BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia jaringan internet mulai dikembangkan pada tahun 1983 di Universitas Indonesia, yaitu UINET oleh Dr. Joseph F.P. Luhuley, seorang doktor Filosofi Ilmu Komputer dari Amerika Serikat. Jaringan tersebut dibangun dalam waktu 4 tahun.1 Hingga pertengahan tahun 1990-an jangkauan internet di Indonesia semakin meluas, merambah hingga ke pihak-pihak yang bahkan tidak memiliki komputer atau sambungan telepon di rumahnya. Akses internet terhadap publik yang semakin luas ini tentu jauh dari pengawasan dibandingkan telepon dan faks untuk umum. Tak ada data yang mampu menyebutkan tentang siapa pengguna internet. Dari segi teknis terdapat kesulitan untuk menyensor arus pesan di internet. Hal ini pula yang nantinya menjadi sebuah problem penting pada masa rezim Soeharto.2 Pada awal perkembangannya, internet dimulai dari kegiatan-kegiatan yang bersifat non-komersial, seperti kegiatan-kegiatan berbasis hobi, dan dalam perkembangan selanjutnya kebanyakan diprakarsai oleh kelompok akademis atau mahasiswa dan ilmuwan yang sebagian pernah terlibat dengan kegiatan berbasis hobi tersebut melalui upaya membangun infrastruktur telekomunikasi internet. Peranan pemerintah Indonesia dalam perkembangan jaringan internet di Indonesia memang tidak banyak, namun juga tidak dapat dikesampingkan, karena mereka juga 1 2 Lihat http://sshientha.blogspot.com/2012/07/sejarah-media-massa-secara-global.html Ibid, 1 turut berperan dalam berkembangnya sebuah sistem informasi di dalam internet yang kemampuan aksesnya tinggi atau sering disebut dengan Information Superhighway.3 Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, kebutuhan akan informasi pun meningkat, media online hadir sebagai alternatif, bagi masyarakat modern. Kemudahan dalam mengakses informasi membuat masyarakat semakin bergantung pada media online. Menyinggung mengenai masyarakat modern maka tentu saja tidak lepas dari kebutuhan akan bahasa, bahasa inggris telah menjadi bahasa yang mengglobal dan menjadi kebutuhan bagi masyrakat modern,dengan adanya penyatuan bahasa dimana bahasa inggris memegang peran penting didalamnya, komunikasi internasional mencakup bidang pembangunan, teknologi, ekonomi, maupun pendidikan. Arus globalisasi membuat kebutuhan akan berbahasa inggris semakin meningkat, oleh sebab itu merambahnya ahli yang berkecimpung di dunia pendidikan menyadari perlunya memberikan pelajaran bahasa inggris secara intensif dan berkesinambungan kepada para muridnya. Pendidikan sekarang ini bergerak dengan cepat dengan cara-cara instan dan berjalan seperti mesin turbo. Kita seolah-olah dipacu dengan waktu untuk berlari sekencang-kencangnya. Dalam dunia pendidikan tidak lepas dari peran individu dimana semua relasi sosial mempengaruhi kehidupan pribadi yang berinteraksi didalamnya. Seseorang akan memasuki suatu komunitas mungkin dikarenakan alasan-alasan eksternal, atau karena stimulasi internal, atau kombinasi dari 3 Ibid, 2 keduanya. Dengan memahami hal tersebut, kita bisa memahami suatu kelompok masyarakat. Sebagaimana kita pahami bahwa bahasa memegang peranan penting dalam mobilitas sehingga kebutuhan masyarakat akan bahasa semakin meningkat. Bahasa inggris hadir sebagai alat mempermudah masyarakat dalam melakukan aktivitas seperti dalam hubungan Internasional. Jika ditelisik lebih dalam lagi hadirnya berbagai lembaga bahasa inggris lainnya di berbagai daerah yang ditangani oleh tenaga professional, dimana masyarakat menyadari bahwa sangat penting untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, kompeten, sehingga dapat menjadi investasi masa depan oleh karena itu membutuhkan jasa pelayanan pendidikan yang kompeten di dalam metode pembelajarannya dan tentunya efisien bagi masyarakat. Tidak dapat dipungkiri lembaga pendidikan bahasa inggris di berbagai kota besar cukup banyak, dengan harga yang beragam. Dengan demikian, untuk memperoleh pendidikan bahasa inggris yang berkualitas, tentunya masyarakat harus memilih untuk mendaftar ke lembaga pendidikan bahasa inggris yang ternama dengan biaya yang mahal. Media online dan “Kampung Inggris” Kebutuhan akan pendidikan bahasa inggris bagi masyarakat di era globalisasi ini, dan mahalnya biaya untuk memperoleh pendidikan yang layak bagi masyarakat, mendorong masyarakat untuk mencari alternatif dalam memenuhi kebutuhan akan bahasa, media online menjadi alat bagi masyrakat untuk memperoleh informasi tentang berbagai macam lembaga pendidikan bahasa inggris, sebut saja media online 3 Metrotvnews.com, Liputan6.com dan Kompasiana.com adalah situs-situs informasi yang dapat memberikan informasi secara cepat bagi masyarakat, media online ini juga yang memberitakan adanya alternatif bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan bahasa inggris, adanya wacana mengenai “Kampung Inggris” yang terletak di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang diberitakan oleh media online sebagai alternatif masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada media online Metrotvnews.com pada tanggal 09 juni 2013, memberitakan bahwa “Kampung Inggris” merupakan bukti tumbuhnya ekonomi yang berangkat dari potensi lokal, selain menawarkan suasana lingkungan keseharian para peserta kursus yang selalu berbahasa inggris, Pare juga menawarkan biaya belajar yang murah. Rata-rata setiap bulan biaya kursus sekitar Rp 150 ribu per orang. Pada media online Liputan6.com pada tanggal 12 Februari 2013, memberitakan bahwa “Kampung Inggris” yang terletak di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Jawa timur, merupakan perkampungan kecil yang damai, sejuk dan jauh dari keramaian kota, bisa mengisi liburan dengan menawarkan aktivitas dan berkomunikasi dengan bahasa inggris dalam setiap sisi kehidupan, kampung ini seperti sudah menjadi pusat pembelajaran bahasa inggris terbesar di Indonesia. Pada media online Kompasiana.com pada tanggal 12 februari 2013, memberitakan bahwa barlibur ke “Kampung Inggris” Pare Kediri adalah pilihan yang tepat dan murah, anda bisa mengajak keluarga, teman atau murid-murid anda, bila anda seorang pengajar ketika waktu liburan sekolah. Karena biasanya waktu-waktu liburan sekolah kampung inggris Pare banyak wisatawan yang datang. Untuk soal harga 4 camp disana cukup murah tergantung lembaga mana yang anda pilih dan jenis program pembelajaran apa yang anda pilih di lembaga kursus tersebut. Secara keseluruhan dari pemberitaan media online Metrotvnews.com (09 Juni 2013), Liputa6.com (07 Juni 2013), dan Kompasiana.com (12 Februari 2013), secara bersama-sama menghadirkan wacana dengan memberitakan mengenai pesona Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai “Kampung Inggris”. Hal ini yang di prediksi oleh peneliti menjadi salah satu pemicu banyaknya masyarakat yang datang ke Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri hingga saat ini. Sejalan dengan pemberitaan dari ketiga media online tersebut yakni: Metrotvnews.com (09 Juni 2013), Liputa6.com (07 Juni 2013), dan Kompasiana.com (12 Februari 2013), yang bersama-sama melemparkan wacana ke khalayak pembaca melalui media online tentang adanya “Kampung Inggris” dengan berbagai keunikan yang berbeda dengan daerah lain, ternyata bertolak belakang dengan pemberitaan pada media online Kompasiana.com (23 November 2013) pada pemberitaannya justru melemparkan wacana mengenai pudarnya pesona kampung inggris, dengan mengangkat judul berita “Kampung Inggris, banyak yang tertipu”, pada pemberitaannya terkesan bahwa tidak ada yang unik dari “Kampung Inggris” bahkan beberapa isu mengenai ekonomi mewarnai pemberitaannya. Perbincangan mengenai pendidikan di Indonesia, apalagi pembahasan untuk melihat masalah pendidikanmenjadi penting bagi peneliti untuk mengangkat judul “Pencitraan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai Kampung 5 Inggris melalui pemberitaan media online: Suatu analisis wacana kritis” menjadi hal yang menarik untuk diteliti. B. Rumusan Masalah Dari sejumlah uraian yang telah digambarkan pada latar belakang masalah, maka penelitian ini akan dibatasi pada rumusan masalah. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kerja teks media online sebagai pembentukan opini masyarakat terhadap “Pencitraan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai Kampung Inggris”? 2. Bagaimana media mengkonstruksi “Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai Kampung Inggris” ditinjau dari analisis wacana kritis melalui pemberitaan media online? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah dan rumusan masalah penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui cara kerja teks media online sebagai pembentukan opini masyarakat terhadap “Pencitraan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai Kampung Inggris”. 2. Mangetahui representasi yang di bangun media tentang “Pencitraan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai Kampung Inggris” melalui analisis wacana kritis, yakni pemberitaan media online. 6 D. Manfaat Penelitian Bagi peneliti, media massa telah lama dipandang sebagai salah satu alat sekaligus agen representasi realita sosial yang di dalamnya mencakup hubungan sosial dan kekuasaan, pengetahuan, dan identitas sosial. Sejalan dengan kebutuhan informasi bagi masyarakat moderen, media online hadir sebagai sarana informasi yang populer dan menjadi alat untuk melemparkan berbagai wacana yang dapat berkembang di masyarakat luas. Melalui konsep kritis yang dibangun oleh Norman Fairclough yang menyebutkan bahwa wacana sebagai bentuk praktik sosial yang mereproduksi dan mengubah pengetahuan, identitas, hubungan sosial yang mencakup hubungan kekuasaan di dalamnya serta sekaligus dibentuk oleh struktur dan praktik sosial lainnya, menaruh perhatiannya pada teks yang mengalami praktik kewacanaan (produksi dan konsumsi teks), terhadap objek-objek sosial yang ada di luar, sebelum teks-teks tersebut menjadi sebuah representasi realitas sosial yang ada di masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini pada umumnya mengembangkan pemikiran konstruktif dimana ingin melihat bahasa sebagai praktik sosial dikonstruksikan ke dalam teks-teks yang menjadi konstelasi kekuatan kelompokkelompok khusus sosial yang melalui praktik kewacanaannya merepresentasikan objek-objek sosial yang ada di luar demi kepentingan mereka. Sehubungan dengan itu, peneliti melihat adanya keterkaitan dengan keberadaan “Kampung Inggris”, di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri merefleksikan konsep Norman Faiclough mengenai analisis wacana yang berorientasi pada teks, maka peneliti selanjutnya mengambil berita melalui media 7 online, dalam penelitian ini dimana nantinya akan digunakan metode analisis wacana kritis untuk menganalisa objek kajian tersebut. E. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pemberitaaan media online yang terkait mengenai Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang di khususkan pada pemberitaan tahun 2013, yakni: 1. Pada media online Metrotvnews.com tanggal 09 Juni 2013, pada akhir berita dituliskan nama editor yakni Retno Hernawati, dengan demikian dalam proses produksi berita editor berperan untuk menjaga kualitas laporan. 2. Pada media online Liputan6.com tanggal 07 Januari 2013, pada akhir berita tercantum nama citizen journalism yakni Emma Amalia, dengan demikian penulis berita proses produksi berita melalui proses editing tanpa menghilangkan maksud berita yang ingin disampaikan oleh penulis. 3. Pada media online Kompasiana.com tanggal 12 februari 2013 dan 23 November 2013, pada masing-masing berita dicantumkan nama penulis, dengan demikian penulis berita dikategorikan sebagai stand-alone citizen journalism site, dalam proses produksi berita tanpa melalui proses editing. F. Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa teks-teks berita tertulis yang diambil melalui website dalam hal ini media online: Metrotvnews.com, Liputa6.com, dan Kompasiana.com, yang berhubungan dengan “Pencitraan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai Kampung Inggris” yang di fokuskan pada pemberitaan melalui “media online”. 8 Teknik analisis data, yaitu data yang digunakan adalah berita mengenai keberadaan “Kampung Inggris” di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri melalui pemberitaan media online, dimana data tersebut selanjutnya dianalisis dengan teknik membaca, mencermati serta menginterpretasikan pemberitaan media online dengan menggunakan metode analisis wacana kritis yang dipakai oleh Norman Fairclough. G. Tinjauan Studi Terdahulu Kecamatan Pare menjadi terkenal di seluruh dunia karena di sinilah antropolog kaliber dunia, Clifford Geertz - yang saat itu masih menjadi mahasiswa doktoral - melakukan penelitian lapangannya yang kemudian ditulisnya sebagai sebuah buku yang berjudul The Religion of Java. Dalam buku tersebut Geertz menyamarkan Pare dengan nama "Mojokuto”. Penelitian terdahulu mengenai “Kampung Inggris, Pare, Kediri” telah ada sebelumnya Asnani (2012), seorang Mahasiswa S2 Sosiologi, FISIP Universitas Gadjah Mada, mengangkat penelitian berjudul “Modernisasi Lembaga Pendidikan Kursus Bahasa di Desa Tulungrejo dan Palem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri”. Asnani penelitiannya meneliti tentang proses modernisasi “Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri” serta dampaknya terhadap kehidupan sosial dan ekologi masyarakat di desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai Kampung Inggris. Penelitian tentang “Pencitraan” pun telah ada sebelumnya Ayu Sugiarica (2009), seorang Mahasiswa S2 Sosiologi, FISIP Universitas Gadjah Mada, 9 mengangkat penelitian berjudul “Konstruksi Makna Perempuan Dalam Iklan Televisi, tujuan penelitiannya ingin mengetahui konstruksi citra perempuan di Indonesia dengan ideologi yang dianut oleh televisi swasta di Indonesia secara umum. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Asnani adalah pertama Asnani melakukan penelitian tentang hadirnya institusi non formal di Desa Tulungrejo dan Palem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri, serta dampaknya terhadap masyarakat setempat yang kemudian mengakibatkan adanya perubahan sosial budaya. Obyek penelitian Asnani adalah lembaga bahasa asing di Desa Tulungrejo dan Palem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang di kenal oleh masyarakat Indonesia, sementara dalam penelitian ini menitik beratkan masalah kepada cara media mengkonstruksi “Kampung Inggris, Pare, Kediri” ditinjau dari analisis wacana melalui penelusuran media online”. Kedua , dalam penelitian Asnani banyak membahas tentang teori perubahan sosial yang terjadi di Desa Tulungrejo dan Palem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri, menurut Anisa dengan adanya lembaga bahasa asing di Desa Tulungrejo dan Palem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri seharusnya memberikan dampak yang positif bagi perkembangan masyarakat setempat, namun berbeda dengan realitas yang ada di Desa Tulungrejo dan Palem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang di untungkan dengan hadirnya lembaga bahasa asing adalah pendatang pemilik modal. Pada hasil penelitian yang dilakukan Asnani adalah menggambarkan sejarah sosial terbentuknya kampung kursus bahasa di desa Tulungrejo kecamatan Pare Kabupaten Kediri, serta dampak modernisasi yang terjadi, sementara dalam 10 penelitian ini membahas tentang analisis wacanauntuk menggambarkan persfektif dari jurnalis saat mengkonstruksikan realitas yang ada terhadap peristiwa yang terjadi. Sebagaimana di pahami bahwa wacana atau bahasa memiliki peran penting dalam menyusun, mengkonstruksi, dan menjelaskan dunia sosial lewat pemaknaan tidak hanya sekedar merepresentasikannya yang menjadi peran konkret dari wacana itu.4 Penelitian tentang “Pencitraan” oleh Ayu Sugiarica, mengangkat penelitian tentang pencitraan perempuan dalam iklan, tujuan penelitiannya ingin mengetahui konstruksi citra perempuan di Indonesia dengan ideologi yang dianut oleh televisi swasta secara umum. Dalam penelitian ini juga menggunakan media massa sebagai alat untuk mengkonstruksikan realitas sosial yang ada di dalam masyarakat, menurut Ayu Sugiacita dalam penelitiannya memaparkan bahwa iklan dapat menumbuhkan dan menguatkan stereotip negatif tentang perempuan. Ayu Sugiarica melakukan penelitian tentang pencitraan perempuan dalam iklan yang menggunakan media massa seperti yang dilakukan dalam penelitian ini, namun dalam penelitian ini obyek penelitiannya berbeda dimana peneliti mengambil desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai lokasi penelitian dengan menggunakan analisis wacana. Selanjutnya Jalaluddin Basyir Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, mengangkat penelitian berjudul melakukan penelitian yang berjudul “Berita Aksi Kekerasan Mahasiswa Makassar dalam Surat Kabar Fajar Makasar dan Tribun Timur Makasar: Suatu Analisis Wacana Kritis”, menggunakan pendekatan kritis berupa analisis wacana kritis untuk menganalisis temuan dokumen berupa pemberitaan surat kabar lokal Makassar, yakni Fajar Makasar dan Tribun 4 Simak Norman Fairclough. Discourse and Social Change. United Kingdom. (Polity Press: 1992). Hlm.64. 11 Timur Makasar seputar aksi unjuk rasa memperingati hari Anti Korupsi Sedunia pada tanggal 10 Desember tahun 2010. Dalam hasil penelitian yang dilakukan Jalaluddin Basyir ditemukan bahwa telah terjadi bentuk wacana terhadap identitas para mahasiswa Makasar, yakni Fajar dan Tribun Timur. Seperti halnya yang dilakukan Jalaluddin Basyir dengan menggunakan pendekatan kritis berupa analisis wacana kritis untuk menganalisis temuan dokumen berupa pemberitaan surat kabar lokal Makassar, menggunakan media yang berbeda dimana dalam analisisnya melakukan penelusuran berita yang ditayangkan stasiun televisi melalui website serta objek yang akan dikaji pun berbeda. H. Kerangka Pemikiran Wacana merupakan suatu ruang yang mampu mengubah persfektif dari audiens pembaca dimana media telah menampilkan sebuah cara dalam memandang berbagai realita yang terjadi. Media massa dalam medium apapun, termasuk di dalamnya media berita online, memiliki sejumlah fungsi cultural transmision5, dimana pada jurnalisme online terjadi interaksi antar jurnalis dan audiens pembacanya dengan demikian akan menghubungkan berbagai elemen berita, sebagai mana kita ketahui bahwa dalam jurnalistik online mencirikan diri sebagai praktek jurnalistik yang mempertimbangkan beragam format media dalam penulisan isi media tersebut. 5 Wright, Charles R.1988, Sosiologi Komunikasi Masa, Ed. Jalaluddin Rakhmat, Bandung, Remadjaa Karya dan Littlejohn, Stephen W, (1996), Theories of Human Communication, Washington: Wadsworth Publishing Company 12 Roger Fowler (1977) mendefinisikan wacana adalah komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai dan kategori yang masuk di dalamnya; kepercayaan disini mewakili pandangan dunia; sebuah organisasi atau representasi dari pengalaman.6 Sementara Foucault (1972), menerangkan bahwa wacana kadang kala sebagai bidang dari semua pernyataan (statement), kadang kala sebagai sebuah individualisasi kelompok pernyataan dan kadang kala sebagai praktik regulatif yang dilihat dari sejumlah pernyataan.7 Jika merunut pada definisi yang di kemukakan J.S Badudu (2000) membagi dua pengertian wacana, pertama ialah rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat-kalimat itu; pengertian yang kedua ialah kesatuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar diatas kalimat atau klausa dengan koheresi dan kohesi yang tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan atau tertulis.8 Dari berbagai definisi diatas mengenai wacana, dengan demikian dapat dipahami bahwa wacana tidak hanya sekedar lisan tetapi juga tulisan yang merupakan aspek penting dari penggambaran suatu subjek. Analisis wacana dimaksudkan untuk menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa, dan pengertian bersama,9 dalam lapangan sosiologi, wacana lebih menekankan pada hubungan konteks sosial dari pengguna bahasa, melalui analisis wacana kita dapat mengetahui maksud-maksud dan makna yang tersembunyi. 6 Eriyanto,2012, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta:PT LKis Printing Cemerlang, hlm2 Ibid, 8 Ibid, 9 ibid, hlm 4 7 13 Analisis Wacana Kritis Sebetulnya, banyak model analisis wacana yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh para ahli.Eriyanto (2001) dalam buku Analisis Wacana-nya, misalnya, menyajikan model-model analisis wacana yang dikembangkan oleh Roger Fowler dkk. (1979), Theo van Leeuwen (1986), Sara Mills (1992), Norman Fairlough (1998), dan Teun A. van Dijk adalah model yang paling banyak dipakai. Mungkin karena van Dijk mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa aplikasikan secara praktis.10 Analisis wacana kritis (AWK) menyediakan teori dan metode yang bisa digunakan untuk melakukan kajian empiris tentang hubungan-hubungan antara wacana dan perkembangan sosial dan kultural dalam domain-domain sosial yang berbeda. Norman Fairclough (1995a-1995b) menggunakannya untuk menguraikan pendekatan yang telah dia kembangkan dan sebagai label yang diberikan kepada gerakan lebih luas dalam analisis wacana.11 Bagi analisis wacana kritis, wacana merupakan bentuk praktik sosial yang menyusun dunia sosial dan disusun oleh praktik-praktik sosial yang lain. Sebagai praktik sosial, wacana berada dalam hubungan dialektik dengan dimensi-dimensi sosial yang lain. Sebagai praktik sosial, wacana berada dalam hubungan dialektik dengan dimensi-dimensi sosial yang lain. Wacana tidak hanya memberikan 10 Sobur,2012, Analisis Teks Media, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, hlm 73 Marianne W. Jorgen dan Louise J Philips,2010,Analisis Wacana Teori dan Metode.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.hlm 115 11 14 kontribusi pada pembentukan dan pembentukan kembali struktur sosial namun merefleksikan pembentukan dan pembentukan kembali struktur sosial tersebut.12 Berikut ini adalah cara kerja Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough: 1) Teks (tuturan, pencitraan visual atau gabungan ketiganya) 2) Praktik kewacanaan yang melibatkan pemproduksian dan pengonsumsian teks dan 3) Praktik sosial. Pada proses kenikmatan membaca ini, akhirnya membawa kita kedalam pertanyaan mengenai cara media online mengkonstruksi suatu realitas, menurut Peter L. Berger dan Thomas Luckmann dalam bukunya yang berjudul The Sosial Construction of Reality: A Treatise in the Sociological of Knowledge (1966)13memperkenalkan istilah konstruksi atas realitas sosial (social construction of reality), dimana realitas tersebut diyakini merupakan hasil kreasi manusia melalui proses sosial. Berger dan Luchmann meyakini secara substantive behwa realitas merupakan hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan konstruksi sosial terhadap dunia sisial di sekelilingnya, “reality is socially constructed”. Pada proses konstruksi, Berger dan Luckman membagi perfektifnya atas tiga bentuk yaitu: a. Objective reality, merupakan suatu kompleksitas definisi realitas (termasuk ideology dan keyakinan) serta rutinitas tindakan dan 12 Jorgensen Marianne dan Philips Louise, Analisis wacana Teori dan Metode,2010:Yogyakarta:Pustaka Pelajar Lihat, Peter L. Berger and Thomas Luckman, The Social Construction of Reality A Tretise in the Sociology of Knowledge, (New York: 1966). 13 15 tingkahlaku yang telah mapan terpola, yang kesemuanya dihayati oleh individu secara umum sebagai fakta. b. Symbolic reality, merupakan semua ekspresi simbolik dari apa yang dihayati sebagai “objective reality” misalnya produk industri media, seperti berita di media cetak atau elektronika, begitu pun yang ada di film-film. c. Subjective reality, merupakan konstruksi definisi realitas yang dimiliki individu dan dikonstruksi melalui proses internalisasi. Realitas subjektif yang dimiliki asing-masing individu merupakan basis untuk melibatkan diri dalam proses eksternalisasi, atau proses interaksi sosial denngan individu lain dalam sebuah struktur sosial. Melalui proses eksternalisasi itulah individu secara kolektif berpotensi melakukan objektivikasi, memunculkan sebuah konstruksi objective reality yang baru. Sejalan dengan itu Berger menemukan konsep yang menghubungkan antara subjektif dan objektif melalui dialektika, yaitu: 1. Ekstrenalisasi, ialah penyesuaian diri dengan dunia sosio-kultural sebagai produk manusia. “Society is ahuman product”. 2. Objektivasi ialah interaksi sosial dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami institusionalisasi. “Society is an objective reality”. 16 3. Internalisasi ialah individu mengidentifikasi diri di tengah lembagalembaga sosial atau organisasi sosial di mana individu tersebut menjadi anggotanya. “Man is a social product”.14 Keberadaan “Kampung Inggris” yang terletak di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri menjadi populer dikarenakan berbagai pemberitaan menarik yang diberitakan media online. Oleh karena itu peneliti mengangkat judul “Pencitraan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai Kampung Inggris melalui pemberitaan media online: Suatu Analisis Wacana Kritis”. I. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana sebagaimana diketahui bahwa analisis wacana adalah salah satu alternative dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan dan banyak dipakai. Sebagaimana kita ketahui analisis kuantitatif lebih menekankan pada pertanyaan “apa” (what), analisis wacana lebih melihat pada “bagaimana” (how) dari pesan atau teks komunikasi. Melalui analisis wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana pesan itu disampaikan. Lewat kata, frase, kalimat, metafora macam apa suatu berita disampaikan. Dengan melihat bagaimana bangunan struktur kebahasaan tersebut, analisis wacana lebih bisa melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks (Eriyanto, 2001:xv). Dimaksudkan untuk memberi gambaran secara jelas mengenai analisis wacana dalam teks berita media online mengenai keberadaan “Kampung Inggris” di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri”. 14 Basrowi, Sudikin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro, Surabaya: Insan Cendekian. Hlm 206 17 Menurut Mariane W. Jorgensen dan Louise J. Philips dalam bukunya analisis wacana teori dan metode menjelaskan bahwa Norman Fairclough dikenal dengan pemikiranya mengenai analisis wacana kritis (AWK).Konsep yang dibentuk oleh fairclough dikenal dengan model tiga dimensi, pertama, adalah teks yang memiliki tiga fungsi, yakni fungsi representasi, relasi dan identitas.Kedua, praktik kewacanaan yang melibatkan proses pemproduksian dan pengonsumsian teks, Kristiva melalui Bakhtin menambahkan jika terdapat dua dimensi dalam intertekstualitas, yakni intertekstualitas Horizontal dan Vertikal. Intertekstualitas horizontal merupakan relasi/hubungan-hubungan dialogis yang terdapat dalam teks yang disebut sebagai rantai teks.Sedangkan, intertekstualitas vertikal yakni hubungan antara teks dengan teks-teks lainnya yang kurang lebih merupakan konteks jauh atau berjarak. Dengan kata lain, teks secara historis terkait dengan berbagai skala waktu dan parameternya termasuk di dalamnya berupa teks kontemporer. Lebih lanjut, intertekstualitas teks dapat dipahami dalam relasinya yang kompleks dimana di situ terdapat genre, wacana, corak/mode, dan tipe aktivitas yang distrukturasi bersama-sama membentuk sebuah tatanan wacana.15 Ketiga Praktik sosial, Pentingnya relasi-relasi kuasa ini dikarenakan dengan ini dapat dilihat bagaimana atau sejauh mana relasi-relasi kuasa itu membentuk dan/atau dibentuk oleh praktik-praktik dan struktur-struktur sosial. Karena itu, sangatlah penting menggabungkan teori hegemoni ke dalam intertekstualitas disebabkan adanya kombinasi tersebut yang dapat dengan mudah memetakan bentuk perjuangan hegemonik di dalam proses intertekstualitas dan 15 Simak Norman Fairclough. Discourse and Social Change. United Kingdom. (Polity Press: 1992). Hlm. 103. 18 selain itu ikut mengkonsep tualisasikan restrukturasi tatanan wacana sebagai bentuk perjuangan hegemonik dalam wacana.16 Seperti pada gambar berikut: Gambar 1 Model Tiga Dimensi Fairclough untuk Analisis Wacana Kritis Praktik Sosial Pemproduksian teks teks Praktik Kewacanaan Pengonsumsian teks Ada hubungan dialektika antara wacana dan hegemoni antara lain praktik dan perjuangan hegemonik adalah merupakan bentuk dari praktik kewacanaan baik dalam interaksi tertulis maupun tuturan. Selain itu, wacana merupakan ruang bagi budaya hegemoni dan hegemoni dari kelas atau kelompok tertentu di atas masyarakat sipil lainnya yang bergantung pada kemampuan kelompok atau kelas tersebut dalam kapasitasnya menggunakan dan membentuk praktik kewacanaan dan tatanan wacana.17 Di dalam buku Analisis wacana pengantar analisis teks media karya Eriyanto, mengutip Stuart Hall, realitas tidaklah secara sederhana dapat dilihat sebagai satu set fakta, tetapi hasil dari ideologi atau pandangan tertentu. Definisi mengenai realitas ini diproduksi secara terus-menerus melalui praktik bahasa (yang dalam hal ini) 16 Simak Norman Fairclough. Discourse and Social Change. United Kingdom. (Polity Press: 1992). Hlm. 103. Simak Norman Fairclough. Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language. New York (Longman Publishing: 1995). Hlm. 94-95. 17 19 selalu bermakna sebagai pendefinisian secara selektif ditampilkan.Implikasinya adalah suatu persoalan atau peristiwa di dunia nyata tidak mengandung atau menunjukkan makna integral, tunggal, dan intrinsik, dan makna yang ditransformasikan melalui bahasa. Makna dalam konteks ini adalah sebuah proses sosial, hasil dari sebuah praktik. Bahasa dan simbolisasi adalah perangkat yang digunakan untuk memproduksi makna.18 Dengan demikian artinya penelitian ini dimaksudkan memberikan gambaran secara jelas tentang pemberitaan media online mengenai “Pencitraan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Sebagai Kampung Inggris” menggunakan analisis wacana, melalui analisis wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana pesan itu disampaikan. J. Sistematika Pembahasan Tesis ini disajikan ke dalam beberapa bab, yakni Bab 1, Bab 2, Bab 3, dan Bab 4. Bab 1 merupakan bab pendahuluan terdiri dari: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Metodologi Penelitian. Bab 2 merupakan Gambaran Umum Lokasi Penelitain dalam Pemberitaan Media Online terdiri dari: A. Gambaran umum Kecamatan Pare Kabupaten Kediri dalam Pemberitaan Media Online. B. Deskripsi media online terhadap Desa Tulungrejo dan C. Keunikan Desa Tulungrejo sebagai Kampung Inggris. 18 Eriyanto,2012, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta:PT LKis Printing Cemerlang, hlm 34-35 20 Bab 3 Analisis Wacana Kritis Norman Fairlogh mengenai Pencitraan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai “Kampung Inggris” terdiri dari: A. Analisis Tekstual B. Praktik Wacana, C. Praktik Sosial dan D. Interpretasi yang berisi Konstruksi Media Online Terhadap Pencitraan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai “Kampung Inggris”. Bab 4 merupakan Bab Penutup terdiri dari: A. Kesimpulan dan B. Saran dari hasil penelitian berdasarkan uraian pada bab 2 dan bab 3. 21