
informasi bagi semua orang yaitu :
a. Bagi remaja
Memberikan tambahan informasi bagi remaja terutama remaja
yang mengalami kelebihan berat badan, bahwa kelebihan berat badan
bukanlah sesuatu hal yang menakutkan, membuat minder, malu, tidak
percaya diri dan sesuatu kekurangan yang mencolok yang bisa
membuat seseorang tidak bermanfaat. Anggaplah kelebihan berat badan
sebagai anugerah terbesar yang diberikan Tuhan yang tidak dimiliki
orang lain dan dengan tubuh yang gemuk kita bisa mencari potensi diri
yang ada kaitannya dengan tubuh gemuk kemudian kembangkan hal itu
sebagai kelebihan yang kita miliki.
b.
Bagi orang tua
Memberikan tambahan informasi kepada orang tua pentingya
kepercayaan diri pada anak khususnya anak yang mengalami kelebihan
berat badan sehingga mereka mampu berhubungan dan menyesuaikan
diri dengan orang lain secara baik.
7
c.
Bagi remaja yang memiliki rekan sebaya dengan berat badan berlebih
Memberikan tambahan informasi kepada teman-teman apabila
mempunyai teman yang kelebihan berat badan janganlah diejek dan
diolok-olok karena postur tubuhnya yang besar. Tetapi hendaknya kita
sebagai teman harus dapat menerima dan menghargai keadaanteman
kita yang mengalami kelebihan berat badan dengan segala kelebihan
dan kekurangan sehingga tidak merasa dikucilkan dalam pergaulan.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam upaya menyelesaikan skripsi ini, penulisan menggunakan
aiatematika penulisan sebagai berikut:
Bab I
: Pendahuluan, yang berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab II : Tinjauan Teoritis yang berisi Dukungan Sosial Teman Sebaya
dan Kepercayaan Diri Remaja yang Mengalami Kelebihan Berat Badan.
Bab III : Metode Penelitian, yang berisi jenis penelitian, data dan sumber
data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV :
Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang gambaran
umum subyek penelitian, penyajian data, analisi data, pengujian hipotesis,
pembahasan dan hasil penelitian.
Bab V : Penutup, berisi kesimpulan dan saran-saran.
8
Download