ANCAMAN KEMATIAN AKIBAT MEROKOK Oleh: Mas Ahmad Yasa Berapakah umur Anda sekarang? Berapapun umur Anda, maka sepanjang usia itulah organ tubuh yang bernama jantung berdetak terus-menerus. Sungguh setia jantung kita bekerja keras selama 24 jam siang dan malam meskipun kita sedang tidur nyenyak. Bila jantung kita berhenti berdetak, maka aliran darah pun akan berhenti sehingga akan mengakibatkan kematian. Jantung kita berdetak rata-rata 80 kali setiap menit untuk memompa darah, agar dapat mengangkut nutrisi termasuk oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Seandainya umur kita sekarang 30 tahun, maka jantung telah berdetak memompa lebih dari 16 juta kali, tidak mengenal lelah dan tanpa harus mengeluarkan biaya sepeserpun. Namun sering kita tidak mensyukurinya. Barangkali kita baru tersadar akan pentingnya jantung yang sehat bila jatuh sakit. Alangkah sayangnya, di antara kita yang dikaruniai jantung sehat, banyak sekali yang tega merusak jantung di tubuhnya sendiri. Tak bisa disangkal lagi bahwa salah satu perusak jantung adalah rokok. Memang tidak semua perokok akan menderita penyakit jantung, tapi perlu dicatat bahwa hampir semua penderita penyakit jantung koroner adalah perokok. Rokok dan Kematian Nyeri hebat sekali di dada kiri yang terasa seperti tembus hingga ke punggung kiri, itulah gejala awal serangan jantung koroner. Penyakit ini terjadi akibat nikotin mencetuskan sumbatan di dalam saluran darah pada dinding jantung yang disebut pembuluh darah arteri koronaria (koroner). Bila serangannya berat sekali dan terlambat diberi pengobatan, penderita bisa langsung meninggal saat itu juga. Namun meskipun penderita ini berhasil ditolong, serangan serupa suatu saat bisa datang lagi dan terus berulang secara mendadak. Operasi jantung adalah pilihan untuk melepaskan diri dari ancaman kematian ini. Penderita jantung koroner akibat rokok ini ternyata tidak hanya menyerang orang yang berusia lanjut, tetapi bisa juga menimpa orang yang berusia 30 tahunan. Hal ini wajar saja, karena sebagian besar perokok mulai merokok sejak usia belasan tahun. Tidak sedikit pasien yang menjalani operasi jantung koroner usianya baru 30-an tahun. Terkadang ada yang akhirnya meninggal ketika operasi atau pascaoperasi karena komplikasi penyakitnya yang terlalu parah. Di samping itu, rokok juga dapat mencetuskan stroke pada otak dan berbagai penyakit kanker, terutama kanker paru-paru serta kanker organ pernapasan lainnya. Hampir semua penderita kanker paru-paru adalah perokok, demikian pula hampir semua penderita impotensi (lemah syahwat pria) adalah perokok. Kanker adalah penyakit yang mengerikan, sama mengerikannya dengan AIDS. Bila penderita kanker tidak segera ditangani, umumnya hanya bisa bertahan hidup sekitar enam bulan hingga 12 bulan, setelah itu kemudian meninggal kecuali bila Allah SWT menghendaki lain. Fakta membuktikan bahwa merokok tidak hanya menyebabkan penyakit, tetapi bahkan dapat menyebabkan kematian. Berdasarkan data statistik, jenis penyakit serta jumlah kematian akibat rokok selama tahun 1990 di Amerika Serikat (dibulatkan dalam ribuan orang) adalah sebagai berikut: 1) Kanker paru-paru 120.000, 2) Penyakit paru-paru kronis 65.000, 3) Penyakit jantung koroner 99.000, 4) Penyakit lainnya 80.000, 5) Kanker 31.000, 6) Stroke 23.000 orang. Hal yang lebih mengejutkan, menurut laporan Departemen Kesehatan Amerika Serikat bahwa penyebab tertinggi kasus kematian dalam setiap tahun di Amerika Serikat ternyata penyakit akibat merokok. Urutan dari tujuh penyebab kasus kematian terbanyak di Amerika Serikat yang dikutip dari laporan kematian tahunan (Comparative Causes Of Annual Deaths) selama tahun 2000 dari United States Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control (dibulatkan dalam ribuan) adalah sebagai berikut: 1) Penyakit akibat merokok 430.000, 2) Minuman keras 81.000, 3) Kecelakaan lalu-lintas 41.000, 4) Pembunuhan 30.000, 5) Bunuh diri 19.000, 6) AIDS 17.000, 7) Penyalahgunaan obat 14.000 orang. Dari gambaran data ini, tampak bahwa di negara yang menghalalkan minuman keras pun, kematian akibat merokok (430 ribu) jauh lebih besar dari kematian akibat minuman keras (81 ribu). Kematian akibat merokok di Amerika Serikat hampir enam kali lebih besar daripada kematian akibat minuman keras. Uniknya, bahaya asap rokok ini tidak hanya menimpa perokok, tapi dapat membahayakan kepada siapa saja yang tidak sengaja sering menghisap kepulan asap rokok di udara. Inilah yang disebut perokok pasif. Dia tidak merokok tetapi akibat asap rokok sering terhisap olehnya, maka dia pun akan berpotensi mendapatkan bahaya yang sama seperti perokok. Bahkan anak atau istri yang sering berdekatan dengan ayah atau suaminya yang merokok juga bisa menjadi perokok pasif. Bila perokok pasif ini seorang penderita penyakit asma, maka penyakit asmanya bisa kambuh ketika tak sengaja menghisap asap rokok. Demikian pula penderita alergi hidung (Rhinitis alergica), penyakitnya akan langsung kambuh, bersin-bersin dan hidung berlendir ketika asap rokok terhisap olehnya. Oleh karena itu, bila Anda sedang merokok kemudian di sekitar Anda tiba-tiba ada yang batuk, sesak napas ataupun bersin-bersin, segeralah matikan rokok Anda. Kasihanilah dia, karena dia menderita akibat perbuatan Anda. Di Amerika Serikat diketahui ada sekitar 70.000 wanita meninggal setiap tahun akibat menjadi perokok pasif. Penyakit yang diderita umumnya berbagai macam kanker akibat asap rokok. Dari jumlah itu, 30.000 orang di antaranya mengidap kanker paru-paru. Data lainnya menyatakan, setiap tahun ada sekitar 250.000 anak usia kurang dari 18 bulan di Amerika Serikat menderita penyakit paru-paru yang juga akibat menjadi perokok pasif. Di samping itu, bila asap rokok sering terhisap oleh wanita hamil maka janin yang dikandungnya akan berpeluang mengalami: hambatan pertumbuhan atau Intra Uterine Fetal Restriction (IUGR), plasenta menutupi pintu rahim (plasenta previa), kehamilan di luar kandungan (ectopic pregnancy), berat bayi lahir rendah (small for gestational age), kematian janin di dalam kandungan (intra uterine fetal death) serta berpeluang menderita penyakit kencing manis (diabetes melitus) ketika bayinya kelak dewasa atau bahkan berpeluang menjadi anak yang mengalami keterbelakangan mental (mental retardation). Temuan tersebut merupakan peringatan bagi kaum wanita - khususnya yang sedang hamil - serta anak-anak agar jangan mendekati orang yang sedang merokok. Sebaliknya, para perokok janganlah mendekati wanita hamil dan anak -anak, lindungilah mereka. Terlebih lagi wanita perokok, ia harus berpikir dua kali karena selain berisiko menderita penyakit jantung dan paru-paru, juga bisa terserang kanker payudara, kanker leher rahim, dll. Mengenal Nikotin Nikotin pertama kali diisolasi dari daun tembakau Nicotiana tabacum) oleh Posselt dan Reima pada tahun 1828. Kemudian Langley dan Dickinson pada tahun 1889 menemukan pengaruh buruk nikotin terhadap simpul serabut saraf (ganglion). Selanjutnya pengaruh buruk nikotin diketahui cukup luas, di antaranya mempengaruhi kerja orot rangka, susunan saraf pusat (otak), saluran pencernaan, saluran pernapasan, kelenjar, sistem jantung dan pembuluh darah (cardio vascular). Secara farmakologi, nikotin adalah racun yang mematikan. Dosis lethal (mematikan) nikotin pada manusia sekitar 60 mg. Satu batang rokok putih saja sudah mengandung nikotin antara 15 - 20 mg. Jadi bila tiga atau empat batang rokok dimasukkan ke dalam segelas air minum, kemudian diminum dengan rokoknya sekaligus maka bisa mati karena dosis nikotinnya sudah mematikan. Tetapi bila nikotinnya dihisap melalui asap rokok, maka kadar nikotin yang diserap tubuh dalam tiap batang rokok akan jauh lebih rendah dibanding bila rokok ini diminum. Meskipun demikian, jenis racun di dalam asap rokok tetap lebih banyak. Berdasarkan hasil analisa para ahli, di dalam kepulan asap rokok terkandung lebih dari 4.000 macam racun kimia yang berbahaya, dan 43 di antaranya bersifat karsinogenik (pencetus kanker) seperti sianida, tar (partikel karbon) dan nikotin. Sianida atau racun pelumpuh saraf adalah racun mematikan yang biasa digunakan untuk eksekusi hukuman mati dan bom kimia. Sikap WHO Badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization) melaporkan bahwa kematian akibat rokok hingga tahun 1990 telah menelan korban jiwa sebanyak tiga juta orang setiap tahunnya. Jumlah ini terus membengkak karena menurut data pada tahun 2001, dalam hitungan setahun ada 4.2 juta orang yang mati akibat rokok. Berdasarkan perhitungan statistik, diperkirakan pada tahun 2010 angka kematian akibat rokok akan menjadi 8.4 juta orang per tahun. Kemudian pada tahun 2020 diperkirakan meningkat lagi menjadi lebih dari 10 juta orang meninggal per tahun akibat penyakit yang disebabkan oleh rokok. WHO dengan tegas menyatakan bahwa tembakau adalah sumber penyakit masyarakat yang telah merusak dunia periklanan dan dunia olahraga. Menurut WHO, sesungguhnya produk rokok itu tidak menghargai kehidupan, tetapi hanya menyebabkan penyakit dan kematian. Dalam rangka memberantas epidemi penyakit akibat rokok ini, WHO telah melakukan berbagai upaya di antaranya dengan kampanye antirokok melalui pencanangan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (World No Tobacco Day). Disamping itu, dalam upaya melakukan aksi global, WHO bekerjasama dengan berbagai pihak meluncurkan kampanye pembersihan bidang olahraga dari berbagai simbol-simbol dan iklan rokok. WHO juga bekerjasama dengan federasi olahraga dunia atau International Olympic Committee (IOC) serta federasi sepak bola dunia (FIFA) dalam kampanye bebas rokok pada setiap pesta olahraga dunia seperti Olimpiade, termasuk World Cup FIFA 2006 yang berlangsung di Jerman. Selain itu, WHO juga sudah menetapkan konvensi yang bernama FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) sebagai hukum internasional. Hingga saat ini FCTC sudah ditandatangani oleh lebih dari 160 negara anggota WHO. Konvensi ini selain mengatur masalah larangan merokok di tempat umum, juga memberi arahan kepada negara masing-masing untuk menanggulangi dampak rokok secara elegan dan komprehensif, misalnya dengan menaikkan cukai rokok dan larangan iklan di media massa. Selain itu, WHO telah mencanangkan program "Kawasan Tanpa Rokok" (KTR) di tempat-tempat umum. Program seperti ini telah dilaksanakan di berbagai negara termasuk ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Di Malaysia orang yang merokok di tempat umum didenda 500 ringgit, di Bangkok didenda 2.000 Bath, di Singapura didenda 2.000 dolar, bahkan di Hongkong didenda 35.000 dolar. Di Indonesia sebenarnya ada Peraturan Pemerintah (PP) nomor 81/1999 yaitu tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan yang selanjutnya diubah menjadi PP nomor 19/2003. Tetapi sayang sekali produk hukum ini sudah 15 tahun terkatung-katung tidak jelas tujuannya. Namun belakangan di Jakarta mulai dirintis pemberlakuan hukuman denda Rp 50 juta bagi yang merokok di tempat umum. Pandangan Ulama Hukum tentang merokok bagi umat Islam di Indonesia, selama puluhan tahun terus mengambang. Persoalannya karena belum ada fatwa MUI tentang status hukumnya. Hukum merokok yang paling umum diketahui oleh masyarakat adalah makruh atau mubah yang bersandarkan kepada sebuah kaidah, "Asal segala urusan duniawi itu adalah mubah (boleh) kecuali yang dilarang". Penggunaan dasar hukum ini oleh para ulama terdahulu untuk rokok, mungkin karena para dokter ketika itu belum berhasil menguak bahayanya rokok. Namun saat ini, tidak sedikit para ulama yang menjatuhkan fatwa haram untuk rokok terutama setelah kalangan kedokteran membuktikan berbagai bahaya yang sangat besar bagi para perokok. Di antara para ulama tersebut yaitu ulama besar di Timur Tengah seperti Syaikh Abdullah Nashih Ulwan ataupun Syaikh Muhammad Yusuf Qardhawi dalam buku Fatwa-Fatwa Kontemporer. Salah satu dalil yang mendasari fatwa haram ini adalah Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 195 yang artinya: "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan ... ". Di samping itu masih banyak lagi ayat Al-Quran dan Hadits yang menjadi sandaran fatwa haram dari para ulama tersebut. Selain pertimbangan hukum fiqih, landasan fatwa haram ini juga dari segi kesehatan. Merokok pada dasarnya adalah memasukkan racun ke dalam tubuh. Mengingat sifat racunnya yang bisa menyebabkan kematian, maka merokok secara ekstrem bisa disamakan dengan menyengajakan kematian atau proses bunuh diri secara sistematis dan perlahan. Selain itu, merokok juga merupakan suatu pemborosan atau perbuatan yang menghamburkan harta. Sebenarnya kampanye anti rokok sudah mulai didengungkan di kalangan umat Islam. Hal ini terbukti dari adanya larangan merokok dari pemerintah Arab Saudi bagi semua Jamaah Haji sejak musim Haji tahun 2002, khususnya di kota Makkah dan Madinah. Sejak saat itu, semua pertokoan di kedua kota suci tersebut dilarang menjual rokok. Bagi yang melanggar peraturan ini maka dikenakan denda ratusan real. Pengendalian Rokok Bagaimanapun rokok itu bermanfaat bagi perokok atau bagi produsen rokok serta bagi semua yang berkaitan dengan produksi dan perdagangan rokok, namun madaratnya jauh lebih besar daripada keuntungannya. Produsen rokok di Indonesia saat ini memang masih berada di atas angin, karena belum pernah ada gugatan ganti rugi dari perokok. Beberapa tahun lalu di Amerika Serikat, sebuah perusahaan rokok mengalami kebangkrutan karena harus membayar ganti rugi yang sangat besar akibat kalah di pengadilan oleh gugatan para korban penyakit akibat rokok. Kita tidak dapat menutup mata bahwa industri rokok di Indonesia telah memberikan kontribusi signifikan kepada Pemerintah berupa cukai. Sebagai contoh, pada tahun 2004 cukai rokok besarnya Rp 27 trilyun. Selain itu ada kontribusi di sektor pertanian tembakau, cengkeh dan kontribusi lapangan tenaga kerja. Namun semua itu sebenarnya hanyalah ilusi belaka, karena meskipun Pemerintah mendapatkan Rp 27 trilyun, tetapi biaya kesehatan yang harus ditanggung oleh Pemerintah dan masyarakat sebesar Rp. 81 trilyun atau tiga kali lipat dari cukai yang didapatkan. Produsen rokok sudah saatnya mulai peduli terhadap kesehatan masyarakat, dengan mengurangi produksinya serta tidak mengiklankan produknya. Bahkan kalau memungkinkan, para produsen ini menutup produksi rokoknya kemudian beralih ke bidang usaha lain yang lebih positif. Demikian pula para petani tembakau, sudah saatnya beralih produksi dengan bercocok tanam aneka jenis tanaman lain yang lebih menguntungkan. Walaupun sekarang ada produk rokok jenis rendah tar dengan bermacam-macam istilah seperti "mild", "light" atau bahkan "ultra light", tetapi tidak terbukti dapat menurunkan risiko kematian secara signifikan. Bahkan belakangan ada produk suplemen antioksidan untuk menghindari radikal bebas rokok, tetapi ini pun belum terbukti dapat mencegah risiko kematian akibat rokok. Fenomena merokok saat ini sudah terlanjur menjadi gaya hidup sebagian besar masyarakat kita, khususnya kaum pria. Tidak sedikit yang menganggap bahwa merokok adalah simbol pergaulan kaum pria. Tampak sekali bila bertamu atau berjumpa dengan sahabat, umumnya kaum Adam sering menawarkan rokok. Sepertinya kurang akrab bila tidak menjamu dengan rokok. Memang banyak di antara kita yang tidak peduli terhadap bahaya rokok. Meskipun sudah jelas bahayanya, tetapi hampir semua perokok tidak begitu menghiraukannya. Salah satu sebabnya adalah karena dampak buruk rokok ini munculnya tidak seperti memakan cabe rawit, begitu dimakan langsung terasa pedasnya. Akibat buruk merokok itu munculnya lambat sekali, yaitu setelah lebih dari 10 atau 20 tahun kemudian. Walaupun setiap tahun WHO memperingati hari tanpa rokok sedunia, namun ternyata di Indonesia gaungnya nyaris tak terdengar. Perokok tetap dengan rokoknya, begitu juga pedagang rokok tetap saja bebas berjualan rokok, pabrik rokok pun tetap berproduksi. Beginilah tingkat kesadaran masyarakat Indonesia terhadap bahaya rokok. Tampaknya di Indonesia perlu proses panjang untuk menyadarkan masyarakat terhadap bahaya rokok. Perlu sekali kampanye yang lebih intensif dan berbagai informasi yang komprehensif kepada berbagai kalangan, termasuk mengenai cara-cara untuk berhenti merokok. Selain itu perlu adanya perlindungan dan pencegahan agar kaum remaja tidak mulai merokok. Tentu saja, peranan pemerintah, masyarakat serta orang tua sangat penting agar tidak mewariskan generasi perokok di kemudian hari. *** Mas Ahmad Yasa (peminat masalah rokok) Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi Alumni FK Universitas Padjadjaran Bandung masahmad@...