penentuan tarif kamar vip pada rsud dr. moewardi surakarta

advertisement
PENENTUAN TARIF KAMAR VIP PADA
RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi Keuangan
Disusun Oleh :
Din Eni Supriyani
F.3307044
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
BAB I
PROFIL INSTANSI / LEMBAGA
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta adalah Rumah Sakit
milik Pemerintah Daerah Jawa Tengah. Terletak di Jl. Kolonel Soetarto 132
Jebres, Surakarta. RSUD Dr. Moewardi Surakarta menyediakan berbagai jenis
pelayanan medis spesialistik dan sub spesialistik, menyelenggarakan kegiatan
pendidikan serta penelitian. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor 1011 / MENKES / SK / IX / 2007 RSUD Dr. Moewardi Surakarta
telah menjadi Rumah Sakit kelas A, yaitu Rumah Sakit Umum yang
mempunyai fungsi dan fasilitas pendidikan, penelitian, pengembangan, dan
pengabdian masyarakat bagi tenaga dan institusi pendidikan kesehatan.
RSUD Dr. Moewardi Surakarta juga menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional,
yaitu pelayanan yang diberikan dari Rumah Sakit kepada institusi yang lebih
tinggi atau sederajat atau lebih rendah, yang berupa rujukan pengetahuan,
sarana dan prasarana peralatan dan pelayanan perawatan kesehatan sesuai
dengan kapasitas Rumah Sakit kelas A.
1. Tugas dan Fungsi RSUD Dr. Moewardi Surakarta
a. Tugas Pokok:
Sebagai Rumah Sakit Umum untuk melaksanakan pelayanan
kesehatan yang meliputi upaya penyembuhan penderita, pencegahan
penyakit
dan
peningkatan
kesehatan
serta
fasilitas
pendidikan,penataran, penelitian dan pelatihan bagi calon dokter
umum, dokter spesialis serta tenaga kesehatan seperti perawat dan
tenaga non pegawai.
b. Fungsi
1) Melaksanakan pengurusan tata usaha rumah sakit,
2) Upaya pelayanan medik,
3) Upaya rehabilitas medik,
4) Upaya pencegahan penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan,
5) Membantu melaksanakan sistem rujukan pada rumah sakit,
6) Sebagai tempat penelitian untuk pengembangan ilmu teknologi di
bidang kesehatan.
2. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan RSUD Dr. Moewardi
Untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsi diatas maka ditetapkan
falsafah, visi, misi dan tujuan Rumah Sakit.
Falsafah:
RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah Rumah Sakit yang memberikan
pelayanan
kesehatan
dengan
mutu
yang
setinggi-tingginya
dan
melaksanakan fungsi pendidikan kesehatan di Rumah Sakit dengan sebaikbaiknya yang diabdikan bagi kepentingan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
Visi:
Menjadi Rumah Sakit berstandar internasional, terkemuka dan menjadi
pilihan utama masyarakat.
Misi:
a. Memberikan pelayanan kesehatan berstandar internasional, bermutu
prima dan memuaskan,
b. Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional, efektif, efisien dan
terjangkau bagi semua golongan msyarakat,
c. Menyelenggarakan pendidikan yang berbasis pada kepuasan pelanggan
dan penelitian kesehatan yang unggul dalam rangka peningkatan mutu
SDM dan IPTEK kesehatan.
Tujuan:
Tujuan umum
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan upaya penyembuhan,
pemulihan,
peningkatan,
menyelenggarakan
pendidikan
pencegahan,
dan
pelayanan
pelatihan,
rujukan,
penelitian
dan
pengembangan serta pengabdian masyarakat.
Tujuan khusus
a. Mengupayakan tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal
bagi masyarakat,
b. Menyediakan akses pelayanan kesehatan yang makin luas, profesional,
efektif, efisien dan terjangkau bagi semua golongan masyarakat,
c. Menjadikan Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta sebagai pusat
pelayanan rujukan yang paripurna berstandar internasional,
d. Menjadikan Rumah Sakit pendidikan tingkat lanjut yang mampu
menjadi pengelola pendidikan tenaga kesehatan yang profesional dan
pendidikan kesehatan yang berorientasi pada kepuasan konsumen.
Tabel 1.1 Jumlah Ketenagaan dan Karyawan
Jenis Ketenagaan
1. Medis
a. Dokter Sub Spesialis
b. Dokter Spesialis
c. Dokter Gigi Spesialis
d. Dokter Umum dan Dokter Gigi
2. Paramedis
3. Paramedis Non Keperawatan
4. Non Medis
Total
3. Sarana dan Prasarana
Instalasi Pelayanan
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Rawat Jalan
c. Instalasi Rawat Inap
d. IPI yang terdiri dari:
1) ICU (Intensive Care Unit)
2) ICCU (Intensive Coronary Care Unit)
3) PICU (Pediatric Intensive Care Unit)
4) NICU (Neonatal Intensive Care Unit)
5) Renal unit atau hemodialisis / CAPD
6) Ruang HCU (High Care Unit)
7) HD (Hemodialisa)
Jumlah
158
11
123
6
18
665
214
568
1.605
e. Instalasi Bedah Sentral
f. Instalasi Kedokteran Forensik
Instalasi Penunjang
a. Instalasi Rehabilitasi Medik
b. Instalasi Laboratorium, terdiri dari:
1) Patologi Klinik
2) Mikrobiologi Klinik
3) Patologi Anatomi
c. Instalasi Farmasi
d. Instalasi Radiologi
e. Instalasi Gizi
f. Instalasi Sanitasi
g. Instalasi IPSRS
h. Instalasi CSSD
Tabel 1.2 Jumlah Tempat Tidur Tiap Kelas
Kelas Kamar
Kelas III
Kelas II
Kelas I
Kelas Utama
Kelas Khusus
Kelas VVIP
Kelas VIP A
Kelas VIP B
Jumlah Tempat Tidur
346
116
27
16
86
4
31
78
Total
Sumber: RSUD Dr. Moewardi Surakarta
704
4. Struktur Organisasi (Terlampir)
Struktur organisasi merupakan kerangka hubungan kerjasama antar
fungsi–fungsi dalam instansi yang memungkinkan terselenggara fungsi
tersebut secara efektif, efisien, dan memenuhi kebutuhan manajemen
instansi yang bersangkutan.
Setiap Rumah Sakit mempunyai struktur organisasi yang berbeda–beda
sesuai dengan kondisi Rumah Sakit tersebut. Struktur organisasi perlu
dirancang dengan baik agar setiap bagian dari organisasi dapat memberi
kontribusi yang maksimal terhadap aktivitas Rumah Sakit.
Struktur organisasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta berdasar Perda
Provinsi Jawa Tengah No.8 Tahun 2008.
5. Deskripsi Jabatan
a. Direktur
Bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
Bertugas memimpin dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan rumah sakit yang berfungsi sebagai perumusan
kebijakan, pengarahan dan pembinaan dalam penyelenggaraan
pelayanan
medis, penunjang medis
keperawatan,
rujukan,
pendidikan
dan
dan
non
medis,
pelatihan,
asuhan
penelitian,
pengembangan dan pengabdian.
b. Wakil Direktur Pelayanan
Bertanggung jawab kepada Direktur. Bertugas membantu Direktur
dalam mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengawasan pelayanan
medis dan rujukan, penunjang medis, pelayanan asuhan keperawatan,
peningkatan mutu pelayanan medis, keperawatan dan penunjang
medis serta tugas lain yang diberikan oleh Direktur.
c. Bidang Pelayanan Medis
Bertanggung jawab kepada Direktur melalui Wakil Direktur
Pelayanan. Bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan pelayanan
medis, peningkatan mutu pelayanan medis, penyediaan sumber daya
pelayanan dan pengembangan pelayanan.
d. Seksi Sumber Daya Pelayanan Medis
Bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Medik.
Bertugas melaksanakan kegiatan pemberdayaan sumber daya
pelayanan medik. Membuat rencana kerja dan pelaksanaan kegiatan,
pengembangan dan peningkatan kompetensi pelaksana pelayanan,
evaluasi dan pelaporan kinerja.
e. Seksi Mutu Pelayanan Medis
Bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Medik.
Bertugas
melaksanakan
kegiatan
peningkatan
mutu
dan
pengembangan pelayanan medik. Penyusunan kebutuhan pelayanan
dan
pengembangan
pelayanan
untuk
pelayanan,
kepentingan
pengelolaan
data,
perencanaan,
informasi
evaluasi
dan
pengembangan layanan.
f. Bidang Pelayanan Keperawatan
Bertanggung jawab kepada Direktur melalui Wakil direktur
Pelayanan.
Melaksanakan
pengelolaan
kegiatan
pelayanan
keperawatan, peningkatan mutu keperawatan, penyediaaan sumber
daya keperawatan dan pengembangan pelayanan keperawatan.
g. Seksi Sumber Daya Pelayanan Keperawatan
Bertanggung
jawab
kepada
Kepala
Bidang
Pelayanan
Keperawatan. Melaksanakan kegiatan pemberdayaan sumber daya
keperawatan
dan
pemenuhan
kebutuhan
SDM
perawatan,
pengembangan dan peningkatan kompetensi SDM perawatan,
pemenuhan kebutuhan SPA pelayanan perawatan, pengendalian
kebutuhan SPA perawatan, peningkatan utilisasi sarana keperawatan,
evaluasi dan pelaporan kinerja.
h. Seksi Mutu Pelayanan Keperawatan
Bertanggung
jawab
kepada
Kepala
Bidang
Pelayanan
Keperawatan. Melaksanakan kegiatan peningkatan mutu dan
pengembangan keperawatan.
i. Bidang Pelayanan Penunjang
Bertanggung jawab kepada Direktur melalui Wakil Direktur
Pelayanan.
Melaksanakan
pengelolaan
kegiatan
penunjang
pelayanan medik, peningkatan mutu pelayanan penunjang medik dan
pengembangan sumber daya penunjang pelayanan medik.
j. Seksi Sumber Daya Pelayanan Penunjang
Bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Penunjang.
Melaksanakan kegiatan pemberdayaan sumber daya penunjang
pelayanan kesehatan.
k. Seksi Mutu Pelayanan Penunjang
Bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Penunjang.
Melaksanakan kegiatan peningkatan mutu penunjang pelayanan
kesehatan.
l. Wakil Direktur Keuangan
Bertanggung jawab kepada Direktur. Bertugas membantu
Direktur dalam mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengawasan
Anggaran, Akutansi dan Mobilisasi dana dalam rangka mewujudkan
visi, misi dan tujuan strategik Rumah Sakit serta tugas lain yang
diberikan oleh Direktur.
m. Bidang Anggaran dan Perbendaharaan
Bertanggung jawab kepada Direktur melalui Wakil Direktur
Keuangan. Bertugas membantu Wakil Direktur Keuangan dalam
rangka penyelenggaraan penyusunan anggaran maupun belanja,
serta penatausahaan pengeluaran.
Pelaksanakan pengelolaan kegiatan dalam memfasilitasi dan
mendukung
bidang,
bagian,
instalasi
dalam
perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pengawasan dan evaluasi
dalam pelaksanaan.
n. Seksi Penyusunan dan Evaluasi Anggaran
Bertanggung
jawab
kepada
Kepala
Bidang
Anggaran.
Melaksanakan kegiatan penyusunan anggaran pendapatan dan
belanja Rumah Sakit serta evaluasi anggaran pendapatan dan belanja.
o. Seksi Penatausahaan Pengeluaran
Bertanggung
jawab
kepada
Kepala
Bidang
Anggaran.
Melaksanakan kegiatan penatausahaan pengeluaran.
p. Sub Bidang Pengembangan Pendapatan
Bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Mobilisasi dana.
Melaksanakan
kegiatan
intensifikasi
dan
ekstensifikasi
serta
memobilisasi seluruh pendapatan yang ada.
q. Sub Bidang Penatausahaan Pendapatan
Bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Mobilisasi Dana.
Bertugas melaksanakan kegiatan penatausahaan pendapatan.
r. Bidang Akuntansi
Bertanggung jawab kepada Direktur melalui Wakil Direktur
Keuangan. Menyiapkan bahan rencana dan program bidang
akuntansi, pelaksanaan dan pelayanan administrasi serta
teknis,
fasilitasi dan koordinasi, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan
bidang akuntansi.
s. Sub Bidang Akuntansi Keuangan dan Manajemen
Bertanggung
Melaksanakan
jawab
kegiatan
kepada
akuntansi
Kepala
Bidang
keuangan
Akuntansi
dan
akuntansi
manajemen Menyediakan bahan rencana dan program kerja,
pelaksanaan dan pelayanan administrasi serta teknis, mendukung
pelaksanaan kegiatan akuntansi keuangan dan manajemen.
t. Sub Bidang Verifikasi
Bertanggung
jawab
kepada
Kepala
Bidang
Akuntansi.
Melaksanakan kegiatan verifikasi transaksi keuangan. Menyediakan
bahan rencana dan program kerja, pelaksanaan dan pelayanan
administrasi serta teknis, mendukung pelaksanaan kegiatan verifikasi
transaksi keuangan.
u. Wakil Direktur Umum
Bertanggung jawab kepada Direktur. Membantu Direktur dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas kesekretariatan, perencanaan,
dan bidang pembinaan pegawai serta melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh Direktur.
v. Bagian Perencanaan
Bertanggung jawab kepada Direktur melalui Wakil Direktur
Umum. Bertugas menyiapkan bahan rencana dan program bidang
perencanaan, pelaksanaan dan pelayanan administrasi serta
teknis,
fasilitasi dan koordinasi, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan
bidang bina program, monitoring dan evaluasi serta pemasaran rumah
sakit.
w. Sub Bagian Bina Program
Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Perencanaan. Sub
Bagian Bina Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan program, dan pelaksanaan program kegiatan Rumah
Sakit.
x. Sub Bagian Monitoring dan Evaluasi
Bertanggungnjawab kepada Kepala Bidang Perencanaan. Sub
Bagian Monitoring dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan, monitoring dan evaluasi seluruh kegiatan Rumah
Sakit.
1) Menyediakan bahan rencana dan program kerja, pelaksanaan dan
pelayanan administrasi serta teknis, mendukung pelaksanaan
kegiatan monitoring dan evaluasi,
2) Penyiapan sistem dan prosedur monitoring, evaluasi pelaksanaan
rencana dan program kerja,
3) Penyiapan sistem dan prosedur pelaporan pelaksanaan rencana
dan program kerja,
4) Pengelolaan sistem dan prosedur pengolahan data,
5) Monitoring pelaksanaan rencana dan program kerja,
6) Evaluasi pelaksanaan rencana dan program kerja serta pelaporan
kinerja Rumah Sakit,
7) Penyusunan format standar pelaporan kegiatan Rumah Sakit,
8) Pengelolaan sistem informasi manajemen termasuk yang berbasis
teknologi informasi,
9) Pengelolaan data dan informasi untuk perencanaan dan program
kerja,
10) Penyusunan rencana, program dan kegiatan tahunan Rumah Sakit
y. Sub Bagian Pemasaran
Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Perencanaan. Sub
Bagian Pemasaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan program, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pemasaran.
z. Bagian Sekretariat
Bertanggung jawab kepada Direktur melalui Wakil Direktur
Umum. Menyelenggarakan kegiatan ketatausahaan dan organisasi,
kerumahtanggaan dan pengelolaan barang, hukum dan kehumasan.
aa. Sub Bagian Tata Usaha dan Organisasi
Bertanggung
jawab
kepada
Bagian
Sekretariat.
Bertugas
melaksanakan kegiatan administrasi perkantoran, organisasi dan tata
laksana serta protokoler.
ä. Sub Bagian Rumah Tangga dan Pengelolaan Barang
Bertanggung jawab kepada Bagian Sekretariat. Melaksanakan
kegiatan
pengelolaan
kerumahtanggaan,
perlengkapan
umum,
pengelolaan asset Rumah Sakit, ketertiban dan keamanan.
cc. Sub Bagian Hukum dan Humas
Bertanggung
jawab
kepada
Kepala
Bagian
Sekretariat.
Melaksanakan kegiatan pengelolaan hukum dan kehumasan.
dd. Bagian Kepegawaian
Bagian Kepegawaian berada dibawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Wakil Direktur Umum.
Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pengelolaan administrasi kepegawaian, pengembangan sumber daya
manusia dan kesejahteraan serta pembinaan pegawai.
ee. Sub Bagian Administrasi Kepegawaian
Sub Bagian Administrasi Kepegawaian berada dibawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bagian Kepegawaian. Sub
Bagian Administrasi Kepegawaian mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan analisis kebutuhan dan tata usaha kepegawaian.
ff. Sub Bagian Mutasi Kepegawaian
Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bagian Kepegawaian.
Sub Bagian Mutasi Pegawai mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan analisis pengadaan pegawai, mutasi pegawai serta kesejahteraan
pegawai.
gg. Sub Bagian Pengembangan Pegawai
Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bagian Kepegawaian.
Sub Bagian Pengembangan Pegawai mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan program pemberdayaan pegawai,
pengembangan sumber daya manusia serta pembinaan pegawai.
Sub Bagian Pengembangan Kepegawaian mempunyai fungsi:
1) Penyusunan analisa kebutuhan pengembangan pegawai,
2) Penyusunan pelaksanaan pendayagunaan pegawai,
3) Pelaksanaan pembinaan pegawai,
4) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan pegawai.
hh. Bagian Diklit
Bagian Diklit berada dibawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Wakil Direktur Umum.
ii. Sub Bagian Pendidikan dan Pelatihan
Sub Bagian Pendidikan dan Pelatihan berada dibawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bagian Diklit.
jj. Sub Bagian Penelitian dan Perpustakaan
Sub Bidang Penelitian dan Perpustakaan berada dibawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bagian Diklit.
kk. Sub Bagian Pengembangan Pendidikan
Sub
Bagian
Kerjasama
Pendidikan
berada
dibawah
dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Bagian Diklit.
B. Latar Belakang
Pada era globalisasi perkembangan dunia kesehatan sangat pesat, terutama
dari pelayanan yang di berikan rumah sakit untuk menarik calon pasien.
Rumah Sakit adalah tempat jasa pelayanan kesehatan yang melakukan
kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat digunakan sebagai tempat penelitian
dan pendidikan tenaga kesehatan. Rumah sakit juga berperan sebagai jasa
penyembuhan penderita dan pemulihan kesehatan. Pelayanan yang profesional
dan hadal di perlukan untuk menjadi pilihan utama masyarakat, disertai
dengan fasilitas yang memadai dan memberikan pelayanan yang terbaik.
Persaingan pelayanan yang bermutu dan unggul terhadap fasilitas rumah sakit
saat ini berkembang pesat. Seiring dengan perkembangan tersebut, Rumah
Sakit berupaya untuk meningkatkan pelayanan untuk memenuhi standar yang
tinggi dan profesional.
Rumah Sakit merupakan instansi yang tidak hanya mengejar keuntungan
dan laba. Untuk menjaga kelangsungan operasionalnya, tidak akan terlepas
dari masalah biaya dalam memberikan jasa pelayanan kesehatan bagi pasien.
salah satu pendapatan Rumah Sakit yaitu dari pelayanan jasa dan fasilitas
yang diberikan. Salah satu fasilitas yang diberikan adalah jasa kamar rawat
inap VIP. Kamar VIP yaitu kamar untuk pasien rawat inap dengan fasilitas
yang lebih baik, bagus dan exclusive. Biasanya kamar ini digunakan untuk
pasien yang tingkat ekonominya cukup tinggi. Pendapatan yang berasal dari
jasa kamar rawat inap cukup besar sebanyak 4% dari pendapatan seluruh
Rumah Sakit. Untuk mencapai pendapatan demikian maka penentuan tarifnya
juga harus tepat.
Tarif atau harga jual adalah sejumlah moneter yang di bebankan oleh suatu
unit usaha kepada pembeli atau pengguna jasa yang dijual atau diserahkan.
Tarif yang tepat berarti tarif yang tidak tinggi atau tidak rendah. Jika tarif yang
ditentukan tinggi maka rumah sakit akan mengalami kerugian karena tarif
yang tinggi dapat mengurangi kemampuan persaingan Rumah Sakit untuk
menarik calon pasien. Jika Rumah Sakit menentukan tarif rendah maka juga
akan mengalami kerugian karena Rumah Sakit tidak dapat menutup biaya
operasionalnya.
RSUD Dr. Moewardi Surakarta merupakan salah satu Rumah Sakit milik
pemerintah yang melayani jasa kesehatan bagi masyarakat Surakarta dan
sekitarnya. Untuk dapat bersaing dengan Rumah Sakit swasta dan pemerintah
lain maka RSUD Dr. Moewardi Surakarta perlu menghitung biaya pelayanan
jasa dengan tepat, agar masyarakat tetap mendapatkan pelayanan yang baik
dan handal. Salah satunya dalam perhitungan tarif kamar rawat inap VIP.
Perhitungan biaya kamar rawat inap sangat penting karena berkaitan dengan
penentuan harga pokok rawat inap, yang pada akhirnya akan mempengaruhi
penentuan harga jualnya atau tarif kamar VIP. Saat ini RSUD Dr. Moewardi
Surakarta untuk menentukan tarif kamar rawat inapnya berdasarkan tarif per
kamar (unit cost), tarif competitor atau tarif pesaing dan tingkat daya beli
masyarakat.
Dalam penentuan tarif kamar VIP RSUD Dr. Moewardi Surakarta di hitung
dari biaya per kamar VIP (unit cost), tetapi dasar alokasi yang digunakan
semua biaya didasarkan pada hari perawatan hunian. Padahal tidak semua
biaya operasional kamar berhubungan langsung dengan hari perawatan
hunian. Untuk perhitungan unit cost ditentukan berdasarkan pada hasil
pembagian antara biaya operasional dengan hari perawatan hunian. Untuk itu
penulis memisahkan biaya campuran pada biaya tetap, biaya variabel dan
biaya semi variabel dalam penentuan tarif kamar VIP. Pemisahan biaya
campuran ini dipilih karena tidak hanya menggunakan dasar alokasi jumlah
hari perawatan hunian saja tetapi disesuaikan dengan dasar alokasi yang
dikonsumsi tiap kamar atau penentuan harga produksi dengan full costing.
Selain itu metode ini merupakan metode yang diterima sebagai prinsip
akuntansi yang lazim dalam peraturan daerah dibandingkan metode yang lain
(Mulyadi, 2001:362). Dengan pemisahan biaya campuran ini maka tarif akan
mampu menggambarkan besarnya keseluruhan biaya operasional untuk kamar
VIP. Untuk menentukan tarif yang tepat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta,
penulis mencoba memperhitungkan biaya operasional kamar VIP sebagai
dasar penentuan tarif sewa kamar VIP per hari. Dari latar belakang diatas
penulis tertarik untuk menyusun Tugas Akhir yang berjudul:
”PENENTUAN TARIF KAMAR VIP PADA RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA”
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas penulis memerlukan pokok permasalahan yang
di gunakan untuk bahan acuan menyusun tugas akhir. Pokok–pokok
permasalahan tersebut meliputi:
1. Bagaimana penentuan tarif kamar VIP per hari pada RSUD Dr. Moewardi
Surakarta?
2. Bagaimana perbandingan tarif dari RSUD Dr. Moewardi, tarif perhitungan
yang menggunakan metode penentuan yang di gunakan RSUD Dr.
Moewardi Surakarta dengan penentuan tarif dengan memisahkan biaya
campuran?
3. Bagaimana selisih antara tarif dari RSUD Dr. Moewardi, tarif perhitungan,
dan tarif dengan memisahkan biaya campuran?
4. Bagaimana kelebihan dan kelemahan penentuan tarif kamar VIP RSUD
Dr. Moewardi Surakarta?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penentuan tarif kamar VIP per hari pada RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.
2. Untuk mengetahui perbandingan tarif dari RSUD Dr. Moewardi, tarif
perhitungan yang meggunakan metode penentuan yang di gunakan RSUD
Dr. Moewardi Surakarta dan penentuan tarif dengan memisahkan biaya
campuran.
3. Untuk mengetahui selisih antara tarif dari RSUD Dr. Moewardi Surakarta,
tarif perhitungan, dan dengan memisahkan biaya campuran.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan penentuan tarif kamar VIP
RSUD Dr.Moewardi Surakarta.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
a. Diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang akuntansi
manajemen dalam menentukan tarif untuk menutup biaya operasional.
b. Untuk meningkatkan kemampuan akuntansi tentang penentuan tarif
terhadap pendapatan dan dapat memberikan gambaran antara praktek
lapangan dengan yang diperoleh di perkuliahan.
2. Bagi RSUD Dr. Moewardi
a. Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan gambaran dalam
melaksanakan penentuan tarif rawat inapnya.
b. Memberikan saran untuk Rumah Sakit yang mungkin berguna dimasa
yang akan datang dan dapat memberikan masukan pemikiran untuk
kemajuan dan untuk introspeksi atas kelemahan penentuan tarif rawat
inap yang digunakan sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih
baik terhadap pasien.
3. Bagi Dunia Pendidikan
a. Diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa yang lain.
b. Diharapkan dapat menjadi tambahan perpustakaan dan sebagai acuan
bahan penelitian yang lain mengenai penentuan tarif rawat inap rumah
sakit.
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Biaya
Biaya adalah sumber daya yang dikorbankan (sacrificed) atau
dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu (Horngren, Datar,
Foster, 2008: 31).
Mulyadi (2003 : 4) mengemukakan bahwa biaya (expense) adalah kos
sumber daya yang telah atau akan dikorbankan untuk mewujudkan tujuan
tertentu.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah sumber daya
yang dikorbankan dan harga perolehan yang diperlukan oleh organisasi
untuk mencapai tujuan tertentu.
Biaya diklasifikasikan menjadi dua:
a. Biaya langsung dari objek biaya berkaitan dengan objek biaya tertentu
dan dapat ditelusuri ke objek biaya tersebut dengan cara yang layak
secara ekonomi (efektif–biaya). Contoh: biaya kaleng atau botol
merupakan biaya langsung bagi perusahaan minuman kemasan kaleng.
b. Biaya tidak langsung dari objek biaya berkaitan dengan objek biaya
tertentu namun tidak dapat ditelusuri ke objek biaya tersebut dengan
cara yang layak secara ekonomis (efektif–biaya). Contoh: gaji
supervisor (Horngren, Datar, Foster, 2008 : 31).
Menurut Garrison, Noreen, Brewer (2003 : 69) pembebanan biaya ke
objek biaya, di bagi menjadi biaya langsung dan tak langsung.
a. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat dengan mudah
ditelusuri ke objek biaya yang bersangkutan,
b. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat
ditelusuri dengan mudah ke objek biaya yang bersangkutan.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa biaya langsung adalah
biaya tertentu yang dapat mudah ditelusuri ke objek biaya bersangkutan
dengan cara efektif biaya, sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya
yang tidak dapat dengan mudah ditelusuri ke objek biaya yang
bersangkutan secara ekonomis (efektif – biaya).
Akuntansi biaya adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi
biaya dan informasi operasi untuk memberdayakan personel organisasi
dalam pengelolaan aktivitas dan pengambilan keputusan yang lain.
2. Perilaku Biaya
Menurut Garrison, Noreen, Brewer (2006: 256) menyatakan bahwa
perilaku biaya berarti bagaimana biaya akan bereaksi atau merespon
perubahan aktivitas bisnis.
Perilaku biaya adalah istilah umum untuk menggambarkan apakah
biaya berubah seiring dengan perubahan output (Hansen Mowen, 2006:
84).
Berdasarkan kutipan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku
biaya adalah biaya yang timbul, berubah dan bereaksi seiring perubahan
aktivitas bisnis dan outputnya.
Perilaku biaya dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Biaya tetap adalah suatu biaya yang jumlah totalnya tetap konstan
dalam retang yang relevan ketika tingkat output aktivitas berubah.
b. Biaya variabel adalah biaya yang dalam jumlah total, bervariasi secara
proporsional terhadap perubahan output.
c. Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan
variabel (Hansen. Mowen: 2006: 84).
Carter Usry (2005: 43) mengemukakan bahwa perilaku biaya dibagi
menjadi tiga yaitu:
a. Biaya tetap adalah bersifat konstan secara total dalam rentang yang
relevan. Contoh biaya tetap: biaya gaji, biaya depresiasi, biaya sewa,
biaya pemeliharaan dan perbaikan gedung.
Aktivitas Biaya
Garis biaya tetap
Volume Aktivitas
Gambar II.I Biaya Tetap
b. Biaya variabel adalah jumlah total biaya variabel berubah secara
proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan.
Contoh biaya variabel: biaya perlengkapan, biaya peralatan, biaya
bahan bakar, biaya upah lembur.
Biaya
Garis biaya variabel
Volume Aktivitas
Gambar II.2 Biaya Variabel
c. Biaya semi variabel adalah beberapa jenis biaya yang memiliki elemen
biaya tetap dan variabel.
Contoh biaya semi variabel: biaya listrik, biaya air, biaya pemeliharaan
mesin pabrik.
Biaya
Garis biaya
Volume Aktivitas
Gambar II.3 Biaya Campuran
Garrison, Noreen dan Brewer (2006: 257) mengemukakan perilaku
biaya dibagi menjadi dua yaitu:
a. Biaya tetap adalah biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa
terpengaruh oleh tingkat aktivitas. Tidak terpengaruhi oleh perubahan
aktivitas. Contoh biaya tetap: biaya depresiasi gedung, peralatan, pajak
bangunan, gaji karyawan dan biaya iklan.
b. Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan
perubahan aktivitas. Aktivitas tersebut dapat di wujudkan dengan
berbagai bentuk seperti unit yang diproduksi, unit yang dijual, jarak
kilometer yang dituju, jumlah tempat tidur yang digunakan, jam kerja.
Contoh biaya variabel: bahan habis pakai, biaya perjalanan, biaya
listrik.
3. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
a. Full Costing merupakan salah satu metode penentuan kos produk,
yang membebankan seluruh biaya produksi sebagai kos produk, baik
biaya produksi yang berperilaku variabel maupun tetap.
Biaya Bahan Baku
xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung
xxx
Biaya Overhead Pabrik Tetap
xxx
Biaya Overhead Pabrik Variabel
xxx
Total Biaya Produksi
xxx
BOP dalam metode full costing baik yang berperilaku tetap maupun
variabel dibebankan pada produk yang diproduksi, karena itu BOP
sediaan produk akan melekat pada kos sediaan produk dalam proses
dan sediaan produk jadi yang belum laku dijual dan baru dianggap
sebagai biaya bila produk jadi tersebut telah dijual.
b. Variabel Costing merupakan salah satu metode penentuan kos produk,
yang membebankan hanya biaya produksi yang berperilaku variabel
saja kepada produk.
Biaya Bahan Baku
xxx
Biaya Tenaga Kerja Variabel
xxx
Biaya Overhead Pabrik Variabel
xxx
Total Biaya Produksi
xxx
Biaya Overhead Pabrik tetap dalam metode variabel costing
diperlakukan sebagai period cost dan bukan sebagai unsur kos produk
sehingga BOP tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode
terjadinya. Dengan demikian dalam metode variabel costing tidak
melekat pada sediaan produk yang belum laku dijual, tetapi langsung
dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.
c. Activity-Based Costing merupakan metode penentuan kos produk yang
menitikberatkan penentuan kos produk di semua fase pembuatan
produk, sejak fase desain dan pengembangan produk, fase produksi,
sampai dengan penyerahan produk kepada customers (Mulyadi, 2003:
18).
Sri Hanggana (2008: 12) mengemukakan bahwa sistem harga pokok
produksi dibagi tiga yaitu:
a. Full Costing adalah sistem penghitungan harga pokok produksi,
dimana semua biaya produksi baik yang berperilaku variabel maupun
tetap dimasukkan dalam penghitungan harga pokok produksi, yaitu
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik variabel, biaya overhead pabrik tetap.
b. Variabel costing adalah sistem penghitungan harga pokok produksi,
dimana hanya biaya produksi variabel saja yang dimasukkan dalam
penghitungan harga pokok produksi, yang meliputi biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel,
sedangkan biaya overhead pabrik tetap diakui sebagai biaya periodik.
c. ABC (Activity-Based Costing) adalah penghitungan harga pokok
produksi yang memasukkan semua biaya tetap dan variabel, dan semua
biaya yang berkaitan dengan aktivitas memproduksi dan menjual suatu
barang. Biaya ini meliputi biaya riset dan pengembangan, perencanaan
produksi, biaya produksi, biaya pemasaran, sampai biaya purna jual
seperti garansi.
Metode full costing dan variabel costing bertujuan terutama untuk
keperluan penilaian sediaan yang dicantumkan dalam neraca dan
dalam perhitungan laba rugi bagi pihak luar perusahaan. Selain itu
kedua metode tersebut memfokuskan biaya penuh yang bersangkutan
dengan produk, terbatas pada biaya–biaya yang terjadi dalam fase
produksi.
Activity-Based
Costing
ditujukan
untuk
menyajikan
informasi kos produk secara cermat bagi kepentingan manajemen.
4. Penentuan Harga Jual
Dalam keadaan normal harga jual harus mampu menutup biaya penuh
dan menghasilkan laba yang sepadan dengan investasi.
a. Penentuan Harga Jual Normal
Metode penentuan harga jual normal sering disebut cost–plus
pricing, karena harga jual ditentukan dengan menambah biaya masa
yang akan datang dengan suatu persentase markup (tambahan atas
jumlah biaya) yang dihitung dengan formula tertentu. Harga jual
produk atau jasa dalam keadaan normal ditentukan dengan formula
sebagai berikut:
Harga Jual = Taksiran biaya penuh + Laba yang diharapkan
Rumus perhitungan harga jual per unit
Biaya yang berhubungan
Harga Jual per Unit = langsung dengan volume + Persentase
(per unit)
Markup
Persentase markup dihitung dengan rumus
Laba yang
Biaya yang tidak
Diharapkan + dipengaruhi langsung
oleh volume produk
Persentase Markup =
Biaya yang dipengaruhi langsung oleh
volume produk
b. Penentuan Harga Jual dalam Cost–type Contract (Cost–type Contract
Pricing)
Cost–type Contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa
yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga
yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh
produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase
tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut.
Dalam Cost–type Contract harga jual yang dibebankan kepada
pengguna barang atau jasa dihitung berdasarkan biaya penuh
sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi dan
memasarkan produk.
c. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus
Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan
di luar pesanan regular perusahaan. Biaya diferensial dipakai sebagai
landasan dalam penentuan harga jual pesanan khusus yang terdiri dari
biaya variabel dan biaya tetap, bila pesanan khusus diperkirakan
menyebabkan perubahan volume kegiatan yang menjadikan biaya
tetap bertambah.
d. Penentuan Harga Jual Produk atau Jasa yang Dihasilkan oleh
Perusahaan yang Diatur dengan Peraturan Pemerintah
Dalam penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan
Pemerintah, biaya penuh masa yang akan datang sebagai dasar
penentuan harga jual dihitung menggunakan pendekatan Full Costing
saja, karena pendekatan Variabel Costing tidak diterima sebagai
prinsip akuntansi yang lazim (Mulyadi, 2001: 362).
5. Metode untuk memisahkan Biaya Campuran ke dalam komponen biaya
Tetap dan Variabel
Hansen Mowen (2006: 103) mengemukakan bahwa metode untuk
memisahkan biaya campuran ke dalam komponen biaya tetap adalah
sebagai berikut:
a. Metode Tinggi Rendah
Biaya variabel per unit = (Biaya tinggi–biaya rendah) / (output tinggi
– Output Rendah)
Biaya Tetap
= Biaya total titik tinggi – (Biaya variabel per
unit x output tinggi)
b. Metode Scatterplot
Metode Scatterplot adalah metode penentuan persamaan suatu garis
dengan memplot data dalam suatu grafik.
Dengan memilih garis terbaik adalah garis yang melalui titik satu dan
titik tiga.
Rumus biaya dengan metode Scatterplot dinyatakan sebagai berikut:
Total Biaya
=
biaya tetap + (biaya variabel x Jam TKL)
c. Metode Kuadrat Terkecil
Metode kuadrat terkecil mengidentifikasi garis yang paling sesuai.
Penggunaan pertimbangan dalam metode scatterplot jauh lebih baik
daripada metode tinggi rendah.
Dalam persamaan garis regresi: y = a + bx
Rumus perhitungan a dan b dapat ditentukan dengan cara sebagai
berikut:
b=
n ∑( xy ) - ∑x ∑ y
n∑x2 - (∑x)2
a=
∑ y - b ( ∑x )
n
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Perhitungan Tarif RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Rumah Sakit selain bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan juga
ingin mendapatkan keuntungan, dengan cara meningkatkan tingkat hunian
kamar, walaupun tujuan utamanya bukan mencari keuntungan semata.
Peningkatan tersebut dapat terjadi bila Rumah Sakit menggunakan tarif
yang tepat untuk pelayanan yang diberikan kepada pemakai jasa. Penentuan
tarif yang tepat oleh manajemen Rumah Sakit akan berpengaruh dalam
persaingan antar Rumah Sakit. Salah satu strategi yang dapat dilakukan
manajemen Rumah Sakit adalah menentukan tarif yang sesuai, sehingga
dapat menutup biaya–biaya operasional dan menghasilkan keuntungan bagi
Rumah Sakit.
Perhitungan tarif jasa per kamar (unit cost) yang ditetapkan RSUD Dr.
Moewardi Surakarta ditentukan berdasarkan pada hasil pembagian antara
biaya operasional dengan hari perawatan hunian, sehingga untuk penentuan
tarif saat ini, semua biaya operasional di dasarkan pada hari perawatan
hunian saja. Perhitungan tarif RSUD Dr. Moewardi Surakarta:
Tabel 2.1
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Biaya Operasional dan Harga Pokok per Kamar
Jenis Biaya
a.
b.
c.
d.
e.
VIP A
VIP B
Biaya Gaji
Biaya Listrik
Biaya Air
Biaya Kebersihan
Biaya penyusutan
1. Bangunan
2. Inventaris
Biaya Administrasi
Biaya Makan
Biaya Asuransi
Biaya Laundry
225.142.115,51
141.621.096,06
106.215.822,04
89.926.797,60
581.257.884,49
365.628.520,94
274.221.390,71
232.167.402,40
28.947.756,39
56.354.489,82
180.700.000,00
274.150.090,97
34.742.912,77
10.646.061,59
74.735.513,61
145.492.510,18
163.253.167,72
449.609.853,03
89.697.087,23
27.527.757,69
Total Biaya
Hari perawatan
Harga pokok kamar
1.148.447.142,75
9.035
127.110,96
f.
g.
h.
i.
2.403.591.088,00
23.326
103.043,43
Dalam penentuan tarif di RSUD Dr. Moewardi juga di masukkan biaya
jasa medik dan non medik dalam tarif yang ditentukan menurut Perda No.5
tahun 2003. Jasa medik yaitu jasa yang berhubungan dengan medis seperti
dokter yang memeriksa ke kamar pasien. Jasa non medik yaitu jasa yang
tidak berhubungan dengan medis seperti konsultasi dokter.
Tabel 2.2
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Perhitungan Tarif
VIP A
Harga pokok kamar
Jasa medik
Jasa non medik
Jumlah
127.110,96
35.000
25.000
187.110,96
Sumber: RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang diolah
VIP B
103.043,43
30.000
20.000
153.043,43
Tabel 2.3
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Perbandingan Tarif Jasa Kamar
Tahun 2009
Tipe Kamar
Tarif RSUD
Dr.Moewardi
VIP A
VIP B
200.000
150.000
Tarif
Perhitungan
Selisih
187.110,96
153.043,43
12.889,04
3.043,43
Sumber: RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang diolah
Nilai selisih untuk masing-masing tipe kamar dapat dilihat pada
perhitungan berikut ini:
Pada VIP A terdapat selisih lebih sebesar Rp 12.889,04
VIP A
= Rp 12.889,04 X 9.035
= Rp 116.452.476,4
Pada VIP B terdapat selisih kurang sebesar Rp 3.043,43
VIP B = Rp 3.043,43 X 23.326
= Rp 70.991.048,18
2. Perhitungan Tarif dengan Memisahkan Biaya Campuran
Penentuan tarif kamar VIP pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta tidak
memisahkan biaya campuran antara biaya tetap, biaya variabel dan semi
variabel, selain itu dasar alokasi yang digunakan seluruhnya hari
perawatan, sedangkan penentuan tarif kamar VIP yang diajukan penulis
dengan memisahkan biaya campuran. Pemisahan biaya menjadi biaya tetap,
biaya variabel, biaya semi variabel dan dasar alokasi yang digunakan
disesuaikan dengan konsumsi tiap kamar.
Pemisahan biaya campuran dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut ini :
Tabel 2.4
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Klasifikasi Biaya Operasional
Biaya
Jenis biaya
1. Biaya Tetap
a.
b.
c.
d.
a.
b.
a.
b.
c.
2. Biaya Variabel
3. Biaya Semi Variabel
Biaya tetap gaji
Biaya tetap kebersihan
Biaya tetap penyusutan
Biaya tetap administrasi
Biaya variabel makan minum
Biaya variabel asuransi
Biaya listrik
Biaya air
Biaya laundry
Tabel 2.5
RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun
Alokasi Biaya Operasional 2009
No
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
b.
c.
d.
e.
Biaya
Biaya tetap
biaya gaji
biaya listrik
biaya air
biaya kebersihan
biaya penyusutan
biaya laundry
biaya administrasi
Biaya variabel
biaya listrik
biaya air
biaya makan dan minum
biaya asuransi
biaya laundry
Dasar Alokasi
VIP
A
VIP
B
Jumlah
Jumlah perawat
Daya listrik (Kwh)
Jumlah Kamar Mandi
Luas lantai
Luas lantai
Panjang kain (m2)
Hari hunian
33
78
49500 33978
31
39
750
1.750
750
1.750
77,5
156
9.035 23.326
111
83478
70
2.500
2.500
229,50
32.361
Hari hunian
Hari hunian
Hari hunian
Hari hunian
Hari hunian
9.035
9.035
9.035
9.035
9.035
32.361
32.361
32.361
32.361
32.361
23.326
23.326
23.326
23.326
23.326
Perhitungan alokasi biaya pada tiap kamar dapat dilihat pada
perhitungan berikut ini:
a. Biaya gaji
Biaya gaji digunakan untuk membiayai jasa perawat untuk
membantu pasien kamar VIP dan sebagai pelayanan jasa Rumah Sakit.
Perhitungan alokasi biaya gaji didasarkan pada jumlah perawat yang
ada di kamar VIP. Alokasi biaya gaji dapat dilihat dalam tabel 2.6
berikut ini:
Tabel 2.6
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Alokasi Biaya Gaji
Tipe
Kamar
Jumlah
Perawat
VIP A
VIP B
33
78
Jumlah
111
Alokasi
Biaya
239.740.540,54
566.659.459,46
806.400.000
Sumber: RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang diolah
Perhitungan biaya gaji
33
VIP A
= 806.400.000
X
= 239.740.540,54
111
78
VIP B
= 806.400.000 X
= 566.659.459,46
111
b. Biaya Listrik
Tipe kamar VIP dirumah sakit memerlukan tenaga listrik untuk
menjalankan peralatan elektronik, penerangan kamar atau fasilitas yang
ada di masing-masing kamar VIP. Untuk penggunaan listrik, karena
biaya berubah sesuai dengan perubahan kwh kamar yang dipakai.
Fasilitas yang mengkonsumsi listrik meliputi: TV, Kulkas, AC dan
lampu.
Tabel 2.7
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Perhitungan Alokasi Biaya Tetap Listrik
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
∑
Keterangan:
x
y
b
a
n
x
2,696
2,564
2,705
2,676
2,854
2,678
2,689
2,698
2,654
2,695
2,705
2,747
32,361
:
:
:
:
:
y
42,259,045.40
40,189,982.32
42,400,117.85
41,945,550.97
44,735,651.15
41,976,900.41
42,149,322.34
42,290,394.82
41,600,707.13
42,243,370.65
42,400,117.86
43,058,456.10
507,249,617.00
xy
113,930,386,398.40
103,047,114,668.48
114,692,318,784.25
112,246,294,395.72
127,675,548,382.10
112,414,139,297.98
113,339,527,772.26
114,099,485,224.36
110,408,276,723.02
113,845,883,901.75
114,692,318,811.30
118,281,578,906.70
1,368,672,873,266.32
Jumlah Hari Perawatan
Biaya listrik
Biaya variabel Listrik per hari
Biaya Tetap listrik per kamar
Jumlah satu periode / satu tahun
b = n ∑( xy ) - ∑x ∑ y
n ∑x2 - ( ∑x )2
= 12 (1,368,672,873,266.32) – 32.361 (507.249.617)
12 (87,317,213) – 1.047.234.321
=
=
16,424,074,479,195.84 – 16.415.104.855.737
1.047.806.556 – 1.047.234.321
8.969.623.458,84
572,235
= 15.674,72
x2
7,268,416
6,574,096
7,317,025
7,160,976
8,145,316
7,171,684
7,230,721
7,279,204
7,043,716
7,263,025
7,317,025
7,546,009
87,317,213
a=
∑ y - b (∑x)
n
= 507.249.617 – 15.674,72 (32.361)
12
= 23.303
12
= 1.941,97
Biaya Tetap
: 1941,97
Total biaya listrik
: 507.249.617
Biaya tetap / tahun (365 x 1.941,97) : 708.819,05
Biaya variabel / tahun
: 507.249.617 – 708.819,05
: 506.540.797,95
1. Biaya Tetap
Alokasi biaya tetap listrik tiap tipe kamar VIP menggunakan
dasar alokasi daya listrik. Perhitungan sebagai berikut:
Tabel 2.8
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Alokasi Biaya Listrik
Tipe
Kamar
Daya Listrik
(kwh)
(1)
VIP A
VIP B
49.500
33.978
Jumlah
83.478
Jumlah
bed
(2)
3= 1x2
3
∑(1 x 2)
Alokasi Biaya
31
78
1.534.500
2.650.284
0,37
0,63
262.263,05
446.556,00
109
4.184.784
1
708.819,05
Sumber: RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang diolah
2. Biaya variabel
Alokasi biaya variabel listrik tiap kamar VIP menggunakan dasar
alokasi proporsi jumlah bed hari perawatan.
9035
VIP A
= 506.540.797,95
X
= 141.423.197,97
32.361
23.326
VIP B
= 506.540.797,95
X
= 365.117.599,98
32.361
c. Biaya Air
Biaya air digunakan untuk membiayai pengadaan air bagi pengguna
jasa pelayanan Rumah Sakit, karena air merupakan kebutuhan dasar
manusia. Perhitungan alokasi biaya tetap air tiap tipe kamar dilakukan
dengan menggunakan alokasi jumlah kamar mandi pada tiap kamar.
Tabel 2.9
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Perhitungan Alokasi Biaya Tetap air
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
∑
Keterangan:
x
y
b
a
n
x
2,696
2,564
2,705
2,676
2,854
2,678
2,689
2,698
2,654
2,695
2,705
2,747
32,361
:
:
:
:
:
y
31,690,998.12
30,139,361.72
31,796,791.51
31,455,901.69
33,548,259.89
31,479,411.34
31,608,714.37
31,714,507.76
31,197,295.63
31,679,243.30
31,796,791.51
32,290,494.01
380.397.770,85
xy
x2
85,438,930,931.52
7,268,416
77,277,323,450.08
6,574,096
86,010,321,034.55
7,317,025
84,175,992,922.44
7,160,976
95,746,733,726.06
8,145,316
84,301,863,568.52
7,171,684
84,995,832,940.93
7,230,721
85,565,741,936.48
7,279,204
82,797,622,602.02
7,043,716
85,375,560,693.50
7,263,025
86,010,321,034.55
7,317,025
88,701,987,045.47
7,546,009
1,026,398,231,886.12 87,317,213
Jumlah Hari Perawatan
Biaya air
Biaya variabel air per hari
Biaya Tetap air per kamar
Jumlah satu periode / satu tahun
b = n ∑( xy ) - ∑x ∑ y
n ∑x2 - ( ∑x )2
= 12 (1,026,398,231,886.12) – 32,361 (380,397,770.85)
12 (87,317,213) – 1,047,234,321
=
=
=
a=
12,316,778,782,633.44 - 12,310,052,262,476.85
572,235
6,726,520,156.59
572,235
11,754.82
∑ y - b (∑x)
n
= 380.397.770,85 – 11.754,82 (32.361)
12
= 26,576.85
12
= 2.214,74
Biaya Tetap
: 2,214.74
Total biaya air
: 380,397,770.85
Biaya tetap / tahun (365 x 2.214,74) : 808,380.10
Biaya variabel / tahun
: 380,397,770.85 – 808,380.10
: 379,589,390.75
1. Biaya Tetap
Alokasi biaya tetap air tiap tipe kamar VIP menggunakan dasar
alokasi jumlah kamar mandi. Perhitungan sebagai berikut:
Tabel 2.10
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Alokasi Biaya Air
Jumlah
Kamar mandi
Tipe
Kamar
Alokasi
Biaya
VIP A
VIP B
31
39
357.996,91
450.383,19
Jumlah
70
808.380,10
Sumber: RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang diolah
Perhitungan biaya air
31
VIP A
=
808,380,10
X
= 357.996,91
70
39
VIP B
=
808.380,10
X
= 450.383,19
70
2. Biaya variabel
Alokasi biaya variabel air tiap tipe kamar VIP menggunakan
dasar alokasi proporsi jumlah bed hari perawatan. Perhitungan
sebagai berikut:
9035
VIP A
= 379.589.390,75 X
= 106.215.822,04
32.361
23.326
VIP B
= 379.589.390,75 X
= 274.221.390,71
32.361
d. Biaya Kebersihan
Biaya kebersihan adalah biaya dikeluarkan untuk menunjang
kebersihan lingkungan rawat inap VIP dan kamar pasien, sehingga
pasien merasa nyaman. Perhitungan biaya kebersihan didasarkan pada
luas lantai dan jumlah bed yang ada di kamar VIP. Alokasi biaya
kebersihan dapat dilihat dalam tabel 2.11 dibawah ini:
Tabel 2.11
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Alokasi Biaya Kebersihan
Tipe
Luas Lantai Jumlah 3= 1x2
3
2
Kamar
(m )
bed
∑(1 x 2)
(1)
(2)
Alokasi Biaya
VIP A
VIP B
750
1750
31
78
23.250
136.500
0,15
0,85
48.314.139
273.780.070
Jumlah
2500
109
159.850
1
322.094.200
Sumber: RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang diolah
e. Biaya penyusutan
Biaya penyusutan untuk kamar pasien yang tiap tahun terjadi
penyusutan nilai ekonomisnya. Dasar alokasi untuk perhitungan biaya
penyusutan bangunan berdasarkan luas lantai dan jumlah bed di kamar
VIP. Perhitungan biaya penyusutan dengan mempertimbangkan luas
lantai dan jumlah bed yang ada pada kamar VIP. Alokasi biaya
penyusutan dapat dilihat pada tabel 2.12 berikut ini:
Tabel 2.12
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Alokasi Biaya Penyusutan Bangunan
Tipe
Kamar
Luas Lantai
( m2 )
(2)
VIP A
VIP B
Jumlah
750
1750
2500
Jumlah
bed
(2)
3= 1x2
3
∑(1 x 2)
31
78
23.250
136.500
0,15
0,85
109
159.850
1
Alokasi Biaya
15.552.491,1
88.130.782,9
103.683.274
Sumber : RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang diolah
Untuk depresiasi inventaris ruangan dengan menggunakan dasar
alokasi proporsi jumlah bed terpakai (hari perawatan).
9035
VIP A = 201.847.000
X
= 56.354.489,82
32.361
23.326
VIP B = 201.847.000
X
= 145.492.510,18
32.361
Alokasi biaya depresiasi untuk tiap tipe kamar VIP dapat dilihat
pada tabel 2.13 sebagai berikut:
Tabel 2.13
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Alokasi Biaya Depresiasi Tiap Tipe Kamar VIP
Tipe Kamar
Biaya Dep.
Bangunan
(Rp)
Biaya Dep.
Inventaris
(Rp)
VIP A
VIP B
15.552.491,1
88.130.782,9
56.354.489,82
145.492.510,18
71.906.980,92
233.623.293,08
Jumlah
103.683.27
201.847.000
305.530.274
Sumber: RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang diolah
Jumlah
(Rp)
f. Biaya Administrasi
Pelayanan biaya administasi diberikan kepada pengguna jasa untuk
menunjang kelancaran dalam penyediaan aktivitas sarana dan prasarana
seperti biaya alat tulis kantor, biaya cetakan dan penggandaan/copy.
Biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 343,953,167.72. Perhitungan biaya
administrasi yang dialokasikan dengan dasar proporsi jumlah bed (hari
perawatan) adalah sebagai berikut:
9035
VIP A = 343.953.167,72 X
= 96.029.692,23
32.361
23.326
VIP B = 343.953.167,72 X
= 247.923.475,49
32.361
g. Biaya Makan dan Minum
Pasien yang menjalani rawat inap membutuhkan makanan dan
minuman
untuk
mempercepat
penyembuhan
pasien,
sehingga
menimbukan biaya sebesar Rp 623.759.944, karena tergantung pada
lamanya pasien menjalani rawat inap. Biaya yang digunakan, untuk
memberikan pelayanan makan bagi pasien. Alokasi biaya makan dan
minum VIP A dan VIP B perhitungannya dengan dasar alokasi jumlah
hari perawatan, dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini:
9035
VIP A = 623.759.944 X
= 174.150.090,97
32.361
23.326
VIP B = 623.759.944 X
= 449.609.853,03
32.321
h. Biaya Asuransi
Keberadaan pasien di kamar rawat inap menyebabkan munculnya
biaya asuransi sebagai jaminan kesehatan bagi pasien rawat inap.
Biaya sebesar Rp 124.440.000 termasuk dalam biaya variabel.
Perhitungan didasarkan pada jumlah bed (hari perawatan) sebagai
berikut:
9035
VIP A = 124.440.000 X
= 34.742.912,77
32.361
23.326
VIP B = 124.440.000 X
= 89.697.087,23
32.361
i. Biaya Laundry
Aktivitas yang dilakukan untuk menyediakan linen bersih kepada
pasien rawat inap seperti sprei, selimut, korden, sarung bantal.
Tabel 2.14
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Perhitungan Alokasi Biaya Tetap Laundry
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
∑
x
2696
2564
2705
2676
2854
2678
2689
2698
2654
2695
2705
2747
32,361
y
3,176,732.93
3,021,195.56
3,187,337.75
3,153,166.66
3,362,906.45
3,155,523.29
3,168,484.74
3,179,089.56
3,127,243.77
3,175,554.62
3,187,337.75
3,236,826.92
38,131,400.00
xy
8,564,471,979.28
7,746,345,415.84
8,621,748,613.75
8,437,873,982.16
9,597,735,008.30
8,450,491,370.62
8,520,055,465.86
8,577,183,632.88
8,299,704,965.58
8,558,119,700.90
8,621,748,613.75
8,891,563,549.24
102,887,042,298.16
x2
7,268,416
6,574,096
7,317,025
7,160,976
8,145,316
7,171,684
7,230,721
7,279,204
7,043,716
7,263,025
7,317,025
7,546,009
87,317,213
Keterangan:
x
y
b
a
n
:
:
:
:
:
Jumlah Hari Perawatan
Biaya listrik
Biaya variabel Laundry per hari
Biaya Tetap Laundry per kamar
Jumlah satu periode / satu tahun
b = n ∑( xy ) - ∑x ∑ y
n ∑x2 - ( ∑x )2
= 12 (102,887,042,298.16) – 32,361 (38,131,400.00)
12 (87,317,213) – 1,047,234,321
=
1,234,644,507,577.92 - 1,233,970,235,400.00
1,047,806,556 – 1,047,234,321
=
674,272,177.92
572,235
= 1,178,31
∑ y - b (∑x)
n
= 38.131.400 – 1178,31 (32.361)
12
= 10.142
12
a=
= 845,17
Biaya Tetap
: 845,17
Total biaya Laundry
: 38.131.400
Biaya tetap / tahun (365 x 845,17)
: 308.487,05
Biaya variabel / tahun
: 38.131.400 – 308.487,05
: 37.822.912,95
1. Biaya Tetap
Tabel 2.15
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Alokasi Biaya Laundry
Tipe
Satuan
Kamar Panjang
(m)
Jumlah
bed
(1)
3= 1x2
3
∑(1 x 2)
Alokasi Biaya
(2)
VIP A
VIP B
77,50
156,00
31
78
2.402,5
12.168,0
0,16
0,84
49.357,93
259.129,12
Jumlah
229,50
109
14.570,5
1
308.487,05
Sumber: RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang diolah
2. BiayaVariabel
Alokasi biaya variabel laundry tiap tipe kamar VIP menggunakan
dasar alokasi proporsi jumlah bed hari perawatan. Perhitungan biaya
variabel laundry sebagai berikut:
9035
VIP A
= 37.822.912,95
X
=
10.559.933,82
=
27.262.979,13
32.361
23.326
VIP B
= 37.822.912,95
X
32.361
Tabel 2.16
RSUD Dr. Moewardi Sutakarta
Hasil Analisis Perhitungan Harga Pokok Kamar VIP
No.
1.
Keterangan
2.
Biaya Tetap
a. Biaya Gaji
b. Biaya Listrik
c. Biaya Air
d. Biaya Kebersihan
e. Biaya Penyusutan
1) Bangunan
2) Inventaris
f. Biaya Laundry
g. Biaya Administrasi
Biaya Variabel
a. Biaya Listrik
b. Biaya Air
c. Biaya Makan
d. Biaya Asuransi
e. Biaya Laundry
Total Biaya
Jumlah Hari Perawatan
Harga Pokok Kamar
VIP A
(Rp)
VIP B
(Rp)
239.740.540,54
262.263,05
357.996,91
48.314.139,00
566.659.459,46
446.556,00
450.383,19
273.780.070,00
15.552.491,10
56.354.489,82
49.357,93
96.029.692,23
88.130.782,90
145.492.510,18
259.129,12
247.923.475,49
141.621.096,06
106.215.822,04
174.150.090,97
34.742.912,77
10.559.933,82
365.628.520,94
274.221.390,71
449.609.853,03
89.697.087,23
27.485.338,41
1.059.247.859,80
9.035
117.238,28
2.346.160.103,58
23.326
100.581,33
Target surplus yang ditentukan sebesar 10%. Perhitungan tarif sewa kamar VIP
per hari dengan menggunakan metode target surplus adalah sebagai berikut:
T = HP + TS
Keterangan:
T
: Tarif
HP : Harga Pokok
TS : Target Surplus
TS : 10% T
Sehingga T : HP + 10%
T : HP + 0,1 T
0,9 : HP
T : HP
0,9
VIP A
Harga Pokok = Rp 117.238,28
117.238,28
Tarif
=
= 130.264,76
0,9
VIP B
Harga Pokok = Rp 100.581,33
100.581,33
Tarif
=
= 111.757,03
0,9
Tabel 2.17
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Hasil Tarif dengan Memisahkan Biaya Campuran
Tarif
Jasa Medik
Jasa non Medik
VIP A
VIP B
130.264,76
35.000,00
25.000,00
111.757,03
30.000,00
20.000,00
190.264,76
161.757,03
Sumber: RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang diolah
Tabel 2.18
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Perbandingan Tarif dengan Memisahkan Biaya Campuran
Kamar
VIP A
VIP B
Tarif RSUD
Tarif dengan
Dr. Moewardi Memisahkan Biaya
Campuran
200.000
150.000
190.264,76
161.757,03
Selisih
Selisih per
Hari Perawatan
9.735,24
87.957893,40
11.757,03 274.244.481,78
Dibawah ini merupakan perbandingan antara tarif perhitungan dan tarif
dengan memisahkan biaya campuran:
Tabel 2.19
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Perbandingan Tarif Perhitungan dan Tarif dengan Memisahkan Biaya
Campuran
Kamar
VIP A
VIP B
Tarif
Tarif dengan
Perhitungan Memisahkan Biaya
Campuran
187.110,96
153.043,43
190.264,76
161.757,03
Selisih
Selisih per
Hari Perawatan
3.153,80 28.494.583
8.713,60 203.253.433,60
BAB III
TEMUAN
Tarif sewa kamar merupakan salah satu elemen yang sangat penting untuk
kelangsungan operasional Rumah Sakit, RSUD Dr. Moewardi Surakarta
merupakan Rumah Sakit milik pemerintah yang tujuan utamanya bukanlah
mendapatkan keuntungan, tetapi dalam suatu instansi diperlukan keuntungan
agar operasional berjalan baik. Saat ini RSUD Dr. Moewardi Surakarta
menentukan tarif juga didasarkan pada tarif pesaing.
Penelitian yang dilakukan penulis terhadap RSUD Dr. Moewardi Surakarta
dalam hal perhitungan tarif bertujuan untuk mengetahui tarif yang ditetapkan
Rumah Sakit dan tarif dengan memisahkan biaya campuran. Berdasarkan
análisis yang telah penulis lakukan, dapat dilihat berikut ini:
A. Hasil Analisis Tarif
1. RSUD Dr. Moewardi Surakarta dalam penentuan tarif kamar dengan
cara menentukan unit cost dan didasarkan pada tarif pesaing
(competitor) serta perhitungannya dengan membagi antara biaya
operasional dan jumlah perawatan hunian, kemudian tarif tersebut
digunakan untuk usulan ke pemerintah untuk menjadi bahan
pertimbangan penentuan tarif, karena RSUD Dr. Moewardi Surakarta
merupakan Rumah Sakit milik pemerintah.
2. Perbandingan tarif RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan tarif dengan
memisahkan biaya campuran menyatakan bahwa tarif biaya campuran
yang dipisahkan pada VIP A lebih kecil dan pada VIP B lebih besar dari
tarif yang ditentukan RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Tarif VIP A
sebesar 190.264,76 dan VIP B sebesar 161.757,03.
3.
Analisis yang penulis lakukan, bahwa tarif yang ditetapkan RSUD Dr.
Moewardi Surakarta pada kelas VIP A telah mencapai tingkat
keuntungan. Pada VIP A selisih lebih Rp12.889,04 atau jika dikalikan
jumlah hari perawatan sebesar Rp 116.452.476,40 sedangkan pada VIP
B terdapat selisih kurang Rp 3.043,43 yang berarti tarif yang ditentukan
Rumah Sakit lebih rendah dan jika dikalikan jumlah hari perawatan
sebesar Rp 70.991.048,18. Untuk perhitungan dengan memisahkan
biaya campuran, tarif kamar VIP yang ditetapkan Rumah Sakit pada
tahun 2009 lebih rendah. Pada VIP A terdapat selisih lebih Rp 9.735,24
sedangkan pada VIP B terdapat selisih kurang Rp 11.757,03. Ini berarti
tarif pada VIP B yang ditetapkan RSUD Dr. Moewardi Surakarta lebih
rendah atau lebih murah. Hal ini disebabkan karena RSUD Dr.
Moewardi Surakarta dalam menentukan tarif kamar juga berdasarkan
tarif pesaing atau tarif competitor. Selain itu sebagai Rumah Sakit milik
pemerintah, RSUD Dr. Moewardi Surakarta ingin memberikan
pelayanan yang terjangkau dan dengan kualitas yang baik.
Tabel 3.1
Perbandingan Tarif Kamar Rawat Inap
No
Tipe
Kamar
Tarif RSUD
Dr. Moewardi
Tarif
Perhitungan
Tarif dengan
Memisahkan Biaya
Campuran
a.
b.
VIP A
VIP B
200.000
150.000
187.110,96
153.043,43
190.264,76
161.757,03
B. Kelebihan
RSUD Dr. Moewardi Surakarta sebagai Rumah Sakit milik Pemerintah,
dalam memberikan pelayanan kesehatan berupaya yang terbaik seperti dalam
penentuan tarif kamar VIP. Dalam menentukan tarif kamar rawat inap VIP
tentulah harus tepat dan sesuai dengan kualitas pelayanan. Penentuan tarif
kamar VIP yang dilakukan RSUD Dr. Moewardi Surakarta sudah baik, yaitu
menentukan tarif dengan biaya per kamar atau unit cost, tarif pesaing
(competitor) dan tingkat daya beli masyarakat, sehingga tarif yang digunakan
sudah ditentukan per unit kamar. Penentuan tarifnya dilakukan dengan
membagi total biaya operasional dalam satu periode dengan jumlah hari
perawatan dalam periode yang bersangkutan. Selain itu perhitungan unit cost
yang dilakukan RSUD Dr. Moewardi Surakarta dilakukan secara praktis. Hal
ini mempermudah dalam penentuan tarif dan lebih cepat dalam perhitungan
tarif kamar karena terdapat banyak kamar yang harus ditentukan RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.
C. Kelemahan
Kelebihan dalam penentuan tarif kamar VIP pada RSUD Dr. Moewardi
Surakarta tersebut juga tidak terlepas dari kelemahan yang ada dalam
penentuan tarif kamar VIP. Penentuan tarif kamar VIP yang menggunakan
unit cost pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta dihitung dengan
menggunakan pembagi berupa jumlah hari perawatan hunian atau dasar
alokasi penentuannya hanya dengan jumlah hari perawatan. Semua biaya
pada kamar dalam satu periode dihitung dengan jumlah hari perawatan
walaupun jumlah konsumsi tiap kamar berbeda, hal ini kurang tepat dan
teliti dalam penentuan tarif karena tidak semua biaya berhubungan langsung
dengan jumlah hari perawatan hunian dan biaya yang dikonsumsi oleh
masing-masing tipe kamar berbeda. Selain itu RSUD Dr. Moewardi belum
memisahkan biaya–biaya operasional untuk ketepatan penentuan tarif kamar
VIP.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan perumusan masalah dan pembahasan yang telah dijelaskan
penulis di bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa:
3. Penentuan tarif kamar VIP per hari pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta
dilakukan dengan perhitungan unit cost, tarif pesaing (competitor) dan
tingkat daya beli masyarakat. Perhitungan unit cost dengan membagi total
biaya operasional dalam satu periode dengan jumlah hari perawatan dalam
periode yang bersangkutan.
4. Perbandingan tarif RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan tarif yang
dihitung dengan memisahkan biaya campuran menyatakan bahwa tarif
biaya campuran yang dipisahkan pada VIP A lebih besar dan pada VIP B
lebih kecil dari tarif yang ditentukan RSUD Dr. Moewardi Surakarta
begitu pula dengan perhitungan dengan pembagi jumlah hari perawatan
hunian.
5. Selisih antara tarif dari RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan tarif
perhitungan pada VIP A terdapat selisih lebih Rp 12.889,04 sedangkan
pada VIP B terdapat selisih kurang Rp 3.043,43. Untuk perhitungan
dengan memisahkan biaya campuran pada VIP A terdapat selisih lebih Rp
9.735,24 sedangkan pada VIP B terdapat selisih kurang Rp 11.757,03. Ini
berarti tarif pada VIP B yang ditetapkan RSUD Dr. Moewardi Surakarta
lebih rendah atau lebih murah. Hal ini disebabkan karena RSUD Dr.
Moewardi Surakarta dalam menentukan tarif kamar juga berdasarkan tarif
pesaing atau tarif competitor. Selain itu sebagai Rumah Sakit milik
pemerintah, RSUD Dr. Moewardi Surakarta ingin memberikan pelayanan
yang terjangkau dan dengan kualitas yang baik.
4. Kelebihan dari penentuan tarif kamar VIP RSUD Dr. Moewardi Surakarta
yaitu menentukan tarif kamar VIP sudah berdasarkan unit cost, jadi tarif
yang digunakan sudah ditentukan per unit kamar. Disamping kelebihan
yang ada pada penentuan tarif di RSUD Dr. Moewardi Surakarta terdapat
pula kelemahan dalam penentuan tarif kamar yaitu unit cost pada RSUD
Dr. Moewardi Surakarta dihitung dengan menggunakan pembagi berupa
jumlah hari perawatan hunian. Hal ini kurang tepat dan teliti dalam
penentuan tarif karena tidak semua biaya berhubungan langsung dengan
jumlah hari perawatan hunian dan tingkat konsumsi tiap tipe kamar
berbeda.
B. SARAN
Dari hasil perhitungan dan analisis yang penulis lakukan serta kesimpulan
yang penulis tetapkan mendasari pengajuan saran yang dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Dalam penentuan tarif kamar hendaknya RSUD Dr. Moewardi Surakarta
menentukan dasar alokasi sesuai dengan konsumsi tiap kamar bukan hanya
dengan jumlah hari perawatan karena tingkat konsumsi tiap kamar berbeda.
Selain itu RSUD Dr. Moewardi Surakarta perlu memisahkan biaya- biaya
operasionalnya. Dengsn memisahkan biaya tetap, biaya variabel dan biaya
semi variabel.
2. Untuk dapat meningkatkan jumlah pendapatan, RSUD Dr. Moewardi
Surakarta dapat meningkatkan tarif untuk kamar VIP B, karena menurut
perhitungan pada VIP B tarif yang ditentukan lebih rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Garrison, H Ray. 2006. “ Managerial Accounting” . Jakarta: Salemba Empat
Hanggana, Sri. 2008. ”Modul Akuntansi Biaya” . Surakarta: UNS Press
Horngren, T Charles, Datar M Srikant, Foster George. 2008. “Cost Accounting” .
Jakarta: Erlangga.
Mowen, Hansen . 2006. “Manajerial Accounting” . Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi . 2001. “Akuntansi Manajemen” .Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. 2003. “Activity–Based Cost” . Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Usry, Carter . 2005. “Akuntansi Manajemen” . Jakarta: Salemba Empat.
Download