Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : 101 - 202 Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw Berbasis Wifi Ad Hoc Dalam Pembelajaran Sistem Basis Data Kelas Xi Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (Studi Kasus SMKN 1 Tengaran) 1) Soni Yanu Rinawan2)Krismiyati Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia Email: 1) [email protected] 2) [email protected] Abstract The purpose of this study is to see the implementation of wifi adhoc based jigsaw in database systems subject. The study was conducted using one-group pretest-posttest experimental design. There were 38 students involved in this study. The data collection employed questionnaire, observation, and informal interview to get the quantitative and qualitative data. The result of the study shows there is a significant improvement of their post test result around 20 points from 60.5 to 81.84. Besides, the method has proven that the students become more active in their participation. Most students get opportunities to participate actively in the discussion and it does give students structured tasks as it is mentioned as the the characteristics of jigsaw method. The use of wifi adhoc also double the students benefit in learning which is learning a new way of sharing data and learning the content subject at the same time. Keywords : Effectiveness, Result of the study, Jigsaw method, Wireless Fidelity (wifi) Ad hoc 1. Pendahuluan Mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa hal terutama ketersediaan fasilitas belajar, pemanfaatan waktu dan penggunaan metode belajar. Proses pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang tepat karena proses penyampaian materi mempengaruhi proses pembelajaran dan minat siswa terhadap materi pelajaran. Hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa [1]. Di era informasi seperti sekarang ini, peran guru dalam kegiatan belajar mengajar sudah bergeser menjadi fasilitator yang memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa agar mereka aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. SMKN 1 Tengaran merupakan salah satu sekolah negeri yang mempunyai input atau masukan siswa yang memiliki prestasi belajar yang bervariasi sehingga penguasaan materi oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar juga beraneka ragam. Salah satunya pada mata pelajaran yang diberikan pada siswa kelas XI RPL yaitu 140 Penerapan Metode Pembelajaran (Krismiyati dan Rinawan) sistem basis data. Sistem basis data berkaitan erat dengan pembelajaran praktek dan penyampaian materi secara langsung seperti media gambar dan video agar siswa lebih memahami dan mengerti materi yang diajarkan oleh guru. Hasil observasi pada mata pelajaran sistem basis data menunjukan pembelajaran belum menggunakan pembelajaran kooperatif dan masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran hanya dilakukan dengan menggunakan papan tulis sebagai media untuk mencatat dan buku sebagai panduan guru. Penyampaian materi hendaknya lebih mengutamakan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, hal ini diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan mengurangi kesenjangan pendidikan khusunya pada level individu [2]. Salah satu model pembelajaran yang lebih mengutamakan keterlibatan siswa adalah model pembelajaran jigsaw. Model pembelajaran ini lebih melibatkan peranan siswa karena siswa dituntut untuk berdikusi dan menyampaikan pendapat tentang pelajaran kepada teman dalam satu kelompok. Dalam pembelajaran jigsaw siswa diharuskan untuk menguasai sebuah sub bab dalam materi pembelajaran dan mengajarkanya pada siswa lain, sehingga siswa dapat belajar bertanggung jawab dengan tugas yang sudah dibebankan. Tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik baik secara individu maupun secara kelompok [3]. Penggunaan model pembelajaran dalam hal ini tidak cukup untuk meningkatkan hasil belajar siswa, perlu juga adanya pembaharuan media pembelajaran agar pemahaman siswa terhadap materi lebih maksimal. Pemanfaatan media yang digunakan untuk sharing data sehingga akan mempemudah siswa dalam pembelajaran dengan model kooperatif tipe jigsaw. Media sharing data yang dapat dimanfaatkan adalah media wifi ad hoc. Kelebihan media wifi ad hoc mampu menghubungkan beberapa laptop dalam satu jaringan tanpa menggunakan perangkat tambahan. Laptop yang satu dengan laptop yang lain dalam satu jaringan dapat melakukan sharing file, internet sharing sehingga kelebihan ad hoc akan memudahkan pada saat pembelajaran berlangsung. Jenis jaringan ad hoc efektif dengan jumlah pengguna kurang dari 10. Penggunaan metode dan media pembelajaran diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran masih menggunakan metode konvensional. Penggunaan metode konvesional berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil dari wawancara dengan guru mapel dikelas RPL, mengemukakan masih adanya siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM sebanyak 15 siswa atau sebesar 39 %. Hasil observasi dikelas RPL media pembelajaran projector tidak dapat berfungsi dengan baik, hal ini disebabkan karena tidak ada teknisi yang bertugas untuk memperbaiki media pembelajaran sekolah yang rusak. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran yang ada yaitu, pembelajaran hanya menggunakan media papan tulis dan buku untuk memberikan materi kepada siswa. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran juga dapat dilihat dari jumlah siswa yang membawa laptop sebanyak 30 siswa atau 78 %, tetapi laptop tidak dimanfaatkan dalam pembelajaran sistem basis data. Laptop hanya digunakan pada saat praktek dalam 141 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : 101 - 202 pelajaran tertentu saja. Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara, yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian adalah metode pembelajaran yang masih menggunakan metode konvensional dan pemanfaatan media pembelajaran yang belum maksimal. Penelitian ini lebih berfokus pada kolaborasi model pembelajaran jigsaw dengan memanfaatkan wifi ad hoc untuk berbagi data antar dan dalam kelompok selama proses pembelajaran terjadi. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung. 2. Tinjauan Pustaka Hasil penelitian terdahulu dilakukan oleh Kurnianingtyas & Nugroho tentang pemanfaatan teknik jigsaw menyimpulkan bahwa dengan metode ini, keaktifan siswa pada mata pelajaran akuntansi meningkat [4]. Pramono dan Haryanto dalam penelitiannya menemukan bahwa pembelajaran tipe jigsaw mampu meningkatkan hasil belajar dengan pencapaian peningkatan sebesar 15 % sedangkan distribusi mahasiswa yang berhasil mendapat nilai minimal B meningkat 10 % [5]. Sementara itu, penerapan wifi ad hoc sendiri sudah mulai diterapkan dalam pembelajaran. Terbukti dalam penelitian Chang, dkk menemukan bahwa pemanfaatan wifi adhoc dapat dikembangkan dan memenuhi kebutuhan pembelajaran yang lebih interaktif dengan lingkungan fisik, sehingga siswa akan menjadi lebih aktif dan mampu memecahkan masalah yang ditemui [6]. Pemanfaatan wifi ad hoc juga telah diteliti mampu membantu guru untuk menciptakan proses pembelajaran yang interaktif. Pelajaranpun dapat dilakukan kapan, dimana saja, sehingga dapat mempermudah proses pembelajaran [7]. Efektivitas merupakan suatu pengukuran atau dalam arti yang lain tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya [8]. Hal ini dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan kegiatan yang berkaitan erat dengan perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas penggunaan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai keberhasilan yang dicapai setelah penggunaan metode pembelajaran jigsaw. Metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc dikatakan efektif apabila : (1) Ketercapaian ketuntasan belajarlebih dari 70 %, (2) Tercapainya keefektifan aktivitas siswa (yaitu pencapaian indikator keaktifan aktifitas siswa lebih dari 50 % ), (3) Respon siswa terhadap pembelajaran positif [9]. Hasil belajar adalah prestasi peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan [10]. Hasil belajar atau prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. Keberhasilan belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan dan semacamnya [11]. Apabila prestasi belajar siswa tinggi, maka dapat dikatakan proses belajar mengajar yang dilakukan berhasil, demikian pula sebaliknya apabila prestasi 142 Penerapan Metode Pembelajaran (Krismiyati dan Rinawan) belajar siswa rendah maka proses belajar mengajar kurang berhasil [12]. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran [13]. Media pembelajaran juga dapat didefinisikana segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sehingga proses belajar dapat terjadi [13]. Media pembelajaran dapat membantu menarik perhatian siswa dan membantu mempermudah guru dalam penyampaian materi pembelajaran. Berbagai macam media diciptakan dari media dengan buku sampai media dengan komputer. Pembelajaran berbasis komputer telah terbukti dapat lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran [14]. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam penguasaan materi pelajaran untuk mencapai pretasi belajar yang maksimal [2]. Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur [15]. Kelebihan metode kooperatif jigsaw : (1) Memacu siswa berpikir kritis, (2) Memaksa siswa untuk membuat kata-kata yang tepat agar dapat menjelaskan kepada teman lain, (3) Diskusi yang terjadi tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu tetapi semua siswa dituntut menjadi lebih aktif, (4) Jigsaw dapat digunakan bersama strategi belajar yang lain, (5) Jigsaw mudah dilaksanakan [16]. Langkah-langkah dalam pembelajaran metode jigsaw adalah : (1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok. (2) Materi pelajaran yang diberikan dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab. (3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya. (4) Anggota dari kelompok lain yang sudah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikanya. (5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali dari kelompoknya bertugas mengajar teman-temanya [3]. Wireless fidelity Ad hoc merupakan wireless yang tidak membutuhkan koneksi acces point [17]. Kemajuan teknologi informasi dibidang transmisi yang berkembang pada saat ini adalah wireless. Jangkauan wireless dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu wireless yang menggunakan acces point (AP/WAP) dan wireless yang tidak membutuhkan koneksi acces point atau disebut wireless fidelity ad hoc [17]. Sebagian besar laptop yang ada saat ini dilengkapi dengan fitur wireless fidelity ad hoc. Wifi ad hoc dapat dimanfaatkan untuk saling terkoneksi antar laptop untuk membentuk sebuah jaringan yang dinamakan dengan jaringan ad hoc [18]. Wireless fidelity (wifi) ad hoc merupakan bentuk jaringan yang paling sederhana atau biasa juga dinamakan sebagai jaringan peer to peer atau IBSS (Independent Basic Service Set) [19]. Kelebihan wireless fidelity ad hoc adalah : (1) Fleksibel : dapat digunakan dimana saja dan kapan saja. (2) Bentuk jaringan ini mampu mengbungkan beberapa komputer dalam waktu yang bersamaan. (3) Dapat melakukan sharing data atau berbagi data. (4) Dapat melakukan internet sharing. (5) Murah karena wifi ad hoc merupakan sebuah fitur aplikasi yang ada di setiap laptop [18]. 143 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : 101 - 202 3. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitaif eksperimen, yaitu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat [19]. Rancangan yang digunakan adalah Pre-Experimental Design dengan tipe One-Group Pretest-Posttest [21]. Bentuk desain penelitian dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Pola Rancangan Penelitian Keterangan : = Tes awal sebelum diberikan treatment. = Tes akhir setelah diberikan treatment. = Treatment yang diberikan Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswa SMKN 1 Tengaran. Sampel yang digunakan adalah XI RPL 2 dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dikarenakan peneliti mempunyai pertimbangan tertentu antara lain karena tujuan dari penelitian ini adalah penerapan wifi adhoc dan kelas ini merupakan kelas yang memadai dari segi tersedianya perangkat yang dibutuhkan seperti laptop untuk mendukung pembelajaran. [20]. Penelitian ini terdapat variabel penelitian, variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian [21]. Penelitian ini adalah penelitian yang datanya berupa kuantitatif yaitu berupa angka-angka yang datanya akan dianalisis statistik. Adapun variabel yang digunakan ada dua macam yaitu : 1) Variabel bebas (independent) atau variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab atau timbulnya variabel dependent. 2) Variabel terikat (variabel dependent) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat [15]. Penelitian ini dilakasanakan melalui tiga tahap, yaitu 1) Tahap persiapan, 2) Tahap pelaksanaan, 3) Tahap pengolahan dan analisis data dapat dilihat dalam Tabel 2. Tabel 2 Tahapan Penelitian 144 Penerapan Metode Pembelajaran (Krismiyati dan Rinawan) Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi observasi awal dilakukan untuk melaksanakan studi pendahuluan melalui pengamatan terhadap proses pembelajaran di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan. Studi literature dilakukan untuk memperoleh teori mengenai permasalahan yang akan diteiti. Menentukan populasi dan sampel penelitian yang nantinya akan akan diterapkan media pembelajaran, menyiapkan materi dan perancangan media pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc, menyusun instrumen penelitian berupa angket dan soal tes dan menganalisa instrumen penelitian yang kemudian akan diterapkan dalam penelitian. Tahap kedua dalam penelitian yaitu tahap pelaksanaan kegiatan, yang akan dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah memberikan tes awal (pretest). Setelah pretest dilakukan, maka peneliti memberikan perlakuan (treatment) menggunakan jigsaw berbasis wifi ad hoc sebagai media pembelajaran. Langkah selanjutnya memberikan perlakuan pada kelas XI RPL 2, selanjutnya memberikan tes akhir (postest) untuk mengetahui hasil belajar siswa. Memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc. Tahap ketiga yaitu pengolahan dan analisis data. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengolah data hasil pretest dan postest. Hasil tes akan dibandingkan antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan untuk melihat dan menentukan apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc sebagai media pembelajaran. Langkah selanjutnya menghitung atau mengolah skor angket untuk mengetahui tanggapan siswa. Hasil perhitungan semua data yang dianalisa kemudian diambil kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data. Pembuatan laporan penelitian dibuat berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : (1) Metode observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, metode yang digunakan guru saat mengajar, materi yang diberikan kepada siswa, serta kondisi lingkungan sekolah. Untuk mengetahui dan mengamati pelaksanaan pembelajaran yang sedang berlangsung dikelas digunakan indikator keaktifan siswa dikelas: (1) Turut serta dalam melakukan tugas belajarnya, (2) Terlibat dalam pemecahan masalah, (3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, (4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah, (5) Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal, (6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperoleh [22]. (2) Metode tes (pretest dan postest) bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa. (3) Metode angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc Teknik analisis data yang dilakukan adalah uji instrument dan analisa data kuantitatif serta data kualitatif. Untuk data kuantitatif diolah secara deskriptif menggunakan perangkat pengolah data. Sementara itu untuk data kualitatif, data 145 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : 101 - 202 yang ada dikodekan terlebih dahulu sebelum dianalisa untuk menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. 4. Hasil dan Pembahasan Proses pembelajaran dengan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc dimulai dengan memberikan pretest pada kelas eksperimen. Langkah pertama yang dilakukan saat pembelajaran adalah mengenalkan siswa akan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc. Pengenalan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc ini berupa: (1) Pengenalan metode pembelajaran jigsaw, (2) Pengenalan wireless fidelity ad hoc termasuk bagaimana cara untuk pengaturan konfigurasi pada laptop dan cara mengganti IP addres pada laptop. Pertemuan selanjutnya guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka, kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran atau presensi siswa. Langkah selanjutnya tahap-tahap pembelajaran metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc di pertemuan kedua adalah : (1) Guru membagi siswa dibagi menjadi 7 kelompok, pembagian kelompok dilakukan oleh guru supaya kelompok yang dihasilkan heterogen dengan jumlah siswa sebanyak 5-6. (2) Setiap satu kelompok menyediakan satu laptop untuk dikoneksikan yang akan menjadi sebuah jaringan ad hoc di dalam kelas. (3) Tahapan berikutnya guru membagi file dalam bentuk video dengan menggunakan transfer data jaringan ad hoc, kemudian siswa di arahkan untuk menonton video pembelajaran tentang pengenalan sistem basis data. (4) Tahapan berikutnya siswa diberikan materi, pembagian materi dilakukan dengan transfer data menggunakan koneksi wifi ad hoc. (5) Materi dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi bebrapa sub bab. (6) Siswa di dalam kelompok ditugaskan membaca dan memahami materi pada sub topik yang berbedabeda. (7) Setiap kelompok ditugaskan untuk menjadi ahli ke kelompok yang lain dan mempunyai sub bahasan yang sama akan berkumpul dalam satu kelompok, kemudian siswa mendiskusikan materi yang telah dipelajari (8) Tahapan berikutnya setiap diarahkan untuk membuat rangkuman tentang materi yang sudah dipahami. Data hasil rangkuman di shared menggunakan koneksi wifi ad hoc. (9) Anggota kelompok menyiapkan strategi bagaimana caranya mengajarkan sub topik yang menjadi bagian kelompoknya semula. (10) Setelah pembahasan selesai setiap anggota kelompok kembali ke kelompok asal. (11) Tahapan yang terakhir siswa kembali ke dalam kelompok asal dan berdiskusi menjelaskan hasil dari diskusi kelompok ahli. Pengelompokan dalam pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc yaitu : (1) Guru membagi 38 siswa menjadi 7 kelompok dengan pertimbangan hasil akademis dan jenis kelamin supaya kelompok yang dihasilkan heterogen. (2) Dalam setiap kelompok terdapat siswa yang mempunyai tingkat kemampuan akademis tinggi sedang dan rendah. (3) Dalam setiap kelompok harus ada perbedaan jenis kelamin maksudnya kelompok yang dihasilkan tidak hanya siswa putri atau siswa putra saja. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar sistem basis data diketahui bahwa, pertama, selama proses pembelajaran berlangsung siswa sebagian besar merasa kesulitan pada saat perpindahan kelompok. Kedua, penjelasan siswa kepada teman di dalam kelompok belum terlalu baik, karena belum 146 Penerapan Metode Pembelajaran (Krismiyati dan Rinawan) terbiasa menyampaikan pendapatnya. Ketiga, penggunaan metode pembelajaran jigsaw pada akhirnya membuat siswa menjadi tertarik pada proses pembelajaran dikelas. Keempat, siswa menjadi lebih aktif untuk memecahkan masalah bersama teman satu kelompok ahli yang sudah dibentuk oleh guru. Kelima, siswa menjadi lebih aktif mengajukan pertanyaan kepada guru maupun kepada teman yang berbeda kelompok. Ini sesuai dengan salah satu karakter model pembelajaran jigsaw yaitu memberikan kesempatan bagi siswa untuk bekerja sama [16]. Selama proses pembelajaran berlangsung tidak ada siswa yang sibuk sendiri, karena siswa mempunyai tugas yang dibebankan untuk segera diselesaikan. Selain itu, pembelajaran jigsaw membuat mental siswa menjadi lebih baik, karena adanya sesi menjelaskan pada siswa lain, secara tidak langsung melatih keberanian siswa mengungkapkan pendapat. Dalam hal ini siswa harus mengutarakan pendapat tentang materi pembelajaran kepada teman yang lain. Kelebihan yang lainnya adalah materi yang dijelaskan menjadi lebih mudah untuk dipahami siswa karena yang menyampaikan adalah temanya sendiri. Tugas guru dalam metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc hanya mengawasi agar setiap kelompok benar-benar melaksanakan kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik sekaligus memberikan pengarahan apabila ada kelompok siswa yang bertanya. Guru memberikan pertanyaan seputar diskusi yang dilakukan pada kelompok. Setelah akhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari oleh siswa. Pemanfaatan wifi adhoc sendiri dalam penelitian ini adalah sebagai media berbagi data dikarenakan ini merupakan fasilitas yang memungkinkan untuk memfasilitasi proses berbagi data. Ketika menggunakan wifi ad hoc, ada dua manfaat yang dirasakan sekaligus oleh siswa. Yang pertama, siswa mendapat pengetahuan baru tentang bagaimana berbagi data dengan media alternatif selain media penyimpanan yang biasanya mereka pergunakan. Yang kedua, ada proses komunikasi dan kerja sama yang terbangung ketika mereka melakukan sharing data yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan. Tentu saja, manfaat yang tidak bisa mereka lepaskan adalah pengetahuan mengenai materi yang mereka pelajari. Dalam pelaksanaan pembelajaran juga ditemukan bahwa diskusi yang terjadi tidak didominasi oleh siswa tertentu dikarenakan setiap siswa mempunyai peran untuk membagi informasi yang telah mereka dapatkan dari kelompok yang lain. Tanggung jawab untuk membuat semua anggota kelompok mengerti dan memahami materi yang mereka sampaikan membuat siswa aktif dalam kegiatan berdiskusi. Berdasarkan hasil wawancara, kebanyakan siswa mengatakan bahwa metode jigsaw ini berhasil membuat mereka aktif mengambil bagian dalam kegiatan berdiskusi. Hal ini selaras dengan karakter jigsaw yang menyebutkan bahwa diskusi tidak didominasi oleh siswa teretentu melainkan semua anggota kelompok aktif berdiskusi [16] Perhitungan untuk mengetahui aktifitas siswa pada saat proses pembelajaran mengacu pada indikator keaktifan siswa. Indikator keaktifan siswa pada saat pembelajaran diisi oleh guru dengan cara mengamati dan mengisi lembar observasi indikator yang sudah disediakan. Metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad 147 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : 101 - 202 hoc dapat meningkatkan keaktifan siswa siswa dikelas dapat dilihat dalam tabel 3. Tabel 3 Hasil perhitungan obervasi keaktifan siswa Cara penilaian untuk indikator keaktifan aktivitas kelas adalah dengan mengisi checklist lembar observasi kelas yang telah disediakan, penilaian dilakukan kepada setiap siswa apabila pada saat pembelajaran berlangsung siswa melakukan sesuai yang ada pada indicator. Untuk indikator pertama, siswa akan mendapatkan poin jika siswa ikut serta dalam proses pembelajaran seperti mendengarkan, memperhatikan, mencatat dan mengerjakan soal. Penilaian indikator kedua akan diberikan jika di dalam kelas siswa ikut aktif dalam menyelesikan masalah masalah yang sedang dibahas dalam kelas. Yang dimaksud dalam indikator keempat adalah ketika siswa berusaha mencari informasi atau cara yang dapat digunakan dalam menyelesaikan suatu soal dengan cara siswa mencari informasi dari materi yang diberikan dari pengajar. Sementara itu indikator kelima, siswa akan mendapat nilai jika siswa dapat menjelaskan pada teman kelompok dan menjawab apabila ada pertanyaan. Indikator terakhir, penilaian akan diberikan ketika siswa mampu mengerjakan soal setelah guru menerangkan materi. Berdasarkan perhitungan pada tabel 3 dapat disimpulkan bahwa total prosentase keaktifan siswa dikelas XI RPL 2 sebesar 83.75 % masuk dalam kategori sangat baik. Penilaian dilakukan dengan cara menggunakan daftar yang berisi indikator kemudian siswa diamati setiap individu dengan mengisi lembar observasi yang sudah dibuat. Hasil perhitungan menunjukan bahwa efektifitas penggunaan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sistem basis data. Guru kemudian mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan kegiatan pembelajaran termasuk melengkapi jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Guru juga memberitahukan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan tes, siswa diminta untuk mempersiapkan diri dengan baik. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. Tahap terakhir dari penelitian guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka dan memeriksa kehadiran siswa. Guru mengarahkan siswa untuk duduk pada tempatnya masing-masing dengan tertib. Siswa diarahkan untuk mengerjakan tes soal posttest yang telah diberikan dengan tujuan untuk 148 Penerapan Metode Pembelajaran (Krismiyati dan Rinawan) mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikn treatmen. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal posstest hanya satu jam pelajaran yaitu 45 menit. Guru mengawasi siswa dengan tujuan agar siswa mengerjakan tes dengan tenang dan tidak diperbolehkan bekerja sama dengan siswa yang lain. Kegiatan setelah selesai mengerjakan soal posttest yang dibagikan oleh guru, siswa diarahkan untuk mengisi angket selama 15 menit. Hasil posstest digunakan untuk membandingkan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapakan salam. Hasil dari perhitungan dengan menggunakan sebuah aplikasi pengolah data statistik. Hasil dari 25 soal yang diujikan didapat 20 soal valid dan 5 soal tidak valid. Soal yang tidak valid tersebut adalah soal no 13,18,19,20,23 Soal yang valid tersebut kemudian diuji reliabilitas yang mempunyai ketentuan jika Alpha > 0.05 maka data tersebut reliabel (konsistensi dari serangkaian alat ukur). Hasil pengujian menunjukkan Alpha 0.865 > 0.05, maka soal dapat dinyatakan reliabilitas ‘bagus’. Indikator keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest siswa. Hasil belajar siswa dikatakan tinggi apabila proses pembelajaran yang dilakukan berhasil. Hasil belajar rendah apabila pembelajaran yang dilakukan tidak berhasil [9]. Proses pelaksanakaan pembelajaran dengan memberikan perlakuan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad-hoc XI RPL 2 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan pada hasil belajar nilai ratarata kelas dari hasil pretest 60.65 menjadi 81,84 pada hasil postest. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Tabel 4 Ketuntasan Hasil Belajar Presentase ketuntasan dapat pada Tabel 4, hasil perhitungan persentase ketuntasan untuk pretest diperoleh jumlah siswa yang tuntas belajar 3 siswa atau prosentase 7% dan untuk posttest diperoleh siswa yang tuntas sebanyak 37 siswa atau persentase sebesar 97%. Berdasarkan jumlah persentase ketuntasan dapat disimpulkan bahwa presentase ketuntasan posttest lebih tinggi dibandingakan pretest. Berdasarkan hasil perhitungan gain dan ketuntasan kelas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna [20]. Angket ini berfungsi untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad-hoc. Jumlah skor hasil pengumpulan data yang diperoleh dari uji coba angket kelas XI RPL 2 yang berjumlah 38 siswa atau responden dengan jumlah pernyataan sebanyak 10 item adalah 1520. Perhitungan hasil angket dapat dilihat 149 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : 101 - 202 pada Tabel 5 Tabel 5 Perhitungan Persentase Per Item Pertanyaan Hasil perhitungan berada pada interval setuju dan sangat setuju tetapi lebih mendekati pada kriteria setuju, dengan presentase skor sebesar 75.12 %. Perhitungan secara jelas dapat dilihat pada persamaan : Jumlah skor pengumpulan data adalah 1142 berada interval setuju dan sangat setuju namun lebih mendekati pada kriteria setuju, dengan persentase skor sebesar 75.12% yang berarti penggunaan metode pembelajaran jigsaw brbasis wifi ad hoc mendapat tanggapan positif dan disetujui responden serta layak digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran sistem basis data. 150 Penerapan Metode Pembelajaran (Krismiyati dan Rinawan) 5. Simpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan wifi ad hoc terbukti dapat meningkatkan aktivitas siswa. Dalam proses pembelajaran yang terjadi, siswa juga menjadi lebih aktif. Selain itu metode jigsaw berbasis wifi ad hoc juga mendapatkan tanggapan positif dari siswa dan dapat membantu dalam penyampaian materi dikelas. Metode jigsaw berbasis wifi ad hoc dapat menarik perhatian siswa dikelas dan membuat suasana kelas tidak gaduh seperti yang terjadi pada saat masih menggunakan metode konvensional. Hasil perhitungan nilai ketuntasan pada pretest kelas XI RPL 2 sebesar 7 % dan ketuntasan pada posttest menunjukan kenaikan yaitu sebesar 97 % hasil ini menunjukan ketuntasan karena siswa yang tuntas <75 %. Hasil ketuntasan kelas pada pretest sebesar 7 % sedangkan pada posttest meningkat menjadi sebesar 97 %. Hasil tersebut menunjukan adanya kenaikan yang signifikan antara kelas pretest dan posttest.Hasil angket menunjukkan bahwa efektivitas metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc mendapat tanggapan positif dan dapat diterima siswa dalam proses pembelajaran yaitu sebesar75.12%. Hal ini menunjukan bahwa tanggapan responden terhadap metode pembelajaran jigsaw berbasis wifi ad hoc adalah positif. 6. Saran Untuk penelitian selanjutnya mungkin bisa difokuskan pada factor yang mempengaruhi keberhasilan metode pembelajaran dan kendala apa saja yang muncul. Disarankan juga supaya penelitian yang akan dilakukan menggunakan variasi pada proses pembelajaran. Melakukan variasi dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dan memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Variasi dalam proses pembelajaran akan menimbulkan suatu keyakinan dalam diri siswa bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat diselesaikan atau sulit asalkan siswa mau mempelajarinya. 7. Daftar pustaka [1] [2] [3] [4] [5] Kamsinah, (2008) Metode Dalam Proses Pembelajaran, Lentera Pendidikan, Vol. 11, No. 1, pp 101-114 Isjoni .(2013). Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Bandung :Alfabeta. Trianto, 2009, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Jakarta : Prenada Media Group Kurnianingtyas, Y.l., & Nugroho, A.M. (2012). Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X Akuntansi 3 Smk Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 [5] Gerlach dan Ely (1971). Teaching & Media: A Systematic Approach. Second Edition, by V.S Pramono, S.H., & Haryanto. (2009). Pencapaian Kompetensi Mahasiswa 151 Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.2, Agustus 2014 : 101 - 202 D3 Teknik Elektro Pada Mata Kuliah Praktek Sistem Mikroprosesor Dengan Metode Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw . Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 79 - 90. [6] C.Y.Chang, J.P.Sheu& T.W.Chan (2003) Concept and design of ad hoc and mobile classroom, journal of computer Assisted learning 19, pp 336346 [7] Yung C dan Ping Sheu (2002) Design and implementation of ad hoc Clasroom and eSchoolbag Systems for Ubiquitos learning, proceeding of the IEEE international workshop and wireless and mobile technologies in education IEEE. [8] Bram, Yudi Farola. 2005. Analisis Efektivitas Iklan Sebagai Salah Satu Strategi Pemasaran Perusahaan Percetakan Dan Penerbitan PT. Rambang Dengan Menggunakan Model CPIC Model. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol 3 No. 6. Hal : 1-23 [9] Mulyasa, (2009), Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru Dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara. [10] Azwar, Saifuddin. 2002. Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar [11] Suyanto, Wardan. (2013, Juni). Penggunaan Efi Scanner Sebagai Media Pembelajaran Untuk Menigkatkan Minat, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol.03, No 02, pp 192-209 [12] Sadiman, A.s., dkk (2012) Media Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo persada [13] Musfiqon, (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:Prestasi Pustaka. [14] Gerlach dan Ely (1971). Teaching & Media: A Systematic Approach. Second Edition, by V.S [15] Kusharyani, (2009) penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan penguasaan konsepdalam pembelajaran akuntansi siswa kelas xi is 5 sma negeri 8 surakarta tahun ajaran 2008/2009. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas maret Surakarta [16] Sugeng, W. (2005). Instalasi Wireless LAN, Bandung : Informatika Bandung.. [17] S’to. (2007). Wireless Kung Fu Networking & Hacking. Jakarta : Jasakom. [18] Riduwan, (2013). Metode Dan Teknik Menyusun Tesis,Bandung : Alfabeta. [19] Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta. [20] Arikunto, Suharsimi. (2010). prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta : PT Rineka Cipta [21] Yahya, Anna., Siswandari., dan Sumaryati, S., (2013, Oktober) Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Pembelajaran Kooperatif tipe NHT Dengan Media Kartu. Jurnal Pendidikan UNS, Vol 2, No 1 Hal 169 s/d 179. 152